You are on page 1of 21

YAYASAN MASJID AL IKHLAS

GARIS – GARIS BESAR KEBIJAKSANAAN


DAN
INDUK RENCANA PENGEMBANGAN

TAHUN 2001 – 2025

DEWAN PEMBINA
YMAI

JAKARTA, NOPEMBER 2000


DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN 1
1. Sejarah Berdirinya YMAI 1
2. Maksud dan Tujuan ( Visi ) YMAI 1
3. Bentuk-bentuk Kegiatan ( Misi ) YMAI 1
4. Landasan Idiil dan Operasional YMAI 2
5. Hasil Yang Telah Dicapai 2
6. Membangun Masa Depan YMAI 2
6.a. Masa depan Bidang Kemasjidan dan Kemasyarakatan 4
6.b. Masa depan Bidang Pendidikan 5
6.c. Kebijaksanaan dan arah pengembangan YMAI 5

II. MERENCANAKAN MASA DEPAN YMAI 6


1). Pengertian G2BK dan IRP YMAI 6
2). Urgensinya G2BK dan IRP 6
3). Penetapan G2BK dan IRP YMAI 8
4). Tahapan Penyusunan G2BK dan IRP YMAI 8
5). Pedoman Perumusan G2BK dan IRP YMAI 9
6). Langkah Dinamis Perencanaan 9

III. PEMBAGIAN FOKUS SASARAN G2BK dan IRP YMAI 9


A. BIDANG KEMASJIDAN 10
B. BIDANG PENDIDIKAN 11
C. BIDANG KEMASYARAKATAN 13
D. SARANA dan PRASARANA 15
E. MANAJEMEN 16
E.1. ORGANISASI 16
E.2. KEUANGAN 18
E.3. SUMBER DAYA MANUSIA 20

IV. KAIDAH PELAKSANAAN 22

V. PENUTUP 23
GARIS-GARIS BESAR KEBIJAKSANAAN
DAN
INDUK RENCANA PENGEMBANGAN
TAHUN 2001 – 2025
YAYASAN MASJID AL IKHLAS

I. PENDAHULUAN

1). Sejarah Berdirinya YMAI


Yayasan Masjid Al Ikhlas (YMAI) didirikan di Jakarta pada tanggal 11 April 1967
dengan Anggaran Dasar dibuat dihadapan Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH. No.
24 tanggal 31 Juli 1967, yang telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir
dengan Akta Notaris Ny. Yetty Taher, SH. No. 31 tanggal 31 Desember 1999.

Penetapan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) YMAI terakhir
diputuskan oleh Rapat Dewan Pembina YMAI tanggal 22 Desember 1999.

Pendiri YMAI berjumlah keseluruhan sebanyak 35 orang, yaitu mereka yang bersama-
sama telah mendirikan YMAI dan yang namanya tercantum dalam Akta Pendirian dan
Anggaran Dasar YMAI.

2). Maksud dan Tujuan (Visi) YMAI

Maksud dan Tujuan (Visi) YMAI ialah dalam rangka peran serta upaya-upaya
mengembangkan agama Islam dengan jalan pembinaan iman, ilmu dan amal (AD Ps.4),
melalui pendidikan, pengajaran dan syiar agama Islam sebagai aktualisasi ajaran
memakmurkan masjid untuk mewujudkan umat yang kaffah (ART Ps.4). Ini adalah
cita-cita luhur (visi atau angan-angan kedepan yang diharapkan terwujud) oleh para
Pendiri YMAI.

3). Bentuk – Bentuk Kegiatan (Misi) YMAI

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, YMAI melakukan misi (kegiatan –
kegiatan terarah dan terencana dalam rangka mewujudkan visi atau cita-cita) yaitu
kegiatan – kegiatan yang di maksud dalam AD Ps. 5 sebagai berikut :
a.Mendirikan masjid dan sarana-sarana lainnya sebagai pusat ibadah, pusat ilmu dan
pusat tamaddun (peradaban Islam)
b. Menyelenggarakan dan membina lembaga-lembaga Pendidikan.
c.Menyelenggarakan kursus-kursus keagamaan, pengetahuan umum dan ketrampilan.
d. Melakukan pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan majelis ta’lim,
Bidang-Bidang dan Lembaga-Lembaga seperti : Kewanitaan, Kepemudaan,
Kemasyarakatan, Kesehatan, Pelayanan Kematian dan sebagainya.
e.Kegiatan-kegiatan lain yang sejalan dengan tujuan YMAI dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pembinaan iman, ilmu dan amal dengan jalan pendidikan dan pengajaran menurut ART
Ps. 5 (2) dilaksanakan baik secara formal melalui peranan sekolah maupun secara
non-formal melalui peranan masjid yang mempunyai fungsi sebagai tempat ibadah
murni (mahdhah) dan tempat ibadah sosial/kemasyarakatan (ijtima’iyyah). Oleh
sebab itu, kegiatan pokok YMAI adalah sejalan dengan tujuan pembinaan iman, ilmu
dan amal yaitu Bidang Kemasjidan, Bidang Pendidikan dan Bidang
Kemasyarakatan, dimana masjid sebagai sentral pelayanan kepada masyarakat pada
umumnya.
4). Landasan Idiil dan Operasional YMAI

Untuk memudahkan kita secara singkat memahami alur pemikiran yang tertuang dalam
AD/ART YMAI, dimulai dari cita-cita Pendiri mewujudkan umat yang kaffah sebagai
sasaran tujuan (visi), digerakkan oleh kegiatan-kegiatan (misi) mengarah ke tujuan
dengan landasan jiwa makna al ikhlas, mekanisme kerja dengan motto dari, oleh dan
untuk umat dan sebagainya, maka dibuatkan Bagan-1 tentang Landasan Idiil dan
Operasional YMAI pada halaman 3

5). Hasil Yang Telah Dicapai

Dengan bantuan Pemerintah, para dermawan dan masyarakat jama’ah pada umumnya,
hasil kegiatan kerja pertama YMAI adalah pembangunan masjid Al-Ikhlas bertingkat
dua diatas sebidang tanah seluas 5.000 M 2 dan mampu menampung 1000 orang
jama’ah. Setelah itu, sejak tahun 1979 YMAI mengembangkan kegiatannya dengan
penyelenggaraan dan pembangunan gedung-gedung sekolah, diawali oleh kegiatan
pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) Islam Al Ikhlas.
Selanjutnya mulai tahun 1987, YMAI meneruskan kegiatannya dengan
menyelenggarakan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Islam Al
Ikhlas terletak berseberangan jalan dengan komplek masjid al Ikhlas, berupa bangunan
bertingkat dua.

Pada tahun 1999 dilakukan renovasi masjid Al-Ikhlas dengan penambahan bangunan
yang memperbesar daya tampung dari 1000 menjadi 3000 jama’ah, sekaligus
merencanakan sebagian bangunan lantai satu masjid menjadi Ruang Serba Guna.

Menurut inventarisasi tahun 2000, aset tanah saat ini yang dimiliki YMAI seluas
10.891 M2, sekolah TK dengan jumlah siswa 272 orang, SD dengan jumlah siswa 998
orang dan SLTP dengan jumlah siswa 358 orang.

Animo dan sambutan masyarakat terhadap kegiatan YMAI, khususnya terhadap


sekolah-sekolah yang dikelolanya, ternyata besar. Menurut suatu observasi, dalam hal
ini YMAI minimum memiliki 5 “Unique Selling Points” (USP), yaitu : “Products &
Services, Image, Location, Competitive Positioning, and Right Market Segmentation”,
yang harus dipertahankan dan ditingkatkan dari segi “quality” dan “acceptance”
sebagai salah satu “sekolah unggulan” yang menjadi favorit serta bergengsi di kawasan
ini.

Dalam rangka pembinaan iman dan amal, kegiatan Bidang Kemasjidan dan
Kemasyarakatan YMAI telah cukup dikenal dengan berbagai kegiatan yang memiliki
nilai dinamika dan kreativitas yang “khas Al-Ikhlas”.

6). Membangun Masa Depan YMAI.

Terdapat 3 makna menghadapi masa depan, yaitu :


a.“What is likely to happen” (= prediksi)
b. “What we would like to happen” (= proyeksi)
c.“What might happen” (= unsur “surprise” yang mungkin terjadi)

“Scenario Planning” atau “Plotting” cerita masa depan YMAI berikut ini adalah hasil
pikiran + imaginasi untuk dijadikan bahan awal penyusunan Garis-Garis Besar
Kebijakasanaan (G2BK) dan Induk Rencana Pengembangan (IRP) YMAI, baik
skenario untuk konsolidasi dan pengembangan di dalam organisasi YMAI sendiri
(“inward looking”) maupun untuk meraih peluang pengembangan YMAI diluar lokasi
sekarang dan atau kerjasama dengan pihak lain (“outward looking”)

6.a. Masa depan Bidang Kemasjidan dan Kemasyarakatan.


Pengembangan masa depan kegiatan Bidang Kemasjidan dan Kemasyarakatan
dilingkungan YMAI berarah dan bertujuan untuk menciptakan tatanan kehidupan yang
harmonis di dalam segala aspek kehidupan mengacu pada kemaslahatan umat. Hal ini
menuntut pentingnya aktualisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat sebagai
konsekuensi dalam upaya mewujudkan manusia seutuhnya (“kaffah”), meliputi aspek
material dan spiritual dalam keseimbangan yang serasi.

Dalam rangka memfungsikan nilai-nilai Islam yang kita yakini dapat membantu dan
mengayomi masyarakat, dituntut usaha-usaha yang nyata dalam menjawab tantangan
problema masyarakat, meliputi keterbelakangan sosial, ekonomi, budaya dan
lingkungan hidup mereka.

Pada sekala nasional, Pemerintah mempunyai keterbatasan dalam upaya mengatasi


berbagai problematika masyarakat yang mengalami kesulitan hidupnya. Bahkan
Pemerintah cenderung menyerahkan masalah ini kepada kegiatan swadaya dan swadana
dari masyarakat yang mampu.

Dalam skala lokal dan terbatas, YMAI patut memberikan perhatian dan kepedulian
untuk merespons masalah-masalah yang dihadapi masyarakat “ bawah” atau “marginal”
(terpinggirkan) melalui kegiatan dan fasilitas yang tersedia sebagai memfestasi
tanggungjawab motto “dari, oleh dan untuk jama’ah“ dengan jiwa “ta-awwun”
(tolong menolong) dan “tawazun” (gotong royong). YMAI dapat bertindak selaku
fasilitator dan mediator untuk menjembatani sekaligus mempersempit jurang
masyarakat “the haves” dengan masyarakat “the haves not”

Secara umum, peran dan fungsi masjid perlu dioptimalkan dalam upaya pemberdayaan
umat, penggerak kemajuan mereka dan sebagai agen perubahan (“agent of change”).
Secara keseluruhan, YMAI memiliki obsesi menciptakan organisasi ini untuk mampu
mengembangkan perangkat kelembagaannya yang dapat mengakomodasi seluruh
kebutuhan masyarakat jama’ah dalam segala aspek kehidupannya, dari sejak dia lahir,
kemudian menginjak usia balita, usia remaja dan menjadi dewasa (membentuk keluarga
bahagia, sakinah, mawadah wa rahmah”) hingga masa tutup usia dalam pengabdian
tiada tara. Ini adalah konsep pembinaan iman, ilmu dan amal sebagai suatu “continuous
process”: “minal mahdi ilal lahdi” di jalan Allah SWT.

Jelas disini bahwa 2 kesatuan peran dan fungsi utama masjid sebagai pusat ibadah
murni/vertikal/mahdhah (ruang lingkup kegiatan Bidang Kemasjidan) dan sebagai
pusat ibadah sosial/horisontal/ijtima’iyyah (ruang lingkup kegiatan Bidang
Kemasyarakatan) nampaknya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dan pada
waktunya untuk dikelola oleh 1 (satu) unit bidang kerja kepengurusan.

6.b. Masa depan Bidang Pendidikan

Dalam Q.S. Al ‘Alaq : 1, Allah memperkenalkan diriNya sebagai Rabb, kemudian


dipertegas lagi dalam surat yang sama ayat ke-4 dan ke-5 bahwa Allah adalah pendidik
atau sebagai pendidik, yakni sesungguhnya Allah – lah yang menciptakan dan
mengajarkan manusia. Kata pertama ayat 1, yaitu “bacalah”, merupakan kunci
pembuka semua selubung ilmu pengetahuan, yang memberi petunjuk pentingnya
bahkan merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk menuntut ilmu (al – hadist) untuk
kebahagiaan hidup didunia dan akherat. Tidak heran bila Allah memberi derajat yang
lebih tinggi bagi orang yang berilmu lagi beriman (Q.S. al – Mujaadilah : 11).

Pendidikan menjadi kebutuhan primer yaitu seperti halnya kebutuhan pokok manusia
lainnya akan pangan, sandang, papan, kesehatan, keamanan dan informasi. Pendidikan
bagi suatu bangsa menjadi prasyarat utama untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) memasuki abad ke-21 ini. Bahkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) telah dicanangkan pendidikan seumur hidup (“long life education”) yang sesuai
ajaran Muhammad Rasulullah SAW, yaitu proses pendidikan “minal mahdi ilal lahdi”
yang menjadi obsesi YMAI.

Proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) melalui era globalisasi yang berkemampuan menembus batas-batas
dan norma-norma lokal/regional suatu bangsa. Fenomena ini mengakibatkan terjadinya
pergeseran dan persinggungan besar-besaran, masuknya pengaruh dari luar yang sulit
dibendung terhadap berbagai aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya baik
yang bersifat positif maupun yang negatip.

Pendidikan dan pengajaran yang selama ini dilakukan oleh guru, orangtua atau
Pemerintah, pada masa datang akan banyak dibantu dan diambil alih oleh komputer,
facsimile, internet dan jaringan TV melalui setelah satelit atau perangkat alat
komunikasi lainnya yang dapat berfungsi sebagai teman bermain, “orangtua yang
akrab”, “guru”, “counseling” (memberi nasehat) dan sebagainya.

Untuk menghadapi tantangan dan perubahan-perubahan yang mempengaruhi proses


belajar-mengajar tersebut di atas, maka orientasi pendidikan harus diarahkan pada
keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ (pembinaan iman dan taqwa) melalui
“kurikulum plus” dan perangkat pendukungnya. Oleh sebab itu konsep kesatuan masjid
dan sekolah perlu dilestarikan dalam organisasi YMAI.

6.c. Kebijaksanaan dan arah pengembangan YMAI

Berdasarkan uraian prediksi masa depan tersebut diatas, YMAI perlu membuat
proyeksi membangun masa depan YMAI dalam bentuk Garis-Garis Besar
Kebijaksanaan (G2BK) dan Induk Rencana Pengembangan (IRP) dari tahun 2001
sampai dengan 2025. G2BK dan IRP dimaksud merupakan antisipasi menghadapi
perubahan dan kemajuan zaman, namun tetap dalam koridor yang menjadi visi YMAI.
Dengan demikian, kebijaksanaan dan arah pengembangan YMAI sampai pada tahap
pelaksanaannya akan terarah, terpadu dan berkesinambungan dipandu oleh visi dan
misi yang dicanangkan dan dituangkan dalam AD/ART YMAI. Untuk jelasnya, lihat
Bagan-2 tentang Merencanakan Masa Depan YMAI pada halaman 7

II. MERENCANAKAN MASA DEPAN YMAI

1). Pengertian G2BK dan IRP YMAI

1.a. Garis-Garis Besar Kebijaksanaan (G2BK) YMAI adalah :


pokok-pokok arahan, petunjuk dan pedoman tentang apa yang seyogyanya dikerjakan
(“what ought to be done”) untuk mencapai maksud dan tujuan (visi) YMAI menurut
garis dan cara yang bijaksana (“wisdom”), baik dan tepat serta sesuai dengan amanat
AD/ART YMAI.

1.b. Induk Rencana Pengembangan (IRP) YMAI adalah :


Desain proyeksi masa depan YMAI berdasarkan kondisi objektif, “demand”,
pertimbangan “trend” dan prediksi, berisi pokok-pokok rancangan kerja, kerangka atau
gambaran tentang apa yang akan dikerjakan (“what is be done”), mengapa, bagaimana,
dimana, bilamana dan oleh siapa menurut perumusan G2BK sebagai misi YMAI.

1.c. IRP kemudian diterjemahkan secara operasional dalam bentuk


Rencana Kerja 3 tahun masa bakti masing-masing Pengurus dan dibagi dalam tahapan
3 program kerja tahun.
2). Urgensinya G2BK dan IRP

Untuk menghindari kegiatan kerja yang tidak terarah, tidak terpadu (“disintegrated”),
tumpang tindih (“over-lapping”), program “instant” dan sebaginya, maka urgensi
penetapan G2BK dan IRP YMAI adalah :
a.Melaksanakan cita-cita Pendiri dan amanat AD/ART YMAI secara murni dan
konsekuen
b. Membuat perencanaan yang bijaksana, terarah, terpadu dan berkesinambungan
c.Mempertajam visi ke depan
d. Revitalisasi kinerja misi/kegiatan YMAI
e.Pencerahan visi dan misi YMAI kepada semua pihak yang terkait dan berkepentingan
sehingga dapat ditimbulkan 3 langkah kesamaan, yaitu
e.1. Kesamaan persepsi, yaitu kesamaan kerja otak dan indera dalam menangkap pesan
obyek (cita-cita YMAI)
e.2. Kesamaan refleksi, yaitu kesamaan sikap dan prilaku dalam menangani pesan
obyek.
e.3. Kesamaan proyeksi, yaitu kesamaan pandangan kearah mana obyek (YMAI) akan
dibawa.

3). Penetapan G2BK dan IRP YMAI

Sesuai dengan amanat AD/ART YMAI, kewenangan penetapan G2BK dan IRP YMAI
berada di tangan Rapat Dewan Pembina (AD Ps. 9 ayat 2)

Dewan Pembina menurut struktur organisasi YMAI adalah unsur satuan penanggung
jawab organisasi tertinggi selaku penentu kebijaksanaan umum, arah dan sasaran
kegiatan-kegiatan YMAI, serta melaksanakan fungsi pengawasan, bimbingan dan
pembinaan terhadap Pengurus YMAI dan perangkatnya (ART Ps. 7 ayat 3)

Rancangan (konsep) G2BK dan IRP YMAI disiapkan oleh suatu Badan Pekerja yang
ditunjuk oleh Pimpinan Dewan Pembina (ART Ps. 11 ayat 1)

4). Tahapan Penyusunan G2BK dan IRP YMAI

Kegiatan penyusunan G2BK dan IRP adalah melalui tahapan sebagai berikut:
4.a.Kegiatan persiapan, dimulai dengan memahami kondisi awal (hasil yang telah
dicapai), “data collecting” dan identifikasi permasalahan, studi literatur, studi banding,
panel diskusi, wawancara, “brainstorming”, penyebaran “questionnaire”, kunjungan
lapangan, mengikuti seminar, dan sebagainya.
4.b. Penyusunan “focal concern”, yaitu memusatkan perhatian dan
kepedulian terhadap titik sentral (fokus sasaran) yang ingin dicapai.
4.c.Analisa data, yaitu data yang terkumpul dipelajari, dilakukan sortasi (pemilihan) dan
analisa dengan beberapa cara, seperti “SWOT analysis” (kekuatan, kelemahan, peluang,
ancaman, mana yang harus dimanfaatkan, ditingkatkan, diantisipasi dan dihindari),
“PEST analysis” (politik, ekonomi, sosial dan teknologi), dan sebagainya.
4.d. Pemilihan Alternatif (memilih kebijaksanaan dan langkah kegiatan
yang paling mendekati sasaran akhir YMAI)
4.e.Perumusan

Tahapan kegiatan penyusunan G2BK dan IRP YMAI dapat digambarkan dengan Bagan -
3 dibawah ini :
CITA-CITA AD
YMAI ART G2BK

TUJUAN
YMAI

HASIL
YANG TELAH DICAPAI PROYEKSI IRP

MASALAH
YANG PREDIKSI
TREND MASA
ADA DEPAN

Bagan – 3 ; Tahapan Penyusunan G2BK dan IRP YMAI

5). Pedoman Perumusan G2BK dan IRP

Maksud dan tujuan YMAI (visi) dan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan (misi) yang
dirumuskan dalam G2BK dan IRP hendaklah memenuhi kriteria standar sebagai berikut
:
5.a. kriteria “SMART”, yaitu : Specific (jelas dan tepat hal-hal yang
dimaksud), Measurable (terukur), Achievable (terjangkau), Result-oriented
(berorientasi hasil), dan Time-deadline (memiliki batas waktu)
5.b. Kriteria “5C”, yaitu : Clarity (jelas), Conciseness (singkat),
Comprehension (dimengerti), Completeness (lengkap), dan Consideration (penuh
pertimbangan).

6). Langkah Dinamis Perencanaan.

Mengingat perubahan dan perkembangan zaman yang begitu cepat, YMAI harus
senantiasa mengantisipasinya secara proaktif sesuai dengan perubahan tuntutan
masyarakat/jama’ah dan “rising demand” mereka. Oleh sebab itu, langkah perencanaan
baik dalam G2BK maupun dalam IRP harus bersifat dinamis (tidak statis) dan terbuka
kesempatan bilamana perlu dievaluasi untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan
baru yang terjadi. Secara skematis, langkah-langkah dinamis tersebut dapat
digambarkan dalam Bagan – 4 sebagai berikut :

Ketahui apa yang


diinginkan dan di-
butuhkan

Buat Rencana
Perubahan dan
Penyesuaian Perubahan dan
Laksanakan
Perbaikan

Pantau

Bagan – 4 : Langkah Dinamis Perencanaan

III. PEMBAGIAN FOKUS SASARAN G2BK dan IRP YMAI


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dalam 2 Bab terdahulu, maka pembagian
fokus sasaran (pusat perhatian dan kepedulian) G2BK dan IRP YMAI adalah sebagai
berikut :
A. Bidang Kemasjidan
B. Bidang Pendidikan Kegiatan utama YMAI
C. Bidang Kemasyarakatan
D. Sarana dan Prasarana
E. Manajemen : Unsur pendukung/ penunjang
1. Organisasi (“Supporting”) “Hardware
2. Keuangan dan Software”
3. Sumber Daya Manusia

A. BIDANG KEMASJIDAN

1). G2BK Bidang Kemasjidan

Masjid mempunyai posisi strategis sebagai rumah Allah yang berfungsi selain sebagai
sarana pusat ibadah yang berdimensi ubudiyah (mahdhah) secara vertikal atau “hablun
minallah”, juga sebagai sarana pusat ibadah yang berdimensi sosial/kemasyarakatan
(ijtima’ iyyah) secara horisontal atau “hablun minannas”. Maka inti kebijaksanaan
Bidang Kemasjidan adalah mengembangkan masjid sebagai pusat pelayanan ibadah
dan kemasyarakatan yang melahirkan bentuk-bentuk kegiatan keagamaan yang
menyuburkan nilai-nilai keimanan dan keislaman

2). IRP Bidang Kemasjidan

a. Periode 2001 – 2004 ( Jangka Pendek )


Perbaikan pada sumber daya manusia (SDM), sistem dan mekanisme dalam pengelolaan
masjid
 Lingkup fokus sasaran pada periode ini adalah memperbaiki “resources” (sumber-
sumber), baik manusia sebagai pelaku/pelaksana maupun pedoman, sistem dan
mekanisme pelaksananya. Hal ini dirasa sangat mendasar (fundamental) sebagai
langkah mendesak terlaksananya berbagai perbaikan dalam pengelolaan masjid.
 Melaksanakan program-program yang berkaitan dengan pelayanan jama’ah yang
berorientasi pada pemberian informasi, konsultasi dan bimbingan keagamaan sekaligus
untuk membangun partisipasi aktif jama’ah.
 Merintis perpustakaan masjid bagi jama’ah dan kegiatan penelitian.

b. Periode 2004 – 2010 ( Jangka Menengah )


Berfungsinya media informasi yang terbuka bagi jama’ah serta kegiatan penelitian dan
pengembangan sebagai perwujudan fungsi da’wah dengan pengembangannya dalam
konteks makro.

c.Periode 2010 – 2025 ( Jangka Panjang )


Memfungsikan kegiatan masjid sebagai kegiatan utama YMAI yang membawahi seluruh
aspek kebutuhan dan kemaslahatan jama’ah (“end to end”) sehingga tergambar bahwa
YMAI hanya mempunyai 2 (dua) aspek kegiatan besar dalam kiprahnya, yaitu Bidang
Kemasjidan (mahdhah dan ijtima’iyyah) dan Bidang Pendidikan (melalui jalur sekolah
formal).

3). Strategi Operational


a. Membuat mekanisme peraturan kerja yang konkret sebagai
panduan para pengelola masjid Al-Ikhlas.
b. Kemungkinan memiliki “Imam Besar” Masjid sebagai figur
panutan bagi masyarakat jama’ah.
c. Mewujudkan berbagai fasilitas dan kesejahteraan bagi pengelola
masjid.
d. Mewujudkan masjid Al-Ikhlas sebagai pusat informasi bagi
jama’ah secara luas.
e. Terbentuknya Unit/Lembaga dan kelengkapan organisasi yang
berfungsi sebagai penggalangan potensi jama’ah.
f. Menyelenggarakan berbagai kegiatan pengembangan dan kajian
IPTEK yang bernuansa Islam (IMTAQ), menjadikan masjid sebagai motivator
(penggerak) atau katalisator (pemacu) kemajuan umat.
g. Penerapan “manajemen modern“ untuk ”masjid modern harus
menjadi pilihan atau suatu keniscayaan.
h. Berperan aktif dalam mewujudkan satu model masyarakat madani
(“civil society”) yang berakhlak karimah dan berintegritas tinggi.
i. Optimalisasi peran “Dewan Syariah” dalam memberikan
pelayanan dari segi ibadah maupun sosial.
j. Memberikan pelayanan terbaik untuk jama’ah, terutama yang
menyangkut fasilitas dalam menunjang pelaksanaan serta kekhusu’an beribadah di
lingkungan masjid, disesuaikan dengan latar belakang jama’ah, kebutuhan dan
keinginan mereka.
k. Membangun kerjasama antar masjid.

B. BIDANG PENDIDIKAN

1). G2BK Bidang Pendidikan

a. Pendidikan itu berdiri di atas tumpuan yang abadi, bahkan di atas tumpuan yang
mewakili kebenaran. Oleh sebab itu, pendidikan yang berdasarkan ajaran agama Islam
adalah pendidikan yang dibangun di atas fundamen keterpaduan antara pembinaan
iman, ilmu dan amal mewujudkan generasi umat yang beriman/bertaqwa Ilahiah,
berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
b. Melalui pendidikan membina dan menghasilkan manusia-manusia yang beriman,
bertaqwa, berilmu, berakhlak al-karimah, beramal soleh (“brightest brain and highest
morality”) serta berkepribadian nasional yang Islami dan berkesadaran internasional
(global), kreatif, inovatif, mandiri dan produktif, menjadi sosok pribadi yang “kaffah”
dan “khusnul khatimah” (“happy ending”).

2). IRP Bidang Penididikan

a. Periode 2001 – 2004 ( Jangka Pendek ).


 Perbaikan SDM dan kurikulum.Lingkup SDM pada tahap ini meliputi unsur guru,
karyawan dan siswa. Etape awal dimulai dengan penyebaran dan kesamaan persepsi di
antara seluruh komponen YMAI mengenai visi dan misi pendidikan di Al Ikhlas dalam
menyongsong era globalisasi, menyangkut landasan idiil dan operasional.
 Menyelaraskan metode pengajaran yang disesuaikan dengan konsep “kurikulum plus”
yang diterapkan secara bertahap, yang berpengaruh pada standar nilai dimulai dari
proses peneriamaan murid baru maupun hasil yang diperoleh dari proses pendidikan
yang terprogram.
 Dari segi operasional, diharapkan mulai diterapkannya metode ketrampilan manajerial
(“managerial skill”) secara bertahap yang akan berdampak pada kokohnya daya
dukung kepada tujuan pendidikan Al Ikhlas.
b. Periode 2004 – 2010 ( Jangka Menengah ).
Mengimplentasikan dan memantapkan “kurikulum plus” dan mulai menjalin kerjasama
dengan lembaga pendidikan lain di dalam negeri. Pada fase ini diharapkan sudah
tampak dampak positif keislaman pendidikan di Al Ikhlas. Dalam tahap selanjutnya
diharapkan sudah mulai dirintis kerjasama dengan lembaga pendidikan sejenis di luar
negeri.

c. Periode 2010 – 2025 ( Jangka Panjang ).


Melanjutkan dan memperluas usaha jaringan kerjasama dengan berbagai pihak di
dalam maupun di luar negeri serta mengupayakan tercapainya pendidikan standar
internasional.

3). Strategi Operasional.

a. Sasaran pendidikan tidak hanya diarahkan pada peningkatan IQ (tingkat kecerdasan


secara nalar), tetapi juga pada peningkatan EQ (kecerdasan emosional, yaitu
keseimbangan dan kebijaksanaan emosional) serta pada SQ (kejerdasan spiritual
berdasarkan pada kecerdasan jiwa/kalbu).
b. Menuju paradigma pendidikan “Belajar Untuk Belajar” (“learning to learn”), yaitu
pendidikan yang lebih berpusat pada kegiatan “belajar” daripada “mengajar” sehingga
pendidikan lebih berpusat pada siswa dan tidak pada guru (tugas guru adalah membantu
siswa belajar).
c. Pelaksanaan “kurikulum plus” yaitu keterpaduan antara disiplin ilmu umum
(pengembangan sikap ilmiah) dan disiplin ilmu agama (aktualisasi nilai-nilai dan ajaran
agama Islam).
d. Pembangunan dan penyelenggaraan jenjang pendidikan selanjutnya ditentukan oleh
Master Plan dan penetapan oleh Rapat Dewan Pembina.
e. Kegiatan aspek-aspek yang mengarah dan berpengaruh pada keberhasilan pendidikan
dalam strategi operasional, antara lain :
e.1. Aspek guru
 Kualitas keilmuannya :
 Memiliki kesempatan mengembangkan dan “up-dating” pengetahuannya.
 Program pelatihan mengajar (memberi materi pelajaran) dan mendidik (membentuk
sikap akhlak al-karimah)
 Memiliki idealisme dan profesionalisme yang tinggi :
 Menyenangi pelajarannya
 Memiliki jiwa pengabdian pada tugasnya
 Sikap mental profesinya
 Kualitas kesejahteraan kehidupannya :
 Sosial, ekonomi dan kultural
e.2. Aspek Kurikulum
 Kurikulum harus bersifat dinamis (tidak statis)
 Memenuhi 3 relevansi terhadap :
 Kebutuhan di masyarakat
 Kemajuan ilmu itu sendiri
 Usia anak didik
e.3. Aspek sarana dan prasarana sekolah
 Yang bersifat fisik sebagai fasilitas pengajaran dan sumber belajar-mengajar.
 Yang bersifat non-fisik yaitu persiapan pelajaran-pelajaran dan sistem pengajaran
e.4. Aspek dana dan manajemen sekolah
 Sebagai penunjang (“supporting”) dari dalam diperlukan sumber dana dan manajemen
sekolah yang berkualitas.
e.5. Aspek orangtua murid, keluarga dan lingkungan
 Sebagai “supporting” dari luar diperlukan kerjasama yang baik dengan orangtua murid
melalui peningkatan peranan BP3 (Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) serta
membantu kondisi keluarga dan lingkungan yang kondusif yang turut menentukan
keberhasialn pendidikan

C. BIDANG KEMASYARAKATAN

1). G2BK Bidang Kemasyarakatan

a. Allah SWT mengajarkan keseimbangan dalam agama Islam, selain masjid sebagai
pusat ibadah dalam rangka “hablun minallah”, tidak boleh dilupakan bahwa masjid
adalah juga sebagai pusat ibadah dalam rangka “hablun minannas”. Fungsi
“ijtima’iyyah” masjid saat ini dan untuk satu generasi yang datang menjadi sangat
penting untuk menjadi perhatian dan kepedulian kita sebagai cara mengatasi dampak
dari krisis multi dimensi mulai tahun 1998 yang lalu
b. Agama Islam menganggap, kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan adalah
sebagai suatu ancaman dan harus diatasi
c. Apa dan bagaimana mewujudkan masyarakat yang berjiwa tolong-menolong (“ta-
awwun”) dan gotong royong (“tawazun”) dalam upaya menghindarkan terjadinya “the
lost generation” dari sebagian masyarakat kita.
d. Bagaimana kita mampu melaksanakan kewajiban agama bukan saja yang bersifat
“fardhu ‘ain”, namun juga yang “fardhu kifayah”. Jangan sampai “kesalehan individu”
mengalahkan “kesalehan sosial” kita.
e. Peranan ajaran “ta’mirul masjid” (memakmurkan masjid) diharapkan mampu mengikat
kembali sendi-sendi kehidupan masyarakat.
f. Menjadikan masjid sebagai pusat tamaddun (kebudayaan/per-adaban Islam)

2). IRP Bidang Kemasyarakatan

a. Periode 2001 – 2004 ( Jangka Pendek )


 Terwujudnya badan atau lembaga ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah) YMAI yang
menghimpun dana dari para “muzakki” (wajib zakat) untuk disalurkan kepada para
“mustahiq” (penerima hak zakat) sesuai prioritasnya dengan sasaran “Program
Masyarakat Mandiri” (pembinaan usaha produktif, terencana, sistematis dengan cara
“dana bergulir”) maupun sasaran jangka pendek yang bersifat mendesak
 Sejalan dengan program diatas, pada tahap ini diharapkan untuk dibarengi dengan
pembinaan dan pendidikan non-formal dalam bentuk latihan/kursus ketrampilan

b. Periode 2004 – 2010 ( Jangka Menengah )


Berfungsinya YMAI sebagai fasilitator dan mediator dalam rangka melayani berbagai
kebutuhan jama’ah yang bersifat “ibadah kemasyarakatan” serta memantapkannya
dalam konteks pelayanan secara luas

c. Periode 2010 – 2025 ( Jangka Panjang )


Diharapkan masalah-masalah ijtima’iyyah (Bidang Kemasya-rakatan) dilebur secara
organisatoris kedalam Bidang Kemasjidan, sehingga pada periode ini dapat terleksana
pemikiran untuk membagi kegiatan YMAI hanya dalam 2 bidang, yaitu Bidang
Kemasjidan dan Bidang Pendidikan, sejalan dengan kesiapan organisasi dan SDM
Bidang Kemasjidan.

3). Strategi Operasional

a. Penggalangan ZIS, pengelolaan dan ditribusinya secara utuh dari segi manajemen,
operasional yang realistik dan kondisional
b. Pembentukan wadah pelayanan yang dapat mengakomodasi kebutuhan fisik dan mental
spiritual umat dalam pengertian memenuhi kebutuhan “minal mahdi ilal lahdi” (sejak
lahir sampai meninggal dunia)
c. Memenuhi peran kemasyarakatan masjid sesuai ajaran agama Islam yang universal
(“rahmatan lil’alamin), masjid dituntut untuk berperan menumbuhkan interaksi positif
diantara anggota masyarakat secara tulus, rasa kasih dan peduli (“marhamah”) dan
ingin berbagi (ta-awwun) serta gotong royong (“tawazun”), baik dalam segi
kemampuan kontribusi dana, profesi, seni budaya, ketrampilan dan sebagainya
sehingga masjid mampu menjadi sumber inspiratif, motivator dan dinamisator menuju
kehidupan yang lebih sejahtera lahir dan batin
d. Berkembangnya peranan dan fungsi masjid untuk memberikan informasi kepada
jama’ahnya, mengharuskan YMAI menyediakan sarana komunikasi yang memadai
guna menghindari terjadinya mis-komunikasi dan mis-informasi diantara Pengurus di
satu sisi dan masyarakat disisi lain. Bentuk kegiatan kerjanya dapat berupa sarana
papan pengumuman, penerbitan bulletin secara barkala, “annual report”, atau sarana
“database/website” yang mampu menjadi akses komunikasi 2 arah (“two way traffic of
communication”)
e. Bentuk-bentuk pelayanan jama’ah dari segi kemasyarakatan dapat berupa :
e.1.Bakti sosial, seperti santunan fakir-miskin, beasiswa program “anak asuh,
khitanan/perkawinan masal, layanan kesehatan, layanan jenazah, “crisis center” (dalam
hal terjadinya musibah masyarakat) dan sebagainya.
e.2.Bimbingan dan konsultasi, baik yang menyangkut bidang agama, psikologi, hukum,
kerumahtanggaan dan sebagainya
e.3.Pemberdayaan kegiatan ekonomi umat, seperti kajian/latihan kewirausahaan,
kursus/latihan ketrampilan, “bursa niaga” (informasi peluang kerjasama/usaha), “bursa
kerja” (informasi peluang/lowongan kerja), koperasi, akses permodalan dan sebagainya.

D. SARANA dan PRASARANA

1). G2BK Sarana dan Prasarana

a. Sarana dan Prasarana adalah salah satu penunjang penting dari kegiatan-kegiatan utama
YMAI (Kemasjidan, Pendidikan dan Kemasyarakatan), khususnya dalam perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan dan pembangunan fisik, baik berupa kegiatan renovasi,
rehabilitasi maupun “re-engineering” (rekayasa ulang) bangunan lama atau
penanganan proyek bangunan baru di lokasi yang dimiliki ataupun di lokasi baru yang
dikembangkan kemudian hari.
b. Konsep kerja Sarana dan Prasarana menggunakan pendekatan EBH (“Environment,
Building & Human Approach”), yaitu menggunakan pertimbangan aspek Lingkungan,
Bangunan dan aktifitas Manusianya.

2). IRP Sarana dan Prasarana

a. Periode 2001 – 2004 ( Jangka Pendek )


 Idealnya pada kepengurusan periode 2001 – 2004, visi dan misi YMAI dari aspek
Sarana Prasarana sudah dapat digambarkan secara jelas dalam bentuk suatu Master
Plan fisik yang komprehensif, terpadu dan terarah. Untuk itu agar Master Plan tersebut
dapat terwujud dengan baik, sebelumnya perlu di lakukan studi komprehensif pada
lingkungannya.
 Melanjutkan proyek-proyek lama yang sudah dilaksanakan oleh Pengurus periode 1998
– 2001 dan atau proyek-proyek baru sesuai dengan Program Kerja kepengurusan baru
(2001-2004) yang telah disetujui oleh Rapat Dewan Pembina

b. Periode 2004 – 2010 ( Jangka Menengah )


 Pelaksanaan pembangunan fisik dari Master Plan YMAI dilaksanakan secara bertahap
dan berkelanjutan dari program kerja tahun 2001-2004 sampai paling lambat pada
program kerja tahun 2010 disesuaikan dengan situasi dan kondisi internal YMAI serta
perkembangan eksternal yang terjadi.
 Merintis kemungkinan pembukaan cabang-cabang YMAI ditempat-tempat lain (AD Ps.
1 ayat 2) dan atau pengembangan pembangunan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas) baik yang umum maupun kejuruan, dengan melakukan “survey” dan membuat
“explorasi desain” yang diperlukan terlebih dahulu.

c. Periode 2010 – 2025 ( Jangka Panjang )


 Pelaksanaan pembangunan untuk merealisasi atau melanjutkan IRP sebelumnya.
 Merintis kemungkinan pengembangan pembangunan kampus Perguruan Tinggi Al
Ikhlas.

3). Strategi Operational

a. Merencanakan dan membangun komplek Al – Ikhlas yang komprehensif, terpadu dan


terarah, merupakan satu kesatuan yang serasi, baik dalam hal perencanaan,
pembangunan dan pengembangannya.
b. Memenuhi berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam upaya
menyelenggarakan kegiatan YMAI dan pelayanan jama’ah sebaik-baiknya dengan tetap
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Ketentuan Pemerintah yang berlaku
 Faktor kenyamanan, keserasian dan keseimbangan antara lingkungan dengan hunian
sekitarnya.
 Azas manfaat
 Skala prioritas unit-unit kerja yang membutuhkan
 Manajemen kebijakan dana/keuangan.
c. Mengantisipasi kemungkinan pengembangan sarana dan prasarana di lokasi lain.

E. MANAJEMEN

Manajemen adalah suatu proses terdiri atas 4 fungsi utamanya, yaitu : Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan.
a. Perencanaan (“what is to be done”) adalah suatu program integritas
yang ditentukan lebih dahulu, yang menjadi panduan untuk dilaksanakan oleh anggota
organisasi yang diberi kewajiban melaksanakannya.
b. Pengorganisasian (“who is to do what”) membagi komponen-
komponen aktifitas yang penting diantara para anggota sesuai kapasitas dan
kompetensinya masing-masing disertai dengan pendelegasian wewenang agar aktifitas
yang dialokasikan dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Pelaksanaan adalah kegiatan secara fisik semua rancangan kerja sesuai
pada Perencanaan maupun Pengorganisasian yang dilakukan oleh Pelaksana dengan
penuh kemauan, antusiasme dan semangat kerjasama. Untuk itu, langkah-langkah unsur
pimpinan untuk “menggerakan” Pelaksana adalah melalui komunikasi
kepemimpinan/kewibawaan (“leadership”), advis, instruksi maupun tindakan
pendisiplinan lainnya.
d. Pengawasan diperlukan untuk mengadakan inspeksi fisik (“check-up”)
atas tindak lanjut (“follow-up”) apa yang telah dikerjakan, apakah Pelaksanaan telah
sesuai dengan Perencanaan dan Pengorganisasian; bila tidak, maka perlu dilakukan
tindakan koreksi atau perbaikan
Jelas disini bahwa G2BK dan IRP YMAI sangat memerlukan dukungan terlaksananya
fungsi-fungsi manajemen tersebut di atas untuk mensukseskan kegiatan utama YMAI
(Kemasjidan, Pendidikan dan Kemasyarakatan)
Fokus sasaran G2BK dan IRP manajemen YMAI adalah sebagai berikut :
E.1. Organisasi
E.2. Keuangan
E.3. Sumber Daya Manusia

E.1. ORGANISASI

E.1.1. G2BK Organisasi

a. Inti manajemen adalah menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain (“to get thing
done through others”) dengan prinsip-prinsip manajemen yaitu : adanya kesatuan
perintah, kemampuan pengawasan, prinsip efisiensi dan efektifitas serta harus ada sub-
ordinansi (“hierarchy”) atasan dan bawahan
b. Kegiatan dan peran YMAI yang berkembang semakin besar membutuhkan pedoman
arah kebijakan dalam pengorganisasian seluruh kegiatan YMAI.
c. Segala kebijakan dan kegiatan organisasi YMAI harus berdasarkan dan untuk
kepentingan masyarakat jama’ah (umat), dilandasi azas kepakaran dan hakekat
kebenaran serta senantiasa dijaga etika Islami dan terlaksananya ukhuwah Islamiyah,
ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah insaniayah (ART Ps. 17 ayat 2)

E.1.2. IRP Organisasi

a. Periode 2001 - 2004 ( Jangka Pendek )


 Pembakuan proses manajemen organisasi dalam bentuk SOP (“Standard Operational
Procedure”) serta perangkat peraturan pendukungnya
 Memulai penggunaan teknologi informasi terpadu sebagai pendukung kegiatan
administrasi operasional dalam rangka mempercepat dan mengefisiensikan waktu dan
efektivitas kerja.
 Melaksanakan pola-pola dan program pendidikan dan pelatihan yang komprehensif
dan terencana yang berjenjang dan berjangka waktu tertentu sebagai salah satu kunci
sukses peningkatan kemampuan “managerial skill & managerial know how” bagi
seluruh komponen YMAI dari anggota Dewan Pembina, Pengurus dan Pelaksana (guru
dan karyawan) seperti program dasar pengetahuan “Ke-Al Ikhlasan”, “Management
Cource”, LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan), Seminar, Lokakarya dan sebagainya.

b. Periode 2004 - 2010 ( Jangka Menengah )


Pada tahap ini diharapkan sebagai kelanjutan proses memantapkan dan
menyempurnakan organisasi management YMAI yang telah dilakukan pada priode
sebelumnya, sekaligus mengkaji alternatif perbaikannya

c. Periode 2010 - 2025 ( Jangka Panjang )


Pada tahap ini diharapkan manajemen YMAI termasuk manajemen organisasi sudah
akan mampu mendapatkan dan memiliki standar ISO (”International Standard
Organization”)

E.1.3. Strategi Operasional

a. Menjadikan AD/ART YMAI sebagai landasan operasional


G2BK, IRP dan Program Kerja Pengurus untuk menjalankan roda organisasi YMAI.
b. Upaya konsolidasi dan aktualisasi kegiatan YMAI kepada
semua unsur Pelaksana sehingga tercapai supervisi efektif “BEST” (“Be clear, Expect
the best, Stick to the objective, and Try to assure commitment”)
c. Upaya terus-menurus untuk mengakomodasi aspirasi dan
partisipasi potensi jama’ah dalam rangka menunjang perkembangan YMAI melalui
kontribusi aktif mereka dalam semua aspek organisasi
d. Dewan Pembina YMAI sebagai unsur panutan
organisasi tertinggi di YMAI diharapkan mampu lebih aktif bekerja menjalankan hak
dan kewajibannya khususnya untuk melaksanakan fungsi kebijaksanaan umum,
pengarahan dan pengawasan terhadap Pengurus YMAI dan perangkatnya (AD Ps. 9
ayat 6) dengan membagi tugas kepada anggota-anggotanya ke dalam Komisi-Komisi
sesuai dengan minat, keahlian dan pengalaman masing-masing untuk melaksanakan
amanat AD Ps. 9 ayat 6 tersebut di atas (ART Ps. 11 ayat 2, 3 dan 4), serta
mengakomodasi informasi saran dan umpan-balik dari Pengurus, Pelaksana dan umat/
masyarakat jama’ah umumnya (AD Ps. 10 ayat 4) guna terlaksananya fungsi-fungsi
manajemen di YMAI secara utuh (komprehensif)
e. Mengingat unsur Pelaksana terdiri dari jama’ah aktif (non-
karyawan) dan Pelaksana dengan status karyawan penuh, maka perlu klarifikasi
mekanisme kerja, hak dan kewajibannya masing-masing dalam suatu peraturan khusus
oleh Dewan Pembina selaku pemegang fungsi kebijaksanaan umum (AD Ps. 9 ayat 6
dan AD Ps. 21 ayat 1)
f. Struktur organisasi Pengurus YMAI tiap periode masa bakti
bersifat dinamis, disesuaikan dengan kebutuhan dari Program Kerja yang telah disetujui
dan disahkan oleh Rapat Dewan Pembina

E.2. KEUANGAN

E.2.1. G2BK Keuangan

a. Sumber keuangan dan kekayaan YMAI sesuai dengan yang


termaktub dalam AD Ps. 6 ayat 2 dan ART Ps. 6
b. Kewenangan Pengurus dalam mengelola dana dan kekayaan
YMAI harus dilakukan sedemikian rupa dengan prinsip pengelolaan berhati-hati
(“prudential”) dan disiplin anggaran, dengan selalu meningkatkan fungsi pengawasan
dan pengendalian serta tanggungjawab yang tinggi (ART Ps. 17 ayat 1); demikian pula
dalam hal kewenangannya menyangkut kepemilikan dan pembatasan otoritas keuangan
dalam hal pinjam-meminjam, pengadaan barang (“Procurement”) dan
penjualan/melepaskan aset YMAI (AD Ps. 15 ayat 1)
c. Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja (RAPB)
adalah penjabaran dari Rencana Kerja yang memiliki perspektif finansial
d. Kewajiban Pengurus membuat dan menyampaikan RAPB
untuk disahkan Rapat Dewan Pembina paling lambat sebelum akhir Tahun Buku (akhir
Desember) untuk Tahun Buku berikutnya (ART Ps. 22 ayat 2 ). Tahun Buku adalah
Tahun Kalender (mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember)
e. Kewajiban Pengurus membuat dan menyampaikan Laporan
Tahunan Keuangan dan Kekayaan YMAI bersama-sama dengan Laporan Kerja
Tahunan Pengurus kepada Rapat Dewan Pembina paling lambat 3 bulan (akhir Maret)
setelah tutup buku akhir Tahun Buku.Sedangkan Laporan Keuangan Tahunan tahun ke-
2 kepengurusan harus melalui pemeriksaan dan pengesahan dari Akuntan Publik yang
ditunjuk oleh Pimpinan Dewan Pembina (ART Ps. 22 ayat 3 dan 4)
f. Kewajiban Pengurus memberikan Laporan Pertanggung-
jawaban akhir masa bakti kepada Rapat Dewan Pembina (AD Ps. 9 ayat 4)

E.2.2. IRP Keuangan

a. Periode 2001 –2004 ( Jangka Pendek )


 Melaksanakan manajemen keuangan yang “amanah”,
dan transparan (menjaga dan memelihara keuangan serta aset YMAI sesuai syariat
Islam, AD/ART, G2BK dan IRP YMAI) selaku pemegang amanat umat
 Pembakuan sistem dan prosedur (“sisdur”) keuangan
serta perangkat peraturan pendukungnya yang aspiratif
 Memulai penggunaan teknologi informasi manajemen
keuangan yang terpadu untuk efisiensi dan efektivitas kerja
 Melaksanakan G2BK Keuangan secara konsekuen
 Melaksanakan pola-pola dan program pendidikan dan
pelatihan manajemen keuangan yang relevan dengan tugas-tugas anggota Dewan
Pembina, Pengurus dan Pelaksana
 Upaya-upaya penggalangan dana sebagai usaha
produktif untuk mendukung kegiatan utama YMAI khususnya untuk Bidang
Kemasjidan dan Kemasyarakatan.

b. Periode 2004 –2010 ( Jangka Menengah )


Pada tahap ini diharapkan sebagai kelanjutan proses memantapkan dan menyempurnakan
manajemen keuangan YMAI yang telah dilakukan pada periode sebelumnya, sekaligus
mengkaji alternatif perbaikannya.

c. Periode 2010 –2025 ( Jangka Panjang )


Pada tahap ini diharapkan manajemen YMAI termasuk manajemen Keuangan sudah
mampu mendapatkan dan memiliki standar ISO

E.2.3. Strategi Operasianal

a. Setiap penerimaan yang merupakan penerimaan untuk dan


atas nama YMAI cq Unit Kerja yang bersangkutan, harus disetorkan kepada Bendahara
Pengurus secara bruto.
b. Pengurus membuat dan menyempurnakan (“up-dating”)
dan menetapkan SOP, kebijakan dan instruksi kerja berkaitan dengan manajemen
keuangan dengan senantiasa mengacu pada AD/ART, G2BK dan IRP YMAI
c. Pengeluaran keuangan yang signifikan oleh Pengurus yang
telah “demisioner”, wajib dikonsultasikan dengan Pimpinan Dewan Pembina untuk
memperoleh persetujuannya (“endorsement”)
d. Manajemen keuangan pada dasarnya diatur secara
sentralisasi di Unit Kerja Urusan Keuangan di kantor Sekretariat Pengurus. Dalam hal
dan dengan pertimbangan tertentu, Pengurus dapat melakukan “desentralisasi
terkendali”
e. Menghindari praktek “top-down management”, maka
pembuatan RAPB oleh Pengurus harus dimulai dan berasal dari usulan Pelaksana unit-
kerja yang mengacu pada Program Kerja Pengurus yang dibuat pula bersama-sama
dengan mereka (“bottom-up management”), walaupun Pengurus yang memiliki
kewenangan
f. Realisasi anggaran pada dasarnya dilakukan dengan uang
muka yang harus dipertanggung jawabkan
g. Untuk sistem dan prosedur pengadaan/pembelian barang,
perlu dibuat secara khusus, berjenjang, transparan, prinsip azas manfaat (teknis dan
ekonomis), serta tanggung jawab secara kolektif (melalui Tim Pengadaan)
h. Seluruh unit kerja organik maupun non-organik yang
melakukan pungutan/kutipan dalam segala bentuknya untuk dan atas nama YMAI,
harus terlebih dahulu memperoleh izin tertulis dari Pengurus.
i. Khusus untuk dana-dana yang berasal dari jama’ah yang
berkaitan dengan zakat/infaq/shadaqah/sumbangan dan sebagainya yang diamanahkan
melalui masjid Al-Ikhlas, Pengurus wajib membuat laporan berkala kepada jama’ah
secara transparan dan bertanggungjawab. Administrasi keuangan tersebut diatas
dilaksanakan dengan ketentuan pembukuan terpisah
j. Pengurus dapat menyelenggarakan usaha penggalangan
dana melalui kegiatan bisnis baik secara sendiri maupun melalui “pola kemitraan”
(“strategic alliance”)
k. Menyelenggarakan sistem pelaporan yang handal dan tepat
waktu

E.3. SUMBER DAYA MANUSIA

E.3.1. G2BK Sumber Daya Manusia

a.Betapapun sempurnanya manajemen Perencanaan, sesungguhnya sukses Perencanaan


sengat tergantung pada manajemen Pengorganisasian, Pelaksanaan dan
Pengawasannya, yang semuanya tergantung pada adanya SDM yang berkualitas
(“Excellent”) dengan meminjam rumus Albert Einstein : E = MC3, yaitu yang memiliki
motivasi yang tinggi (“motivation”), memiliki kecakapan, pengetahuan dan pengalaman
di bidangnya (“Competence”), memiliki keberanian melakukan terobosan, tantangan
dan perubahan (“Courage”), dan memiliki budaya maju (“Culture”)
b. Keberadaan, kemajuan dan perkembangan YMAI merupakan
hasil partisipasi dan kontribusi para jama’ah pada umumnya (dari mulai Pendiri, Dewan
Pembina, Pengurus, Pelaksana, jama’ah aktif, guru, karyawan, jama’ah lain seperti
orangtua murid, dermawan, sempatisan, Pemerintah dan sebagainya). Potensi para
jama’ah tersebut diatas seyogyanya menjadi fokus sasaran SDM untuk mendukung
kegiatan YMAI (motto dari, oleh dan untuk jama’ah)

E.3.2. IRP Sumber Daya Manusia

a. Periode 2001 – 2004 ( Jangka Pendek )


 Pengembangan YMAI berarti meneruskan sasaran
program mewujudkan umat yang kaffah, manusia seutuhnya, upaya peningkatan
kualitas dan martabat SDM muslim Indonesia pada umumnya dan masyarakat jama’ah
Al Ikhlas khususnya, melalui pembinaan iman, ilmu dan amal secara
berkesinambungan dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK
 Pengembangan manajemen SDM dengan
mengembangkan sistem pendidikan berkesinambungan dengan mengintegrasikan
prinsip profesionalisme dan nilai ibadah Islami bagi para Pelaksana.
 Melaksanakan sistem rekrutmen guru/karyawan dengan
“SOP” yang jelas dan transparan, dari mulai pengumuman lowongan kerja, proses
seleksi, interview, training/magang sampai penempatannya.
 Diharapkan sudah tersusun Peraturan Kepegawaian
YMAI.
 Mengingat kondisi SDM yang ada, perlu dilakukan
pengkajian ulang jumlah SDM yang sesungguhnya dibutuhkan (“Labour Strength”),
training, penataran (“up-grading Course”), job evaluation”, “job description”, “job
rotation”, job enrichment” dan restrukturisasi

b. Periode 2004 – 2010 ( Jangka Menengah )


Pada tahap ini diharapkan sebagai kelanjutan proses memantapkan dan menyempurnakan
manajeman SDM YMAI yang telah dilakukan pada periode sebelumnya, sekaligus
mengkaji alternatif perbaikannya.

c. Periode 2010 – 2025 ( Jangka Panjang )


Pada tahap ini diharapkan manajemen YMAI termasuk manajemen SDM-nya sudah
mampu mendapatkan dan memiliki standar ISO

E.3.3. Strategi Operasional


a. Mengoptimalkan partisipasi aktif potensi SDM jama’ah dilingkungan YMAI untuk
bersama-sama mengembangkan diri dengan prinsip amanah untuk membangun masa
depan YMAI
b. Mengintegrasikan prinsip profesionalisme dan nilai ibadah dalam pengembangan
SDM
c. Menyusun “database” dan peta potensi sumber daya (manusia dan dana) yang
dilakukan secara terus-menerus dan teratur untuk seluruh unit kerja kegiatan diYMAI
d. Peningkatan fungsi dan peran masing-masing Pelaksana di YMAI dalam upaya
pengembangan “career planning” dan “succession planning” di organisasi YMAI,
maupun dalam rangka alokasi anggaran
e. Menyadari pentingnya kualifikasi yang memadai dari SDM yang dibutuhkan menjadi
anggota Pengurus maupun Pelaksana untuk mencapai kinerja yang diharapkan, dilain
sisi adanya kesulitan untuk merekrut SDM yang memenuhi kualifikasi yang diinginkan,
maka perlu sekali program kaderisasi dari berbagai sumber dan program pelatihan,
dimulai dengan rekrutmen tingkat pemula dalam Kepanitiaan, Badan Pekerja, Tim
Kerja, PHBI dan sebagainya di YMAI.

IV. KAIDAH PELAKSANAAN

Garis-garis Besar Kebijaksanaan (G2BK) dan Induk Rencana Pengembangan (IRP)


YMAI periode 25 tahun pertama, dibuat untuk tahun 2001 sampai dengan 2025,
merupakan hasil kajian mendalam dari visi dan misi (cita-cita) Pendiri YMAI yang
dituangkan dalam AD/ART YMAI, yang harus menjadi arah penyelenggaraan
organisasi dengan motto dari jama’ah oleh jama’ah dan untuk jama’ah.

G2BK dan IRP sebagai kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Rapat Dewan
Pembina harus menjadi strategi operasional oleh Pengurus dalam menjalankan Rencana
Kerjanya, kemudian oleh Pengurus dibuatkan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan
Petunjuk Teknis (Juknis) untuk pedoman kerja Pelaksana yang terdiri dari Unit-Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari Bidang, Lembaga dan Sekolah serta Unit Sekretariat
terdiri dari Sub-Bagian (Urusan).

IRP 25 tahun dibagi dalam 8 tahapan, tahap 1 sampai dengan tahap 8. Setiap tahap sesuai
dengan periode masa bakti tiap kepengurusan masing-masing, yaitu selama 3 tahun.
Rencana Kerja Pengurus 3 tahun dibagi dalam 3 kali Rencana Kerja Tahunan beserta
RAPB tahun bersangkutan.

Penyusunan G2BK dan IRP YMAI dimulai dari kondisi awal dengan meneruskan hasil
kerja yang dicapai sampai dengan 2001 atau akhir dari Pengurus masa bakti 1998-2001,
disusun secara spesifik berdasarkan hasil “data collecting “, analisa dan pertimbangan
strategis lainnya.

Kegiatan kerja setelah Perencanaan adalah Pengorganisasian, Pelaksanaan


(Pendelegasian Wewenang dan Pemberdayaan), serta Pengawasan (Pengendalian dan
Evaluasi). Untuk itu perlu disusun secara terpisah mekanisme, sistem dan prosedurnya.

Tujuan setiap kegiatan (misi) adalah sasaran menuju cita-cita besar (visi) YMAI, yaitu
untuk turut mewujudkan umat yang kaffah dilandasi niat ibadah mengharap ridho Allah
semata sesuai jiwa dan makna “Al Ikhlas”. Namun untuk mencapai suatu sasaran akhir,
terlebih dahulu kita harus mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang ada dari
waktu ke waktu, menganalisanya dan mencari alternatif solusi terbaik sebagai “sasaran
antara”. Target setiap Rencana Kerja dari setiap tahap (1sampai 8) dari IRP 25 tahun
Pertama (yang akan dilanjutkan IRP 25 tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya)
adalah sebagai bagian strategi “sasaran antara” menuju sasaran besar (visi) yang telah
ditentukan lebih dahulu (“predetermined objective”) yaitu menuju perwujudan umat
yang kaffah seperti disebutkan di atas. Untuk itu, sangat diharapkan hubungan yang
harmonis antara unsur eksekutif (Pengurus) yang membuat dan melaksanakan Program
Kerja dengan unsur legislatif (Dewan Pembina) yang melaksanakan fungsi penentu
kebijaksanaan umum, arah dan sasaran kegiatan-kegiatan YMAI, serta sekaligus
melaksanakan fungsi pengawasan, bimbingan dan pembinaan terhadap Pengurus YMAI
dan perangkatnya

Hubungan antara target dan pelaksanaan Program Kerja yang ditetapkan sebagai bagian
strategi, dengan sistem pengawasan, bimbingan dan pembinaan dapat digambarkan
dalam Bagan-5 sebagai beikut :

Target Hasil Perbedaan Mengapa?


Dicapai (Variance)

Evaluasi, Penyesuaian & Perbaikan

Bagan-5 : Hubungan target, hasil dan solusinya

Demikian pula, hubungan antara sistem anggaran yang ditetapkan (“budgetted”) sebagai
pedoman RAPB dengan sistem pengawasan, bimbingan dan pembinaan dapat
digambarkan dalam Bagan-6 sebagai berikut :

Anggaran Pembelanjaan Perbedaan Mengapa?


(Variance)

Evaluasi, Penyesuaian & Perbaikan

Bagan-6 : Hubungan anggaran, pembelanjaan dan solusinya

V. PENUTUP

Kunci sukses pelaksanaan di lapangan dari G2BK dan IRP YMAI akan terpulang kepada
niat suci, kemauan dan kemampuan SDM para pengelola (Pengurus dan Pelaksana)
yang memperoleh amanah dan dukungan dari masyarakat jama’ah YMAI. Selain itu
bantuan dan dukungan moril – materiil diharapkan datang dari Pemerintah dan pihak-
pihak lain yang bersedia, juga dari jama’ah aktip khususnya dan jama’ah keseluruhan
pada umumnya.

Mengingat banyak pihak yang terkait dalam menjalankan roda organisasi YMAI, maka
diperlukan suasana kerja yang kondusif, penuh disiplin, partisipatif, kreatif, inovatif,
produktif disertai dengan kerja yang baik, penuh koordinasi, integrasi (terpadu) dan
sinkron, dibawah pimpinan yang “siddiq, amanah, tabligh dan fathonah”, memiliki visi,
mampu memberikan inspirasi dan motivasi, memiliki kompetensi dan kualitas pribadi
serta type kepemimpinan yang diharapkan.

Akhirnya dengan bermunajad kehadirat Allah SWT disertai do’a, kiranya Ridho, Taufik,
Hidayah dan Inayah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada kita sekalian. Semoga nilai
amal ikhlas kita diterima Allah SWT dan terkabul semua yang kita cita-citakan. Amin
ya Robbab ‘alamin.
Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan bertekad
“faidza azamtu fatawakkal’alallah”, kita titipkan YMAI di tangan generasi penerus
menuju kejayaan YMAI. Insya Allah.

Ditetapkan oleh
Rapat Dewan Pembina YMAI
Di : Jakarta
1421 H
Pada tanggal : 2000 M

Ketua Pimpinan Dewan Pembina,

Drs. H. Soeradjiman

You might also like