Professional Documents
Culture Documents
DEWAN PEMBINA
YMAI
Halaman
I. PENDAHULUAN 1
1. Sejarah Berdirinya YMAI 1
2. Maksud dan Tujuan ( Visi ) YMAI 1
3. Bentuk-bentuk Kegiatan ( Misi ) YMAI 1
4. Landasan Idiil dan Operasional YMAI 2
5. Hasil Yang Telah Dicapai 2
6. Membangun Masa Depan YMAI 2
6.a. Masa depan Bidang Kemasjidan dan Kemasyarakatan 4
6.b. Masa depan Bidang Pendidikan 5
6.c. Kebijaksanaan dan arah pengembangan YMAI 5
V. PENUTUP 23
GARIS-GARIS BESAR KEBIJAKSANAAN
DAN
INDUK RENCANA PENGEMBANGAN
TAHUN 2001 – 2025
YAYASAN MASJID AL IKHLAS
I. PENDAHULUAN
Penetapan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) YMAI terakhir
diputuskan oleh Rapat Dewan Pembina YMAI tanggal 22 Desember 1999.
Pendiri YMAI berjumlah keseluruhan sebanyak 35 orang, yaitu mereka yang bersama-
sama telah mendirikan YMAI dan yang namanya tercantum dalam Akta Pendirian dan
Anggaran Dasar YMAI.
Maksud dan Tujuan (Visi) YMAI ialah dalam rangka peran serta upaya-upaya
mengembangkan agama Islam dengan jalan pembinaan iman, ilmu dan amal (AD Ps.4),
melalui pendidikan, pengajaran dan syiar agama Islam sebagai aktualisasi ajaran
memakmurkan masjid untuk mewujudkan umat yang kaffah (ART Ps.4). Ini adalah
cita-cita luhur (visi atau angan-angan kedepan yang diharapkan terwujud) oleh para
Pendiri YMAI.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, YMAI melakukan misi (kegiatan –
kegiatan terarah dan terencana dalam rangka mewujudkan visi atau cita-cita) yaitu
kegiatan – kegiatan yang di maksud dalam AD Ps. 5 sebagai berikut :
a.Mendirikan masjid dan sarana-sarana lainnya sebagai pusat ibadah, pusat ilmu dan
pusat tamaddun (peradaban Islam)
b. Menyelenggarakan dan membina lembaga-lembaga Pendidikan.
c.Menyelenggarakan kursus-kursus keagamaan, pengetahuan umum dan ketrampilan.
d. Melakukan pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan majelis ta’lim,
Bidang-Bidang dan Lembaga-Lembaga seperti : Kewanitaan, Kepemudaan,
Kemasyarakatan, Kesehatan, Pelayanan Kematian dan sebagainya.
e.Kegiatan-kegiatan lain yang sejalan dengan tujuan YMAI dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembinaan iman, ilmu dan amal dengan jalan pendidikan dan pengajaran menurut ART
Ps. 5 (2) dilaksanakan baik secara formal melalui peranan sekolah maupun secara
non-formal melalui peranan masjid yang mempunyai fungsi sebagai tempat ibadah
murni (mahdhah) dan tempat ibadah sosial/kemasyarakatan (ijtima’iyyah). Oleh
sebab itu, kegiatan pokok YMAI adalah sejalan dengan tujuan pembinaan iman, ilmu
dan amal yaitu Bidang Kemasjidan, Bidang Pendidikan dan Bidang
Kemasyarakatan, dimana masjid sebagai sentral pelayanan kepada masyarakat pada
umumnya.
4). Landasan Idiil dan Operasional YMAI
Untuk memudahkan kita secara singkat memahami alur pemikiran yang tertuang dalam
AD/ART YMAI, dimulai dari cita-cita Pendiri mewujudkan umat yang kaffah sebagai
sasaran tujuan (visi), digerakkan oleh kegiatan-kegiatan (misi) mengarah ke tujuan
dengan landasan jiwa makna al ikhlas, mekanisme kerja dengan motto dari, oleh dan
untuk umat dan sebagainya, maka dibuatkan Bagan-1 tentang Landasan Idiil dan
Operasional YMAI pada halaman 3
Dengan bantuan Pemerintah, para dermawan dan masyarakat jama’ah pada umumnya,
hasil kegiatan kerja pertama YMAI adalah pembangunan masjid Al-Ikhlas bertingkat
dua diatas sebidang tanah seluas 5.000 M 2 dan mampu menampung 1000 orang
jama’ah. Setelah itu, sejak tahun 1979 YMAI mengembangkan kegiatannya dengan
penyelenggaraan dan pembangunan gedung-gedung sekolah, diawali oleh kegiatan
pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) Islam Al Ikhlas.
Selanjutnya mulai tahun 1987, YMAI meneruskan kegiatannya dengan
menyelenggarakan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Islam Al
Ikhlas terletak berseberangan jalan dengan komplek masjid al Ikhlas, berupa bangunan
bertingkat dua.
Pada tahun 1999 dilakukan renovasi masjid Al-Ikhlas dengan penambahan bangunan
yang memperbesar daya tampung dari 1000 menjadi 3000 jama’ah, sekaligus
merencanakan sebagian bangunan lantai satu masjid menjadi Ruang Serba Guna.
Menurut inventarisasi tahun 2000, aset tanah saat ini yang dimiliki YMAI seluas
10.891 M2, sekolah TK dengan jumlah siswa 272 orang, SD dengan jumlah siswa 998
orang dan SLTP dengan jumlah siswa 358 orang.
Dalam rangka pembinaan iman dan amal, kegiatan Bidang Kemasjidan dan
Kemasyarakatan YMAI telah cukup dikenal dengan berbagai kegiatan yang memiliki
nilai dinamika dan kreativitas yang “khas Al-Ikhlas”.
“Scenario Planning” atau “Plotting” cerita masa depan YMAI berikut ini adalah hasil
pikiran + imaginasi untuk dijadikan bahan awal penyusunan Garis-Garis Besar
Kebijakasanaan (G2BK) dan Induk Rencana Pengembangan (IRP) YMAI, baik
skenario untuk konsolidasi dan pengembangan di dalam organisasi YMAI sendiri
(“inward looking”) maupun untuk meraih peluang pengembangan YMAI diluar lokasi
sekarang dan atau kerjasama dengan pihak lain (“outward looking”)
Dalam rangka memfungsikan nilai-nilai Islam yang kita yakini dapat membantu dan
mengayomi masyarakat, dituntut usaha-usaha yang nyata dalam menjawab tantangan
problema masyarakat, meliputi keterbelakangan sosial, ekonomi, budaya dan
lingkungan hidup mereka.
Dalam skala lokal dan terbatas, YMAI patut memberikan perhatian dan kepedulian
untuk merespons masalah-masalah yang dihadapi masyarakat “ bawah” atau “marginal”
(terpinggirkan) melalui kegiatan dan fasilitas yang tersedia sebagai memfestasi
tanggungjawab motto “dari, oleh dan untuk jama’ah“ dengan jiwa “ta-awwun”
(tolong menolong) dan “tawazun” (gotong royong). YMAI dapat bertindak selaku
fasilitator dan mediator untuk menjembatani sekaligus mempersempit jurang
masyarakat “the haves” dengan masyarakat “the haves not”
Secara umum, peran dan fungsi masjid perlu dioptimalkan dalam upaya pemberdayaan
umat, penggerak kemajuan mereka dan sebagai agen perubahan (“agent of change”).
Secara keseluruhan, YMAI memiliki obsesi menciptakan organisasi ini untuk mampu
mengembangkan perangkat kelembagaannya yang dapat mengakomodasi seluruh
kebutuhan masyarakat jama’ah dalam segala aspek kehidupannya, dari sejak dia lahir,
kemudian menginjak usia balita, usia remaja dan menjadi dewasa (membentuk keluarga
bahagia, sakinah, mawadah wa rahmah”) hingga masa tutup usia dalam pengabdian
tiada tara. Ini adalah konsep pembinaan iman, ilmu dan amal sebagai suatu “continuous
process”: “minal mahdi ilal lahdi” di jalan Allah SWT.
Jelas disini bahwa 2 kesatuan peran dan fungsi utama masjid sebagai pusat ibadah
murni/vertikal/mahdhah (ruang lingkup kegiatan Bidang Kemasjidan) dan sebagai
pusat ibadah sosial/horisontal/ijtima’iyyah (ruang lingkup kegiatan Bidang
Kemasyarakatan) nampaknya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dan pada
waktunya untuk dikelola oleh 1 (satu) unit bidang kerja kepengurusan.
Pendidikan menjadi kebutuhan primer yaitu seperti halnya kebutuhan pokok manusia
lainnya akan pangan, sandang, papan, kesehatan, keamanan dan informasi. Pendidikan
bagi suatu bangsa menjadi prasyarat utama untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) memasuki abad ke-21 ini. Bahkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) telah dicanangkan pendidikan seumur hidup (“long life education”) yang sesuai
ajaran Muhammad Rasulullah SAW, yaitu proses pendidikan “minal mahdi ilal lahdi”
yang menjadi obsesi YMAI.
Proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) melalui era globalisasi yang berkemampuan menembus batas-batas
dan norma-norma lokal/regional suatu bangsa. Fenomena ini mengakibatkan terjadinya
pergeseran dan persinggungan besar-besaran, masuknya pengaruh dari luar yang sulit
dibendung terhadap berbagai aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya baik
yang bersifat positif maupun yang negatip.
Pendidikan dan pengajaran yang selama ini dilakukan oleh guru, orangtua atau
Pemerintah, pada masa datang akan banyak dibantu dan diambil alih oleh komputer,
facsimile, internet dan jaringan TV melalui setelah satelit atau perangkat alat
komunikasi lainnya yang dapat berfungsi sebagai teman bermain, “orangtua yang
akrab”, “guru”, “counseling” (memberi nasehat) dan sebagainya.
Berdasarkan uraian prediksi masa depan tersebut diatas, YMAI perlu membuat
proyeksi membangun masa depan YMAI dalam bentuk Garis-Garis Besar
Kebijaksanaan (G2BK) dan Induk Rencana Pengembangan (IRP) dari tahun 2001
sampai dengan 2025. G2BK dan IRP dimaksud merupakan antisipasi menghadapi
perubahan dan kemajuan zaman, namun tetap dalam koridor yang menjadi visi YMAI.
Dengan demikian, kebijaksanaan dan arah pengembangan YMAI sampai pada tahap
pelaksanaannya akan terarah, terpadu dan berkesinambungan dipandu oleh visi dan
misi yang dicanangkan dan dituangkan dalam AD/ART YMAI. Untuk jelasnya, lihat
Bagan-2 tentang Merencanakan Masa Depan YMAI pada halaman 7
Untuk menghindari kegiatan kerja yang tidak terarah, tidak terpadu (“disintegrated”),
tumpang tindih (“over-lapping”), program “instant” dan sebaginya, maka urgensi
penetapan G2BK dan IRP YMAI adalah :
a.Melaksanakan cita-cita Pendiri dan amanat AD/ART YMAI secara murni dan
konsekuen
b. Membuat perencanaan yang bijaksana, terarah, terpadu dan berkesinambungan
c.Mempertajam visi ke depan
d. Revitalisasi kinerja misi/kegiatan YMAI
e.Pencerahan visi dan misi YMAI kepada semua pihak yang terkait dan berkepentingan
sehingga dapat ditimbulkan 3 langkah kesamaan, yaitu
e.1. Kesamaan persepsi, yaitu kesamaan kerja otak dan indera dalam menangkap pesan
obyek (cita-cita YMAI)
e.2. Kesamaan refleksi, yaitu kesamaan sikap dan prilaku dalam menangani pesan
obyek.
e.3. Kesamaan proyeksi, yaitu kesamaan pandangan kearah mana obyek (YMAI) akan
dibawa.
Sesuai dengan amanat AD/ART YMAI, kewenangan penetapan G2BK dan IRP YMAI
berada di tangan Rapat Dewan Pembina (AD Ps. 9 ayat 2)
Dewan Pembina menurut struktur organisasi YMAI adalah unsur satuan penanggung
jawab organisasi tertinggi selaku penentu kebijaksanaan umum, arah dan sasaran
kegiatan-kegiatan YMAI, serta melaksanakan fungsi pengawasan, bimbingan dan
pembinaan terhadap Pengurus YMAI dan perangkatnya (ART Ps. 7 ayat 3)
Rancangan (konsep) G2BK dan IRP YMAI disiapkan oleh suatu Badan Pekerja yang
ditunjuk oleh Pimpinan Dewan Pembina (ART Ps. 11 ayat 1)
Kegiatan penyusunan G2BK dan IRP adalah melalui tahapan sebagai berikut:
4.a.Kegiatan persiapan, dimulai dengan memahami kondisi awal (hasil yang telah
dicapai), “data collecting” dan identifikasi permasalahan, studi literatur, studi banding,
panel diskusi, wawancara, “brainstorming”, penyebaran “questionnaire”, kunjungan
lapangan, mengikuti seminar, dan sebagainya.
4.b. Penyusunan “focal concern”, yaitu memusatkan perhatian dan
kepedulian terhadap titik sentral (fokus sasaran) yang ingin dicapai.
4.c.Analisa data, yaitu data yang terkumpul dipelajari, dilakukan sortasi (pemilihan) dan
analisa dengan beberapa cara, seperti “SWOT analysis” (kekuatan, kelemahan, peluang,
ancaman, mana yang harus dimanfaatkan, ditingkatkan, diantisipasi dan dihindari),
“PEST analysis” (politik, ekonomi, sosial dan teknologi), dan sebagainya.
4.d. Pemilihan Alternatif (memilih kebijaksanaan dan langkah kegiatan
yang paling mendekati sasaran akhir YMAI)
4.e.Perumusan
Tahapan kegiatan penyusunan G2BK dan IRP YMAI dapat digambarkan dengan Bagan -
3 dibawah ini :
CITA-CITA AD
YMAI ART G2BK
TUJUAN
YMAI
HASIL
YANG TELAH DICAPAI PROYEKSI IRP
MASALAH
YANG PREDIKSI
TREND MASA
ADA DEPAN
Maksud dan tujuan YMAI (visi) dan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan (misi) yang
dirumuskan dalam G2BK dan IRP hendaklah memenuhi kriteria standar sebagai berikut
:
5.a. kriteria “SMART”, yaitu : Specific (jelas dan tepat hal-hal yang
dimaksud), Measurable (terukur), Achievable (terjangkau), Result-oriented
(berorientasi hasil), dan Time-deadline (memiliki batas waktu)
5.b. Kriteria “5C”, yaitu : Clarity (jelas), Conciseness (singkat),
Comprehension (dimengerti), Completeness (lengkap), dan Consideration (penuh
pertimbangan).
Mengingat perubahan dan perkembangan zaman yang begitu cepat, YMAI harus
senantiasa mengantisipasinya secara proaktif sesuai dengan perubahan tuntutan
masyarakat/jama’ah dan “rising demand” mereka. Oleh sebab itu, langkah perencanaan
baik dalam G2BK maupun dalam IRP harus bersifat dinamis (tidak statis) dan terbuka
kesempatan bilamana perlu dievaluasi untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan
baru yang terjadi. Secara skematis, langkah-langkah dinamis tersebut dapat
digambarkan dalam Bagan – 4 sebagai berikut :
Buat Rencana
Perubahan dan
Penyesuaian Perubahan dan
Laksanakan
Perbaikan
Pantau
A. BIDANG KEMASJIDAN
Masjid mempunyai posisi strategis sebagai rumah Allah yang berfungsi selain sebagai
sarana pusat ibadah yang berdimensi ubudiyah (mahdhah) secara vertikal atau “hablun
minallah”, juga sebagai sarana pusat ibadah yang berdimensi sosial/kemasyarakatan
(ijtima’ iyyah) secara horisontal atau “hablun minannas”. Maka inti kebijaksanaan
Bidang Kemasjidan adalah mengembangkan masjid sebagai pusat pelayanan ibadah
dan kemasyarakatan yang melahirkan bentuk-bentuk kegiatan keagamaan yang
menyuburkan nilai-nilai keimanan dan keislaman
B. BIDANG PENDIDIKAN
a. Pendidikan itu berdiri di atas tumpuan yang abadi, bahkan di atas tumpuan yang
mewakili kebenaran. Oleh sebab itu, pendidikan yang berdasarkan ajaran agama Islam
adalah pendidikan yang dibangun di atas fundamen keterpaduan antara pembinaan
iman, ilmu dan amal mewujudkan generasi umat yang beriman/bertaqwa Ilahiah,
berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
b. Melalui pendidikan membina dan menghasilkan manusia-manusia yang beriman,
bertaqwa, berilmu, berakhlak al-karimah, beramal soleh (“brightest brain and highest
morality”) serta berkepribadian nasional yang Islami dan berkesadaran internasional
(global), kreatif, inovatif, mandiri dan produktif, menjadi sosok pribadi yang “kaffah”
dan “khusnul khatimah” (“happy ending”).
C. BIDANG KEMASYARAKATAN
a. Allah SWT mengajarkan keseimbangan dalam agama Islam, selain masjid sebagai
pusat ibadah dalam rangka “hablun minallah”, tidak boleh dilupakan bahwa masjid
adalah juga sebagai pusat ibadah dalam rangka “hablun minannas”. Fungsi
“ijtima’iyyah” masjid saat ini dan untuk satu generasi yang datang menjadi sangat
penting untuk menjadi perhatian dan kepedulian kita sebagai cara mengatasi dampak
dari krisis multi dimensi mulai tahun 1998 yang lalu
b. Agama Islam menganggap, kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan adalah
sebagai suatu ancaman dan harus diatasi
c. Apa dan bagaimana mewujudkan masyarakat yang berjiwa tolong-menolong (“ta-
awwun”) dan gotong royong (“tawazun”) dalam upaya menghindarkan terjadinya “the
lost generation” dari sebagian masyarakat kita.
d. Bagaimana kita mampu melaksanakan kewajiban agama bukan saja yang bersifat
“fardhu ‘ain”, namun juga yang “fardhu kifayah”. Jangan sampai “kesalehan individu”
mengalahkan “kesalehan sosial” kita.
e. Peranan ajaran “ta’mirul masjid” (memakmurkan masjid) diharapkan mampu mengikat
kembali sendi-sendi kehidupan masyarakat.
f. Menjadikan masjid sebagai pusat tamaddun (kebudayaan/per-adaban Islam)
a. Penggalangan ZIS, pengelolaan dan ditribusinya secara utuh dari segi manajemen,
operasional yang realistik dan kondisional
b. Pembentukan wadah pelayanan yang dapat mengakomodasi kebutuhan fisik dan mental
spiritual umat dalam pengertian memenuhi kebutuhan “minal mahdi ilal lahdi” (sejak
lahir sampai meninggal dunia)
c. Memenuhi peran kemasyarakatan masjid sesuai ajaran agama Islam yang universal
(“rahmatan lil’alamin), masjid dituntut untuk berperan menumbuhkan interaksi positif
diantara anggota masyarakat secara tulus, rasa kasih dan peduli (“marhamah”) dan
ingin berbagi (ta-awwun) serta gotong royong (“tawazun”), baik dalam segi
kemampuan kontribusi dana, profesi, seni budaya, ketrampilan dan sebagainya
sehingga masjid mampu menjadi sumber inspiratif, motivator dan dinamisator menuju
kehidupan yang lebih sejahtera lahir dan batin
d. Berkembangnya peranan dan fungsi masjid untuk memberikan informasi kepada
jama’ahnya, mengharuskan YMAI menyediakan sarana komunikasi yang memadai
guna menghindari terjadinya mis-komunikasi dan mis-informasi diantara Pengurus di
satu sisi dan masyarakat disisi lain. Bentuk kegiatan kerjanya dapat berupa sarana
papan pengumuman, penerbitan bulletin secara barkala, “annual report”, atau sarana
“database/website” yang mampu menjadi akses komunikasi 2 arah (“two way traffic of
communication”)
e. Bentuk-bentuk pelayanan jama’ah dari segi kemasyarakatan dapat berupa :
e.1.Bakti sosial, seperti santunan fakir-miskin, beasiswa program “anak asuh,
khitanan/perkawinan masal, layanan kesehatan, layanan jenazah, “crisis center” (dalam
hal terjadinya musibah masyarakat) dan sebagainya.
e.2.Bimbingan dan konsultasi, baik yang menyangkut bidang agama, psikologi, hukum,
kerumahtanggaan dan sebagainya
e.3.Pemberdayaan kegiatan ekonomi umat, seperti kajian/latihan kewirausahaan,
kursus/latihan ketrampilan, “bursa niaga” (informasi peluang kerjasama/usaha), “bursa
kerja” (informasi peluang/lowongan kerja), koperasi, akses permodalan dan sebagainya.
a. Sarana dan Prasarana adalah salah satu penunjang penting dari kegiatan-kegiatan utama
YMAI (Kemasjidan, Pendidikan dan Kemasyarakatan), khususnya dalam perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan dan pembangunan fisik, baik berupa kegiatan renovasi,
rehabilitasi maupun “re-engineering” (rekayasa ulang) bangunan lama atau
penanganan proyek bangunan baru di lokasi yang dimiliki ataupun di lokasi baru yang
dikembangkan kemudian hari.
b. Konsep kerja Sarana dan Prasarana menggunakan pendekatan EBH (“Environment,
Building & Human Approach”), yaitu menggunakan pertimbangan aspek Lingkungan,
Bangunan dan aktifitas Manusianya.
E. MANAJEMEN
Manajemen adalah suatu proses terdiri atas 4 fungsi utamanya, yaitu : Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan.
a. Perencanaan (“what is to be done”) adalah suatu program integritas
yang ditentukan lebih dahulu, yang menjadi panduan untuk dilaksanakan oleh anggota
organisasi yang diberi kewajiban melaksanakannya.
b. Pengorganisasian (“who is to do what”) membagi komponen-
komponen aktifitas yang penting diantara para anggota sesuai kapasitas dan
kompetensinya masing-masing disertai dengan pendelegasian wewenang agar aktifitas
yang dialokasikan dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Pelaksanaan adalah kegiatan secara fisik semua rancangan kerja sesuai
pada Perencanaan maupun Pengorganisasian yang dilakukan oleh Pelaksana dengan
penuh kemauan, antusiasme dan semangat kerjasama. Untuk itu, langkah-langkah unsur
pimpinan untuk “menggerakan” Pelaksana adalah melalui komunikasi
kepemimpinan/kewibawaan (“leadership”), advis, instruksi maupun tindakan
pendisiplinan lainnya.
d. Pengawasan diperlukan untuk mengadakan inspeksi fisik (“check-up”)
atas tindak lanjut (“follow-up”) apa yang telah dikerjakan, apakah Pelaksanaan telah
sesuai dengan Perencanaan dan Pengorganisasian; bila tidak, maka perlu dilakukan
tindakan koreksi atau perbaikan
Jelas disini bahwa G2BK dan IRP YMAI sangat memerlukan dukungan terlaksananya
fungsi-fungsi manajemen tersebut di atas untuk mensukseskan kegiatan utama YMAI
(Kemasjidan, Pendidikan dan Kemasyarakatan)
Fokus sasaran G2BK dan IRP manajemen YMAI adalah sebagai berikut :
E.1. Organisasi
E.2. Keuangan
E.3. Sumber Daya Manusia
E.1. ORGANISASI
a. Inti manajemen adalah menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain (“to get thing
done through others”) dengan prinsip-prinsip manajemen yaitu : adanya kesatuan
perintah, kemampuan pengawasan, prinsip efisiensi dan efektifitas serta harus ada sub-
ordinansi (“hierarchy”) atasan dan bawahan
b. Kegiatan dan peran YMAI yang berkembang semakin besar membutuhkan pedoman
arah kebijakan dalam pengorganisasian seluruh kegiatan YMAI.
c. Segala kebijakan dan kegiatan organisasi YMAI harus berdasarkan dan untuk
kepentingan masyarakat jama’ah (umat), dilandasi azas kepakaran dan hakekat
kebenaran serta senantiasa dijaga etika Islami dan terlaksananya ukhuwah Islamiyah,
ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah insaniayah (ART Ps. 17 ayat 2)
E.2. KEUANGAN
G2BK dan IRP sebagai kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Rapat Dewan
Pembina harus menjadi strategi operasional oleh Pengurus dalam menjalankan Rencana
Kerjanya, kemudian oleh Pengurus dibuatkan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan
Petunjuk Teknis (Juknis) untuk pedoman kerja Pelaksana yang terdiri dari Unit-Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari Bidang, Lembaga dan Sekolah serta Unit Sekretariat
terdiri dari Sub-Bagian (Urusan).
IRP 25 tahun dibagi dalam 8 tahapan, tahap 1 sampai dengan tahap 8. Setiap tahap sesuai
dengan periode masa bakti tiap kepengurusan masing-masing, yaitu selama 3 tahun.
Rencana Kerja Pengurus 3 tahun dibagi dalam 3 kali Rencana Kerja Tahunan beserta
RAPB tahun bersangkutan.
Penyusunan G2BK dan IRP YMAI dimulai dari kondisi awal dengan meneruskan hasil
kerja yang dicapai sampai dengan 2001 atau akhir dari Pengurus masa bakti 1998-2001,
disusun secara spesifik berdasarkan hasil “data collecting “, analisa dan pertimbangan
strategis lainnya.
Tujuan setiap kegiatan (misi) adalah sasaran menuju cita-cita besar (visi) YMAI, yaitu
untuk turut mewujudkan umat yang kaffah dilandasi niat ibadah mengharap ridho Allah
semata sesuai jiwa dan makna “Al Ikhlas”. Namun untuk mencapai suatu sasaran akhir,
terlebih dahulu kita harus mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang ada dari
waktu ke waktu, menganalisanya dan mencari alternatif solusi terbaik sebagai “sasaran
antara”. Target setiap Rencana Kerja dari setiap tahap (1sampai 8) dari IRP 25 tahun
Pertama (yang akan dilanjutkan IRP 25 tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya)
adalah sebagai bagian strategi “sasaran antara” menuju sasaran besar (visi) yang telah
ditentukan lebih dahulu (“predetermined objective”) yaitu menuju perwujudan umat
yang kaffah seperti disebutkan di atas. Untuk itu, sangat diharapkan hubungan yang
harmonis antara unsur eksekutif (Pengurus) yang membuat dan melaksanakan Program
Kerja dengan unsur legislatif (Dewan Pembina) yang melaksanakan fungsi penentu
kebijaksanaan umum, arah dan sasaran kegiatan-kegiatan YMAI, serta sekaligus
melaksanakan fungsi pengawasan, bimbingan dan pembinaan terhadap Pengurus YMAI
dan perangkatnya
Hubungan antara target dan pelaksanaan Program Kerja yang ditetapkan sebagai bagian
strategi, dengan sistem pengawasan, bimbingan dan pembinaan dapat digambarkan
dalam Bagan-5 sebagai beikut :
Demikian pula, hubungan antara sistem anggaran yang ditetapkan (“budgetted”) sebagai
pedoman RAPB dengan sistem pengawasan, bimbingan dan pembinaan dapat
digambarkan dalam Bagan-6 sebagai berikut :
V. PENUTUP
Kunci sukses pelaksanaan di lapangan dari G2BK dan IRP YMAI akan terpulang kepada
niat suci, kemauan dan kemampuan SDM para pengelola (Pengurus dan Pelaksana)
yang memperoleh amanah dan dukungan dari masyarakat jama’ah YMAI. Selain itu
bantuan dan dukungan moril – materiil diharapkan datang dari Pemerintah dan pihak-
pihak lain yang bersedia, juga dari jama’ah aktip khususnya dan jama’ah keseluruhan
pada umumnya.
Mengingat banyak pihak yang terkait dalam menjalankan roda organisasi YMAI, maka
diperlukan suasana kerja yang kondusif, penuh disiplin, partisipatif, kreatif, inovatif,
produktif disertai dengan kerja yang baik, penuh koordinasi, integrasi (terpadu) dan
sinkron, dibawah pimpinan yang “siddiq, amanah, tabligh dan fathonah”, memiliki visi,
mampu memberikan inspirasi dan motivasi, memiliki kompetensi dan kualitas pribadi
serta type kepemimpinan yang diharapkan.
Akhirnya dengan bermunajad kehadirat Allah SWT disertai do’a, kiranya Ridho, Taufik,
Hidayah dan Inayah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada kita sekalian. Semoga nilai
amal ikhlas kita diterima Allah SWT dan terkabul semua yang kita cita-citakan. Amin
ya Robbab ‘alamin.
Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan bertekad
“faidza azamtu fatawakkal’alallah”, kita titipkan YMAI di tangan generasi penerus
menuju kejayaan YMAI. Insya Allah.
Ditetapkan oleh
Rapat Dewan Pembina YMAI
Di : Jakarta
1421 H
Pada tanggal : 2000 M
Drs. H. Soeradjiman