You are on page 1of 5

MANFAAT & FADHA’IL (KEUTAMAAN)

AL-QUR’AN
Oleh: Muhammad Furqan al-Faruqiy1

Al-Qur'an diturunkan kepada manusia––diucapkan melalui lisan Rasulullah saw––


bukanlah sekadar mengajak manusia untuk beriman kepada Allah SWT dan menyem-
bah-Nya dengan seikhlas-ikhlasnya, melainkan pada hakikatnya untuk kebutuhan
manusia itu sendiri hidup sukses atau bahagia di dunia dan mencapai hidup bahagia di
akhirat pula. Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT berfiman bahwa Al-Qur'an
diturunkan untuk menjadi peringatan bagi mereka (manusia) yang hidup, bukan bagi
yang telah mati.2 Agar menyesuaikan dengan kenyataan (realitas) manusia apa adanya,
Al-Qur'an diturunkan kepada seseorang yang secara biologis-lahiriah merupakan
manusia biasa.3 Bahkan orang-orang yang menentang kehadiran Al-Qur'an pun
terheran-heran mengapa Allah SWT menurunkannya kepada manusia biasa, ia
berjalan-jalan ke pasar dan makan-minum sebagaimana layaknya manusia, bukan
kepada malaikat.4 Singkat kata, manfaat Al-Qur'an adalah untuk manusia itu sendiri.
Allah `Azza wa Jalla Yang Maha Kaya tidak kekurangan apa pun andaikata manusia
beriman atau tidak kepada Al-Qur'an, menyembah-Nya atau tidak menyembah-Nya.

Perlu dicatat pula bahwa ada kesan di sebagian besar umat Islam saat ini bahwa
manfaat Al-Qur'an kelak hanya didapatkan ketika di akhirat. Karena itu, mereka
disibukkan dengan semangat “mengejar pahala dan setoran” agar memperoleh
keistimewaan di Akhirat nanti.

Sikap di atas sudahlah baik. Hanya saja, alangkah sayangnya jika hanya sebatas itu
persepsi atau keyakinan umat Islam terhadap manfaat Al-Qur'an. Jika seperti inilah
persepsi yang dibenarkan, tidaklah heran bila umat Islam saat ini belum banyak bicara
untuk membuktikan kedigdayaan dan kecanggihan Al-Qur'an bagi kehidupan nyata
manusia. Pada gilirannya, umat Islam kehilangan rahasia keunggulannya paling asli dan
tidak dapat ditiru atau dipalsukan, sebagaimana umat Islam terdahulu pernah
mendapatkan keunggulan tersebut bersama Rasulullah saw.

Melalui Majlis al-Qurra’, dilakukan upaya dakwah untuk memperbaiki persepsi dan
keyakinan di atas ke tingkat yang sebenarnya supaya umat Islam khususnya dan umat
manusia umumnya dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari Al-Qur'an
bagi kehidupan mereka di dunia ini, apalagi di akhirat kelak.

Berikut ini disajikan tulisan yang membahas beberapa manfaat langsung dan
keutamaan Al-Qur'an secara umum, maupun surah dan ayat-ayat tertentu di dalamnya,
sebagaimana yang diberitakan dari Rasulullah, pengalaman sahabat beliau maupun
hasil-hasil riset moderen.
Manfaat & Keutamaan Al-Qur'an
1
Pengasuh pengajian Majlis al-Qurra’ Pengadilan Tinggi Jakarta
2
Bacalah QS Ya Sin/036 ayat 70.
3
Bacalah QS al-Kahfi/018 ayat 110.
4
Bacalah QS al-Furqan/025 ayat 7.

1
Beberapa manfaat Al-Qur'an yang paling urgen bagi manusia adalah:

1. Sumber Informasi Resmi Paling Lengkap untuk


Mengenal Allah SWT
Imam al-Ghazaliy menyebutkan dalam salah satu tulisan beliau bahwa ilmu yang
paling tinggi dan paling penting bagi manusia adalah mengenal Tuhannya. Upaya
manusia untuk mengenal Dia telah, sedang dan akan berlangsung terus sejak
dahulu hingga Hari Kiamat, sepanjang masih ada manusia di alam semesta ini,
sebab hal itu merupakan fitrah kodrati manusia. Perhatikan kisah bagaimana Nabi
Ibrahim mencari Tuhannya ketika ia masih muda dalam QS al-An`am/006:74 – 79.

Sejarah manusia membuktikan bahwa jika proses pencarian itu tidak dipandu,
maka hampir dipastikan manusia tersesat, dan ia akhirnya tidak mengenal Allah.
Apalagi jika mereka sudah tahu bahwa proses pencarian itu juga bisa diganggu
oleh pihak lain (syaithan), yang secara aktif terus-menerus bekerja untuk
menyesatkan mereka.

Memang, melalui pengamatan alam (mirip kisah Ibrahim as tersebut di atas),


meditasi dsb, manusia mungkin saja dapat menyimpulkan adanya Tuhan Yang
Maha Esa. Tetapi jalur ini bukan merupakan jalan pintas dan juga tidak resmi.
Artinya, bisa jadi manusia dapat kesimpulan sebaliknya atau salah memahaminya.

Dengan diturunkannya Al-Qur'an, manusia tidak perlu susah-payah untuk


menemukan siapakah Allah SWT. Dia sendiri yang Berfirman dan Menjelaskan
secara rinci siapa Dia, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, tindakan-tindakan-Nya, dll.
Yang lebih penting lagi, Dialah yang Menetapkan bahwa informasi dari Al-Qur'an
ini adalah versi resmi yang Ia Jaga keasliannya dan tidak ada keraguan padanya
walaupun sekecil atom. Kitab-kitab lain, yang pernah Ia turunkan sebelum Al-
Qur'an sekarang tidak lagi menjadi sumber resmi, karena memang ketika
diturunkan tidak memperoleh jaminan dari-Nya bahwa kelak kitab-kitab tersebut
terjaga dari tangan-tangan usil manusia.

2. Sumber Informasi Resmi Paling Lengkap untuk


Mengenal Islam
Seringkali orang salah menilai ajaran Islam, karena berpedoman pada kenyataan
hidup masyarakatnya (saat ini), sehingga menimbulkan salah sangka terhadapnya.
Seorang ulama pernah menyatakan ungkapan “Al-Islam mahjub bil muslim”,
arrinya, ‘Ajaran Islam ditutupi oleh profil orang Islam’. Kalau profilnya jelek, maka
jelek pulalah kesan Islam.

Bagi mereka yang jujur dan mau mencari kebenaran hakiki, Al-Qur'an merupakan
sumber resmi paling lengkap mengenai ajaran Islam. Berangkat dari Al-Qur'an, ia
pun akan mudah memahami siapa Rasulullah saw, hadits atau sunnah-sunnah
beliau yang harus diikuti hingga hal-hal yang sangat rinci. [Tidak ada ajaran agama

2
selain Islam di muka bumi ini yang aturannya sangat rinci hingga persoalan-
persoalan yang sepele dalam kehidupan sehari-hari.]

3. Cermin Paling Sempurna untuk Mengenal Diri dan Alam


Semesta
Persoalan urgen berikutnya adalah bahwa manusia harus mengenal siapa dirinya
dan alam semesta, agar ia dapat mengelola diri dalam alam ini dengan sebaik-
baiknya. Upaya mengenal diri bukanlah urusan mudah, terbukti banyaknya
manusia yang tidak tahu diri, gagal memilih. Sekadar indikator tidak resmi bahwa
banyak manusia tidak tahu atau mengenal diri adalah banyaknya sekolah-sekolah
olah kepribadian atau biro konsultasi psikologi yang membantu manusia untuk
mengatasi kebingungan dirinya terhadap dirinya sendiri atau orang lain.

Al-Qur'an, apalagi jika didekati dengan semangat merasakan dan mengalaminya,


insya Allah SWT akan berfungsi bagaikan cermin bagi siapa pun yang
mencobanya. Sehingga, ia bisa melihat “profil” dirinya secara utuh dengan tingkat
keakuratan informasi yang sempurna.

4. Pintu Rahmat (Kasih) Allah SWT kepada Manusia


Rahmat atau kasih Allah adalah sebab terciptanya alam semesta, termasuk
manusia. Karena kasih-Nya-lah maka makhluk-makhluk-Nya dapat berkembang-
biak mempertahankan kehidupannya dan saling mengisi satu dengan lainnya.5

Jika rahmat ini dicabut oleh Allah SWT, maka akan timbul watak angkara murka di
antara manusia, yang pada gilirannya akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
Kehidupan mereka menjadi kering, mudah stres, tidak mau berkorban,
berpandangan negatip, dll. Secara fisik, akan banyak penyakit yang merupakan
gejala psikosomatik (fisik sakit karena berawal dari mental atau ruhani yang sakit).
Fenomena tawuran di kalangan remaja hingga anggota DPR, kerusakan hutan dan
alam secara umum merupakan indikasi betapa kasih telah tercabut pada hati
sebagian manusia.

5
Perhatikan hadits Shahih Muslim no. 4942
َ َ‫جع‬
‫ل‬ َ ‫ل‬ ُ ‫قو‬ ُ َ‫م ي‬َ ّ ‫سل‬َ َ‫ه ع َل َي ْهِ و‬ُ ّ ‫صّلى الل‬ َ ِ‫ل الل ّه‬ َ ‫سو‬ ُ ‫ت َر‬ ُ ْ‫مع‬ ِ ‫س‬
َ ‫ل‬ َ ‫ن أ َِبي هَُري َْرة َ َقا‬ ْ َ‫ع‬
َ َ َ
‫ض‬ِ ‫ل ِفي الْر‬ َ ‫ن وَأن َْز‬ َ ‫سِعي‬ ْ ِ ‫ة وَت‬ً َ‫سع‬
ْ ِ ‫عن ْد َه ُ ت‬
ِ ‫ك‬ َ ‫س‬ َ ‫م‬ْ ‫جْزٍء فَأ‬ ُ ‫ة‬ َ َ ‫مائ‬ ِ ‫ة‬َ ‫م‬ َ ‫ح‬ْ ‫ه الّر‬ ُ ّ ‫الل‬
‫ن‬
ْ َ ‫ها ع‬
َ ‫حافَِر‬ َ ‫ة‬ ّ ‫حّتى ت َْرفَعَ ال‬
ُ ّ ‫داب‬ َ ُ‫خل َئ ِق‬ َ ْ ‫م ال‬
ُ ‫ح‬ َ ‫جْزِء ت َت ََرا‬ُ ْ ‫ك ال‬َ ِ ‫ن ذ َل‬ْ ‫م‬ ِ َ‫دا ف‬ ً ‫ح‬ِ ‫جْزًءا َوا‬ ُ
(‫ه )رواه مسلم‬ َ ْ ‫خ‬ َ ِ ‫وَل َد‬
ُ َ ‫صيب‬
ِ ُ‫ن ت‬ ْ ‫ةأ‬ َ َ ‫شي‬ َ ‫ها‬
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
’Allah telah menjadi rahmat (kasih) 100 bagian. Dia menahan di sisi-Nya 99
bagian, dan Dia menurunkan 1 bagian ke bumi. Maka dengan satu bagian
inilah seluruh makhluk berkasih-sayang sesamanya, yang menyebabkan
seekor hewan mengangkat kakinya karena takut anaknya akan terinjak
olehnya.’ (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

3
Al-Qur'an merupakan pintu kasih Allah SWT. Barangsiapa yang merasa
kehilangan sifat kasih, baca dan dengarkan Al-Qur'an, maka hadiri majlis-
majlisnya, insya Allah penyakit defisiensi (kekurangan) kasih akan teratasi.
Perhatikan QS al-A`raf/007 ayat 204.

5. Buku Pedoman atau Petunjuk Hidup Manusia


Merumuskan buku pedoman yang tepat untuk suatu peralatan tidaklah mudah,
sekalipun oleh penciptanya sendiri. Karena itu, merumuskan pedoman hidup dan
kehidupan manusia jauh lebih rumit lagi. Hanya Dzat Yang Maha Tahu dan Maha
Menciptakan sajalah yang Mampu Menyusun pedoman hidup dan kehidupan
manusia paling tepat abgi semua manusia sepanjang masa. Itulah manfaat lain
dari Al-Qur'an6. Perlu digarisbawahi bahwa Al-Qur'an bukan hanya pedoman bagi
umat Islam, tetapi bagi seluruh manusia dan alam semesta.

6. Rujukan Kebenaran
Apa jadinya peradaban manusia jika saja tidak da satupun yang disepakati
menjadi ukuran kebenaran yang tidak diterima oleh semuanya (termasuk alam).
Seorang insinyur Indonesi mustahil bisa membuat mesin atau peralatan yang
dirancang oleh insinyur Jepang karena rujukan, hukum-hukum dan ukurannya
tidak sama. Dari contoh kecil ini terbuktilah bahwa manusia memerlukan standar
ukuran (kebenaran) agar interaksi di antara mereka tidak menimbulkan anarkis
atau kesemrawutan. Al-Qur'an merupakan kitab yang memang diturunkan menjadi
rujukan kebenaran untuk setiap urusan hidup manusia bahkan juga alam semesta.

7. Sumber Cahaya, Utamanya bagi Ruh Manusia


Jika sumber cahaya tidak ada, maka mata manusia tidak berfungsi sama sekali.
Begitulah hukum yang mengatur fisik manusia. Demikian pulalah hukum yang
mengatur ruhani manusia. Jika tidaka ada sumber cahaya, maka mata batin
manusia tidak ada manfaatnya dan pada gilirannya tidak berbeda dengan yang
buta.

Kalau sumber cahaya fisik relatif mudah didapat, tidak demikian halnya sumber
cahaya ruhani. Allah SWT-lah Sumber Cahaya langit dan bumi, termasuk ruhani
manusia. Cahaya-Nya secara lengkap Dia Pancarkan melalui Al-Qur'an.
Barangsiapa yang tidak mendekati Al-Qur'an maka ia tidak mendapatkan cahaya
ruhani tersebut.7

8. Obat Penyakit Diri (Jasmani, Mental/Jiwa dan Ruhani)


Kehidupan seorang manusia tidak luput dari berbagai kekurangan dan penyakit.
Dalam konteks ini, Al-Qur'an disediakan oleh Allah juga berfungsi sebagai obat
dari penyakit-penyakit tersebut, baik penyakit ruhani, mental dan termasuk fisik.8
Dari sejarah Nabi saw terbukti banyak ayat Al-Qur'an yang dimanfaatkan sebagai

6
Bacalah QS al-Baqarah/002 ayat 185.
7
Bacalah QS an0Nur/024 ayat 35, 39 dan 40.
8
Bacalah QS al-Isra/017 ayat 82.

4
sarana pengobatan, yang paling populer di antaranya adalah surah al-Fatihah, tiga
surah terakhir dalam Al-Qur'an, ayat kursi, dll.

9. Sumber Hiburan dan Kegembiraan


Kehidupan manusia tidak terlepas dari suka dan duka. Manakala ia berduka, maka
dunia terasa sempit dan ia pun akan berkeluh-kesah. Bukan tidak mungkin pula ia
menjadi putus asa. Dalam konteks ini, Al-Qur'an bisa dimanfaatkan sebagai saran
penghibur hati yang benar-benar menyegarkan. Bedanya dengan sarana hiburan
lainnya, Al-Qur'an juga sekaligus berperan untuk memperbaiki atau menyelesaikan
masalah yang menjadi sumber duka tersebut9.

10. Sumber Pelajaran/Konsultasi dalam Menghadapi Aneka


Persoalan Hidup dan Perantara (Wasilah) untuk
Mencapai Hajat Manusia
Al-Qur'an bagaikan bank soal dan jawaban yang mencakup kehidupan orang-
orang terdahulu maupun yang akan datang. Setiap tipe dan model masalah
manusia dan kiat-kiat solusinya tersaji dalam Al-Qur'an. Dengan kata lain, Al-
Qur'an bagaikan bengkel bagi perawatan dan perbaiki diri manusia. Kalau manusia
mau memanfaatkan Al-Qur'an, maka tidaklah perlu ia berspekulasi atau mengira-
ngira suatu masalah dan solusinya, yang akhirnya belum tentu memperoleh
kepastian jawabannya.

Demikianlah sebagian manfaat Al-Qur'an yang dapat dipetik langsung darinya. Insya
Allah, berikutnya akan dilanjutkan dengan kajian “ Keutamaan Belajar dan Mengajarkan
Al-Qur'an serta Manfaat & Keutamaan Surah/Ayat Tertentu dalam Al-Qur'an”.

Jakarta, 06 April 2005

Muhammad Furqan al-Faruqiy

9
Bacalah QS an-Nahl/027 ayat 1 s.d. 3, serta QS al-Fushshilat/041 ayat 30.

You might also like