You are on page 1of 50

Demokrasi Pancasila

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Langsung ke: navigasi, cari

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat tanpa


oposisi [1] dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai demokrasi terpimpin merupakan
demokrasi yang berada dibawah komando Pemimpin Besar Revolusi kemudian dalam doktrin
repelita yang berada dibawah pimpinan komando Bapak Pembangunan arah rencana
pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap usaha pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.[2]

Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal[3].
Ciri demokrasi Pancasila[3]:

 pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi


 adanya pemilu secara berkesinambungan
 adanya peran-peran kelompok kepentingan
 adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
 Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan
masalah.
 Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat


dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu
Undang-undang Dasar 1945[4]. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.[4]

Prinsip Demokrasi Pancasila

Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[3]:

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia


2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang merdeka,
artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK,
DPR, DPA atau lainnya
4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan aspirasi
rakyat
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2 UUD
1945)
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri sendiri,
masyarakat, dan negara ataupun orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
10. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan [3]:

a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat) b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas) c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.

[sunting] Tujuh Sendi Pokok

Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi
landasan, yaitu[5]:

 1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.

Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi
semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

 2. Indonesia menganut sistem konstitsional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi.

 3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa
(kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan
demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok, yaitu[5]:

Menetapkan UUD;

Menetapkan GBHN; dan

Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu[5]:

 Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
 Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
 Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
 Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;
 Mengubah undang-undang.
 4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain
diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah
Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

 5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam
pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden
harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak
amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi[5]:

 Hak tanya/bertanya kepada pemerintah


 Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
 Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
 Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
 Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

 6 Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri
ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut,
berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai
tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah
koordinasi presiden.

 7 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan
tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat
karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi
anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden[5].

[sunting] Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[6]:

 Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara


Contohnya:

Ikut menyukseskan Pemilu

Ikut menyukseskan pembangunan

Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

 Menjamin tetap tegaknya negara RI


 Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional
 Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
 Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara
 Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,

Contohnya:

Presiden adalah mandataris MPR,

Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

[sunting] Demokrasi Deliberatif

Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan”[7].
Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif[7].

Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama

1. prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan pertimbangan yang
mendalam dengan semua pihak yang terkait.
2. prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama hendaknya ada
kesediaan untuk memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
3. prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang terkait memiliki
peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan
gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang timbul
dalam masyarakat Indonesia yang heterogen[7]. Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir dari
musyawarah bukan dipaksakan[7]. Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas terjadinya
konflik kepentingan[7]. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh dukungan
mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional[7].

[sunting] Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

 Bidang ekonomi
Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi.[7]
Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan menjamin
tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-
sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang sama dalam
penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi pernah diwujudkan dalam Program ekonomi
banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d.
tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita kesemuanya malah
menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi.[7] Hal ini ditujukan untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila.[7]
Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen dalam
menentukan kebijakan ekonomi.[7]

 Bidang kebudayaan nasional

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan
kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga
kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik.[7] Terdapat
penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang bagi
berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan
penghargaan.[7]
kita anut karena nilai – nilai dan makna yang terkandung di dalamnya sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa

Indonesia. Hal itu telah digambarkan dalam prinsip pokok Demokrasi Pancasila yaitu :

1. Pemerintahan berdasarkan hukum , dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa Indonesia ialah negara berdasarkan

hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat), pemerintah berdasar atas sistem konstitusi

(hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas), dan kekuasaan yang tertinggi berada di tangan

MPR.

2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia.


3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah.

4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari

pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya.

5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi “Untuk
menyalurkan aspirasi rakyat”.
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1
ayat 2 UUD 1945).
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan
YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain,
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.
28
Tujuan Demokrasi Pancasila adalah untuk menetapkan bagaimana bangsa Indonesia mengatur hidup dan

sikap berdemokrasi seharusnya. Dan menjadikan semua teratur tanpa terjadi hal – hal yang melewati batas norma

kesopanan. Jadi jelas bahwa pendidikan Pancasila selalu diajarkan di setiap tingkat pendidikan mulai dari SD ,

SMP , SMA/SMK agar kita menjadi manusia yang demokrasi yang selalu menghargai pemdapat orang lain ,

tenggang rasa dan bertanggung jawab dalam menjadi warga negara yang baik.

BAB.IV. DAFTAR PUSTAKA


1.http://yanel.wetpaint.com/page/Demokrasi
2. Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
29
3. Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran
Kewarganegaraan. Malang : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
4. Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan
Menara Ilmu.
5. http://www.e-dukasi.net/modul_online/MO_21/ppkn203_07.htm
6. http://www.wikipedia.org
7.www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/demokrasi-
pancasila.html
8.www.google.com
9. www.majalahteras.com/2009/06/demokrasi-dalam-bingkai-pancasila/
10.www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=21&fname=ppkn203_07.htm
11. Soekarno, 1962 ,’Di Bawah Bendera Revolusi”,
30

DEMOKRASI PANCASILA
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
a8c65a93d0d99b

doc
Report

This is a private document.

Info and Rating

0 5 false false 0

disahkannya
menurut undang
hatta
hukum pelaksanaan
arti dan
berbagai
menuju demokrasi
berdasarkan demokrasi
(more tags)

Rizal_Ondernim_5397

Sign Up for an Ad-Free Scribd

 Remove all ads.


Never see ads on Scribd again.

No Thanks

Share & Embed

Related Documents

PreviousNext

1.

8 p.
8 p.

7 p.

2.

25 p.

24 p.

18 p.
3.

17 p.

17 p.

17 p.

4.

12 p.

4 p.
5 p.

5.

7 p.

14 p.

13 p.

6.
12 p.

17 p.

8 p.

7.

1 p.

22 p.
14 p.

8.

3 p.

16 p.

1 p.

9.
242 p.

2 p.

36 p.

10.

5 p.

11 p.
4 p.

11.

130 p.

12 p.

2 p.

12.
24 p.

21 p.

4 p.

13.

2 p.

5 p.
236 p.

14.

24 p.

1 p.

18 p.

15.
6 p.

More from this user

PreviousNext

1.

37 p.

31 p.

18 p.

2.
30 p.

30 p.

Recent Readcasters

Add a Comment

a8c65a93d0d99b
Submit

document_comme

4gen

This document has made it onto the Rising list!

09 / 29 / 2010

a8c65a93d0d99b
public - locked

Save collection

a8c65a93d0d99b

public - locked

Save collection
Upload a Document

 About
 Press
 Blog
 Partners
 Branded Reader
 Web Stuff
 Scribd Store

 Support
 FAQ
 Developers / API
 Jobs
 Terms - General
 Copyright
 Privacy

 Follow Us!
 scribd.com/scribd
 twitter.com/scribd
 facebook.com/scribd

You might also like