You are on page 1of 2

KELEBIHAN DAN KENDALA BANK SYARIAH

Secara teoritik bahwa sebuah perusahaan yang beroperasi menekankan pada prinsip
memaksimalkan keuntungan perusahaan (shareholder value). Kendati demikian, teori
tersebut telah mulai bergeser pada sistem nilai yang lebih luas (stakeholder value) dimana
manfaat yang didapatkan tidak lagi difokuskan hanya pada pemegang saham, akan tetapi
pada semua pihak yang dapat merasakan manfaat hadirnya suatu unit kegiatan ekonomi.
Sistem ekonomi syariah menekankan konsep manfaat pada kegiatan ekonomi yang lebih
luas lagi, bukan hanya pada manfaat di setiap akhir kegiatan, akan tetapi juga pada setiap
proses transaksi. Setiap kegiatan termasuk proses transaksi harus mengacu pada konsep
maslahat dan menjunjung tinggi asas keadilan.

Prinsip ini juga menekankan para pelaku ekonomi untuk selalu menjunjung tinggi etika
dan norma hukum dalam kegiatan ekonomi. Sebagai realisasi dari konsep syariah, pada
dasarnya sistem ekonomi/perbankan syariah memiliki tiga ciri yang mendasar yaitu
prinsip keadilan, menghindari kegiatan yang dilarang dan memperhatikan aspek
kemanfaatan. Sistem perbankan syariah, dengan demikian, tidak hanya memfokuskan diri
untuk menghindari praktek bunga, akan tetapi juga kebutuhan untuk menerapkan semua
prinsip syariah dalam ekonomi secara seimbang. Oleh karena itu, keseimbangan antara
memaksimalkan keuntungan dan pemenuhan prinsip syariah menjadi hal yang mendasar
bagi kegiatan operasional bank syariah.

Dalam hal pelaksanaannya, prinsip ekonomi syariah akan tercermin dalam nilai-nilai
yang secara umum dapat dibagi dalam dua perspektif yaitu mikro dan makro. Nilai-nilai
syariah dalam perspektif mikro menekankan aspek kompetensi/ profesionalisme dan
sikap amanah. Dalam perspektif makro nilai-nilai syariah menekankan aspek distribusi,
pelarangan riba dan kegiatan ekonomi yang tidak memberikan manfaat secara nyata
kepada system perekonomian. Dengan demikian, dapat dilihat secara jelas potensi
manfaat keberadaan sistem perekonomian/perbankan syariah yang ditujukan bukan hanya
untuk umat muslim, akan tetapi bagi seluruh umat manusia (Bank Indonesia, 2003).

Kendati secara prinsip bank syariah memiliki advantege, namun dalam realitasnya bank
syariah menghadapi beberapa kendala dan kelemahan yang memang harus diakui perlu
pembenahan dan peningkatan secara kualitas dan kuantitas antara lain:
Pertama, masalah jaringan kantor layanan. Rasanya perbankan syariah tidak perlu terus
cengeng mempermasalahkan perubahan pola dual banking system, yang dikembangkan
BI dengan membina bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah, dengan
system windows murni seperti di Malaysia, Sudan ataupun Bahrain, meski harus diakui
pola ini berpotensi meningkatkan jaringan bank syariah. Banyak cara yang bisa
dikembangkan bank syariah dalam merambah setiap kota di nusantara, boleh dengan
aliansi strategis seperti cara kancil yang dilakukan Bank Muamalat dengan PT Pos
Indonesia melalui Gerai Muamalat-nya, ataupun mendekati BPD serta BPRS yang
berjumlah sedikitnya 84 buah untuk dikonversi menjadi unit usaha syariah.
Kedua, jasa layanan dan inovasi produk. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta
mudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sehingga mereka tidak merasa punya
perbedaan dengan layanan dari perbankan konvensional.
Ketiga, masih terbatasnya pemahaman masyarakat mengenai kegiatan usaha jasa
keuangan syariah [bank, asuransi, dana pensiun, reksa dana dan indeks syariah].
keterbatasan
pemahaman ini menyebabkan banyak masyarakat memiliki persepsi yang kurang tepat
mengenai operasi jasa keuangan syariah.
Keempat, masih terbatasnya jaringan kantor cabang jasa keuangan syariah. Keterbatasan
kantor cabang ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan pelayanan terhadap
masyarakat yang menginginkan jasa keuangan syariah.
Kelima, masih belum lengkapnya peraturan dan ketentuan pendukung kegiatan usaha jasa
keuangan syariah seperti standar akuntansi, standar prinsip kehati-hatian, standar fatwa
produk investasi syariah serta peraturan dan ketentuan pendukung lainnya.
Keenam, masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki keterampilan teknis jasa
keuangan syariah.

You might also like