You are on page 1of 19

POLIMER & KOMPOSIT

TUGAS

Diajukan guna melengkapi tugas polimer & komposit dan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Teknik (S1) dan mencapai gelar Sarjana Teknik

Oleh

Achmad Hadi Kurniawan 071910101022


Devis Alif Qafaby 071910101034
Rendy Destya 071910101046
Dicky Adi Tyagita 071910101052
Dimas Dwi Kusuma 071910101054
Discovery Afrianto 071910101094

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2008
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Ramat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah tepat pada waktunya. Dimana materi dari
penyusunan makalah ini berdasarkan teori-teori yang telah didapat dibangku
kuliah, dan dibantu dengan pustaka online yang berhubungan dengan penulisan
laboran ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laboran ini tidak akan dapat
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan baik berupa dukungan moril dan
material juga rangkaian keputusan kebijaksanaan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis igin mengucapkan tarima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Sholahudin Yunus, selaku Dosen Mata Kuliah Komposit
2. Serta teman-teman Jurusan Teknik Mesin
Akhir kata tiada gading yang tak retak, karena itu penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Jember, 6 Mei 2008

Penyusun
ABSTRAK

Orientasi, ukuran, dan bentuk serta material serat adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi properti mekanik dari lamina. Serat alam yang dikombinasikan
dengan resin sebagai matrik akan dapat menghasilkan komposit alternatif yang
salah satunya berguna untuk aplikasi material industri. Dengan memvariasikan
lebar serat tersebut diharapkan akan didapatkan hasil properti mekanik komposit
yang maksimal untuk mendukung pemanfaatan komposit alternatif. Makalah ini
menganalisa tentang komposit penguat serat alam acak.
Dalam makalah ini dapat dicontohkan dalam serat alam yang berupa serat
bambu. Dengan perlakuan yang pertama dilakukan adalah penentuan
materialbambu, kemudian perlakuan yang terdiri dari cara pemotongan,
pengeringan,mengiris / mengirat bambu dengan lebar 5 mm dengan ketebalan 0,5
mm danmenganyam untuk membuat bahan layer komposit. Kemudian dilanjutkan
denganpembuatan komposit dengan ketebalan tertentu dengan proses hand lay up.
Untuk kekuatan dan kekakuan komposit ini akan dilakukan pengujian tarik dan
bending. Dari pengujian didapatkan bahwa kekuatan tarik aktual terbesar dimiliki
oleh komposit dengan lebar serat 5 mm dengan nilai σaktual sebesar 16,806
Kg/mm2. Regangan tarik terbesar dimiliki komposit dengan lebar serat 5 mm
dengan nilai εaktual sebesar 0,012. Sedangkan modulus elastisitas tarik terbesar
dimiliki komposit dengan lebar serat 5 mm dengan nilai sebesar 1421,129
kg/mm2. Kekuatan bending terbesar dimiliki oleh komposit dengan lebar serat
5mm dengan nilai 17,60533 kg/mm2. Hasil tersebut sudah memenuhi syarat untuk
aplikasi material kulit kapal, sesuai standar BKI (Biro Klasifikasi Indonesia).
PENDAHULUAN

Serat sebagai elemen penguat sangat menentukan sifat mekanik dari komposit
karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh matrik. Orientasi, ukuran, dan
bentuk serta material serat adalah faktor-faktor yang mempengaruhi property
mekanik dari lamina. Serat alam yang dikombinasikan dengan resin sebagai
matrik akan dapat menghasilkan komposit alternatif yang salah satunya berguna
untuk aplikasi material industri. Dengan memvariasikan lebar serat woven
tersebut diharapkan akan didapatkan hasil properti mekanik komposit yang
maksimal untuk mendukung pemanfaatan komposit alternatif.
Dalam pembahasan komposit penguat serat alam acak yang dicontohkan
dengan bambu memiliki keunggulan komposit serat bambu dibandingkan dengan
fiber glass adalah komposit serat bambu lebih ramah lingkungan karena mampu
terdegradasi secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan fiber glass.
Sedangkan fiber glass sukar terdegradasi secara alami. Selain itu fiber glass juga
menghasilkan gas CO dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika fiber glass
didaur ulang, sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti fiber glass
tersebut.
Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat
istimewa yang sulit didapat dari logam. Komposit merupakan material alternative
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Material komposit
adalah gabungan dari penguat (reinforced) dan matriks. Kelebihan material
komposit jika dibandingkan dengan logam adalah perbandingan kekuatan
terhadap berat yang tinggi, kekakuan, ketahanan terhadap korosi dan lain-lain.
Oleh karenanya, dewasa ini teknologi komposit mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Perkembangan komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi
juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yang
renewable atau terbarukan, sehingga mengurangi konsumsi petrokimia maupun
gangguan lingkungan hidup.
Dari uraian diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah bagaimana membuat bahan yang lebih kuat dari fiber glass tetapi tetap
ramah lingkungan. Salah satu bahan alternatif yang ditawarkan untuk mengatasi
masalah tersebut atau dengan kata lain bahan yang dapat menggantikan fiber glass
sebagai bahan kulit kapal adalah komposit laminat bambu serat woven roving.
Makalah ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi dalam
menentukan lebar serat yang dipakai untuk memperoleh kekuatan, keuletan dan
kekakuan yang diinginkan dari komposit laminat bambu serat woven, dan
diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap perkembangan material
alternative yang lebih murah, berkualitas dan mudah dalam proses produksinya.
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN KOMPOSIT

Perkataan komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan


berbeda-beda mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan
dua atau lebih bahan untuk mencari sifat material yang lebih baik merupakan
suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi komposit.

Walaupun demikian defenisi ini terlalu umum karena komposit ini


merangkumi semua bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam
alloy, keramik, kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan
atau lebih untuk mendapatkan suatu bahan yang baru.

Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang
digunakannya, yaitu:
1. Fibrous Composites ( Komposit Serat )
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu
lapisan yang menggunakan penguat berupa serat / fiber. Fiber yang digunakan
bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan
sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu
bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.
2. Laminated Composites ( Komposit Laminat )
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
3. Particulalate Composites ( Komposit Partikel )
Merupakan komposit yang menggunakan partikel/serbuk sebagai
penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.
Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan
yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan.
Rosato dan Di Matitia pula menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat
yang biasanya dalam bentuk serat, dimana ada serat pendek, panjang, anyaman
pabrik atau lainnya. Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa bahan komposit
adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat, butiran atau cuhisker
seperti pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar), keramik, dan
serat logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.

Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu
menyartakan bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan
komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri
tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu
konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal.

Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang
terdiri dari dari fasa tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalunya
terdiri dari serat atau bahan pengukuh, manakala yang berterusannya terdiri dari
matriks.

• SERAT ALAM
Serat alam dapat diperoleh dari tanaman pisang, bambu, nanas, rosella,
kelapa, kenaf, dan lain-lain. Saat ini, serat alam mulai mendapatkan perhatian
yang serius dari para ahli material komposit karena:
• Serat alam memiliki kekuatan spesifik yang tinggi karena serat alam memiliki
berat janis yang rendah.
• Serat alam mudah diperoleh dan merupakan sumber daya alam yang dapat
diolah kembali, harganya relatif murah, dan tidak beracun.
Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa tahap seperti yang telah
digariskan oleh Schwartz :

1. Tahap/Peringkat Atas
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah
dikatakan sebagai bahan komposit. Ini termasuk alloyr polimer dan keramik.
Bahan-bahan yang terdiri dari unsur asal saja yang tidak termasuk dalam
peringkat ini.

2. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa
merupakan suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara
tradisional dikenal sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam.
Contoh besi keluli yang merupakan alloy multifusi yang terdiri dari karbon
dan besi.

3. Tahap/Peringkat Makrostruktur
Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bagi
mendapatkan suatu sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan
masih tetap dalam bentuk asal, dimana dapat ditandai secara fisik dan
melihatkan kesan antara muka satu sama lain.

II. KEPENTINGAN BAHAN KOMPOSIT


Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap
bahan komposit. Perkembangan bidang sciences dan teknologi mulai
menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan
aplikasi baru. Bidang angkasa lepas, perkapalan, automobile dan industri
pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang
berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar (5,10). Dalam kebanyakan
bahan konvensional seperti keluli,walaupun kuat ianya mempunyai density
yang tinggi dan rapuh.

Oleh sebab itu bahan komposit yang mempunyai gabungan sifat yang
diperlukan seperti yang tertera pada tabel di bawah ini yang mulai mendapatkan
perhatian untuk menggantikan bahan konvensional
Tabel 1.

Perbandingan sifat-sifat mekanikal antara bahan konvensional dan komposit

Bahan Spesifik Kekuatan Kekuatan Modulus Modulus

Grafity Tensile Spesifik Tensile Spesifik

(Mpa) (MNm/kg) (Gpa) (MNm/kg)

Keluli 7,2 103,4- 14,4-28,7 82,7 11,5


206,8

Allumenium 2,7 55,2- 20,4 68,9 25,5


179,3

Epoksi 1,2 41,0 34,2 4,5 3,8

Epoksi/Kevlor 1,4 650,0 646,3 40,0 28,6


46(60%)

Nylon 1,1 70,0 61,4 2,0 1,8

Nylon/Serat 1,5 207,0 138,0 14,0 9,3


Kaca (25%)

A. Kelebihan Bahan Komposit


Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat
dari beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal,
keupayaan (reliability), kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraikan
dibawah ini :

a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal


• Gabungan matriks dan serta dapat menghasilkan komposit yang
mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan
konvensional seperti keluli.
• Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah
berbanding dengan bahan konvensional. Ini memberikan implikasi
yang penting dalam konteks penggunaan karena komposit akan
mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari
bahan konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang
dihasilkan akan mempunyai kerut yang lebih rendah dari logam.
Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam industri
pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena
berhubungan dengan penghematan bahan bakar.

• Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk


menggantikan komponen yang diperbuat dari logam dengan
komposit karena telah terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue yang baik terutamanya komposit yang
menggunakan serat karbon.

• Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap


kakisa yang lemah terutama produk yang kebutuhan sehari-hari.
Kecendrungan komponen logam untuk mengalami kakisan
menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi.

• Bahan komposit mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.

• Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility


(berdaya guna) yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat
yang menarik yang dapat dihasilkan dengan mengubah sesuai jenis
matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan
lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit
hibrid.

• Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam;


kekakuan jenis (modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya
lebih tinggi dari logam.
• Dibanding dengan material konvensional keunggulan komposit
antara lain yaitu memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability),
tahanan lelah (fatigue resistance) yang baik, tahan korosi, dan
memiliki kekuatan jenis (rasio kekuatan terhadap berat jenis) yang
tinggi.

• Manfaat utama dari penggunaan komposit adalam mendapatkan


kombinasi sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang
ringan. Dengan memilih kombinasi material serat dan matriks yang
tepat, kita dapat membuat suatu material komposit dengan sifat yang
tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk suatu struktur tertentu dan
tujuan tertentu pula.

b. kebebasan dalam proses


Kebolehprosesan merupakan suatu kriteria yang penting dalam
penggunaan suatu bahan untuk menghasilkan produk. Ini karena dikaitkan
dengan produktivitas dan mutu suatu produk. Perbandingan antara
produktiviti dan kualiti adalah penting dalam konteks pemasaran produk
yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan juga dikaitkan dengan
keberbagai teknik fabrikasi yang dapat digunakan untuk memproses suatu
produk.

Telah diterangkan dengan jelas bahwa bahan komposit


dibolehprosesan dengan berbagai teknik fabrikasi yang merupakan daya
tarik yang dapat membuka ruang luas bagi penggunaan bahan komposit.
Contohnya untuk komposit termoplastik yang mempunyai kelebihan dari
segi pemrosesan yaitu ianya dapat diproses dengan berbagai teknik
fabrikasi yang umum yang biasadigunakan untuk memproses termoplastik
tanpa serat.
B. Kekurangan dalam bidang komposit yaitu :
• Biaya
Hambatan dalam aplikasi material komposit umumnya adalah soal biaya.
Meskipun sering kali proses manufaktur material komposit lebih efisien,
namun material mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih
belum bisa secara total menggantikan material konvensional seperti baja,
tetapi dalam banyak kasus kita memiki kebutuhan akan hal itu. Tidak
diragukan, dengan teknologi yang terus berkembang, pengunaan baru dari
material komposit akan bermunculan. Kita belum melihat semua yang
material komposit dapat lakukan.

III. PENGGABUNGAN KOMPOSIT


Penggabungan komposit sangat beragam; fiber ada yang diatur
memanjang (unidirectional composites), ada yang dipotong-potong lalu
dicampur secara acak (random fibers), ada yang dianyam silang lalu dicelupkan
dalam resin (cross-ply laminae), dan lainnya. Lembaran komposit disebut
sebagai lamina. Sebagaimana telah diketahui bahwa kekuatan, kekakuan serta
kerapatan bahan monolit konvensional tidak begitu memuaskan para perancang.
Penguatan bahan komposit dengan memakai serat (fibre reinforced). Pewujudan
serat penguat menerus/kontinyu, tak menerus, serabut pendek (Whisker) atau
bisa juga berupa partikel-partikel logam pada matriknya ternyata menghasilkan
kekuatan dan moduli yang amat besar. Untuk membuktikan hal tersebut perlu
dilakukan pengujian secara eksperimental. Bahan serat penguat tersebut adalah :
Gelas, karbon, boron, aramid, polietelin dan lain-lain.

Serat kaca (glass fibre) adalah material yang umum digunakan sebagai
serat. Namun, teknologi komposit saat ini telah banyak menggunakan karbon
murni sebagai serat. Serat karbon memiliki kekuatan yang jauh lebih baik
dibanding serat kaca tetapi biaya produksinya juga lebih mahal. Komposit dari
serat karbon memiliki sifat ringan dan juga kuat. Komposit jenis ini banyak
digunakan untuk struktur pesawat terbang, alat-alat olahraga, dan terus
meningkat digunakan sebagai pengganti tulang yang rusak.
Selain serat kaca, polimer yang biasanya menjadi matriks juga dapat
dipakai sebagai serat atau penguat. Contohnya, kevlar merupakan serat polimer
yang sangat kuat dan dapat meningkatkan toughness dari material komposit.
Kevlar dapat digunakan sebagai serat dari produk komposit untuk struktur
ringan yang handal, misalnya bagian kritis dari struktur pesawat terbang.
Sebenarnya, material komposit bukanlah pengguaan asli dari kevlar. Kevlar
dikembangkan untuk pengganti baja pada ban radial dan untuk membuat rompi
atau helm antipeluru.

Sedangkan untuk matriks, kebanyakan material komposit modern


menggunakan plastik thermosetting, yang biasanya disebut resin. Plastik adalah
polimer yang mengikat serat dan membantu menentukan sifat fisik dari material
komposit yang dihasilkan. Plastik termosetting berwujud cair tetapi akan
mengeras dan menjadi rigid ketika dipanaskan. Plastik ini memiliki tahanan
terhadap serangan zat kimia yang baik meskipun berada pada lingkungan
ekstrim.

Untuk tujuan khusus, digunakan matriks dari keramik, karbon dan logam.
Contohnya, keramik digunakan untuk material komposit yang didesain bekerja
pada temperatur sangat tinggi dan karbon digunakan untuk produk yang
menerima gaya gesek seperti bearing dan gir.

Pada material komposit dikenal istilah lamina dan laminate. Lamina


adalah satu lembar komposit dengan satu arah serat tertentu, sedangkan laminate
adalah gabungan beberapa lamina. Laminate dibuat dengan cara memasukkan
pre-preg lamina ke dalam autoclave selama selang waktu tertentu dan dengan
tekanan serta temperatur tertentu pula. Auroclave adalah suatu alat semacam
oven bertekanan untuk menggabungkan lamina.

Pada dasarnya, komposit dapat didefinisikan sebagai campuran


makroskopik dari serat dan matriks. Serat merupakan material yang (umumnya)
jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi memberikan kekuatan tarik.
Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan dan
kerusakan akibat benturan.dalam tugas ini lebih spesifik akan membahas
komposit penguat serat alam acak.

IV. CONTOH KOMPOSIT PENGUAT SERAT ALAM ACAK :

1. Rotan

Teknologi material komposit saat ini mengalami perkembangan ke


penggunaan bahan alam sebagai komponen pembentuknya terutama penggunaan
serat alam sebagai pengganti serat sintetis yang selama ini dipakai. Salah satu
alasannya karena polusi yang disebabkan oleh material sintetis yang pada
umumnya sulit didaur ulang, dan juga serat alam memiliki ketersediaan yang
melimpah dan pada umumnya ramah lingkungan karena dapat terurai
(biodegradable). Rotan sebagai salah satu sumber bahan alam yang banyak
tersedia di indonesia, diharapkan dapat menjadi sumber serat alam yang baik
karena rotan sudah terkenal akan keuletan dan kekuatannya pada penggunaan di
berbagai peralatan rumah tangga terutama mebeler seperti kursi dan meja. Atas
dasar ini dilakukan penelitian yang menjadi bahan tugas akhir ini untuk mengkaji
penggunan serat rotan sebagai pemerkuat komposit polimer.

Penelitian yang dilakukan adalah proses pengambilan serat dari batang rotan,
menghitung massa jenis serat, menguji kekuatan tarik serat, menguji kekuatan
tarik resin poliester, membuat komposit dengan matriks poliester dengan orientasi
serat random dan anyaman, menguji kekuatannya dengan pengujian kekuatan
tarik komposit serta membandingkan hasilnya dengan komposit serat gelas.

Dari hasil penelitian didapat bahwa diameter serat yang didapat masih terlalu
besar, kekuatan komposit serat rotan meningkat seiring peningkatan fraksi serat
(yang menunjukkan adanya penguatan dari serat rotan), serta hasil perbandingan
dengan serat gelas, kekuatan serat dan komposit serat rotan masih dibawah
komposit serat gelas, dengan perbandingan untuk komposit serat random pada
fraksi berat 20%, komposit serat rotan masih 2/3 kali kekuatan komposit serat
gelas, dan untuk komposit serat anyaman, pada fraksi berat serat 40 %, komposit
serat rotan masih ¼ kali kekuatan komposit serat gelas.

2. Bambu
Bambu adalah tanaman termasuk Bamboidae, salah satu anggota sub familia
rumput, pertumbuhannya sangat cepat. Pada masa pertumbuhan, bamboo tertentu
dapat tumbuh vertikal 5cm per jam, atau 120 cm per hari. Tanaman bambu
mempunyai ketahanan yang luar biasa. Rumput bambu yang telah dibakar, masih
dapat tumbuh lagi. Bambu dapat tumbuh di lahan yang sangat kering seperti di
kepulauan Nusa Tenggara atau di lahan yang banyak disirami air hujan seperti
Parahiyangan.
Di dunia tercatat lebih dari 75 genus dan 1250 spesies bambu. Bambu yang ada
di Asia Selatan dan Asia Tenggara kira-kira 80% dari keseluruhan yang ada di dunia.
Genus Bambusa mempunyai jumlah spesies yang paling banyak, dan terutama
banyak terdapat di daerah tropis, termasuk Indonesia.
Karakteristik Bambu
Adapun beberapa sifat fisik penting bambu antara lain sebagai berikut :
• Wettability
Wettability menunjukkan kemampuan cairan untuk menempel pada permukaan
benda padat. Wettability memberikan pengaruh yang cukup besar pada adhesi.
• Kandungan air
Kandungan air merupakan sifat fisik bambu yang penting karena
mempengaruhi sifat mekanik dari bambu. Kandungan air pada batang bamboo setelah
di potong adalah antara 50-99% sementara bambu yang telah kering adalah sekitar
12-18%.
• Berat jenis
Bambu memiliki berat jenis yang berkisar antara 600-900 kg/m3 . Untuk jenis bambu
tali memiliki berat jenis rata-rata 820 kg/m3. Penelitian di bidang bambu juga
dilakukan oleh Morisco pada tahun 1994-1999. Semua spesimen dibuat dari bambu
yang tanpa buku. Sebagai pembanding dipakai baja tulangan beton dengan tegangan
luluh sekitar 2400Kg/cm2 . Pengujian memakai mesin Universal Testing Machine
merk UNITED dengan kapasitas tarik 13,6 ton. Mesin uji dilengkapi dengan
computer yang dapat memberi keluaran berupa diagram tegangan-regangan.
Dalam makalah ini jenis bambu yang dipilih sebagai serat penguat pada
sistem material komposit adalah bambu tali dengan pertimbangan bahwa bamboo ini
bersifat kuat, liat, lurus, serta paling baik untuk anyaman. Bambu tali tidak mudah
terserang hama bubuk, sekalipun tidak diawetkan.

3. Abu sekam padi

Abu sekam padi ternyata mengandung senyawa silika cukup tinggi. Hasil
analisa menunjukkan kandungan SiO2 93 %, pH = 8, kadar air 2,70 %, luas
permukaan butiran 68 m2/gr pada ukura butir – 325 Mesh. Abu dengan sifat
demikian terbukti dapat dipakai sebagai bahan penguat komposit karet alam.

Campuran abu – karet dapat dikerjakan dengan mudah di dalam gilingan


‘open mill’. Pada penambahan abu sebanyak 40 – 60 phr kedalam karet dapat
menghasilkan viskositas kompon antara 40 – 60 satuan Mooney, suatu harga yang
umum dipakai di dalam pengolahan komposit.

Campuran abu – karet (kompon) ternyata juga mudah dimasak


(vulkanisasi), terbukti dari waktu pematangan optimumnya (optimum cure) yang
pendek yaitu 21 menit. Padahal untuk memasak campuran silika sintesis – karet
membutuhkan waktu 74 menit. Dalam hal waktu pematangan awal (scorch tome)
campuran abu – karet adalah 8 menit.

Bila nilai tegangan putus dan modulus 300 % dipakai indikator untuk
menilai kekuatan dari komposit karet, maka secar umum kekuatan komposit abu –
karet masih lebih rendah daripada kekuatan komposit silika sintesis – karet.
Komposit abu – karet hanya mampu mencapai nilai tegangan putus dan modulus
300 % masing- masing 157 kg/cm2 dan 57 kg/cm2 sedangkan komposit silika
sintesis – karet mencapai 210 kg/cm2 dan 77 kg/cm2. Dari uji dengan SEM
(Scanning Electron Microscope) dikatehui bahwa interaksi abu – karet masih
belum efektif terbukti dengan adanya gejala ‘dewetting’ pada bidang antar
mukanya.
V. KEGUNAAN BAHAN KOMPOSIT

Penggunaan bahan komposit sangat luas, yaitu untu :

a. Angkasa luar
- Komponen kapal terbang
- Komponen Helikopter
- Komponen satelit
- Dan lain-lain
b. Automobile
- Komponen mesin
- Komponen kereta
- Dan lain-lain
c. Olah raga dan rekreasi
- Sepeda
- Stick golf
- Raket tenis
- Sepatu olah raga
- Dan lain-lain
d. Industri Pertahanan
- Komponen jet tempur
- Peluru
- Komponen kapal selam
- Dan lain-lain
e. Industri Pembinaan
- Jembatan
- Terowongan
- Rumah
- Dan lain-lain
f. Kesehatan
- Kaki palsu
- Sambungan sendi pada pinggang
- Dan lain-lain
g. Marine / Kelautan
- Kapal layar
- Kayak
- Dan lain-lain
h. Dan lain-lain

i. Aplikasi pada industri

Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh


utamanya. Keduanya akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material
komposit. Material komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian
sayap dan ekor, propeller, bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat
terbang. Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit
telah banyak juga digunakan untuk badan mobil F1, alat-alat olahraga, struktur
kapal dan industri migas.
KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat


diambil kesimpulan bahwa proses pembuatan komposit komposit bersusun
dengan arah serat yang sejajar atau laminat dengan bahan penguat serat bambu
dan matriks resin polyester dapat digunakan sebagai kulit kapal karena telah
memenuhi syarat – syarat kekuatan mekanik kulit kapal sesuai dengan standar
BKI sehingga material tersebut dapat diusulkan sebagai alternatif pengganti bahan
fiber glass untuk kulit kapal. Dan tidak sebatas sebagai pengganti fiberglass untuk
kapal saja melainkan seiring dengan waktu komposit akan digunakan sebagai
pengganti bahan konvensional.

You might also like