Professional Documents
Culture Documents
THROMBOSIS
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I
oleh
a. Pengertian
b. Etiologi
2. kelainan hormonal
• hiperaldosteronisme
• sindrom Caushing
• feokromositoma
3. obat-obatan
• pil KB
• kortikosteroid
• siklosporin
• eritropoetin
• kokain
• penyalahgunaan alcohol
• penggunaan kayu manis yang berlebihan
4. penyebab lain
• koartasio aorta
• preeklampsia pada kehamilan
• porfiria intermitten akut
• keracunan timbale akut
1. Faktor keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi essensial didapatkan riwayat
hipertensi dalam keluarga, khususnya ayah dan ibu klien.
Apabila dalam suatu keluarga terdapat riwayat hipertensi,
maka kemungkinan seseorang dalam keluarga itu untuk
terkena hipertensi essensial lebih besar. Dan juga banyak
dijumpai pada klien yang kembar monozigot ( satu telur ),
apabila salah satunya menderita hipertensi.
2. faktor Lingkungan
seperti stress, kegemukan / obesitas dan kurang olah raga
juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi essensial.
Hubungan antara stress dan hipertensi diduga karena aktivasi
saraf simpatis, yang bekerja pada saat kita beraktifitas.
Peningkatan aktifitas saraf simpatis dapat meningkatkan
tekanan darah secara intermitten / tidak menentu. Bila stress
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi.
Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita
hipertensi dengan obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan
penderita yang mempunyai berat badan normal.
Olah raga dapat digunakan untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya obesitas dan mengurangi asupan garam kedalam
tubuh yang akan dikeluarkan melalui keringat oleh kulit.
c. Patofisiologi
d. klasifikasi
Hipertensi dibagi dalam beberapa jenis, yaitu
• menurut WHO, diabgi menjadi 3 yaitu :
@ hipertensi derajat I, jika tekanan diastoliknya
95-109 mmHg
@ Hipertensi derajat II, jika tekanan diastoliknya
110-119mmHg
@ Hipertensi derajat III, jika tekanan diastoliknya
> 120mmHg
• berdasarkan penyebabnya, dibagi menjadi 2
jenis,yaitu :
@ Hipertensi Primer / Essensial
suatu keadaan hipertensi sebagai akibat dari
gaya hidup seseorang, lingkungan dan juga
faktor keturunan.
@ Hipertensi Sekunder
suatu keadaan Hipertensi akibat seseorang
mengalami / menderita penyakit lain seperti gagal
jantung, gagal ginjal atau kerusakan system
hormone tubuh. Sedangkan pada ibu hamil, tekanan
darah secara umum meningkat saat kehamilan
berusia 20 minggu. Terutama pada wanita hamil
yang berat badannya diatas normal.
e. Manifestasi Klinis.
Hipertensi ringan atau sedang umumnya tidak
menimbulkan gejala. Gejala hipertensi baru muncul bila
hipertensi menjadi berat atau pada keadaan krisis
hipertensi. Gejala-gejalanya berupa :
- sakit kepala, pusing, sesak nafas
- muntah, , kardiomegali
- gelisah, sianosis, dispneu, edema
- berat badan turun, heptaomegali
- keringat berlebihan, takikardi, ronki
- murmur, epistaksis, bising jantung
- palpitasi, poliuri, proteinuri, hematuri
- retardasi pertumbuhan
f. Komplikasi
Pada krisis hipertensi dapat timbul komplikasi lanjut pada
organ-organ tubuh sebagai berikut :
- Otak : dapat menyebabkan Stroke
- Mata : dapat menyebabkan retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan
- Jantung : dapat menjadi salah satu faktor
Penyakit jantung Koroner, gagal jantung
- Ginjal : dapat mengakibatkan penyakit ginjal
kronik, gagal ginjal terminal
g. Insiden
Hipertensi terjadi pada klien dengan pola hidup yang tidak
sehat, memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga ( faktor
herediter ), juga pada klien dengan usia diatas 50 tahun.
i. Test Diagnostik
Dengan pemeriksaan laboratorium , yakni:
-Panel Evaluasi Awal Hipertensi
-Panel Hidup Sehat dengan Hipertensi
j. Penatalaksaan Medis
• Penatalaksanaan Non Farmakologis
1. DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
• Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic,
golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin
angitensin.
k. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Aktivitas/ Istirahat
o Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
o Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
• Sirkulasi
o Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
o Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu
dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
• Integritas Ego
o Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
o Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
• Eliminasi
o Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit
ginjal pada masa yang lalu).
• Makanan/cairan
o Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir
ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
o Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
• Neurosensori
o Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital
(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam)
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
o Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek,
proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
• Nyeri/ ketidaknyaman
o Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
• Pernafasan
o Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
o Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
• Keamanan
o Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja
jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan
norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
• Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
• Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
• Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
• Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
• Catat edema umum.
• Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
• Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
• Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
• Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
• Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
• Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
• Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
• Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan
peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
• Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi
20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada,
kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan
respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh
kelebihan kerja/ jantung).
• Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan,
TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri.
(Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
• Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia
selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan
aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
• Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat
gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan
penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen).
• Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal
meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil :Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil :Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai
laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
C. VARISES
a. Pengertian
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Klasifikasi
Jenis Varises dibedakan menjadi 4 yaitu,:
1. Varises Spider Navy
Varises ini tergolong ringan, biasanya akibat suhu
yang terlalu panas atau dingin, terpapar sinar
matahari terus menerus, sedang hamil, faktor
keturunan serta pengobatan hormonal.
Varises ini bias terjadi di beberapa tempat, yakni di
wajah, pangkal lengan, paha, daerah lutut,
pergelangan kaki dan tumit.
3. Varises Kronis
Varises tahap ini akan memperlihatkan pembuluh
darah yang berkelok-kelok di betis.
Manifestasi Klinis
Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat
diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas dan sakit
di seputar kaki dan tungkai. Biasanya rasa sakit
menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran
darah.
Mudah kram, meski kaki dalam kondisi
santai
Muncul pelebaran pembuluh darah
rambut yang mirip jaringan laba-laba( Spider Navy )
Perubahan warna kulit atau pigmentasi
diseputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran
darah. Kadang diikuti dengan luka disekitar mata
kaki yang sulit sembuh.
Kaki bengkak / edema karena adanya
pembendungan darah.
Perubahan pada pembuluh vena luar,
misalnya di betis bagian belakang tampak urat
kebiru-biruan dan berkelok-kelok.keadaan ini
merupakan gejala varises kronis.
f.Insiden
Angka insiden dan prevalensi dari penyakit insufisiensi vena bergantung pada
umur dan jenis kelamin pada populasi umum. Varises lebih sering terjadi pada
wanita dari pada laki-laki pada beberapa tingkat umur. Pada penelitian kesehatan
komunitas Tecumsech, varises ditemukan 72 % pada wanita berumur 60-69 tahun
dan hanya 1 % laki-laki pada umur 20-29 tahun.
Vasises retikuler yang berukuran lebih kecil telah ada sejak awal kehidupan.
Hanya sedikit kasus baru yang berkembang setelah kelahiran. Varises trunkal dan
jaring telangiektasia relatif jarang ditemukan pada anak-anak dan kemudian
muncul seiring bertambahnya umur. Pemeriksaan serial yang dilakukan pada
sekitar 500 anak berumur 10-12 tahun dan setelah 4 dan 8 tahun terlihat adanya
gejala sebelum vena abnormal terlihat di permukaan kulit. Pertama terlihat adalah
vena retikuler abnormal. Vena retikuler ini diikuti perkembangannya setelah
beberapa tahun terjadi inkompeten vena perforata yang akhirnya diikuti oleh
munculnya varises tunkal.Angka prevalensi penyakit vena didapatkan lebih tinggi
pada Negara barat dan Negara industry dari pada negara kurang berkembang.
B. DEEP VEIN THROMBOSIS
a.Pengertian
b. Etiologi
c.Manisfestasi klinis
d.insiden
e.tes diagnostic
f.penatalaksanan medis
i. Asuhan keperawatan
c.Patoflow
Peningkatan Pembentukan
Stagnasi dan thrombus
pengumpulan
darah di eks.
bawah Rangsangan thrombosis
vena
Pengosongan vena
terganggu
Rangsangan thrombosis
vena
Resiko embolisasi