Professional Documents
Culture Documents
VERSI ONLINE
http://www.manbisnis.tripod.com
---DAFTAR ISI---
PERENCANAAN PRODUKSI
DAN OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI TBS
(STUDI PADA PT.SOCFINDO KEBUN SEI LIPUT
NANGGROE ACEH DARUSSALAM)
M.Fitri Rahmadana dan Yulian Kamahendra
29-36
Abstrak: Iklan merupakan salah satu strategi promosi yang dijalankan oleh perusahaan untuk
memberikan informasi kepada orang-orang tentang produk dan mepersuasi pembeli / target
pasar, saluran distribusi, dan pubik untuk membeli mereknya (produknya). Untuk dapat
mengukur keefektifan sebuah iklan, salah satu model yang dapat digunakan adalah Consumer
Decision Model (CDM). Dalam Consumer Decision Model (CDM) tersebut digambarkan
bagaimana konsumen mencari dan mempertimbangkan suatu keputusan untuk membeli
produk, dimana masing-masing variabel berinteraksi dan saling mendukung yang berakhir
dengan pembelian.
*) Ade Gunawan adalah Dosen Fakultas Ekonomi UMSU, alumni Fakultas Ekonomi UMSU Jurusan
Manajemen. Saat ini sedang menjalani pendidikan Pascasarjana Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Universitas Sumatera Utara.
Pendahuluan
Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan
lagi menjelang era milenium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai era ketidakpastian
tinggi yang dibarengi dengan munculnya fase pertumbuhan yang makin tidak menentu. Salah
satu penyebabnya adalah tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis lokal maupun global.
Perusahaan masa kini berusaha sekuat tenaga mempertahankan pelanggannya.
Mereka sadar bahwa biaya untuk menarik satu pelanggan baru, bisa lima kali dari biaya
mempertahankan pelanggan yang ada. Pemasaran yang ofensif biasanya lebih mahal dari pada
pemasaran defensif, karena lebih banyak usaha dan biaya untuk mendorong pelanggan yang
puas supaya meninggalkan pemasoknya sekarang (Kotler dan Susanto, 2000).
Fenomena tersebut secara nyata dapat disaksikan setiap hari yaitu semakin gencarnya
perusahaan-perusahaan memasarkan produknya melalui iklan di berbagai media massa. Bagi
sebagian besar perusahaan iklan menjadi suatu pilihan yang menarik, disamping sebagai
sumber informasi iklan juga dipandang sebagai media hiburan dan media komunikasi yang
efektif terutama jika ditayangkan di televisi.
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan biaya pengeluaran iklan yang makin
meningkat setiap tahunnya mulai tahun 1992 sampai dengan tahun 1996. Biaya iklan telah
tumbuh dan meningkat sangat tajam, terutama iklan yang ditayangkan melalui media televisi.
Untuk lebih jelasnya tentang perkembangan tersebut dapat terlihat pada tabel berikut
ini :
Karena banyaknya bentuk periklanan dan penggunaannya, agak sulit untuk membuat
suatu generalisasi menyeluruh tentang sifat-sifat khusus periklanan sebagai suatu komponen
dari bauran promosi. Namun demikian, secara umum dapat diperhatikan sifat-sifat berikut :
1. Presentasi umum. Periklanan adalah cara berkomunikasi yang sangat umum. Sifat
umum itu memberi semacam keabsahan produk dan penawaran yang
terstandarisasi. Karena banyak orang menerima pesan yang sama, pembeli tahu
motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi oleh umum.
2. Tersebar luas. Periklanan adalah medium berdaya sebar luas yang memungkinkan
pemasar mengulang satu pesan berulang kali. Iklan juga memungkinkan pembeli
menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing. Periklanan berskala
besar oleh seorang pemasar menunjukkan sesuatu yang positif tentang ukuran,
kekuatan, dan keberhasilan pemasar.
3. Ekspresi yang lebih kuat. Periklanan memberi peluang untuk mendramatisasi
perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna penuh
seni. Namun kadang-kadang kemampuan berekspresi yang melampaui batas-batas
tertentu dapat memperlemah pesan atau mengalihkan perhatian dari pesan yang
disampaikan.
4. Tidak bersifat pribadi. Periklanan tidak memiliki kemampuan memaksa seperti
wiraniaga perusahaan. Audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau
menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan tugas yang bersifat monolog, bukan
dialog dengan audiens.
Keuntungan dari periklanan adalah rendahnya biaya dalam tiap pemunculan iklan
(law cost per exposure), media yang bervariasi (Surat Kabar, Majalah, Televisi, Radio dan
sebagainya), adanya kemampuan mengendalikan tiap pemunculan iklan (control of exposure),
isi pesan yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain pesan yang kreatif. Selain itu, daya
tarik dan pesan dapat disesuaikan bila tujuan komunikasi berubah.
Efektivitas Iklan
Dalam setiap proses manajemen, baik itu manajemen sumber daya manusia,
manajemen informasi sistem, manajemen operasional, manajemen keuangan maupun
manajemen pemasaran, efektivitas merupakan kriteria utama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut Bernard (1982 : 117) bahwa : “Efektivitas adalah suatu tindakan dimana
tindakan itu akan efektif apabila telah mencapai tujuan yang telah ditentukan”.
Sedangkan Pandji Anoraga (2000 : 178) menyatakan bahwa : “Efektivitas
berhubungan dengan pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan dengan hasil kerja”.
Kata kunci efektivitas adalah efektif, karena pada akhirnya keberhasilan perusahaan
diukur dengan konsep efektivitas. Pengertian efektivitas mempunyai arti yang berbeda bagi
setiap orang, tergantung kepada kerangka acuan yang dipakainya. Seorang ahli ekonomi
mempunyai persepsi bahwa efektivitas organisasi akan semakna dengan keuntungan atau laba.
Bagi instansi pemerintah, efektivitas organisasi semakna dengan program yang mempunyai
pengaruh besar dengan kepentingan masyarakat banyak baik politik, ekonomi dan sebagainya.
Dari pengertian sebelumnya, maka pada umumnya efektivitas tersebut memberikan
batasan dari segi hasil yang dicapai dari suatu kegiatan tertentu tanpa memperhatikan segi
sumber yang digunakan. Dengan perkataan lain bahwa efektivitas merupakan kemampuan
untuk memilih tujuan yang tepat atau arah yang tepat dalam pencapaian tujuan. Pada saat
sekarang, pengertian efektif sering diidentikkan dengan tepat guna.
Suatu iklan dapat dikatakan efektif, apabila tujuan dari periklanan tersebut dapat
tercapai atau terlaksana. Lingga Purnama (2001 : 159) menyatakan bahwa : “Tujuan dari
pembuatan iklan harus dapat menginformasikan, membujuk dan mengingatkan pembeli
tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan melalui media iklan tersebut”.
T. Hani Handoko (1998 : 103) menyatakan bahwa ada beberapa kriteria dalam
menilai efektivitas, yaitu :
a. Kegunaan,
b. Ketepatan dan Objektivitas,
c. Ruang lingkup,
d. Efektivitas biaya,
Daftar Pustaka
Swastha, Basu dan Sukotjo, Ibnu. 1999. Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
Bernard, Cheter I. 1982. Fungsi Eksekutif, Edisi Ketigapuluh, LPPM dan Pustaka Binaan
Pressindo, Jakarta.
Howard, John A. 1998. Consumer Behaviour in Marketing Strategy, NK : Prentice Hall, Inc,
Englewood Cliffs.
Karseno, AR. 1997. “Iklan, Bergesernya Alat Perdagangan Menjadi Diktator Budaya”,
Kompas, 16 April, Jakarta.
Kotler, Phliip. 1998. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Control, Jilid II, PT. Prenhallindo, Jakarta.
___________. 1993. Marketing, Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip dan Susanto A. B. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia:Analisis
Prencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Salemba Empat, Jakarta.
Purnama, Lingga. 2001. Strategic Marketing Plan, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anoraga, Pandji. 2000, Manajemen Bisnis, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Rhenald Kasali, 1995. Manajemen Periklanan, PT. Grafiti, Jakarta.
Handayaningrat, Soewarno. 1983. Pangantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.
Gunung Agung. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1998. Manajemen. Edisi Kedua. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Yogyakarta.