Professional Documents
Culture Documents
4. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan
umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima
tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.
1) Pemilu 1971
ü Pejabat negara harus bersikap netral berbeda dengan
pemilu 1955 dimana para pejabat negara termasuk perdana
menteri yang berasal dari partai peserta pemilu dapat ikut
menjadi calon partai secara formal.
ü Organisasai politik yang dapat ikut pemilu adalah parpol
yang pada saat pemilu sudah ada dan diakui mempunyai
wakil di DPR/DPRD.
ü Pemilu 1971 diikuti oleh 58.558.776pemilih untuk memilih
460 orang anggota DPR dimana 360 orang anggota dipilih
dan 100 orang diangkat.
ü Diikuti oleh 10 organisasi peserta pemilu yaitu Partai
Golongan Karya (236 kursi), Partai Nahdlatul Ulama (58
kursi), Partai Muslimin Indonesia (24 kusi), Partai Nasional
Indonesia (20 kursi), Partai Kristen Indonesia (7 kursi), Partai
Katolik (3 kursi), Partai Islam Perti (2 kursi), Partai Murba dan
Partai IPKI (tak satu kursipun).
2) Pemilu 1977
Sebelum dilaksanakan Pemilu 1977 pemerintah bersama
DPR mengeluarkan UU No.3 tahun 1975 yang mengatur
mengenai penyederhanaan jumlah partai sehingga
ditetapkan bahwa terdapat 2 partai politik (PPP dan PDI)
serta Golkar. Hasil dari Pemilu 1977 yang diikuti oleh 3
kontestan menghasilkan 232 kursi untuk Golkar, 99 kursi
untuk PPP dan 29 kursi untuk PDI.
3) Pemilu 1982
Pelaksanaan Pemilu ketiga pada tanggal 4 Mei 1982.
Hasilnya perolehan suara Golkar secara nasional meningkat.
Golkar gagal memperoleh kemenangan di Aceh tetapi di
Jakarta dan Kalimantan Selatan Golkar berhasil merebut
kemenangan dari PPP. Golkar berhasil memperoleh
tambahan 10 kursi sementara PPP dan PDI kehilangan 5
kursi.
4) Pemilu 1987
Pemilu tahun 1987 dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987.
Hasil dari Pemilu 1987 adalah:
PPP memperoleh 61 kursi mengalami pengurangan 33
kursi dibanding dengan pemilu 1982 hal ini dikarenakan
adanya larangan penggunaan asas Islam (pemerintah
mewajibkan hanya ada satu asas tunggal yaitu Pancasila)
dan diubahnya lambang partai dari kabah menjadi
bintang.
Sementara Golkar memperoleh tambahan 53 kursi
sehingga menjadi 299 kursi.
PDI memperoleh kenaikan 40 kursi karena PDI berhasil
membentuk DPP PDI sebagai hasil kongres tahun 1986
oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam.
5) Pemilu 1992
Pemilu tahun 1992 diselenggarakan pada tanggal 9 Juni
1992 menunjukkan perubahan yang cukup mengagetkan.
Hasilnya perolehan Golkar menurun dari 299 kursi menjadi
282 kursi, sedangkan PPP memperoleh 62 kursi dan PDI
meningkat menjadi 56 kursi.
6) Pemilu 1997
Pemilu keenam dilaksanakan pada 29 Mei 1997. Hasilnya:
Golkar memperoleh suara mayoritas perolehan suara
mencapai 74,51 % dengan perolehan kursi 325 kursi.
PPP mengalami peningkatan perolehan suara sebesar
5,43 % dengan perolehan kursi 27 kursi.
PDI mengalami kemerosotan perolehan suara karena
hanya mendapat 11 kursi di DPR. Hal ini disebabkan
karena adanya konflik internal dan terpecah antara PDI
Soerjadi dan PDI Megawati Soekarno Putri.
3. Pembangunan Nasional
Dilakukan pembagunan nasional pada masa Orde Baru dengan
tujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan
ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang.
Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua
pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan
masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi
Trilogi Pembagunan adalah sebagai berikut.
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju
kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan
secara bertahap yaitu,
ü Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
ü Jangka pendek mencakup periode 5 tahun
(Pelita/Pembangunan Lima Tahun), merupakan jabaran lebih
rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita
akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi memberikan pengaruh positif
bagi Indonesia khususnya bagi peningkatan industri
pangan:
§ Digunakannya pupuk buatan dan zat-zat kimia untuk
memberantas hama penyakit sehingga produksi pertanianpun
meningkat.
§ Proses pengolahan lahanpun menjadi cepat dengan
digunakan traktor
§ Proses pengolahan hasil menjadi cepat dengan adanya alat
penggiling padi
INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
Revolusi Hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan
modernisasi yang berdampak pada perkembangan industrialisasi
yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional.
Pemikiran tersebut akan mengarah pada kapitalisme.
Dengan industrialisasi juga merupakan proses budaya dimana
dibagun masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris
tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan berbudaya
masyarakat industri. Perkembangan industri tidak lepas dari
proses perjalanan panjang penemuan di bidang teknologi yang
mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan industrialisasi
adalah :
- Meningkatkan perkembangan jaringan informasi,
komunikasi, transportasi untuk memperlancar arus komunikasi
antarwilayah di Nusantara.
- Mengembangkan industri pertanian
- Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak
dan gas bumi yang mengalami kemajuan pesat.
- Perkembangan industri perkapalan dengan dibangun
galangan kapal di Surabaya yang dikelola olrh PT.PAL
Indonesia.
- Pembangunan Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN)
yang kemudian berubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia.
- Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap,
Surabaya, Medan, dan Batam.
- Sejak tahun 1985 pemerintah mengeluarkan kebijakan
deregulasi di bidang industri dan investasi.
lima
tahun.
Indonesia
yang paling dominan. Tidak ada partai politik lain yang bisa
menandingi kekuasaan Golkar baik di parlemen maupun eksekutif.
gaya
pemerintahan yang sentralistis. Pemerintahan sentralistis ditandai
dengan adanya pemusatan penentuan kebijakan publik pada
pemerintah pusat. Pemerintah daerah diberi peluang yang sangat kecil
untuk mengatur pemerintahan dan mengelola anggaran daerahnya
sendiri.
Indonesia
Indonesia
pada masa Orde Baru terbagi atas tiga bentuk: kesenjangan kaya dan
miskin, kesenjangan desa dan
kota
dari mulai industri hulu sampai industri hilir, serta hampir menguasai
semua lahan bisnis yang tersedia di Indonesia baik secara langsung
maupun tidak langsung.