Professional Documents
Culture Documents
1.PENDAHULUAN
Ikan merupakan sumber daya alam yang penting bagi manusia, terutama karena ikan
merupakan salah satu sumber protein yang tinggi. Selain itu ikan kaya akan vitamin A
dan mineral (Medinda, 1992). Ditambahkan pula oleh Sutoyo (1997), bahwa ikan
merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi dan prospek yang cukup cerah.
Sejak berabad-abad yang lalu manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan
Sejarah pengolahan ikan sudah dimulai sejak dahulu kala, ribuan tahun sebelum
Masehi. Pengeringan merupakan metode pengawetan dan pengolahan yang pertama kali
dilakukan oleh manusia. Seiring dengan berkembangnya jaman, maka pengolahan ikan
kualitas produk, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari
bahan pangan tersebut dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena dapat
Presto dan Otak-otak Bandeng yang berbahan dasar ikan bandeng. Produk olahan ini
sangat digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak dan proses pengolahannya
yang relatif mudah. Oleh sebab itu, untuk lebih mengetahui bagaimana proses
pengolahan dan penanganan produk Bandeng Presto dan Otak-otak Bandeng maka
1.2 Permasalahan
• Bagaimana alur proses pengolahan ikan bandeng dalam bentuk Presto dan Otak-
otak Bandeng.
• Bagaimana penerapan Sanitasi dan Higiene pada proses pembuatan Presto dan
Otak-otak Bandeng.
• Gambaran secara menyeluruh mengenai kondisi dan lokasi tempat pengolahan yang
Maksud dari Pratek Kerja Lapang adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan
gambaran secara nyata tentang proses pengolahan ikan bandeng dalam bentuk Bandeng
ikan bandeng dalam bentuk Presto dan Otak-otak mulai dari penerimaan bahan baku
• Mengenal dan mempelajari secara langsung peralatan, bahan, dan fasilitas yang
digunakan dalam proses pengolahan ikan bandeng dalam bentuk Presto dan Otak-
otak.
• Mengetahui secara langsung tentang penerapan aspek sanitasi dan hygiene dalam
proses proses pengolahan ikan bandeng dalam bentuk Presto dan Otak-otak.
1.4 Kegunaan
3
dengan kenyataan di lapangan mengenai proses pengolahan ikan bandeng dalam bentuk
Bandeng Presto dan Otak-otak Bandeng di Desa Sekar Kelapa Kabupaten Gresik, Jawa
Timur
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini akan dilaksanakan di Desa Sekar Kelapa
Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur pada bulan Agustus November 2007.
2. TINJAUAN PUSTAKA
4
Phyllum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Tabel I. Komposisi Kimia Ikan Bandeng Segar Dalam 100 Gram Bahan
• Bahan Baku
Salah satu ciri dari pengolahan tradisional adalah kualitas bahan mentah yang
sangat bervariasi. Bahan mentahnya berupa produk biologis (ikan) yang cepat
kondisi fisik dan bakterialnya yang sering tidak sama yang memiliki derajat
kesegarannya berbeda pada saat proses pengolahan dimulai (Winarno dkk, 1984). Ciri-
ciri ikan segar menurut Murniyati dan Sunarman (2000) adalah sebagai berikut:
jernih
Ikan yang digunakan pada proses pengolahan sebaiknya ikan bandeng yang masih
segar agar dihasilkan produk dengan kualitas yang baik. Ikan bandeng (Chanos chanos)
memiliki sifat-sifat yang sangat unik karena tahan terhadap perubahan kadar garam yang
besar dalam air (eurihaline). Dengan keistimewaan ini, ikan bandeng dapat dipelihara di
air laut, air payau maupun air tawar. Ikan bandeng merupakan salah satu sumber protein
hewani yang sangat penting. Ikan bandeng memiliki nilai protein hewani yang lebih
asam amino yang lengkap dan susunan asam aminonya mendekati susunan asam amino
• Bahan Tambahan
konsumen yang akan mengakibatkan penurunan gizi pada makanan. Penggunaan bahan-
bahan pengawet dan tambahan harus selalu memperhatikan jenis dan dosis yang
diijinkan oleh yang berwenang atau oleh Pemerintah Negara dimana hasil olahan itu
Bahan tambahan yang digunakan pada pengolahan Bandeng Presto adalah sebagai
berikut:
a. Garam
Garam dapur merupakan bahan tambahan makanan (pengawet) yang paling tua
tambahan yang selalu digunakan dalam membuat masakan. Garam tersebut berfungsi
sebagai penegas rasa dan pengawet karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba
pembusuk yang bersifat proteolitik. Na+ bersifat pemberi rasa dan Cl- bersifat toksin
Garam dapur (NaCl) mempunyai daya pengawet tinggi karena beberapa hal, antara
lain adalah: garam dapur dapat menyebabkan berkurangnya jumlah air dalam daging
sehingga kadar air dan aktifitas airnya akan rendah, garam dapur dapat menyebabkan
protein daging dan protein mikrobia terdenaturasi, garam dapur dapat menyebabkan sel-
sel mikrobia menjadi lisis karena perubahan tekanan osmosa dan ion klorida yang ada
7
pada garam dapur mempunyai daya toksisitas yang tinggi pada mikrobia, dapat
penambahan garam dapat menyeleksi mikroba pada bahan makanan, juga dapat
menekan kegiatan mikroba yang tidak diinginkan dalam hal ini bakteri yang tidak tahan
tersebut.
b. Bawang Putih
Bawang putih banyak digunakan sebagai bumbu masakan atau penyedap masakan
karena mempunyai bau yang khas merangsang hidung. Bau khas tersebut disebabkan
oleh adanya minyak atsiri (Allisin) dan diketahui bahwa allisin ini mempunyai daya
Umbi bawang putih selain mengandung minyak yang kaya akan sulfur yaitu
methyl allyl disulfida yang bersifat bakteriostatik, juga mengandung vitamin A dan
vitamin C ( Rismunandar, 1988). Komposisi kimia umbi bawang putih dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Kimia Umbi Bawang Putih per 100 gram Bahan
Komponen Jumlah Komponen Jumlah
Protein (gr) 4.5 Hidrat Arang (gr) 23.1
Lemak (gr) 0.2 Vitamin B1 (mg) 0.22
Ca (gr) 42 Vitamin C (mg) 15
Phosfor (gr) 134 Air (gr) 91
Zat Besi (gr) 1.0 Kalori (Kkal) 95
(Sumber : Santoso, 1992).
Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini
sebagai pencegah hipertensi), saltivine (bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan
c. Kunyit
sebagai pengganti saffran dan warna kuning dan sebagai obat. Kunyit merupakan jenis
mengandung pati atau amilum, gom dan getah. Minyak atsiri juga memberi aroma
harum dan rasa khas pada umbinya. Kunyit mengandung curcumin (Zat berwarna
menyebabkan rasa aromatis dan wangi kunyit), fellandren, kamfer, curcumon, lemak,
mengurangi kematian tikus besar yang telah diinfeksi dengan virus influensa. Berdasar
sifat anti koagulasi (pembekuan darah)nya, ia dipakai sebagai obat anti melahirkan
(Anonymous, 2007c).
Kunyit yang digunakan dalam bahan pangan berfungsi untuk memberi warna pada
produk dan menghilangkan bau amis pada ikan serta sebagai bahan pengawet. Kunyit
mengandung minyak atsiri, pati dan minyak curcumin yang menyebabkan warna kuning
(Shadily, 1983).
9
d. Ketumbar
Ketumbar adalah biji yang berasal dari buah Coriadium sativum, berwarna coklat
kekuningan, berbentuk bulat dan mudah pecah. Biji ketumbar mengandung 1% minyak
yang mudah menguap, mempunyai peran cukup penting dalam campuran penggaraman
Tanaman ketumbar ketika masih muda dapat digunakan sebagai bumbu masak.
Buah yang dikeringkan digunakan untuk bumbu masak dan pengharum minuman keras.
Buah mengandung minyak atsiri yang digunakan sebagai pengharum dan bahan
e. Jahe
Jahe (Zingiber officinalis), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa
dilakukan di daerah Khatulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini
Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia (Anonymous, 2007d).
f. MSG
Monosodium glutamat (MSG) adalah garam natrium dari asam glutamat dan
merupakan senyawa citarasa. MSG murni tidak berbau, tetapi memiliki rasa yang nyata
yaitu campuran rasa manis dan asin yang enak terasa dimulut. MSG hanya digunakan
pada sayuran, daging sop, kaldu MSG menimbulkan rasa daging. MSG meningkatkan
citarasa yang diinginkan seperti rasa bawang yang tajam (Winarno, 2002).
MSG berbentuk kristal berwarna putih, hampir transparan dengan satu molekul air
kristal. Sangat mudah larut didalam air, tetapi hanya sedikit larut didalam alkohol.
10
Pengaruh penyedap rasa yang dihasilkan sangat nyata pada pH 6 – 8. Garam dapur dapat
(Tjokroadikoesoema, 1986).
• Bahan Pembantu
Bahan yang digunakan sebagai bahan pembantu pada proses pengolahan ini adalah
air. Air merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam industri pangan karena
air digunakan dalam berbagai kegiatan baik untuk sanitasi, media penghantar panas dan
proses pengolahannya sendiri (Purnawijayanti, 2001). Air yang dapat diminum dapat
diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara
kimiawi. Air minum harus bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, dan tidak
Air yang digunakan untuk pengolahan harus cukup aman dan saniter, berasal dari
sumber yang diijinkan dengan angka koliform 2 atau lebih kecil untuk tiap 100 ml air,
dan memenuhi standar untuk air minum. Air yang digunakan untuk pencucian bahan
baku harus diperoleh dari pompa dan saluran yang terpisah dan tidak berhubungan
silang dengan saluran air kotor. Air bekas untuk mencuci peralatan tidak diperbolehkan
untuk mencuci bahan mentah, wadah, peralatan lain yang bersinggungan dengan bahan
• Bahan Pengemas
Bahan pengemas harus bermutu baik dan memberikan perlindungan yang cocok
terhadap kontaminasi, disimpan ditempat yang bersih dan saniter (Anonymous, 2000).
Kemasan yang terbuat dari plastik dan kaca akan dapat melindungi produk dari udara
11
luar yang bisa menyebabkan lemak teroksidasi dan menjadi tengik (Susanto dan Sucipta,
1994).
• Proses Pengolahan
• Bahan Baku
Salah satu ciri dari pengolahan tradisional adalah kualitas bahan mentah yang
sangat bervariasi. Bahan mentahnya berupa produk biologis (ikan) yang cepat
kondisi fisik dan bakterialnya yang sering tidak sama, yng menyebabkan derajat
kesegarannya berbeda pada saat proses pengolahan dimulai (Winarno dkk, 1984). Ciri-
ciri ikan segar menurut Murniyati dan Sunarman (2000) adalah sebagai berikut:
jernih
Ikan yang digunakan pada proses pengolahan sebaiknya ikan bandeng yang masih
segar agar dihasilkan produk dengan kualitas yang baik. Ikan bandeng (Chanos chanos)
memiliki sifat-sift yang sangat unik karena tahan terhadap perubahan kadar garam dalam
air yang besar (eurihaline). Dengan keistimewaan ini, ikan bandeng dapat dipelihara di
12
air laut, air payau maupun air tawar. Ikan bandeng merupakan salah satu sumber protein
hewani yang sangat penting. Ikan bandeng memiliki nilai protein hewani yang lebih
asam amino yang lengkap dan susunan asam aminonya mendekati susunan asam amino
• Bahan Tambahan
meliputi :
a. Kelapa
daging kelapa selalu digunakan, baik diolah menjadi santan, disangrai maupun
digunakan sebagai bahan pengisi pada makanan. Penambahan kelapa pada bahan
makanan dapat menambah cita rasa dan nilai gizi produk yang dihasilkan. Kelapa
memberikan rasa gurih karena kandungan lemaknya yang cukup tinggi (Fachruddin,
1997).
b. Minyak Kelapa
Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut pandang
kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak dibedakan dari lemak
berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair sedangkan lemak
orang hanya yang tersusun dari dua golongan saja yaitu gliserida dan terpen
(Anonymous, 2007e).
panas, penambah rasa gurih dan meningkatkan nilai gizi bahan makanan khususnya
kalori dari bahan pangan tersebut. Minyak yang digunakan dalam proses pemasakan
makanan harus berkualitas baik dan tidak mudah teroksidasi (Fachruddin, 1997).
c. Bawang Merah
Bawang merah (Allium ascalonicum) disusun oleh umbi yang berlapis-lapis dan
banyak mengandung air. Dari 100 gram umbi, kandungan airnya mencapai 80 – 85 %,
protein 1.5 %, lemak 0.3 %. Kandungan gizi yang lain diantaranya thiamin 50 mg, niasin
20 mg, asam aspartat 9 mg, serta mengandung senyawa lain yang bersifat bakteriosida
d. Lada
Bagian tanaman lada yang dimanfaatkan adalah buahnya. Buah lada yang sudah
diolah berbentuk lada hitam, lada putih dan lada hijau. Lada putih dapat dimanfaatkan
sebagai bumbu dalam berbagai masakan. Lada sebagai bumbu masak dapat memberikan
aroma yang sedap dan dapat menambah kelezatan makanan. Lada juga dapat digunakan
sebagai bahan pengawet daging, misalnya dalam proses pembuatan dendeng (Sarpin,
1999).
Menurut Rismunandar (1988), merica mempunyai sifat khas, yaitu rasanya yang
pedas serta aromanya yang khas sehingga menjadi bahan penyedap dari hampir seluruh
makan didunia. Rasa pedas pada merica akibat adanya pipperin dan chanelin.
Sedangkan aroma yang dikeluarkan oleh biji merica diakibatkan oleh kandungan minyak
atsirinya yang terdiri dari beberapa jenis minyak terpen. Ditambahkan pula oleh
Soeparno (1994), bahwa pada pengolahan daging lada dapat meningkatkan dan
e. Bawang Putih
Bawang putih banyak digunakan sebagai bumbu masakan atau penyedap masakan
karena mempunyai bau yang khas merangsang hidung. Bau khas tersebut disebabkan
oleh adanya minyak atsiri (Allisin) dan diketahui bahwa allisin ini mempunyai daya
Umbi bawang putih selain mengandung minyak yang kaya akan sulfur yaitu
methyl allyl disulfida yang bersifat bakteriostatik, juga mengandung vitamin A dan
Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini
sebagai pencegah hipertensi), saltivine (bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan
f. Garam
Garam dapur merupakan bahan tambahan yang selalu digunakan dalam membuat
masakan. Garam tersebut berfungsi sebagai penegas rasa dan pengawet karena dapat
pemberi rasa dan Cl- bersifat toksin (Harris dan Karmas, 1989).
bahan makanan, juga dapat menekan kegiatan mikroba yang tidak diinginkan dalam hal
ini bakteri yang tidak tahan garam karena dapat mengeringkan protoplasma dan
15
g. Gula Merah
Gula merah merupakan hasil pengentalan nira, dicetak dan berwarna coklet tua
serat banyak mengandung sukrosa (Astawan danAstawan, 1991). Gula dapat berperan
sebagai penegas rasa dan pengawet dalam bahan pangan, sebab gula ini dapat menarik
h. Telur
Telur merupakan bahan pangan yang serbaguna karena dapat dimanfaatklan untuk
berbagai keperluan. Selain itu, telur memiliki komposisi gizi yang sempurna (Sudaryani,
Lemak - 64.0
Karbohidrat - 2.0
Fosfolipid - 18.8
Peranan utama telur adalah membantu proses koagulasi, pembuatan gel, emulsi
dan membentuk struktur. Disamping itu juga berfungsi sbagai pengental dan pengikat,
karena protein telur akan terkoagulasi apabila dipanskan sehingga disebut agensi
• Bahan Pembantu
. Bahan yang digunakan sebagai bahan pembantu pada proses pengolahan ini
adalah air. Air merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam industri pangan
karena air digunakan dalam berbagai kegiatan baik untuk sanitasi, media penghantar
panas dan proses pengolahannya sendiri (Purnawijayanti, 2001). Air yang dapat
diminum dapat diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan
ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus bersih dan jernih, tidak berwarna dan
• Bahan Pengemas
Bahan pengemas harus bermutu baik dan memberikan perlindungan yang cocok
terhadap kontaminasi, disimpan ditempat yang bersih dan saniter (Anonymous, 2000).
Kemasan yang terbuat dari plastik dan kaca akan dapat melindungi produk dari udara
luar yang bisa menyebabkan lemak teroksidasi dan menjadi tengik (Susanto dan Sucipta,
1994).
• Proses Pengolahan
adalah karena sanitasi dan hygiene yang kurang baik terutama akibat pencemaran
kondisi dan aktifitas dalam pabrik serta jalannya proses agar bebas dari mikroorganisme
17
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah
Metode Deskriptif. Metode Deskriptif adalah metode penyelidikan yang menuturkan dan
(Surakhman, 1994). Tujuan dari Metode Deskriptif adalah untuk memaparkan secara
sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi tertentu,
data dikumpulkan sesuai tujuan dan secara rasional kesimpulan diambil dari data-data
tersebut (Suharjono, 1995). Adapun data yang diambil meliputi data primer dan data
sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pelaku kegiatan, diamati dan
dicatat untuk pertama kali (Marzuki,1986). Pengumpulan data primer dilakukan dengan
A. Observasi
• Pelaksanaan sanitasi dan higiene pada proses pembuatan Presto dan Otak-otak
19
B. Wawancara
yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Marzuki,
1986). Wawancara dan pertanyaan pelaksanaan PKL ini dapat dilihat pada lampiran II.
C. Partisipasi Aktif
Menurut Namawi (1983), partisipasi adalah ikut serta dan berperan aktif pada
semua kegiatan yang berhubungan dengan proses pembuatan Bandeng Presto dan Otak-
D. Dokumentasi
• Flowchart serta gambar tentang jalannya proses pembuatan Bandeng Presto dan
Otak-otak
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan
oleh orang luar penyelidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sebenarnya adalah
data yang asli (Surakhman, 1985). Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan,
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2000. Syarat Syarat Teknik Sanitasi dalam Unit Pengolahan Hasil
Perikanan. Direktorat Jendral Perikanan. Jakarta
Buckle, K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet dan M. Wotton. 1987. Ilmu Pangan. Alih Bahasa
: H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Connell, J.J. 1980. advances in Fish Science and Technologi. Fishing News Book.
England
Jenie, B.L.S. 1988. Sanitasi Dalam Industri Pangan. Pusat antar Universitas. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Marzuki, 1986. Metodologi Riset. Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta
Medinda, K. 1982. Pengaruh Perbedaan Tingkat Kesegaran Ikan dan Konsentrasi Garam
serta Lamanya Penggaraman terhadap Mutu Ikan. Fakultas Perikanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor
21
Purnawijayanti, H.A. 2001. Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan
Makanan. Kanisius. Jakarta
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta
Tjokroadikoesoema. 1980. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Pt. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Winarno, F.G., D. Fardiaz, dan S. Fardiaz. 1983. Teknologi Pengolahan Pangan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Lampiran 1
Survei tempat x x
Pengajuan judul x
Pemb. Proposal x x
Pengajuan prop x x
Revisi prop x
Pelaksanaan x x x x
Pemb. Laporan x x x
Konst. Laporan x x
Revisi Laporan x x x
Ujian PKL x
23
Lampiran 2
Rencana Penyusun Laporan
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTARLAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 kegunaan
1.4 Waktu dan Tempat
1.5 Metode Pengambilan Data
1.5.1 Data Primer
1.5.2 Data Sekunder
4. SARANA PRODUKSI
4.1 Bahan Baku
4.2 Bahan Tambahan
4.3 Bahan Pembantu
4.4 Bahan Pengemas
4.5 Bahan Bakar
4.6 Peralatan Proses Produksi
5. PROSES PENGOLAHAN BANDENG
A. BANDENG PRESTO
24
B. OTAK-OTAK BANDENG
5.1 Pengadaan Bahan Baku
5.2 Penyiangan
5.3 Pencucian
5.4 Penirisan
5.5 Pelumatan/Penghancuran Daging
5.6 Pencampuran Bumbu
5.7 Pengisian
5.8 Pengukusan
5.9 Pengorengan
5.10 Pengemasan
8. PEMASARAN
8.1 Cara Pemasaran
25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 3
26
• Kesejahteraan Pekerja
1.4 Fasilitas
• Fasilitas Untuk Pekerja
• Fasilitas Untuk Umum
• Bonus Untuk Pekerja
1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
• Alur kepemimpinan
• Tugas dan Tanggung Jawab Komponen yang ada di Perusahaan
2.5 Peralatan
• Jenis Alat yang Digunakan
• Fungsi masing-masing alat
• Jumlah alat yang tersedia
• Cara pemeliharaan peralatan
• Kapasitas alat tiap kali proses
BANDENG
• Tujuan pengisian
• Bagaimana cara pengukusan
• Tujuan pengukusan
• Bagaimana cara penggorengan
• Tujuan penggorengan
• Bagaimana cara pendinginan
• Tujuan pendinginan
3.4. Pengemasan
• Tujuan pengemasan
• Bagaimana cara pengemasan
• Alat dan bahan yang digunakan
• Kendala bandeng presto dan otak-otak bandeng yang dikemas
• Perlakuan khusus setelah pengemasan
3.5. Penyimpanan produk akhir
• Bagaimana cara penyimpanan
• Berapa lama penyimpanan dilakukan
• Pengaruh penyimpanan terhadap kualitas produk olahan yang disimpan
4. SANITASI DAN HYGIENE
5. PEMASARAN
Lampiran 4
Pemberian bumbu
.
Lampiran 5