Professional Documents
Culture Documents
Selain lima proses diatas, apabila kontarak yang bersangkutan dinyatakan menang, maka
konsentarasi kontraktor akan beralih ke tahap yang lebih lanjut, yaitu pelaksanaan proyek
dilapangan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS, bestek) didalamnya diuraikan penjabaran tugas
(job description) untu pemborong, sampaihal-hal yang sekecil-kecilnya. Secara luas dikenal isi
daribestek antara lain:
• Kondisi umum (general condition)
Kondisi ini memuat persyaratan-persyaratan yang berlaku umum untuksegala macam
proyek konstruksi. Di Indonesia dikenal dengan A.V. san S.U. (syarat umum).
Menurut Peraturan Pemerintah yang tertuang dalam Kepres 29 Tahun 1984, rencana
Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) pekerjaan sekurang-kurangnya memuat:
• Syarat umum
Keterangan mengenai pemberia tugas;
Keterangan mengenai perencana;
Keterangan mengenai direksi;
Syarat-syarat peserta pelelangan;
Bentuk surat penawaran dan cara penampaiannya.
• Syarat administrative
Jangka waktu peaksanaaan
Tanggal waktupenerahan
Syarat-syarat pembayaran
Denda atas keterlambatan
Besarnya jaminan pelelangan
Besarnya jaminan pelaksanaan
• Syarat teknis
Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan
Jenis dan mutu bahan
Gambar detai, gambar konstruksi, dan sebagainya.
Bagian ketiga spesifikasi kontrak menguaraikn syarat teknis. Spesifikasi teknis dapat dibagi
menjadi tiga kategori:
• Syarat bahan
Spesifikasi bahan meliputi merek, tipe, dan kualitas dari bahan tertentu.misalnya:
Tegel P.C. abu-abu ukuran 20x20 m2 ex Panti
Asbes gelombang (besar) ex Semen Gersik
Kayu jati ex Bojonegoro
• Syarat pekerjaan (proses, workmanship)
Spesifikasi tentang pekerjaan, proses, workmanship meliputi cara pengolahan bahan
bangunan asal menjadi bangunan struktur, standar kerjayang diinginkan, metode dan
urutan kerja dari penyusutsn-penysutan atau pemasangannya toleransi yang
diperkenankan, dan ain sebagainya. Juaga dicantumkan pengamanan kerja, kecelakaan,
dan metode-metide kerja yang tak boleh digunakan, misalnya pekerjaan urugan pasir
untuk pondasi jalur jalan harus dilaksanakan per lapis denganlketebalan maksimal 25 cm
memakai mesin pemadat getar (vibrocompactor) seberat 2 ton. Pemadatan yang
dilakukan tanpa alat getar tidak diperkenankan.
Bila dibandingkan dengan keadaan sekarang, maka banyak koefisien-koefisien dari BOW
(Burgerlikje Openbare Werken) yang sudah tidak cocok lagi. Lagipula terdapat banyak jenis
pekerjaan yang belum tercantum di dalamnya, misalnya lapisan sitru jalan, beton prektikan, aspal
beton, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, pada praktiknya para kontraktor mengumpulkan data-data historis dari
pengalaman pengalaman kerjanya dan menjabarkannya sebagai koefisien-koefisien BOW yang
lebih mendekati kondisi dan situasi setempat. Dengandemikian, koefisien-koefisien BOW
tersebut dipebaiki dengan angka-angka yang lebih akurat. Tapi sayangnya sampai saat ini belum
terlihat ada suatu penyempurnaan BOW ini sehingga yang dipakai adalah standar biaya secara
nasional.
Metode yang lain untuk perhitungn tenaga manusia adalah man day atau man hour. Stu
man day artinya upah kerja dibayarkan kepada satu orang yang bekerja selama satu hari.
Pada tahun 1973, Direktorat Jendral Bina Marga yang pernah membuat analisis dengan
cara ini. Salah satu contoh perhitungan dengan harga satuan memakai man-day telah dilkukan.
Isinya sebagai berikut:
Galian tanah (lunak) = 0.7 man day/ m3
Timbunan dengan pemadatan (lunak) = 0.52 man day/ m3
Adukan aspal / hotmix = 11.0 man day / m3
Menyetel tulangan beton = 77 man day / m3
Sementara itu, patoksn nilai uangnya sebagai berikut:
1 man day = harga ± 5 kg beras
1 man hour = harga ± 1¼ kg beras
Jam kerja efektif dianggap 4 jam sehari
Perlu diketahui bahwa di daalam perhitungan masih harus dikalikan dengan faktor-faktor
lainnya seperti pengaruh-pengaruh jam kerja efektif, macam tenaga kerja, lamanya kerja, adanya
kepadatan penduduk, tenaga pinjaman, persaingan tenaga kerja, dan pengaruh-pengaruh lainnya.
3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan pada Perhitungan Harga Satuan Bahan, Ongkos
Kerja, dan Peralatan
Berikut ini hal yang perlu diperhatikan pada perhitungan harga satuan bahan, ongkos
kerja, dan peralatan:
• Bahan bangunan
Untuk menghitung biaya untuk kebutuhan bahan yang diperlukan:
Bahan/sisa yang terbuang
Harga loco atau fracto
Cari harga terbaik yang masih memenuhi syarat bestek
Cara pembayaran pada suplier
• Upah buruh
Untuk menghitung upah buruh dibedakan upah harian, borongan per unit volume,
atau borongan keselurhan (borongan dol) untuk daerah daerah tertentu.
Sekain tarif upah perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan dan kapasitas
kerjanya
Perlu diketahui baik buruh atau mandor dapat diperoleh di daerah sekitar atau
tidak. Kalau tidak berarti harus didatangkan buruh dari daerah lain. Ini
menyangkut ongkos transport, penginapan, gaji ekstra, dan lain sebagainya.
Undang-undang buruh yang berlaku perlu diperhatikan.
• Peralatan
Untuk peralatan yang disewa peru diperhatikan ongkos keluar masuk garasi,
ongkos buruh untuk menjalankan alat, bahan baku, dan reparasi kecil.
Untuk alat ayng perlu dibeli perlu diperhatikan bunga investasi, depresiasi,
reparasi besar, pemeliharaan, dan ongkos mobilisasi.
• Urutan pekerjaan
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan tanah
Pekerjaan pondasi
Pekerjaan pemancangan
Pekerjaan beton
Pekerjaan dinding
Pekerjaan plesteran
Pekerjaan kayu
Pekerjaan baja konstruksi
Pekerjaan logam arsitektur
Pekerjaan peunci dan penggantung
Pekerjaan plumbing (penyediaan air)
Pekerjaan instalasi fire alarm system
Pekerjaan pekerjaan hydrant dan instalasinya
Pekerjaan instalasi penangkal petir
Pekerjaan listrik dan sistem udara
Pekerjaan sistem PABX
Pekerjaan sistem CCTV
Pekerjaan eskalator dan elevator
Pekerjaan instalai AC
Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan pagar kompleks bangunan
Pekerjaan kaca
Pekerjaan finishing dan interior
Pekerjaan pertamanan/ landscape dan penghijauan
Pekerjaan pembersihan
E. Penawaran Harga
Pada waktu yang ditentukan semua calon peserta membawa penawarannya dan
dimasukkan kedalam kotak pelelangan yang telah disediakan dan dilakukan sebelum tender
dibuka.
Pada jam yang telah ditentukan ketika pemasukan surat penawarn dinyatakan ditutup,
baru masing-masing amplop penawaran dibuka satu per satu di hadapan yang hadir. Harga
penawaran beserta kelengkapan-kelengkapan administaratif dibaca keras-keras dan ditulis pada
papan pengumuman. Bilamana terdapat kesalahan pada salah satu persyaratan administratifnya,
maka calon peserta dinyatankan gugur dari calon pemborong. Kontraktor yang telah
memasukkan harga penawaran beserta kelengkapan administratifnya harus juga dapat
memberikan jaminan tender (bid-bos) kepada pemilik proyek.
Pada dasarnya jaminan ini merupakan pernyataan bahwa perusahaan atau kontraktor
sungguh-sungguh melakukan pekerjaan ini dan bilamana perusahaan atau kontraktor
mengundurkan diri, maka jaminan tender tersebut akan masuk ke kantong pemilik. Besarnya
jaminan tender diatur dalam dokumen tender dan umumnya berkisar antara 1% sampai dengan
3% dari biaya total pekerjaan fisik proyek.
F. Tender
Untuk proyek-proyek pemerintah, berdasarkan hasil evaluasi, maka panitia pelelangan
menetapkan calon-calon pemenang yang diusukan pada instansi berwenang, yang kemudian
menetapkan pemenangnya. Dari hasil keputusan pemenang tadi, panitia pelelangan
mengumumkan hasilnya. Kemudian, bila tidak ada sanggahan, penolakan, atau apabila semua
sanggahan telah dijawab, maka tugas panitia pelelangan telah berakhir. Kemudian, pimpinan
proyek mengeluarkan SPK (Surat Perintah Kerja).
Untuk proyek-proyek non-pemerintah, calon peserta yang telah diputuskan untuk
memenangkan tender ini oleh panitia kemudian diberi tahu secara tertulis dan sifat
pemberitahuan dapat berbebtuk sebagai berikut:
• Dengan memakai SPK
Di dalam surat tersebut calon pemenang yang bersangkutan dinyatan menang dan diminta
dalam tempo sekian hari sudah harus memulai pelaksanaan fisiknya di lapangan. SPK ini
sifatnya mengikat dan dinberikn terlebih dahulu untuk mempercepat pelaksanaan
administratifnya. Meskipun kontrak kerja belum ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Untuk tender internasional istilahnya adalah letter to proceed.
• Dengan memakai surat pemberitahuan (letter of award)
Surat ini isinya menjelaskan bahwa calon kontraktor telah menang dan sekaligus menjadi
tanda bagi calon kontraktor tersebut untuk memulai persiaan administratif. Letter of
award dibuat karena adanya kaitan dengan pihak ketiga misalnya untuk kontrak-kontrak
internasional yang sifatnya antara pemerintah (Government to Government / G to G) atau
apabila dananya terdapat di bank internasional.
Organisasi pemilik proyek di lapangan, pada umumnya struktur organisasi yang ada dari
pihak pemilik akan sulit dibebani tanggung jawab untuk mengendalikan proyek secara langsung
mulai dari proses peelaksanaan sampai selesai. Cara menanganinya dengan membentuk Gugus
Tugas (task force) yang penempatannya dikoordinasi di bawah pengelolaan seorang pemimpin
proyek.. Umur gugus tugas ini sama halnya dengan pelaksanaan proyek sehingga apabila proyek
telah selesai dikerjakan, maka otomatis gugus tugas itu akan bubar.
Pihak pemilik proyek biasanya menempatkan seorang resident enginer atau PPHP
(Pimpinan Pelaksana Hari Proyek) atau PROMA (Project Manager) yang pada dasarnya
mewakili pihak pemilik proyek. Bilamana perusahaan pemilik cukup besar, maka pengelolaan
proyek ditangani oleh LITBANG (Bagian Penelitian dan Pengembangan). Dengan demikian
Proma atau PPHP umumnya diambilkan dari bagian tersebut dan bertanggung jawab kepada
manajemen atas. Proma atau PPHP akan dibantu dengan stafnya sebagai gugus tugas proyek
apabila lingkup dan ukuran proyek cukup besar. Proma atau PPHP harus memiliki otoritas dan
wewenang yang cukup untuk mengemban tugasnya sebagai wakil pemilik proyek di lapangan.
Seprang resident engineer mungkin dapat disetarakan dengan pengelola teknik proyek.
Tugas utamanya adalah memonitor pekerjaan kontraktor dan sub kontraktor dengan
tujuan supaya hasil pekerjaan di lapangan akan benar-benar sesuai dengan gambar dan
spesifikasi kontrak serta memenuhi persyaratan pelaksanaannya.
Bilamana pekerjaan yang ditangani melebihi kapasita staf personel yang tersedia maka
umumnya pihak pemilik proyek akan melibatkan pihak ketiga, yaitu konsultan pengawas sebagai
pembantunya.
Secara garis besar resident engineer dalam tugasnya sehari-hari di lapangan adalah
memelihara kerjasama dengan pimpinan proyek kontraktor. Hubungan ini merupakan hubungan
resmi dan formal. Tujuan utam dengan terselenggaranya hubungn kerja sama yang baik, yaitu
menyelesaikan proyek dengan berhasil. Dalam rangka mengamankan kepentingan pihak pemilik
yang diwakilinya, seorang resident engineer tanpa mengurangi tuntutan spesifikasi berusaha
sebaik mungkin membantu dan mempermudah pekerjaan kontraktor. Dia harus mampu
mendapatkan hasil pekerjaan kontraktor yang baik, tanpa direpoti hal-hal yang tidak relevan
dengan pekerjaan. Faktor kejujuran dan keadilan dalam mengambil keputusan yang cepat dan
mantap perlu dimilikinya.
Bilamana lebih dari sebuah kontraktor yang terlibat, maka seorang resident engineer
juga berperan sebagai koordinator sehingga pekerjaan dari para kontraktor tidak saling
menghalangi atau tumpang tindih.
Kemampuan lain yang harus dimiliki resident engineer, yaitu menginterpretasikan
gambar-gambar, spesifikasi, dan kondisi umum dari kontrak secara baik dan tidak berat sebelah.
Semua tes-tes di lapangan dan inspeksi kualitas pekerjaan di lapangan adalah tugasnya dibantu
dengan stafnya. Dia bertanggung jawab atas kelengkapan dan pembuatan dokumen prestasi
kerja. Memeriksa permintaan angsuran(progress plan) kontraktor, dan memberikan penyelesaian
akan hasil yang telah dicapai oleh kontraktor. Dengan demikian, resident engineer memberikan
persetujuan untuk pembayaran atas bagiannya termasuk dari pemborong tersebut dan
mengusahakan bahwa uang yang dibayarkan dapat cepat sampai ke tangan kontraktor.
Perubahan volume dan macam pekerjaan, misalnya:
• Pergantian macam pekerjaan,
• Tambahan kerja,
• Pengurangan volume pekerjaan,
• Penghapuan pekerjaan
• Kerja ekstra.
Semua itu dapat dilakukan resident engineer bilamana situasi di lapangan dan kondisi
lainnya memaksanya demikian. Perubahan desain sering terjadi pada waktu pelaksanaan karena
dinilai lebih efisien dalam melancarkan pelaksanaan proyek. Perusahaan desain ini membawa
konsekuensi perubahan volume dan macam pekerjaan (work changes) yang mana sebelumnya
tentu telah ada yang diganti. Semua perubahan yang terjadi dalam tahapan perkembangan
implementasi proyek harus direkam dalam set gambar yang disediakan. Dengan demikian, pada
waktu akhir kontrak ia akan mendapatkan rekaman gambar yang up to date dari struktur yang
telah selesai (as built drawing).
Gambar-gambar ini dipersiapkan sejalan dengan berkembangnya perubahan-perubahan
konstruksi dan memperlihatkan detail-detail yang berbeda dari desain yang semula. Gambar ini
bersama dokumen tertulis yang lain merupakan dasar untuk menaksir/menilai bilamana ada
perubahan pembayaran akibat pekerjaan yang bertambah atau berkurang dari kontraktor.
Pertemuan rapat kerja lapangan secara berkala diorganisasi oleh resident engineer guna
membicarakan kemajuan kerja dan masalah-masalah yang perlu dipecahkan secara bersama.
Rapat semacam ini harus dihadiri oleh kontraktor dan sub-kontraktor yang terlibat alam
implementasi proyek. Tujuan rapat ini bukanlah untuk merencanakan dan mengorganisasi tugas
pekerjaan kontraktor, melainkan untuk meninjau hasil pekerjaan yang sedan ditangani.
Frekuensi pertemuan lapangan sendiri ini bergantung pada informasi masalah yang
dibahas. Umumnya antara dua minggu sekali sampai satu bulan sekali. Dengan kata lain, fungsi
resident engineer bersama stafnya adalah untuk melihat bahwa pemilik proyek menerima hasil
pekerjaaj yang diselesaikan oleh pemborong sesusi dengan uang yang dibayarkan kepadanya.
Struktur organisasi lapangn yang tepat bagi sebuah proyek tergantung dari hal-hal berikut
ini:
• Lingkup dan besarnya proyek,
• Sifat hubungan kontraktual dengan klien.
• Kebijakan perusahaan.
• Anggota staf yang tersedia untuk proyek tersebut.
Dari pihak kontraktor akan menempatkan stafnya ayng dipimpin oleh manajer lapangan
Penentuan jumlah dan tipe personel/staf yang ditempatkan di lapangan sangat bergantung
pula pada ukuran besarnya proyek dan macam pekerjaannya. Bagan organisasi lapangan dapat
berbentuk sebagai berikut:
Proyek manajer sebagai pimpinan keseluruhan proyek mengetahui situasi dan status dari
proyeknya dan dapat mengoordinasi kegiatan bawahannya. Tujuan kepemimpinannya adalah
untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditntukan dalam spesifikasi dan berjalan mengikuti program kerja yang direncanakan dalam
janka waktu dan biaya yang telah ditentukan. Disamping itu, ia harus mengamankan laba yang
telah digariskan oleh piminan perusahaan tanpa harus mengorbankan kualitas pekerjaaan.
Bagian departemen engineering dikelola oleh perekayasa proyek (project engineering)
yang bertanggung jawab atas:
• Rencana tapak dan rancang bangun
• Rencana, penjadwalan, dan pengontrolan proyek
• Kontrol kualitas dan pngujiannya.
• Engineering lapangan.
• Pematokan dan pengukuran.
• Permintaan pembayaran
Sub bagian kepala kantor bertanggung jawab atas:
• Menyajikan laporan evaluasi prestasi pekerjaan lapangan secara berkala dan biaya
yang terpakai.
• Membuat estimasi biaya
• Mengelola buku laporan proyek yang harus diisi setiap hari oeh engineer
lapangan tentang:
Cuaca
Material yang tiba
Absensi tenaga kerja
Peralatan kerja
Program kerja
Masalah lapangan
Keadaan istimewa
Pembuatan permintaan pembayaran
Membuat gambar detail rancang bangun
Membuat as-built drawing, bekerjasama dengan pihak pemilik
Subbagian engineering perencanaan bertanggung jawab atas:
• Laporan kemajuan fisik proyek (progress report)
• Jadwal pelaksanaan(construction schedule)
• Pekerjaan tambah-kurang dan keterlambatan.
Status laporan proyek yang berkenaan dengan biaya proyek muncul pada bagian ini.
Estimator proyek mengumpulkan data-data pembiayaan dan mengolahnya menjadi laporan
proyek untuk kemudian dipakai sebagai dasar masukan bagi manajer proyek.
Tujuan utama pengadaan pekerjaan estimator proyek yaitu:
• Mendeteksi pembiayaan yang tidak efisien dan saran untuk menanggulanginya.
• Membuat ramalan tentang pemakaian dana untuk pekerjaan mendatang dapat
disiapkan tepat pada waktunya. Banyak pekerjaan proyek yang terbengkalai atau
terlambat karena penyediaan dana untuk kebutuhan yang mendatang tidak
dipikirkan/diramalkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Pendekatan yang paling baik organisasi pemborong untuk pekerjaan yan besar adalah
dengan cara WBS (Work Breakdown Structure). Pada prinsipnya tugas proyek yang besar
dipecah-pecah menjadi struktur yang dapat diatasi secara mandiri serta disesuaikan dengan
lokasi dan macam-macam pekerjaan yang dilaksanakan.
Dalam contoh di atas pembagian pekerjaan lebih mendetail untuk masing-masing
subproyek dapat dikembangkan lagi. Hal ini akan terjadi bilamana proyek makin berkembang
dan makin sibuk. Sebuah proyek yang besar dapat mempekerjakan sampai ribuan orang dalam
waktu beban pekerjaan mencapai puncaknya. Menjelang akhir proyek selesai, struktur
organisasinya juga akan menyusut, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pekerjaan di
lapangan.
Pada proyek konstruksi yang relatif kecil, pos pekerjaan yang dapat dirangkap akan
menjadi tanggun jawab satu orang. Beberapa alternatif penempatan staf personel di lapangan
dapat dirinci sebagai berikut:
• Bagian akuntansi, pembelian barang, administrasi teknis perekayasaan
ditempatkan di kantor pusat. Sementara yang bertugas di lapangan dalah kepala pelaksana
beserta anak buahnya. Alternatif ini umumnya dipilih apabila lokasi proyek dan kantor
pusat pemborong tidak terlalu jauh.
• Engineering perencana, estimator, dan bagian logistik ditempatkan di lapangan
bila lokasi proyek amat jauh
• Tipe kontrak yang sifatnya lumpsum cenderung menempatkan staf personel yang
sungguh-sungguh dibutuhkan di lapangan, dengan maksud untuk menekan biaya tidak
langsung sekecil mungkin, lain halnya apabila kontrak diselesaikan dengan tipe prime
cost contracts.
Pada proyek konstruksi yang menggunakan peraatan berat secara intensif, perlu
dipikirkan penempatan seorang manajer peralatan (plant manager) yang membawahi tiga fungsi
pekerjaan sebagai berikut:
• Operasi dan pemeliharaan yang dipimpin oleh operator.
• Reparasi/service yang dipimpin oleh kepala mekanik (chief mechanic)
• Pendukung (gudang spare part, perkakas kerja) yang dipimpin kepala bengkel.
Meterial _
Produk
Orang_______________ Bangunan Kontruksi
Peralatan_____________ Lapangan
Metode_____________ “Dapur”
Perencanaan fasilitas lapangan memberikan peran yang besar dalam persiapan kerja
(work preparation). Kesalahan dalam perencanaan dan penempatan instalasi di lapangan akan
berakibat penanbahan biaya proyek dan mempersulit pelaksanaan konstruksinya.
Elemen-elemen fasilitas lapangan umumnya yang perlu dipikirkan dalam pelaksanaannya
yaitu:
• Kantor lapangan. Bilamana diperlukan, dapt dilengkapi dengan tempat tidur/bermalam.
• Gudang penyimpanan bahan bangunan seperti peralatan sanitasi, pipa dan lain lain dan
tempat penyimpanan peralatan kerja (pompa air, beton vibrator, dan lain lain). Tempat
penyimpanan bahan bakar harus diletakkan jauh dari sarana yang lain untuk menghindari
bahaya kebakaran.
• Tempat kerja untuk menyiapkan acuan, pembengkokan dan pemotongan besi beton,
membuat pra-cetak, dan lain lain.
• Peralatan transport untuk memindahkan bahan-bahan dari satu tempat ke tempat lainnya,
misalnya menara angkat (tower crane).
• Bengkel mekanik/listrik dan tempat persediaan suku cadang.
• Laboratorium untuk menguji kualitas bangunan yang diproduksi.
• Garasi atau tempat parkir kendaraan-kendaraan transport.
• Fasilitas penerangan (gen-set), air bersih, kompresor, komunikasi (telepon SBB)
tergantung kebutuhan dan situasi setempat.
• Fasilitas pembuangan air kotor/WC dan sampah-sampah sebagai hasil produk sampingan
dari proses pelaksanaan. Seperti oli mesin, potongan-potongan kayu, besi beton, peralatan
kerja yang rusak, dan lain sebagainya.