You are on page 1of 20

SENAM NIFAS, PERAWATAN PAYUDARA,

PERAWATAN VULVA

oleh

KELAS SANTA TERESA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO
BORROMEUS
2010

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu
berikutnya. Pada saat hamil, beberapa otot mengalami penguluran terutama otot rahim dan
perut. Setelah melahirkan, rahim tidak secara cepat kembali seperti semula, tetapi mengalami
proses. Oleh karena itu, untuk mengembalikan ke kondisi semula diperlukan suatu senam
yang dikenal dengan nama senam nifas. Senam nifas memberikan latihan gerak secepat
mungkin agar otot-otot yang mengalami penguluran selama kehamilan dan persalinan kembali
normal, seperti sebelum hamil sehingga terhindar dari segala perasaan yang kurang nyaman.
Secara rutin, senam nifas dapat dilakukan oleh semua ibu yang telah melahirkan
secara spontan tanpa ada komplikasi. Jika ada tindakan atau komplikasi, senam nifas masih
tetap dapat dijalankan. Hanya saja perlu disesuaikan dengan kondisi dan komplikasi yang
terjadi.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai :
a.Tujuan umum
Diharapkan Mahasiswa/i tingkat II Program Studi D III Keperawatan STIKes Santo
Borromeus mampu mempraktikkan prosedur tindakan Senam Nifas, Breast Care Post
Partum, Dan Vulva Hygiene.

b.Tujuan khusus
 Mahasiswa/i dapat mengetahui tentang Senam nifas.
 Mahasiswa/i dapat memahami pengertian, tujuan,syarat dan langkah-langkah dari
senam nifas.
 Mahasiswa/i dapat mengetahui manfaat dari perawatan pada payudara selama
setelah melahirkan.
 Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah dalam melakukan
breast care setelah melahirkan.
 Mahasiswa/i dapat mengetahui manfaat dari perawatan pada vulva selama setelah
melahirkan.

1.3 Metode Penulisan


Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan dan internet, diskusi
kelompok, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.

2
1.4 Sistematika penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis membagi dalam tiga bab, yaitu BAB I
Pendahuluan yang berisi: latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan,
sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teoritis yang berisi: Senam nifas terdiri dari pengertian,
tujuan, syarat, langkah-langkah dan Breast care terdiri atas : Tujuan, persiapan alat,
pelaksanaannya serta koreksi pada puting, BAB III Penutup berisi: simpulan dan saran.

BAB II
3
TINJAUAN TEORITIS
Breast Care Post Partum, Senam Nifas Dan Vulva Hygiene

A. PENGERTIAN NIFAS

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa
jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu berikutnya. Masa nifas merupakan masa
pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan
darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel
endometrium sisa. Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih
keluar melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila
tidak, misal, karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.
Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas
belum selesai. Masa nifas tetap saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang
melahirkan normal atau sesar. Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu
rahimnya sudah kembali ke posisi semula.

B. PERAWATAN PAYUDARA

1. Pengertian
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur untuk
memelihara kesehatan dan kebersihan payudara pada waktu post partum (setelah melahirkan)
atau saat ibu masih menyusui bayinya.
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk
memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada
waktu post partum.

2. Anatomi Fisiologi Payudara


Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800 gram.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :


1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
4
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Gambar 1. Anatomi payudara

 Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

 Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat
otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

 Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam(inverted).

5
Gambar 2. Bentuk puting susu normal Gambar 3. Bentuk puting susu pendek

Gambar 4. Bentuk puting susu panjang Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

3. Tujuan
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara
semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
• Untuk menjaga kebersihan payudara terutama putting susu sehingga
terhindar dari infeksi.
• Agar payudara tidak mudah lecet.
• Melancarkan kelenjar-kelenjar air susu, sehingga produksi ASI lancar.
• Mengetahui adanya kelainan puting susu secara dini.
• Menjaga bentuk buah dada tetap bagus.
• Untuk mencegah terjadinya penyumbatan

4. Pelaksanaan Perawatan Payudara


Pelaksanaan perawatan payudara pada ibu post partum dilakukan pada:
6
• Pertama kali dilakukan pada hari ke 2 setelah persalinan.
• Dilakukan minimal 2 kali dalam sehari sebaiknya sebelum mandi.

5. Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara


Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini
mungkin. Dampak tersebut meliputi :
• Anak susah menyusu
• Putting susu tenggelam
• ASI lama keluar
• Produksi ASI terbatas
• Pembengkakan pada payudara
• Payudara meradang
• Payudara kotor
• Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.

6. Hal-Hal Yang Perlu Dipersiapkan


a) Persiapan alat
 Baby oil atau minyak kelapa secukupnya
 Waslap ( 2 buah )
 Kain perca
 Handuk
 Kantong plastik
 Baskom berisi air hangat dan dingin ( 2 buah )
 Bra ( BH )
 Handcoen

b) Persiapan ibu
 Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir.
 Buka pakaian
 Pasang handuk di bagian perut dan lipat ke belakang badan.

7. Langkah-Langkah membersihkan putting susu


1) Ibu duduk bersandar
2) Pakaian atas dibuka
3) Handuk diletakkan dibawah payudara
4) Kapas dibasahi dengan baby oil
5) Kedua putting susu dikompres dengan kapas yang sudah dibasahi dengan
minyak atau baby oil selama 3-5 menit.

7
6) Kapas digosok-gosokkan secara lembut disekitar putting susu untuk
mengangkat kotoran.
7) Kemudian kedua tangan dibasahi dengan baby oil
8) Lakukan pemijatan

8. Cara Perawatan Payudara


1) Putting susu dikompres dengan kapas minyak selama 5 menit, kemudian bersihkan puting
dengan kapas minyak tadi sampai areola bersih.

2) Telapak tangan diberi baby oil atau minyak kelapa, kemudian diratakan

3) Kedua telapak tangan berada diantara kedua belah payudara lalu diurut mulai dari atas,
kesamping, ke bawah dan menuju ke putting susu dengan mengangkat payudara
perlahan-lahan. Pemijatan ini dilakukan sebanyak 30 kali.

4) Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan tangan kanan dengan
punggung jari seperti menyisir payudara mulai dari pangkal dada ke arah putting susu.
Dengan halus dan lembut serta menggunakan tekanan yang secukupnya. Demikian
dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 30 kali.

5) Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan dengan tangan kanan, 2 atau 3 jari
dengan tangan yang berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan, dari
pangkal payudara dan berakhir pada putting susu, setiap payudara 2 kali gerakan.

8
9. Perawatan Payudara dengan Masalah
a. Puting Lecet
Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika sedang
mandi dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa membuat puting susu kering
dan iritasi.
b. Penyumbatan Kelenjar Payudara
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang
mengeras. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi
dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui
dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa mengeringkannya
dengan efektif. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali
selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit
tersebut. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara
yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali),
lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar
susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu.
c. Pengerasan Payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa mambantu mengurangi
pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan sudah mencapai berat
badan ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu untuk mengurangi tekanan pada
payudara. Sebagi contoh, merendam kain dalam air hangat dan kemudian di tempelkan
pada payudara atau mandi dengan air hangat sebelum menyuusi bayi. Mungkin ibu juga
bisa mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik secara manual atau
dengan menggunakan pompa payudara. Untuk pengerasan yang parah, gunakan
kompres dingin atau es kemasan ketika tidak sedang menyusui untuk mengurangi rasa
tidak nyaman dan mengurangi pembengkakan.
C. SENAM NIFAS

Pengertian Senam Nifas

9
• Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas
atau masa setelah melahirkan.
(Idamaryanti,2009)
• Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan,
supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat
kembali kepada kondisi normal seperti semula.
(Ervinasby,2008)
• Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus
dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu.
(Alijahbana,2008)
• Jadi Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah
keadaan tubuhnya pulih kembali.
(kesimpulan kelompok)

b. Tujuan Senam Nifas


• Mengembalikan rahim pada posisi semula

• Memperbaiki elastisitas otot yang telah mulur.

• Meningkatkan gairah hidup

• Mencegah kesulitan buang air besar atau buang air kecil.

• Memperlancar keluarnya ASI

• Memperlancar sirkulasi darah

• Mengembalikan kerampingan

• Mencegah Varises.

c. Syarat:
Senam nifas dilakukan untuk:
1. Partus pervagina : 6 jam post partum.
2. Partus SC : lihat kondisi pasien

Manfaat Senam Nifas

• Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma
serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.
• Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan.

• Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan


bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.
Kontra Indikasi

• Ibu yang menderita anemi.

10
• Ibu yang mempunyai penyakit jantung dan paru-paru.
Kerugian Bila Tidak Melakukan Senam Nifas

• Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan.
• Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang
abnormal dapat dihindarkan.
• Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).

• Timbul varises.

11
LANGKAH – LANGKAH SENAM NIFAS
LATIHAN HARI I

A. Latihan pernafasan iga – iga

Tujuan:
o Mendapatkan oksigen yang cukup
o Memberi tenaga dan mengurangi kelelahan
o Memperlancar sirkulasi darah

Sikap: ibu tidur terlentang dengan satu bantal

Gerakan:
o Mengeluarkan nafas dari mulut iga mengempis hingga kepalan terlepas
o Menarik nafas dari hidung iga mengembang hingga kepalan tangan terdorong ke
atas

Anjuran:
Lakukan 15 X gerakan pagi dan sore

B. Latihan gerak pergelangan kaki

Tujuan:
1. Membantu sirkulasi darah ke jantung
2. Mencegah bengkak pada pergelangan kaki

Sikap: ibu tidur terlentang dengan satu bantal

Gerakan:
o Gerakan dorsal fleksi dan plantar fleksi yaitu: tegakkan ke 2 telapak kaki
dengan lutut menekan kasur, kemudian tundukkan ke-2 telapak kaki bersama
jari–jarinya, dst

o Gerakan inversi dan eversi yaitu: hadapkan ketelapak kaki satu sama lain
dengan lutut tetap menghadap ke atas, kembali semula dst

o Gerakan sirkumduksi yaitu:


12
Kedua telapak kaki turunkan kebawah, buka ke samping, tegakkan,
kembali, dst
Kedua telapak kaki buka dari atas, ke samping, turunkan, hadapkan,
kembali.
Anjuran:
Latihan dilakukan 2 X sehari, masing – masing 6 hitungan, bila sudah ada
pembengkakan, lakukan sesering mungkin.

C. Latihan kontraksi ringan otot perut dan otot pantat

Tujuan:
1. Mencegak kesulitan B.A.B dan B.A.K
2. Membantu kontaksi rahim, sehingga perdarahan cepat berhenti

Sikap:
Ibu tidur terlentang dengan satu bantal dikepala, kedua kaki lurus dan kedua tangan
disamping badan.
Gerakan:
Tundukkan kepala, kerutkan pantat kedalam sehingga lepas dari kasur, kempeskan
perut sampai punggung menekan kasur, kempeskan perut sampai punggung menekan
kasur, lepaskan perlahan.

Anjuran:
Lakukan 15 x gerakan pagi dan sore, setiap 5 X gerakan isterahan sebentar.

LATIHAN HARI II
(Latihan hari 1 diulang & ditambah)

A. Latihan Otot Perut

Tujuan:
Mencegah agar dinding otot perut tidak kendur.

Sikap:
Ibu tidur terlentang dengan satu bantal di kepala. Kedua lutut dan kedua tangan di
samping badan.
Gerakan:
Angkat kepala sehingga dagu menempel di dada, perlahan-lahan kembali.

Sikap:

13
Ibu tidur terlentang dengan satu bantal di kepala. Kedua lutut dan kedua tangan di
samping badan.

Gerakan:
Bengkokkan lutut ½ tinggi lalu luruskan, kemudian ganti lutut kanan.

Anjuran:
Lakukan 5x gerakan ini pagi & sore.

B. Latihan Kaki
Tidak boleh pada symphisiolysis

Sikap:
Ibu tidur terlentang dengan satu bantal di kepala, kedua lutut dibengkokkan ½ tinggi &
paha menempel satu sama lain.

Gerakan:
 Kedua lutut direbahkan ke samping kiri ½ rendah.
 Bahu tetap pada kasur, kembali ke tengah, dibawa ke kanan, kembali ke tengah,
seterusnya bergantian.

Anjuran:
Lakukan 5x gerakan untuk masing-masing sisi.

C. Latihan untuk menguatkan otot dada

Tujuan:
1. Mempertahankan payudara agar tidak kendur/ merosot.
2. Memperlancar ASI

Sikap:
• Duduk atau berdiri dengan kedua tangan saling berpegangan pada lengan bawah
dekat siku.
• Badan & lengan atas membentuk sudut 900

Gerakan:
Kedua tangan mendorong lengan ke arah siku tanpa menggeser telapak tangan,
sampai otot dada terasa tertarik kemudian lepaskan.
14
Anjuran:
Lakukan 45x gerakan, setiap 15x gerakan berhenti sebentar, lakukan pagi & sore.

LATIHAN HARI III


(Latihan Hari ke II diulang dan ditambah)

A. Latihan untuk mengembalikan rahim pada bentuk semula

Tujuan:
1.Mempercepat pengembalian rahim pada bentuk &posisi semula.
2.Mengurangi rasa mulas.

Sikap:
Tidur tengkurap dengan 2 bantal menyangga perut bagian bawah, 1 bantal kecil
menyangga punggung kaki, kepala menoleh ke samping kiri/ kanan, tangan diletakkan
di bawah bantal dengan siku sedikit dibengkokkan.

Anjuran:
Pertahankan sikap ini mula-mula selama 5 menit selanjutnya sampai 20 menit.
Lakukan latihan ini sampai ibu tidak merasakan mulas lagi.

D. VULVA HYGIENE

1. Pengertian

15
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien
wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.
Vulva hygiene Merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada
kulit yang mengalami atau berisiko terjadinya kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya
pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan).
(Alimul, A., 2006)

Jadi Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien
wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.

2. Cara Perawatan Vulva Hygiene


Tujuan
a. Untuk mencegah infeksi
b. Untuk penyembuhan luka jahitan perineum
c. Untuk kebersihan perineum, vulva juga memberikan rasa nyaman bagi klien

1. Persiapan alat
a. Kapas herbicep
b. Perlak
c. Air cebok DTT
d. Betadine 10% (oles) / betadine 3%
( kompres
e. Piala ginjal atau nier bekken
f. Handsoen disposable
g. Pispot
h. Kassa steril
i. Kapas lidi steril
j. Korentang
k. Pinset steril
l. Handscoen Steril

2. Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan vulva hygiene hendaknya perawat memberikan
penjelasan terlebih dahulu tentang hal yang akan dilakukan kepada klien.

3. Langkah Kerja
a. Pintu dan jendela ditutup dan jika perlu pasanglah sampiran
b. Alat-alat didekatkan pada pasien dan pasien diberitahu tentang hal yang
akan dilakukan.
16
c. Perawat mencuci tangan
d. Pakaian pasien bagian bawah dikeataskan atau dibuka.
e. Perawat memakai handscoon disposible.
f. Letakkan pispot dibawah bokong pasien.
g. Tanyakan apakah pasien ingin BAK atau tidak, jika pasien BAK bilas dengan
air biasa. Setelah itu bilas dengan air cebok DTT
h. Kemudian pengalas dan dipasang dibawah bokong pasien, sikap pasien
dorsal recumbent
i. Jauhkan pispot dari pasien dan dengan secepat mungkin pasang nierbeken
di bokong pasien agar air atau lochea tidak membasahi tempat tidur pasien.
j. Ganti hanscoon disposable dengan hanscoon steril
k. Kemudian ambil kapas herbicep untuk membuka libia minora. Vulva
dibersihkan mulai dari libia minora kiri, libia minora kanan, libuia mayora kiri,
libia mayora kanan, vestibulum, perineum
l. Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor diusap lagi dengan
kapas herbicep yang baru hingga bersih.
m. Keadaan perineum diperhatikan jahitannya, bagaimana jahitannya apakah
masih basah, apakah ada pembengkakan, iritasi dan sebagainya.
n. Jika ada resep obat luar untuk vagina dari dokter berikan pada pasien.
o. Jahitan perineum dikompres dengan betadin.
p. Setelah selesai pasien dirapihkan dan posisinya diatur kembali.
q. Peralatan dibereskan, dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula

4. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan


a. Menjaga perineum selalu bersih dan kering.
b. Hindari penggunaan obat-obat tradisional pada perineum.
c. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 kali perhari.
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan (jika ada luka
episiotomi).
e. Ibu harus kembali lebih awal jika ia mengalami gejala-gejala seperti demam,
mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah lukanya atau jika
daerah tersebut menjadi nyeri

VULVA HYGIENE DI KAMAR MANDI

Pengertian : suatu tindakan untuk membantu ibu melakukan kebersihan vagina di kamar mandi.
Tujuan : - agar ibu mengerti cara vulva hygiene dengan benar

17
- Membantu ibu untuk vulva hygiene di kamar mandi secara mandiri
- Membantu ibu untuk ke kamar mandi, bila pusing setelah melahirkan
Peralatan
1. Pembalut bersih
2. Sabuh mandi / sabun khusus vagina
3. Handuk bersih
4. Air bersih dan dingin
5. Kursi roda ( kalau perlu )
6.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan , baik perawat dan pasien.
2. Jelaskan kepada pasien tentang proses tindakan, manfaat dari tindakan yang akan dilakukan.
3. Bimbing pasien ke kamar mandi, bila pasien mengeluh pusing lakukan vulva hygiene di biasa
( di atas tempat tidur ).
4. Anjurkan / tawarkan klien untuk BAK terlebih dahulu.
5. Dalam posisi jongkok, ajarkan klien untuk menyiram vulva dengan air bersih.
6. Ajarkan pasien sambil praktekkan cara membersihkan vulva, mulai dari labia mayora sampai
ke anus, dengan sabun khusus atau sabun mandi.
7. Anjurkan pasien untuk mengusap dengan lembut, dan searah saja. Dari atas ( simfisis pubis )
sampai ke ( anus )bawah.
8. Siram vulva sampai bersih dengan air mengalir.
9. Pastikan pasien membersihkan vulvanya sampai bersih.
10. Ajarkan pasien untuk mengeringkan vulvanya dengan handuk bersih.
11. Berikan obat jika ada resep obat luar untuk vagina dari dokter.
12. Bantu pasien untuk memakai pembalut dan celana dalam yang bersih.
13. Bimbing pasien untuk kembali ke tempat tidur.

18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Perawatan payudara, senam nifas dan vulva hygiene sangat di butuhkan oleh ibu – ibu di
masa nifas karena perawatan tersebut akan membantu dalam proses pemulihan setelah melahirkan.
Maka disinilah peran perawat dalam membantu proses pemulihan ibu agar ibu di masa nifas dapat
mandiri baik dalam memenuhi kebutuhannya atau pun dalam merawat diri dan bayinya.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini di harapkan kita sebagai perawat lebih peka dalam membantu proses
pemulihan ibu. Dan di harapkan mahasiswa mampu dan sanggup dalam melakukan perawatan
payudara, senam nifas dan vulva hygiene.

19
DAFTAR PUSTAKA

Pelatihan Pembimbingan Senam Hamil dan Nifas Dini, 2009, Pusat Pengembangan Kesehatan
Carolus; Jakarta

http://rahayu-heri.blogspot.com/2010/01/senam-nifas.html

http://creasoft.wordpress.com/2008/05/04/perawatan-payudara/ 20.22/050410

http://resiandriani.com/2010/02/23/tips-perawatan-payudara-setelah-melahirkan/010410

http://aishaleica.multiply.com/journal/item/40/Perawatan_Payudara_setelah_melahirkan

20

You might also like