You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA HYPEREMESIS

GRAVIDARUM
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajaran keperawatan maternitas I

oleh
KELAS SANTA TERESA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO
BORROMEUS
2010
BAB II
Tinjauan Teoritis

A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum ialah :
 Mual-muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi
dehidrasi. ( Obstetri patologi. 1984 : 84 )
 Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa
hamil ( Helen verney. Asuhan Kebidanan .2007,hal:608)
 Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
 Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang
sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)
 Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan
20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti
Appendisitis, Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/.
 Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai
dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada
minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A.
Wahab Sjahranie Samarinda (http://healthblogheg.blogspot.com/).
 Jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu
aktivitas sehari-hari

B. Etiologi
Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara pasti belum diketahui. Menurut Chin
dkk,1990; Goodwin mentero, Mostman, 19920) Mengemukakan Hiperemesis
Gravidarum dapat disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme, yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Beberapa faktor
predisposisi sbb :
1. Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab.
4. Faktor Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.

Mual muntah disebabkan oleh masuknya bagian vilus ke dalam peredaran darah ibu,
perubahan endokrin misalnya hipofungsi cortex gi suprarenalis, perubahan metabolik
dan kurangnya pergerakan lambung.

C. Tanda dan Gejala


a. Muntah yang berat
b. Haus
c. Dehidrasi
d. Berat badan turun
e. Keadaan umum mundur
f. Kenaikan suhu
g. Icterus
h. Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium)
i. Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen, dalam urine bertambah,
silinder +

D. Macam-macam Hiperemesis Gravidarum


Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I = Ringan
Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak mau makan, nadi meningkat
sampai sekitar 100 denyut permenit, tekanan darh sistolik menurun, BB menurun,
nyeri di epigastrium, turgor menurun, lidah kering, mata cekung.
2. Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum penderita lebih parah : lemah,
apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, gejala dehidrasi semakin jelas,
nadi kecil an cepat, suhu badan naik, tensi semakin menurun, mata cekung, icterus
ringan, BB menurun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapt tercium
dalam hawa pernapasan, dan dapat terjadi asetonuria.
3. Tingkat III = Berat
- Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tanda dehidrasi makin
tampak, muntah berkurang, tekanan darh menurun, nadi makin kecil dan cepat,
suhu badan meningkat.
- Gangguan faal hati termanifestasi dari gejala icterus.
- Keadaan menurun dari somnolen sampai koma, komplikasi pada susunan saraf
pusat (ensefalopati wernicke) dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan
- mental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin
B kompleks.
Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang akut.
Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran terjadi dengan lambat laun.
Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran terjadi dalam beberapa hari
misalnya 1 minggu.

E. Penatalaksanaan
Pertama-tama, bila ada keluhan hiperemesis gravidarum disingkirkan adanya
gangguan sistematik lainnya, seperti ulkus peptikum, hepatitis, pielonefritis dan tumor
otak yang dapat menimbulkan gejala muntah. Langkah yang paling baik adalah
pencegahan, sehingga emesis gravidarum yang dijumpai pada wanita hamil tidak
berkembang menjadi hiperemesis gravidarum. Peran bidan dan perawat adalah memberi
penyuluhan kepada calon ibu dalam menghadapi gangguan mual dan muntah pada awal
kehamilannya. Para calon ibu perlu diyakinkan bahwa kehamilan dan persalinan adalah
suatu proses fisiologis dan gangguan mual muntah ini akan menghilang setelah kehamilan
4 bulan (16 minggu).
Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan menghindari makanan
berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta berbumbu merangsang makanan yang
mengandung karbohidrat (biskuit kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan
coklat sebagai sumber energi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah. Wanita hamil
tersebut dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering / bakar dengan teh hangat
sebelum turun dari tempat tidur dan melaksanakan aktivitas. Apabila muntah terus
berlanjut dan menganggu kehidupan sehari-hari, wanita tersebut perlu dirawat inap di RS,
dengan penatalaksanaan sebagai berikut :
1. Wanita dirawat dikamar tersendiri yang tenang, tetapi terang dengan ventilasi udara
yang baik, membatasi pengunjung, dengan perubahan suasana, pendampingan oleh
bidan / perawat dan orang terdekat serta informasi dan komunikasi yang baik saja
sering sengaja muntah sudah berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
2. Pemberian cairan pengganti
Perlu diberi cairan intravena bila ada gejala dehidrasi. Cairan yang dipakai
biasanya dextrose5 % dalan larutan fisiologik sebanyak 2-3 liter perhari
tergantung tingkat dehidrasi. Bila perlu diberi tambahan kalium dan vitamin B
kompleks dan C. Bila ada kekurangan protein juga dapat diberi asam amino secara
intravena.
3. Pendekatan Psikologik
Wanita perlu diyakinkan bahwa penyakitnya dapt disembuhkan, hilangnya rasa
takut terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan pendekatan konseling dan dan
mencoba menemukan konflik serta mencari jalan penyelesaian masalah
psiko-sosial yang menjadi beban dan pencetus adanya hiperemesis gravidarum.
Kalau perlu dan memungkinkan konsultasi dengan pekerja sosial, petugas pastoral
dan psokolog.

4. Penghentian Kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hoperemesis gravidarum tidak berhasil dan
kondisi pasien menjadi makin memburuk. Perlu pemeriksaan medik dan psikologis
yang teliti untuk mengetahui gangguan sistemik dan beratnya komplikasi. Adanya
delirium, somnolen sampai koma, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan
perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam kondisi demikian
secara medik perlu adanya pertimbangan untuk penghentian kehamilan. Keputusan
ini tidak mudah ditetapkan karena dengan pertimbangan moral tidak boleh terlalu
cepat, tetapi dilain pihak tidak menunggu sampai kondisi irreversible pada organ
vital.

BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Hiperemesis Gravidarum

A. Pengkajian
1. Data Subjektif (pengertian yang dirasakan dan dilaporkan pasien):
− Mual, muntah yang sering dan menganggu aktivitas yang
terjadi pada trimester 1. keluhan muntah ini dapat dicetuskan oleh pandangan atau
bau makanandan bau lain yamg merangsang : misal bau asap rokok.
− Mulut terasa asam, bibir kering, rasa haus dan kulit kering.
− Hipersalivasi, muntah yang kadang bercampur darah.
− Tidak nafsu makan, badan terasa lemas.
− Berat badan menurun
− Urine berkurang dan warna menjadi lebih gelap
− Konstipasi
− Sakit kepala

2. Data Obyektif (hasil observasi atau yang dapat diperiksa):


− Muntah terus-menerus dengan frekuensi dan volume yang dapat diobservasi dan
dicatat baik pagi, siang maupun malam hari.
− Pasien sering membuang air liur (hipersalivasi), volume juga dapat dikumpulkan
dalam wadah tertutup dan diukur
− Volume urin berkurang (oliguria) dan konsentrasi tinggi
− Berat badan menurun, tekanan darah menurun dan takikardia >100 x/menit
− Suhu badan meningkat
− Apatis, kacau dan bingung
− Turgor kulit berkurang

3. Data Laboratorium:
Urine :
- Aseton positif
- Protein urine positif
- HCG nutrisi positif
Darah :
- Gula darah menurun
- kadar natrium, kalium, dan chlorida menurun
- Hb, Ht meningkat (haeomokonsentrasi)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan berhubungan dengan mual dan
muntah, ketidakteraturan atau kurangnya pemasukan makanan.
Hasil yang diharapkan :
- Pasien mengenali tanda-tanda dini perubahan nutrisi
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda emesis gravidarum dan dapat mengatasi rasa
tidak nyaman akibat mual muntah
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Tidak terjadi komplikasi
Rencana tindakan :
- Timbang BB dengan timbangan yang sama dan pakaian sejenis (sama
beratnya)tiap hari atau jadwal sesuai dengan terapi atau kondisi pasien
- Mencatat intake output selama 24 jam
- Perhatikan pola makan dan makanan yang dikonsumsi
- Lakukan pemeriksaan turgor kulit
- Lakukan pemeriksaan laboratorium aseton urine
- Konseling dengan klien dan keluarganya
- Observasi tanda-tanda komplikasi, asidosis-icterus
- Merujuk bila perlu ke fasilitas yang tepat
2. Rasa tidak nyamansehubungan dengan akibat muntah-muntah yang berulang
Hasil yang diharapkan :
- Pasien merasa lebih nyaman.
Rencana tindakan :
- Sediakan limgkungan yang bersih, nyaman serta ventilasi yang baik
- Batasi pengunjung sesuai dengan keinginan pasien
- Letakkan piala gnjal jauh dari pandangan tetapi mudah diraih
- Letakkan makanan diluar ruangan pasien
- Rapikan alat-alat makan setelah selesai makan
- Anjurkan/ sediakan alat kumur-kumur sebelum makan dan setelah setiap muntah
- Berikan posisi fowler setiap selesai makan 30 menit, kemudian posisi tidur yang
nyaman.
3. Takut berhubungan dengan perawatan di rumah sakit dan prognosis kehamilan
Hasil yang diharapkan :
- Pasien mengerti maksud dan tujuan perawatan di rumah sakit
- Rasa takut berkurang
- Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit dan kooperatif dalam
rencana asuhannya.
Rencana tindakan :
- Mengkaji reaksi pasien terhadap respon nyeri / sakit, muntah yang berulang
- Beri informasi yang jelas, maksud dan tujuan dan tindakan perawatan dirumah
sakit
- Beri dukungan (jangan menghakimi)
- Konseling dengan pasien dan keluarga
- Beritahu kondisi pasien dan keluarga tentang respon mual muntah dan kemajuan
pengobatan
- Kolaborasikan dengan tim kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi, pekerja
sosial, pekerja pastoral, psikolog dll yang terkait.

C. Penyuluhan
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi pada ibu maupun anak. Pasien akan kooperatif dn optimis dalam
proses pengobatan dan pemulihan, pasien akan berusaha memenuhi kebutuhan cairan dan
nutrisi dirinya sendiri
Hasil yang diharapkan :
− pasien dan keluarga dapat mengetahui sebab hiperemesis
− pasien dapat mengetahui rangsangan yang menimbulkan terjadinya muntah
− pasien dapat berusaha untuk mencegah timbulnya muntah
− keluarga dapat memberi dukungan pada klien
− hiperemesis dapat diatasi segera
− pasien dan keluargakooperatif dalam rencana terapi dan keperawatan
Macam penyuluhan/ konseling
− konseling hal-hal yang diduga berhubungan dengan sebab
akibat hiperemesis
− diit (pola nutrisi) pada pasien dengan hiperemesis
Metode penyuluhan
− konseling
− diskusi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Asuhan keperawatan pada
ibu hamil dengan hyperemesis Gravidarum dan Abortus” dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak bekerja sendirian, banyak pihak-pihak yang
telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
- Th. Niluh Wayan Sunita AMK, selaku koordinator mata kuliah keperawatan
maternitas
- Staff perpustakaan yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk menulis
bahan-bahan diperpustakaan
- Serta teman-teman TK.II kelas beata Teresa yang telah membantu penulis
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah
selanjutnya.semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membacanya.

Bandung, 30 Maret 2010

penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak


hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak
harus diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka
waktu 9 bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan
kesehatan ibu dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang
dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah
hyperemesis gravidarum dan Abortus.
Hyperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan disaat
kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil
mengalami Hyperemesis Gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masalah ini perlu diatasi dan ditanggulangi,
dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus sesuai dengan keadaan ibu.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin
mampu bertahan hidup.(Obstetri Williams. Hal: 951). Ibu hamil yang mengalami
aborsi akan mengalami perdarahan, gangguan psikologis. Oleh karena itu kelompok
kami membahas mengenai Asuhan keperawatan Abortus. Agar kita bisa memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah ini :
1. Mahasiswa/ i tingkat II mengetahui pengertian Hyperemesis Gravidarum
2. Mahasiswa/ i tingkat II mengetahui dan memahami tanda dan gejala ibu yang
mengalami Hyperemesis Gravidarum
3. Mahasiswa/ i mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dan baik saat
praktek dilapangan
4. Mahasiswa/ i tingkat II mengetahui pengertian Abortus
5. Mahasiswa/ i tingkat II mengetahui dan memahami klasifikasi, tanda dan gejala ibu
yang mengalami abortus.
6. Mahasiswa/ i tingkat mampu memberikan Asuhan keperawatan yang sesuai dan
baik saat praktek dilapangan.

1.3 METODE PENULISAN


Metode penulisan makalah ini, tim penulis menggunakan metode kepustakaan
dengan mengambil dari buku-buku sumber dan referensi serta konsultasi dengan
dosen pembimbing
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini, tim penulis membagi 4 BAB yaitu :


Bab I : Pendahuluan berisi latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan
Bab II : Tinjauan teoritis berisi pengertian, etiologi, tanda dan gejala, macam-
macam hyperemesis gravidarum, penata laksanaan dan Asuhan keperawatan
hiperemesis gravidarum
Bab III : Tinjauan teoritis berisi pengertian, etiologi, tanda dan gejala, macam-
macam abortus, penata laksanaan dan Asuhan keperawatan abortus.
Bab IV : Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Hyperemesis Gravidarum adalah memuntahkan segala apa yang dimakan dan
diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, dan timbul aceton dalam air
kencing. Hyperemesis Gravidarum disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan
hipertroidisme yang mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia.
Menurut berat ringannya gejala hyperemesis dibagi 3 tingkatan yaitu :
- Tingkatan 1 : Ringan, mual muntah sehingga penderita lemah
- Tingkatan 2 : Sedang, mual dan muntah yang hebat keadaan penderita lebih parah
- Tingkatan 3 : Berat, keadaan wanita makin menurun dari tingkatan 2

Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin mampu
bertahan hidup. Abortus dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Abortus Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)


o Abortus imminens
o Abortus insipiens
o Abortus inkompletus
o Abortus kompletus

2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)

Saran
Dengan mempelajari dan memahami tentang hyperemesis Gravidarum dan abortus
pada ibu hamil. Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
Kami mohon maaf jika ada kesalahan kata-kata dalam penulisan makalah ini, penulis juga
meminta kritik dan saran agar bisa memperbaiki. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Padjajaran, FK. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :Elstan offset

St. Carolus Komisi Keperawatan. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Hyperemesis


Gravidarum. Jakarta : Komisi Keperawatan St. Carolus

Susan M. Weiner. 1989. Clinical Manual of Maternity and Gynecologic Nursing


Wiknjosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo

You might also like