You are on page 1of 28

Pembentukan Batuan

Berdasarkan cara terjadinya. batuan dapat dibedakan menjadi batuan beku, endapan
(sedimen), dan malihan (metamorf).
Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena pembekuan magma. Magma adalah
bahan liat dan panas yang terdapat di bagian dalam tubuh bumi. Jika keluar dari tubuh
bumi, magma akan membeku. Hal ini terjadi karena suhu di bagian kulit bumi jauh lebih
rendah dibandingkan dengan suhu di dalam tubuh bumi. Berdasarkan tempat terjadinya
proses pembekuan. batuan beku dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu batuan beku
dalam, batuan beku luar atau leleran, dan batuan beku korok.

l) Batuan Beku Dalam


Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma secara perlahan-lahan di dalam kulit
bumi yang jauh dari permukaan bumi. Batu ini berwarna putih sampai abu-abu (kadang-
kadang jingga) sehingga banyak digunakan untuk menghias taman atau bangunan.
Contoh batuan beku dalam adalah batu granit.

2) Batuan Beku Luar


Batuan beku luar terjadi dari pembekuan magma secara tiba-tiba di permukaan bumi.
Batuan beku luar seperti ini disebut batu kaca atau obsidian. Ada juga batuan beku luar
yang mengandung rongga-rongga yang berisi banyak gas. Batuan seperti ini disebut batu
apung atau batu timbul. Contoh yang lain adalah batu basal. Batu ba sal terbentuk dari
pendinginan magma yang gasnya telah menguap, terdiri atas kristal-kristal yang sangat
kecil, berwarna hijau keabu-abuan, dan berlubang-lubang.

3) Batuan Beku Korok


Pembekuan yang terjadi di bagian dalam bumi berjalan lambat. Oleh karena itu, terjadilah
pendinginan cairan magma di sela-sela saluran magma. Pendinginan cairan magma itu
menyebabkan terbentuknya batuan. Batuan seperti itu disebut batuan korok. Contoh
batuan beku korok adalah granit posfer dan diorit.

Batuan Endapan (Sedimen)


Batuan endapan terbentuk karena adanya peristiwa pelapukan (perombakan) batuan di
permukaan bumi. Hasil pelapukan tersebut berupa butiran-butiran yang bermacammacam
ukurannya. Butiran-butiran hasil pelapukan ada yang menumpuk di tempatnya dan ada
yang terangkut oleh air atau angin. Setelah mengendap cukup lama, butiran-butiran
tersebut menyatu dan terbentuklah batuan endapan. Berdasarkan bentuk butirannya,
batuan endapan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu konglomerat dan breksi.
Konglomerat adalah batuan endapan yang butirannya kasar dan bundar, sedangkan breksi
adalah batuan endapan yang butirannya kasar dan bersudut-sudut tajam. Selain
konglomerat dan breksi, masih ada beberapa batuan yang termasuk batuan endapan,
antara lain batu pasir, serpih, dan kapur.
Batu pasir berasal dari endapan pasir yang mengeras. Batu pasir mempunyai wama
beraneka ragam bergantung pada warna endapan pasir penyusunnya. Batu serpih berasal
dari endapan mineral yang halus dan licin sehingga sangat mudah retak. Warna batu
serpih bermacam-macam, antara lain hitam, hijau, kuning. abu-abu, dan merah. Batu
serpih disebut juga batu lempung karena terbentuk dari endapan lempung.
Batu kapur terbentuk dari organisme-organisme yang telah mati. Organisme tersebut
antara lain siput, kerang, dan hewan lainnya. Rangka hewan banyak mengandung kapur.
Jika mati, rangka hewan tidak musnah, tetapi memadat membentuk batu kapur.

Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan malihan terjadi karena metamorfosis (proses malih) batuan dalam kerak bumi.
batuan ini dapat terjadi dalam waktu yang lama akibat tekanan dan suhu yang. tinggi.
Tekanan yang tinggi disebabkan oleh tindihan batuan di atasnya, sedangkan suhu yang
tinggi disebabkan oleh kedekatan atau persentuhan dengan magma. Batuan endapan atau
beku dapat berubah menjadi batuan malihan. Contoh batuan endapan yang malih menjadi
batuan metamorf. antara lain:

1. batu pualam atau marmer, berasal dari batu gamping;


2. sabak atau batu tulis, berasal dari serpih
3. grafit (bahan pensil), berasal dlari karbon;
4. kuarsit, berasal dari batu pasir;
5. antrasit, berasal dari batu bara.

Pelapukan Batuan
Batuan penyusun kerak bumi dapat berubah menjadi tanah setelah mengalami pelapukan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa batuan merupakan balran dasar tanah.
Pelapukan batuan terjadi sebagai akibat perubahan iklim, cuaca. kelembapan udara. gerak
angin. aliran air, dan sinar matahari. Proses ini berlangsung sangat lama. Akibatnya.
batuan-batuan dapat melapuk menjadi tanah.
Dalam proses tersebut, bahan-bahan penyusun tanah mengalami pelapukan atau
penguraian sehingga terbentuk tubuh tanah. Tubuh tanah terdiri dari beberapa lapisan,
antara lain lapisan tanah humus, tanah lempung dan pasir, batuan lunak, dan batuan
keras.
Lapisan tanah humus (lapisan paling atas) merupakan lapisan yang paling subur karena
tanahnya gembur dan terdapat mineral-mineral yang diperlukan oleh tanaman. Karena
letaknya paling atas, lapisan tanah humus akan terkikis lebih dulu jika terjadi hujan.
Peristiwa pengikisan tanah disebut erosi tanah.
Selain mengikis lapisan tanah humus, aliran air pada daerah yang miskin tumbuhan juga
mengikis tanah.

Proses di Atmosfer
Bagian-Bagian Udara

Udara tersusun atas campuran gas-gas, debu, dan uap air. Campuran gas-gas dalam udara
tidak berwarna dan tidak dapat dilihat.

Gas Banyak (%)


Nitrogen 78.00
Oksigen 21,00
Gas mulia 0,93
Karbon dioksida 0,03
Gas lain 0,04
Jumlah 100,00

Gas Nitrogen (N2) sangat penting untuk tumbuh-tumbuhan. Hal ini disebabkan gas
nitrogen merupakan bahan utama penyubur tanah. Jadi gas nitrogen sangat dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup manusia.

Gas oksigen (O2), merupakan gas yang diperlukan untuk pembakaran makanan dalam
tubuh makhluk hidup. Pembakaran tersebut menghailkan energi dimana energi ini
dibutuhkan untuk melakukan segala aktivitas manusia.
Karbon dioksida (CO2) merupakan gas hasil pernapasan. Gas ini sangat diperlukan
tumbuhan untuk proses fotosintesis. Dalam udara, karbon dioksida berfungsi sebagai
penyimpan panas yang dipancarkan oleh bumi. Jika di atas permukaan bumi tidak ada
karbon dioksida, bumi akan menjadi sangat dingin. Namun jika terlalu banyak karbon
dioksida maka permukaan bumi akan menjadi sangat panas.
Gas mulia dapat berupa argon (Ar), kripton (Kr), neon (Ne), atau xenon (Xe) merupakan
gas-gas yang sulit bereaksi dengan unsur-unsur lain. Neon dan argon banyak digunakan
untuk mengisi bohlam (lampu pijar).
Gas lain dapat berupa hidrogen dan ozon. Helium (He) dan hidrogen (H2) merupakan gas
yang sangat ringan. Oleh karena itu, dalam atmosfer letaknya di lapisan bagian atas. Gas-
gas tersebut sering digunakan sebagai pengisi balon. Di matahari, terjadi reaksi fusi
(penggabungan) gas-gas hidrogen menjadi helium. Dari reaksi tersebut dihasilkan energi
yang sangat besar. Energi inilah yang merupakan sumber energi bagi kehidupan di bumi.
Ozon (O,) merupakan salah satu bentuk molekul oksigen. Gas ozon terletak di bagian
adalah cahaya matahari yang mempunyai energi sangat tinggi. Sinar ini sangat berbahaya
jika yang sampai di bumi terlalu banyak

Lapisan-lapisan Atmosfer

Gas-gas penyusun atmosfer tidak dapat lepas (meninggalkan) dari bumi karena pengaruh
gaya gravitasi bumi. Karena massa gas-gas tersehut tidak sama, pengaruh gaya gravitasi
terhadap gas-gas dalam atmosfer juga tidak sama. Akibatnya, distribusi gas-gas dalam
lltlxosfer juga tidak sama. Gas yang mempunyai massa besar banyak terdistribusi dekat
permukaan bumi, scdangkan gas ringan banyak terdistribusi jauh dari permukaan bumi.
Karena tebalnya (tingginya) lapisan atmosfer, suhu tiap bagian atmosfer menjadi tidak
sama. Berdasarkan kenyataan ini. kita dapat membagi atnrosfer menjadi beberapa
lapisan.

a. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan atmosfer yang mernpunyai ketinggian sekitar 0 km sampai
10 km. Hampir 80% massaseluruh gas penyusun atmosfer berada pada lapisan ini. Selain
itu. peristiwa-peristiwa cuaca juga terjadi pada lapisan ini. Makin jauh dari permukaan
bumi, suhu udara makin rendah. Setiap naik 1 km suhu udara turun kira-kira 6,5 oC.
Namun, setelah mencapai ketinggian tertentu (sekitar l0 km), penurunan suhu udara tidak
terjadi lagi. Di sinilah batas lapisan troposfer.

b. Stratosfer
Lapisan ini berada di atas lapisan troposfer dengan ketinggian sekitar 10 km sampai 50
km. Pada lapisan ini, suhunya akan naik jika tempatnya makin tinggi. Di bagian atas
lapisan stratosfer, terdapat lapisan ozon (O,). Ozon mempunyai daya serap yang kuat
terhadap radiasi sinar ultraviolet dari rnatahari. Itulah sebabnya, ozon dikatakan perisai
makhluk hidup di permukaan bunri dari radiasi sinar utraviolet.

c. Mesosfer
Mesosfer berada di atas lapisan stratosfer dengan ketinggian sekitar 50 km sampai 80 km.
Pada lapisan ini tidak ada gas yang dapat menahan radiasi sinar matahari. Oleh karena
itu, pada lapisan ini suhu akan makin rendah jika tempatnya makin tinggi. Bahkan, suhu
pada lapisan ini dapat mencapai -140'C.
d. Termosfer
Termosfer adalah lapisan di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 80 km sampai 400
km. Lapisan ini juga disebut lapisan panas. Disebut demikian karena suhu pada lapisan
ini akan naik jika tempatnya makin tinggi. Pada lapisan ini, gas oksigen banyak
menyerap sinar ultraviolet dari matahari.

e. Ionosfer
Lapisan ionosfer terletak kira-kira 80 km-450 km di atas permukaan bumi. Dalam lapisan
ini, molekul-molekul nitrogen dan oksigen banyak melepaskan elektron setelah menyerap
sinar ultraviolet. Akibatnya, pada lapisan ini banyak terdapat ion-ion positif dan elektron
bebas. Peristiwa seperti ini disebut ionisasi. Pada keadaan tertentu elektron bebas dapat
menumbuk ion positif. Akibat tumbukan tersebut, ion positif berubah menjadi atom
netral. Peristiwa seperti ini disebut rekombinasi. Ionosfer dapat memantulkan gelombang
radio. Pemantulan tersebut dapat berlangsung beberapa kali antara lapisan ionosfer dan
permukaan bumi. Akibatnya, gelombang radio dapat mencapai tempat yang sangat jauh.
Itulah sebabnya. kita dapat mendengarkan siaran radio atau televisi dari pemancar yang
letaknya sangat jauh.

f. Eksosfer
lapisan ini merupakan lapisan atmosfer paling luar. Pada lapisan ini hampir tidak ada
tekanan udara. Dengan kata lain, berat udara pada lapisan ini sama dengan nol (tidak ada
pengaruh gravitasi bumi). Akibatnya, molekul-molekul gas pada lapisan ini dapat
menunggalkan atmosfer menuju angkasa luar.

Pemanasan Udara oleh Matahari

Sinar matahari dipancarkan ke segala arah, tetapi hanya sebagian kecil yang sampai ke
bumi. Namun, sinat itu sudah cukup sebagai sumber panas bagi kehidupan di bumi.
Sebenarnya, bumi juga memacarkan panas ke udara. Namun, panas tersebut terlalu kecil
dibandingkan panas matahari.
Sinar matahari yang sampai ke atmosfer, 36 % dipantulkan kembali ke angkasa, 19 %
diserap, dan 45 % sampai ke permukaan bumi. Panas yang sampai ke bumi inilah yang
memanasi daratan, lautan, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Panas yang sampai ke
permukaan bumi sebagian besar oleh bumi dan sebagian kecil dipantulkan. Adapun
banyaknya sinar matahari yang diserap oleh permukaan bumi ditentukan oleh empat
faktor, yaitu :

1. sifat muka bumi, bagian muka bumi yang lebih gelap mempunyai daya serap
lebih besar
2. kemiringan sinar matahari, makin tegak sinar matahari makin banyak sinar yang
diserap
3. lama penyinaran, makin lama penyinaran makin banyak sinar yang terserap
4. keadaan awan, makin banyak awan makin sedikit sinar matahari yang sampi ke
bumi
sinar matahari yang diserap oleh bumi, hampir semuannya dipancarkan kembali. Adanya
pemacaran kembali inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi stabil. Artinya,
bumi tidak makin panas atau makin dingin. Panas yang dipancarkan kembali oleh bumi
merupakan sumber panas utama atmosfer bagian bawah. Itulah sebabnya, suhu do
troposfer makin tinggi makin rendah.

Cuaca

Cuaca adalah keadaan lapisan udara (tropoefer) di suatu tempat yang tidak luas pada saat
tertentu dan dalam waktu yang tidak terlali lama. Adapaun cuaca rata-rata pada suatu
wilayah yang luas dan dalam waktu yang alam disebut iklim. Cuaca dapat diamati
berdasarkan unsur-unsur cuaca. Unsur-unsur yang dimaksud, antara lain suhu udara,
tekanan udara, kelembapadn udara, angin, awan, dan curah hujan.

a. Suhu Udara
suhu udara diukur dengan termometer. Namun, dapat juga digunakan termometer
pencatat (termograf). Pada termometer pencatat, derajat suhu tercatat secara otomatis
setiap pergantian suhu. Kertas catatannya dinamakan termogram. Dari hasil pencatatan
suhu, baik yang ditunjukkan oleh termometer biasa atau termometer pencatat,
ditunjukkan bahwa suhu udara selalu berubah sepanjang hari. Suhu tertinggi biasanya
dicapai pada pukul 13.00 sampai 14.00 (siang), sedangkan suhu terendah dicapai pada
pukul 04.00 sampai 05.00 (pagi). Selain itu, juga dapat ditunjukkan bahwa suhu di setiap
tempat tidak sama. b. tekanan udara
Besarnya tekanan udara di permukaan laut adalah 1 atm. Besarnya tekanan udara dapat
diukur dengan barometer. Barometer yang seri

Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi
dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi
merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup.
Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari
batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh
mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak
bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan
padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi
(90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km.
Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti
luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai
2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar
2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni
bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang
terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian
udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati
oleh berbagai jenis organisme (biosfer).

Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya
dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer
panas dan perpindahan materi padat.

A. ATMOSFER

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena
adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini
akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan
udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.

Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volumenya,


jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak
78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida
(CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya jufga terkandung dalam atmosfer,
tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He),
kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air.

Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan
uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta dari
waktu ke waktu untuk uap air.

Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti


yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi
atmosfer antara lain :
1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan
hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.

2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi

3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.

4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.

Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak
ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima oleh
permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu
bertaham hidup, termasuk manusia.

Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini
terlihat dalam siklus hidrologi. Tasnpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap
air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang
paling rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes ke laut,
sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja. Pendistribusian air oleh
atmosfer ini memberikan peluang bagi semua mahluk hidup untuk tumbuh dan
berkembang di seluruh permukaan bumi.

Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan
tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.

Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima
lapisan, yaitu :

a. Troposfer

Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi
sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah ekuator.
Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap
kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini dianggap sebagai
bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan
permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk
manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan
troposfer.

Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93%
argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton,
0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon.
Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim.
Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, akan
tetapi, 90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah
terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain.

Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang
tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya
antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km.

Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :

1. Lapisan Udara Dasar

Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di
dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis
tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam
lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan
tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.

2. Lapisan Udara Bawah

Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,


planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung
berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.

3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)

Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya
2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada
gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan
kondisi suhu yang berubah-ubah.

4. Lapisan Udara Tropopouse

Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8
– 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang
paling rendah, yakni antara - 46 o C sampai - 80o C pada musim panas dan antara -
57 o C sampai - 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada
tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan
atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum
mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair
(hujan) dan padat (salju, hujan es).
b. Stratosfer

Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada
ketinggian 50 – 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan
troposfer dan ionosfer.

Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya


ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada
permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini
merupakan kebalikan dari lapisan troposfer.

Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna
untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai
permukaan bumi.

Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan
suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer tidak mengandung
uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering. Batas lapisan
stratosfer disebut stratopouse.

Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu :

1. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara - 50o C
sampai -55o C.
2. Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu - 50o C sampai
+ 50o C.
3. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu
antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian
30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5
menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.

c. Mesosfer

Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini
akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik,
tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah
terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan
atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer
dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110o C .
d. Lapisan Termosfer

Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian


sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini
sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen
atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya
akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan
ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian.
Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :

1. Lapisan Udara E

Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat
terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang
radio. Suu udara di sini berkisar - 70o C sampai +50o C .

2. Lapisan udara F

Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
APPLETON.

3. Lapisan udara atom

Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini
antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan
diduga suhunya mencapai 1200o C .

e. Ekosfer atau atmosfer luar

Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas
atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas
atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer
adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner
yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.

Ozon Dalam Atmosfer


Ozon adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang
kuat juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat juga
digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air.

Ozon terbentuk secara alamiah di stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon di


stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di
troposfer ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar udara.

Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer. Ozon
yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di bumi
dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan troposfer
memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun
susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah satu
dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada
tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.

Ozon memiliki rumus kimai O3, menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2
dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu kamar ozon berupa gas,
terkondensasi pada suhu -112 oC menjadi zat cair yang berwarna biru. Ozon yang cair ini
akan membeku pada -251,4 oC, sedangkan pada suhu di atas 100 oC ozon dengan cepat
mengalami dekomposisi.

Dari molekol O2, melalui reaksi. Ozon yang terbentuk akan kembali pecah menjadi
molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan
seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini
secara efektif dapat menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar
UV-B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan
penghuninya dari penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan.
Kedua reaksi ini juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu
di troposfer.

Kira-kira 3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk
hidup yang berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu hasilnya
adalah O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga semakin meningkat kadar
ozon yang terbentuk. Dengan demikian, semakin banyak pula sinar UV gelombnag
pendek yang terhalang oleh lapisan ozon untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah
cikal bakal kehidupan di daratan.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah oenduduk dan


kemajuan industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang.
Lubang ozon ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti
semakin bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar
UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi.
Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NO x dari
pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran
biomassa dan oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.

Selain itu, zat kimia yang kita kenal clorofuorocarbon atau CFC berpengaruh sangat
besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas
tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah yang mendominasi
permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat dicurigai sebagai penyebab
terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak ditemukan di alam, melainkan merupakan zat
hasil rekayasa manusia. CFC tidak beracun, tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak
mudah bereaksi. Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk industri. CFC banyak
digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12), sebagai bahan
untuk membuat plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran CFC-11 dan
CFC-12 digunakan untuk pendorong aerosol, serta CFC-13 yang biasa digunakan dalam
dry cleaning.

Dampak Lubang Ozon

Lapisan ozon di stratosfer dapat menyerap seluruh sinar UV ekstrem dan UV-C serta
sebagian besar sinar UV-B. Di katulistiwa, pada keadaan terang tak berawan sekitar 30%
sinar UV-B dapat sampai ke bumi. Semakin jauh dari katulistiwa, UV-B yang sampai ke
bumi semakin berkurang. Akan tetapi, pada musim panas penyinaran UV-B di daerah
yang jauh dari katulistiwa tidak berbeda jauh dengan di katulistiwa.

Dengan semakin berkurangnya lapisan ozon, maka sinar UV-B yang diserap bumi
semakin besar. Karena sinar yang bergelombang pendek ini memiliki energi yang tidur,
maka berpengaruh besar terhadap sel hidup dan mengakibatkan kematian jasad renik.

Sinar UV-B juga mempunyai dampak negatif pada mahluk tingkat tinggi, baik hewan
maupun tumbuhan. Pada tumbuhan, menipisnya lapisan ozon akan mengakibatkan
terganggunya proses fotosintesis yang selanjutnya menyebabkan turunnya laju
pertumbuhan daun dan batang serta penurunan berat kering total sehingga hasilnya akan
berkurang. Selain itu dapat juga mempengaruhi produktivitas hutan, mengakibatkan
gangguan pada ekosistem akuatik, serta mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyakit
katarak serta menurunnya daya imunitas pada manusia. Dengan berkurangnya daya
imunitas oranng menjadi lebih peka terhadap serangan infeksi termasuk virus herpes dan
lepra.

Mekanisme Pembentukan Lubang Ozon di Antartika


Pada bulan Agustus – Oktober 1987 diadakan penelitian untuk mengetahui apa yang
menyebabkan terjadinya lubang ozon di Antartika. Penelitian ini dilakukan oleh sebuah
tim Internasional, yang dikenal dengan Airborne Antartic Ozone Experiment. Dari
penelitian ini menunjukkan bahwa pada musim dingin, daerah lubang ozon dibatasi oleh
pusaran angin pada 60o Lintang Selatan. Dengan adanya pusaran angin itu, daerah di
atas Antartika merupakan daerah dengan udara yang tenang yang terisolasi dari daerah
sekitarnya. Daerah ini disebut botol kungkungan (containment vessel). Kerusakan ozon
terutama terjadi pada ketinggian 14 dan 24 km. Di daerah ini terdapat kadar CFC yang
rendah dan ClO (klormonoksida) yang merupakan perusak ozon yang berasal dari CFC.

Pada musim dingin, di Antartika matahari tidak bersinar selama berbulan-bulan. Karena
udara terisolasi oelh adanya pusaran angin dan karena udara terus memancarkan radiasi
inframerah ke angkasa, sedangkan matahri tidak bersinar, suhunya terus turun. Pada
suhu -78 oC, terjadilah awan yang terutama terdiri dari kristal asam nitrat.

Terjadinya lubang ozon di Antartika ini dimungkinkan karena kondisi atmosfer yang
khusus. Suhu yang sangat rendah pada musim dingin ini memungkinkan terjadinya
reaksi kimia peusakan ozon dalam musim semi berikutnya.

Terbentuknya pusaran angin itu dimungkinkan juga karena naiknya kadar gas rumah kaca
yang menghalangi lepasnya panas dari bumi ke angkasa, sehingga suhu stratosfer lebih
dingin.

Di samping daerah utama perusakan ozon terdapat pula ”lubang mini” di luar daerah
botol kungkungan sampai pada garis lintang 45o Selatan di atas ujung selatan Amerika
Selatan, Australia dan Selandia Baru.. Masing-masing lubang mini hanya berumur
beberapa hari saja, kemudian menghilang. Akan tetapi, pada pertengahan bulan
September beberapa lubang mini muncul bersamaan dan bergabung menjadi satu.

B. HIDROSFER

Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi
H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.

Energi matahari yang datang di permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke


bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan
selanjutnya akan jatuh sebagai hujan.
Pemanasan oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih panas
dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan bumi lainnya. Akibatnya, timbul arus
vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis serta arus ke arah dasar laut di daerah
kutub. Adanya arus vertikal ini juga mengakibatkan perbedaan tekanan teanan air laut
antara daerah tropis dengan daerah kutub. Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran
bumi serta arus angin akan menimbulkan arus air di permukaan air laut yang membantu
distribusi organisme-organisme di laut.

Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air
di atmosfer.

1. Samudera-samudera dan laut-laut

Samudera-samudera dan laut-laut menempati 71% permukaan bumi. Bila di lihat dari
luar bumi, terlihat seperti bulatan air. Tubir samudera yang paling dalam 10 km,
dengan rata-ratanya 4 km. Bila semua air ini diratakan di permukaan bumi dapat
mencapai dalamnya 2,84 km.

Pada dasarnya yang dimaksud dengan laut adalah masa air asin yang menggenangi
sebagian besar permukaan bumi. Secara langsung maupun tidak, laut sangat
berpengaruh terhadap kehidupan di permukaan bumi.

Berat jenis air laut adalah 1,027, disebabkan oleh larutan garam-garamair laut rata-
rata mempunyai kandungan garam dan berbagai jenis mineral dengan konsentrasi
yang relatif lebih tinggi dibandingkan air sungai atau danau, yaitu sekitar 35%. Hal
inilah yang mengakibatkan organisme laut memiliki struktur tubuh maupun kondisi
fisiologis yang sangat berbeda dengan organisme yang hidup di air tawar.

Besarnya kadar bagi masing-masing garam di laut adalah sebagai berikut : NaCl
77,76%, MgCl2 10,88%, MgSO4 4,74%, CaSO4 3,60%, K2SO4 2,64%, CaCO3 0,34%,
MgBr2 0,22% dari sejumlah garam yang ada di dalam air laut.

Garam-garam ini terlarut dalam air sungai. Air hujan yang jatuh di daratan meresap
ke dalam tanah dan ke dalam lapisan-lapisan di bawahnya, melarutkan garam-garam
yang dapat dilarutkan dan semua ini diangkut sebagai larutan yang amat encer yang
mengalir ke laut.

Kemudian air diuapkan, melalui peredarannya lagi dan garam tinggal di samudera.
Pada dasarnya, kandungan garam kapur yang dilarutkan oleh air hujan sangat besar,
akan tetapi kandungan garam kapur di laut amat sedikit. Hal ini dikarenakan jasad-
jasad laut membutuhkan banyak garam kapur untuk menyusun tubuhnya.

Susunan kimia air laut dalam persen (%) adalah sebagai berikut :
O 85.89 K 0.04 Rb 0.00002

H 10.80 Br 0.006 Li 0.000007

Cl 1.93 C 0.002 Zn 0.000007

Na 1.07 Sr 0.001 P 0.000006

Mg 0.13 B 0.001 J 0.000002

S 0.09 Si 0.0001 As 0.000002

Ca 0.04 F 0.0001 Cu 0.000001

Laut terasing, yaitu laut yang berhubungan dengan laut terbuka yang belum putus,
mengandung lebih banyak garam daripada laut terbuka. Laut Tengah memiliki kadar
garam lebih tinggi daripada Laut Antlantik; Laut Hitam kadar garamnya lebih tinggi
daripda Laut Tengah. Laut Kaspi dan Laut Mati memiliki kadar garam yang lebih
tinggi lagi.

Hal ini disebabkan pada laut yang terasing kadar garamnya tidak dialirkan lagi ke
tempat lain seperti halnya laut terbuka.

Selain mengandung garam, air laut juga mengandung gas, terutama CO2 yang
terdapat di laut 27 kali lipat lebih banyak daripada di hawa udara. Karenanya,
samudera dianggap sebagai suatu pengatur kadar CO2 udara.

Suhu di permukaan air laut berkisar antara +32oC sampai -3 oC. Pada kedalaman
sekitar 75 – 1100 m, suhu udara mencapai +4 oC.

Air di permukaan bumi jumlahnya selalu tetap, meskipun berubah bentuk dari cair
menjadi uap, kemudian menjadi cair kembali. Distribusi air di samudera dan laut
dapat dilihat pada tabel berikut :

Samudera dan Laut % Wilayah Luas (000 km2) Volume (000 km2)
Pasifik 48 179,670 724,330

Atlantik 28 106,450 355,280


Hindia 20 72,930 292,310

Artik 4 14,090 17,100

Wilayah laut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Berdasarkan letaknya, terbagi menjadi laut tepi yang terletak di antara tepi benua
dan kepulauan yang memisahkannya dengan samudera, contohnya laut Jepang
yang terletak antara Kepulauan Jepang dan Benua Asia yang memisahkannya
dnegan Samudera Pasifik; Laut Tengah yang terletak di antara dua benua,
misalnya Laut Karibia yang t erletak di antara Benua Amerika Utara dan Amerika
Selatan; serta Laut Pedalaman, yang hampir seluruhnya dikelilingi daratan, seperti
Laut Hutam, Laut Baltik dan Laut Kaspia.
b. Berdasarkan proses terjadinya, terbagi menjadi laut transgresi yang terjadi karena
naiknya permukaan laut; laut ingresi yang terjadi karena turunnya daratan akibat
proses patahan; serta laut regresi yang terjadi karena turunnya permukaan laut.
c. Berdasarkan kedalamannya, terbagi menjadi zona litoralyang merupakan wilayah
laut yang terletak antara zona pasang naik dan pasang surut; zona neritik yang
terletak dari wilayah pasang surut sampau kedalaman 200 meter; zona batial yang
terletak pada kedalaman antara 200 – 2.000 meter di bawah permukaan laut serta
zona abisal yang merupakan wilayah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari
2.000 meter di bawah permukaan laut.

2. Sungai

Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau dan atau
sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser (es), danau yang
meluap atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air sungai
mempunyai tiga aktivitas, ayitu melakukan erosi, transportasi dan sedimentasi.

Beberapa manfaat sungai bagi kehidupan kita adalah :

a. Sebagai sarana transportasi.


b. Sebagai sumber air irigasi.
c. Aliran sungai dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
d. Sebagai prasarana oleh raga.
e. Sebagai tempat budidaya perikanan.

3. Danau
Danau adalah masa airdalam jumlah besar yang berada dalam satu cekungan atau
basin diwilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi menjadi :

a. Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.


b. Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan
tertentu. Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk ini
antara lain manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian,
pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan.

3. Rawa

Rawa adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada pelepasan air
(drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat asam. Berdasarkan sifatnya, rawa dapat
dibedakan menjadi :

a. Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai.

b. Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat laut.

c. Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.

4. Air Tanah

Merupakan air yang terdapat di lapisan tanah di bawah permukaan bumi, berasal ari
air hujan yang meresap ke dalam tanah. Semakin banyak air hujan yang meresap ke
dalam tanah, semkain banyak pula air yang tersimpan di dalam tanah. Secara umum
air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air.
b. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.

Air tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air panas yang
disebut geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat hubungannya dengan
aktivitas vulkanisme.

C. LITHOSFER
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang
berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung,
yang tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt
menimbulkan persegeran benua.

Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar
mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk
batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat
tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa proses
perubahan sampi menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk


apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses
fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur
dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk
tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.

Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud
aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan
bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk
hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.

Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen,
granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran
rata-rata 35km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian
atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan
benua.
b. Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada
bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling
bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar
samudra
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh
logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O
lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena
mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65
km .

Batuan Pembentuk Lithosfer

Semua batuan pada mulanya dari magma yang keluar melalui puncak gunung
berapi. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang
membeku kemudian menjadi batuan beku, yang dalam ribuan tahun dapat hancur terurai
selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke
tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan
atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu
yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah
bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.

a. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Secara
umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan,
dan umumnya tidak mengandung fosil. Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan
beku dibagi menjadi :
1. Batuan Beku Dalam ; adalah batuan beku yang terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi, pada kedalaman 15 – 50 km. Karena tempat pembekuannya
dekat dengan astenofer, pendinginan magmanya sangat lambat serta
2. Batuan Beku Gang, terbentuk di bagian celah/gang dari kerak bumi, sebelum
sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma ini agak cepat sehingga
membentuk batuan yang mempunyai cristal yang kurang sempurna.
3. Batuan Beku Luar, hádala batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
Magma yang keluar dari bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan
Sangat cepat sehingga tidak menghasilkan cristal batuan. Contohnya riolit dan
basalt.
b. Batuan Sedimen
Batuan redimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan.
Batir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses
pelapukan, baik oleh angin maupun air. Proses pembentukan batuan sedimen disebut
diagenesis yang menyatakan perubahan bentuk dari bahan deposit menjadi batuan
endapan.
Ada beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi
dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku,
contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari
suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok. Sedimen organic berupa
endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral
c. Batuan Malihan (Batuan Metamorf)
Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik
secara fisik maupun kimiawi sehingga menjadi batuan yang berbeda dari batuan
induknya. Faktor yang mempengaruhi perubahannya adalah suhu yang tinggi,
tekanan yang kuat serta waktu yang lama. Contohnya adalah batu kapur (kalsit) yang
berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit

Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan


dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Lithosfer bagian atas
merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer bagian bawah
mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan
mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi
dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.

D. Biosfer

Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan
ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan
sphere yang berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan
tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah semua bagian permukaan
bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya hayati,
terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang. Salah satu
penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat kebakaran ataupun pembukaan
hutan untuk pemukiman.
Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air,
mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik biosfre ini
terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
Salah satu bentuk dari lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut
terletak di antara atosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer.
Gambut merupakan suatu bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu bara. Di
dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat pertumbuhannya,
sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika mati akan terendap dalam
rawa.
Lapisan gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut
dalam air tanah. Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu :
a. Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah Sumatera,
Kalimantan dan Irian.
b. Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera
serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi.

Sumber :
Heddy, Suwasono., Sutiman B. Soemitro dan Sardjono Soekartomo. 1986. Pengantar
Ekologi. CV. Rajawali. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas


Sriwijaya. Palembang.

Pamungkas, Putra. 2006. Lithosfer. (www.wordpress.com, diakses 27 September


2007).

Soemarwoto, Otto. 1992. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

bahan makalah Bali Tourism Watch: Dampak


Pariwisata terhadap Kehidupan Masyarakat
Desa Serangan
Bali Tourism Watch: Dampak Pariwisata terhadap
Kehidupan Masyarakat Desa Serangan
March 10, 2007 at 1:35 am (Artikel Pariwisata)

Oleh: I Nengah Subadra

Dengan memperhatikan sederetan dari pendekatan teoritis tentang dampak dari kegiatan
pariwisata, khususnya yang didasari atas tinjauan perencanaan dan beberapa disiplin
lainnya, dimana pembahasan dampak yang meliputi dampak fisik, ekonomi dan sosial
budaya maka perlu dilihat implementasi dari teori tersebut di suatu daerah tujuan wisata
yang ada di Bali yaitu di desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar.

Bali yang menjadi barometer pariwisata Indonesia tidak pernah luput dari dinamika
sebagai bagian yang harus dihadapi sebagai kenyataan. munculnya mekanisme
pengendalian perkembangan pariwisata yang lebih rapid an berencana sebagaimana yang
dikenal dengan Sceto Plan yang awalnya ingin menempatkan atau memposisikan
pariwisata Bali dengan antisipasi secara baik terhadap beberapa dampak yang
memungkinkan terjadi di masa mendatang. Model Sceto Plan ini terbukti dapat menekan
kesemerawutan perkembangan pariwisata Bali, khususnya pada wilayah yang
direncanakan dalam model tersebut.
Desa Serangan sebagai salah satu obyek pariwisata di Bali tak luput dari perhatian
banyak pihak terutama yang berniat untuk mengembangkan pariwisata dengan melihat
potensi yang dimiliki desa Serangan. Jika dilihat secara fisik, sebelum adanya proyek
pengembangan pulau Serangan, luas keseluruhan pulau serangan adalah seluas awalnya
adalah 112 hektar Sejak adanya proyek pengembangan pulau Serangan oleh PT. Bali
Turtle Island Development (BTID) maka ada perubahan yang sangat jelas yang terjadi
pada bentuk pulau Serangan tersebut Hal ini disebabkan adanya penambahan luas daratan
melalui reklamasi sebanyak 379 hektar sehingga luas seluruhnya setelah direklamasi
menjadi 491 hektar (Lemlit Unud, 1995). Proyek yang dibangun dengan mega proyek
dan investasi yang menelan biaya ratusan milyard tersebut telah merubah wajah pulau
kecil tersebut dengan cara mereklamasi pantai di sebelah timur, selatan, barat daya, dan
sebagian di utara pulau Serangan

Sebelum adanya proyek tersebut, Pulau Serangan dengan jelas masih terpisah dari pulau
Bali. Sedangkan sejak adanya pengembangan, maka pulau Serangan telah betul-betul
terhubung menjadi satu dengan pulau Bali. Maka secara fisik tidak hanya pulau Serangan
yang mengalami perubahan, akan tetapi juga pulau Bali itu sendiri. Dari sisi dampak
positif, maka hal ini nampak sangat positif, karena masyarakat desa setempat menjadi
lebih mudah dalam melakukan kegiatan kepariwisataan atau kegiatan ekonomi lainnya
melalui transportasi darat dimana waktu tempuh menuju daratan pulau Bali akan lebih
cepat dan lebih mudah.

Disamping dari sisi transportasi, dampak fisik dari pengembangan pulau Serangan adalah
juga memberikan peluang kepada penduduk untuk memperluas areal pemukiman,
prasarana pariwisata, areal lahan pariwisata pembangunan sarana keagamaan, dan
mendukung pelestarian benda cagar budaya. Oleh karena pantai disekitar pulau Serangan
adalah pantai yang pasang surut, maka pengurukan atau reklamasi pantai serangan yang
dilakukan secara besar-besaran memberikan manfaat positif terhadap perluasan tempat
tinggal. Hal ini terlihat dari dipindahkannya 23 KK penduduk yang berada di bagian
selatan pulau

Serangan selanjutnya menempati wilayah reklamasi di Banjar Dukuh dan Banjar Kawan.
Demikian juga pada pembangunan prasarana pemerintahan khususnya tempat
pembangunan Kantor Kepala Desa di Banjar Tengah, dengan pembangunan tersebut
menyebabkan lahan pembangunan kantor Kepala Desa tersebut menjadi sangat layak dan
lebih baik dari sebelumnya.Dilihat dari kepentingan pariwisata, sejak diadakannya
reklamasi secara fisik di pulau Serangan telah memberikan peluang yang lebih luas dan
nyaman untuk kegiatan pariwisata seperti untuk memancing, menyaksikan pelestarian
penyu serta kegiatan wisata lainnya. Wayan Artana, salah seorang warga desa Serangan
mengatakan bahwa dengan adanya pembangunan jalan yang menghubungkan Baypass
Ngurah Rai dan pulau Serangan, kunjungan wisatawan nampak lebih banyak karena
transport yang menuju desa Serangan lebih mudah dibandingkan dengan sebelum adanya
pengembangan pembangunan prasarana pariwisata tersebut. Demikian juga dampaknya
terhadap prasarana keagamaaan, dimana pengembangan pembangunan pulau Serangan
memberi kontribusi positif terhadap prasana peribadatan berupa perluasan lahan parkir
untuk persembahyangan, perluasan lahan untuk antre bagai pada pemedek (umat yang
akan bersembahyang) saat piodalan atau hari keagamaan lainnya.

Dengan semakin luasnya wilayah pulau Serangan maka secra positif bagi penduduk
setempat merasa lebih nyaman untuk tinggal dan tidak merasa was-was dari
kemungkinan terjadi bencana yang berasal dari laut. Daratan yang membentang luas
seperti gurun yang masih kosong tanpa ada bangunan fisik, mengisyaratkan bahwa
perluasan pulau serangan akan memberikan peluang bagi pembangunan dimasa
mendatang, termasuk pembangunan dan pengembangan pariwisata.

Selain dampak positif, dampak negatif yang ditimbulkan secara fisik dari pengembangan
pulau Serangan juga bisa terlihat jelas yaitu terjadinya perubahan alur ombak laut pada
pesisir pantai dikawasan selatan. Kalau mulanya atau sebelum pengembangan, ombak
laut bisa meliuk melalui sela antara pulau Serangan dengan pulau Bali, maka sekarang
tidak ada lagi liukan ombak sebagaimana sebelumnya, sehingga ombak laut berubah alur.
Dengan perubahan ini, berakibat pada sisi-sisi daerah pesisir pantai lainnya terutama
yang berjarak antara 1 sampai 10 mil laut dari pulau serangan. Secara jelas dapat dilihat
adalah terjadinya kerusakan pada daerah pantai sekitar Sanur, bahkan sampai ke Padang
Galak. Disamping itu juga terjadi dampak terhadap biota laut di sekitar pulau Serangan
sebagai akibat menurunnya pasokan aliran air laut yang biasanya menggenangi secara
normal terhadap biota laut tersebut.

Dari sisi ekonomi dapat dilihat beberapa contoh positif dari dampak pengembangan
pariwisata di desa Serangan, diantaranya; kehidupan masyarakat desa Serangan menjadi
semakin maju karena akses munuju wilayah perkotaan menjadi semakin lancer.
Masyarakat dapat secara langsung bepergian ke Denpasar melalui kendaraan darat seperti
sepeda motor atau mobil, bahkan terkadang ada mobil angkutan umum yang bisa
langsung mengantar masyarakat ke tujuannya dengan beban biaya yang ditimbulkan
semakin murah. Dengan kondisi yang demikian maka kegiatan ekonomi masyarakat desa
Serangan menjadi sangat lancar terutama dalam hal menyalurkan hasil-hasil produksi
masyarakat desa. Beberapa dampak positif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat adalah
adanya bermunculan café-café yang saat ini mencapai 25 buah. Adanya kegiatan
pelestarian penyu yang secara ekonomis menghasilkan penangkaran ratusan penyu,
sebagaimana yang dilakukan oleh Wayan Artana, salah seorang dari penduduk asli di
desa Serangan.

Disamping konservasi, penyu-penyu yang ditangkar juga sering digunakan untuk


kebutuhan upacara agama baik bagi masyarakat Serangan sendiri maupun masyarakat
dari luar desa Serangan. Dengan adanya usaha tersebut maka secara langsung dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat desa di pulau Serangan. Selain, kegiatan ekonomi
yang telah disebut diatas, di pulau serangan saat ini juga ada pembudi dayaan rumput
laut, kegiatan nelayan yang kesemuanya dapat dengan lebih mudah dipasarkan ke luar
wilayah pulau Serangan.

Sisi ekonomi lainnya dari pengaruh pengembangan pulau Serangan adalah adanya
pemasukan keuangan sebagai kas desa. Pemasukan keuangan terutama berasal dari dana
karcis masuk yang dikenakan kepada setiap orang yang memasuki pulau Serangan
dengan tarip Rp.1000,- bagi pengendara sepeda motor dan Rp. 2000,- bagi pengendara
mobil Pemasukan dari karcis masuk tersebut cukup besar, dimana dananya digunakan
untuk menunjang pembangunan desa dan keperluan pemeliharaan sarana-dan prasarana
peribadatan yang ada di desa Serangan.

Dari peningkatan ekonomi masyarakat desa Serangan berakibat pada meningkatnya


kesadaran dan kemampuan masyarakat pulau Serangan untuk melakukan kegiatan
keagamaan. Secara komunal bisa dilihat dengan semakin semaraknya masyarakat untuk
melakukan kegiatan keagamaan yang bahkan bisa melakukan kegiatan tersebut hingga
pada tingkat utama. Disamping itu juga bisa dilihat dari semakin trampilnya masyarakat
desa Serangan dalam bidang penguasaan bahasa internasional, komunikasi internasional,
melakukan bisnis pada tingkat internasional, serta melakukan pertukaran budaya di
tingkat internasional

Beberapa contoh diatas telah cukup memberi gambaran yang positif terhadap dampak
positif yang ditimbulkan oleh perkembangan pariwisata di desa Serangan.. Dengan
demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa pariwisata dapat memberikan nilai ekonomi yang
sangat besar kepada masyarakat desa Serangan. Dengan semakin meningkatnya jumlah
kunjungan wisata ke Bali, maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh oleh
masyarakat desa Serangan, dan pasti semakin besar pula keuntungan ekonomi yang di
raih oleh masyarakat desa tersebut.

Selain dampak fisik, ekonomi yang telah dipaparkan diatas, maka tidak dapat dihindarkan
pula adanya dampak sosial budaya yang timbul sebagai akibat pengembangan obyek
wisata pulau Serangan . Jika dilihat desa Serangan sebelum dikembangan sebagaimana
telah diuraikan di atas, maka nampak seperti terisolir oleh batasan laut. Hal ini sangat
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat setempat. Setelah adanya pengembangan
maka banyak dampak yang secara sosial budaya baik positif maupun negatif yang
muncul.
Secara negatif, dengan kondisi seperti sekarang maka beberapa dari masyarakat desa
Serangan merasa terangkat secara ekonomi, maka trend kehidupan glamour juga
mengikuti. Sebagai contoh, banyak bisa dilihat anggota masyarakat yang menggunakan
aksesoris yang secara sisial budaya tidak mencerminkan keaslian dari masyarakat
setempat. Adanya peningkatan arogansi komunal yang dicerminkan dengan pemungutan
biaya masuk melalui pintu masuk desa Serangan terhadap masyaratkan yang berasal dari
luar desa Serangan.

Pengenaan biaya masuk ini di satu pihak berdampak positif sebagaimana diuraikan di
atas, tetapi dipihak lain seakan-akan merasa terlalu komersial, padahal wilayah desa
Serangan juga merupakan wilayah Bali secara utuh. Hal ini nampak kurang
memperhatikan pertimbangan sosial, karena untuk masuk ke pulau Serangan setiap orang
dianggap sebagai wisatawan, tidak dibedakan seseorang sebagai wisatawan dan sebagai
masyarakat Bali. Semestinya karcis masuk tersebut dilakukan pemilahan biaya karcis
dimana masyarakat Bali tidak semestinya dikenakan karcis sebagaimana yang berlakum
saat ini. Dari sisi ini terlihat nuansa pengembangan pulau Serangan memiliki kesan
negatif bagi masyarakat Bali sendiri.

Secara positif, masyarakat desa serangan menjadi lebih maju. Hal ini bisa dibuktikan
dengan telah mulai adanya sejumlah masyarakat yang termotivasi untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang sarjana bahkan belakangan sampai jenjang pasca sarjana, demikian
juga terhadap kehidupan politik masyarakat dimana tokoh-tokoh politik juga telah mulai
muncul dari pulau Serangan . Nilai sosial budaya yang muncul dari perkembangan obyek
wisata serangan adalah sebagai pemicu masyarakat ingin bergerak lebih maju. Contoh
lain dari sisi sosial budaya yang secara positif dari hal ini adalah bahwa masyarakat desa
Serangan telah tergerak secara positif untuk ikut bersaing di dunia yang semakin
moderen.

Budaya masyarakat yang awalnya mengandalkan hasil dari potensi laut telah berubah
pada beberapa potensi lainnya seperti pengoptimalan sarana-sarana kegiatan olah raga
laut (water sport) dan kegiatan ekonomi perdagangan lainnya.

Rumput laut (Seaweeds) adalah makroalgae laut dari tumbuhan eukaryotik, tidak
memiliki sistem saluran metabolik dan kebanyakan bersel banyak yang memiliki
selaput/dinding inti sel. Tumbuhnya kebanyakan dalam berbagai bentuk dan warna di
daerah sepanjang pantai, melekat pada batu, koral, pasir, binatang dan tanaman lainnya.
Tumbuhan ini memiliki nilai berarti dalam penyediaan habitat dan makanan bagi
berbagai binatang laut dan beberapa jenis diantaranya juga memberikan manfaat
langsung kepada manusia melalui penggunannya untuk bahan sayuran, obat dan farmasi
serta produk fikokoloidnya berupa agar, karaginan dan alginat. Kelompok algae ini
umumnya terdiri dari Divisi; Klorofita (Chlorophyta), Faeofita (Phaeophyta) dan
Rodofita (Rhodophyta).

Casa Pengamatan

Sampling Kuadrat

Dengan 50x50m ‘site’ (lokasi), letakkan 3 transek (masing-masing 50 m) parallel satu


dengan

lainnya, 25m jauhnya dan tegak lurus dari pantai. (lihat contoh gambar); dimana tiap
kuadrat

yanf ditempatkan sebagai sampling harus mengikut langkah-langkah dibawah ini:

1. Setelah lokasi disiapkan dan transek telah terpasangi/tersusun; segera diambil foto
dokumentasi

dengan prosedur; Foto dokumentasi diambil pada 5m, 25m, 45m kuadrat pada tiap
transek;
atau pada kuadrat-kuadrat tertentu yang dipilih khusus.

• • Sebelum foto diambil, pertama-tama letakkan foto kuadrat yang ditandai (diberi
label)

disampling kuadrat menurut kode penomoran yang telah ditentukan .

• • Ambil foto dokumentasi dengan sudut severtikal mungkin, sudah termasuk


didalamnyaa

keseluruhan rangka/frame kuadrat dan label kuadrat. Diusanhakan agar menghindari


bayangan

atau daerah refleksi/pantulan air di area pandang.

2. Cek kotak foto yang diambil pada lembaran data kuadrat.

3. Gambarkan komposisi sedimennya; Untuk memperoleh hasil tersebut, benamkan


jarijari

anda pada dasar perairan/substrat tersebut dan raba teksturnya (susunannya).

Jelaskan keadaan sedimen tersebut sesuai urutan dominannya; musalnya: pasir, pasir

halus/beriumpur.

4. Estimasi/taksir prosentasi luas tutupan. Taksiran prosentasi luas tutupan rumput


laut

pada kuadrat menggunakan “foto lembaran persentase laus tutupan standar” sebagi

penuntun.

5. Identifikasi jenis-jenis rumput laut pada kuadrat lewat penetuan persentase


kontribusi

tiap spesies/jenis (total harus 100%). Gunakan kunci indentifikasi yang tersedia.

6. Pengukuran tinggi kanopi. Ukur tinggi kanopi rumput laut dengan mengabaikan
20%

dari daun-duan tertinggi. Pergukuran dilakukan dari dasar hingga ujung-unjung


daun.

7. Perikiraan prosentasi tutupan alga. Perkiraan prosentasi tutupan alga dalam


kuadrat.
Alga bisa saja menutupi daun-daun dari rumput laut. Gunakan pertunjuk presentasi

tutupan alga.

8. Catat dan hitung semua organisme lain. Catat dan hitung organisme lain yang

mungkin penting (Contoh, jumlah dari moluska, teripang, bulu babi, bebas dari
aktifitas

makan dari penyu) yang ada dalam kuadran.

9. Ambil contoh dari rumput laut bila diperlukan. Contoh rumput laut harus
ditempatkan

dalam kantong plastik yang berisi air dan telah diberi label/kode lokasi. Pilih contoh

rumput laut yang dapat mewakili setiap spesies dan pastikan bahwa semua bagian

rumput laut terambil, termasuk rizoma akar. (Bila mungkin kumpulkan lamun beserta

dengan buah daunnya).

You might also like