You are on page 1of 12

Pengukuran Dasar Pada Benda Padat

Pipa U Modulus Elastisitas Modulus Young Gerak Harmonik Sederhana Kalorimeter


Koefisien Kekentalan Zat Cair Pengukuran Dasar Pada Benda Padat Momen Inersia
Mekanika Fluida
Analisis Volumetri Larutan Baku Senyawa-senyawa Organik
Mitosis pada sel tumbuhan Siklus sel Gerak Pada Tumbuhan
Landasan Pancasila Penegakan Hukum di Indonesia Membangun Kesadaran Bela Negara
Sejarah Pancasila
Nonton Video Lucu Nonton Video Clip
Pengukuran Perubahan Tekanan Air Akibat Tinggi Air
Mengukur Perubahan Tekanan Udara Akibat Perubahan Volume

BAB I
PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah melakukan suatu kegiatan


pengukuran. Misalnya menghitung panjang pensil dengan penggaris. Kegiatan tersebut
merupakan kegiatan pengukuran. Pada dasarnya, pengukuran adalah membandingkan sesuatu
yang diukur dengan satuan tertentu seperti panjang satuannya adalah m (meter) atau cm
(centimeter). Untuk melakukan pengukuran kita memerlukan alat pembanding antara sesuatu
yang diukur dengan satuannya yang disebut alat ukur.

Didalam fisika, suatu pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian. Berbagai macam


penyebab diantaranya :

1. Adanya nilai skala terkecil (least count) yang timbul oleh keterbatasan alat
ukur.

2. Adanya ketidakpastian bersistem.

3. Adanya ketidakpastian titik nol.

4. Keterbatasan pengamat.
Demikian banyaknya hal yang harus diatur dan dikuasai sehingga pengamat mudah
sekali melakukan suatu kesalahan. Kalau dipikir sejenak haruslah diakui bahwa demikian
banyaknya sumber kesalahan tidak dapat dihindari atau diatasi semuanya dengan sekaligus
setiap saat. Kemustahilan ini memang terbukti setiap kali kita melakukan eksperimen di
laboratorium meskipun telah menggunakan alat-alat yang memiliki tingkat ketelitian yang
tinggi.

I.2.Tujuan

Adapun tujuan utama dari dilaksanakannya praktikum Pengukuran dasar pada benda
padat ini adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar.


2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran /
perhitungan.
3. Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas,


biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas
pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang
bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran
juga dapat diartikan sebagai perbandingan dengan standar.

Dalam fisika dan teknik, pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan kuantitas
fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk
mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pukur terkena error peralatan yang
bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.
Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari
alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan
pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur
modern.

Macam-macam alat ukur

1. Massa

• Timbangan

• Penimbang berat

• Spectrometer massa

• Katharometer

2. Waktu

• Kalendar

• Chronometer

• Jam

• Jam atom

• Stopwatch

• Penanggalan radiometrik

3. Panjang

• CMM - Coordinate Measuring Machine (mesin pengukur kordinat)

• Altimeter (mengukur ketinggian dari permukaan laut)


• Height gauge (mengukur tinggi benda atau komponen)

• Skala arsitek

• Skala teknisi

• Interferometer

• Mikrometer

• Jangka sorong

• Pi tape

• Odometer

• Opisometer

• Penggaris

• Tape measure

• Laser rangefinder

• Ultrasound distance measure

• GPS

• Electronic distance meter

4. Luas

• Planimeter

5. Suhu

• Thermometer
• Thermocouple
• Thermistor
• Pyrometer
• Electromagnetic spectroscopy

6. Kelembaban

• Hygrometer

7. Tekanan

• Barometer
• Manometer
• Pitot tube
• Anemometer
• Tire-pressure gauge

8. Cahaya

• Photometer
• Spectrometer

9. Kecepatan

• Speedometer
• Airspeed indicator

10. Sifat Listrik

• Electrometer (mengukur muatan)


• Ammeter (mengukur arus listrik)
• Galvanometer (mengukur arus)
• Ohm-meter (mengukur hambatan)
• Voltmeter (mengukur tegangan)
• Multimeter (mengukur semua di atas)
• Watt meter (mengukur daya)
• Electric energy meter (mengukur energi)
11. Kekerasan

• Durometer

12. Kepadatan

• Pycnometer

2. Besaran dan satuan

Besaran

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan
angka dan mempunyai satuan.Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat
dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu :

1. Dapat diukur atau dihitung


2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. Mempunyai satuan

Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak
dapat dikatakan sebagai besaran.

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam


yaitu :

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini
tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran
non fisika adalah Jumlah.

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2


1. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para
ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa
(kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah
Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari
pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan
terlebih dahulu.
2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada
banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa,
panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang,
dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari
pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan
diturunkan dari besaran pokok.

Satuan

Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap


besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda
mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai
satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F)
mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini
kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.

Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam

1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran
kecepatan, percepatan dan lain-lain.
2. Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan,
perlajuan dan lain-lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengukuran
Untukmencapai suatu tujuan tertentu, di dalam fisika,kita biasanya melakukan
pengamatan yang diikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara
umum tidaklah lengkap bila tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang
didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita
dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan
angka-angka, berarti kita menghetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.
Sedangkan arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu
yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan,
misalnya bila kita mendapat data pengukuran panjang sebesar 5 meter, artinya
benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang memiliki panjang 1
meter. Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang,
sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang.
Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu yang
dapat diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang, massa
dan waktu termasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita
nyatakan dengan angka-angka. Akan tetapi kebaikan dan kejujuran misalnya.
Tidak dapat kita ukur dan tidak dapat kita nyatakan dengan angka-angka.
Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu mempunyai satuan.
Beberapa besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan. Antara lain adalah
indek bias, koefisien gesekan, dan massa jenis relatif

B.Pengukuran Panjang Benda


1. Dengan Menggunakan Mistar
Untuk mengukur panjang suatu benda, dalam kehidupan sehari-hari kita lumrah
menggunakan mistar atau penggaris. Terdapat beberapa jenis mistar sesuai
dengan skalanya. Ada mistar yang skala terkecilnya mm (mistar milimeter) dan
ada mistar yang skala terkecilnya cm (mistar centimeter). Mistar yang sering kita
gunakan biasanya adalah mistar milimeter. Dengan kata lain, mistar itu
mempunyai skala terkecil 1 milimeter dan mempunyai ketelitian 1 milimeter
atau 0,1 cm.
Ketika mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya
diperhatikan dan berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang
tegak lurus mistar. Garis ini ditarik dari titik yang diukur. Jika sampai mata
berada diluar garis tersebut, panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah.
Bisa saja benda akan terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang
sebenarnya. Akibat dari hal ini adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran
yang biasa disebut kesalahan paralaks.

2. Dengan Menggunakan Jangka Sorong


Untuk melakukan pengukuran yang mempunyai ketelitian 0,1 mm diperlukan
jangka sorong. Jangka sorong mempunyai fungsi-fungsi pengukuran, yaitu:
Pengukuran panjang bagian luar benda.
Pengukuran panjang rongga bagian dalam benda.
Pengukuran kedalaman lubang dalam benda.
Jangka sorong sendiri mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
Rahang yang tetap (biasa disebut rahang tetap), memiliki skala panjang yang
disebut skala utama.
Rahang yang dapat digeser-geser (disebut rahang geser), yang memiliki skala
pendek yang disebut nonius atau vernier.
Rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm dan mm. Sedangkan
pada rahang geser terdapat skala pendek yang terbagi menjadi 10 bagian yang
sama besar. Skala inilah yang disebut sebagai nonius atau vernier. Panjang 10
skala nonius itu adalah 9 mm, sehingga panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm.
Jadi selisih antara skala nonius dan skala utama adalah 0,1 mm.atau 0,01 cm.
Sehingga dapat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm.
Contoh pengukuran dari jangka sorong adalah sebagai berikut. Bila diukur
sebuah benda didapat hasil bahwa skala pada jangka sorong terletak antara
skala 5,2 cm dan 5,3 cm. Sedangkan skala nonius yang keempat berimpit
dengan salah satu skala utama. Mulai dari skala keempat ini ini kekiri, selisih
antara skala utama dan skala nonius bertambah 0,1 mm atau 0,01 cm setiap
melewati satu skala. Karena terdapat 4 skala, maka selisih antara skala utama
dan skala nonius adalah 0,4 mm atau 0,04 cm. Dengan demikian, dapat ditarik
kesimpulan kalau panjang benda yang diukur tersebut adalah 5,2 cm+0,04
cm=5,24 cm.

3. Dengan Mengunakan Mikrometer Sekrup


Untuk megukur benda-benda yang sangat kecil sampai ketelitian 0,01 mm atau
0,001 cm digunakan alat bernama mikrometer sekrup. Bagian utama dari
mikrometer sekrup adalah sebuah poros berulir yang dipasang pada silinder
pemutar yang disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar ini terdapat garis-garis
skala yang membagi 50 bagian yang sama. Jika bidal digerakan satu putaran
penuh, maka poros akan maju (atau mundur) sejauh 0,5 mm. Karena silinder
pemutar mempunyai 50 skala disekelilingnya, maka kalau silinder pemutar
bergerak satu skala, poros akan bergeser sebesar 0,5 mm/50 = 0,01 mm atau
0,001 cm.
Sangat perlu diketahui, pada saat mengukur panjang benda dengan mikrometer
sekrup, bidal diputar sehingga benda dapat diletakan diantara landasan dan
poros. Ketika poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan
menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar
roda berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda.
Jika sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.

C.Sistem Internasional
Satuan untuk suatu besaran sebenarnya bisa dipilih secara sembarang. Untuk
satuan panjang saja kita bebas untuk menggunakan centimeter, meter, kaki, mil
dan sebagainya. Bahkan ada orang yang menggunakan satuan hasta sebagai
satuan panjang. Penggunaan berbagai macam satuan ini ternyata bisa membuat
beberapa kesulitan. Misalnya kita akan memerlukan berbagai macam alat ukur
yang berbeda untuk satuan yang berbeda pula. Kesulitan selanjutnya dalah saat
kita akan melakukan komunikasi ilmiah. Kita mungkin akan kesulitan untuk
melakukan konversi dari sebuah satuan menjadi satuan yang lain. Dikarenakan
hal itulah, maka para ilmuwan dunia sepakat membuat sebuah satuian
internasional untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan itu, dan lahirlah sistem SI.
Dalam satuan SI, panjang memiliki satuan meter, satuan massa adlah kilogram,
dan satuan waktu adalah sekon yang dikenal juga dengan sbutan sistem MKS.
Selain itu dikenal pula istilah CGS, dengan centimeter sebagai satuan panjang,
gram sebagai satuan massa, dan sekon sebagai satuan waktu.
Setelah ditetapkan secara internasional, sekarang stiap satuan memiliki standar
masing-masing dalam pengukurannya, yaitu:
Satuan standar waktu
Satu sekon adalah waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium 133 untuk
melakukan 9.192.631.770 periode radiasi ketika melewati tingkat energi yang
paling rendah.
Satuan standar panjang
Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa udara
selama selang waktu 1/299.792.458 s.
- Satuan standar massa
Satu kilogram adalah massa silinder campuran platinum-iridium.
- Satuan standar kuat listrik
Satu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dipertahankan mengalir dalam
masing-masing dari dua penghantar lurus sejajar dengan panjang tak hingga dan
penampang lintang lingkaran yang dapat diabaikan, dengan jarak pemisah 1
meter, dalam ruang hampa akan menghasilkan gaya interaksi antara kedua
penghantar sebesar 2x10 newton setiap meter penghantar.
Satuan suhu
Satu Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tripel air.
Satuan intensitas cahaya
Satu kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan
radiasi monokromatik pada frekuensi 540x10 hertz dengan intensitas sebesar
1/683 watt per steradian dalam arah tersebut.
Satuan jumlah zat
Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung unsur elementer zat tersebut
dalam jumlah sebanyak atom karbon dalam 0.,012 kg karbon-12.

Tabel Dimensi Besaran Pokok

No Besaran Nama Simbol


1 Massa kilogram Kg
2 Panjang meter m
3 Waktu sekon s
4 Arus listrik ampere A
5 Suhu Kelvin K
6 Jumlah zat mol Mol
7 Intensitas cahaya kandela cd

D.Ketidakpastian dalam Pengukuran


Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai fenomena
yang terjadi di alam. Ilmu ini didasarkan pada pengamatan dan percobaan.
Pengamatan merupakan pengkajian suatu gejala yang terjadi di alam. Hanya
saja, sayangnya suatu gejala alam yang muncul secara alamiah belum tentu
terjadi dalam waktu tertentu, sehingga menyulitkan pengamatan. Untuk
mensiasati ini, maka dilakukan percobaan yang menyerupai gejala alamiah itu di
bawah kendali dan pengawasan khusus. Tanpa percobaan ini, ilmu fisika tak
mungkin berkembang seperti saat sekarang ini.
Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita hrus berusaha menelaah dan
mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai data kuantitatif atas percobaan
yang kita lakukan. Sanada dengan pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan
kalau kita belum belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data
kuantitatif.
Untuk itulah dalam fisika dibutuhkan sebuah pengukuran yang akurat. Akan
tetapi, ternyata tak ada pengukuran yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti
memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua
hasil pengukuran. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab menunjukkan
perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor itu dibagi dalam 2 garis besar, yaitu: ketidakpastian
bersistem dan ketidakpastian acak.

1. Ketidakpastian Bersistem
- Kesalahan kalibrasi
Kesalahan dalam memberi skala pada waktu alat ukur sedang dibuat sehingga
tiap kali alat itu digunakan, ketidakpastian selalu muncul dalam tiap pengukuran.
Kesalahan titik nol
Titik nol skala alat ukur tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur.
Kesalahan Komponen Alat
Sering terjadi pada pegas. Biasanya terjadi bila pegas sudah sering dipakai
Gesekan
Kesalahan yangtimbul akibat gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak.
Paralaks
Kesalahan posisi dalam membaca skala alat ukur.

2.Ketidakpastian Acak
- Gerak Brown molekul udara
Menyebabkan jarum penunjuk skala alat ukur terpengaruh.
Frekuensi Tegangan listrik
Perubahan pada tegangan PLN, baterai, atau aki
Landasan yang Bergetar

3.Adanya Nilai Skala Terkecil dari Alat Ukur.


4.Keterbatasan dari Pengamat Sendiri

E.Angka Penting
Angka penting adalah angka yang diperhitungkan di dalam pengukuran dan
pengamatan.
Aturan angka penting:
Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting.
Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, angka nol yang terletak
disebelah kiri maupun di sebelah kanan tanda koma, tidak termasuk angka
penting.
Deretan angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka
penting, kecuali ada penjelasan lain.

You might also like