Professional Documents
Culture Documents
Buku penunjang :
- Evaluasi Sumberdaya Lahan – Satun … Sitorus (Tarsito) Bandung
- Esensi Pembangunan Wilayah & Penggunaan Tanah Berencana – Jurusan
Geografi UI
Analisis Teknis
1
Bentuk bentang alam identifikasi dan perbandingan
Sifat dan distribusi tanah berbagai penggunaan lahan
Macam vegetasi yang memberikan harapan positif
ESL menunjukkan hal-hal berikut :
Sosial – ekonomi penggunaan lahan saat ini
Kemungkinan perbaikannya
Bagaimana keuntungan setiap penggunaan lahan
Perubahan yang dapat diterima masyarakat
Klasifikasi Tanah
ESL
2
Konsep Evaluasi Sumberdaya Alam
Survai Tanah
Klasifikasi tanah
3
Selasa, 13 Februari 2007
Tujuan ESDL : mengetahui potensi atau nilai dari suatu areal untuk
penggunaan tertentu. Evaluasi tidak terbatas hanya pada
penilaian karakteristik lingkungan, tetapi dapat juga
mencakup analisis ekonomi, konsekuensi sosial dan
dampak lingkungan.
FAO berpendapat bahwa ESDL harus mampu menjawab pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengelolaan lahan saat ini dan apa yang akan terjadi bila
tindakan pengelolaan sekarang tidak berubah.
2. Perbaikan-perbaikan apa yang mungkin dilakukan dalam tindakan
pengelolaan, dalam kerangka penggunaan saat ini.
3. Apa jenis penggunaan lainnya yang secara fisik memungkinkan dan
relevan (sesuai) baik secara ekonomis maupun sosial.
4. Penggunaan yang bagaimana yang memungkinkan produksi yang
lestari / keuntungan – keuntungan lainnya.
5. Apa pengaruh buruk yang mungkin timbul dari masing – masing
penggunaan baik secara fisik, ekonomis & sosial.
6. Masukan apa yang diperlukan secara berulang untuk dapat
mempertahankan produksi yang diinginkan dan meminimumkan
pengaruh buruknya.
7. Apa keuntungan – keuntungan dari masing – masing bentuk
penggunaan tanah tersebut.
4
Intensitas dan skala survai
2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan
dan persyaratan – persyaratan yang diperlukan.
3. Deskripsi peta unit lahan dan kualitas lahan berdasarkan pengetahuan
tentang persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan
tertentu pembatasan – pembatasannya.
4. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe lahan yang ada.
Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data
lahan, penggunaan lahan dan informasi sosial – ekonomi digabung
dan dianalisis secara bersama.
5. Hasilnya berupa klasifikasi kesesuaian lahan.
6. Penyajian hasil evaluasi.
5
Untuk keperluan ESDL, perlu ada pemisahan antara kesesuaian saat ini dan
kesesuaian potensial
Klasifikasi kesesuaian saat ini kesesuaian terhadap penggunaan lahan
yang ditentukan dalam keadaan saat ini, tanpa ada perbaikan yang
berarti.
Klasifikasi kesesuaian potensial kesesuaian terhadap penggunaan
lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaan yang akan
datang setelah diadakan perbaikan utama tertentu yang diperlukan.
Kondisi lahan yang sangat erat hubungannya dengan persyaratan suatu tipe
penggunaan lahan tertentu disebut kualitas lahan utama.
Hasil akhir ESL adalah keputusan untuk penggunaan lahan yang optimum,
baik untuk bentuk usaha pribadi (menanam jeruk / tanaman lain di suatu areal
6
tertentu) atau untuk kepentingan umum (lokasi tempat rekreasi baru yang
akan dibangun).
Karakteristik lahan
Kualitas lahan
7
Konsultasi
Pendekatan 2 awal Pendekatan
tahapan paralel
Survai Survai
dasar dasar
Tahap 1
Klasifikasi
lahan secara
kuantitatif
Keputusan
perencanaan
8
Tanah tersusun dari 4 bahan utama, yaitu bahan mineral, organik, air &
udara.
9
Udara, bersama air mengisi pori-pori tanah
Tanah yang lembab, mempunyaikelembaban udara mendekati 100%
Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfer
Kandungan O2 lebih besar daripada atmosfer
10
Pupuk Penyerapan unsur hara oleh tanaman
Sisa organisme Evapotranspirasi
Air hujan Pancaran panas bumi
Irigasi Erosi
Energi matahari
Endapan baru
Pemindahan bahan
Solum tanah
dalam solum
Hasil
pelapukan Inter solum Pencucian
bahan induk translocation (leaching)
Ilmu yang mempelajari proses pembentukan tanah mulai dari bahan induk
disebut genesa tanah.
Organisme Iklim
TANAH
Topografi
Bahan induk
Waktu
11
A A A1 A1
A2
A3 A3
C B B1 B1
C B2 atau B2
B3 B3
C C C
12
Selasa, 20 Februari 2007
Materi ESDL
1. Ruang lingkup ESDL
2. Prinsip & Metode ESDL
3. Faktor-faktor pembentuk tanah
4. Pemanfaatan dalam ESDL
5. Survai tanah
6. Cara pengamamatan lapanng
7. Klasifikasi tanah
8. UTS
9. Kemampuan & kesesuaian tanah
10. Penggunaan tanah
11. ESDL untuk pertanian, kehutanan
12. ESDL untuk transmigrasi
13. ESDL untuk pariwisata, jalan, industri
14. Ekonomi tanah
15. Analisis ekologis
16. UAS
Evaluasi
UTS : 40%
UAS : 40%
Tugas : 20%
13
HORIZON O, A, B, C, R
HORIZON A
HORIZON B
HORIZON C
Batuan
O1 Penutup bahan
Organik
O2
A1
Zone eluviasi
A2
(pencucian)
A3 SOLUM TANAH
B1
Zone iluvasi
B2 (pengendapan)
B3
C Bahan induk melapuk
Batuan induk
Horizon-horizon yang menyusun profil tanah, dari atas ke bawah, horizon (O),
A, B, C.
Horizon yang menyusun solum tanah hanya horizon A dan B.
Horizon O
Ditemukan terutama pada tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan
horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral.
O1 = bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat
O2 = bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat
14
Horizon A
Horizon di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik &
bahan mineral. Merupakan horizon eluviasi (pencucian).
A1 = bahan mineral campur dengan humus, berwarna gelap
A2 = horizon dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat,
Fe, Al, bahan organik
A3 = horizon peralihan ke B, lebih menyerupai A
Horizon B
Horizon iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat,
Fe, Al, bahan organik)
B1 = peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B
B2 = penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang
bahan organik
B3 = peralihan ke C, lebih menyerupai B
Horizon C
Bahan induk sedikit terlapuk
Horizon D / R
Batuan keras yang belum terlapuk
Iklim
Suhu & curah hujan sangat berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia
dan fisika di dalam tanah.
15
CH & suhu yang tinggi di daerah tropika mengakibatkan reaksi kimia
berjalan cepat. Akibatnya banyak tanah di Indonesia telah mengalami
pelapukan lanjut, rendah unsur hara & bersifat masam. Di daerah yang
beriklim lebih kering, seperti Indonesia bagian Timur, pencucian tidak
berjalan intensif sehingga tanahnya kurang masam & kadar basanya lebih
tinggi.
Organisme
Akumulasi bahan organik, siklus unsur hara, dan pembentukan struktur
tanah yang stabil, sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme di dalam
tanah.
Unsur nitrogen dapat diikat ke dalam tanah dari udara oleh
mikroorganisme vegetasi yang tumbuh di tanah dapat mengakibatkan
terjadinya erosi vegetasi hutan di daerah iklim sedang, seperti di Erora
dan Amerika membentuk tanah hutan bertanah merah, sedang vegetasi
rumputan membentuk tanah berwarna hitam, karena banyaknya sisa-sisa
bahan organik yang tetinggal dari akar-akar dan sisa rumput.
Jenis cemara (pinus) memberi unsure logam Ca, Mg, yang rendah,
akibatnya tanah di bawah pohon pinus biasanya lebih masam daripada
tanah yang berada di bawah pohon jati.
Bahan induk
Sifat dari bahan induk masih tetap terlihat, bahkan yang telah mengalami
pelapukan yang lebih lanjut.
Tanah bertekstur pasir adalah akibat dari kandungan pasir yang tinggi dari
bahan induknya, dan dapat mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan
dan jenis vegetasi di atasnya. Tanah sekitar gunung berapi merupakan
tanah yang subur karena bahan vulkanik banyak mengandung mineral
yang mudah lapuk & kaya unsur hara Mg, Ca, K.
Topografi
Di daerah yang di atas atau cekung, dimana air tidak mudah hilang atau
menggenang, akan terbentuk tanah berwarna kelabu atau banyak
mengandung karatan.
Di daerah lereng yang curam, terjadi erosi permukaan, sehingga terbentuk
tanah yang dangkal.
16
Tebal solum, kandungan bahan organik, kandungan air tanah, warna
tanah, pH, kejenuhan basa, kandungan garam, berkaitan erat dengan
relief.
Waktu
Tanah merupakan materi alam yang terus menerus berubah, akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus, akibatnya tanah yang
semakin tua semakin kurus, mineral yang banyak mengandung unsure
hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang
sukar lapuk, kuarsa.
Proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka bahan induk tanah
tanah muda tanah dewasa tanah tua.
TANAH
TOPOGRAFI ORGANISME
17
ATMOSFER BIOSFER
Tanah sebagai
Udara Bahan
hasil perpaduan
Tanah organik
antara atmosfer,
biosfer, hidrosfer,
TANAH dan litosfer
Udara Air
Tanah Tanah
LITOSFER HIDROSFER
Pendekatan Fisiografik
Bentuk lahan mempunyai hubungan yang erat dengan sifat tanah, karena
bentuk lahan ditentukan oleh faktor geologi, umur, dan proses
pembentukannya bentuk lahan sangat penting dalam pemetaan tanah
di lapang.
Karakteristik wilayah merupakan hasil dari kombinasi faktor-faktor yang
saling mempengaruhi seperti iklim, bahan induk, relief, drainase alam,
tanah dan vegetasi. Nilai faktor-faktor tersebut secara terpisah-pisah
mempunyai nilai yang sangat terbatas, oleh karena itu faktor-faktor
lingkungan tersebut harus dipelajari dalam interaksinya dari wilayah
secara keseluruhan.
Pendekatan fisiografik mengelompokkan lahan secara keseluruhan dan
tidak berdasarkan sifat-sifat tertentu. Suatu daerah yang mempunyai
fisiografi relatif seragam, misalnya iklim mikro, ciri tanah, kondisi habitat
tanaman, masing-masing satuan lahan yang diidentifikasi dengan cara
demikian kemudian dapat dianggap mempunyai sifat=sifat yang secara
keseluruhan seragam. Pendekatan seperti ini sangat tepat terutama
apabila diperlukan ESL secara keseluruhan.
18
Pendekatan Parametrik
Pemilihan ciri tanah yang dievaluasi, diberi nilai, kemudian nilai rata-rata
dari ciri-ciri tersebut disubstitusikan ke dalam formula matematis untuk
menghasilkan indeks penampilan akhir.
Kombinasi yang ideal dari cirri tanah dan lokasi, akan mencapai nilai
maksimum pada lahan subur dan berangsur menurun untuk lahan yang
lebih miskin.
Mass (1972) mengusulkan system penjumlahan untuk lahan tidak
beririgasi :
Nilai Akhir = Nilai Tanah – Faktor bentang lahan
=(C+T+P)–L
C = Faktor iklim, dengan nilai maks 40
T = Tekstur tanah dan bahan organik, dengan nilai maks 40
P = Genesis dari profil tanah, dengan nilai maks 20
Storie (1978) Storie Index Rating (SIR)
SIR = A x B x C x X
A = sifat-sifat profil tanah
B = tekstur permukaan tanah
C = lereng
X = macam-macam faktor (drainase, alkalinitas, dll)
19
x fase dangkal kedalaman 90 cm 70
g subsoil sangat berbatu 80 – 95
s subsoil liat berlapis-lapis 80 – 95
V. Tanah pada dataran yang lebih tua atau teras yang mempunyai
subsoil hardpan pada kedalaman < 30 cm 5 – 20
30 – 60 cm 20 -30
60 – 90 cm 30 -40
90 – 120 cm 40 -50
120 – 180 cm 50 -80
20
VIII. Tanah pada daerah upland diatas
batuan endapan terkonsolidasi pada
kedalaman < 30cm 10 – 30
30 – 60 cm 30 -50
60 – 90 cm 50 -70
90 – 120 cm 70 -80
120 – 180 cm 80-100
> 180 cm 100
Bertekstur Berat
· Liat berdebu 60 – 70
· Liat 50 – 60
21
Bertekstur Ringan dan Kasar
· Lempung berpasir kasar 70 – 90
· Pasir berlempung 80
· Pasir sangat halus 80
· Pasir halus 65
· Pasir 60
· Pasir kasar 30 -60
Berkerikil
· Lempung berpasir halus berkerikil 70 – 80
· Lempung berkerikil 60 – 80
· Lempung berdebu berkerikil 60 – 80
· Lempung berpasir berkerikil 50 – 70
· Lempung berliat berkerikil 60 – 80
· Liat berkerikil 40 – 70
· Pasir berkerikil 20 – 30
Berbatu
· Lempung berpasir halus berbatu 70 – 80
· Lempung berbatu 60 – 80
· Lempung berdebu berbatu 60 – 80
· Lempung berpasir berbatu 50 – 70
· Lempung berliat berbatu 50 – 80
· Liat berbatu 40 – 70
· Pasir berbatu 10 - 40
22
DD berbukit (16 -30%) 70 – 80
E curam (30 – 45%) 30 – 50
F Sangat curam (≥45%) 5 – 30
Alkali
· Bebas alkali 100
· Agak dipengaruhi alkali 60 – 95
· Dipengaruhi sedang 30 – 60
· Dipengaruhi sedang sampai kuat 15 – 30
· Dipengaruhi kuat 5 – 15
Tingkat kesuburan
· Tinggi 100
· Sedang 95 – 100
· Buruk 80 – 95
· Sangat buruk 60 - 80
Kemasan
· Menurut tingkatannya 80 - 95
Erosi
· Tanpa sampai sedikit 100
· Endapan merugikan 75 – 95
· Erosi lembar sedang 80 – 95
· Kadang-kadang parit dangkal 70 – 90
· Erosi lembar sedang dgn parit dangkal 60 – 80
23
· Parit dalam 10 – 70
· Erosi lembar sedang dgn parit dalam 10 – 60
· Erosi lembar hebat 50 – 80
· Erosi lembar hebat dgn parit dangkal 40 – 50
· Erosi lembar hebat dgn parit dalam 10 – 40
· Erosi sangat hebat 10 – 40
· Erosi angin sedang 80 – 95
· Erosi angin hebat 30 – 80
Relief mikro
· Rata 100
· Saluran 60 – 95
· Gundukan 60 – 95
· Bukit kecil rendah 80 – 95
· Bukit kecil tinggi 20 – 60
· Bukit pasir 10 – 40
24
Kelas 3 (sedang) Tanah dengan nilai 40 – 59%.
Umumnya kualitas sedang dengan kisaran
penggunaan tanah atau kesesuaian lebih
sempit dari kelas 1 dan 2. hasil yang baik
untukjenis tanaman tertentu.
Kelas 4 (miskin) Tanah dengan nilai 20 – 39%.
Mempunyai kisaran / kemungkinan
penggunaan untuk pertanian yang terbatas.
Misalnya tanah yang baik untuk padi tetapi
kurang baik untuk penggunaan lainnya
Kelas 5 (sangat miskin) Tanah yang mempunyai nilai 10 – 19%.
Kemungkinan penggunaan yang sangat
terbatas kecuali untukpadang rumput,
karena kondisi-kondisi yang membatasi
(kedangkalan tanah, dsb)
IPT = P x T x (N atau S) x O x Ax M x D x H
25
o Persamaan Parametrik Kompleks (Clarke – 1957)
P=VxG
= {Σ(D x T)} x G
Indeks = A x √(pc x ps x pr x pa )
A Koefisien Empiris
Pc Iklim
Ps Tanah
Pr Relief
Pa Kondisi air
26
Selasa, 27 Februari 2007
SURVAI TANAH
udara atau air yang dangkal tanah di daerah rawa-rawa termasuk tanah di
- tanah dasar. danau tidak termasuk
yang di
dalam Tanah
- batuan
yang
gundul
- es / salju
tidak ada lagi kegiatan biologi (batas kedalaman
perakaran tumbuhan tahunan alami)
27
Macam-macam Peta Tanah
28
Peta Tanah Tinjau (sekala 1 : 100.000 – 1 : 250.000)
Maksud : - memberikan keterangan lebih lanjut tentang jenis tanah
agar menimbulkan keinginan meninjau lebih jauh untuk
keperluan tertentu.
- menunjukkan daerah-daerah yang memungkinkan untuk
menaikkan produksi, menyusun kebutuhan pupuk,
perencanaan penggunaan wilayah.
Pembuatan : - menjelajah seluruh wilayah
- pemeriksaan tanah pada 20 – 40 pemboran dan 2 profil
untuk tiap 10.000 ha
- batas unit tanah ditentukan di lapang di samping hasil
dari foto udara, peta topografi, peta geologi, dsb.
Satuan unit : Macam tanah
Macam tanah – fisiografi (bahan induk)
Bentuk wilayah
Macam tanah jenis tanah yang dibedakan menurut lapisan,
sedalam 30 – 50 cm (horison B)
Fisiografi bentuk muka bumi suatu daerah
Bahan induk mana yang dianggap penting
Misal P.yr – Fr Podsolik merah kekuningan di daerah bukit
H lipatan, berbukit
Macam tanah : P.yr red yellow podsolic (Podsolik merah kuning)
Fisiografi : Fr Folded rock (bukit lipatan)
Bentuk wilayah : H Hilly (bukit)
29
Satuan unit : Rupa tanah
Bentuk tanah
Rupa tanah ditentukan oleh 3 unsur, yaitu :
macam tanah
tekstur
drainase
Tekstur perbandingan relatif dari butir-butir pasir – debu – liat.
Drainase kecepatan air menghilang dari tanah terutama oleh aliran
permukaan dan gravitasi
Misalnya : Re.db – s – l
L–u
Rupa tanah Dark Brown Regosol (Regosol coklat tua) (Re.db)
Tekstur kasar (s)
Drainase cepat (l)
Bentuk wilayah datar sampai berombak (L – u)
30
Misalnya : Lc – L.li – 2
Macam tanah : Latosol coklat (Lc)
Tekstur : Lempung liat (L.li)
Drainase : baik (2)
Mengingat tidak semua keterangan yang diperlukan dapat dicantumkan
dalam peta, maka dibuat laporan pemetaan tanah memuat & membahas
data yang dikumpulkan di lapangan dan di laboratorium, berikut interpretasi
dari data-data tersebut.
Data tersebut selain menyajikan susunan kimia tanah (pH, kandungan unsure
hara – N, P, K, Ca, dll) juga menyajikan sifat fisik tanah (tekstur, permeabilitas,
drainase, kedalaman tanah, erosi, kedalaman air tanah, kandungan mineral,
bahaya banjir, dll)
31
perbedaan iklim pemudaan tanah kembali
lereng letak lereng
ketinggian tipe bahan induk
vegetasi
Penggunaan pupuk
Pengapuran tanah akan bervariasi
Ketidakrataan lapangan
Dalam pekerjaan survai
Pengambilan contoh secara acak sederhana, terutama yang berkaitan
dengan :
sifat kimia tanah
sifat fisika tanah
biologi tanah
32
2. Survai Pendahuluan
Tujuan :
Penyiapan administrasi izin, perbekalan
Orientasi daerah studi gambaran umum daerah studi
identifikasi problem yang didapat
Pengamatan pendahuluan
Jenis tanah yang ada, dibandingkan dengan
penggunaan tanah, kondisi lingkungan hasil interpretasi foto udara
Modifikasi rencana kerja
3. Survai Utama
Identifikasi jenis-jenis tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan tanah (lereng, batuan, banjir, dll)
Jenis tanah ditentukan berdasarkan pengamatan profil tanah di lapang
dibantu hasil analisis tanah di laboratorium terhadap sample tanah.
Batas penyebaran jenis tanah tanah ditentukan dengan pemboran baik
secara sistematis / secara taktis.
Secara sistematis cara grid sistem (100 x 250 m, 500 x 500 m, 250
x 100 m)
33
Cara Sistematis Cara Taktis
surveyor yang belum surveyor berpengalaman
banyak pengalaman setiap terjadi perubahan
lebih sesuai untuk faktor pembentuk tanah
daerah yang bentuk
wilayahnya datar
Pemboran tanah dilakukan Warna, tekstur, karatan
sampai kedalaman 120 cm
atau sampai bahan induk
(bila tebal tanah < 120 cm)
Profil tanah dilakukan Bagian terpenting dalam
dengan menggali lubang survai tanah
sampai kedalaman 150 –
200 cm atau sampai lapisan
bahan induk (bila tebal
tanah kurang dari 150 – 200
cm)
34
LAPORAN SURVAI TANAH
I. Pendahuluan
II. Keadaan Fisik & Lingkungan
(lokasi, perhubungan, iklim, hidrologi, bentuk wilayah, geologi,
penggunaan tanah, vegetasi)
III. Keadaan tanah
(proses pembentukan tanah, klasifikasi tanah, unit-unit tanah & uraian
tiap unit tanah, sifat-sifat morfologi, kesuburan, sifat tanah, penyebaran)
IV. Klasifikasi Kemampuan Tanah
(untuk palawija, padi sawah, tanaman perkebunan, dll)
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
VII. Saran (bila diperlukan)
Lampiran Peta :
Peta lokasi survai
Peta geologi
Peta vegetasi / penggunaan tanah
Peta fisiografi
Peta tanah
Peta kemamapuan tanah
Peta rekomendasi penggunaan tanah
35
Selasa, 6 Maret 2007
150 100
200
36
Bila warna dan tekstur sama, maka perbedaaan struktur, konsistensi dan
kandungan bahan kasar sebagai pembatas lapisan (horison)
Tiap lapisan ditentukan dalam dan tebalnya diberi nomor
tentukan warna, tekstur, struktur, konsistensi dan karatannya
keadaan perakaran, padas, kandungan CaCO3, bahan organik dan
kandungan lainnya
37
Seri tanah yaitu segolongan tanah yang terbentuk dari
- bahan induk
- sifat-sifat sama, kecuali tekstur dan lapisan tanah
- susunan horison
- drainase
Contoh :
L–V Latosol (L) di daerah vulkan (V) dari batuan beku (I)
I L = Latosol : jenis tanah
Peta tanah eksplorasi V = Vulkan : fisiografi
1 : 1.000.000 I = Batuan beku : bahan induk (igneous rock)
38
Pc.y – F Podsolik kuning (Pc.y) di daerah berbukit lipatan (F) dari
s.c batuan liat (s.c)
Peta tanah tinjau Pc.y = Podsolik kuning : macam tanah
1 : 250.000 F = Bukit lipatan : fisiografi
s.c = batu liat : bahan induk
Fase tanah ialah semua sifat tanah atau faktor alam yang mempengaruhi
penggunaan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Fase tanah merupakan sifat / corak tumbuhan suatu seri tanah atau satuan
tanah lainnya.
Fase Faktor penghambat
Faktor bahaya
Factor panghambat bentuk wilayah (relief), lereng (slope), keadaan
batu / batuan.
Faktor bahaya banjir, tinggi muka air tanah, kekeringan, keracunan,
salinitas, pengkerutan, erosi.
39
Fisiografi menunjukkan bentuk permukaan daerah dipandang dari factor
dan proses pembentukan (penciri satuan fisiografi) peta tanah
eksplorasi dan tinjau.
Bentuk wilayah menunjukkan bentuk permukaan daerah dilihat dari lereng
dan perbedaan tinggi satuan bentuk wilayah peta tanah semi detil
Drainase menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau
keadaan tanah yang menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air.
40
Suhu
Kelembaban tanah
Angin
Bahan induk ialah massa lunak bersusunan anorganis atau organis yang
menjadi pangkal perkembangan tanah.
Bahan induk anorganis – pelapukan batuan induk
organis – bahan induk organis
Ketinggian, diukur dari muka air laut (m)
Keadaan batu / batuan jenis
jumlah
letak
jenis kerikil – 0,5 cm – 2,0 cm
batu kecil – 2,0 cm – 30,0 cm
batu besar – > 30,0 cm
jumlah
sedikit – < 1% menutup permukaan
batu kecil sedang – 1% - 3% menutup permukaan
banyak – > 3% menutup permukaan
Erosi jenis
dahsyatnya penghanyutan
41
Keterangan lain – banjir tanpa
jarang
sering
selalu
– tumpang sari tanpa
jarang
sering
selalu
– pengerutan hasil bagi persentase air terhadap
tanah kering di lapang dan liat
ditambah bahan organic
Catatan penampang
Lapisan / horizon adalah lapisan tanah yang hampir sejajar dengan
permukaan, terbentuk karena proses pembentukan tanah.
Horizon – O – bahan organik
– A – solum
– B – solum
– C – bahan induk
– R – bahan induk
Sifat Lapisan
Warna – “ Munsell Soil Color Chart”
– mudah ditentukan di lapang
– merupkan ciri tanah yang paling jelas
Bila :
– kandungan bahan organic tinggi – warna gelap
– tanah dengan drainase buruk – warna kelabu
– tanah banyak kandungan besi – warna merah
Warna – warna dasar tanah
– warna karatan dan kongkresi
– warna humus
42
Menentukan warna – tanah harus lembab
- tanah terlindung dari sinar matahari
- bekerja jam 09.00 – 16.00
- dibandingkan dengan kertas Munsell
Warna 7.5 yR 5/4 Hue 7.5 yR
Satuan warna Value 5
Chroma 4
43
Warna paling baik ditetapkan dengan menggunakan sinar asli (cahaya
matahari). Tanah dalam keadaan kering bervalue dua lebih tinggi
dibandingkan tanah yang sama dalam keadaan lembab.
Tekstur ialah perbandingan fraksi pasir – debu – liat dalam masa tanah.
Struktur ialah susunan butir tanah secara alami menjadi agregat dengan
bentuk tertentu dan dibatasi.
– bentuk
Struktur – ukuran
– kemantapan
Konsistensi ialah kohesi / adhesi massa tanah.
Konsistensi diukur dalam 3 kelembaban – basah
– lembab
– kering
Karatan adalah warna dalam tanah, akibat proses oksidasi dan reduksi
Karatan – jumlah
– ukuran
– bandingan
– batas
– bentuk
Kandungan bahan kasar ialah massa dalam tanah, berukuran 0,2 – 2,0
cm, terdiri dari kongkresi-kongkresi, kerikil, gumpalan garam, yang
berpengaruh terhadap penggunaan tanah dan pertumbuhan tanaman.
– jenis
– ukuran
Bahan kasar – jumlah dalam penampang
– kekerasan
– penyebaran
Perakaran ialah ditemukannya akar pada penampang.
– ukuran
Perakaran – jumlah
– dalamnya akar ditemukan
44
Selasa, 13 Maret 2007
KLASIFIKASI TANAH
45
Pada tingkat ordo dan subroto yang tidak dikenal, tanah diberi
nama dengan nama mulai jenis tanah ( Great group). Pada tingkat
rupa dan sepi penciri utamnya tekstur dan drainase tanah.
46
Sistem USDA
Sistem ini mempunyai 6 kategori, yaitu :
· Ordo
· SubOrdo
· Great Group
· Sub Group
· Family
· Seri
Tanah diberi nama secara sistematik, dari ordo sampai family,
sehingga apabila membaca nama family suatu tanah, maka dengan
mudah dapat ditelususri nama kategori yang lebih tinggi dan sekaligus
dapat menggambarkan sifat-sifat tanah tersebut.
47
· Ordo : Ultisol (pengembangan tanah pada tingkat akhir)
· Sub Ordo : Udult (udus – humid, artinya lembab ,tidak pernah kering)
· Great Group : Tropudult (tersebar di bawah tropic)
· Sub Tropik : Aquic Tropudult (aqua – air,kadang berair)
· Famili : Aquic Tropudult, lempung halus, kaolinitik,
Isohyperthermic (kaolinitik, mineral lempung di
dominasi kaolinitik, isohyperthermic – suhu tanah lebih
tinggi dari 22ºC dan perbedaan suhu musim panas
danmusimdingi kurang dari 5ºC)
48
Tata nama dalam taksonomi TANAH
1. Nama Ordo
Dalam kategori ordo, selalu diberi akhiran ‘SOL’ (Solum – tanah).
Sedang suku kata sebelumnya menunjukkan sifat utama dari tanah
tersebut.
Untuk kategori yang lebih rendah dari ordo, maka akhiran ’SOL’ tidak
digunakan lagi. Untuk menunjukkan hubungan sifat-sifat tanah dari
kategori tinggi dengan kategori yang lebih rendah, digunakan akhiran
yang merupakan singkatan dari nama-nama masing-masing tersebut.
Nama Ordo : Ultisol
(ultus – akhir, perkembangan tanah tingkat akhir)
49
Nama Sub Group : Typic Psammaquent
Sub Group dari Psammaquent yang
sifatnya serupa dengan Great Groupnya.
Psammas – pasir, bertekstur halus
Aqu (aqua) – air, selalu basah
Ent (entosol) – recent, akhir
* Aquic Fragiudult (aqua – air, kadang berair)
5. Nama Famili
Famili diberi nama berdasarkan sifat-sifat tanah. Sifat-sifat yang dapat
digunakan untuk penamaan famili adalah tekstur, kandungan mineral,
suhu tanah.
Nama Famili : Aquic fragiudult, berliat halus, kaolinitik,
isohyperthermic.
( tekstur – berliat halus, mineral – liat dan di
dominasi kaolinit, suhu tanah - >22ºC, perbedaan
suhu musim panas dandingan adalah < 5ºC)
6. Nama Seri
Diambil dari nama tempat atau sifat alami dari tempat-tempat yang
berdekatan denan tempat pertama kali ditemukan seri tersebut.
Nama Seri : Siliung ( pertama kali ditemukan di Siliung)
50
Klasifikasi tanah disajikan dalam bentuk peta. Pada peta skala kecil (peta
tanah tinjau), tanah yang berbeda kadang-kadang harus dikelompokkan
kedalam ’Asosiasi geografik’ atau ’kompleks’
Asosiasi Tanah Beberapa satuan unit tanah yang menyusun satu satuan
peta yang dilapangan arealnya jelas, tetapi batas
penyebarannya masing-masing tidak dapat ditetapkan
karena terlalu rumit dan sempit untuk digambarkan dalam
satuan peta.
Kompleks Tanah Satuan peta yang tersusun atas beberapa satuan unit
tanah yang areal masing-masing satuan unit tanah di
lapangan tidak teratur
51
Selasa, 20 Maret 2007
52
Intensitas Macam Penggunaan Meningkat
Garapan Sangat
Penggembalaan
Penggembalaan
Penggembalaan
Kelas
Cagar Alam
Terbatas
Terbatas
Garapan
Garapan
Garapan
Sedang
Sedang
Kemampuan
Intensif
Intensif
Intensif
Hutan
Tanah
I
penggunaan berkurang
Hambatan / Ancaman
II
meningkat Pilihan
III
IV
V
VI
VII
VIII
· Kelas I
Tanah pada kelas ini mempunyai sedikit
penghambat yang membatasi penggunaannya,
mampu untuk semua usaha pertanian. Dicirikan
dengan tanah yang datar, bahaya erosi sangat kecil,
solum yang dalam, drainase baik,mudah diolah,
dapat menahanair dengan baik dan rensponsif
terhadap pemupukan.
Tanah pada kelas ini tidak punya penghambat atau
ancaman kerusakan yang berarti dan sesuai untuk
usaha tani yang intensif. Tindakan pemupukan dan
pemeliharaan struktur tanah diperlukan untuk
mampertahankan kesuburan dan produktivitasnya
· Kelas II
Tanah pada kelas ini mempunyaisedikit penghambat
yang dapat mengurangi pilihan penggunaannya atau
membutuhka tindakan pengawetan yang sedang.
Tanah pada kelas ini membutuhkan pengelolaan
secara hati-hati, meliputi tindakan pengawetan,
menghindari kerusakan dan memperbaiki hubungan
53
air – udara dalam tanah, bila ditanami. Penghambat
dalam kelas ini dapat merupakan satu atau
kombinasi dari faktor-faktor berlereng landai,
kepekaan sedang terhadap erosi, struktur tanah
sedikit kurang baik.
Dalam penggunaannya diperlukan tindakan
pengawetan yang ringan, seperti pengolahan tanah
menurut kontur, penanaman dalam jalur, pergiliran
tanaman dengan tanaman penutup tanah atau
pupuk hijau, guludan, pemupukan dan pengapuran.
Kombinasi tindakan-tindakan yang diperlukan
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain,
tergantung dari sifat-sifat tanah, iklim dan sistem
usaha tani yang dilakukan.
· Kelas III
Tanah pada kelas ini mempunyai lebih banyak
penghambat dari tanah kelas II, dan bila digunakan
untuk tanaman pertanian memerlukan tindakan
pengawetan khusus, yang umumnya lebih sulit baik
pelaksanaan maupun pemeliharaannya.
Penghambat pada tanah kelas III dapat merupakan
salah atau lebih faktor-faktor berikut : lereng agak
miring, atau sangat peka terhadap bahaya erosi,
drainase buruk, permeabilitas tanah sangat lambat.
Solum dangkal yang membatasi daerah perakaran,
kapasitas menahan air rendah, kesuburan yang
rendah dan tidak mudah diperbaiki.
Apabila tanah ini diusahakan membutuhkan tindakan
pengawetan khusus seperti perbaikan drainase,
sistem penanaman dalam jalur atau pergiliran
dengan tanaman penutup tanah, pembuatan teras,
disamping tindakan-tindakan untuk memelihara atau
meningkatkan kesuburan tanah seperti penambahan
bahan organik, pupuk, dll.
54
· Kelas IV
Tanah pada kelas ini mempunyai penghambat yang
lebih besar dari pada kelas III, sehingga pemilihan
jenis penggunaan atau jenis tanaman juga lebih
terbatas. Tanah pada kelas ini dapat digunakan
untuk berbagai jenis penggunaan pertanian dengan
ancaman dan bahaya kerusakan yang lebih besar
dari tanah kelas III
Tanah pada kelas ini mempunyai salah satu atau
lebih faktor penghambat berikut : lereng curam,
sangat peka terhadap bahaya erosi , solum dangkal,
kapasitas menahan air yang rendah dan drainase
buruk.
Apabila diusahakan dibutuhkan tindakan
pengelolaan khusus, yang relatif lebih sulit, baik
dalam pelaksanaan maupun pemeliharaannya
dibandingkan dengan kelas-kelas sebelumnya. Jika
digunakan untuk tanaman semusim diperlukan
pembuatan teras atau saluran drainase atau
pergiliran dengan tanaman penutup tanah
makanana ternak / pupuk hijau selama beberapa
tahun, misalnya 3 – 5 tahun.
· Kelas V
Tanah pada kelas ini tidak sesuai untuk ditanami
dengan tanaman semusim, tetapi lebih sesuaiuntuk
ditanami dengan vegetasi permanen (makanan
ternak atau dihutankan).
Tanah pada kelas ini terletak pada tempat yang
hampir datar, basah atau tergenang air atau terlalu
banyak batu diatas permukaan.
-. Tanah di daerah cekungan yang sering
tergenang air, sehingga menghambat
pertumbuhan tanaman.
55
-. Tanah berbatu
-. Tanah di daerah berawa-rawa yang sulit di
drainase
· Kelas VI
Tanah pada keas ini tidak sesuai untuk digarap bagi
tanaman semusim, tetap sesuai untukvegetasi
permanen yang dapat digunakan sebagai makanan
ternak (padang rumput) atau dihutankan, dengan
penghambat yang sedang.
Tanah pada kelas ini mempunyai lereng yang curam,
sehingga mudah tererosi atau telah mengalami erosi
yang sangat berat, atau mempunyai solum tanah
yang sangat dangkal. Bila digunakan untuk tanaman
semusim diperlukan tindakan pengawetan yang
khusus, seperti pembuatan teras bangku,
pengolahan menurut kontur. Penggunaan untuk
padang rumput pun harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga rumputnya selalu menutupi tanah
dengan baik
· Kelas VII
Tanah pada kelas ini sebaiknya digunakan untuk
vegatasi permanen (padang rumput atau hutan)
yang disertai dengan pengelolaan yang tepat dan
lebih intensif dari kelas V.
Tanah kelas ini terletak pada lereng yang sangat
curam atau mengalami erosi berat, atau tanah
sangat dangkal, atau berbatu
· Kelas VIII
Tanah pada kelas ini harus dibiarkan dalam keadaan
yang alami dibawah vegetasi alami, dapat untuk
cagar alam, hutan lindung, atau rekreasi.
Tanah pada kelas ini berlereng sangat curam atau
sangat berbatu, dapat batuan lepas atau batuan
tersingkap atau batuan pasir ( di pantai)
56
Kemampuan tanah dalam tingkat subkelas
Subkelas adalah pembagian lebih lanjut dari kelas berdasarkan
pada faktor penghambat yang sama, yaitu :
Bahaya erosi (e)
Genangan air (w)
Penghambat pada perakaran tanaman (s)
Iklim (c)
Subkelas (e) erosi, terdapat pada tanah dimana erosi
merupakan masalah utama. Kepekaan erosi dan erosi yang
telah terjadi merupakan petunjuk untuk penempatan dalam
subkelas ini.
Misalnya : tanah kelas III disebabkan oleh faktor erosi
IIIe
Subkelas (w) kelebihan air, terdapat pada tanah dimana
kelebihan air merupakan faktor penghambat utama. Drainase
yang buruk, air tanah yang tinggi, bahaya banjir merupakan
faktor yang digunakan untuk menentukan subklas ini.
Misalnya : tanah kelas II yang disebabkan oleh faktor air
Iiw
Subkelas (s) penghambat pada perakaran tanaman, meliputi
tanah yang dangkal, banyak batu-batuan, daya memegang yang
rendah, kesuburan rendah yang sulit diperbaiki, garam dan
unsur Natrium (Na) yang tinggi.
Misalnya : tanah kelas IV yang disebabkan oleh
terhambatnya perakaran tanaman
Ivs
Subkelas (c) iklim, terdiri tanah dimana iklim ( suhu dan curah
hujan) merupakan penghambat utama.
57
Tanah yang termasuk satu unit kemampuan tanah, mempunyai
dan memerlukan cara pengelolaan yang sama untuk
pertumbuhan tanaman.
Tanah ini mempunyai sifat yang sama dalam :
-. Kemampuan memproduksi tanaman pertanian dan makanan
ternak (rumput)
-. Memerlukan tindakan konsevasi dan pengelolaan tanaman
-.Tanaman yang ditanam di bawah tersebut dengan
pengelompokkan sana akan memberi hasil yang kurang
lebih sama
Sistem FAO
Sistem ini mengenal 4 kategori, yaitu :
1. Ordo Suatu tanah sesuai atau tidak sesuai untuk
penggunaan tanah
2. Kelas Tingkat kesesuaian suatu tanah
3. Sub-klas Jenis pembatas atau macam perbaikan
yang harus dijalankan dalam masing-
masing kelas.
4. Unit Perbedaan-perbedaan kecil yang
berpengaruh dalam pengelolaan suatu
subkelas
58
Tingkat Ordo
Dikenal 2 kategori, yaitu :
· Sesuai (S)
Tanah yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak
terbatas
· Tidak sesuai (N)
Tanah yang bila dikelola mempunyai kesulitan sedemikian rupa
hingga mencegah kegunaannya untuk satu tujuan yang telah
direncanakan
Tingkat Kelas
· Sangat sesuai (S1)
Tanah yang tidak mempunyai pembatas yang besar untuk
pengelolaan produksi.
59
Tingkat Sub-kelas
Pada tingkat ini dituliskan simbol jenis pembatasnya (hanya punya satu
pembatas), simbol jenis pembatas yang dominan (punya beberapa
pembatas) jadi ditulis paling depan.
Contoh : -. Kelas S2 mempunyai pembatas kedalaman efektif (s)
S2s
-. Kelas S2 mempunyai pembatas topografi (t) yang paling
dominant dan pembatas kedalaman efektif (s)
merupakan pembatas tambahan
S2ts
Tingkat Unit
Pembeda pada tingkat unit adalah kemampuan berprodksi, dituliskan
dengan symbol angka arab.
S2t – 1
S2s – 2
2. Permeabilitas (p)
Lambat (p1) < 0.5 – 2.0 cm/jam
Agak lambat (p2) 0.5 – 2.0 cm/jam
60
Sedang (p3) 2.0 - 6.25 cm/jam
Agak cepat (p4) 6.25 – 12.5 cm/jam
Cepat (p5) > 12.5 cm/jam
61
Sangat buruk (d3) Seluruh lapisan permukaan tanah
berwarnakelabu dan tanah bawah
berwarna kelabu atau terdapat
bercak-bercak kelabu, coklat dan
kekuningan
6. Erosi (e)
Tidak ada erosi (e0)
Ringan (e1) < 25% lapisan atas hilang
Sedang (e2) 25 – 75% lapisan atas hilang
Berat (e3) > 75% lapisan atas hilang dan
< 25% lapisan bawah hilang
Sangat berat (e4) > 25% lapisan bawah hilang
7. Faktor-faktor khusus
a. Batu-batuan
Bahan kasar yang terdapat dalam lapisan 20 cm atau di
bagian atas tanah.
a1 Kerikil Bahan kasar dengan diameter
2 mm – 7.5 cm (berbentuk
bulat) atau sampai 15 cm
(berbentuk gepeng)
bo (tidak ada atau sedikit) 15% dr vol tanah
b1 (sedang) 15 – 50%
b2 (banyak) 50 – 90%
b3 (sangat banyak) > 90%
a2 Batuan kecil Bahan kasar dengan diameter
7.5 cm – 25 cm (berbentuk
bulat), atau 15 cm – 40 cm
(berbentuk gepeng)
bo (tidak ada atau sedikit) 15% dr vol tanah
b1 (sedang) 15 – 50%
b2 (banyak) 50 – 90%
b3 (sangat banyak) > 90%
62
b. Batu-batuan di atas permukaan tanah
b1 Batuan bebas Batuan lepas yang
(stone) tersebar diatas permukaan
tanah, berdiameter > 25 cm
(bulat) atau bersumbu > 40
cm (gepeng)
b0 (tidak ada) < 0.01% luas area
b1 (sedikit) 0.01 – 3%
b2 (sedang) 3 – 15%
b3 (banyak) 15 – 90%
b4 (sangat banyak) > 90%
b2 Batuan terungkap Merupakan bagian dari batuan
(rock) besar yang terbenam didalam
tanah
b0 (tidak ada) < 2% perm tanah tertutup
b1 (sedikit) 2 – 10%
b2 (sedang) 10 – 50%
b3 (banyak) 50 – 90%
b4 (sangat banyak) > 90%
c. Ancaman banjir / genangan
o0 (tidak pernah) Dalam periode satu tahun
tanah tidak pernah tertutup
banjir > 24 jam
o1 (kadang-kadang) Banjir yang menutupi tanah
> 24 jam, terjadinya tidak
teratur dalam periode kurang
dari satu bulan
o2 Selama waktu satu bulan
dalam satu tahun, tanah
secara teratur tertutup banjir >
24 jam
o3 Selama waktu 2 – 5 bulan
dalam setahun, secara teratur
selalu dilanda banjir > 24 jam
63
o4 Selama waktu ≥ 6 bulan,
tanah tergenang banjir secara
teratur yang lamanya > 24 jam
Lereng
Merupakan sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan
bidang horizontal, dinyatakan dalam persen. Dibuat dengan
mengukur jarak transis pada peta kontur (topografi), untuk transis
yang rapat, dihitung selisih antara 5 kontur, sedang untuk transis
yang jarang dihitung antara 2 kontur.
Jarak transis (d) kelas lereng
> 25 mm 0 – 2%
3.3 – 25 mm 2 – 15%
1.25 – 3.3 mm 15 – 40%
< 1.25 mm > 40%
64
Kedalaman Efektif
Adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan tanah sampai bahan
induk atau sampai suatu lapisan dimana perakaran tanaman dapat
atau mungkin menembusnya
Kedalaman :
< 10 cm terlalu dangkal untuk pertumbuhan tanaman
10 – 30 cm masih memungkinkah untuk tanaman
semusim (berakar dangkal)
30 – 60 cm cukup baik untuk tanaman semusim,
tapikurang baik untuk tanaman tahunan
60 – 90 cm baik untuk tanaman semusim, cukup baik
untuk tanaman tahunan
> 90 cm tidak menjadi hambatan bagi pertumbuhan
perakaran tanaman
Tekstur tanah
Adalah kasar dan halusnya tanah yang ditentukan berdasarkan
perbandingan fraksi-fraksi pasir – debu – liat
Pengamatan dilapangan diharuskan dalamkeadaan kelembaban
tanah pada kondisi kapasitas lapang (tidak terlalu kering/terlalu
basah)
Terlalu kering menonjolkan rasa kasar
Terlalu basah menonjolkan rasa licin
Drainase
Menunjukkan lama dan seringnya tanah jenuh air atau menunjukkan
kecepatan meresapnya air dari permukaan tanah.
65
Drainase : -. Permukaan
-. Permukaan + penampang
· Porous
Air cepat sekali meresap kedalam tanah, tidak pernah
tergenang, pada tanah pasir / bertekstur kasar
· Tidak pernah tergenang (tetapi tidak porous)
Sebagian air hujan yang jatuh mengalir di permukaan, sebagian
kecil meresap ke dalam penampang, kandungan air optimal
bagi banyak tanaman; daerah berombah - bergelombangan
· Tergenang periodik
Air hujan lebat terlepas dari massa tanah,penampang periodik
dalam keadaan basah atau tergenang. Sering ditemui karatan
pada suatu lapisan; daerah landai atau berombak
-. Tergenang periodik setelah hujan :
Air hujan ditambah oleh massa tanah dan penampang
terlihat jenuh ntuk sementara waktu. Terdapat karatan
dilapisan bawah (80 cm) dari permukaan; daerah
landai atau daerah lereng bagian bawah.
-. Tergenang periodik :
Sebagian air hujan ditahan oleh massa tanah
sehingga paling lama sebulan dalam setahun secara
periodik tergenang; daerah datar atau daerah
cekungan.
-. Tergenang periodik 1 – 3 bulan
Kriteria di atas hanya waktunya 1 – 3 bulan
setahunnya. Karatan sampai lapisan atas.
-. Tergenang periodik 3 – 6 bulan
Kriteria di atas hanya waktunya 3 – 6 bulan
setahunnya. Karatan sampai lapisan atas.
-. Tergenang terus-menerus
Kriteria di atas hanya waktunya lebih dari 6 bulan
setahunnya. Karatan sampai lapisan atas.
66
Erosi
Pengikisan permukaan tanah oleh sesuatu kekuatan, sehingga buturan
tanah terangkat ke tempat lain.
Penyebabnya air atau angin
Hanya terjadi pada lereng lebih dari 30%
· Tidak ada erosi lapisan tanah atas masih utuh
· Erosi ringan lapisan tanah atas mulai terkikis < 10%
· Erosi sedang lapisan tanah atas terkikis 10 – 50%
· Erosi berat lapisan tanah atas terkikis 50 – 75%
· Erosi sangat berat lapisan tanah atas terkikis > 75% dan
lapisan tanah bawahnya juga ikut terkikis
Gambut
Gambut adalah tanah yang terbentuk dari bahan organik.
Diamati tingkat kematangannya.
· Fibrik
Gambut masih mentah, bila diperas tidak ada atau sedikit sekali
yang keluar dari sela-sela jari, yang keluar sebagian hanya air
dan yang tersisa pada tangan adalah gambut yang masih
terlihat bahan asalnya
· Humik
Gambut setengah matang, bila dipers hampir setengahnya
keluar seperti lumpur dan sebagian lagi tertinggal di genggaman
tangan berupa bahan yang belum begitu melapuk
· Saprik
Gambut telah matang, bila diperas sebagian besar atau
seluruhnya, gambut keluar di sela-sela jari berupa lumpur,
warnanya kecoklatan
Tingkat kematangan gambut diamati pada kedalaman ± 30 cm.
Tutupan batuan
Kerikil atau batu-batuan yang muncul dipermukaan tanah atau
penampang tanah.
67
· Sedikit bila < 25% luas permukaan atau penampang
tanah didominasi oleh batu-batuan.
· Sedang bila 25 – 50% luas permukaan tanah didominasi
batu-batuan
· Banyak bila > 50% luas permukaan tanah didominasi oleh
batu-batuan
Kegaraman
Adanya kandungan garam dalam tanah
Cirinya : adanya rasa asin pada tanah atau ada kerak putih yang
rasanya asin, atau tumbuhan indikator air asin (misalnya
Sonneratia, Avicenia, Acanthes)
· Sedikit
Tanah terasa asin tetapi belum timbul kerak garam pada waktu
tanah kering dan belum tampak seleksi tumbuhan alam.
Beberapa tumbuhan indikator air asin sudah ditemukan.
· Banyak
Tanah terasa asin, timbul kerak garam bila tanah kering an
sudah ada seleksi alam terhadap tumbuhan, jadi hanya
tumbuhan yang tahan air asin saja yang tumbuh di situ.
68