Professional Documents
Culture Documents
1. Bertanya
Bertanya (questioning) merupakan tehnik yang dapat mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaan dan pikirannya. Tehnik berikut sering digunakan pada tahap orientasi.
Pertanyaan fasilitatif (facilitative question) terjadi jika pada saat bertanya perawat sensitif
terhadap pikiran dan perasaan serta secara langsung berhubungan dengan masalah klien,
sedangkan pertanyaan nonfasilitatif (nonfacilitative question) adalah pertanyaan yang tidak
efektif karena memberikan pertanyaan yang tidak fokus pada masalah atau pembicaraan, bersifat
mengancam, dan tampak kurang pengertian terhadap klien (Gerald, D dalam Suryani, 2005).
Pertanyaan terbuka (open question) digunakan apabila perawat membutuhkan jawaban yang
banyak dari klien. Dengan pertanyaan terbuka, perawat mampu mendorong klien
mengekspresikan dirinya (Antai-Otong dalam Suryani, 2005).
Pertanyaan tertutup (closed question) digunakan ketika perawat membutuhkan jawaban yang
singkat.
Inapropriate quantity question yaitu pertanyaan yang kurang baik dari sisi jumlah pertanyaan,
yang mengakibatkan klien bingung dalam menjawab. Terlalu banyak pertanyaan merupakan
tindakan yang tidak tepat karena menimbulkan kebingungan klien untuk menjawab (Long, L
dalam Suryani, 2005).
Inapropriate quality question yaitu pertanyaan yang tidak baik diberikan pada klien dan biasanya
dimulai dengan kata “why” (mengapa). Why question ini dipertimbangkan tidak tepat karena :
a. Terkesan menginterogasi, sehingga klien merasa seolah-olah diintimidasi (Sturat, G.W dalam
Suryani, 2005). Hal ini bisa menghambat keterbukaan klien terhadap perawat.
b. Tidak akan dapat menggali perasaan klien yang sebenarnya karena why question mengiring
klien untuk menjawab secara rasional atau mengemukakan alasan dari suatu perbuatan atau
keadaan, bukan bagaimana perasaanya terhadap kejadian (Gerald, D dalam Suryani, 2005).
2. Mendengarkan
Keperawatan Jiwa
Minggu I
Mendengarkan (listening) merupakan dasar utama dalam komunikasi terapeutik (Keliat, Budi
Anna, 1992). Mendengarkan adalah proses aktif (Gerald, D dalam Suryani, 2005) dan
penerimaan informasi serta penelaahan reaksi seseorang terhadap pesan yang diterima (Hubson,
S dalam Suryani, 2005).
Selama mendengarkan, perawat harus mengikuti apa yang dibacakan klien dengan penuh
perhatian. Perawat memberikan tanggapan dengan tepat dan tidak memotong pembicaraan klien.
Tunjukkan perhatian bahwa perawat mempunyai waktu untuk mendengarkan (Purwanto, Heri,
1994).
3. Mengulang
Mengulang (restarting) yaitu mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk
menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien (Keliat,
Budi Anna, 1992). Restarting (pengulangan) merupakan suatu strategi yang mendukung listening
(Suryani, 2005).
4. Klarifikasi
Klarifikasi (clarification) adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang tidak jelas atau
meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya (Gerald, D dalam Suryani, 2005).
Pada saat klarifikasi, perawat tidak boleh menginterpretasikan apa yang dikatakan klien, juga
tidak boleh menambahkan informasi (Gerald, D dalam Suryani, 2005). Apabila perawat
menginterpretasikan pembicaraan klien, maka penilaiannya akan berdasarkan pandangan dan
perasaannya. Fokus utama klarifikasi adalah pada perasaan, karena pengertian terhadap perasaan
klien sangat penting dalam memahami klien.
5. Refleksi
Refleksi (reflection) adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan isi pembicaraan
kepada klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian perawat tentang apa yang
diucapkan klien dan menekankan empati, minat, dan penghargaan terhadap klien (Antai-Otong
dalam Suryani, 2005).
1. Refleksi visi, yaitu memvalidasi apa yang didengar. Klarifikasi ide yang diekspresikan klien
dengan pengertian perawat.
2. Refleksi perasaan, yaitu memberi respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan, agar
klien mengetahui dan menerima perasaanya.
Keperawatan Jiwa
Minggu I
b. Mengoreksi.
Ruginya adalah :
6. Memfokuskan
Memfokuskan (focusing) bertujuan memberi kesempatan kepada klien untuk membahas masalah
inti dan mengarahkan komunikasi klien pada pencapaian tujuan (Stuart, G.W dalam Suryani,
2005). Dengan demikian akan terhindar dari pembicaraan tanpa arah dan penggantian topik
pembicaraan. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengguanakan metode ini adalah usahakan
untuk tidak memutus pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah penting (Suryani, 2005).
7. Diam
Tehnik diam (silence) digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien sebelum menjawab
pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk
mengorganisasi pikiran masing-masing (Stuart & Sundeen dalam Suryani, 2005). Tehnik ini
memberikan waktu pada klien untuk berfikir dan menghayati, memperlambat tempo interaksi,
sambil perawat menyampaikan dukungan, pengertian, dan penerimaannya. Diam juga
memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan berguna pada saat klien
harus mengambil keputusan (Suryani, 2005).
8. Memberi Informasi
9. Menyimpulkan
Keperawatan Jiwa
Minggu I
1. Memfokuskan pada topik yang relevan
4. Membantu klien untuk dapat mengulang informasi dan membuat tambahan atau koreksi
terhadap informasi sebelumnya
Tehnik mengubah cara pandang (refarming) ini digunakan untuk memberikan cara pandang lain
sehingga klien tidak melihat sesuatu atau masalah dari aspek negatifnya saja (Gerald, D dalam
Suryani, 2005). Tehnik ini sangat bermanfaan terutama ketika klien berfikiran negatif terhadap
sesuatu, atau memandang sesuatu dari sisi negatifnya. Seorang perawat kadang memberikan
tanggapan yang kurang tepat ketika klien mengungkapkan masalah, misalnya menyatakan :
“sebenarnya apa yang anda pikirkan tidak seburuk itu kejadiannya”. Reframing akan membuat
klien mampu melihat apa yang dialaminya dari sisi positif (Gerald, D dalam Suryani, 2005)
sehingga memungkinkan klien untuk membuat perencanaan yang lebih baik dalam mengatasi
masalah yang dihadapinya.
11. Eksplorasi
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam masalah yang
dialami klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005) supaya masalah tersebut bisa diatasi. Tehnik
ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang
dialami klien.
Stuart G.W (1998) dalam Suryani (2005) menyatakan, membagi persepsi (sharing peception)
adalah meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan atau pikirkan. Tehnik ini
digunakan ketika perawat merasakan atau melihat ada perbedaan antara respos verbal dan
respons nonverbal klien.
Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan klien dan harus mampu manangkap
tema dari seluruh pembicaraan tersebut. Gunanya adalah untuk meningkatkan pengertian dan
menggali masalah penting (Stuart & Sadeen dalam Suryani, 2005). Tehnik ini sangat bermanfaat
pada tahap awal kerja untuk memfokuskan pembicaraan pada awal masalah yang benar-benar
dirasakan klien.
14. Humor
Keperawatan Jiwa
Minggu I
Humor bisa mempunyai beberapa fungsi dalam hubungan terapeutik. Florence Nightingale
dalam Anonymous (1999) dalam Suryani (2005) pernah mengatakan suatu pengalaman pahit
sangat baik ditangani dengan humor. Humor dapat meningkatkan kesadaran mental dan
kreativitas, serta menurunkan tekanan darah dan nadi.
1. Pada saat klien mengalami kecemasan ringan sampai sedang, humor mungkin bisa
menurunkan kecemasan klien.
Keperawatan Jiwa
Minggu I