Professional Documents
Culture Documents
ATOM
BERELEKTRON BANYAK
SPIN ELEKTRON
Teori Atom yang sudah dijelaskan didepan,tidak
bisa menjelaskan beberapa hal berikut
Banyak garis spektrum yang sebenarnya terdiri dari 2
grs terpisah (struktur halus), misal transisi antara n=3
dan n=2 pada deret Balmer dari atom hidrogen
- Ramalan teoritis garis tunggal :
λ 6563 A
- Kenyataan 2 garis berjarak 1,4 A
Efek Zeeman Normal (nomalous zeeman
effect)
S
Arah
medan
magnet
Momen N
Magnet
Spin elektron berperilaku sama seperti
momentum sudut orbital
Momentum sudut spin
1
S s(s 1) , s
2
Komponen momentum
sudut spin & momen magnetik
e
SZ mS & μS S
m
e
Bilangan kuantum spin (+1/2 μ SZ
dan -1/2)
2m
Bilangan kuantum spin ini berhubungan dengan
postulat Wolfgang pauli (1900-1958) yang menyata-
kan bahwa suatu elektron didalam atom tidak boleh
memiliki 4 bilangan kuantum (n,l,ml,ms) yang sama.
Elektron dalam orbital yang sama akan dapat
memiliki nilai n, l, dan m yang sama, sehingga untuk
nilai bilangan kuatum yang keempat yaitu bilangan
kuantum spin tidak boleh sama.
Karena hanya ada 2 nilai ms, maka satu orbital
maksimal hanya bisa diisi oleh dua elektron dengan
dua arah putaran yang berlawanan.
Eksperimen Stern-Gerlach
Hasil Percobaan :
l=1 4 titik
l=0 2 titik : untuk l=0 L=0 tidak ada momen magnet
(ternyata atom masih mempunyai momen magnet)
2l+1=2 l=1/2
(tdk mungkin, karena persamaan
Schrodinger membatasi l=0,1,2…(n-1)
Pemecahan dilema ini memerlukan
pengenalan momentum sudut spin
Hal ini dapat dijelaskan melalui interaksi
magnetik antara momentum sudut spin dan
orbit elektron atom (Kopling Spin-Orbit)
Kopling Spin-Orbit
S B
i
v μS
r
L + ze
-e -e
+ ze r
S
v
(a) (b)
μ0i μ0 e e
B , i
2r 2r T T
μ 0 ev 2r
B , T
2r 2 r v
ΔE
μ 0 ev
2
μB
2πr
n
Karena L mvr n v
mr
0e 2 2n
maka E
4m 2 r 3
Jari2 orbit electron atom hydrogen
4 0 2 2
rn 2
n
me
0 e 2 2 n m 3e 6 1
E
4m 2 (4 0 ) 3 6 n 6
0 me 8
1
3 4 5
256 0
4
n
Dengan menggunakan hubungan
e2 1
c 1/ 0 0
2
dan E (mc ) 5
2 4
4 0 c n
= 1/137 : tetapan struktur halus
Sebagai contoh deret1 Lyman :
Hasil pengamatan: E = 4,54.10-5 eV
Penyelesaian :
Medan magnet di pusat lingkaran
μ0i μ0 e μ0 ef f ~ frekwensi
B
2r 2r T 2r
r n 2 a 0 = 4a 0 = 4.5,292.10-11m = 2,1.10-10 m
v e
f 8,4.10 dt , dimana v
14
2r 4 0 mr
1. Aturan Aufbau :
Elektron akan menempati subkulit dimulai dari subkulit
dengan tingkat energi terendah.
2. Larangan Paulli :
Tidak ada 2 elektron dalam satu atom yang mempunya
bilangan kwantum yang sama (n, l, ml dan ms).
3. Aturan Hund :
Bila electron mengisi orbital yang setingkat maka electron
tidak membentuk pasangan terlebih dahulu sebelum
masing-masing orbital terisi sebuah elektron
Aturan Aufbau
Kecenderungan
Kecenderungan
Pengisian
Pengisianelektron
elektron
Energi elektron pada kulit tertentu, msh bergantung pada bil. kuantum l
(walaupun kebergantungannya tdk begitu besar.
Elektron pada masing2 kulit bertambah energinya jika l bertambah besar.
Larangan Paulli
- 2He e1 : (1, 0, 0, ½)
e2 : (1, 0, 0, -½)
- 3Li e1 : (1, 0, 0, ½)
1s2, 2s1,2p1
e2 : (1, 0, 0, -½)
e3 : (2, 1, 0, ½) atau (2, 1, 0, -½)
.
•Kedua contoh konfigurasi elektron ini tdk melanggar aturan Pauli,
kan……?
•Tetapi melanggar fakta riel sifat unsur, misal sifat fisika / kimia yang
sangat ditentukan oleh elektron valensi
ATURAN HUND
Electron configuration diagrams from H to
Ne
Prinsip larangan Pauli membatasi banyaknya
elektron yg dpt menempati sub kulit tertentu
Sub kulit bercirikan n dan l, dengan
l = 0, 1, 2, 3, 4, ……, (n-1)
Jumlah max. elektron setiap sub kulit : 2(2l+1)
Jumlah max. elektron dlm kulit n : 2n2
Kulit atau sub kulit atom yang berisi penuh
(max) elektron Tertutup
Momentum sudut orbital total dan spin total
dalam sub kulit tertutup adalah nol
momen magnet = 0
tdk menarik elektron lain
elektronnya tdk mudah tertarik
Atom yang spt ini bersifat kimiawi pasif
(seperti pada gas mulia : mempunyai
konfigurasi elektron tertutup)
Elektron dalam kulit tertutup terikat kuat
Xe 131 Br80
35
54
4Be 9
Energi Ionisasi sebagai Fungsi dari Atom
Energi Ionisasi
Didefinisikan sebagai energi yang dibutuhkan
oleh atom agar elektron yang tarikannya
paling kecil dapat dipisahkan secara
sempurna
Mg(g) Mg+(g) + e- I1 = 7,65 eV
Mg+(g) Mg2+(g) + e- I2 = 15,04 eV
1 eV = 96,49 kJ/mol
Energi ionisasi yang terletak pada periode
ketiga (gambar dibawah)
Semakin rendah energi ionisasi unsur akan
semakin bersifat logam
Tabel Periodik (Berkala)
Konfigura
Subkulit Elektron
No. Atom si Kulit Terluar
Unsur Terakhir Valensi
Elektron
Konfigurasi Subkulit
Unsu No. Atom Elektron Valensi Kulit Terluar
Elektron Terakhir
r
H 1 1s2 1s1 1 1
Na
Li
Elektronegatifitas
Elektronegatifitas merupakan suatu ukuran yang
memberikan kemampuan suatu atom dalam bersaing
mendapatkan elektron
Sebagai patokan kasar, logam mempunyai
elektronegatifitas kurang dari 2, metaloid kira-kira sama
dengan 2 dan bukan logam lebih besar dari 2
Afinitas Elektron
Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral
apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion
negatif. Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin
mudah atom tersebut menerima/menarik elektron dan
semakin reaktif pula unsurnya.
Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas
elektronnya semakin kecil.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas
elektronnya semakin besar.
Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda
negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA. Afinitas elektron
terbesar dimiliki golongan VIIA.
Sifat Atom dan Tabel Berkala
Sebuah Ringkasan
Latihan (Tugas / PR) :
1. Bila electron menempati bilangan kwantum 5,2,-1, ½. Tentukan notasi
sub kulit dan letak unsur dalam system Periodik.
9. Jelaskan :
a). Mengapa pada umumnya energi sub kulit 4s sedikit lebih rendah dari
sub kulit 3d
b). Mengapa tembaga mempunyai konduktivitas listrik yang tinggi
Momentum Sudut Total
Setiap elektron dalam sebuah atom
mempunyai
Momentum sudut orbital L tertentu
Momentum sudut spin S tertentu
L.S=1/2[j(j+1)-l(l+1)-s(s+1)]h2
Kopling L.S (banyak-elektron)
J.J=J2
=(L+S).(L+S)
=L.L+2L.S+S.S
=L2+2L.S+S2
J(J+1)h2=L(L+1)h2+2L.S+S(S+1)h2
L.S=1/2[J(J+1)-L(L+1)-S(S+1)]h2
J= [J(J+1)]1/2h,
dengan kemungkinn bil kuantum J :
J=(L+S),(L+S-1),…,(L-S+1), (L-S)
Komponen dalam arah z : Jz=MJh
Besar momentum sudut orbital: L=[L(L+1)]1/2h
Komponen z dari L : Lz=MLh
Besar momentum sudut spin : S=[S(S+1)]1/2h
Komponen z dari S : Sz=Msh
M m
L i li
M
S
ms
i i
M
J
M M
L S