Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
Skripsi telah disetujui untuk diajukan panitia penguji skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan PJKR
Iv iv 1 2 3 4 5 6 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Iv iv iv
SARI
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyeleesaikan skripsi ini dengan baik.
skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,
1. Dekan FIK UNNES yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
2. Ketua jurusan PJKR FIK UNNES yang telah memberikan dorongan dan
3. Drs. Uen Hartiwan, M.pd selaku pembimbing utama yang telah memberikan
5. Bapak dan ibu dosen serta semua staf tata usaha FIK UNNES yang telah
menyelesaikan skripsi.
kurang, sehingga penulisan skripsi juga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
membantu saya.
Vous Camp.
5. Almamater UNNES.
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN....................................................................................... i
SARI ................................................................................................................ ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Permasalahan ........................................................................... 7
1.3 Penegasan Istilah ..................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 8
1.5 Manfaat penelitian ................................................................... 9
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ........................................ 10
2.1 Landasan Teori ......................................................................... 10
2.1.1 Minat .................................................................................... 10
2.1.2 Landasan Ilmiah Pendidikan Jasmani ................................... 17
2.1.3 Konsep Belajar dan Mengajar............................................... 21
2.1.4 Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Hasil Belajar........ 32
2.2 Hipotesis .................................................................................... 33
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 34
3.1 Populasi .................................................................................... 34
3.2 Sampel ...................................................................................... 34
3.3 Variabel Penelitian ................................................................... 35
5.2 Saran.......................................................................................... 54
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. Koefisien Korelasi Minat Belajar Penjas Dengan Hasil Belajar Penjas 51
Tabel 3. Koefisien Regresi Minat Belajar Penjas Dengan Hasil Belajar Penjas 52
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 7. Bagan Bobot Persentase Skor Tiap-tiap Aspek Minat Belajar ..... 49
Halaman
Lampiran 1. Surat usulan penetapan pembimbing .......................................... 61
Lampiran 2. . Surat keputusan penetapan pembimbing ……………………. . .62
Lampiran 3. . Surat permohonan ijin penelitian ............................................. 63
Lampiran 4. Surat keterangan pelaksanaan penelitian .................................... .64
Lampiran 5. Kisi-kisi instrume penelitian angket minat belajar mengikuti
pelajaran penjas................................................................................................ 64
Lampiran 6. Uji coba instrumen angket minat belajar siswa mengikuti
Pelajaran penjas................................................................................................ 68
Lampiran 7. Hasil uji coba angket minat belajar siswa mengikuti pelajaran
Penjas .............................................................................................................. 74
Lampiran 8. Analisis validitas dan reliabilitas angket peelitian ......................76
Lampiran 9. Contoh perhitungan reliabilitas .................................................. 78
Lampiran 10 Contoh perhitungan Validitas .................................................... 79
Lampiran 11. kisi-kisi instrumen penelitian angket minat belajar siswa
mengikuti pelajaran penjas .............................................................................. 80
Lampiran 12. Instrumen angket minat belajar siswa.........................................81
Lampiran 13. Data hasil penelitian ................................................................ 85
Lampiran 14. Dokumentasi penelitian .............................................................104
BAB I
PENDAHULUAN
dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi
lain yang berisi jasmani itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan
1
bagian dari pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang
jasmani yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan tempo
keterampilan yang tidak perlu terlalu cepat, terlalu halus, dan sempurna atau
yang lain karena hasil pendidikan dari pengalaman jasmani tidak terbatas pada
seutuhnya.
2
Namun demikian pelaksanaan pendidikan jasmani di Indonesia terasa
masih belum cukup memuaskan apa bila dibandingkan dengan mata pelajaran
yang lain atau dibandingkan dengan perannya sebagai bagian dari pendidikan
e. Minat belajar siswa itu sendiri juga bisa merupakan masalah keadaan
siswa, sehingga siswa memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu belajar
3
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk
kebiasaan dan pengetahuan awal diduga juga mempunyai andil yang cukup
besar dalam menentukan keberhasilan siswa, begitu juga dengan minat siswa itu
sendiri, karena dengan adanya minat seseorang dalam melakukan suatu kegiatan
akhir kegiatan dia akan merasakan manfaat akan apa yang sudah dilakukan.
Kecuali hal-hal yang disebutkan diatas, ada atau tidaknya hambatan dalam
Pelajaran penjas merupakan salah satu mata pelajaran dari sekolah yang
mulai diajarkan pada sekolah dasar sampai sekolah menengah umum bahkan
secara khusus, tetapi secara tidak langsung mereka telah mengenal dan
pelajaran penjas sudah tidak asing lagi karena mereka telah memperoleh
pengetahuan dasar tentang pelajaran penjas dengan baik, maka tidak sedikit
penjas.
4
Dengan berdasarkan pemikiran di atas maka prestasi belajar penjas perlu
adanya penataan dari berbagai segi antara lain dalam kaitannya dengan
pengetahuan dasar siswa, cara belajar siswa dan juga kesiapan yang
aktivitas dan hasil belajar yang maksimal merupakan sebagian tugas pengajar.
Tetapi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan
siswa adalah minat belajar siswa. Minat belajar merupakan masalah anak didik
yang diterima baik disekolah maupun dirumah. Minat juga merupakan keadaan
psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa.
hasilnya akan lebih baik. Sebaliknya bila tidak berminat jangan diharapkan akan
berhasil baik dalam mempelajari hal tersebut (Tim Pengembangan MKDK IKIP
Semarang,1989:150).
melaksanakan kegiatan itu. Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu
5
kegiatan harus ada rasa minat terlebih dahulu didalam diri seseorang.
Disamping itu minat siswa sangat diperlukan untuk menunjang jalannya proses
tidak semua siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) kota Pekalongan aktif
yang kurang serius dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, bahkan ada
pendidikan jasmani.
merupakan salah satu faktor penyebab terhadap ketidak aktifan sebagian besar
siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, ini berarti minat siswa
pendidikan jasmani dikategorikan masih rendah. Ada indikasi lain yang dapat
jasmani diantaranya dari sarana dan prasarana yang terbatas, dari siswa sendiri
dari pihak guru pendidikan jasmani yang terlalu otoriter dalam mengajar.
Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu
6
Penyebab kurangnya minat belajar pendidikan jasmani dapat ditinjau
hanya dari satu segi saja yaitu berapa banyak bahan pelajaran yang akan
belajar. Aktivitas belajar penjas juga berbeda-beda, hal ini disebabkan karena
juga akan semakin bagus. Belajar pendidikan jasmani akan terjadi dengan
lancar apabila belajar itu dilakukan dengan kontinyu. Dengan aktivitas belajar
belajar yang optimal sangat diperlukan oleh anak didik dalam usahanya untuk
semacam itu, sehingga perlu adanya penelitian yang cermat untuk mengungkap
fakta apa adanya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
7
apakah ada pengaruhnya minat belajar siswa pada pelajaran penjas terhadap
hasil belajar siswa pada pelajaran penjas siswa Madrasah Aliyah Negeri kota
bagi berbagai pihak yang terkait, terutama berkenaan dengan minat belajar
“Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar penjas siswa Madrasah Aliyah
I.2 Permasalahan
1.2.1 Apakah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar penjas siswa
1.2.2 Berapa besar pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar penjas siswa
1.3.1 Pengaruh
Pengaruh mempunyai pengertian bahwa ada keterkaitan atau hal yang dapat
8
1.3.2 Minat
tretarik pada bidang yang ditekuni dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang tersebut. Minat mengikuti penjas yang dimaksud dalam penelitian ini
pelajaran penjas.
Hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai melalui suatu usaha dengan
membuktikan bahwa siswa telah menyerap atau menguasai materi yang telah
merupakan hasil yang diperoleh selama proses belajar, baik teori maupun
1.4.1 Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar
1.4.2 Untuk mengetahui berapa besar pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar
9
I.5 Manfaat Penelitian
berikut :
terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran penjas dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
1.5.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak
pelajaran penjas.
1.5.3 Agar siswa lebih meningkatkan minat belajarnya bukan hanya pada
pelajaran penjas saja, tetapi juga pada mata pelajaran yang lainnya.
10
BAB II
2.1.1 Minat
ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk
mencapai tujuan. Di dalam belajar banyak siswa yang kurang berminat dan
seseorang akan dapat menentukan aktivitas apa saja yang dipilihnya dan akan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri
baginya. Sehingga siswa segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan
dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah
merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang
11
untuk memenuhi kebutuhannya, maka minat harus ada dalam diri seseorang,
sebab minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian
b. Menurut Crow and Crow dalam bukunya Abd. Rachman Abror (1935:135) “
Minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong
kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan “.
c. Menurut Drs. Slameto (2003:180) “ minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh “.
yang terarah kepada suatu obyek tertentu yang dinyatakan dalam berbagai
tindakan, karena adanya suatu perhatian dan perasaan tertarik pada obyek.
12
terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari
seseorang mempelajarinya.
perlakuan yang luas sehingga ciri-ciri dan minat anak tergambar lebih terinci
dan faktual, sesuai dengan usia dan kedewasaan mereka. Dengan demikian ciri-
minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang
relatif menetap pada diri sesorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
maka siswa tersebut akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang
olahraga.
kecepatan dan ragam kegiatan yang akhirnya akan mendapatkan hasil yang
pendekatan yang telah terbiasa yaitu pilihan kegiatan berdasarkan anjuran guru
13
pandangan siswa, karena kalau berdasarkan anjuran dari guru seolah-olah
1. Minat Primitif
kebutuhan makan, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini
2 Minat Kultural
Minat kultural disebut juga minat sosial yaitu berasal atau diperoleh
dari proses belajar. Jadi kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada
minat primitif.
1. Sikap
2. Kemauan
3. Ketertarikan
4. Dorongan
5. Ketekunan
6. Perhatian
14
(Abd. Rachman Abror, 1989)
malainkan dengan tindakan atau perbuatan yaitu ikut serta berperan aktif
15
kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat
Apa bila ada individu mempunyai minat terhadap suatu obyek atau
atau laporan.
hari.
12. Carilah pengajar atau guru yang dapat mengevaluasi hasil belajar.
(Y.B Sudarmanto,1993:4)
16
Menurut Crow and Crow minat terhadap suatu obyek atau aktivitas
1. Pembawaan
yang direaksi, sedikit banyak akan timbul minat terhadap obyek tertentu
tentang sesuatu bidang. Tetapi karena hasil dari latihan kebiasaan dapat
17
2. Kebutuhan
3. Kewajiban
sesuatu itu harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan. Bagi orang
4. Suasana Jiwa
5. Suasana Disekitar
18
besar dan kuat kemungkinan minat kita terhadap obyek tersebut cukup
besar, sedangkan apa bila obyek itu hanya memberikan perangsang yang
merupakan satu kesatuan yang utuh (Holistik) yang mengandung arti bahwa
jiwa dan raga merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan satu
19
2.1.2.1 Aktivitas Jasmani
Aktivitas jasmani dapat kita telusuri dari beberapa sudut pandang yang
Sport Psikologi, Sport Pedagogi, Sport Sosiologi, Sport History, dan Sport
Philisopy.
jasmani adalah kata sifat yang berasal dari kata jasad yang berarti tubuh atau
20
badan. Dengan pandangan ini maka pendidikan jasmani berkaitan dengan
pengajaran dalam latihan jasmani atau sebagai pengajaran gerak. Isi dari
dengan benda-benda, dengan orang lain dan dengan dirinya sendiri maka
1. Pembentukan Gerak
irama.
21
d. Memiliki keyakinan gerak dan mengembangkan perasaan sikap.
pengalaman gerak.
2. Pembentukan Prestasi
ketangkasan-ketangkasan.
sendiri).
c. Penguasaan emosi.
e. Meningkatkan sikap tepat terhadap nilai yang nyata dari tingkat dan
dalam olahraga.
3. Pembentukan Sosial
bersama.
22
d. Belajar bertanggung jawab terhadap yang lain, memberi pertolongan,
4. Pertumbuhan Badan
kesiap siagaan).
ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, sebab gerak adalah
dasar untuk belajar mengenal dunia dan diri sendiri. Akhirnya perlu
23
2.1.3. Konsep Belajar dan Mengajar
Bila terjadi proses belajar mengajar, maka bersama itu pula terjadi
proses belajar. Kalau sudah terjadi suatu proses atau saling berinteraksi antara
yang mengajar dan yang belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang
unik, sebab secara sengaja atau tidak sengaja masing-masing pihak berada
dalam suasana belajar. Perlu ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan
terjadi suatu proses belajar mengajar baik sengaja maupun tidak disengaja,
disadari atau tidak disadari. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh
suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah
tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang
maksimal maka proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar serta
pengajar dan siswa sebagai subyek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi
tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan sikap dan tata nilai serta sifat-sifat
pribadi, agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
langkah dan tahap-tahap tertentu, sehingga dapat mencapai suatu hasil belajar
yang diinginkan. Hasil belajar tersebut dapat diamati dalam tingkah laku orang
yang belajar itu. Ada pengertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat secara
mikro maupun secara makro, dilihat dalam arti luas maupun terbatas atau
24
khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan
kepribadian seutuhnya. Releven dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar
berubah “. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah
tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-
individu yang belajar. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu
pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan
tentang sejumlah kemampuan yang dapat dialihkan dari belajar tingkat rendah
25
ke belajar tingkat yang lebih tinggi. Belajar tingkat rendah merupakan dasar
mula dikuasai adalah kemampuan sederhana dan masih umum makin lama
perbuatan belajar meningkat pada yang lebih khusus dan kemudian menuju
Pertanyaan pokok yang timbul kepada kita adalah apa manfaatnya kita
mengajar.
tergantung pada penguasaan belajar yang rendah. Belajar aturan atau prinsip
hanya berhasil apa bila konsep-konsep yang relevan dengan prinsip yang
c. Tingkatan belajar yang demikian mempunyai arti penting bagi siswa dalam
tinggi tingkatannya.
26
d. Tingkatan perbuatan belajar berhubungan erat dengan kondisi-kondisi
kebiasaan siswa menyapa orang tua, guru, teman dengan selamat pagi ?.
dan diperoleh melalui proses belajar, cara tersebut bersifat tetap, seragam
dan otomatis. Kebiasaan demikian tidak kita peroleh dengan begitu saja
tetapi diperoleh dengan latihan berulang kali sehingga menjadi sesuatu yang
kegiatan otot yang digerakkan oleh sistem syaraf dapat dikategorikan dalam
perhatian khusus.
27
b. Kebiasaan merupakan cara bertindak yang sama atau seragam, sedang
diperlukan.
akan sangat menentukan apakah ketrampilan itu akan dikuasai secara tepat dan
baik atau tidak. Bahwa perbuatan belajar dalam ketrampilan merupakan suatu
gerakan-gerakan.
diingat sesuai dengan tujuan pembelajaran itu dirumuskan secara jelas dan baik.
Belum tentu hasil pengajaran yang diperoleh mesti optimal karena hasil yang
belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari masalah yang menentukan
bukan metode atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran, bukan kolot
28
pengajaran. Semua itu mungkin penting artinya, tetapi tidak merupakan
pertimbangan akhir, karena itu hanya berkaitan dengan “alat“ bukan “tujuan“
“hasil“ itu pun harus secara cermat dan tepat yaitu dengan memperhatikan
proses yang tidak baik atau benar. Mungkin hasil yang dicapainya pun tidak
akan baik, atau kalau boleh dikatakan hasil itu adalah hasil semu.
ciri-ciri :
a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
Kalau hasil pengajaran itu tidak tahan lama dan cepat menghilang maka
proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian
29
belajar secara baik, maka guru sebagai pengajar harus berperan sebagai
organisator yang baik pula. Perlu ditambahkan, bagi seorang guru atau pengajar
bukan suatu yang berlangsung secara mekanis belaka, tidak sekedar rutinisme.
khas sifatnya dari yang dikatakan belajar penuh makna. Belajar yang penuh
Belajar memiliki makna yang penuh, dalam arti siswa atau subyek belajar,
30
4. Hasil belajar itu tidak terikat pada situasi ditempat, tetapi dapat juga
dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
1. Faktor-Faktor Intern
a. Faktor Jasmaniah
1) Faktor Kesehatan
serta tubuhnya.
31
2) Cacat Tubuh
b. Faktor Psikologis
1) Inteligensi
2) Perhatian
32
3) Minat
dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
4) Bakat
5) Motif
menunjang belajar.
6) Kematangan
akan lebih berhasil dari pada anak yang belum siap (matang).
33
c. Faktor Kelelahan
2. Faktor-Faktor Ekstern
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat.
a. Faktor Keluarga
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumag
b. Faktor Sekolah
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
rumah.
34
c. Faktor Masyarakat
Berdasarkan teori di atas, jelaslah bagi kita bahwa minat dapat berperan
sebagai pendorong bagi siswa untuk memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini
siswa yang mempunyai minat yang kuat dalam belajar dapat dikenali dari
rendah juga mudah dikenali dar tingkah laku yang tidak sungguh-sungguh,
belajarnya yang pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa minat belajar penjas
berhubungan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran penjas. Karena
semakin tinggi minat belajar siswa, maka akan semakin tinggi pula gairah
akhirnya semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa terrsebut.
perhatian siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru dihadapkan terutama
dengan penemuan minat sesudah diperoleh pada suatu tingkat belajar, sehingga
35
dia dapat merencanakan pelajarannya untuk menemukan tingkat perbedaan
melanjutkan studinya.
minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar
siswa. Jadi efektif faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam
anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap
36
B. Hipotesis
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi
meneliti semua elemen yang ada. Populasi dalam penelitian ini adalah
3.2 Sampel
38
Tabel 2. Jumlah Sampel
dianggap sama. Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada
Sedangkan cara yang digunakan adalah dengan cara undian, karena bagi
Cara undiannya yaitu pada kertas kecil-kecil kita tuliskan subyek, satu
nomor untuk tiap kertas sesuai dengan jumlah siswa di kelas, kemudian
kertas ini kita gulung dengan tanpa prasangka, setelah itu kita mengambil
gulungan kertas satu persatu sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan. Nomor yang tertera pada kertas yang terambil itu kemudian
kelas. Anak itulah yang menjadi subyek sampel penelitian. Jadi dalam
39
peneliti tiap kelasnya yaitu jumlah sampel siswa tiap sekolah dibagi
terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
objek atau gejala-gejala dalam penelitian yang bebas dan tidak tergantung
dengan hal-hal lain dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat adalah
1. Variabel bebas (X) yakni : minat belajar siswa pada pelajaran penjas.
2. Variabel terikat (Y) yakni : hasil belajar siswa pada pelajaran penjas.
40
Metode angket ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat
tentang keadaannya sendiri. Dalam hal ini angket yang digunakan adalah
b. Metode Dokumentasi
penelitian.
41
belajar siswa mengikuti mata pelajaran penjas yang berupa angket.
Sedangkan untuk instrumen hasil belajar siswa diperoleh dari nilai raport.
1. Validitas Item
yaitu :
Ν = Jumlah subyek
2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,27,28
42
0,361 untuk α = 5% dengan N = 30 dan terdapat 3 butir angket yang
tidak valid yaitu nomor 1,26,35 karena memiliki harga гxy < r tabel =
rxy dihitung lebih besar dari r tabel, maka dikatakan item soal atau
2 Reliabilitas angket
σ σ
⎡ κ ⎤⎡ Σ b ⎤
ΓΧ = ⎢ ⎥ ⎢1 − σt 2 ⎥
⎣κ − Ι ⎦ ⎣ ⎦
Dimana :
rΧ = Reliabilitas
43
σt 2 = Varians total
Σ(Χ )
2
Σ (Χ ) −
2
σ2 = Ν
Ν
keterangan =
N = Jumlah responden
(Suharsimi arikunto,2002)
diperoleh rtabel = 0,361 maka harga r11 > r tabel dengan demikian dapat
dari 40 butir soal hanya 37 butir soal yang valid dan reliabel, sehingga
penelitian. Untuk yang ketiga soal dinyatakan in-valid karena r11 <
44
3.6 Metode Analisis Data
diteliti, untuk itu apabila semua data sudah terkumpul, maka langkah
selanjutnya adalah mengolah data dari hasil tersebut untuk memperoleh suatu
penelitian, yang terdiri dari tingkat kesegaran jasmani, minat belajar, dan hasil
n
%= x 100%
N
Keterangan :
45
3.6.2 Analisis Regresi
ada tidaknya pengaruh minat belajar siswa pada pelajaran penjas terhadap hasil
46
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 1986. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV.
Rajawali.
47
Pembimbing I Pembimbing II
48
BAB IV
penyebaran angket seperti terlampir diperoleh rata-rata skor sebesar 104,5 dengan
bobot persentase 73,21% dan termasuk kategori baik. Ditinjau dari pernyataan
masing-masing siswa tentang minat belajarnya diperoleh hasil seperti disajikan pada
gambar 1 berikut :
Gambar 1
bahwa terdapat 10,90% siswa yang memiliki minat belajar dalam kategori sangat
baik, 75,00% memiliki minat belajar dalam kategori baik, 14,10% dalam kategori
cukup baik dan tidak ada satupun siswa yang memiliki minat belajar kurang baik.
Dengan demikian menunjukkan bahwa minat belajar Penjas siswa Madrasah Aliyah
Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006 secara umum adalah baik.
1. Sikap
siswa pada mata pelajaran Penjas sebesar 19,1 dengan persentase 79,45% dan
termasuk kategori baik. Dilihat dari sikap masing-masing siswa pada pelajaran
Gambar 2
Distribusi Sikap Siswa pada Pelajaran Penjas
44
yang memiliki sikap pada pelanajaran Penjas yang sangat baik, 63,78% dalam
kategori baik, 5,77% dalam kategori cukup baik dan 0,64% dalam kategori
kurang baik. Dengan demikian menunjukkan bahwa sikap siswa Madrasah Aliyah
Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006 pada pelajaran Penjas secara
2. Kemauan
kemauan siswa dalam belajar Penjas sebesar 33,6 dengan persentase 76,25% dan
Gambar 3
kemauan belajar Penjas dalam kategori sangat baik, 61,54% siswa dalam kategori
45
baik, 20,83% siswa dalam kategori cukup baik dan 1,28% siswa dalam kategori
3. Ketertarikan
ketertarikan siswa pada belajar Penjas sebesar 27,6 dengan persentase 68,89%
dan termasuk kategori baik. Dilihat dari ketertarikan masing-masing siswa pada
Gambar 4
yang memiliki ketertarikan pada mata pelajaran Penjas dalam kategori sangat
baik, 51,28% dalam kategori baik, 25,96% dalam kategori cukup baik dan 10,
46
2005/2006 pada pelajaran Penjas secara umum dapat dinyatakan sudah baik.
4. Dorongan
dororang belajar Penjas siswa sebesar 20,1 dengan persentase 71,77%. Dilihat
Gambar 5
23,08% siswa memiliki dorongan dalam belajar Penjas yang termasuk kategori
sangat baik, 69,55% termasuk kategori baik, dan 7,37% termasuk kategori cukup
Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006 dalam belajar Penjas secara
5. Ketekunan
ketekunan siswa dalam belajaran Penjas sebesar 8,1 dengan persentase 67,36%
Gambar 6
siswa yang memiliki ketekunan dalam belajar Penjas yang masuk kategori sangat
baik, 73,08% masuk kategori baik, 19,23% masuk kategori cukup baik dan 1,60%
Berdasarkan hasil analisis tiap faktor minat belajar siswa Madrasah Aliyah
Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006 dalam mata pelajaran Penjas
yang telah disajikan di atas dapat dijelaskan bahwa fakor yang paling dominan dalam
menunjang tingginya minat belajr siswa adalah fakor sikap (79,45%), kemudian
dan yang terakhir adalah faktor ketekunan (67,36%) yang seluruhnya telah masuk
dalam kategori baik. Lebih jelasnya hasil penelitian dari tiap faktor minat belajar
Gambar 7
Bagan Bobot Persentase Skor Tiap-tiap Aspek Minat Belajar
Keterangan :
F-1 : Sikap F-3 : Ketertarikan F-5 : Ketekunan
F-2 : Ketekunan F-4 : Dorongan
Hasil belajar Penjas siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Pekalongan tahun
pelajaran 2005/2006 berdasarkan nilai raport diperoleh rata-rata sebesar 7,0 dan
49
termasuk kategori baik. Lebih jelasnya berikut ini disajikan hasil belajar dari masing-
Tabel 1
Kota Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006 dapat dilihat pada gambar 8 berikut ini.
Gambar 8
siswa (0,32%) yang mempunyai hasil belajar sangat baik, 258 siswa (82,69%) yang
memiliki hasil belajar baik dan 53 siswa (10,99%) yang memiliki hasil belajar cuup
baik. Dengan demikian sacara umum dapat dijelaskan bahwa hasil belajar penjas
siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006 tersebut
Guna mengetahui ada tidaknya pengaruh antara minat belajar siswa pada
pelajaran penjas terhadap hasil belajar penjas siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota
Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006 maka dilakukan analisis data dengan analisis
regresi dengan hasil seperti disajikan pada output SPSS berikut ini.
Tabel 2.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 7 di atas maka, bentuk penaruh antara
minat belajar siswa pada pelajaran penjas terhadap hasil belajar penjas dapat
dilakukan dengan uji F dan diperoleh Fhitung = 205,751> Ftabel = 3,87. Hal ini berarti
51
minat belajar siswa pada pelajaran penjas terhadap hasil belajar Penjas siswa
Dari hasil analisis diperoleh pula koefisien korelasi antara minat belajar siswa pada
pelajaran penjas terhadap hasil belajar Penjas seperti disajikan pada output SPSS
berikut ini.
Tabel 3
antara minat belajar dengan hasil belajar penjas sebesar 0,632. Uji keberatian
koefisien korelasi tersebut dilakukan dengan cara mengkonsultasi harga rhitung dengan
korelasi tersebut lebih besar dari rtabel, berarti koefisien korelasi tersebut signifikan.
Harga koefisien korelasi sebesar 0,632 menunjukkan bahwa hubungan antara minat
Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh minat belajar siswa
pada pelajaran penjas terhadap hasil belajar penjas dapat diketahui dari harga
diperoleh harga R2 = 0,399. Dengan demikian besarnya pengaruh minat belajar penjas
adalah 39,9% dan selebihnya hasil belajar penjas siswa dipengaruhi oleh faktor lain
4.2 Pembahasan
Dengan minat yang tinggi, siswa akan terdorong untuk bekerja mencapai
sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan
manfaatnya. Bagi siswa, minat ini sangat penting karena dapat menggerakkan
perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan,
kesulitan serta menanggung resiko dalam studinya. Minat dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar minat dan motivasinya akan
minatnya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, serta giat membaca
Sebaliknya mereka yang minatnya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa,
perhatiannya tidak tertuju pada mata pelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami
memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.
penjas siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006
tersebut telah baik. Dari kelima faktor pendukung menunjukkan bahwa faktor sikap
menjadi pendukung tingginya minat yang paling besar sedangkan faktor ketekunan
Baiknya minat siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Pekalongan pada mata
pelajaran penjas ternyata berdampak poditif terhadap hasil belajar yang dicapainya.
Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi yang memperoleh Fhitung = 205,751>
53
setiap terjadi kenaikan minat belajar penjas sebesar 1 satuan, maka akan diikuti pula
dengan meningkatnya hasil belajar penjas sebesar 0,2599 satuan pada konstanta 4,136
dan sebaliknya setiap terjadi penurunan minat belajar pemjas sebesar 1 satuan, maka
akan diikuti pula dengan menurutnya hasil belajar penjas sebesar 0,2599 satuan pada
konstanta 4,136. Dengan kata lain untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi
Besarnya pengaruh minat belajar penjas terhadap hasil belajar penjas cukup
besar yaitu 39,9%. Dengan demikian Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya,
sehingga siswa enggan untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan kepuasan dari
pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik siswa lebih mudah dipelajari dan
disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Hal tersebut seperkuat oleh
pendapat Tarigan (1989 : 94) yang menyatakan bahwa minat merupakan ciri-ciri
keinginan yang dilakukan melalui tindakan oleh seorang individu yang dicobanya
melalui objek yang dipilihnya, kegiatannya, ketrampilannya yang ditujukan pada hal
yang disukai. Dengan tingginya minat maka diyakini hasil kegiatan yang dilakukan
BAB V
5.1 Simpulan
sebagal berikut:
1. Ada pengaruh minat belajar siswa pada pelajaran penjas terhadap hasil belajar
2005/2006.
2. Besarnya pengaruh minat belajar siswa pada pelajaran penjas terhadap hasil
belajar Penjas siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran
5.2. Saran
berikut:
1. Untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi, maka perlu memperhatikan minat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referesi agar diperoleh hasil yang
lebih optimal.