You are on page 1of 13

Posisi Bayi Sungsang, Bahayakah?

Mother And Baby Tue, 15 Nov 2005 09:06:00 WIB

Saat mendekati masa kelahiran, sekitar minggu ke-37, janin biasanya berputar hingga posisi
kepala berada di bawah dan siap memasuki jalan lahir. Namun, adakalanya janin mengalami
sungsang. Kepalanya di atas atau satu kakinya berada di liang vagina. Apa yang mesti kita
lakukan?

Bayi Anda makin tumbuh dan bertambah besar hipgga beberapa ming gu menjelang kelahiran.
Biasanya antara kehamilan minggu ke-32 dan 34, kepala bayi bisa diraba pada bagian bawah
perut di bawah pusar. Beberapa bagian tubuh bayi dapat dirasakan sebelum saat ini. Tetapi
kepala bayi mungkin belum cukup keras sehingga tidak teraba. Secara bertahap, kepala bayi
menjadi lebih keras bersamaan dengan terkumpulnya kalsium pada tengkorak janin.

Posisi janin dapat berubah-ubah beberapa kali selama kehamilan. Pada kehamilan minggu ke-34
sampai 36, bayi biasanya masuk ke dalam posisi tetap, yaitu kepala berada di bawah dan siap
masuk ke panggul. Namun ada kondisi lain, bukan kepalanya yang masuk ke panggul; tapi
pantat atau tungkai bayi yang lebih dahulu masuk ke dalam panggul. Kondisi ini disebut posisi
sungsang.

Jika hingga kehamilan Anda masuk pada usia minggu ke-37, dan bayi belum juga mau beiputar
dengan kepala ke bawah, maka perlu segera dilakukan tindakan. Apalagi jika tanda-tanda
kelahiran sudah mulai tampak. Posisi sungsang masih dianggap normal, jika terjadi pada
kehamilan awal. Namun, jika masa akhir kehamilan posisi bayi Anda tetap tidak mau berubah,
maka dokter akan segera melakukan tindakan, apalagi jika ketuban sudah pecah.

Mengapa Sungsang?
Posisi sungsang termasuk posisi yang tidak lazim. Ada faktor-faktor tertentu yang dapat
menyebabkan bayi sungsang. Salah satunya adalah prematuritas bayi. Mendekati trimester
kedua, bayi memang lazim berada pada posisi sungsang. Biasanya dokter akan menganjurkan
agar Anda merawat diri, dengan olahraga teratur dan lain sebagainya, agar bayi mengalami
kesempatan untuk mengubah posisinya.

Faktor lain penyebab sungsang adalah mengendurnya rahim karena kehamilan-kehamilan


sebelumnya. Janin multipel, poilihidramnios, hidrosefalus dan ketidaknormalan rahim atau
tumor dapat meningkatkan kemungkinan posisi sungsang.

Posisi sungsang pun ada beberapa macam, di antaranya adalah sungsang nyata. Ini terjadi jika
tungkai bagian bawah terlipat ke arah pinggul sedangkan lutut lurus. Ini merupakan jenis
sungsang yang umum dijumpai pada saat kelahiran atau menjelang akhir kehamilan. Kaki bayi
ke atas di samping wajah atau kepala. Sedangkan sungsang lengkap adalah salah satu atau kedua
lutut terlipat tidak lurus. Pada sungsang tidak lengkap, salah satu kaki atau lutut masuk ke dalam
jalan lahir mendahului bagian tubuh lainnya.

Kedua macam posisi sungsang ini akan jelas terlihat dengan pemeriksaan Ultrasonografi (USG).
Dengan pemeriksaan USG ini pula, dokter akan dapat memastikan upaya dalam membantu
persalinan. Sebab bayi dengan posisi sungsang lebih berbahaya dibanding dengan bayi yang
lahir dalam posisi yang semestinya. Karena kepala belum tertekan melalui saluran kehamilan,
maka bagian atas kepala yang lebih besar dari bagian bawahnya akan lebih sukar untuk
dikeluarkan. Kecuali jika daya tampung pelvis memungkinkan.

Karena bagian kaki bayi lebih dekat dengan tali pusat, bila dibandingkan dengan kepalanya,
maka ada kemungkinan besar tall pusat itu akan melingkari sang bayi secara tak langsung dan
menuju vagina. Bila ini terjadi mungkin kebutuhan oksigen bayi akan tersendat-sendat. Waktu
bersalinnya sendiri tidak akan jadi rumit kalau ukuran pelvis sudah memadai.

Memang menurut tradisi kehamilan, sungsang dapat diperbaiki dengan cara sering nungging
atau sujud dan lain sebagainya. Namun, adakalanya upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Sungsang masih dapat kembali normal jika usia kehamilan masih tergolong muda.
Kemungkinan untuk terjadi sungsang kembali juga masih ada, karena secara proposional jumlah
cairan dengan tubuh janin masih lebih besar.

Jika sungsang terjadi hingga akhir kehamilan, apalagi hingga menimbulkan keluhan pada si ibu,
maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter yang biasa merawat Anda: Kehamilan tetap
dapat dipertahankan apabila reposisi tidak menimbulkan keluhan atau beban bagi si ibu. Tetapi
bila hal tersebut tidak dapat dilakukan maka kehamilan harus segera diakhiri de-ngari jalan
operasi. Pada kasus sungsang yang . menetap, maka kelahiran tidak bisa secara alamiah karena
sulit untuk mengeluarkan bayi dan pilihannya adalah operasi caesar.

Bedah cesar dilakukan bila posisi kaki atau pantat si bayi muncul terlebih dahulu. Mengeluarkan
bahu dan kepala setelah badan bayi, dapat menyebabkan kerusakan pada kepala atau leher si
bayi. Bedah cesar merupakan metode paling aman untuk mengeluarkan janin dengan posisi
sungsang ini.

Agar Bayi Tidak Sungsang

1. Pastikan bahwa saat hamil, Anda dalam kondisi tubuh yang sehat.
2. Periksalah kehamilan nda secara rutin ke dokter kandungan, termasuk melakukan USG
setiap masa kehamilan.
3. Upayakan agar nutrisi Anda selama hamil terpenuhi dengan baik. Makanlah makanan
dengan gizi yang seimbang. Jika perlu konsumsi susu, vitamin atau suplemen bagi
kehamilan.
4. Ada baiknya melakukan senam kehamilan, karena gerakan-gerakan tubuh tertetu dapat
membantu berputarnya letak posisi janin.
5. Berdoalah, karena dengan berdoa Anda akan melewati kehamilan dengan sehat dan
senang hati.

Jika Bayi Anda Sungsang

1. Jika waktu melahirkan Anda anggap lama, maka upayakan dengan gerakan-gerakan
tertentu agar bayi Anda berubah posisi.
2. Jika waktu melahirkan Anda telah dekat, segera setelah mengetahui bayi Anda dalam
posisi sungsang, maka bicarakanlah hal itu pada dokter Anda. Ketika masuk rumah sakit
beritahu petugas paramedis atau perawat bahwa kondisi bayi Anda dalam posisi
sungsang.
3. Jika dalam kondisi ini dokter menyarankan untuk bedah cesar, jangan menunda lagi dan
berharap untuk melahirkan secara normal. Menunda waktu persalinan, bukan saja
berbahaya bagi janin, tapi juga berbahaya bagi Anda sendiri

Bayi Sungsang? Jangan Panik Dulu


Posted:2009-03-12 13:18:16

Setiap Bunda yang sedang hamil pasti ingin buah hati dalam kandungannya
sehat dan mengharapkan lancar saat melahirkan kelak. Tapi bagaimana bila
posisi bayi sungsang, apakah proses kelahiran bias berjalan lancar? Menurut
dr. Nugroho Kampono SpOG (K) yang praktek di Brawijaya Women &
Children Hospital, bayi memiliki kecenderungan 5-7% berada dalam posisi
bokong di bawah atau biasa kita kenal dengan istilah sungsang.
Penyebabnya :

1. Letak plasenta
Letak plasenta yang menutupi rongga panggul menghalangi kepala bayi masuk ke arah
sana.
 
2. Terlilit tali pusat
Tubuh bayi yang terlilit tali pusat menyulitkannya berputar sehingga posisi kepala tetap
di bawah
 
3. Jumlah air ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak membuat bayi labil dalam perut, sedangkan air ketuban
yang terlalu sedikit juga menyulitkan bayi untuk berputar
 
4. Panggul Bunda terlalu sempit
saat kepala bayi hendak masuk ia terhalang rongga panggul yang terlalu sempit sehingga
saat ia bergerak lagi posisi bisa berputar dan menyebabkan bokong berada di bawah
Berbahayakah ?

“Tidak berbahaya, asalkan tata laksananya harus benar.” jelas dr. Nugroho. Maksudnya saat
proses persalinan normal pada bayi sungsang tim medis harus menguasai teknis khusus.
Misalnya saat bokong sudah keluar dokter harus menggunakan tangannya untuk membantu
mengeluarkan bagian perut, bahu, dan kepalanya.

Meski begitu, untuk Bunda yang mengandung anak pertama dan posisinya sungsang saat
kehamilan memasuki 38-40 Minggu dr. Nugroho tidak menyarankan Bunda melakukan
persalinan normal, karena kecenderungan cedera pada bayi lebih besar.
Tapi bila Bunda pernah melakukan persalinan normal yang artinya panggul cukup besar,
melahirkan normal untuk bayi sungsang mungkin saja dilakukan, dengan syarat berat bayi tidak
lebih dari 3500 gram.

Pertanyaannya sekarang bagaimana untuk mengembalikan bayi ke posisi normal?


“menungging saja sesering mungkin!” sarannya. Karena dengan menungging bokong bayi dalam
rongga panggul akan keluar dan kepala akan masuk ke rongga panggul.

Bisakah Bayi Sungsang Dilahirkan Normal?


Vera Farah Bararah - detikHealth

Ilustrasi (Foto: healthplusclinics)


Jakarta, Bayi yang sudah mendekati waktu kelahiran seharusnya berada pada posisi kepala di
bawah menuju jalan lahir. Tapi ada juga bayi yang berada pada posisi bokong atau kaki di bawah
(sungsang). Bisakah bayi sungsang dilahirkan normal?

Beberapa bayi sungsang memang ada yang bisa berbalik posisi menjadi posisi kepala di bawah
saat melahirkan dan ada juga yang tidak.
Tapi jika bayi masih tetap dengan posisi sungsang, maka sebagian besar proses kelahiran
dilakukan melalui proses operasi caesar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi pada bayi yang dilahirkan.

Tapi bisakah bayi yang sungsang dilahirkan normal?

Seperti dikutip dari Familydoctor.org, Rabu (5/5/2010) beberapa bayi yang berada dalam posisi
sungsang bisa dilahirkan dengan aman melalui vagina (normal).

Tapi bukan berarti semua bayi sungsang dapat melahirkan normal. Sebelumnya para dokter
harus memastikan terlebih dahulu apakah ada dampak komplikasi atau kemungkinan cacat pada
bayi tersebut jika dilahirkan normal.

Salah satu kemungkinan komplikasi yang dihasilkan adalah bayi mengalami cedera karena
kesalahan teknik dalam mengeluarkan bayi. Bisa juga mengalami komplikasi dengan tali
pusatnya saat dilahirkan melalui vagina yang membuat bayi tercekik sehingga mengalami
kerusakan otak akibat kekurangan oksigen.

Meskipun bayi sungsang bisa dilahirkan melalui vagina, tapi pada umumnya bayi ini lebih aman
dan mudah dilahirkan melalui operasi Caesar terutama bagi anak pertama karena risiko cedera
pada bayi lebih besar.

Tapi jika sebelumnya pernah melahirkan bayi secara normal, maka dokter akan melihat ukuran
panggul dari sang ibu apakah cukup besar dan juga berat dari bayi yang dikandungnya.

Hingga kini diduga ada beberapa hal yang bisa menyebabkan posisi bayi menjadi sungsang,
yaitu:

1. Letak dari plasenta, beberapa kasus bayi sungsang disebabkan oleh letak dari plasenta yang
menghalangi kepala bayi menuju jalan lahir termasuk dengan kondisi plasenta previa.

2. Air ketuban yang terlalu sedikit atau justru terlalu banyak, hal ini menyebabkan bayi mudah
bergerak-gerak atau sulit bergerak di dalam rahim.

3. Bayi terlilit tali pusat, akibat posisinya yang terlilit tali pusat menyebabkan ia sulit untuk
bergerak dan mengubah posisi.

Mendekati waktu kelahiran menjadi hal yang penting bagi ibu untuk selalu memeriksakan
kondisi bayinya di dalam rahim. Karena jika diketahui bayi dalam posisi sungsang, dokter bisa
membantu mencarikan cara agar posisi bayi kembali normal dan bisa melahirkan melalui vagina
seperti memberikan latihan yang bisa dilakukan oleh pasien di rumah untuk mengubah posisi
kepala bayi menuju jalan lahir.

Faktor Penyebab Kelahiran Sungsang

 
Jika kondisi ini terjadi pada kehamilan Anda, maka jangan
buru-buru panik.  Asalkan usia kandungan masih di bawah 32
minggu maka si kecil dalam perut masih bisa dikembalikan
pada posisi normal kok.

Posisi sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di


bagian atas rahim dan bokongnya ada di bagian bawah,
tergolong sebagai kelainan letak janin. Kondisi ini biasanya
sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester kedua.
Biasanya Anda akan merasakan kandungan terasa penuh di
bagian atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian
  bawah.
  Mengapa bisa sungsang?  

1. Bobot janin relatif  rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika
menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak
bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi.
Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.
2. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan
beberapa anak sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang
besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.
3. Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya
perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada
kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian
bawah rahim.
4. Hidramnion (kembar air). Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan
janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.
5. Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat
janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.
6. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan
dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian
atas rahim.
7. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya
menjadi sungsang.
8. Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka
janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.
    Bagaimana cara mendeteksi sungsang?  

1. Melakukan perabaan perut bagian luar. Cara ini dilakukan oleh dokter atau
bidan. Janin akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di
kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras
dari janin.
2. Melalui pemeriksaan bagian dalam menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa
dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras,
berarti bayinya sungsang.
3. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).

    Tindakan apa yang harus dilakukan? Selain upaya yang dilakukan dokter, maka Andapun
bisa mengupayakan sendiri agar janin kembali ke posisi semula.
1. Anda dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud
(knee chest position), dengan posisi perut seakan-
akan menggantung ke bawah. Cara ini harus rutin
dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali, misalnya
pagi dan sore. Masing-masing selama 10 menit.
Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur,
kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat
kembali ke posisi normal. Kemungkinan janin akan
kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92
persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya
karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi
untuk berputar kembali ke posisi normal.
 
 

2. Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin sungsang
menjadi normal dengan cara externalcephalic versin/ECV. Metode ini adalah mengubah
posisi janin dari luar tubuh sang ibu.  Cara ini dilakukan saat kandungan mulai memasuki
usia 34 minggu. Sayangnya, cara ini menimbulkan rasa sakit bahkan kematian janin,
akibat kekurangan suplai oksigen ke otaknya.

 
Apa yang terjadi saat persalinan?

Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi proses persalinan. Proses persalinan yang
salah, jelas menimbulkan risiko, seperti janin mengalami pundak patah atau saraf di bagian
pundak tertarik (akibat salah posisi saat menarik bagian tangannya ke luar), perdarahan otak
(akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah paha (akibat salah saat menarik paha
ke luar), dan lain-lain. Untuk itu biasanya dokter menggunakan partograf, alat untuk memantau
kemajuan persalinan. Jika persalinan dinilai berjalan lambat, maka harus segera dilakukan
operasi bedah sesar.
MEMUTAR JANIN SUNGSANG

Memutar posisi janin atau versi luar, tak bisa sembarangan. Harus dilihat dulu penyebabnya
dan dilakukan oleh ahlinya.

Harusnya, pada usia kehamilan di atas 8 bulan, kepala janin berada di bawah dan bokongnya di
atas. Hingga, saat persalinan nanti, pengeluaran bayi jadi lebih mudah dilakukan. Akan tetapi,
pada kenyataannya tak selalu posisi demikian yang diperoleh ibu hamil. Banyak pula yang
mengalami kelainan posisi janin berupa letak sungsang atau letak lintang.

Tentunya, kelainan-kelainan tersebut harus diatasi sejak mulai terdeteksi. Menurut dr. Dwiana
Ocvianti SpOG. dari RS Siaga Raya, Jakarta, deteksi bisa saja datang dari si ibu. Misal, pada
janin sungsang, yaitu bila posisi janin memanjang sejajar sumbu panjang rahim, dengan bokong
janin berada di bagian terendah, "Ibu dapat merasakan dari tendangan si janin yang lebih banyak
geraknya ke bawah."

Gerakan di bawah adalah gerakan yang didominasi oleh kaki. Dengan demikian berarti kepala
dan tangannya berada di atas. Padahal normalnya, setelah usia kehamilan 7-8 bulan, ibu akan
merasakan gerakan janin lebih banyak di atas pusar. Ciri lain: bagian yang keras (kepala janin)
mendesak tulang iga ibu hingga menimbulkan rahim sesak atau tertekan.

Ada pula gerakan janin yang mendominasi di perut sebelah kiri atau kanan. Jika ini terjadi,
kemungkinannya adalah letak janin melintang. Posisi-posisi ini jelas tak seharusnya dan ibu
harus segera minta kepada dokter ahli untuk mengubahnya. "Tapi ingat, penanganan harus
dilakukan oleh dokter atau bidan yang benar-benar ahli. Karena tidak sembarangan kita boleh
memutar-mutar janin."

Memang, aku Dwiana, ada ibu yang tak dapat mendeteksi sendiri kelainan posisi janinnya. Dia
pun tak dapat mengungkapkan secara spesifik mengenai pergerakan janin hingga perlu
pemeriksaan ahlinya. "Dokter atau bidan yang terlatih biasanya hanya melakukan perabaan di
perut ibu. Dari perabaan itu dapat dirasakan di mana posisi kepala dan di mana posisi bokong."

Namun, pemeriksaan seperti ini sulit dilakukan terhadap ibu yang bertubuh gemuk karena
rahimnya terhalang oleh lemak. Bila dokter tak yakin dengan perabaannya, akan dilakukan
pemeriksaan dengan ultrasonografi.

PENYEBAB

Letak sungsang ada beberapa variasi; dari letak bokong dengan kedua tungkai kakinya ke atas
dan bokong di posisi yang terendah, letak sungsang sempurna di mana kedua kaki ada di
samping bokong, dan letak sungsang tak sempurna di mana selain bokong ada bagian tubuh lain
seperti kaki atau lutut berada paling bawah. Pada letak sungsang tak sempurna, biasanya satu
kaki menjulur ke bawah hingga ke jalan rahim.
Adapun penyebab kelainan posisi pada janin, terang Dwiana, dari si janin sendiri. "Tak ada
pengaruh antara ibu yang beraktivitas tinggi, ibu yang memiliki penyakit kronis, atau ibu yang
mengkonsumsi narkoba dengan kelainan posisi janin."

Dalam hal letak sungsang bisa disebabkan bayinya yang terlalu besar. "Bila tubuh bayi terlalu
besar, maka kepalanya tak bisa berputar ke bawah karena tak bisa masuk ke atas panggul."
Namun, kenapa si bayi terlalu besar, bisa disebabkan ibunya yang kebanyakan makan.
Akibatnya, si ibu kegemukan, begitupun bayinya. "Karena itulah, ibu hamil kalau datang periksa,
berat badannya ditimbang. Kalau berat badannya terlalu gemuk akan dinasihati untuk tak
menambah berat badannya karena bayinya nanti terlalu besar."

Letak sungsang juga bisa terjadi saat hamil muda, di mana ukuran bayi masih kecil sementara
ruangan rahim relatif luas, kepala janin akan terputar ke atas. Juga, terjadi pada ibu yang sering
mengalami persalinan. Pada ibu yang sering bersalin ini, otot rahim akan molor dan ruangan
rahim pada kehamilan berikutnya jadi lebih luas. Bila risiko ini ditambah lilitan tali pusat, dapat
dipastikan janin akan sungsang. Lilitan tali pusat pada tubuhnya membuat dia tetap di posisi
semula, kepala di atas dan bokong di bawah. "Janin yang tak bisa memutar secara alamiah ini
akan sungsang hingga melahirkan nanti."

Selain itu, sungsang juga disebabkan letak plasenta di bawah hingga kepala tak bisa turun.
Sekalipun janin bisa berputar, kepala akan turun setengah hingga posisinya kadang jadi
melintang. Ciri-ciri janin melintang. Tubuh akan membesar ke samping dan bagian tengah terasa
kosong. Posisi ini bahkan lebih berbahaya daripada sungsang. Dalam persalinan lintang
dikhawatirkan, "Selain bayinya meninggal, ibunya juga. Karena kalau bayi itu melintang, dia tak
bisa lahir, padahal kontraksi rahim begitu kuat. Dengan demikian, rahim bisa pecah, yang
disebut ruptura uteri," jelas Dwiana.

Hal lain yang dapat menyebabkan sungsang adalah terdapat kecacatan pada bayi. Misal, yang
kepalanya besar (hidrosefalus) atau kepalanya tak ada tulang tengkorak. Kelainan-kelainan
dengan bagian tubuh membesar dapat pula terjadi pada organ tubuh lain, seperti bahu, perut, dan
bokong.

TAK BOLEH SEMBARANGAN

Tentunya, untuk melakukan tindakan terhadap bayi sungsang harus dilihat dulu penyebabnya.
Sebab, untuk melakukan pemutaran tak boleh sembarangan. Jadi, tidak asal memutar. "Bahaya
sekali melakukan tindakan pemutaran kalau kita tak tahu persis apa penyebab bayi itu menjadi
sungsang," ungkap Dwiana.

Larangan pun berlaku bagi dokter atau bidan yang tak terampil melakukan pemutaran. "Yang
melakukannya harus dokter atau bidan terlatih." Sebab, kalau penyebab janin sungsang adalah
lilitan tali pusat, tindakan memperbaiki akan menyebabkan bayinya malah tambah terjerat.
Dalam kondisi seperti ini, kepala bayi tak akan bisa turun. Seandainya dipaksakan pun, bayi akan
makin terjerat. "Biasanya dokter atau bidan akan membiarkannya dalam posisi seperti ini.
Kemungkinannya, persalinan dilakukan dengan jalan bedah sesar."
Dwiana lantas menggambarkan cara memutar bayi sungsang dengan tangan yang dikenal dengan
versi luar. Pertama-tama, si ibu dalam posisi terlentang, kondisi relaks, dan belum ada kontraksi.
"Bila sudah terjadi kontraksi, maka pemutaran tak dapat dilakukan karena rahim sudah tak relaks
lagi dan ibu sudah siap melakukan persalinan."

Kemudian, "Perlahan-lahan bayi kita geser dengan tangan dari luar." Pemutaran bayi boleh
diteruskan bila tak terasa sakit. Bila terasa sakit, pemutaran harus dihentikan untuk mencegah
terjadi luka di rahim, misal, plasenta putus atau rahim robek. "Biasanya, pemutaran dilakukan
antara 10 sampai 15 menit dalam satu kali pemutaran." Pemutaran tak dapat dilakukan setahap
demi setahap. Misal, hari ini bayi diputar setengah kemudian besok setengahnya lagi.

Bagaimana dengan pengurutan? Dwiana dengan tegas melarang, "Sebaiknya jangan melakukan
urut-mengurut. Ibu tak diperkenankan melakukan pemijatan di daerah perut apalagi rahim."
Meskipun pengurutan dilakukan ahlinya, tetap dilarang. Apalagi bila ahli itu tak mengerti medis.

BAYI SUNGSANG HARUSKAH DILAHIRKAN SESAR?

Asalkan usia kehamilan masih di bawah 32 minggu, posisi sungsang masih dapat diperbaiki.

Dokter menyatakan janin Anda sungsang? Itu berarti, si janin dalam posisi memanjang dengan
kepala di bagian atas rahim (fundus uteri) dan bokongnya ada di bagian bawah. Umumnya pada
kehamilan trimester kedua, posisi sungsang sudah dapat dideteksi. Kandungan terasa penuh di
bagian atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah. Ibu yang sudah pernah
hamil sebelumnya akan merasa kehamilan sekarang terasa berbeda. Namun untuk memastikan,
ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.

Untuk langkah awal, lakukanlah pemeriksaan luar. Caranya dengan meraba bagian bawah rahim.
Apakah ada bagian yang keras dan bulat menyerupai kepala di situ? Bila tidak ada, maka
kemungkinan posisi janin sungsang. Jangan keliru dengan bagian bokong yang juga terasa
berbentuk bulat. Cara membedakan kepala dan bokong adalah dengan menggerak-gerakkan
bagian tersebut secara perlahan. Jika tak mau bergerak atau terasa sulit sekali bergerak, dapat
dipastikan itu adalah bokong. Kepala lebih mudah digerakkan daripada bokong.

Selanjutnya, cobalah raba bagian atas rahim. Andaikan posisi janin memang sungsang, maka
akan teraba kepalanya pada bagian ini. Denyut jantung janin pun akan teraba di posisi setinggi
atau sedikit lebih tinggi daripada pusar ibu. Bila masih ragu, lakukan pemeriksaan dalam atau
dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG).

PENCETUS SUNGSANG

Letak janin bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim. Jadi, tak perlu keburu khawatir
jika posisi sungsang terjadi di bawah usia kehamilan 32 minggu. Pada usia kehamilan ini, jumlah
air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari yang posisinya
sungsang lantas berputar menjadi melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala di bagian
bawah rahim. Jangan heran kalau pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang
menjadi lebih tinggi.
Memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit untuk berubah karena
bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Namun semestinya di trimester ketiga,
bokong janin dengan tungkai terlipatyang ukurannya lebih besar daripada kepala akan
menempati ruangan yang lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam
ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim. Masalahnya, mengapa posisi sungsang masih
dapat terjadi hingga usia kehamilan cukup bulan?

Multiparitas

Ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin
berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.

Hamil kembar

Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap
janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh
yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.

Hidramnion (kembar air)

Jumlah air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah
memasuki trimester ketiga.

Hidrosefalus

Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin mencari tempat
yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.

Plasenta previa

Adanya plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim.
Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim.

Panggul sempit

Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.

Kelainan bawaan

Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah
posisinya menjadi sungsang.

4 POSISI SUNGSANG

Presentasi bokong
Pada pemeriksaan dalam yang dapat teraba hanya bokong bayi saja. Terjadi karena janin
meluruskan (ekstensi) kedua sendi lututnya, sehingga kedua kaki mengarah ke atas dan kedua
ujungnya sejajar dengan bahu atau kepala.

Presentasi bokong kaki sempurna

Kala pemeriksaan dalam dilakukan, bokong dan kedua kaki dapat teraba.

Presentasi bokong kaki tidak sempurna

Bagian bokong teraba dengan satu kaki di sampingnya, sedangkan kaki yang lain terangkat ke
atas.

Presentasi kaki

Yang teraba lebih dulu adalah salah satu atau kedua kaki karena posisi kaki berada di bagian
paling rendah.

MENGUBAH POSISI SUNGSANG

Cara termudah dan teraman untuk mengubah posisi janin sungsang adalah dengan bersujud
(knee chest position) secara rutin setiap hari sebanyak 2 kali sehari, misalnya pagi dan sore.
Masing-masing selama 10 menit. Biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal,
yaitu kepala berada di sebelah bawah rahim. Pada saat kontrol kandungan, mintalah bidan atau
dokter memeriksa posisi janin. Jika belum berhasil, maka ulangi latihan setiap hari. Namun,
latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan maksimal 3536 minggu.

Cara lain yakni dengan memutar posisi janin dari luar. Tentu tindakan ini hanya boleh dilakukan
oleh ahli dan tidak semua dokter kandungan mahir melakukannya. Tindakan yang dikenal
dengan nama versi luar ini berisiko. Bila tali pusat terlalu panjang dapat me-lilit. Sedangkan jika
tali pusat pendek, plasenta bisa lepas akibat tarikan. Lantaran itu, tindakan versi luar saat ini
jarang dipraktikkan.

SAAT PERSALINAN

Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi proses persalinan. Jika yang terjadi adalah
presentasi bokong murni, maka persalinan normal masih relatif mudah dilakukan. Namun, ini
pun hanya berlaku bagi ibu yang sudah memiliki pengalaman melahirkan per vaginam.
Sedangkan jika yang terjadi adalah presentasi kaki, pada saat ketuban pecah spontan mungkin
saja tali pusat ikut keluar (prolapsus tali pusat). Jika tidak segera dilakukan persalinan, janin
mungkin tidak terselamatkan. Untuk mencegahnya, persalinan dapat dilakukan dengan cara
sesar.

Proses persalinan yang salah jelas dapat menimbulkan risiko, seperti janin mengalami pundak
patah atau saraf di bagian pundak tertarik (akibat salah posisi saat menarik bagian tangannya ke
luar), perdarahan otak (akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah paha (akibat
salah saat menarik paha ke luar), dan lain-lain. Untuk itu biasanya dokter menggunakan
partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan. Jika persalinan dinilai berjalan lambat,
maka harus segera dilakukan operasi (seksiosesaria).

Untuk ibu yang baru pertama kali hamil atau terdapat faktor penyulit pada kehamilan seperti
ketuban pecah dini atau janin besar (di atas 3,5 kg) maka persalinan sesar merupakan jalan
terbaik. Dalam hal ini, serahkan keputusan terbaik kepada dokter yang menangani.

You might also like