You are on page 1of 13

PENDAHULUAN

A. Pengertian Perkembangan

Perkembangan merupakan perubahan psikologis atau mental yang dialami

individu dalam proses menuju kedewasaan. Perkembangan lebih mengacu

kepada perubahan karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke

arah yang lebih maju. Para ahli psikologi pada umumnya menunjuk pada

perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan

menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru.

Teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan

yang belum diketahui secara pasti. Apabila teori ini terbukti benar akan

menjadi fakta. Terdapat banyak teori tentang perkembangan, salah satunys

adalah teori psikodinamika yang dikemukakan oleh “Sigmund Freud”

B. Sekilas tentang Sigmund Freud

Feud lahir di Moravia, 6 Mei 1856 dan wafat di London 23 September 1939.

Akan tetapi hampir 80 tahun ia tinggal di Wina dan meninggalkan kota itu

ketika Nazi menyerang Australia.

Sebagai seorang pemuda ia memutuskan ingin menjadi seorang ilmuan dan

dengan tujuan ini di benaknya ia memasuki sekolah kedokteran di Universitas

Wina tahun 1873 dan tamat 8 tahun kemudian (1881) lulus dengan yudisium
EXCELLENT”. Setelah lulus, ia membuka praktik privat. Di sela-sela

praktiknya, ia menyempatkan diri meneliti dan menulis. Prestasi-prestasinya

sebagai seorang peneliti kedokteran menyebabkan ia mendapat reputasi yang

kokoh.

Ide-ide Freud menjadi dasar dari teori psikodinamika dan mencapai

puncaknya dalam penerbitan hasil karya besar pertamanya “The

Interpretation Of Dream” (1900). Kemudian disusul oleh karya-karyanya

yang lain seperti “The PsychopatologY Of Everyday Life (1901), dan An

Autline Of Psychoanalysis (1940).

Freud menikah dengan Martha Berndys pada tahun 1886 dan dikaruniai 6

(enam) orang anak, salah seorangnya bernama Anna Freud, yang mengikuti

jejak ayahnya menjadi seorang Psikoanalisis terkenal.

C. Teori Psikodinamik

Freud dipandang teoritis psikologi yang pertama memforoskan perhatiannya

kepada perkembangan kepribadian. Dia berpendapat bahwa masa anak (0 – 5

tahun) atau usia pregenital mempunyai peranan yang sangat dominan dalam

membentuk kepribadian atau karakter seseorang.

Karen sngat menentukan masa ini, dia berpendapat bahwa “The Child is the

father of man” (“Anak adalah ayah manusia”). Berdasarkan hal ini, maka
hampir semua masalah kejiwaan pada usia selanjutnya (khususnya dewasa),

faktor penyebabnya dapat ditelusuri pada usia pregenital ini.

Teori perkembangan Freud didasarkan pada pengalamannya dalam

menganalisa masalah yang dihadapi para pasien dalam meng-eksplorasi

proses kehidupan mental para pasien ternyata sering mengarah kepada

pengalaman masa kecilnya.

Perkembangan kepribadian berlangsung mulai tahapn-tahapan perkembangan

psikoseksual, yaitu terhadap periode perkembangan seksual yang sangat

mempengarudi kepribadian manusia sebagaian besar ditentukan oleh

perkembangan seksualitasny.

Tahap-Tahap Model Perkembangan Freud

Daerah Sensitif Cara Pemuasan Sasaran Pemuasan


A. Masa bayi dan Kanak-kanak (infancy period)
- Pregenital Infantity sexuality
periode Mulut dan benda
- Oral stage Mengisap ibu jari Mulut sendiri dan memasukkan
- Erarly oral benda ke mulut
Memilih benda dan digigitnya
Menggigit, merusak dengan sadis
- Late oral dengan mulut
- Ana stage Memeriksa dan Dubur dan tanda memilih benda
- Early oral memainkan duburnya dan
- Late oral Memainkan dan menyentuhnya/memasukkannya
memperhatikan ke dubur
duburnya
- Early genital Menyentuh, Ditunjukkan pada orang
periode (phalic memegang tuannya (oediphus atau electra
stage) Melihat, menunjukkan phantatres
alat kelaminnya
B. Masa Anak Sekolah (Latancy Periode)
No new zone Defresi, Reaksi Berkembangnya perasaan-
(tidak ada formasi sublimasi dan perasaan sosial.
daerah sensitif kecendrungan kasih
baru) sayang
C. Masa remaja (Adolecence period)
- Late genital Mengurangi cara-cara Menyenangi diri sendiri
periode hidup waktu masa anak-anak (Narcisis) atau objek oediphus-
kembali daerah nya.
sensitif waktu
masa kanak-
kanak
- Akhirnya siap Munculnya cara orang Objek pemuasannya mungkin
berfungsinya dewasa memperoleh diri sendiri (sejenis
alat kelamin pemuasan (homoseksual) atau lain jenis
(hetero seksual))
BAB II

A. Tahap –Tahap Psikoseksual

Menurut model perkembangan Freud, diantara kelahiran dan usia 5 tahun

(Usia balita) anak mengalami 3 tahap perkembangan yaitu : Oral, Anak, dan

Phalik.

Ke- tiga tahap ini disebut juga masa pengental. Setelah usia 5 tahun, tahap

laten dorongan seksual cenderung ditekan setelah masa ini, anak

mengalami masa kematangan seksualnya yaitu pada masa genital.

a. Tahap Oral / ons = Mulut (0-1 Tahun)

Tahap oral adalah priode bayi yang masih menyusu, yang seluruh

hidupnya masih tergantung pada masa ini, libido di distribusikan

kearah/daerah oral sehingga kegiatan menghisap dan menelan menjadi

metode utama untuk mereduksi ketegangan dan mencapai kepuasan.

b. Tahap anal / anus = dubur (2 – 3 tahun )

Pada tahap ini libido terdistribusikan kedaerah anus anak akan mengalami

ketegangan ketika anusnya penuh dengan facus(sisa makanan) dan

pristiwa buang air besar (B A B) yang dialami oleh anak merupakan

proses pelepasan ketegangan dan pencapaian kepuasan, rasa senang, atau

nikmat. Peristiwa ini disebut eroti enal. Setelah melewati masa

penyapihan anak pada tahap ini dituntut untuk mulai menyesuaikan diri
dengan tuntunan tersebut melalui latihan kebersihan (toilet training), yaitu

usaha sosialisasi nilai-nilai sosial pertama yang sistematis sebagai upaya

untuk mengontrol dorongan-dorongan biologis anak.

c. Tahap phallik/phalus = dzakar(4-5 tahun)

Pada usia ini anak mulai memperhatikan atau senang memainkan alat

kelaminnya sendiri yang menghasilkan kepuasan atau rasa senang. Pada

masa ini terjadi perkembangan berbagai jenis aspek psikologis, terutama

yang terkait dengan aspek kehidupan sosiopsikologis keluarga atau

perlakuan orang tua kepada anak.

d. Tahap latensi (6-12 tahun)

Tahap ini merupakan tahap tenang seksual, karena segala sesuatu yang

terkait dengan seks dihambat atau ditekan. Masa ini adalah periode

tertahannya dorongan-dorongan seks dan agresif. Selama masa ini anak

mengmbangkan kemampuannya bersublimasi (seperti mengerjakan tugas-

tugas sekolah, bermain, olahraga, dan kegiatan-kegiatan lain) dan mulai

menaruh perhatian untuk berteman dan bergaul dengan orang lain, diluar

keluarganya.

Tahap ini dipandang sebagai masa perluasan kontak sosial yang semula

objek identifikasi anak adalah orang tua, sekarang meluas kepada guru,

tokoh-tokoh sejarah atau para binang/artis (film, musik, olahraga).


e. Tahap genital (> 12 tahun)

Pada masa ini anak mulai memasuki usia remaja, masa ini ditandai

dengan matangnya organ reproduksi anak. Anak mulai mengembangkan

motif untuk mencintaiorang lain atau mulai berkembangnya motif altruisi

(keinginan untuk memperhatikan keinginan orang lain) motif-motif ini

mendorong anak (remaja) untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai

kegiatan dan persiapan untuk memasuki dunia kerja, pernikahan, dan

berkeluarga. Masa ini juga ditandai dengan proses pengalihan perhatian

dari mencapai kepuasan atau kenikmatan sendiri kepada kehidupan sosial

orang dewasa dan berorientasi kepada penyataan/ realitas.

B. Dampak Perkembangan Teori Psikodinamik

Tahap perkembangan psikoseksual akan memberikan dampak yang beragam

bagi perkembangan karakter atau perkembangan individu pada masa

dewasanya. Apbila individu dapat melalui semua tahapan tersebut dengan

baik maka ia akan cenderung memiliki kepribadian yang sehat. Namun

apabila sebaliknya, cenderung akan mengalami segala gejala tingkahlaku

salah (Mal adjustment) atau neorotik (gangguan jiwa). Menurut freud

indikator dari karakter atu pribadi yang sehat adalah kemampuan untuk

memperoleh kemampuan-kemampuan sosial dan bekerja.

Pada fase oral (0-1 tahun) hendaknya ibu dapat memenuhi fase ini dengan

sabar karena pada masa ini seluruh hidup bayi masih bergantung pada orang
lain terutama ibu. Pada fase Anal (1-3 tahun) hendaknya orang tua mulai

mengenalkan latihan kebersihan kepada anak (toilet training) yaitu usaha

mensosialisasikan nilai-nilai sosial pertama yang sistematis sebagai upaya

untuk mengontrol dorngan-dorongan biologis anak. Ada beberapa cara orang

tua memberikan latihan kebersihan ini, yaitu: sikap keras, sikap terlalu

memuji, dan sikap pengertian, ke-3 cara tersebut memberikan dampak

tersendiri terhadap perkembangan anak. Dampak tersebut dapat dilihat dalam

tabel berikut :

Cara pelatihan dampak


A. Sikap keras (sering menghukum) 1. Bersikap berlebihan dalam
ketertiban atau kebersihan
2. Bersifat kikir
3. Stereotif – kurang kreatif
4. Bersikap keras memusuhi
5. Penakut
6. Bersikap kaku
B. Selalu memuji 1. Selalu ingin dipuji (egosentris)
2. Kurang mandiri/ manja
C. Sikap pengertian 1. Mampu beradaptasi atau
menyesuaikan diri
2. Egonya berkembang dengan wajar

Pada tahap phalik (4-5 tahun) terjadi perkembangan berbagai aspek

kehidupan sosiopsikologis, terutama terkait dengan segi kehidupan

sosiopsikologis keluarga atau perlakuan orang tua kepada anak-anak. Tahap

ini anak belum berorientasi keluar dan mementingkan diri sendiri.

Agar perkembangan anak pada tahap ini dapat berjalan dengan baik, dan

tidak mengalami hambatan, maka diharapkan orang tua memperhatikan hal-

hal berikut:
1. Memelihara keharmonisan keluargga,

2. Ibu lebih bersikap feminim, bersikap ramah, gambira dan memberi kasih

sayang

3. Ayah harus berperan sebagai kepala rumah tangga yang bijaksan dan

tidak otoriter

4. Ayah dan ibu memiliki komitmen yang tinggi dalam mengamalkan nilai-

nilai agama yang dianutnya

5. Ayah bersikap demokratis, perhatian, akrab dengan anak dan tidak

munafik

Pada tahap latensi (6-12 tahun) dan tahap genital (> 12 tahun) anak mulai

berorientasi keluar, dan keluarga tidak mampu lagi untuk menjadi

perkembangan intelektual dan sosialnya.

Jadi pada 2 tahap ini diharapkan orang tua dapat memberikan fasilitas –

fasilitas yang dapat mendukung perkembangan anak misalnya melalui

sekolah, memberikan pekerjaan yang sesuai dengan usia anak agar dapat

belajar bertanggung jawab dan tidak tergantung pada orang lain.


D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Perkembangan individu dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :

1. Faktor Hereditas (keturunan) antara lain : bentuk tubuh, sifat-sifat

genetika, intelegensi dll.

2. Faktor lingkungan, antara lain : keluarga, sekolah dan masyarkat.

Keluarga dipandang sebagai penentu utama (pondasi) pembentukan arah

perkembangan anak selanjutnya. Alasannya :

1. Keluarga merupakan kelompok sosial yang menjadi pusat/ identifikasi

anak.

2. Anak pada usia-usia awal kehidupan banyak menghabiskan

Perlakuan orang tua yang penuh kasih saying dan pendidikan tentang nilai-

nilai kehidupan yang diberikan kepada anak, baik nilai agama, merupakan

nilai sosial budaya merupakan faktor yang konduftif untuk mempersiapkan

anak menjadi pribadi dan warga masyarakat yang sehat dan produktif.

Dengan memahami dan mempelajari teori psikodinamika diharapkan

lingkungan anak khususnya keluarga, dapat member perhatian pada masa-

masa perkembangan anak.


BAB III

PENUTUP

A. Kelemahan Teori Freud

Pendapat Freud yang menyatakan bahwa pengalaman kecil 1 – 5 tahun sangat

menentukan atau berpengaruh terhadap kpribadian masa dewasa. Ini

menunjukkan bahwa manusia dipandang tidak berdaya untuk mengubah

nasibnya sendiri, meskipun bahwa dasar sikap pada perilaku dan struktur

kpribadian diletakkan pada masa 1 – 5 tahun tetapi segala peristiwa masa

kanak-kanak (masa SD 6 – 12 tahun) dan tahun-tahun kemudian begitu

npenting dalam menguatkan ataupun mengubah struktur kepribadian yang

secara dasar sudah terbentuk pada masa awal kehidupan.

B. Anak Belajar Dari Kehidupan

Jika anak dibesarkan dengan celaan

Ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan

Ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan

Ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan

Ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan


Ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian

Ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan

Ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan

Ia belajar menyenangi dirinya

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan

Ia belajar menemukan cinta

Dorothy Law Nolte

(Alizabeth B.Horlock . 1978. Jallaludin Rachmat. 1985)


DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 2004. Psikologi Remaja. Bumi Aksara. Jakarta.

Cavin. S. Hall. 1993. Teori-teori Psikodinamika (Klinis). Kanisius. Yogyakarta.

Yusuf, Syamsu. 2007. Teori Kepribadian. Rosdakarya. Bandung.

www. Teori psikodinamika.com. diakses pada tanggal 15 Maret 2010.

You might also like