Professional Documents
Culture Documents
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
2010
KEMENTERIAN PERTANIAN Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);
Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu Telepon : 7806819
Kotak Pos 7264 & 7301/Jks. PM Telex : 82558 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Jakarta Selatan 12520 Facsimile : 7806309 Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
NOMOR : 01/HK 310/C/I/2010 Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
TENTANG 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
PEDOMAN PELAKSANAAN Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)
66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
PADI, JAGUNG, KEDELAI, DAN KACANG TANAH
TAHUN ANGGARAN 2010 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4421);
Menimbang : a. bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus diupayakan
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
untuk menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk;
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
b. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan,
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
diupayakan melalui peningkatan produksi dan produktivitas;
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
c. bahwa peningkatan produktivitas padi, jagung, kedelai, Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126,
dan kacang tanah tahun 2010 difokuskan melalui pendekatan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
SL-PTT;
8. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran
d. bahwa dalam DIPA Satuan Kerja Dinas yang menangani Pendapatan Belanja Negara Tahun 2010 (Lembaran
Tanaman Pangan di Propinsi dan Kabupaten/Kota Tahun Negara Tahun 2009 Nomor 156, Tambahan Lembaran
Anggaran 2010 terdapat kegiatan Peningkatan Produksi Negara Nomor 5075);
dan Produktivitas Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang
Melalui Pelaksanaan SL-PTT;
Perlindungan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995
e. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, agar Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3586);
pelaksanaan kegiatan tersebut di atas dapat berdaya guna 10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang
dan berhasil guna, dipandang perlu menerbitkan Pedoman
Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995
Pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616);
Tanah Tahun Anggaran 2010.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang 18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PM.2/2009
Pupuk Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun tentang Standar Biaya Umum Tahun 2010;
2001 Nomor 4079; Penjelasan Atas Lembaran Negara
Tahun 2001 Nomor 14); 19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005
tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan
12. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
Alat dan Mesin Budidaya Tanaman (Lembaran Negara
Tahun 2001 Nomor 147); 20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.02/2009
13. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, juncto Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Pelaksanaan
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; DIPA Tahun Anggaran 2010;
14. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit 21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata
Republik Indonesia; Kerja Departemen Pertanian juncto Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.140/2/2007;
15. Keputusan Presiden No 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 22. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan 341/Kpts/OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi
Lembaran Negara Nomor 4212) Juncto Keputusan dan Tata Kerja Departemen Pertanian juncto Peraturan
Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan /OT.140/2/2007;
2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor
23. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
4418);
720.1/Kpts/OT.140/12/2006 tentang Pedoman
16. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Administrasi Keuangan Departemen Pertanian;
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
24. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4330) jis Keputusan 1629/Kpts/KU.510/11/2008 tentang Pelimpahan
Presiden Nomor 61 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun Wewenang Menteri Pertanian Kepada Sekretaris Jenderal
2004 Nomor 77), Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun Departemen Pertanian untuk Penetapan Pejabat Pengelola
2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 36), Anggaran dilingkungan Departemen Pertanian;
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2005, Peraturan
25. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
Presiden Nomor 8 Tahun 2006, Peraturan Presiden No.
47/Kpts/KU.410/1/2010 tanggal 7 Januari 2010 tentang
85 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden No. 95 Tahun
Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Penguji
2007;
Tagihan/ Penandatanganan Surat Perintah Membayar
1 7. Keputusan Presiden Nomor 84/P/Tahun 2009 (SPM), Bendahara Pengeluaran, dan Bendahara Penerima
tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Bersatu II Periode 2009 – 2014; Anggaran 2010;
Memperhatikan : Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan
Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran
2010 Nomor : 0020/018-03.1/-/2010 tanggal 31 Desember 2009;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Pedoman Pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang
Tanah Tahun Anggaran 2010, seperti tercantum pada Lampiran
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Keputusan ini.
KEDUA : Pedoman Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam diktum
KESATU merupakan acuan pelaksanaan kegiatan Peningkatan
Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang
Tanah Melalui Pelaksanaan SL-PTT Tahun Anggaran 2010.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 26 Januari 2010
SUTARTO ALIMOESO
NIP. 19490625 197603 1 001
Gambar 2. Sasaran Produksi Jagung Tahun 2010 ........................................ 12 BLBU / BLBU SL-PTT / Bansos SL-PTT Tahun 2010 .................. 71
Lampiran 2. Contoh Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian
Gambar 3. Sasaran Produksi Kedelai Tahun 2010 ........................................ 13
Kabupaten/Kota .................................................................... 72
Gambar 4. Sasaran Produksi Kacang Tanah Tahun 2010 .............................. 14 Lampiran 3. Form RUK Pelaksana SL-PTT Tahun 2010 ................................ 77
Gambar 5. Model Pemberdayaan Petani Melalui SL-PTT ............................... 33 Lampiran 4. Form Surat Pernyataan .......................................................... 78
Lampiran 5. Blangko Laporan Kelompoktani Pelaksanaan SL-PTT ................ 79
Gambar 6. Kerangka Pelaksanaan SL-PTT Padi Non Hibrida ......................... 33
Lampiran 6. Blangko Rencana Kebutuhan Benih Poktan BLBU TA 2010 ....... 80
Gambar 7. Kerangka Pelaksanaan SL-PTT Padi Hibrida ................................ 34
Lampiran 7. Blangko Rekapitulasi Kebutuhan Benih Kelompoktani
Gambar 8. Kerangka Pelaksanaan SL-PTT Padi Gogo ................................... 34 Tingkat Kecamatan BLBU TA 2010 ......................................... 81
Gambar 9. Kerangka Pelaksanaan SL-PTT Jagung Hibrida ............................ 35 Lampiran 8. Blangko Rekapitulasi Kebutuhan Benih Kelompoktani
Tingkat Kabupaten/Kota BLBU TA 2010 .................................. 82
Gambar 10. Kerangka Pelaksanaan SL-PTT Kedelai ....................................... 35
Lampiran 9. Lampiran SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota tentang
Gambar 11. Kerangka Pelaksanaan SL-PTT Kacang Tanah ............................. 36 Penetapan Kelompoktani Sasaran BLBU TA 2010 .................... 83
Gambar 12. Kerangka Pelaksanaan LL Padi, Jagung dan Kedelai .................... 36 Lampiran 10. Lampiran Surat Persetujuan Kepala Dinas Pertanian Provinsi
tentang Sasaran Lokasi BLBU TA 2010 ................................... 84
Gambar 13. Skema Operasional SL-PTT ....................................................... 54
Lampiran 11. BAP BLBU TA 2010 (kelompoktani) ........................................ 85
Lampiran 12. BAP BLBU TA 2010 (Kabupaten/Kota) ..................................... 86
Lampiran 13. Bagan Mekanisme Pencairan Dana Bantuan SL-PTT
Pola BLM TA. 2010 ............................................................... 87
Lampiran 14. Form BAP Dana Bansos SL-PTT Tahun 2010 ............................ 88
Lampiran 15. Jadwal Tentatif Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2010 ..................... 89
Lampiran 16. Blangko Laporan Bulanan Pelaksanaan SL-PTT
Tingkat Kecamatan ............................................................... 90
Lampiran 17. Blangko Laporan Bulanan Pelaksanaan SL-PTT
Tingkat Kabupaten ................................................................ 91
B. Sasaran Produksi Tahun 2010 Gambar 2. Sasaran Produksi Jagung Tahun 2010
1. Padi
Sasaran produksi padi tahun 2010 adalah 66,80 juta ton GKG
atau meningkat 6,58 % dibanding sasaran produksi tahun
sebelumnya. Sasaran tanam 12,60 juta ha, sasaran panen 12,00
juta ha, sasaran produktivitas 55,56 ku/ha atau sebagaimana
terlihat dalam Gambar 1.
3. Kedelai
4. Kacang Tanah
C. Tantangan
Sasaran produksi kacang tanah tahun 2010 mencapai 882 ribu
Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman
ton atau menurun 4.65 % dibanding sasaran produksi tahun
pangan yang semakin kompleks karena berbagai perubahan
sebelumnya. Sasaran tanam 712.425 ha atau menurun 36.575 dan perkembangan lingkungan strategis diluar sektor pertanian
ha, sasaran panen 678.500 ha atau menurun 5.89 %, sasaran yang amat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan,
produktivitas 13,00 ku/ha atau meningkat 1,33 % sebagaimana antara lain dampak fenomena iklim (DFI), semakin berkurangnya
terlihat dalam Gambar 4. ketersedian lahan produksi untuk tanaman pangan akibat alih
fungsi lahan, berkurangnya ketersediaan air irigasi karena
sumber – sumber air yang semakin berkurang dan persaingan
penggunaan air diluar sektor pertanian (industri dan pemukiman)
serta laju pertumbuhan penduduk.
4. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Kacang Tanah b. Upaya peningkatan produksi kacang tanah diluar
Tahun 2010 fokus utama adalah upaya-upaya peningkatan produksi
Fokus utama pencapaian sasaran produksi kacang tanah kacang tanah yang dilakukan melalui BLBU seluas 14.000
tahun 2010 adalah peningkatan produktivitas kacang tanah ha, replikasi skr 15.000 ha, kemitraan 21.000 ha dan
melalui SL-PTT kacang tanah seluas 50.000 ha. Sedangkan swadaya 612.400 ha, peningkatan produksi pada areal
diluar fokus utama melalui upaya peningkatan produksi
tersebut mampu menyumbangkan produksi pada tahun
lainnya pada kawasan areal tanam seluas 712.400 ha
2010 sebesar 798.000 ribu ton.
sebagaimana terlihat dalam Tabel 8., berikut ini :
1. Terpadu : PTT merupakan suatu pendekatan agar sumber 5. Langkah kelima, pengembangan PTT ke petani lainnya.
daya tanaman, tanah dan air dapat dikelola dengan sebaik- C. Komponen Teknologi Unggulan PTT Padi
baiknya secara terpadu.
(komponen teknologi dasar dan pilihan disesuaikan spesifik
2. Sinergis : PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik, w i l a ya h s e t e m p a t ya n g p a l i n g t e p a t d i t e ra p k a n )
dengan memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung
Komponen teknologi dasar:
antar komponen teknologi.
1. Varietas unggul baru, inbrida, atau hibrida
3. Spesifik lokasi : PTT memperhatikan kesesuaian teknologi
2. Benih bermutu dan berlabel
dengan lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi
petani setempat. 3. Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke
sawah atau dalam bentuk kompos
4. Partisipatif : berarti petani turut berperan serta dalam
4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum
memilih dan menguji teknologi yang sesuai dengan kondisi
setempat dan kemampuan petani melalui proses 5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status
pembelajaran dalam bentuk laboratorium lapangan. hara tanah
6. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
B. Tahapan Penerapan PTT
dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu)
1. Langkah pertama penerapan PTT adalah pemandu lapangan
Komponen teknologi pilihan:
bersama petani melakukan Pemahaman Masalah dan
Peluang (PMP) atau Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP). 1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam
Identifikasi masalah peningkatan hasil di wilayah setempat 2. Penggunaan bibit muda (< 21 hari)
dan membahas peluang mengatasi masalah tersebut, 3. Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpun
berdasarkan cara pengelolaan tanaman, analisis iklim/curah
4. Pengairan secara efektif dan efisien
hujan, kesuburan tanah, luas pemilikan lahan, lingkungan
5. Penyiangan dengan landak atau gasrok
sosial ekonomi.
6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
2. Langkah kedua adalah merakit berbagai komponen teknologi
D. Komponen Teknologi Unggulan PTT Jagung
PTT berdasarkan kesepakatan kelompok untuk diterapkan
di lahan usahataninya. (komponen teknologi dasar dan pilihan disesuaikan spesifik
w i l a ya h s e t e m p a t ya n g p a l i n g t e p a t d i t e ra p k a n )
Penanganan panen dan pasca panen akan memberikan hasil I. Keuntungan Penerapan Teknologi PTT
yang optimal jika panen dilakukan pada umur dan cara yang
tepat yaitu tanaman dipanen pada masak fisiologis berdasarkan 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani
umur tanaman, kadar air dan penampakan visual hasil sesuai 2. Efisiensi biaya usahatani dengan penggunaan teknologi
dengan diskripsi varietas. Pemanenan dilakukan dengan sistem yang tepat untuk masing-masing lokasi.
kelompok yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin yang 3. Kesehatan lingkungan tumbuh pertanaman dan lingkungan
cocok sehingga menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas kehidupan secara keseluruhan akan terjaga.
A. Pelaksanaan SL-PTT Pertanaman di areal SL-PTT padi non hibrida dan gogo ditargetkan
mampu menaikan produksi sebesar 0,5 – 1 ton/ha dan di areal
Fokus kegiatan peningkatan produktivitas tanaman pangan
tahun 2010 dilaksanakan melalui pendekatan kegiatan SL-PTT LL dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikan produksi sebesar
yang berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan 1 – 1,5 ton/ha, untuk areal SL-PTT padi hibrida ditargetkan
para petani/kelompoktani, sekaligus tempat tukar menukar mampu menaikan produksi sebesar 2 ton/ha dan di areal LL
informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikan produksi sebesar
kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya. 2,5 ton/ha, jagung hibrida ditargetkan mampu menaikan produksi
sebesar 2,5 ton/ha dan di areal LL dalam SL-PTT ditargetkan
Petani SL-PTT nantinya akan mampu mengambil keputusan atas
mampu menaikan produksi sebesar 3 ton/ha, kedelai ditargetkan
dasar pertimbangan teknis dan ekonomis dalam setiap tahapan
mampu menaikan produksi sebesar 0,5 ton/ha dan di areal
budidaya usahataninya serta mampu mengaplikasikan teknologi
LL dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikan produksi 0,5
secara benar sehingga meningkatkan produksi dan
ton/ha, sedangkan pertanaman di areal SL-PTT kacang tanah
pendapatannya.
mampu menaikkan produksi 0,5 – 0,7 ton/ha dan di areal LL
Sekolah Lapangan PTT tidak terikat dengan ruang kelas, sehingga dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikkan produksi sebesar
belajar dapat dilakukan di saung pertemuan petani dan tempat- 0,7 – 1 ton/Ha.
tempat lain yang berdekatan dengan lahan belajar. Dalam SL-
PTT terdapat satu unit Laboratorium Lapangan (LL) yang Agar kegiatan SL-PTT tersebut berkontribusi nyata pada produksi
merupakan bagian dari kegiatan SL-PTT sebagai tempat bagi tahun 2010, maka pertanaman di areal SL-PTT diharapkan harus
petani anggota kelompoktani dapat melaksanakan seluruh sudah dilaksanakan paling lambat bulan September 2010, kecuali
tahapan SL-PTT pada lahan tersebut. Dalam melaksanakan LL secara teknis maupun administratif tidak memungkinkan
kelompoktani dapat mengacu pada rekomendasi teknologi dilakukan pertanaman sehingga pertanaman baru dilakukan
setempat. pada musim penghujan (Oktober – Desember).
Pelaksanaan SL-PTT menggunakan sarana kelompoktani yang Luas satu unit SL-PTT adalah berkisar antara 10 – 25 ha, satu
sudah terbentuk dan masih aktif. Kelompoktani yang dimaksud unit LL seluas minimal 1 ha. Areal yang digunakan sebagai unit
adalah kelompoktani yang dibentuk berdasarkan domisili atau SL-PTT mendapat bantuan benih dan areal yang digunakan
hamparan, diusahakan yang lokasi lahan usahataninya masih sebagai unit LL akan mendapat bantuan benih, pupuk Urea,
dalam satu hamparan. Hal ini perlu untuk mempermudah NPK dan pupuk Organik. sebagaimana terlihat dalam Gambar
interaksi antar anggota karena mereka saling mengenal satu 5. s/d 12., berikut ini :
Gambar 6. Kerangka Pelaksanaan SL-PTT Padi Non Hibrida Gambar 8. Kerangka Pelaksanaan SL-PTT Padi Gogo
B. Operasionalisasi SL-PTT
Penanggung jawab pelaksanaan SL-PTT tingkat pusat adalah Direktur
Jenderal Tanaman pangan, operasional pelaksanaan tingkat nasional
SL-PTT padi dan jagung adalah Direktur Budidaya Serealia dan SL-
PTT kedelai dan kacang tanah adalah Direktur Kacang–Kacangan
dan Umbi– Umbian berkedudukan di POSKO I.
Penanggung jawab pelaksanaan SL-PTT di tingkat Provinsi adalah
Kepala Dinas Pertanian Provinsi, operasional pelaksanaan SL-
PTT ditingkat propinsi adalah Kepala Sub Dinas yang membidangi
produksi tanaman pangan berkedudukan di POSKO II.
Penanggung jawab pelaksanaan SL-PTT di tingkat Kabupaten/Kota
adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, operasional
pelaksanaan SL-PTT ditingkat kabupaten/kota adalah Kepala
1) Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian g. Penggunaan dana langsung oleh kelompok tani dengan
Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan
berpedoman pada pedoman Pelaksanaan pelaksanaan
tentang penetapan Kelompoktani penerima bantuan.
kegiatan SL-PTT. Rincian dapat dilihat pada Lampiran 13.
A. Monitoring
Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari
persiapan sampai dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi
dan Kabupaten sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal
pelaksanaan pada Lampiran 15. Monitoring meliputi
perkembangan pelaksanaan SL-PTT, hasil yang telah dicapai dll.
B. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi
dan Kabupaten setelah seluruh rangkaian kegiatan dalam SL-
PTT selesai sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal
pelaksanaan pada Lampiran 15. Evaluasi meliputi 1) Komponen
kegiatan pelaksanaan SL-PTT, 2) Tingkat pencapaian sasaran
areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas dilokasi SL-PTT dan
LL, 4) Penerapan komponen teknologi PTT, dll.
C. Pelaporan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta desa/unit SL-PTT secara
periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang
yaitu dari Pemandu Lapangan ke kabupaten/Kota, kabupaten/Kota
ke Provinsi dan Provinsi ke pusat. Laporan meliputi pelaksanaan
SL-PTT, hasil yang telah diperoleh, dll. sebagaimana terlihat
dalam Format Laporan pada Lampiran 16.,17.,18. Laporan akhir
memuat hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung
lainnya dll.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Penetapan Kelompoktani penerima bantuan SL-PTT
....................................................*) tahun anggaran
2010 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
KEDUA : Kelompoktani sebagaimana dimaksud pada Diktum
PERTAMA berhak menerima dana bantuan SL-PTT
.....................................................*) yang dibiayai
dari dana APBN Departemen Pertanian melalui anggaran
tugas perbantuan pada DIPA**) Dinas pertanian
Kabupaten / Kota Nomor ............. Tanggal..................
bulan .............. tahun.............. dan atau PSO**)
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :...............................
Pada Tanggal : ................................
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten / Kota
..........................................
NIP. .....................................
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian RI di Jakarta
2. Bupati / Walikota di ..............
3. Kepala Dinas Pertanian Provinsi di ................
4. dst.
*) disesuaikan dengan komoditi (SL-PTT BLBU padi non hibrida, BLBU padi
hibrida, BLBU padi gogo, BLBU jagung hibrida, BLBU kedelai, dan SL-
PTT BLBU Kacang Tanah)
**) disesuaikan dengan sumber bantuan
SURAT PERNYATAAN
............................... 2010
Mengetahui Ketua Kelompoktani
Petugas Lapangan
Materai 6.000
(.....................................) (.....................................)
I. LOKASI
1. Nama Kelompoktani :
2. Jumlah Anggota :
3. Luas Areal :
4. Desa :
5. Kecamatan :
6. Kabupaten :
II. TEKNOLOGI
1. Komoditi :
2. Varietas :
3. Komp. Teknologi PTT :
1). Benih Unggul Bermutu : ............... ha
2). Tanam Benih < 21 hari : ............... ha
3). Tanam legowo : ............... ha
4). dst.
III. HASIL
....................................................
Pada hari ini ............. tanggal ............... di Desa .........Kecamatan Pada hari ini ............. tanggal ............... di ............., Kabupaten ..............
...........Kabupaten .............. Provinsi ................ kami yang bertanda Provinsi ................ kami yang bertanda tangan di bawah ini :
tangan di bawah ini : 1. Nama : ..............
1. Nama : .............. Jabatan : ..............
Jabatan : .............. Alamat : ..............
Alamat : .............. Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA
Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA 2. Nama : ..............
2. Nama : .............. Jabatan : ..............
Jabatan : .............. Alamat : ..............
Kelompoktani : .............. Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA
Alamat : ..............
Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA Sesuai dengan Perjanjian nomor ........... dan nomor .......... tanggal ............
maka pihak PERTAMA menyerahkan Bantuan Langsung Benih Unggul APBN
Sesuai dengan Perjanjian nomor ........... dan nomor ........... tanggal TA 2010 kepada kelompoktani di wilayah pihak KEDUA, sebagai berikut :
............ maka pihak PERTAMA menyerahkan kepada pihak KEDUA
bantuan benih sebagai berikut :
( ..........Nama............) (.........Nama..........)
NIP. NIP.