You are on page 1of 20

BAB I

LINGKUNGAN HIDUP

A. MENDENGARKAN
Membedakan Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda

Kita perlu mempelajari lafal, tekanan, intonasi, dan jeda agar dapat membedakan
ketepatan pengucapan suatu kata yang lazim atau tidak dan dapat menyampaikan pesan
melalui kalimat secara tepat. Kemahiran menggunakan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda
akan membantu kitadalam berkomunikasi yang komunikatif.

⇒Lafal
Lafal merupakan cara seseorang atau kelompok orang untuk mengucapkan bunyi-
bunyi bahasa. Dalam bahasa tulis lafal tidak terlihat dengan jelas. Lafal ini lebih
tercermin dalam bahasa lisan.
Misalnya : kata tepat berbeda dengan cepat,
kata guna berbeda dengan tuna.
Keberbedaan lafal ini lebih dipengaruhi oleh perbedaan konsonan dan vocal. Jika
kata-kata tersebut diucapkan secara lisan, kita akan lebih melihat perbedaannya.

⇒Tekanan
Tekanan adalah menekan bagian kata yang lebih penting dalam sebuah kalimat.
Berikut variasi tekanan pasa kalimat :
1) Saya telah membaca buku Hak-Hak Asasi Manusia di perpustakaan Rabu
lalu.
2) Saya telah membaca buku Hak-Hak Asasi Manusia di perpustakaan Rabu
lalu.

1
Dalam bahasa tulis tekanan ditandai dengan garis bawah atau cetak miring,
sedangkan pada bahasa lisan tekanan dapat dicermati dan berpengaruh terhadap
perubahan makna.

⇒Intonasi
Selain lafal dan tekanan, intonasi atau lagu kalimat perlu juga diperhatikan. Intonasi
dapat berupa lagu kalimat atau ketepatan penyajian tinggi rendahnya nada kalimat.

Sebagai contoh :
1) Apa maksudnya?
2) Kita harus berkerja keras.
3) “Besok pagi pekerjaan ini harus selesai.” Kata Ibu.

Dengan memperhatikan lagu kalimat diatas, kita dapat memberikan intonasinya


sebagai berikut:
1) Intonasi Naik
2) Intonasi Datar
3) Intonasi Menurun

⇒ Jeda
Jeda merupakan waktu berhenti atau hentian sebentar dalam ujaran. Jeda juga
berpengaruh terhadap perubahan makna.

Perhatikan contoh kalimat berikut ini:


1) Kata adik, Ibu Yani itu guru yang pandai.
2) Kata adik Ibu, Yani Itu guru yang pandai
3) Kata adik Ibu Yani, itu guru yang pandai

B. MENULIS
Mencatat Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda dengan berlatih menyimak.

2
Berlatih menyimak atau praktek menyimak perlu memperhatikan langkah-
langkah berikut:
1) Simaklah rekaman atau wacana yang disajikan (Simak Materi)
2) Buatlah catatan-catatan yang spesifik (Buat Catatan)
3) Cocokan catatan kamu dengan catatan teman-temanmu(Cocokkan
Catatan)
4) Simpulkan hasil simakkan kamu (Simpulkan)
5) Ungkapkan hasil simakkan kamu dengan bahasa sendiri (Ungkapkan
Kembali)

C. BERBICARA
Mengenal Ragam Bahasa Baku

Dalam membicarakan ragam bahasa baku, kita perlu memperhatikan hal-hal


berikut:
1) Bahasa Baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi /
formal, baik lisan maupun tulis. Pemakaian bahasa baku ini terdapat pada:
a) Pembicara dimuka umum, mialnya pidato kenegaraan, seminar, rapat
dinas dll.
b) Pembicara dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan,
guru/dosen, atau pejabat.
c) Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, atau
undang-undang.
d) Wacana Teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, dll.
2. Segi kebahasaan yang telah diupahkan pembakuannya
meliputi:
a) Tata Bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat yang
berpedoman pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
b) Kosakata yang berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

3
c) Istilah kata yang berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan (EYD).
d) Kriteria lafal baku adalah tidak menampakan dialek kedaerahan.

Fungsi Ragam Baku Dan Tidak Baku

Fungsi raam baku dan tidak baku berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaian.
Penggunaan bahasa baku memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Pemersatu
2) Pemberi Kekhasan
3) Pembawa Kewibawaan
4) Kerangka Acuan

Ciri-Ciri Bahasa Baku

Ciri-Ciri bahasa baku adalah sebagai berikut:


1) Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Contoh:
Saya Sayah
2) Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
Contoh:
Kantor Tempat Kantor Dimana
3) Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Contoh:
Dengan Sama
4) Pemakaian imbuhan secara ekslisit
Contoh:
Ia bekerja keras Ia kerja keras
5) Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Contoh:
Suka akan Suka dengan

4
6) Tidak terkontaminasi dan tidak rancu
Contoh:
Berkali-kali Berulang kali
7) Tidak mengandung arti pleonasme
Contoh:
Para tamu Para tamu-tamu
8) Tidak mengandung hiperkorek
Contoh:
Insaf Insyaf

Suprasegmental berhubungan dengan segmen ujaran atau bunyi (fonem), yaitu


nada, tekanan, jeda, dan intonasi.

5
Bab 2
PERDAGANGAN

A. MENDENGARKAN
Mengenal Informasi Lisan Sebagai Sumber Informasi

Dalam era reformasi, informasi jadi penting karena merupakan kebutuhan pokok.
Dalam hal ini, sumber informasi dapat dibedakan menjadi informasi tulis dan informasi
lisan. Informasi tulis didapatdari buku-buku pelajaran, majalah-majalah, Koran-koran,
dan sejenisnya. Informasi lisan dapat diperolah dari TV, radio, iklan-iklan, dan sumber
informasi lisan lainnya.
Kedua informasi tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan. Informasi tulis
mempunyai kelemahan antara lain membutuhkan waktu yang relativelama, dana yang
besar, dan penyampaian yang lambat.. Informasi lisan mamiliki kelemahan, antara lain
cepat pudar, tidak dapat diulang, dan sulit dibuktikan kebenarannya. Kelebihan informasi
ini ialah lebih efektif dan praktis disbanding informasi tulis. Fakta merupakan hal yang
nyata atau peristiwa yang benar-benar terjadi.

B. MENULIS
Mencatat Isi Pokok Informasi Dan Uraian Lisan Yang Bersifat Faktual, Spesifik, dan
Rinci.

6
Informasi merupakan keterangan, pemberitahuan, kabar atau pun berita.

 Konsep dapat berupa ide/pengertian yang diabstrakkan


 Opini dapat pula berarti pendapat / pikiran / pendirian
 Gagasan adalah hasil pemikiran
 Proses merupakan rangkaian tindakan yang menghasilkan produk
 Asumsi merupakan hal yang diterima sebagai dasar / landasan berpikir
 Pengendalian berarti peristiwa yang dianggap mudah terjadi
 Khayalan dapat dilihat sebagai lukisan / gambar dalam angan-angan,
sedangkan harapan berupa keinginan agar sesuatu terjadi

Berikut ini merupakan cirri-ciri atau criteria suatu sumber, baik secara langsung
maupun tidak, yang dapat disebut sebagai sumber informasi atau bukan.
1) Dapat dicek kebenarannya
2) Dapat dipertanggung jawabkan
3) Mengacu pada informasi tertentu
 Ketika criteria diatas dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan sumber informasi atau bukan
 Dari sumber informasi yang kita simak, kita dapat membuat
catatan faktual, spesifik, dan rinci
 Catatan factual adalah catatan yang didasarkan atas fakta.
Contoh : Penganguran di Indonesia mencapai 40 juta jiwa.
Indonesia merupakan Negara kepulauan.
 Catatan spesifik merupakan catatan khusus dari informasi yang kita
dapatkan.
Contoh : Materi perekonomian mengatakan bahwa ekonomi Indonesia
mengalami pertumbuhan 5% per tahun.

Memahami Informasi Yang Menyatakan Proses Dan Hasil

7
Informasi yang menggambarkan proses pada kalimat biasanya ditandai dengan
imbuhan pe-an, sedangkan untuk hasil biasanya ditandai dengan akhiran –an.

a) Memahami kata berimbuhan yang menyatakan proses dan hasil.

Beberapa contoh kata yang menyatakan proses antara lain :


1) Imbuhan me- seperti pada mengail, mencabut, dan mencangkul
2) Imbuhan me(N)-kan seperti pada membacakan, menghidangkan, dan
menayangkan.

Beberapa contoh kata berimbuhan yang menyatakan hasil antara lain terdapat pada
bagian berikut :

1) Imbuhan –an seperti pada hukuman, balasan, dan timbangan


2) Imbuhan pe(N)-an seperti pada pengalaman, penyamaran, dan pendulangan.

b) Memahami wacana sebagai informasi menyatakan proses dan hasil.

Untuk mengetahui informasi yang menyatakan proses dan hasil dari sebuah
wacana. Dapat ditandahi dari isi atau bahasa itu sendiri.

C. BERBICARA
Memahami Ragam Bahasa

⇒Ragam Bahasa merupakan variasi bahasa menurut penutur / pembicara dan


cara penyampaiannya.
⇒Ragam bahasa menurut penutur didasarkan pada daerah, pendidikan, dan
sikap penutur.
⇒Ragam daerah disebut logat / dialeg.

8
⇒Ragam pendidikan dibedakan dari ragam nonpendidikan. Ragam bahasa
pendidikan merupakan ragam bahasa tinggi. Sedangkan ragam nonpendidikan
disebut ragam rendah.

D. MEMBACA
Berlatih Menyimak Wacana Secara Efektif

Menyimak efektif merupakan cara tepat untuk mendapatkan informasi. Karenanya,


menurut Djago Tarigan (1994:27) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak
secara efektif adalah sebagai berikut :
1) Kesiapan fisik dan mental
2) Motivasi dan sesungguhan
3) Objektif dan menghargai pembicaraan
4) Menyimak secara menyeluruh, Namun selektif.

9
BAB 3
OLAHRAGA DAN KESEHATAN

10
11
12
13
BAB 4
Teknologi komunukasi

14
15
16
BAB 5
PENDIDIKAN

17
BAB 6
WISATA

A. Berbicara
Memilih Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan yang Tepat

⇒ Kata
Kata merupakan satuan bebas terkecil yang bermakna. Kata dapat terdiri
atas satu morfem, dan dapat juga terdiri atas beberapa morfem.

Perhatikan contoh:

Kata kasar / Bentuk Kelas kata Makna kata


bentuk dasar Perimbuhan
Satu - Numeralia Bilangan asli pertama
Satu Menyatu Verba Menjadi satu, berpadu, menunggal
Menyatukan Verba Mengumpulkan, menggabungkan,
menjadi satu

Jika sebuah kata berpadu antara bentuk dan makna, makna kata akan
menjai akuran dalam konteks kalimat. Didalam menyusun kalimat, kita harus

18
cermat dalam memilih kata segi ketepatan bentuk, ketepatan makna gramatikal
(nosi), dan ketepatan makna leksikalnya.
Ketika cermatan terhadap ketiga hal tersebut sering menimbulkan
kesalahan berbahasa sehingga kalimat yang kita susun menjadi tidak efektif (tidak
baku).

B. MENULIS
Memanfaatkan Sinonim dan Parfrasa

Sinonim

Pengertian kata sinonim berasal dari sin (sama atau serupa) dan akar kata onim
(yang bermakna), Dalam istilah bahasa sinonim adalah kata-kata yang mengandung
makna pusat yang sama tetapi berbeda dalam nilai rasa.

Contoh :
a) Pintar, Pandai, Cerdik, Cerdas,Banyak akal, Mahir
b) Cantik, Molek, Bagus, Baik, Indah, Permai.

Parafrasa

Parafrasa merupakan pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tinkatan atau
macam bahaa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian. Parafrasa juga
digunakan untuk membuat kalimat menjadi bervariasi.

19
20

You might also like