You are on page 1of 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mengadakan

perubahan di berbagai bidang. Di tengah kesibukannya mengatasi berbagai

cobaan yang di berikan oleh Allah terhadap negara kita terutama berbagai

bencana alam, pemerintah juga tidak lupa akan tanggung jawabnya di bidang

pendidikan. Salah satu langkah yang diambilnya adalah mengadakan

perbaikan/perubahan terhadap kurikulum. Dari kurikulum 1994 suplemen 1999

diubah menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004. Dalam

jangka waktu yang singkat kurikulum ini diganti lagi dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 sebagai perbaikan dari kurikulum

sebelumnya.

Sekarang dan di masa datang Bahasa Inggris menjadi kompetensi global.

Hampir semua program persiapan sumber daya manusia baik itu pendidikan dan

pelatihan membutuhkan Bahasa Inggris. Untuk mengantisipasinya, Kementrian

Pendidikan Nasional mendukung penerapan Bahasa Inggris sebagai bahasa

pengantar di lembaga pendidikan formal. Program ini lebih dikenal sebagai

program pembelajaran Bilingual ( Dwi bahasa ) di sekolah, khususnya sekolah

menengah pertama berstandar internasional, sekolah terpadu, dan sekolah

1
internasional. Bahkan beberapa lembaga pendidikan swasta telah memulai kelas

bilingual sejak usia pra sekolah hingga jenjang Universitas bahkan di semua mata

pelajaran, tidak terkecuali Matematika (Pusat Pendidikan Bilingual Nasional,.

2009:1).

Salah satu tujuan pemerintah melakukan perbaikan terhadap pendidikan

adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, terutama kualitas dari

output pada setiap jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah, salah satu mata pelajaran yang sangat menentukan mutu pendidikan

adalah mata pelajaran matematika. Walaupun prestasi belajar matematika siswa di

Indonesia masih tergolong rendah, pemerintah tetap mengusahakan penerapan

pembelajaran bilingual pada pelajaran matematika.

Penerapan pembelajaran bilingual khususnya pada mata pelajaran

matematika memang tidak semudah yang dibayangkan, terutama di tingkat SMA

dimana materi matematika sudah mencapai tingkat yang bersifat abstrak sehingga

membutuhkan konsentrasi yang lebih dari para guru matematika, dimana kita di

hadapkan dengan banyak kesulitan yaitu bagaimana menyampaikan konsep

matematika yang bersifat abstrak dengan menggunakan dua bahasa, karena tidak

dapat di pungkiri dengan memakai bahasa Indonesia, siswa masih sulit menerima

apalagi menggunakan bahasa Inggris. Pada kenyataan, guru memegang peran

kunci dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah, sehingga kinerja guru harus

bisa di tingkatkan. Guru merupakan unsur manusiawi yang paling dekat

berhubungan dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari. Guru

2
banyak menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan

(Nyoman Dekker dalam Nasirun,1990:41).

Kinerja guru dalam pembelajaran matematika terutama dalam

mengajarkan matematika dengan bilingual merupakan salah satu faktor penting

sebagai pendorong untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Menurut

Masquis, persepsi dan sikap peserta didik terhadap guru sangat besar pengaruhnya

terhadap prestasi belajar (Darwis, 1994:11).

Selain persepsi siswa terhadap guru, kemampuan berbahasa inggris siswa

juga di butuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar matematika secara

bilingual. Walaupun seorang guru sudah memiliki kemampuan untuk

menyampaikan materi tetapi jika siswa tidak memahami apa yang disampaikan

oleh guru juga tidak dapat mencapai hasil belajar yang baik. Untuk itu

kemampuan memahami dan berbahasa inggris siswa sangat di perlukan terutama

dalam pembelajaran matematika secara bilingual.

Prestasi belajar matematika di SMA merupakan masalah yang

memerlukan perhatian dan penangan yang sungguh-sungguh terutama pada

sekolah yang menerapkan pembelajaran bilingual sehingga kinerja guru sangat di

perlukan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Selain itu

kemampuan berbahasa inggris siswa juga merupakan salah satu faktor penunjang

dalam proses pembelajaran matematika bilingual yang akhirnya mempengaruhi

prestasi belajar matematika siswa.

SMA Negeri 1 Praya adalah salah satu SMA Negeri yang telah

3
melaksanakan sistem pembelajaran bilingual kepada para siswanya. Berdasarkan

hasil observasi dan wawancara dengan guru SMAN 1 Praya menerangkan bahwa

SMA Negeri 1 Praya sudah dua tahun ini menerapkan sistem RSBI terhadap

siswanya, dimana di tahun pertama masih pada tahap persiapan dan di tahun ini

sudah benar-benar di jalankan. Kelas yang di terapkan dengan sistem belajar dua

bahasa ini di tempatkan pada kelas khusus. Pada tahun 2009/2010 ini sekolah

sudah menerapkan sistem bilingual untuk seluruh siswa baru. Siswa yang akan

masuk sekolah ini harus menempuh serangkaian tes masuk meliputi tes akademik

dan tes kemampuan berbahasa inggris untuk menunjang proses belajar mengajar

secara bilingual. Sekolah juga melengkapi semua sarana dan prasarana yang dapat

menunjang kegiatan belajar mengajar tersebut mulai dari akses internet online di

sekolah dan memberikan pelatihan bagi guru yang akan mengajarkan sistem

bilingual di sekolah tersebut agar dapat menyampaikan materi pelajaran dengan

menggunakan dua bahasa yang baik dan benar.

Berdasarkan hal yang di kemukakan di atas, penulis mencoba meneliti

tentang hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru matematika dan

kemampuan berbahasa inggris siswa dengan prestasi belajar matematika siswa

pada siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya tahun pelajaran 2009/2010.

B. Batasan Masalah

4
Untuk memperkecil ruang lingkup penelitian, maka perlu di batasi

masalah pada hal-hal sebagai berikut:

1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun

Pelajaran 2009/2010 dan penelitian akan dilakukan secara cluster random

sampling.

2. Variabel yang akan di teliti adalah persepsi siswa terhadap kinerja guru

matematika dan kemampuan berbahasa inggris siswa dengan prestasi belajar

Matematika siswa.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru

matematika dengan prestasi belajar Matematika siswa kelas X RSBI SMA

Negeri 1 Praya Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan berbahasa inggris siswa

dengan presasi belajar Matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya

Tahun Ajaran 2009/2010.

3. Apakah persepsi siswa terhadap kinerja guru matematika dan kemampuan

berbahasa inggris siswa mempunyai hubungan terhadap prestasi belajar

Matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun Ajaran

2009/2010.

D. Tujuan Penelitian

5
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru

matematika dengan prestasi belajar Matematika siswa kelas X RSBI SMA

Negeri 1 Praya Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berbahasa inggris siswa

dengan prestasi belajar Matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya

Tahun Ajaran 2009/2010.

3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru

matematika dan kemampuan berbahasa inggris siswa secara bersama-sama

terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1

Praya Tahun Ajaran 2009/2010.

E. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Manfaat ilmiah : sebagai bahan masukan dalam

bidang ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian

tentang persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam

mengajarkan Matematika secara bilingual dengan

prestasi belajar Matematika siswa.

b. Manfaat praktis :

2.1 Bagi siswa : di harapkan menjadi bahan masukan bagi siswa agar

6
berupaya meningkatkan kemampuan berbahasa inggrisnya

sehingga proses belajar mengajar matematika secara biligual dapat

terlaksana dengan baik dan meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa.

2.2 Bagi guru : diharapkan menjadi bahan masukan bagi guru

Matematika dalam mengajarkan pelajaran Matematika secara

bilingual untuk memperhatikan kinerjanya supaya menimbulkan

persepsi positif oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar Matematika siswa

2.3 Bagi Sekolah : diharapkan menjadi bahan masukan bagi kepala

sekolah dalam mengembangkan rancangan sekolah bertaraf

internasional agar legih ditingkatkan.

2.3 Bagi peneliti lain: penelitian ini menjadi media belajar dalam

usaha melatih diri menyatakan/menyusun buah pikiran secara

tertulis dan sistematis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi siswa terhadap kinerja guru

1. Persepsi

Seseorang melihat satu huruf, kemudian merangkainya dalam kalimat,

dan mengerti dari apa yang di bacanya, terjadilah persepsi. Persepsi adalah

pengalaman tentang obyek, peristiwa-peristiwa atau hubungan yang di peroleh

7
dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaludin Rahmat

1986:57). Persepsi terbentuk karena fikiran si pelaku menginterprestasi dan

mengintegrasikan pengalamannya sekarang dan pengalaman yang sudah

dimiliki, menghasilkan pengalaman yang lebih baik tentang sesuatu yang

diamati(Garret dalam nasirun, 1991:28).

Orang yang memiliki persepsi positif senang pada suatu objek atau

tingkah laku tertentu akan berusaha menyesuaikan diri dengan obyek atau

tingkah laku tersebut. Sebaliknya orang yang memiliki persepsi negatife tidak

senang , akan menghindar dari obyek dan tingkah laku tersebut. Miftah Thoha

(1986:32) menyatakan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses

psikologi yang dialami oleh setiap orang didalam memahami setiap informasi

tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, dan

penciuman. Dalam buku “kamus bahasa Indonesia” di sebutkan persepsi

sebagai mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa

persepsi adalah proses mengumpulkan informasi dengan menafsirkan

pesan,peristiwa dan pengalaman tentang obyek tertentu lewat panca

inderanya.

Menurut Miftah Toha (1986:33), faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi adalah :

1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan

8
persepsi. Termasuk dalam faktor ini adalah

keadaan fisikologis, famili dan kebudayaan.

2. Faktor yang mempengaruhi proses seleksi

persepsi :

i.Faktor perhatian dari luar, antara lain

pengulangan, intensitas ukuran

keberlawanan, gerakan serta hal yang baru

dalam familier.

ii.Faktor perhatian dari dalam, antara lain

belajar ataupun pemahaman, motivasi dan

kepribadian.

2. Kinerja guru

Dalam bahasa Inggris istilah kinerja adalah performance. Performance

merupakan kata benda. Salah satu entry-nya adalah “thing done” (sesuatu

hasil yang telah dikerjakan). Jadi arti Performance atau kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Menurut

Mangkunegara (2001:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi rendahnya

9
kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang

diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian

penghargaan yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja

seseorang. Berkaitan erat dengan kinerja guru di dalam melaksanakan

tugasnya sehari-hari sehingga dalam melaksanakan tugasnya guru perlu

memiliki tiga kemampuan dasar agar kinerjanya tercapai sebagai berikut:

1) Kemampuan pribadi meliputi hal-hal yang bersifat fisik seperti


tampang, suara, mata atau pandangan, kesehatan, pakaian,
pendengaran, dan hal yang bersifat psikis seperti humor,
ramah, intelek, sabar, sopan, rajin, kreatif, kepercayaan diri,
optimis, kritis, obyektif, dan rasional;
2) Kemampuan sosial antara lain bersifat terbuka, disiplin,
memiliki dedikasi, tanggung jawab, suka menolong, bersifat
membangun, tertib, bersifat adil, pemaaf, jujur, demokratis,
dan cinta anak didik;
3) Kemampuan pedagogic adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi :pemahan terhadap
peserta didik, evaluasi hasil belajar dan pengemabngan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya,
4) Kemampuan profesional sebagaimana dirumuskan oleh P3G
yang meliputi 10 kemampuan profesional guru yaitu:
menguasai bidang studi dalam kurikulum sekolah dan
menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi, mengelola
program belajar mengajar,mengelola kelas, menggunakan
media dan sumber, menguasai landasan-landasan
kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai
prestasi siswa untuk kepentingan pendidikan, mengenal fungsi
dan program bimbingan penyuluhan, mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah, memahami prinsip
dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna
keperluan mengajar tercapai.

Kinerja guru adalah persepsi guru terhadap prestasi kerja guru yang

berkaitan dengan kualitas kerja, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama dan

10
prakarsa.( akhmad sudrajat, 2009 : 1).

Dalam UU Guru dan Dosen pasal 1 di sebutkan Guru adalah pendidik

professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma

tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Agar dapat melaksanakan

tugasnya dengan professional, guru harus memiliki kompetensi. Kompetensi

menurut UU guru dan dosen tahun 2005 pasal 1 ayat 10 adalh seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dam perilaku yang harus dimiliki, di hayati, dan

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya

(Sirojudin, 2007:9).

Menurut Nana Sudjana (1987:18) kinerja guru artinya kemampuan

guru dalam berbagai keterampilan berprilaku, seperti mengajar, membimbing,

menilai, meggunakan alat bantu pengajaran, bergaul, atau berkomunikasi

dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa,

keterampilan melaksanakan administrasi kelas dan lain-lain. Purwanto

(1990:52) mengemukakan bahwa terutama dalam belajar di sekolah, kinerja

guru merupakan faktor yang penting turut menentukan bagaimana hasil

11
belajar dicapai anak.

Adanya pengaruh kinerja guru terhadap hasil belajar telah di tunjukan

oleh hasil penelitian. Salah satu diantaranya penelitian di bidang pendidikan

kependudukan. Hasil tesebut menunjukan bahwa kinerja guru memberikan

sumbangan 32,43%. Penguasaan materi pelajaran 32,58% dan sikap guru

terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60 % (sumber: disertasi

fakultas pasca sarjana IKIP Jakarta, Nana S. 1989:84 dalam Sirojudin:11 ).

Harus diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam proses

pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun

bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil

akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal (Neni

Utami, 2003:1).

Dari penjelasan diatas, dapat di simpulkan bahwa kinerja guru dalam

pembelajaran merupakan kemampuan guru dalam berbagai keterampilan

berprilaku, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa,

keterampilan melaksanakan administrasi kelas dan merupakan faktor penting

yang akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal serta

turut menentukan bagaimana hasil belajar dicapai anak.

3. Hubungan antaran Persepsi siswa terhadap kinerja guru

Persepsi pada dasarnya adalah sesuatu yang sangat pribadi sifatnya

dan merupakan bagian dalam proses prilaku. Hal ini sesuai dengan yang

dikatakan Rahmat (1994:51) yang menyatakan bahwa persepsi adalah

12
pengalaman terhadap obyek, peristiwa atau hubungan yang di peroleh dengan

mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Kinerja guru merupakan kemampuan guru dalam berbagai

keterampilan berperilaku seperti mengajar, membimbing, menilai, bergaul

atau berkomunikasi dengan siswa dan lain-lain.

Jadi persepsi siswa terhadap kinerja guru adalah proses siswa

mengumpulkan informasi dengan menafsirkan pesan, peristiwa dan

pengalaman tentang berbagi perilaku guru dalam proses belajar mengajar

lewat panca inderanya.

B. Kemampuan berbahasa inggris siswa

Bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama di Indonesia. Disamping

itu merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh berbagai bangsa di

dunia, dalam era global di mana batas antar bangsa sangat lah tipis, selain itu arus

informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang demikian cepat

memerlukan kecepatan pemahaman dan kemampuan untuk bersaing dengan

bangsa lain.

Salah satu syarat untuk mampu bersaing di era global adalah kemampuan

berbahasa Inggris yang baik. Proses untuk menguasai bahasa Inggris bisa di

dapat melalui berbagai kegiatan diantaranya: pendidikan formal di sekolah,

pendidikan non formal melalui kursus-kursus, pendidikan informal baik di

lingkungan rumah tangga maupun masyarakat. dan melalui dunia maya yaitu

13
kemampuan akses ke internet.(Tim Diklat Pakem, 2008:1).

Dalam pendidikan formal, proses penguasaan bahasa inggris biasnya

siswa mendapatkannya melalui pelajaran bahasa inggris di sekolahnya. Hingga

saat ini bahasa inggris juga di pakai dalam mata pelajaran lain. Salah satunya

mata pelajaran matematika.

Untuk itu sesuai Undang-undang RI No. 20 th. 2003 tentang Sisdiknas

pada pasal 50 ayat (3) menyebutkan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah

Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada

semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang

bertaraf internasional. Sementara itu pada Visi dan Misi Renstra Depdiknas th.

2005-2009, salah satu diantaranya menyebutkan mewujudkan pendidikan

masyarakat yang bermutu, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan

masyarakat.

Memperhatikan hal tersebut di atas, sekitar tahun 2005 atau 2006,

mulailah di beberapa kota atau daerah bermunculan sekolah-sekolah yang

membuka kelas bilingual, kelas internasional, maupun Sekolah Nasional Bertaraf

Internasional (SNBI) atau Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Pada sekolah

berstandar internasional banyak sekali faktor penunjang yang diperlukan untuk

kegiatan belajarnya yang meliputi sarana dan prasarananya. Tidak hanya

kemampuan guru untuk mampu mengajarkan matematika secara bilingual tetapi

kemampuan siswa untuk memahami dan mengaplikasikan bahasa inggris juga di

perlukan dalm proses belajar mengajar sehingga pembelajaran dua arah dari guru

14
dan siswa dapat dilaksanakan sesuai tujuan pembelajaran.

Dalam bahasa inggris ada 4 kemampuan yang perlu dimiliki, yaitu :

1. Speaking Skill yaitu teknik berbicara yang terdiridari pengucapan kata-kata

yang berbahasa inggris, selain itu dengan Speaking Skill merupakan English

aktif artinya kita bisa berbicara bahasa inggris.

2. Reading Skill yaitu mempelajari bagaimana membaca kata-kata dalam bahasa

inggris serta memperbanyak kosa kata bahasa inggris (Vocabulary). Dalam

reading skill menggunakan teknik yaitu membaca cepat atau scaning, artinya

membaca bahasa inggris secara menyeluruh dalam waktu yang singkat dan

membaca point dari setiap bacaan tersebut. Reading skill mencakup tentang

Main idea, topic dari sebuah bacaan berbahasa inggris dan juga kalimat

pendukung tulisan tersebut.

3. Listening Skill merupakan kemampuan bahasa inggris dalam mendengar dan

memahami apa yang di ucapkan seseorang.

4. Writing Skill merupakan kemampuan menulis bahasa inggris sesuai dengan

grammar dan kaidah penulisan yang benar. dalam writing skill dikenal istilah

tenses yaitu susunan kata yang sesuai dengan waktu kejadiannya seperti

(Present tense, present continuous tense, past tense, past continuous tense,

present past tense dan juga modal dan lain sebagainya) untuk bisa menulis

bahasa inggris sesorang, harus menguasai semua tenses tersebut. (Faisal,

15
2008: 1).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berbahasa Inggris siswa dalam pelajaran matematika adalah kemampuan siswa

dalam memahami dan mengaplikasikan bahasa inggris dalam pelajaran

matematika.

C. Prestasi belajar Matematika

Prestasi,menurut masud khasan abdul qohar (dalam Djamarah,1992:16)

adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan

hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sedangkan, dalam kamus umum

bahasa Indonesia (2001), prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai dari

yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Jadi dapat dikatakan bahwa

prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dengan keuletan,

tantangan dan optimisme dalam bidang kegiatan tertentu baik secara individual

maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan oleh seseorang yang

tidak melakukan suatu kegiatan dan tidak memiliki keuletan kerja serta

optimisme.

Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan

belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga

tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah

hasil dari belajar (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 127). Pendapat Usman (2002, 5),

16
belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkata

adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungannya.

Sedangkan Sardiman A.M (dalam Djamarah, 1994: 21) mengemukakan suatu

rumusan, bahwa belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju

keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa

dan karsa, ranah kongnitif, afektif dan psikomotorik.

Dari uraian di atas berarti belajar adalah proses perubahan tingkah laku

menuju keperkembangan pribadi individu seutuhnya berkat adanya interaksi

antara individu dengan individu dan dengan lingkungannya. Dalam belajar

seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,

keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Ini berarti bahwa berhasil atau

gagalnya pencapaian tujuan pembelajaran itu sangat bergantung pada proses

belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di

lingkungan rumah, atau keluarga sendiri.

Dari beberapa pendapat diatas prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

atau dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses belajar atau diajarkan suatu

pengetahuan tertentu dimana bukan nilai saja yang diberikan kepada siswa tetapi

juga peningkatan pengetahuan atau kecakapan/keterampilan. Jadi prestasi belajar

merupakan gambaran dari keberhasilan suatu proses belajar mengajar secara

keseluruhan. Dengan demikian prestasi belajar merupakan perubahan–perubahan

yang dicapai oleh seseorang. Perubahan–perubahan tersebut kemudian diukur dan

dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka dan pernyataan.

17
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai

faktor yang dapat mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari luar diri.

Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar seseorang, ada standar yang di gunakan

sebagai patokan untuk mengetahui hasil belajar tentang suatu hal, keterampilan

dan sikap yang di harapkan dari suatu proses belajar mengajar yang di maksud..

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004 :138), faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa dapat di bagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor

ekstern. faktor intern adalah faktor yang datang dari diri siswa sendiri.

Sedangkan Faktor ektern adalah melingkupi sekolah, guru, dan keluarga..

Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang dicapai oleh seorang

siswa setelah mengikuti proses belajar matematika dalam kurun waktu tertentu.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa adalah

kinerja guru dalam mengajarkan matematika. Agar siswa dapat berprestasi

dengan baik tentunya kinerja guru dalam pengajaran matematika sangat

diperlukan terutama dalam mengajarkan matematika dengan menggunakan dua

bahasa. Dengan kata lain dalam pembelajaran matematika bilingual persepsi

siswa terhadap kinerja guru dalam mengajarkan matematika dapat mempengaruhi

prestasi belajar matematika

D. Hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru Matematika dan

kemampuan berbahasa inggris siswa dengan prestasi belajar matematika siswa

18
Di sekolah, guru adalah orang yang paling kita perhatikan, khususnya

dalam kegiatan belajar mengajar. Semua tindakan yang dilakukan dan apa yang

dikatakan jika tidak sesuai dengan pengharapan kita maka dapat dengan mudah

mengganggu kita atau menyebabkan kita tidak merasa senang.

Khususnya dalam pembelajaran matematika bilingual dimana siswa di

tuntut untuk menguasai matematika dalam dua bahasa, yaitu bahasa inggris dan

Indonesia. Hal ini tidaklah mudah, dimana peran guru dalam menyampaikan

pelajaran matematika yang sudah mendekati matematika yang abstrak di SMA

harus benar benar mampu baik itu menguasai materi ataupun menguasai kedua

bahasa tersebut agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru matematika dan

kemampuan berbahasa inggris siswa dengan prestasi belajar siswa dapat

ditunjukkan melalui bagan hubungan sebagai berikut :

Bagan Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru Dan Kemampuan


Berbahasa Inggris Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa

19
Dari bagan di atas dapat di jelaskan bahwa peningkatan prestasi belajar

siswa akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas. Oleh karena

itu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, proses pembelajaran di kelas harus

berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Proses pembelajaran

dengan bilingual akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang

mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung

tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah dan sebagai

pengembang kurikulum, serta siswa juga memiliki kemampuan untuk memahami

20
bahasa Inggris dan mampu mengaplikasikan bahasa Inggris dalam matematika.

Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat

dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, dan siswa yang bisa berbahasa inggris

akan bisa menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh gurunya, yang

pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran

(Widoyoko,2009:1).

E. Kerangka berfikir

Berdasarkan kajian teori dapat di peroleh bahwa persepsi siswa terhadap

kinerja guru adalah proses siswa mengumpulkan informasi dengan menafsirkan

pesan, peristiwa dan pengalaman tentang kemampuan guru dalam berbagai

kemampuan berperilaku, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para

siswa, dan keterampilan melaksanakan administrasi kelas melalui panca

inderanya. Kemampuan berbahasa Inggris siswa dalam pelajaran matematika

adalah kemampuan siswa dalam memahami dan mengaplikasikan bahasa inggris

dalam pelajaran matematika.

Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang dicapai oleh seorang

siswa setelah mengikuti proses belajar matematika secara bilingual dalam kurun

waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa

diantaranya adalah kinerja guru dalam mengajarkan matematika dan kemampuan

berbahasa inggris siswa. Agar siswa dapat berprestasi dengan baik tentunya

kinerja guru dalam pengajaran matematika sangat diperlukan terutama dalam

21
mengajarkan matematika dengan menggunakan dua bahasa. Selain itu

kemampuan berbahasa inggris siswa juga turut berpengaruh dalam kelancaran

proses belajar mengajar matematika bilingual yang tentunya banyak

menggunakan istilah matematika dalam bahasa inggris. Dengan kata lain dalam

melaksanakan sistem pembelajaran matematika secara bilangual di perlukan

kinerja guru yang baik dan kemampuan berbahasa inggris siswa yang lancar guna

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas dan didukung dengan teori yang relevan bahwa

diduga ada hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru dan kemampuan

berbahasa inggris siswa dengan prestasi belajar Matematika siswa pada siswa

kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya tahun pelajaran 2009/2010.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian (Arikunto, 1993:8). Hipotesis di rumuskan untuk

menggambarkan hubungan antara dua variabel.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagi berikut.

1. Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru

matematika dengan prestasi belajar Matematika siswa.

2. Ada hubungan antara kemampuan berbahasa inggris siswa dengan

prestasi belajar Matematika siswa.

3. Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru

22
matematika kemampuan berbahasa inggris siswa dengan prestasi

belajar matematika siswa.

BAB III

MOTODE PENELITIAN

A. Pendekatan studi

23
Dalam penilitian ini tidak dikenakan perlakuan terhadap objek karena

perlakuan telah terjadi sebelumnya,yaitu berupa proses belajar mengajar. Oleh

karena itu penelitian ini termasuk ex post faktor ( Nasir ,1985 : 125 )

B. Populasi dan sampel

1. Populasi penelitian

Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pangambilan

sample ( Mardalis, 1993 : 53 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya yang menggunakan system

pembelajaran bilingual tahun pelajaran 2009 / 2010. Populasi ini tersebar

dalam 7 kelas (220 siswa).

2. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel dapat di definisikan

sebagai sembarang himpunan yang merupakan bagian dari suatu

populasi(Margono, 2005:121).

Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling

yaitu suatu yeknik pengambilan sampel bilamana populasi tidak terdiri dari

individu melainkan kelompok(Margono, 2005:127).Dari beberapa kelompok

tersebut di pilih kelompok secara acak dan dijadikan sebagai sample. Karena

siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya menggunakan sistem bilingual

seluruhnya, maka sampel yang di gunakan adalah seluruh siswa kelas X

RSBI (220 siswa) Kemudian menurut Arikunto(2002:112) dalam

pengambilan sampel apabila subyeknya lebih dari seratus maka lebih baik di

24
ambil antara 10%- 15% atau 20%-25% atau lebih. Sehingga supaya lebih

memudahkan perhitungan maka dalam penelitian ini jumlah siswa yang akan

di jadikan sampel adalah sebanyak 100 siswa.

3. Variabel penelitian

Variabel adalah hal yang menjadi obyek penelitian yang diamati dalam

suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi baik secara kualitatif

maupun kuantitatif(Arikunto, 2002:90). Selanjutnya variabel di bedakan

menjadi 2 yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah

faktor yang bergantung pada variabel yang mendahuluinya sedangkan

variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan suatu pengaruh atau sebab

variabel yang lain.

Berdasarkan penelitian diatas maka variabel dalam penelitian ini

adalah :

1. Persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam mengajarkan

pelajaran Matematika ( X 1 ) adalah variabel bebas.

Persepsi siswa tehadap kinerja guru adalah proses siswa mengumpulkan

informasi dengan menafsirkan pesan, peristiwa dan pengalaman tentang

berbagi perilaku guru dalam proses belajar mengajar lewat panca

inderanya.

Aspek-aspeknya :

1. Persepsi siswa terhadap keterampilan guru dalam membuka pelajaran.

25
2. Persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam melaksanakan

pembelajaran

3. Persepsi siwa terhadap kinerja guru dalam menutup pembelajaran

Indikatornya :

1. Persepsi siswa tehadap kemampuan guru dalam menarik perhatian

siswa, pemberian acuan, menimbulkan motivasi siswa, dan membuat

keterkaitan.

2. Persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam menjelaskan pelajaran,

mengadakan variasi, memberikan pertanyaan, penguatan dan

penggunaan alat Bantu.

3. Persepsi siswa terhadap kemampuan guru menggunakan dua bahasa

yakni bahasa inggris dan Indonesia yang baik dan benar dal

melaksanakan pembelajaran

4. Persepsi siswa terhadap kemampuan guru dalam meninjau kembali

dan mengevaluasi.

2. Kemampuan berbahasa inggris siswa (X2) sebagai variabel

bebas

kemampuan berbahasa inggris siswa adalah kemampuan siswa dalam

memahami dan mengaplikasikan bahasa inggris dalam pelajaran

26
matematika.

Aspek-aspeknya :

1. Speaking Skill yaitu teknik berbicara yang terdiridari pengucapan

kata-kata yang berbahasa inggris.

2. Reading Skill yaitu mempelajari bagaimana membaca kata-kata dalam

bahasa inggris serta memperbanyak kosa kata bahasa inggris

(Vocabulary).

3. Listening Skill merupakan kemampuan bahasa inggris dalam

mendengar dan memahami apa yang di ucapkan seseorang.

Indikatornya :

Nilai tes bahasa Inggris siswa pada saat tes masuk di SMAN 1

Praya.

3. Prestasi belajar Matematika (Y)sebagai variabel terikat.

Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang di capai oleh

seseorang (siswa) setelah mengikuti proses belajar mengajar matematika

dalam selang waktu tertentu.

Aspek-aspeknya

1. Kognitif

Indikatornya :

Nilai laporan hasil belajar matematika siswa.

27
C. Metode pengumpulan data

Metode yang di gunakan dalam mengumpulkan data data penelitian ini

adalah menggunakan angket dan dokumentasi untuk memperoleh data tentang

kemampuan berbahasa inggris siswa digunakan metode dokumentasi, yaitu

dengan mengambil data nilai tes kemampuan berbahasa inggris siswa pada saat

melaksanakan tes masuk sekolah tersebut dan prestasi belajar siswa juga

digunakan metode yang sama yaitu dengan mengambil mengambil data nilai

rapor siswa pada mata pelajaran Matematika. Data tersebut di peroleh melalui

buku legger siswa yang terdapat pada bagian tata usah SMA Negeri 1Praya.

Sedangkan untuk memperoleh data data tentang persepsi siswa terhadap kinerja

guru dalam mengajarkan pelajaran matematika secara bilingual didapatkan

dengan menggunakan angket.

Angket adalah alat untuk mengumpulkan data berupa daftar pertanyaan

yang di sampaikan kepada responden untuk di jawab secara tertulis (Yatim

Riyanto, 2001:70). Angket yang di gunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup yang sudah di sediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Angket dalam penelitian adalah angket persepsi siswa terhadap kinerja

guru dalam mengajarkan matematika secara bilingual. Angket ini dibuat untuk

memperoleh data tentang persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam

mengajarkan matematika secara bilingual. Scoring pada angket ini dalam bentuk

skala bertingkat, responden di minta memberi respon untuk tiap butir soal dengan

memberi tanda silang pada salah satu pilihan sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai,

28
dan sangat tidak sesuai..

Proses pemberian bobot di sajikan dalam tabel di bawah ini

Tabel1. Bobot item persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam mengajarkan

matematika secara bilingual.

No Jawaban Item Positif Item Negative

Bobot Bobot
1 Sangat tidak sesuai 1 4
2 Tidak sesuai 2 3
3 Sesuai 3 2
4 Sangat sesuai 4 1
( Yatim Rayanto,2001: 71)

Syarat sebuah angket yang baik adalah memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Validitas (kesahihan)

Validitas adalah adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalitan

atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2006:168).

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrument mampu

mengukur apa yang hendak di ukur.

Suatu item di anggap valid apabila item butir tersebut memiliki r hitung

lebih dari r tabel. Rumus yang di gunakan untuk mencari r hitung adalah

rumus korelasi produck moment dari person dengan angka dasar

(Arikunto, 2006:170). Yaitu:

N ∑ xy − ( ∑ x )( ∑ y )

rxy =
{N ∑ x 2
− ( x)
2
}{N ∑ y 2
− ( y)
2
}
dimana:

29
rxy = koefesien korelasi product moment

N = jumlah koresponden

∑ x = skor per item / butir soal

∑ y = skor total item/ butir soal


Untuk menentukan nilai r hitung di gunakan bantuan komputer yaitu

program microsof exel.

Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran, pada angket persepsi siswa

terhadap kinerja guru dari 66 butir angket didapatkan 48 butir angket yang

valid dengan r hitung 0,400- 0,896 dan harga r tabel 0,396 serta 18 butir

soal di nyatakan gugur dengan r hitung kurang dari 0,396. Dari 48 angket

yang valid dapat digunkan untuk penelitian karena sudah mewakili

masing-masing indikator yang telah ditetapkan.

b. Reabilitas

Reabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument

yang cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data apabila instrument tersebut sudah baik.karena penelitian ini

mempunyai skor lebihdari dua, maka untuk menghitung reabilitas pada

angket penelitian ini peneliti menggunakan rumus koefesian reabilitas alfa

(Arikunto, 2006:196) yaitu :

k  ∑σ b 
2

1 − 
r11 = ( k − 1)  σ 1 2 

30
K = banyaknya butir soal

∑σ 2
b
= jumlah varians butir soal

σ 1 2 = varians total

r11 = reabilitas butir soal.

Varians di cari dengan rumus

∑x 2

∑x 2

N
S2 =
N

Keterangan:

S2 = Varians

X = skor tiap butir

N = jumlah responden/sample

Setelah nilai r di peroleh maka harga r di konsultasikan ke tabel r produk

moment dengan signifikan 5% jika rhit > rtab maka dapat dikatakan data

tersebut reliabel.

Tingkat reabilitas angket di konsultasikan dengan harga r11pada tabel di

bawah ini.

Tabel 2 tingkat reabilitas angket

No Besar nilai r Interpretasi


1 0,800 < r ≤ 1,000 Sangat tinggi
2 0,600 < r ≤ 0,800 Tinggi
3 0,400 < r ≤ 0,600 Cukup
4 0,200 < r ≤ 0,400 Rendah

31
5 0,000 < r ≤ 0,200 Sangat rendah
(Arikunto,1993, 233 )

Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran didapatkan nilai reabilitas

angket persepsi siswa terhadap kinerja guru ( r11 ) = 0,855. Nilai ini berada

pada interval 0,800 < r ≤ 1,000dan reabilitasnya termasuk kategori sangat

tinggi.

D. Metode analisis data

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu cara pengolahan data dan melaporkan data

apa adanya yang dilakukan dengan menyusun dan mengklasifikasikan

secara sistematis sehingga memperoleh suatu kesimpulan. Analisis yang di

lakukan meliputi mean, median, dan standar deviasi. Dalam hal ini,

analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap

kinerja guru dalam mengajarkan matematika dan kemampuan berbahasa

inggris siswa dengan prestasi matematika siswa kelas X SMA Negeri 1

Praya tahun ajaran 2009/2010.

Untuk menentukan tingkat persepsi siswa terhadap kinerja guru dengan

menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut. :

Tabel 3 tabel konversi persepsi siswa terhadap kinerja guru

No Persentase Kategori
1 90% -100% Baik sekali
2 80% - 89% Baik
3 65% -79% Cukup baik

32
4 55% - 64 % Tidak baik
4 0% - 54% Sangat tidak baik
(Nyoman, Dantes, 1983:83).

Untuk menghitung persentase persepsi siswa tehadap kinerja guru dengan

rumus sebagai berikut:

M
P= × 100%
SMi

Dimana : P = persentase

M = jumlah nilai

SMi = skor maksimal ideal

mengkategorikan skor kemampuan berbahasa inggris siswa dan prestasi

belajar Matematika siswa di gunakan patokan sebagai berikut.

Tabel 4. Konversi kemampuan berbahasa inggris siswa dan nilai belajar


Matematika

No Nilai Kategori
1 8,5 - 10 Sangat baik
2 7,5 – 8,4 Baik
3 6,5 – 7, 4 Lebih dari cukup
4 5,5 – 6,4 Cukup
5 0 – 5,4 Kurang
Purwanto,2008 : 267).

2. Uji Hipotesis

a. Uji prasyarat

Sehubungan dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi sebelum

menentukan analisis statistik yang akan digunakan yaitu uji normalitas

33
dan uji linieritas

1) Uji normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas dengan rumus Chi Kuadrat (Arikunto,2006:290) yaitu :

( fo − fh ) 2
X =
2

fh dengan db(baris-1, kolom-1)

Keterangan :

f o =nilai frekuensi hasil

f h = nilai frekuensi harapan

Dalam menetukan uji normalitas digunakan patokan rumus interval

dengan mean dan standar deviasi yaitu :

Tabel 5. Patokan interval uji normalitas

No rumus interval
1 X < M - 2SD
2 M - 2SD < X < M - SD
3 M - SD < X < M
4 M < X <M + 2SD
5 M + SD < X < M + 2SD
6 X > M + 2SD
(Sirojudin,2004: 41)

2) Uji kelinearan

Pemeriksaan kelinearan regresi di lakukan melalui pengujian

hipotesis bahwa regresi linear melawan hipotesis tandingan bahwa

regresi non linear.

Uji linearitas dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung

34
jumlah kuadrat disingkat jk untuk berbagai sumber variasi. Sumber

variasi yang jknya perlu di hitung adalah totl jk(T), regresi a jk(a),

regersi b/a jk(b/a), jumlah kuadrat sisa, jk(S), tuna cocok jk(TC) dan

galat jk(G) yang dapat di hitung dengan rumus-rumus :

 ∑( Y2 ) 
∑ ∑ Y −
n


JK (G) =  (1)
JK(TC) = JK (S)- JK(G) (2)

Untuk mencari nilai uji linearitas di gunakan rumus :

S 2 JK (TC )
2
Fhitung = S JK (G ) (3)

Uji linearitas memiliki kriteria yaitu tolak hipotesis bahwa regresi

linear, jika statistic F hitung yang diperoleh dari penelitian lebih besar

dari F dengan taraf nyata yang dipilih ( α = 0,05 dan derajat kebebasan

(dk) yang bersesuaian yaitu dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k),

maka data tersebut terdistribusi linear (Sudjana,1983:13).

b. Regresi linear sederhana Y atas X

Regresi linear sederhana di dasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel bebas dan satu variabel terikat ( persepsi siswa

terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa inggris siswa dengan

prestasi belajar matematika). Persamaan umum regresi linear sederhana

adalah sebagai berikut :

35

Y = a + bX (4)

Dimana


Y = prestasi belajar Matematika

X = persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam

mengajarkan Matematika dan kemampuan

berbahasa inggris siswa

( ∑ Y )( ∑ X ) − ( ∑ X )( ∑ XY )
2

a=
n( ∑ X − ) ( ∑ X )
2 2

(5)
n( ∑ XY ) − ( ∑ X )( ∑ Y )
b=
n( ∑ X ) − ( ∑ X )
2 2

(6)
(Sudjana, 1983 :97)

c. Uji keberartian regresi

Uji keberartian regresi diperiksa melalui pengujian hipitesis bahwa

koefesian-koefesien regresi khususnya koefesiaen arah b sama dengan nol

(tidak berarti )melawan hipotesis tandingan bahwa koefesien arah regresi

berarti di gunakan rumus :

JK(T) = ∑Y 2
(7)

∑Y 2

JK(a) = n (8)

 ( ∑ X )( Y ) 
∑ XY − 
 n 
JK(b/a) = b (9)

36
JK(S) = JK(T) – JK(a)-JK(b/a) (10)

Nilai uji keberartian dapat di peroleh dengan menggunakan

S 2 (reg )
2
Fhitung = S ( S ) (11)

Uji keberartian regresi memiliki criteria tolak hipotesis bahwa

koefesien arah regresi tidak berarti (Ho)di tolak dengan statistic F hitung

diperoleh lebih besar dari F tabel berdasarkan taraf nyata yang di pilih ( α

=0,05) dengan dk pembilang satu dan dk penyebut (n-2), maka regresi

berarti(sudjana,1983:13).

d. Korelasi dalam regresi linear sederhana

Korelasi antara X dan Y dalam regresi linear sedehana hanyalah dapat

di pertanggung jawabkan apabila di dasari oleh regresi Y atas X yang

berbentuk linear. Berpangka; pada dasar pengertian ini maka untuk n buah

pasang data X dan Y yang dapat di hubungkan dengan regresi linear Y = a

+ bX, kita dapat kadar kontribusi koefesien X terhadap Y dengan

menggunakan statistik koefesien korelasi product momen dengan rumus :

n∑ XY − ( ∑ X )( ∑ Y )
r=
{n∑ X 2
− (∑ X ) }{n∑ Y ( ∑Y ) }
2 2

(12)

e. Pengujian koefesien korelasi

Uji koefesien korelasi di harapkan sebelum menarik suatu kesimpulan

37
terlebih dahulu harus di pertanyakan apakah r yang didapat tersebut ada

atau tidak. Untuk menjawab keberartian koefesien korelasi r yang

diperoleh perlu di lakukan pengujian terhadap hipotesis ρ , apabila ρ = 0

bahwa koefesien korelasi tidak berarti melawan tandingan ρ ≠ 0 bahwa

koefesien korelasi berarti.

Pengujian koefesien korelasi menggunakan rumus

r n−2
t=
1− r2 (13)

Dengan r menyatakan koefesien korelasi dan n menyatakan jumlah sampel

dengan ketentuan, jika t hitung ≥ t tabel, dk= n-2 pada ( α =0,05)maka

koefesien korelasi berarti dan sebaliknya jika t hitung < t tabel maka

koefesien korelasi tidak berarti(Sudjana,1983:48).

f. Regresi linear ganda (multiple)

Pada regresi lenier hanya ada satu peubah bebas X yang di hubungkan

dengan satu peubah terikat Y linier. Untuk regresi linier ganda terdapat

sejumlah k buah (k ≥ 2) , peubah bebas X yang dihubungkan dengan Y

linier. Jika peubah bebas itu k ≥ 2 maka bentuk umum regresi linier ganda

Y atas X 1 dan X 2 adalah :

Α
Y = a 0 + a1 X 1 + a 2 X 2 (14)

38

Dimana : Y = prestasi belajar matematika

X 1 = persepsi siswa terhadap kenerja guru

X 2 = kemampuan berbahasa inggris siswa

a o = Y − a1 X 1 − a 2 X 2 (15)

a1 =
(∑ X )( ∑ X Y ) − ( ∑ X X )( ∑ X Y )
2
2
1 1 2 2

(∑ X )(∑ X ) − ( ∑ X X )
1
2
2
2
1 2
2

(16)

a2 =
(∑ X )( ∑ X Y ) − ( ∑ X X )( ∑ X Y )
1
2
2 1 2 1

( ∑ X )(∑ X ) − ( ∑ X X )
1
2
2
2
1 2
2

(17)

g. Uji keberartian regresi linier multipel

Uji keberartian regresi linier multipel sama dengan mencari regresi

linier sederhana, sebelum regresi yang diperoleh digunakan untuk

membuat kesimpulan, terlebih dahulu perlu diperiksa setidak-tidaknya

mengenai kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh

melalui pengujian hipotesis. Untuk regresi linier multiple pemeriksaannya

dilakukan terhadap keberartian regresi dengan menerima kenyataan bahwa

bentuknya sudah linier ( berpangkat satu dalam semua peubah bebas ).

Jadi regresi diasumsikan linier seperti bentuk umumnya dalam rumus (14)

39
dan tidak dilakukan pengujian terhadap kelinierannya.menguji keberartian

regresi linier multiple ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi (

berbentuk linier ) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila

dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai pertautan atau hubungan

peubah yang sedang dipelajari.

Untuk menguji keberartian regresi linier multiple diperlukan dua

macam jumlah kuadrat-kuadrat yaitu untuk regresi JK (reg), dan untuk

sisa JK (S) yang secara umum dihitung dengan menggunakan rumus :

a1 ∑ X 1Y + a1 ∑ X 2Y
JK(reg) = (18)

Sedangkan JK(S)dihitung dengan menggunakan rumus :

JK(S) = ∑Y 2
- JK(reg) (19)

∑Y 2
merupakan jumlah kuadray-kuadrat total dikoreksi, yang

besarnya adalah :

∑Y 2

∑Y 2
= ∑Y 2

n (20)

Masing-masing JK diatas mempunyai derajat kebebasan (dk), yang

besarnya k untuk JK(reg) dan (n-k-1) untuk JK(S). Apabila syarat-

syaratnya dipenuhi maka untuk menguji keberartian regresi linier multiple

digunakan rumus :

40
JK (reg )
Fhit =
JK ( S )(n − k − 1)

Uji keberartian regresi linier multiple memiliki kriteria yaitu tolak

hipotesis (Ho) jika statistic F hitung lebih dari F table dengan taraf

nyata yang dipilih ( α =0,05 ) dengan dk pembilang = k

dan dk penyebut = n-k-1 maka dapat disimpulkan bahwa

regresi berarti.

h. Korelasi multiple

Korelasi multiple antara persepsi siswa terhadap kinerja guru dan

kemampuan berbahasa inggris siswa dalam menghadapi pelajaran

matematika dengan prestasi belajar matematika, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

JK (reg )
R2 =
∑Y 2 (21)

i. Uji keberartian koefesien korelasi multiple

Sebelum kita gunakan harga koefisien korelaasi multiple R yang

diperoleh untuk mengambil kesimpulan, terlebih dahulu perlu diperiksa

mengenai keberartiannya. Pemeriksaan ini dilakukan melalui pengujian

hipotesis bahwa koefisien korelasi multiple tidak berarti melawan

tandingan bahwa koefisien korelasi multiple berarti. Statistic yang

digunakan untuk pengujian hipotesis ini adalah :

41
R2 / k
F=
( )
1 − R 2 / ( n − k − 1) (22)

Dengan k yang menyatakan banyaknya peubah bebas dan n

merupakan ukuran sample dengan dk pembilang k dan dk penyebut (n-k-

1). Kriterianya adalah tolak hipotesis bahwa koefisien korelasi

multiple tidak berarti jika F hitung lebih besar dari F table

dengan taraf nyata yang dipilih ( α=0,05 ).

3) Uji keberartian koefisien korelasi regresi linier multipel

Untuk menilai ketepatan ramalan masih perlu dilihat melalui galat

baku taksiran Y atas x1 dan x2 yang dapat dihitung dengan rumus :

JK ( S )
S 2 y ,12,....k =
( n − k − 1) (23)

Dengan JK(S) yang menyatakan jumlah kuadrat sisa, n menyatakan

2
banyaknya peubah bebas. Makin kecil taksiran S y ,12,....k makin baik

ramalan Y atas X 1 dan X 2 . Dengan adanya galat baku taksiran didapat

dihitung galat baku a1 yang diperlukan untuk menguji keberartian

koefisien regresi. Galat baku koefisien a1 ini ternyata juga masih

tergantung pada jumlah kuadrat-kuadrat penyimpangan peubah x1 ,

untuk menghitung galat baku koefisien regresi a1 ( S a1 ) digunakan rumus

42
S 2 Y .12....k
S 2 a1 =
(
∑ X 2 ij 1 − Ri 2 ) (24)

Penyebut ddalam rumus diatas dijumlahkan untuk semua harga yang

ada dalam Xi. Untuk menguji keberartian koefisien korelasi yang sesuai

dengan peubah Xi diperlukan juga koefisien korelasi multiple diantara

peubah bebas, dan untuk ini Xi diasumsikan sebagai peubah bebas sisanya

telah terjadi hubungan regresi linier multiple.

Apabila syarat-syaratnya dipenuhi khususnya yang menyangkut

kenormalan, maka untuk menguji koefisien regresi yang bertalian dengan

peubah bebas Xi tidak berarti melawan tandingan koefisien itu, berarti

digunakan statistik :

r n−2
t=
1− r2 (25)

Dengan t yang menyatakan distribusi student t dengan dk = n-k-1 ,

kriterianya tolak hipotesis bahwa koefisien regresi yang sesuai dengan

peubah Xi tidak berarti jika t hitung lebih besar t table dengan α =0,05.

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISA DATA

1. Deskriptif Umum Hasil Penelitian

43
Deskripsi umum hasil penelitian yang di maksud meliputi deskriptif

umum tentang persepsi siswa terhadap kinerja guru matematika dan

kemampuan berbahasa inggris siswa dan tentang prestasi belajar matematika

yang di capai siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran

2009/2010.

a. Data persepsi siswa terhadap kinerja guru Matematika

Data hasil jawaban responden terhadap angket persepsi siswa

terhadap kinerja guru matematika secara rinci dapat dilihat pada

lampiran. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut skor tinggi untuk

persepsi siswa terhadap kinerja guru yaitu sebesar 166, nilai terendah

105 dan rata-ratanya 133,84. untuk data yang lebih lengkap dapat

dilihat pada lampiran. Berikut adalah table kategori penggolongan

persepsi siswa terhadap kinerja guru.

Tabel 6. Kategori penggolongan persepsi siswa terhadap kinerja guru

Rumus

NO Interval Interval Frekuensi Kategori Persentase


1 90%-100% 172 - 192 0 baik sekali 0%
2 80%-89% 153 - 171 4 baik 4%
3 65%-79% 124 - 152 79 cukup baik 79%

44
4 55%-64% 105 - 123 17 tidak baik 17%
5 0-54% 0-104 0 sangat tdk baik 0%

Dari data diatas diketahui siswa yang memiliki persepsi baik

terhadap kinerja guru matematika sebanyak 4 siswa, dengan persentase

4 %. Sebanyak 79 siswa memiliki persepsi cukup baik dengan

persentase 79 % dan sebanyak 17 siswa memiliki persepsi yang tidak

baik dengan persentase 17 %. Tidak ada siswa kelas X RSBI SMA

negeri 1 Praya yang memiliki persepsi baik sekali dan sangat tidak

baik terhadap kinerja guru matematika.

b. Data kemampuan berbahasa inggis siswa

Data kemampuan berbahasa inggris siswa yang diperleh

melalui hasil tes kemampuan berbahasa inggris siswa pada tes awal

masuk ke SMA Negeri 1 Praya secara rinci dapat dilihat di lampiran.

Berdasarkan data yang di peroleh tersebut nilai tertinggi 9, nilai

terendah 60 dan rata-ratanya 7,63. Untuk data statistik deskriptik

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah tabel

kemampuan berbahasa inggris siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1

praya.

Tabel 7. Kategori penggolongan kemampuan berbahasa inggris siswa

No Interval Frekuensi Persentasi Kategori


1 8,5- 100 4 4% SANGAT BAIK
2 7,5 - 8,4 53 53% BAIK
3 6,5 - 7,4 36 36% LEBIH DARI CUKUP

45
4 5,5 - 6,4 7 7% CUKUP
5 0 - 5,4 0 0% KURANG
Dari data di atas diketahui bahwa ada 6 orang siswa memiliki

kemampuan berbahasa ingris sangat baik dengan persentae 6 %, 53

siswa memiliki kemampuan berbahasa inggris baik dengan persentase

53 %, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berbahasa ingris

lebih dari cukup sebanyak 39 siswa dengan persentase 39 % dan 2

siswa memiliki kemampuan berbahasa inggris cukup dengan

persentase 2 %.

c. Data hasil belajar matematika siswa

Data hasil belajar matematika yang di peroleh siswa secara

rinci dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan data yang diperoleh

tersebut nilai tertingi yaitu 9 dan nilai terendah 6 dan rata-ratanya 7,89.

Untuk data ststistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran. Berikut tabel penggolongan hasil belajar Matematika siswa

kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran 2009/2010.

Tabel 8. Penggolongan hasil belajar Matematika siswa kelas X RSBI

SMA Negeri 1 Praya tahun pelajaran 2009/2010.

No Interval Frekuensi Persentasi Kategori


1 8,5- 100 13 13% SANGAT BAIK
2 7,5 - 8,4 70 70% BAIK
3 6,5 - 7,4 10 10% LEBIH DARI CUKUP
4 5,5 - 6,4 7 7% CUKUP
5 0 - 5,4 0 0% KURANG
Dari data diatas diketahui bahwa ada 13 siswa yang

46
mempunyai nilai sangat baik, 70 siswa mempunyai nilai baik, 10 siswa

memperoleh nilai lebih dari cukup dan 7 orang siswa memperoleh

nilai cukup.

2. Uji Hipotesis

1) Uji Prasyarat

a. Uji normalitas

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil uji normalitas

2
untuk data persepsi siswa terhadap kinerja guru untuk X hitung =

2
5,11 dan X tabel = 124,3. ini berarti bahwa data persepsi siswa

2 2
terhadap kinerja guru berdistribusi normal karena X hitung < X

tabel pada taraf signifikan 5 %.

Untuk data kemampuan bernahasa inggris siswa diperoleh X2

2
hitung = 47,35dan X tabel = 124,3. Ini juga berarti bahwa data

kemampuan berbahasa inggris siswa berdistribusi normal karena

X 2 hitung < X 2 tabel pada taraf signifikan 5 %.

b. Uji linieritas

1. Persepsi siswa terhadap kinerja guru Matematika (X 1 ) dengan

prestasi belajar matematika siswa (Y).

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah benar

regresi linier atau tidak. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai

47
berikut:

Ho : Regresi tidak linier

Ha : regresi linier

Uji linieritas persepsi terhadap prestasi dapat dilihat

pada lampiran. Untuk uji linearitas memiliki kriteria terima

hipotesis Ha, bahwa regresi linier jika F hitung kurang dari F

tabel dengan taraf signifikan 5 % dan dk ( k-2,n-k).

Berdasarkan perhitungan di dapatkan bahwa F hitung = 118,63

dan F tabel = 0,56 pada taraf signifikan 5% dan dk(37,61).

Sehingga Ho ditolak. Oleh karena Ha diterima dengan kata lain

regresinya linier.

2. kemampuan berbahasa inggris siswa (X 2 ) terhadap prestasi

belajar matematika siswa (Y)

Begitu juga dengan uji linearitas kemampuan berbahasa

inggris dengan prestasi belajar siswa secara rinci dapat

dilihathasilnya pada lampiran. Berdasarkan hasil perhitungan

dapat diketahui bahwa regresi linier jika F hitung kurang dari F

tabel pada taraf siginfikan 5% dan dk(k-2,n-k) didapatkan F

hitung = 0,042 dan F tabel = 3,09 pada taraf signifikan 5% dan

dk(2,96). Karena F hitung < F tabel maka Ho ditolak Oleh

karena Ha diterima dengan kata lain regresinya linier.

48
9
8
1.0
7

c. Persamaan regresi linier sederhana

1. Persepsi siswa terhadap kinerja guru Matematika (X 1 ) dengan

prestasi belajar matematika siswa (Y).

Model persamaan regresi linier sederhana persepsi siswa

terhadap kinerja guru terhadap prestasi belajar matematika

melalui rumus Y = a + bX 1 dengan harga konstan yang di dapat

dari perhitungan dengan bantuan SPSS didapatka a = 7,494,b =

0,03. Jadi persamaan regresi linearnya adalah Y = a + bX 1 =

7,494 + 0,03X 1 . Jadi dapat diramalkan/diperkirakan perubahan


pada Y apabila X 1 diketahui, dengan a harga konstan.

Berikut adalah diagram pencar dari persamaan regresi linier

persepsi terhadap prestasi.

49
6 0.0 80 120 0160 200
0.0

2. Kemampuan berbahasa inggris siswa (X 2 )terhadap prestasi

belajar matematika (Y)

Model persamaan regresi linier sederhana kemampuan

berbahasa inggris siswa terhadap prestasi belajar belajar siswa

melalui rumus Y = a + bX 2 . Dengan harga konstan a = 5,963, b

= 0,253, jadi persamaan regresi liniernya adalah Y = a + bX 2 =

5,963 + 0,253X 2 . Jadi dapat diramalkan/diperkirakan


perubahan pada Y apabila X 2 diketahui, dengan a harga

konstan.

Berikut adalah gambar diagram pencar dari persamaan regresi

linier kemampuan berbahasa inggris terhadap prestasi.

50
2) Uji Keberartian Regresi

a. Uji hipotesis 1

Uji keberartian regresi dilakukan untuk mengetahui apakah

regresi yang didapatkan berarti atau tidak. Untuk itu di ajukan

hipotesis sebagai berikut :

Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara persepsi siswa

terhadap kinerja guru matematika dengan prestasi belajar

matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya

Tahun Pelajaran 2009/2010 (regresi tidak berarti).

Ha = Ada hubungan signifikan antara persepsi siswa terhadap

kinerja guru matematika dengan prestasi belajar

matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya

Tahun Pelajaran 2009/2010 (regresi berarti).

Uji keberartian regresi memiliki kriteria terima hipotesis Ha,

bahwa regresi berarti jika F hitung lebih dari F tabel ( α ) ,( 1, n − 2 ) untuk

α = 5 %. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan spss di

51
dapatkan bahwa F hitung = 0,20 < F tabel (1, 98 )
= 3,94 sehingga Ho

diterima. Oleh karena itu, dapat di simpulkan bahwa regresi tidak

berarti. Ini artinya bahwa hipotesis Ha di tolak yang berarti bahwa

“persepsi siswa terhadap kinerja guru tidak mempunyai hubungan

yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat dilampiran.

b. Uji hipotesis 2

Uji keberaartian regresi antara kemampuan berbahasa inggris

siswa dengan prestasi belajar matematika siswa dilakukan untuk

mengetahui apakah regresi linier atau tidak. Untuk itu diajukan

hipotesis sebagai berikut :

Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara kemampuan berbahasa

inggris siswa dengan prestasi belajar matematika siswa

kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran

2009/2010 (regresi tidak berarti).

Ha = Ada hubungan signifikan antara kemampuan berbahasa

inggris siswa dengan prestasi belajar matematika siswa

kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran

2009/2010 (regresi berarti).

Uji keberartian regresi memiliki kriteria terima hipotesis Ha,

bahwa regresi berarti jika F hitung lebih dari F tabel ( α ) ,( 1, n − 2 ) untuk

52
α = 5 %. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan spss di

dapatkan bahwa F hitung = 5,199 > F tabel (1, 98 )


= 3,94 sehingga

Ha diterima. Oleh karena itu, dapat di simpulkan bahwa regresi

berarti. Ini artinya bahwa hipotesis Ho di tolak yang berarti bahwa

“kemampuan berbahasa inggris siswa mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap prestasi belajar matematika“. Hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat dilampiran.

3) Koefisien korelasi

1. Persepsi siswa terhadap kinerja guru Matematika (X 1 ) dengan

prestasi belajar matematika siswa (Y).

korelasi menggambarkan keeratan hubungan atara variabel

X 1 dan Y. Pada rumus korelasi product momen/dengan bantuan

SPSS diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,045 dengan harga r

2
tabel 0,195 dan harga determinasi r sebesar 0,002 atau sebesar

0,2 % menunjukkan bahwa harga r hitung kurang dari r tabel, ini

menandakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel X 1 dan Y.

2. Kemampuan berbahasa inggris siswa (X 2 )terhadap prestasi belajar

matematika (Y)

53
Berdasarkan perhitungan diperoleh korelasi sebesar 0,224

2
dengan harga r tabel 0,195 dan harga determinasi r sebesar 0,05

atau sebesar 5 % menunjukkan bahwa harga r hitung lebih dari r

tabel, ini menandakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara variabel X 2 dan Y.

4) Pengujian koifisien korelasi

1. Persepsi siswa terhadap kinerja guru Matematika (X 1 ) dengan

prestasi belajar matematika siswa (Y).

Untuk menjawab keberartian koefisien korelasi yang

diperoleh perlu dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut :

Ho = Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara

persepsi siswa terhadap kinerja guru matematika dengan

prestasi belajar matematika.

Ha = Ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi

siswa terhadap kinerja guru matematika dengan prestasi

belajar matematika.

Uji koefesien korelasi persepsi siswa terhadap kinerja guru

matematika dengan prestasi secara rinci dapat dilihat pada

lampiran. Untuk uji koefesien korelasi memiliki kriteria terima

hipotesis Ha, bahwa koefesien korelasi berarti jika t hitung lebih

dari t tabel pada taraf signifikan 5 % dengan dk (n-2).

54
Berdasarkan perhitungan didpatkan bahwa t hitung =0,447< t tabel

= 1,98 pada taraf α = 5 % dan dk (98) sehingga Ha ditolak. Oleh

karena itu Ho diterima atau dengan kata lain koefesien

korelasinya tidak berarti. Ini artinya bahwa “Tidak ada hubungan

yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kinerja

guru matematika dengan prestasi belajar matematika“.

2. Kemampuan berbahasa inggris siswa (X 2 ) terhadap prestasi

belajar matematika (Y)

Pengujian hipotesisnya sebagai berikut :

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara

kemampuan berbahasa inggris siswa dengan prestasi

belajar matematika.

Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara kemampuan

berbahasa inggris siswa dengan prestasi belajar

matematika.

Berdasarkan perhitungan didapatkan t hitung = 2,280 > t

tabel = 1,98 pada taraf α = 5 % dan dk( 98) sehingga Ho ditolak.

Oleh karena itu Ha diterima atau dengan kata lain koefesien

korelasinya berarti. Ini artinya bahwa “ Ada hubungan signifikan

antara kemampuan berbahasa inggris siswa dengan prestasi belajar

matematika“.

55
5) Persamaan regresi linier ganda

Model persamaan regresi linier ganda persepsi siswa

terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa inggris siswa dengan

prestasi belajar matematika siswa melalui rumus


Y = a0 + a1 X 1 + a 2 X 2 , dengan harga konstan a 0 = 5,483, a1 = 0,003,

a2 = 0,255. Jadi persamaan regresi liniernya adalah


Y = 5,483 + 0,003 X 1 + 0,255 X 2 yang artinya bisa diramalkan atau


diperkirakan perubahan pada Y apabila X 1 dan X 2 diketahui dengan

a 0 konstan.

a) Uji hipotesis 3 ( uji keberartian regresi linier

ganda )

Uji keberartian regresi dilakukan untuk mengetahui apakah

regresi yang didapatka berarti atau tidak. Untuk itu diajukan

hipotesis sebagai berikut :

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi

siswa terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa

inggris siswa dengan prestasi belajar matematika siswa

kelas X RSBI SMA negeri ! Praya Tahun Pelajaran

56
2009/2010.

Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa

terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa inggris

siswa dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X

RSBI SMA negeri ! Praya Tahun Pelajaran 2009/2010.

Uji keberartian regresi memiliki kriteria terima hipotesis Ha,

bahwa regresi berarti jika Fhitung > F tabel ( α )( k , n −k −1) untuk α = 5

%. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran dengan bantuan

SPSS didapatkan bahwa F hitung = 2.723 > F tabel ( 3,96 ) = 2,70

sehingga Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

regresi berarti. Ini artinya bahwa “ persepsi siswa terhadap kinerja

guru dan kemampuan berbahasa inggris siswa mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika“.

Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

6) Korelasi regresi linier ganda

Korelasi menggambarkan keeratan hubungan antara variabel X

dan Variabel Y. Dengan mensubstitusikan harga X dan Y pada rumus

korelasi product moment, sehingga dengan bantuan program SPSS

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,231 dengan harga r tabel =

2
0,195 dan harga determinasi r sebesar 0,053 atau sebesar 5,3 %

57
menunjukkan bahwa harga r hitung lebih dari r tabel, ini menandakan

bahwa terdapat hubungan yang cukup signufikan yaitu sebesar 5,3 %

antara variabel X 1 dan X 2 dengan Y.

7) Uji keberartian koefisien korelasi regresi linier ganda

Untuk menjawab keberartian koefisien korelasi t yang diperoleh

perlu dilakukan pengujian terhadap hipotesis yaitu :

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi

siswa terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa

inggris siswa dengan prestasi belajar matematika siswa

kelas X RSBI SMA negeri ! Praya Tahun Pelajaran

2009/2010.

Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa

terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa inggris

siswa dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X

RSBI SMA negeri ! Praya Tahun Pelajaran 2009/2010.

Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa t hitung = r n − 2 /

1 − r 2 = 0,231 100 − 2 / 1 − 0,231 = 2,350 > t tabel = 1,98 pada taraf


2

α = 5 % dan dk(n-k-1)= 98 sehingga Ha diterima. Oleh karena itu Ho

ditolak dengan kata lain koefesien korelasinya berarti. Ini artinya

bahwa “ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi

58
siswa terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa inggris siswa

dengan prestasi belajar matematika.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini diketahui persepsi siswa kelas X RSBI SMA Negeri

1 Praya tahun Pelajaran 2009/2010 terhadap kinerja guru tergolong cukup baik,

dengan perincian 4 % termasuk kategori baik, 79 % termasuk kategori cukup

baik, 17 % termasuk kategori tidak baik , serta 0 % termasuk dalam kategori baik

sekali dan sangat tidak baik.

Dari penelitian ini juga diketahui bahwa tingkat kemampuan berbahasa

inggris siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya tahun Pelajaran

2009/2010sebagian besar berada pada kategori baik yaitu dengan persentase 53

%, 6 %, memiliki kemampuan berbahasa inggris sangat baik, memiliki

kemampuan berbahasa inggris lebih dari cukup 39 % dan 2 % memiliki

kemampuan berbahasa inggris cukup.

Berdasarkan penelitian ini juga diketahui bahwa hasil belajar yang dicapai

siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran 2009/2010 pada

pelajaran matematika sebagian besar tergolong pada kategori baik dengan

persentase 70 %, 13 % siswa pada kategori sangat baik, 10 % pada kategori lebih

dari cukup dan 7 % siswa tergolong pada kategori cukup.

Dari skor persepsi siswa terhadap kinerja guru, siswa kelas X SMA Negeri

1 Praya Tahun Pelajaran 2009/2010 secara umum memiliki persepsi cukup baik

59
terhadap kinerja guru matematika. Sedangkan jika kita perhatikan rata-rata

prestasi belajar matematikanya, terlihat bahwa prestasi belajar matematika siswa

termasuk kategori baik. Hal ini sesuai dengan hasil analisa data untuk menguji

hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

persepsi siswa terhadap kinerja guru matematika dengan prestasi belajar

matematika.

Dari hasil perhitungan analisa data didapatkan persamaan regresi linier

persepsi siswa terhadap kinerja guru ( X 1 )dengan prestasi belajar matematika


siswa (Y) yaitu Y = 7,494 + 0,003X 1 . persamaan tersebut menunjukkan bahwa,

setiap penambahan satu unit persepsi siswa terhadap kinerja guru ( X 1 ) maka

persepsi belajar belajar siswa (Y) akan meningkat sebesar 0,03 atau sebesar 0,3

%. Penambahan satu unit persepsi siswa tehadap kinerja guru matematika

menghasilkan peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 0,3 % merupakan angka

yang tidak terlalu besar, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari persepsi

siswa terhadap kinerja guru matematika dengan prestasi belajar matematika.

Uji keberartian regresi atau uji hipotesis persepsi terhadap prestasi

didapatkan bahwa F hitung = 0,20 kurang dari F tabel = 3,99 pada taraf signifikan

5 %, dimana ini berarti ini berarti persepsi siswa terhadap kinerja matematika

dengan prestasi belajar matematika siswa tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan.

60
2
Selanjutnya dari hasil perhitungan koefisien determinasi r sebesar 0,002

atau sebesar 0,2 % menunjukkan bahwa hanya ada 0,2 % prestasi belajar

matematika yang dipengaruhi oleh persepsi siswa terhadap kinerja guru.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh t hitung =0,447< t tabel = 1,98 pada taraf

siginifikan α = 5 % dan dk (98)menunjukkan bahwa pengaruh persepsi siswa

terhadap kinerja guru tidak signifikan.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Marquis ( dalam

Darwis, 1994:25) yang menyatakan bahwa persepsi siswa dan sikap peserta didik

terhadap kinerja guru sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Tidak

sesuainya pendapat marquis dengan hasil penelitian ini disebabkan beberapa

faktor antara lain :

1. Diduga karena sekolah sudah memfasilitasi siswa dengan

sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar seperti buku

pelajaran dan internet online sehingga siswa sudah bisa belajar

mandiri dan tanpa terikat pada guru. Jadi walaupun kinerja

guru menurut siswa tidak begitu baik tetapi tidak

mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa.

2. Adanya faktor dari dalam diri siswa yaitu berupa kemampuan

dalam matematika sehingga prestasi belajar siswa tetap baik.

3. Diduga siswa juga mengikuti les khusus diluar sekolah untuk

meningkatkan kemampuan matematikanya.

61
Dari hasil perhitungan analisa data kemampuan berbahasa inggris siswa

(X 2 ) dengan prestasi belajar matematika siswa (Y) diperoleh persamaan regresi


yaitu Y = 5,963 + 0,253X 2 . Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap

penambahan satu unit kemampuan berbahasa inggris siswa (X 2 )maka prestasi

belajar matematika siswa (Y) akan meningkat sebesar 0,253 atau sebesar 25,3 % .

peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 25,3 % merupakan angka yang cukup

besar, artinya ada pengaruh yang signifikan dari kemampuan berbahasa inggris

siswa dengan prestasi belajar matematika.

Uji keberartian regresi kemampuan berbahasa inggris dengan prestasi

didapatkan bahwa F hitung = 5,199 lebih besar dari F tabel (1, 98 )


= 3,94 pada taraf

α = 5 %, ini berarti kemampuan berbahasa inggris siswa mempunya pengaruh

yang signifikan dengan prestasi belajar matematika. Hal ini sesuai dengan

pendapat Widoyoko bahwa siswa (RSBI) yang bisa berbahasa inggris akan bisa

memahami materi yang disampaikan gurunya yang pada akhirnya akan mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa.(Widoyoko,2009:1).

Selanjutnya dari hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh r2

sebesar 0,05 atau sebesar 5 % menunjukkan bahwa ada 5 % prestasi belajar siswa

dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa inggris siswa.

Berdasarkan hasil uji tdiperoleh t hitung = 2,280 lebih besar dari t tabel =

62
1,98 pada taraf α = 5 % dan dk( 98). Ini menunjukkan bahwa pengaruh

kemampuan berbahasa inggris siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa

sangat signifikan.

Terdapatnya hubungan yang signifikan antara kemampuan berbahasa

inggris siswa dengan prestasi belajar matematika siswa di SMA Negeri 1 Praya

Tahun Pelajaran 2009/2010 dipengaruhi oleh faktor guru yang sering

menggunakan bahasa inggris dalam proses belajar mengajar sehngga kemampuan

berbahasa inggris siswa harus tinggi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar

siswa sehingga mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa.

Analisis regresi linier ganda antara persepsi siswa terhadap kinerja guru

dan kemampuan berbahasa inggris siswa dengan prestasi belajar matematika

siswa didapatkan melalui Persamaan yaitu Y = 5,483 + 0,003 X 1 + 0,255 X 2 .


Artinya bisa diramalkan/di perkirakan perubahan pada Y bila X 1 dan X 2

diketahui, dengan kata lain setiap kenaikan X 1 satu satuan akan diikuti oleh oleh


peningkatan Y sebesar 0,003 satuan dan X 2 satu satuan akan diikuti peningkatan


Y sebesar 0,255 satuan dengan a 0 harga konstan

Uji keberartian regresi persepsi siswa terhadap kinerja guru (X 1 ) dan

kemampuan berbahasa inggris siswa ( X 2 )dengan prestasi belajar matematika

63
siswa (Y) didapatkan F hitung = 2.723 lebih besar dari F tabel ( 3,96 ) = 2,70 pada

taraf α = 5 %, ini berarti persepsi siswa terhadap kinerja guru dan kemampuan

berbahasa inggris siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar matematika siswa.

2
Dari perhitungan koefisien determinasi r untuk Y atas X 1 dan X 2 adalah

5,3 %. Artinya ada 5,3 % prestasi siswa dipengaruhi oleh persepsinya terhadap

kinerja guru matematika yang mengajarkan matematika secara bilingual dan

kemampuan berbahasa inggrisnya secara bersamaan.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh t hitung = 2,350 lebih besar dari t tabel =

1,98, pada taraf α = 5 % dan dk(n-k-1)= 98 ini menunjukkan bahwa koefisien

korelasinya berarti. Ini artinya bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan

antara persepsi siswa terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa inggris

siswa dengan prestasi belajar matematika siswa Kelas X RSBI SMA Negeri 1

Praya Tahun Pelajaran 2009/2010. jadi harga determinasi 5,3 5 merupakan angka

yang signifikan.

Secara terpisah persepsi siswa tehadap kinerja guru matematika tidak

mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar matematika, dan

kemampuan berbahasa inggris siswa mempunyai hubungan yang signifikan

dengan prestasi belajar matematika. Akan tetapi secara bersama-sama persepsi

siswa terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa inggris siswa dalam

belajar matematika mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar

64
matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran

2009/2010. Hal ini sesuai dengan pendapat widoyoko yang mengatakan bahwa

proses pembelajaran dengan bilingual akan berlangsung dengan baik bila

didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi serta

siswa juga memiliki kemampuan untuk memahami bahasa Inggris dan mampu

mengaplikasikan bahasa Inggris dalam matematika. Guru yang mempunyai

kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar

siswa yang lebih baik, dan siswa yang bisa berbahasa inggris akan bisa menerima

dan memahami materi yang disampaikan oleh gurunya, yang pada akhirnya akan

mampu meningkatkan kualitas pembelajaran(Widoyoko,2009:1).

65
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian ini

dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru dengan

prestasi belajar Matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun

pelajaran 2009/2010.

2. Terrdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berbahasa inggris

siswa dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1

Praya Tahun Pelajaran 2009/2010.

3. Persepsi siswa terhadap kinerja guru dan kemampuan berbahasa inggris

siswa mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar

matematika siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran

2009/2010.

B. Saran-saran

Dari keseluruhan hasil penemuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

penulis dapat mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. mengingat persepsi siswa kelas X RSBI SMA Negeri 1 Praya Tahun

Pelajaran 2009/2010 terhadap kinerja guru tergolong baik, untuk itu

diharapkan kepada guru untuk terus mempertahankan dan meningkatkannya

lebih baik lagi.

66
2. Selain itu juga guru diharapkan membimbing siswa dalam meningkatkan

kemampuan berbahasa inggrisnya terutama yang berkaitan dengan

matematika sehingga kegiatan belajar mengajar semakin lancar dan materi

tersampaikan pada siswa yang pada akhirnya dapat meningktkan prestasi

belajar matematika siswa.

3. Kepada Kepala sekolah diharapkan untuk meningkatkan sarana dan

prasaranpenunjang RSBI yang dapat digunakan dalam melancarkan kegiatan

belajar mengajar di kelas.

4. Kepada Para peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti kembali masalah

persepsi siswa terhadap kinerja guru matematika dan kemampuan berbahasa

inggris siswa dalam ruang lingkup yang lebuh luas.

67

You might also like