You are on page 1of 17

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“PERANAN SISTEM SARAF PADA KONTRAKSI OTOT RANGKA”

OLEH:

NAMA : IKA SARTIKA

STAMBUK : A1C2 07 086

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN : PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya-lah sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Dan tak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-
teman yang telah ikut berpartisipasi dengan memberikan dukungan dan motivasi
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang bagaimana peranan sistem saraf dalam
kontraksi otot rangka. Selain itu makalah ini juga akan membahas tentang anatomi sel
saraf serta mekanisme impuls saraf.
Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah saya selanjutnya. Saya barharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Kendari, 7 Juli 2010

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

Hal
Judul........................................................................................................... 1
Kata Pengantar........................................................................................... 2
Daftar isi..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................. 4
D. Manfaat........................................................................................... 5
BAB II DAFTAR PUSTAKA................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN
A. Anatomi Jaringan Saraf................................................................... 9
B. Mekanisme Impuls Saraf................................................................ 12
C. Mekanisme Timbulnya Kontraksi Otot.......................................... 14
BAB IV
A. Kesimpulan..................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................... 16
Daftar Pustaka............................................................................................ 17

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf berhubungan dengan sistem koordinasi serta bereaksi terhadap
impuls yang dikirim oleh reseptor sensoris yang dikenal sebagai saraf. Gambaran
struktural dari jaringan saraf digambarkan sebagai sel-sel saraf dan sel-sel
neurologis penunjang.
Sistem persarafan dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis,
sedangkan sistem saraf perifer terdiri atas saraf somatik dan saraf otonom yang
dibedakan atas saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Saraf somatik adalah
susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot
sadar atau serat lintang. Sedangkan saraf otonom adalah saraf yang mempunyai
peranan penting memengaruhi pekerjaan otot involunter seperti jantung, hati,
pankreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
Sel saraf mempunyai kemampuan dalam konduksi impuls atau melakukan
impuls. Fungsi impuls adalah sebagai pembawa informasi yakni tentang
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu;
1. Bagaimana anatomi sel saraf?
2. Bagaimana mekanisme impuls saraf?
3. Bagaimana pengaruh saraf terhadap mekanisme timbulnya kontraksi otot?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu untuk;
1. Menjelaskan anatomi sel saraf pada manusia.
2. Menjelaskan mekanisme impuls saraf manusia.
3. Menjelaskan mekanisme kerja saraf sehingga timbul kontraksi otot pada
manusai.

4|Page
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu pembaca dapat;
1. Mengetahui anatomi sel saraf pada manusia.
2. Mengetahui mekanisme impul saraf pada manusia
3. Mengetahui mekanisme kerja saraf sehingga timbul kontraksi otot.

5|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel
saraf (neuron). Fungsi sistem saraf adalah mengkoordinasi seluruh kegiatan organ di
seluruh tubuh seperti denyut jantung, pernafasan, pergerakan, sekresi kelenjar dan
lain-lain.
Sel saraf mempunyai kemampuan dalam konduksi impuls atau melakukan
impuls. Fungsi impuls adalah sebagai pembawa informasi yakni tentang perubahan-
perubahan yang terjadi dilingkungan, misalnya perubahan temperatur dari panas ke
dingin, perubahan cahaya dari gelap ke terang (Irianto, 2004:240-241).
Salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang
rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf
dapat kita menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot.
Pusat sel saraf (neuron) terdiri dari sebuah badan sel yang disebut perikarion,
berisi nukleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat bahan-bahan yang disebut
substansia nissel. Dari perikarion keluar prosesus yang menghantarkan rangsangan
perikarion yang disebut dendrit, jumlahnya lebih banyak (lebih dari satu). Prosesus
yang menghantarkan rangsangan keluar dari perikarion disebut akson. Jumlah akson
biasanya hanya satu (Syaifuddin, 2006:274).
Sebuah Serabut saraf mempunyai kemampuan konduktivitas (penghantar) dan
exsitabilitas (dapat dirangsang). Serabut saraf berkemampuan memberikan reaksi atas
rangsangan dari sumber luar, seperti, rangsangan mekanik, elektrik, kimiawi atau
fisik; yang menimbulkan impuls yang dihantarkan melalui serabut saraf. Sebuah
impuls saraf selalu dihantarkan melalui dendrit ke sel, lantas dari sel ke axon. Proses
demikian disebut dalil penghantaran maju. Dengan cara yang sama, sebuah impuls
dapat juga melintasi sejumlah neuron (Pearce, 2004:276).
Sebagian besar neuron mengirim sinyal melalui akson mereka, meskipun
beberapa jenis mampu dendrit-ke-dendrit komunikasi. (Pada kenyataannya, jenis
neuron yang disebut sel-sel amacrine tidak mempunyai akson, dan berkomunikasi

6|Page
hanya melalui dendrit mereka.) Neural menyebarkan sinyal di sepanjang akson dalam
bentuk gelombang elektrokimia tindakan yang disebut potensi, yang menghasilkan
sel-sel untuk sinyal pada titik-titik di mana akson terminal sinaptik membuat kontak
dengan sel lain.
Sinaps dapat listrik atau kimia. Sinaps listrik membuat sambungan listrik
langsung antara neuron, tapi sinaps kimia jauh lebih umum, dan jauh lebih beragam
fungsi. Pada sinaps kimia, sel yang mengirim sinyal disebut presynaptic, dan sel yang
menerima sinyal disebut pasca-sinaptik. Baik presynaptic dan daerah pasca-sinaptik
penuh mesin molekuler yang melaksanakan proses sinyal. Presynaptic daerah yang
berisi sejumlah besar kapal kecil berbentuk bola yang disebut vesikula sinapsis,
neurotransmiter dikemas dengan bahan kimia. Ketika terminal presynaptic elektrik
dirangsang, molekul array tertanam dalam membran diaktifkan, dan menyebabkan isi
vesikula akan dilepaskan ke ruang sempit antara presynaptic dan pasca-sinaptik
membran, yang disebut celah sinaptik. Neurotransmitter kemudian mengikat reseptor
pasca-sinaptik tertanam dalam membran, menyebabkan mereka untuk memasukkan
negara diaktifkan. Tergantung pada jenis reseptor, efek yang dihasilkan pada sel
pasca-sinaptik mungkin rangsang, penghambatan, atau modulatory dalam cara yang
lebih kompleks. Misalnya, pelepasan neurotransmitter asetilkolin di kontak sinaptik
antara motor neuron dan sel otot yang cepat menginduksi kontraksi sel otot. Seluruh
proses transmisi sinaptik hanya membutuhkan waktu sepersekian milidetik, meskipun
efek pada pasca-sinaptik sel akan bertahan lebih lama lagi (bahkan tanpa batas waktu,
dalam kasus di mana sinyal sinaptik mengarah pada pembentukan sebuah jejak
memori) (Delta Force, 2 Maret 2010;
http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/sistem-saraf-manusia/).
Sistem retikulan juga menerima masukan impuls dan substansia gnisea
periakuaduktus (periaqueductal grey matter) melalui jaras peka endorfin (endorphin
sensitive projection system).Sistem retikulan juga menerima masukan impuls dan
substansia gnisea periakuaduktus (periaqueductal grey matter) melalui jaras peka
endorfin (endorphin sensitive projection system). Selanjutnya sistem retikular

7|Page
memberi umpan-balik ke korteks serebri melalui jaras retikulo-kontikal (reticulo-
cortical projection system), sedangkan impuls penghamba turun dan sistem jetikular
melalui jaras kaudal-retikuler (caudal-reticular projection system) ke nukleus spinal
apikal (Rudi Kastono, 1999;
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_123_hipertensi_dan_stres.pdf).
Sistem saraf (Nervous System) merupakan salah satu sistem organ yang ada
di tubuh kita.  layaknya sebuah sistem jaringan komunikasi, sel-sel saraf di setiap
bagian dari tubuh memainkan peran dalam proses menanggapi rangsangan dan
pengendalian otot-otot kita. Sistem saraf dibina lebih dari 80 jaringan saraf utama.
Setiap jaringan saraf tersusun atas 1 juta neuron, yaitu unit fungsional sistem saraf
(sel-sel saraf).
Neuron atau sel saraf memiliki bagian-bagian sel yang berbeda dengan tipe sel
lainnya. Berikut bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya dalam menghantarkan
impuls (rangsangan) sebagai unit fungsional sistem saraf (Farid Fakhomi, 1
November 2009; http://wordbiology.wordpress.com/2009/11/01/sistem-saraf/).

8|Page
BAB III
PEMBAHASAN
A. Anatomi Jaringan Saraf
Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel
saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan dan juluran-juluran protoplasma yang
disebut akson atau neurit, yang berfungsi untuk mengantarkan impuls-impuls
melalui dendrit kemudian ke badan sel saraf tersebut dan keluar melalui akson.
Badan sel saraf disebut perikarion yang berisi nukleus. Di dalam sitoplasma
perikarion terdapat bahan-bahan yang disebut substansi nissel.

Simpai mielin yang berlekuk-lekuk disebut nodus ranvier di dalam saraf


perifer. Akson dan dendrit tergabung dalam berkas-berkas jaringan ikat disebut
endoneurium. Berkas ini tergabung menjadi berkas yang lebih besar disebut
epineurium. Apabila sebuah akson terputus maka bagian yang terputus
hubungannya dengan korion akan mengalami degenerasi, akson dan simpai
mielinnya akan berdegenerasi. Di luar susunan saraf terdapat selubung kedua,
diluar selubung mielin yang terdiri dari sel-sel Schwan. Sel-sel Schwan ini akan

9|Page
berploriferasi membentuk kolom-kolom, dari ujung sentral akson akan tumbuh
masuk dalam kolom-kolom ini.
Sel-sel saraf akan berkumpul membentuk jaringan saraf dan selanjutnya
jaringan-jaringan saraf akan berkumpul dan berkoordinasi membentuk sistem
saraf. Hubungan antara sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain disebut
sinapsis, sedangkan hubungan antara sel saraf dengan serabut otot disebut
neuromuscular junction.
Antara sel saraf (neuron) dengan sel saraf lainnya terjalin menurut ikatan
sinapsis. Hubungan ujung saraf berfungsi apabila diperlukan untuk mengantarkan
rangsangan impuls. Dikatakan sinapsis bila sedang berfungsi mengirim impuls,
hubungan menjadi satu kesatuan, dan bila tidak berfungsi akan berpisah.

Dasar fungsi saraf mengirimkan sinyal ke sel lain mencakup kemampuan


untuk bertukar sinyal neuron satu sama lain. Jaringan dibentuk oleh kelompok-
kelompok yang saling berhubungan neuron mampu berbagai fungsi, termasuk
fitur deteksi, pola generasi, dan waktu. Pada kenyataannya, sulit untuk
menetapkan batas-batas untuk jenis-jenis informasi pengolahan yang dapat

10 | P a g e
dilakukan oleh jaringan saraf: Warren McCulloch dan Walter Pitts pada tahun
1943 menunjukkan bahwa bahkan terbentuk dari jaringan yang sangat
disederhanakan abstraksi matematis dari neuron mampu komputasi universal.
Neuron pada manusia dapat kita kelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya. Neuron berdasarkan strukturnya dibagi menjadi tiga tipe, yaitu neuron
multipolar, neuron bipolar, neuron unipolar. Neuron multipolar adalah tipe
neuron yang memiliki banyak dendrite dan satu akson. Neuron bipolar memiliki
hanya satu dendrite dan satu akson, sedangkan neuron unipolar tidak memiliki
dendrite dan proses penghantaran impuls dilakukan oleh satu akson.

Berdasarkan fungsinya sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sel
saraf motorik, sel saraf sensorik dan sel saraf penghubung. Sel saraf motorik
berfungsi menghantarkan atau membawa impuls saraf dari otak dan sumsum
tulang belakang ke otak atau saraf tepi atau saraf perifer. Sel saraf sensorik
berfungsi menghantarkan impuls-impuls saraf dari alat indera ke otak atau
sumsum tulang belakang. Dan sel saraf penghubung mengandung sel saraf
sensorik dan sel saraf motorik sehingga dapat menghantarkan impuls dalam dua
jurusan.

11 | P a g e
Susunan saraf pada manusia dibagi atas dua bagian penting yaitu susunan
saraf pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan
medula spinalis atau sumsum tulang belakang. Sedangkan susunan saraf tepi
dibedakan atas susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom. Susunan saraf
somatik adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur
aktivitas otot sadar dan serat lintang. Susunan saraf otonom adalah susunan saraf
yang mempunyai peranan penting memengaruhi pekerjaan otot involunter (otot
polos) seperti jantung, hati, pankreas, saluran pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
Susunan saraf otonom dapat dibedakan lagi menjadi susunan saraf simpatik dan
susunan saraf parasimpatik yang bekerja secara berlawanan.
B. Mekanisme Impuls Saraf
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf
dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf
beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di
bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra
menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat.
Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut
saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara
1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada
atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat
dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500
sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel
yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.

12 | P a g e
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak
akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih
besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan
membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron
yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran
ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-
sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan
melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia
yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat
di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin
serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati
celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-
sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan
diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-
sinapsis.

13 | P a g e
C. Mekanisme Timbulnya Kontraksi Otot
Timbulnya kontraksi pada otot rangka dimulai dengan potensial aksi dalam
serabut-serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik yang menyebar
ke bagian dalam serabut, dimana menyebabkan dilepaskannya ion-ion kalsium
dari retikulum endoplasma. Selanjutnya ion kalsium menimbulkan peristiwa-
peristiwa kimia proses kontraksi.
Dalam fungsi tubuh normal, serabut-serabut otot rangka dirangsang oleh
serabut-serabut saraf besar bermielin. Serabut-serabut saraf ini melekat pada
serabut-serabut otot rangka dalam hubungan saraf otot (neuromuscular junction)
yang terletak di pertengahan otot. Ketika potensial aksi sampai pada
neuromuscular junction, terjadi depolarisasi dari membran saraf, menyebabkan
dilepaskan Acethylcholin, kemudian akan terikat pada motor end plate membran
menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium yang menyebabkan terjadinya
ikatan Actin-Myosin yang akhirnya menyebabkan kontraksi otot. Oleh karena itu

14 | P a g e
potensial aksi menyebar dari tengah serabut ke arah kedua ujungnya, sehingga
kontraksi hampir bersamaan terjadi di seluruh sarkomer otot.

Gerak dapat dilakukan secara sadar (gerak biasa) dan secara tidak sadar (gerak
reflek). Perbedaan dari kedua macam gerak tersebut adalah berkaitan dengan
jalannya impuls saraf yang melewati sistem saraf pusat, yaitu jika impuls
melewati otak maka gerak yang dilakukan sebagai hasil respon dari otak
dinamakan gerak sadar, sedangkan jika impuls tidak melewati otak tetapi
sumsum tulang belakang, maka gerak yang dihasilkan sebagai respon dari
sumsum tulang belakang dinamakan gerak reflek.
 Mekanisme gerak biasa (gerak sadar)
Rangsangan –>  saraf sensorik –> otak  –> saraf motorik –> gerak otot
 Mekanisme gerak reflek (gerak tidak sadar)
Rangsangan –> saraf sensorik –> pusat integrasi di sumsum tulang belakang –
> saraf motorik –> gerak otot

15 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal
diantaranya yaitu:
1. Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel
saraf (neuron).
2. Sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, akson, mielin, sel Schwan dan serabut-
serabut neurit.
3. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf
dan sinapsis.
4. Timbulnya kontraksi pada otot rangka dimulai dengan potensial aksi dalam
serabut-serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik yang
menyebar ke bagian dalam serabut, dimana menyebabkan dilepaskannya ion-
ion kalsium dari retikulum endoplasma. Selanjutnya ion kalsium
menimbulkan peristiwa-peristiwa kimia proses kontraksi.
5. Mekanisme gerak biasa (gerak sadar)
Rangsangan –>  saraf sensorik –> otak  –> saraf motorik –> gerak otot
6. Mekanisme gerak reflek (gerak tidak sadar)
Rangsangan –> saraf sensorik –> pusat integrasi di sumsum tulang belakang –
> saraf motorik –> gerak otot
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan yaitu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Fakhomi, F., 2009; http://wordbiology.wordpress.com/2009/11/01/sistem-saraf/

Force, D., 2010; http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/sistem-saraf-manusia/

Irianto, 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Yrama Widya. Bandung.

Pearce, E. C., 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.

Kastono, R., 1999;


http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk 123_hipertensi dan_stres.pdf

Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. EGC.


Jakarta.

17 | P a g e

You might also like