You are on page 1of 13

PEMIKIRAN TOKOH MANAJEMEN

putusuryags@windowslive.com

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal. Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang
dengan pesat. Namun sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum yang
berlaku pada berbagai situasi dan kondisi, setiap teori hanya dapat diterapkan pada masalah
yang berbeda-beda, berikut adalah tokoh – tokoh yang memiliki kontribusi dalam
perkembangan teori manajemen.

A. Aliran Klasik

1. Robert Owen (1771 – 1858)

Pada awal tahun 1800-an, Robert Owen memperkenalkan teori tentang manajemen
personalia. Robert Owen menitikberatkan pentingnya penggunaan faktor produksi mesin dan
faktor produksi tenaga kerja. Teorinya menyatakan bahwa bilamana diadakan perawatan pada
mesin akan memberikan keuntungan pada perusahaan, demikian pula pada tenaga kerja bila
diberikan perhatian berupa kompensasi, asuransi kesehatan, tunjangan dan lainnya oleh
pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan pada perusahaan.

Owen meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak,
mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan
toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga layak dan berusaha
memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal.

Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi
ekstern dan intern dari pekerjaan.

2. Charles Babbage (1792 – 1871)

Charles Babbage mengemukakan bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja
akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena pekerjaan-
pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian
kerja (division of labour) yang memiliki beberapa keunggulan, yaitu : waktu yang diperlukan
untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru, harus ada spesialisasi dalam pekerjaan
(karena banyak waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya
sehingga menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja), kecakapan dan keahlian seseorang
bertambah karena seseorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya, adanya perhatian
pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu
saja.

Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-
prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan
tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat
memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian
keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian
keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat
pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran
yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.

3. Frederick Winslow Taylor (1856 - 1915)

Frederick Winslow Taylor memperkenalkan teori scientific management, teori manajemen


yang menganalisis dan mensintesis alur kerja dengan tujuan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja. Taylor percaya bahwa keputusan berdasarkan tradisi dan aturan-aturan praktis
harus diganti dengan prosedur yang tepat, yang dikembangkan setelah mempelajari kinerja
individu ditempat kerja. Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :

a. Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan


sisetiap unsur-unsur kegiatan.
b. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan
dan pendidikan kepada pekerja.
c. Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan
tugas
d. Harus menjalin kerja sama yang baik antara pemimpin dengan pekerja.

Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di
kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati
ilmiah adalah :
a. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
b. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
c. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
d. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
e. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat
kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.

Taylor mengatakan bahwa scientific management merupakan tugas setiap manajer untuk
mengetahui hal yang terbaik (best of the best) melalui penganalisaan, observasi dan
percobaan-percobaan. Observasi yang dilakukannya antara lain : time and motion study,
organisasi fungsional dan the taylor differential rate system.

4. Henry Laurance Gantt (1861 - 1919)

Sumbangan Henry L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk
para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem Charting yang terkenal dengan Gant
Chart.

Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajernen


dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur
manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta
perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah
rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya
pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun
biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan
terciptanya Gantt Chart yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknik-teknik modern
seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).

5. Frank Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972)

Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan usaha
membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap
langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenal
dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang
senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep "three position plan of
promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal
penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok,
karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan
pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.

Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suamianya pada
efisiensi yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan
tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para
pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja
karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.

6. Harrington Emerson (1853 – 1931)

Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dari hasil penelitiannya menunjukkan
kebenaran prinsip yaitu bahwa uang akan lebih berhasil bila mengetahui tujuan
penggunaannya. Bukti dari pendapat Emerson yaitu adanya istilah Management by Objective
(MBO). Dikemukakan 12 prinsip efisiensi untuk mengatasi pemborosan dan ketidak-
efisienan, yaitu :

a. Clearly defined ideals


b. Common sense
c. Competent causal
d. Dicipline
e. The fair deal
f. Reliable
g. Give an order, planning and schedulling
h. Schedule, standard working and time
i. Standard condition
j. Standard operation
k. Written standard practice instruction
l. Efficiency reward

7. Henry Fayol (1841 – 1925)

Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan
organisasi yang kompleks. Peranan Fayol dapat disejajarkan dengan Taylor, dua tokoh ini
mengemukakan hal yang sama bahwa ada prinsip-prinsi manajemen tertentu yang harus
disejajarkan dan dipelajari oleh para manajer dan karyawan. Tapi kedua tokoh tersebut
berbeda dalam titik perhatiannya, dimana Fayol menitik beratkan pada manajer tingkat
bawah, sedangkan Taylor menitikberatkan pada manajer tingkat menengah dan atas.

Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :

a. Teknik produksi dan manufakturing produk, berusaha menghasilkan dan membuat barang-
barang produksi.

b. Komersial dengan cara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi.

c. Keuangan antara lain berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.

d. Keamanan, berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.

e. Akuntansi, dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan
neraca, serta berbagai data statistik.

f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :

1. Perencanaan (Planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan


organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2. Pengorganisasian dan (Organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber
daya manusia guna melaksanakan rencana.
3. Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat
menunaikan tugas pekerjaan mereka
4. Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan
kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
5. Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah
rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.

Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :

1. Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat pada tingkatan
organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan dan kemampuan teknis
dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer tingkat atas.

2. Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari, sehingga tidak
mungkin hanya diperoleh melalui praktek, timbul tenggelam sepertl orang belajar menyelam
tanpa guru.
3. Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan pada segala bentuk dan jenis
organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan lain-lain.

4. Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum manajemen, karena hukum bersifat
kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan pada keadaan yang
dihadapi.

5. Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :

a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu adanya spesialisasi dalam pekerjaan,


diaman dengan spesialisasi dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
Tujuannya adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan terbaik dengan
usaha yang sama.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui
perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formil.
Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang lain.
c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan
kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga
kesepakatan yang ada ini, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan
sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima
perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang
atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang
harus dipatuhi.
e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang
mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu
rencana kerja.
f. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum
(Subordination of Individual interest to general interest), yaitu kepentingan
perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu keseluruhan.
g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi
karyawan dan pengusaha.
h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada
atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai
kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
i. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun dari
tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan organisasi.
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat
dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap
bawahannya.
l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak
pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa
dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat berkelompok
dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung daripada
komunikasi formal dan tertulis.

Banyak kritik yang dilemparkan kepada teori organisasi dan peranannya terhadap prilaku
manajer yang efektif. Juga keyakinannya bahwa prinsip-prinsip manajemen itu dapat
diajarkan dan dipelajari. Kritik terhadap teori salah satu datang dari Henry Mintzberg yang
menyatakan bahwa teori ini hanya sesuai untuk organisasi masa lampau yang lebih stabil
dengan lingkungan yang lebih mudah diramalkan. Teori ini juga terlalu berpegang kepada
kewenangan formil dan sering antara satu prinsip tidak sejalan dengan prinsip lainnya, seperti
antara prinsip Division of Labor dengan Unity of Command.

8. James D. Mooney

Mooney mengartikan organisasi sebagai kelompok orang yang terdiri atas dua atau lebih
orang untuk mencapai tujuan tertentu. Ada empat unsur yang harus diperhatikan dalam
organisasi yaitu : koordinasi, prinsip hierarki, prinsip fungsional dan prinsip staf.

a. Koordinasi, syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin


(perumusan tujuan) dan disiplin.
b. Prinsip hierarki, proses hirarki mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri
yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional.
c. Prinsip fungsional, adanya fungsionalisme tugas yang berbeda.
d. Prinsip staf, kejelasan perbedaan antara staff dan lini.
9. Max Webber (1864 – 1920)

Menurut pandangannya peradaban barat ditandai oleh kecenderungan orang Eropa untuk
menyukai organisasi, rasionalisasi dan birokrasi baik dalam bidang pemerintahan, politik
praktis maupun lembaga swadaya masyarakat.

Max Weber mengembangkan teori Manajemen Birokrasi. Ia menekankan pada kebutuhan


akan penetapan hierarki yang sempurna ditentukan oleh penetapan peraturan dan garis
wewenang yang jelas.

10. Mary parker Follet (1868 – 1933)

Follet menjembatani antara teori klasik dan hubungan manusiawi, dimana pemikiran Follet
pada teori klasik tapi memperkenalkan unsur-unsur hubungan manusiawi. Dia menerapkan
psikologi dalam perusahaan, industri dan pemerintahan. Konflik yang terjadi dalam
perusahaan dapat dibuat konstruktif dengan menggunakan proses integrasi.

Beliau percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen
berdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai
pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan
kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber
dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai
manajer.

11. Oliver Sheldon (1894 – 1951)

Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang
menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga etika sarna
pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan pelayanan barang dan
jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat. Manajemen juga harus
memperlakukan pekerja dengan adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi
manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip dari Oliver,
yaitu :

a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan


masyarakat.
b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat
sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial
yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum
dan konsep keadilan sosial.

12. Chaster L. Barnard (1886 – 1961)

Dalam bukunya The Function of the Executive (1938) mengatakan bahwa organisasi
merupakan sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai. Fungsi utama
manajemen yaitu perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Menurut teorinya yang diberi nama teori penerimaan mengatakan bahwa
seorang bawahan akan menerima perintah hanya bila dia memahami dan mampu serta
berkeinginan untuk mencapainya. Barnard adalah pelopor penggunaan pendekatan sistem.

B. Aliran hubungan manusia (aliran neoklasik)

1. Hugo Munsterberg (1863 – 1916)

Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak psikologi
industri. Bukunya Psychology and Indutrial Efficiency, ia memberikan 3 cara untuk
meningkatkan produktivitas:

a. Menempatkan seorang pekerja terbaik (best possible person) yang paling sesuai
dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b. Menciptakan kondisi kerja yang terbaik (best possible work) yang memenuhi syarat-
syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis (best possible effect) agar memperoleh dampak
yang paling tepat dalam mendorong karyawan.

2. Elton Mayo (1880 – 1949)

Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi


menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi
kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi juga buruk. Hasil percobaan
Howthorne menyatakan bahwa kenaikan produktivitas bukan diakibatkan oleh insentif
keuangan.Rantai reaksi emosional antar pekerja berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas, perhatian khusus dan simpatik sangat berpengaruh. Penelitian lainnya yaitu
kelompok kerja informal-lingkungan sosial karyawan signifikan terhadap produktivitas.

Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin pentingnya people
management skills daripada engineering atau technicall skills, Sehingga konsep dinamika
kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar
kemampuan perseorangan (individu). Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan
Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya
yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan
manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya
pemikiran-pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang lebih maju.

3. William Ouchi (1981)

William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet The Japanese
Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan
adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau didasarkan pada
perbandingan manajemen dalam organisasi.

C. Aliran manajemen modern

Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science.

1. Douglas McGregor (1906 – 1964), membedakan 2 asumsi dasar alternatif mengenai


manusia dan pendekatan mereka terhadap pekerjaan. 2 asumsi tersebut memunculkan
teori X dan teori Y.
a.Teori X : pandangan tradisional tentang motivasi (pekerjaan yang dibenci oleh
karyawan yang harus diberi motivasi dengan paksaan, uang dan pujian)
b.Teori Y : pekerja/orang sudah memiliki motivasi untuk bekerja melakukan pekerjaan
dengan baik

Teori X berasumsi bahwa Karyawan Teori Y berasumsi bahwa Karyawan


Tidak suka bekerja Suka bekerja
Tidak membuat ambisi Mampu mengendalikan diri
Tidak bertanggung jawab Menyukai tanggung jawab
Enggan untuk berubah Penuh imajinasi dan kreasi
Lebih suka dipimpin dari pada memimpin Mampu mengarahkan dirinya sendiri

2. Edgar Schein (1928 - ....) , mengemukakan dinamika kelompok dalam organisasi


Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
a. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
b. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
c. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
d. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
Beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku :
a. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagal an pencapaian tujuan
organisasi.
b. Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan
konsep-konsep manajemen.
c. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan
untuk memuaskan seluruh kebutuh an mereka.
d. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibat an para karyawan.
e. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai
kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.
f. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar
pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap
pekerjaan.
3. Abraham Maslow (1908-1970), mengemukakan tentang kebutuhan yang memotivasi
manusia untuk mendapatkan kepuasan dapat dibuat hierarki. Kebutuhan peringkat bawah
harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum kebutuhan peringkat yang lebih tinggi dapat
dipenuhi.
Beliau seorang psikolog humanistis, dari USA memperkenalkan teori aktualisasi diri
dengan menandaskan bahwa tujuan utama psikoterapi adalah membangun integritas
seseorang.
Mengemukakan adanya hierarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku
manusia dan dinamika proses motivasi.
Tingkatan Kebutuhan manusia menurut Maslow sebagai berikut :
a. Kebutuhan Fisologis, hampir semua kebutuhan dasar manusia kebutuhan akan
pemelioharaan biologis, makan, minum dan kesejahteraan fisik.
b. Kebutuhan Keamanan, kebutuhan akan perlidungan dan kepastian dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Kebutuhan Sosial, kebutuhan akan kasih sayang, rasa memiliki dalam hubungan
dengan orang lain.
d. Kebutuhan Harga Diri secara Penuh, kebutuhan akan harga diri dimata orang lain,
penghormatan, prestise, harga diri, kemampuan diri dan dianggap ahli.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri, tingkat kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan akan
self fulfilment berkembang dan menggunakan kemampuannya.
4. Robert Blak dan Jane Mouton (1930 – 1987), mengemukakan lima gaya kepemimpinan
dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid)
5. Fred Feidler (1967), menerapkan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan.
6. Rensis Likert (1903–1981), pada tahun 1960-an Likert mengembangkan empat sistem
manajemen yang menggambarkan hubungan, keterlibatan, dan peran antara manajemen
dan bawahan dalam pengaturan industri, antara lain : sistem (1) explotatif otoritatif,
sistem (2) kebajikan otoritatif, sistem (3) konsultatif dan sistem (4) Partisipatif kelompok
7. Frederick Herzber (1923 – 2000), terkenal dengan teori motivasi higienis atau teori dua
faktor.
Motivator Factors Hygiene Factors

 Achievement  Pay and Benefits


 Recognition  Company Policy and Administration
 Work Itself  Relationships with co-workers
 Responsibility  Supervision
 Promotion  Status
 Growth  Job Security
 Working Conditions
 Personal life
Ia mengusulkan beberapa temuan kunci sebagai hasil dari identifikasi ini:
a. Orang-orang dibuat tidak puas oleh lingkungan yang buruk, tetapi mereka jarang
dibuat puas oleh lingkungan yang baik.
b. Pencegahan ketidakpuasan adalah sama pentingnya dengan dorongan dari
motivator kepuasan.
c. Faktor higienis beroperasi secara independen dari faktor-faktor motivasi.
d. Seorang individu dapat sangat termotivasi dalam pekerjaannya dan merasa tidak
puas dengan lingkungan kerja.
e. Semua faktor-faktor higienis sama pentingnya, walaupun frekuensi kejadiannya
berbeda jauh.
8. Chris Argyris (1923 – 2008), mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau
sistem antar hubungan budaya

You might also like