You are on page 1of 4

EKOSISTEM BUATAN

Written by oman on Senin, 29 Desember 2008 at 09.25

Ekosistem merupakan tatanan secara utuh dari seluruh unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang kompleks
antara organisme dengan lingkungannya.

Ekosistem Buatan,
Ekosistem Buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya, kolam, waduk,
sawah, ladang, dan tanam. Pada umumnya, ekosistem buatan mempunyai komponen biotik
sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada ekosistem sawah, komponen biotik yang
banyak, yaitu padi dan kacang.

Ekologi
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan, interaksi antara makhluk hidup
(organisme) dengan lingkungannya. Ekosistem yang terbentuk saat ini merupakan hasil evolusi
selama jutaan tahun dari keanekaragaman spesies yang tidak terhitung jumlahnya. Dalam proses
ini spesies yang tidak mampu bertahan akan punah. Kepunahan itu dapat terjadi oleh karena
beberapa hal seperti tidak mampu menyesuaikan dengan kondisi iklim, rentan terhadap serangan
hama dan penyakit, tidak mampu mendapatkan makanan dan energi yang cukup atau kalah
bersaing dengan spesies lain yang lebih efisien. Ekosistem terus mengalami perubahan
bersamaan dengan berlangsungnya proses seleksi alam. Dalam ekosistem terdapat dua
komponen yang saling berhubungan/ berinteraksi satu dengan lainnya, yaitu komponen biotik
dan abiotik. Komponen biotik merupakan bagian lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup yaitu tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah bagian lingkungan yang
terdiri dari benda mati seperti air, tanah, udara, dan cahaya.
Kedua komponen biotik dan abiotik berinteraksi membentuk suatu ekosistem yang mantap.
Sebagai contoh pada lingkungan di mana manusia hidup terdapat komponen air, tanah, udara,
cahaya, tumbuhan, hewan, dan manusia lainnya. Ketidakserasian hubungannya dengan
komponen lain yang ada dalam lingkungan hidupnya dapat menyebabkan terganggunya
kesejahteraan manusia. Terjadinya bencana alam dibeberapa tempat pada waktu bersamaan
merupakan gambaran ketidakharmonisan interaksi ke dua komponen tersebut.

Ragam Ekosistem Pertanian


Apabila manusia mengadakan usaha pertanian maka ia memerlukan lahan usaha yang biasanya
diambil dari suatu ekosistem alam yang sudah ada dalam kesetimbangan. Kalau lahan itu diambil
dari hutan, maka yang biasanya dilakukan adalah menebang pohon-pohon yang ada di hutan
tersebut kemudian menanami lahan yang terbuka dengan tanaman yang dibutuhkan untuk
kehidupannya. Perubahan dalam sistem pertanian menimbulkan banyak masalah yang tidak
dapat diatasi oleh pola pertanian secara tradisional. Praktik-praktik pertanian tradisional ini
sering dianggap statis, seakan-akan dicapai secara kebetulan pada suatu saat dalam proses
evolusi dan ditiru tanpa pertimbangan lebih jauh dari generasi ke generasi. Pola pertanian
tradisional ini terbukti tidak berkelanjutan, tidak dapat dipertahankan karena sistem ini akan
mengakibatkan perubahan kondisi lingkungan dan tekanan dari peningkatan populasi penduduk
yang melebihi kapasitas daya dukung. Pada waktu ini kita temui berbagai sistem yang berbeda
baik tingkat efisiensi teknologinya maupun tanaman yang diusahakan. Sistem pertanian dan
aktivitas-aktivitas yang terkait ditentukan oleh tanah, iklim, tenaga kerja, modal, yang
kesemuanya diupayakan untuk menjaga kesetimbangan lingkungan.

Faktor yang mempengaruhi Ekosistem


Suatu makhluk hidup akan selalu membutuhkan makhluk hidup lain dan lingkungan hidupnya.
Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya bersifat saling mempengaruhi atau
timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur biotik (produsen, konsumen, dan
pengurai) dengan abiotik (cahaya, udara, air, tanah, suhu, dan mineral) membentuk sistem
ekologi yang disebut ekosistem.
Untuk menjaga keseimbangan ekosisitem rantai makanan sangat berperan penting. Rantai
makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme
yang makan dan yang dimakan. Rantai makanan yang tidak terputus dapat menandai
keseimbangannya ekosistem.
Secara alami, alamlah yang mengatur keseimbangan ekosistem dengan mengontrol hubungan
antara komponen biotik dan abiotik. Namun, sekarang aktivitas manusia juga banyak yang
mempengaruhi keseimbangan ekosistem, misalnya :

Penebangan hutan secara liar


Pengeboran minyak lepas pantai
embuangan sampah atau limbah
Penggunaan pupuk buatan dan pestisida berlebihan
Pembakaran hutan
Penangkapan ikan tanpa kendali
Perusakan terumbu karang

Contoh-contoh diatas adalah salah satu contoh dari sekian banyak tingkah laku manusia yang
mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

Komponen Ekosistem
Komponen Biotik, yaitu semua makhluk hidup yang berada dalam suatu ekosistem. Berdasarkan
fungsinya komponen biotik dibedakan atas :

Produsen
Merupakan makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanannya sendiri. Contoh : tumbuhan
hijau

Konsumen
Merupakan makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri, sehingga untuk
kebutuhan energinya tergantung pada produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh: kelinci

Pengurai
Yaitu makhluk hidup yang menguraikan zat-zat yang terkandung di dalam sampah dan sisa-sisa
makhluk hidup yang telah mati.
(mengubah zat organik menjadi zat anorganik).
Contoh: bakteri, jamur, atau jazad renik yang bersifat saprofit.

Komponen Abiotik, yaitu semua benda tak hidup misalnya, udara, air, tanah , cahaya, maupun
faktor-faktor yang ada di sekitar makhluk hidup, misalnya, suhu, kelembaban, angin, dan iklim

Saling ketergantungan antara biotik dan abiotik

Ketergantungan komponen biotik terhadap komponen abiotik


Contoh : Makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas.
Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis.
Ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik
Cacing tanah menggemburkan tanah
Tumbuhan untuk menahan erosi
Tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran udara.

Saling ketergantungan sesama komponen biotik.


Srigala memakan kelinci untuk bertahan hidup
Kelinci memakan tumbuhan

Saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan pengurai terlihat dari proses makan dan
dimakan diantara mereka. Pada prinsipnya dalam peristiwa ini terjadi perpindahan energi
(transformasi energi) matahari (kinetik) menjadi energi kimia (dalam tubuh makhluk hidup) dan
siklus materi.

Dilihat dari jumlah massa penyusun rantai makanan tersebut, makin ke puncak semakin kecil,
sehingga membentuk Piramida makanan.
Piramida makanan dapat memiliki satu puncak atau dua punyak, hal ini terjadi bila terdapat dua
konsumen yang memperebutkan jenis makanan yang sama.

Pola Interkasi Organisme


Hubungan antara species di dalam komunitas dapat bermacam-macam sifatnya:

Netral
Bila antara populasi tidak saling mempengaruhi
Contoh: populasi burung gelatik dengan populasi walang sangit

Kompetisi
Bila antara populasi terjadi persaingan untuk memperebutkan makanan dan wilayah tempat
perburuan.
Contoh: populasi singa dengan populasi harimau

Predasi
Hubungan antara predator dan mangsanya.
Contoh: harimau dengan rusa atau elang dengan ular
Simbiosis
Kehidupan bersama dua jenis makhluk hidup yang berbeda
Parasitisme
Bila salah satu populasi merugikan populasi yang lain
Contoh : Cacing pita yang berada dalam perut manusia atau
benalu dengan pohon jambu
Komensalisme
Bila salah satu populasi untung tetapi lainya tidak dirugikan ataupun diuntungkan.
Contoh: ikan hiu dengan ikan remora
Anggrek dengan pohon jambu

Mutualisme
Bila populasi satu dengan populasi lain saling menguntungkan
Contoh : jamur dengan ganggang membentuk lumut kerak
Bakteri Rhizobium dengan akar tumbuhan polong-polongan

Protokooperatif
Hubungan saling menguntungkan antara dua populasi namun bukan merupakan keharusan.
Contoh : Kupu-kupu dengan bunga atau jalak dengan kerbau

Antibiosis
Yaitu hubungan dua jenis makhluk hidup yg berbeda, salah satu menghambat pertumbuhan yang
lain.
Contoh : Penicillium notatum menghambat pertumbuhan bakteri

You might also like