Professional Documents
Culture Documents
MASYARAKAT MADANI
Oleh
1. Elisnawati
2. Nurul Badriah
3. Sri Hartati
4. Tiara Adelina
Universitas Sriwijaya
Masyarakat Madani
1. Pendahuluan
Salah satu upaya gerakan tarbiyah yang menekanka kepada pendidikan Iindividu,
keluarga dan masyarakat adalah terciptanya masyarakat madani. Tarbiyah yang
komponennya antara lain menyemarakkan membaca dan mengkaji Al Quran, tazkiyatun
nafs atau pembersihan jiwa dan kemudian menyebarkan serta mendakwahkan apa yang
telah dipelajari dalam Islam.
2. Masyarakat Madani
2.1. Konsep Masyarakat Madani
Konsep yang dikemukakan oleh Kim Sunhuhyuk dalam konteks Korea Selatan,
ia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah suatu satuan
yang terdiri dari kelompok – kelompok yang secara mandiri menghimpun dirinya dan
gerakan – gerakan dalam masyarakat yang secara relatif otonom dari negara, yang
merupakan satuan – satuan dasar dari (re) produksi dan masyarakat politik yang mampu
melakukan kegiatan politik dalam suatu ruang publik, guna menyatakan kepedulian
mereka dan memajukan kepentingan – kepentingan mereka menurut prinsip – prinsip
pluralisme dan pengelolaan yang mandiri.
Adapun nilai – nilai dasar masyarakat madani antara lain adalah kebutuhan,
kemerdekaan, hak asasi dan martabat manusia, kebangsaan, demokrasi, kemajemukan,
kebersamaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan, keadilan dan supermasi hukum,
dan sebagainya.
Menurut al-Umari (1995), ada beberapa prinsip dasar yang dapat diidentifikasi
dalam pembentukan masyarakat madani, di antaranya adalah 1) adanaya sistem
muakhkhah (persaudaraan), 2) ikatan iman, 3) ikatan cinta, 4) persamaan si kaya dan si
miskin, dan 5) toleransi umat beragama.
Kedua, ikatan iman. Islam menjadikan ikatan iman sebagai dasar paling kuat
yang dapat mengikat masyarakat dalam keharmonisan, meskipun tetap membolehkan,
bahkan mendorong bentuk-bentuk ikatan lain, seperti kekeluargaan sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip agama. Masyarakat Madinah dibangun oleh Nabi saw. di
atas keimanan dan keteguhan terhadap Islam yang mengakui persaudaraan dan
perlindungan sebagai suatu yang datang dari Allah, Rasul-Nya dan kaum muslimin
semuanya.
Ketiga, ikatan cinta. Nabi saw. membangun masyarakat Madinah atas dasar
cinta dan tolong-menolong. Hubungan antara sesama mukmin berpijak atas dasar saling
menghormati. Orang kaya tidak memandang rendah orang miskin, tidak juga pemimpin
terhadap rakyatnya, atau yang kuat terhadap yang lemah. Fondasi cinta ini dapat
diperkukuh dengan saling memberikan hadiah dan kenang-kenangan. Dengan cinta
inilah masyarakat Madinah dapat membangun masyarakat yang kuat.
Itulah lima prinsip dasar yang dibuat oleh Nabi saw. untuk mengatur masyarakat
Madinah yang tertuang dalam suatu piagam yang kemudian dikenal dengan nama
Piagam Madinah. Masyarakat pendukung piagam ini memperlihatkan karakter
masyarakat majemuk, baik ditinjau dari segi etnis, budaya, dan agama. Di dalamnya
terdapat etnis Arab Muslim, Yahudi, dan Arab Non Muslim.
Allah memberikan kelebihan kepada umat islam yaitu umat yang baik atau
sebaik-baiknya umat. Bila ditinjau dari kehidupan, umat islam adalah umat yang
mempunyai aturan hidup yang sempurna diantara umat lainnya. Al Qur’an dan as-
Sunnah yang dipakai sebagai sumber hokum tentu saja memberikan aturan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan.
Daftar pustaka
Aida Imtihana, dkk. 2009. Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Palembang. Unsri.
http://azai82.multiply.com/journal/item/9/Masyarakat_Madani_dalam_Konteks_Pemiki
ran_Hukum_Islam (tanggal akses 17 Maret 2010)
http://fahmifathullah.ngeblogs.com/2009/11/22/prinsip-masyarakat-madani-menurut-islam
(tanggal akses 17 Maret 2010)
http://jariksumut.wordpress.com/2007/08/31/membentuk-masyarakat-madani-yang-
demokratis-harmonis-dan-partisifatif (tanggal akses 17 maret 2010)