Professional Documents
Culture Documents
secara Etis
Rule utilitarianisme
Act utilitarianisme
Usia
Penyakit
Ekonomi
Tersedianya informasi
Kejujuran
Prinsip kejujuran (veracity) menurut
Veatch dan Fry (1987) didefinisikan
sebagai menyatakan hal yg sebenarnya
dan tidak bohong
Kejujuran harus dimiliki perawat saat
berhubungan dg klien
Kejujuran merupakan dasar terbinanya
hubungan saling percaya antara perawat
klien
Ketaatan
Prinsip ketaatan (fidelity) didefinisikan
oleh Fry sebagai tanggung jawab untuk
tetap setia pada suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dl kontek hubungan
perawat klien meliputi tangung jawab
menjaga janji, mempertahankan
konfidensi, dan memberikan
perhatian/kepedulian
Peduli kepada klien merupakan salah satu aspek
dari prinsip keataatan.
Peduli kepada klien merupakan komponen paling
penting dari praktik keperawatan, terutama pada
klien dalam keadaan terminal (Fry, 1991)
Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam
memberi perawatan dengan pendekatan
individual, bersikap baik kepada klien,
memberikan kenyamanan, dan menunjukkan
kemampuan profesional
Kerangka pembuatan keputusan
Berikut ini beberapa contoh model
pengambilan keputusan etis keperawatan
yg dikembangkan oleh Thompson dan
Jameton.
Ketode Jameton dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah etika keperawatan
yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan klien
Kerangka Jameton, seperti yang ditulis
oleh Fry (1991) adalah:
- model I terdiri dari enam tahap
- model II terdiri dari tujuh tahap
- model III yang merupakan keputusan
bioetis
Model I
Tahap 1, Identifikasi masalah. Klasifikasi
masalah dilihat dari konflik hati nurani.
Perawat juga harus mengkaji
keterlibatannya pada masalah etika yg
timbul dan mengkaji parameter waktu
untuk pembuatan keputusan. Tahap ini
akan memberikan jawaban pada perawat
thd pernyataan “hal apakah yg membuat
tindakan benar adalah benar”
Tahap 2, perawat harus mengumpulkan
data tambahan. Informasi yg dikumpulkan
dalam tahap ini meliputi orang yg dekat
dg klien, yg terlibat dalam membuat
keputusan bagi klien, harapan/keinginan
klien dan orang yg terlibat dalam
pembuatan keputusan. Perawat kemudian
membuat laporan tertulis kisah dan konflik
yg terjadi
Tahap 3, Perawat harus mengidentifikasi
semua pilihan atau alternatif secara
terbuka kepada pembuat keputusan.
Semua tindakan yg memungkinkan harus
terjadi, termasuk hasil yg mungkin
diperoleh beserta dampaknya. Tahap ini
memberikan jawaban atas pertanyaan,
“Jenis tindakan apa yang benar?”
Tahap 4, Perawat harus memikirkan
masalah etis secara berkesinambungan.
Perawat mempertimbangkan nilai dasar
manusia yg penting bagi individu, nilai
dasar yg menjadi pusat masalah dan
prinsip etis yg dapat dikaitkan dengan
masalah. Tahap ini menjawab pertanyaan,
“Bagaimana aturan tertentu diterapkan
pada situasi tertentu?”
Tahap 5, Pembuat keputusan harus
membuat keputusan. Pembuatan
keputusan memilih tindakan yang menurut
keputusan mereka paling tepat. Tahap ini
menjawab pertanyaan etika, “apa yang
harus dilakukan pada situasi tertentu?”
Tahap akhir adalah melakukan tindakan
dan mengkaji keputusan dan hasil.
Model II
keputusan/tindakan
(Sumber: JB Thompson and HO Thompson:
Ethic in Nursing, 1981)
Penyelesaian masalah etika keperawatan
menjadi tanggung jawab perawat.
Berarti perawat melaksanakan norma yg
diwajibkan dl asuhan keperawatan, sedangkan
tanggung gugat adalah
mempertanggungjawabkan kepada diri sendiri,
kepada klien/masyarakat, kepada profesi atas
segala tindakan yg diambil dalam melaksanakan
proses keperawatan dg menggunakan dasar
etika dan standar keperawatan.
Faktor2 yg mempengaruhi pengambilan
keputusan etis dl praktik keperawatan
Faktor agama dan adat-isitiadat
Faktor sosial
Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
Faktor legislasi dan keputusan yuridis
Faktor dana/keuangan
Faktor pekerjaan/posisi klien maupun perawat
Kode etik keperawatan
Hak-hak klien