You are on page 1of 16

Termometer dan Skala suhu

 Tuesday Mar 10,2009 10:57 PM


 By san
 In Suhu Dan Kalor

Pengantar

Pernah lihat alat yang ditunjukkan pada gambar ?… wah, jadi trauma. Pernah ditempelin dengan
tuh alat-kah ? hiks2…. Kalau belum, coba sekali-sekali main ke rumah sakit. Atau pura2 sakit
saja… biar langsung digiring dengan ambulans menuju tempat peristirahatan sementara….
piss… Aneh ya, masa cuma ditempelin dengan termometer, dokter/perawat langsung tahu suhu
tubuh kita. Cara kerjanya bagaimana ya… ada angka-angka lagi. Tuh maksudnya apa ya ?
Bingung atuh… emang diriku dokter gitu. Guampang kok jelasinnya, asal dirimu paham prinsip
kerja termometer. Met belajar ya… semoga setelah berkenalan dengan termometer, dirimu tidak
sakit2an lagi, sehingga tidak ditempelin dengan termometer

Jenis-jenis Termometer dan Prinsip Kerja Termometer

Alat yang dirancang untuk mengukur suhu adalah termometer. Terdapat banyak jenis
termometer, tetapi prinsip kerjanya sebenarnya sama. Biasanya, kita memanfaatkan materi yang
bersifat termometrik (sifat materi yang berubah terhadap temperatur). Maksudnya, kalau suhu
materi tersebut berubah, bentuk dan ukuran materi tersebut juga ikut2an berubah. Kebanyakan
termometer menggunakan materi yang bisa memuai ketika suhunya berubah.

Termometer yang sering digunakan saat ini terdiri dari tabung kaca, di mana terdapat alkohol
atau air raksa pada bagian tengah tabung. Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang
berada di dalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan
bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan
berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala
termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa
merupakan nilai suhu yang diukur. Lihat gambar…..
Jenis termometer lain yang biasa digunakan adalah termometer
yang menggunakan lembaran bimetal (dua logam yang jenisnya berbeda dan kecepatan
pemuaiannya juga berbeda). Pada saat suhu meningkat, salah satu logam mengalami pemuaian
yang lebih besar dari logam lain. Akibatnya keping tersebut melengkung. Biasanya keping
bimetal berbentuk spiral, di mana salah satu ujung keping tetap, sedangkan ujung lain
dihubungkan ke penunjuk skala. Ketika suhu berubah, penunjuk akan berputar. Termometer
yang menggunakan lembaran bimetal biasanya digunakan sebagai termometer udara biasa,
termometer ruangan, termometer oven dll.

Termometer yang lebih akurat alias lebih tepat, biasanya menggunakan sifat elektris suatu
materi. Misalnya termometer hambatan. Pada termometer hambatan, biasanya diukur perubahan
hambatan listrik suatu kumparan kawat tipis atau silinder karbon atau kristal germanium. Karena
hambatan listrik biasanya dapat diukur secara tepat, maka termometer hambatan bisa mengukur
suhu secara lebih tepat daripada termometer biasa.

Skala Suhu

Agar termometer bisa digunakan untuk mengukur suhu maka perlu ditetapkan skala suhu.
Terdapat 2 skala suhu yang sering digunakan, antara lain skala celcius dan skala Fahrenheit.
Skala yang paling banyak digunakan saat ini adalah skala celcius (nama lain skala celcius adalah
skala centigrade. Centigrade = seratus langkah). Skala Fahrenheit paling banyak digunakan di
Amerika Serikat, mungkin pingin beda sendiri kali Skala suhu yang cukup penting dalam bidang
sains adalah skala mutlak alias skala Kelvin. Mengenai skala Kelvin akan kita bahas kemudian
(tuh di bawah).

Titik tetap skala celcius dan skala Fahrenheit menggunakan titik beku dan titik didih air. Titik
beku suatu zat merupakan temperatur di mana wujud padat dan wujud cair berada dalam
keseimbangan (tidak ada perubahan wujud zat). Sebaliknya, titik didih suatu zat merupakan
temperatur di mana wujud cair dan wujud gas berada dalam keseimbangan. Perlu diketahui
bahwa titik beku dan titik didih selalu berubah terhadap tekanan udara., karenanya tekanan perlu
ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya kita menggunakan tekanan standar, yakni 1 atm (satu
atmosfir)

Skala Celcius

Untuk skala celcius, temperatur titik beku normal air (disebut juga sebagai titik es) dipilih
sebagai nol derajat celcius (0o C) dan temperatur titik didih normal air (disebut juga sebagai titik
uap) dipilih sebagai seratus derajat celcius (100o C). Di antara titik es dan titik uap terdapat 100
derajat. Pada termometer yang menggunakan skala celcius, temperatur yang lebih rendah dari
temperatur titik es biasanya ditandai dengan angka negatif.

Skala Fahrenheit

Om Fahrenheit menghendaki agar semua temperatur yang diukur bernilai positif. Karenanya, ia
memilih 0 oF untuk temperatur campuran es dan air garam (temperatur terdingin yang bisa
dicapai air). Ketika mengukur temperatur titik es dan titik uap, angka yang ditunjukkan pada
skala Fahrenheit berupa bilangan pecahan. Akhirnya beliau mengoprek lagi skalanya sehingga
temperatur titik es dan titik uap berupa bilangan bulat.

Untuk skala Fahrenheit, temperatur titik beku normal air (titik es) dipilih sebagai 32 derajat
Fahrenheit (32o F) dan temperatur titik titik didih normal air (titik uap) dipilih sebagai 212
derajat Fahrenheit (212o F). Di antara titik es dan titik uap terdapat 180 derajat.

Normal tuh maksudnya di dalam air tidak ada unsur lain, tidak ada garam, tidak ada gula, tidak
ada teh, tidak ada susu . Jadi murni H20

Konversi skala Suhu

Sekarang mari kita bermain oprek2an. Sebelumnya kita sudah berkenalan dengan skala om
Fahrenheit dan skala om Celcius. Karena kedua skala ini berbeda, maka alangkah baiknya jika
kita belajar mengoprek skala celcius menjadi skala fahrenheit. Demikian juga sebaliknya, skala
fahrenheit dioprek menjadi skala celcius.

Catatan :

Apabila kita mengatakan suatu suhu tertentu, maka kita menyebutnya derajat Celcius (oC) atau
derajat Fahrenheit (oF). Contoh : Pada tekanan 1 atm, suhu air panas = 100 oC atau 180 oF. Suhu
tubuh saya = 98 oF. Sebaliknya, jika kita mengatakan perubahan suhu atau selisih suhu, maka
kita menyebutnya Celcius derajat (Co) atau Fahrenheit derajat (Fo). Contoh : suhu air mula-mula
20 oC. Setelah dipanaskan, suhunya berubah menjadi 50 oC. Dengan demikian, air mengalami
perubahan suhu sebesar 30 Celcius derajat (30 Co). lanjut ya….

Pada tekanan 1 atm, suhu titik es untuk termometer berskala celcius = 0 oC, sedangkan
termometer berskala Fahrenheit = 32 oF. Sebaliknya, pada tekanan 1 atm, suhu titik uap untuk
termometer berskala Celcius = 100 oC, sedangkan termometer berskala Fahrenheit = 212 oF.
Amati gambar di bawah….

Untuk memudahkanmu mengubah skala Celcius menjadi skala Fahrenheit atau mengoprek skala
Fahrenheit menjadi skala Celcius, ingat saja 0 oC = 32 oF dan 100 oC = 212 oF. Sambil lihat
gambar di atas… Pada skala Celcius, antara 0 oC sampai 100 oC terdapat 100o. Sedangkan pada
skala Fahrenheit, antara 32 oF sampai 212 oF terdapat 180o.

Mengubah skala Celcius menjadi skala Fahrenheit

Untuk memperoleh suhu dalam skala Fahrenheit (TF), kalikan terlebih dahulu suhu dalam skala
Celcius (TC) dengan 9/5. Setelah itu tambahkan dengan 32o

Contoh soal 1 :

Suhu air yang lagi kepanasan = 60 oC. Berapakah suhu air panas dalam skala Fahrenheit ?

Panduan jawaban :

Guampang kok…. Kalikan terlebih dahulu 60 oC dengan 9/5. Setelah itu baru tambahkan dengan
32o. 60 x 9/5 = 108. 108 + 32 = 140 oF. kesimpulannya, 60 oC = 140 oF
Mengubah skala Fahrenheit menjadi skala Celcius

Untuk memperoleh suhu dalam skala Celcius (T C), kurangi terlebih dahulu suhu dalam skala
Fahrenheit (TF) dengan 32o, setelah itu baru kalikan dengan 5/9. Jangan pake hafal tuh rumus,
ntar dirimu bisa pusink seribu keliling……. Syukur kalau cuma pusink. Pas mau ujian rumusnya
lupa wah, jadi stress seribu keliling

Contoh soal 2 :

Suhu air yang lagi kepanasan = 140 oF. Berapakah suhu air panas dalam skala Celcius ?

Panduan jawaban :

Ini mah anak sd juga bisa oprek Kurangi dulu 140 oF dengan 32o. Setelah itu baru kalikan dengan
5/9. 140 – 32 = 108. 108 x 5/9 = 60 oC

Kalibrasi Termometer

Kalibrasi tuh proses membuat skala pada sebuah termometer. Berikut ini beberapa petunjuk dari
gurumuda…

Langkah pertama, keluarkan duit dari dompet dan beli-lah sebuah termometer air raksa tanpa
skala. Syukur kalau di laboratorium sekolahmu sudah ada. Langkah kedua, keluarkan duit dari
dompet dan beli-lah es batu secukupnya. Langkah ketiga, curi air punya tetangga secukupnya.
Langkah keempat, siapkan sebuah pemanas air yang bisa digunakan untuk memanaskan si air
hingga mendidih.

Masukan es batu dan air ke dalam sebuah wadah (usahakan air dan es batu sama banyak).
Setelah itu, masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air dan es batu tersebut. Karena
pada mulanya termometer lebih panas dari air es, maka setelah dimasukkan ke dalam wadah,
panjang kolom air raksa akan berkurang. Biarkan sampai panjang kolom air raksa tidak berubah
(si air raksa tidak jalan-jalan lagi). Ketika panjang kolom air raksa tidak berubah, campuran es
batu dan air telah berada dalam keseimbangan termal. Tandai posisi kolom air raksa tersebut
(tandai bagian ujung kolom air raksa). Ini adalah suhu titik es alias titik beku normal air. Amati
gambar di bawah biar paham.
Air sudah dipanaskan belum ? kalau belum, silahkan memanaskan air. Masukkan si termometer
ke dalam wadah yang berisi air yang sedang dipanaskan. Tunggu sampai si air kepanasan dan
berdisko ria dalam wadah (maksudnya si air mendidih). Jika panjang kolom air raksa sudah tidak
berubah lagi, tandai ujung kolom air raksa tersebut. Ini adalah temperatur titik didih normal air
alias titik uap. Amati gambar di bawah.
Jika dirimu ingin membuat skala Celcius, jarak antara kedua tanda dibagi menjadi 100 garis/titik.
Usahakan jarak antara setiap garis/titik harus sama. Tanda bagian bawah = 0 o C, sedangkan tanda
bagian atas = 100o C. Lihat gambar di bawah…

Jika dirimu ingin membuat skala Fahrenheit, jarak antara kedua tanda dibagi menjadi 180
garis/titik. Usahakan panjang setiap garis/titik harus sama. Tanda bagian bawah = 32 oF,
sedangkan tanda bagian atas = 212 oF. 32 oF tuh baru suhu titik es. Karenanya dirimu bisa
menambahkan garis atau titik sampai 0 oF. Tambahkan juga garis/titik di sebelah atas 212 oF.
Panjang setiap garis/titik harus sama dengan sebelumnya.

Catatan :

Suhu titik es dan suhu titik uap tergantung pada tekanan udara. Karenanya termometer yang
dikalibrasi di tempat yang tekanannya berbeda akan memberikan hasil berbeda. Termometer
biasa seperti termometer air raksa atau termometer alkohol, biasanya bersifat terbatas.
Termometer tersebut tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah atau suhu
yang sangat tinggi.

Termometer Gas Volume-Konstan dan Skala Kelvin

Sebelumnya kita sudah mempelajari cara mengkalibrasi suatu termometer. Termometer yang kita
gunakan adalah termometer air raksa yang belum punya skala. Btw, seandainya kita
mengkalibrasi 2 termometer yang jenisnya berbeda, misalnya termometer air raksa dan
termometer alkohol, skala kedua termometer tersebut mungkin hanya cocok pada 0 oC (atau 32
o
F) dan 100 oC (atau 212 oF). Apabila kita menggunakan kedua termometer tersebut untuk
mengukur suhu ruangan, angka yang ditunjukkan belum tentu sama. Bisa saja termometer air
raksa menujukkan angka 48 oC, sedangkan termometer alkohol menunjukkan angka 46 oC. Hal
ini disebabkan karena kecepatan pemuaian setiap materi berbeda2. Demikian juga dengan jenis
termometer yang lain, seperti termometer bimetal dkk. Skala suhu yang ditetapkan dengan cara
ini sangat bergantung pada sifat materi yang digunakan. Materi yang gurumuda maksud adalah si
air raksa, alkohol, keping bimetal dkk.

Karena skala suhu yang ditetapkan menggunakan termometer biasa mempunyai keterbatasan
(skala suhu tergantung pada sifat materi yang digunakan), maka kita membutuhkan sebuah
termometer standar. Adanya termometer standar membantu kita untuk menetapkan skala suhu
secara lebih tepat, tanpa harus bergantung pada sifat suatu materi.

Termometer yang nyaris sempurna/ideal adalah termometer gas volume-konstan. Prinsip kerja si
termometer gas volume-konstan adalah sebagai berikut. Volume gas dijaga agar selalu tetap alias
tidak berubah. Nah, ketika suhu bertambah, tekanan gas juga ikut2an bertambah.\

Ini cuma gambaran kasarnya saja. Termometer gas volume konstan sekarang canggih2… Dalam
pipa 1 dan pipa 2 terdapat air raksa. Volume gas dijaga agar selalu konstan, dengan cara
menaikan atau menurunkan pipa 2 sehingga permukaan air raksa dalam pipa 1 selalu berada pada
tanda acuan. Jika suhu alias temperatur meningkat, tekanan gas dalam tabung juga ikut2an
bertambah. Karenanya, pipa 2 harus diangkat lebih tinggi agar volume gas selalu konstan.
Tekanan gas bisa diketahui dengan membaca tinggi kolom air raksa (h) dalam pipa 2. Kalau
pakai cara manual, ingat saja kolom air raksa setinggi 760 mm = tekanan 1 atm (1 atmosfir).
Mengenai hal ini bisa dipelajari pada pokok bahasan Tekanan pada Fluida. Materinya sudah
ada di blog ini. Biasanya pada termometer gas volume konstan yang canggih sudah ada alat
penghitung tekanan. Wadah yang berisi gas juga sudah dirancang agar gas selalu berada dalam
volume yang tetap. Jadi yang diukur cuma perubahan tekanannya saja…

Untuk mengkalibrasi termometer gas volume konstan, kita bisa mengukur tekanan gas pada 2
suhu. Misalnya kita gunakan suhu titik es dan suhu titik uap. Suhu titik es dan suhu titik uap
bergantung pada tekanan udara. Biasanya pada tekanan 1 atm, suhu titik es = 0 oC dan suhu titik
uap = 100 oC. Anggap saja kita mengkalibrasi termometer gas volume konstan pada tempat yang
mempunyai tekanan udara 1 atm.

Pertama, tabung gas dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es batu dan air. Volume gas dijaga
agar selalu tetap, karenanya pipa 2 harus diturunkan sehingga permukaan air raksa pada pipa 1
tetap berada pada titik acuan. Jika volume gas sudah tidak berubah, catat ketinggian kolom air
raksa (h) pada pipa 2. Gunakan h untuk menghitung tekanan. Btw, kalau pakai termometer gas
yang canggih, tabung yang berisi gas langsung dicelup saja ke dalam wadah yang berisi es batu
dan air. Sudah ada alat pengukur tekanan, tinggal dibaca saja tekanan gas berapa… Catat besar
tekanan gas tersebut (anggap saja ini tekanan 1 = P1)

Kedua, tabung gas dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang lagi dipanaskan. Seperti
biasa, volume gas dijaga agar selalu tetap, karenanya pipa 2 dinaikkan sehingga permukaan air
raksa pada pipa 1 tetap berada pada titik acuan. Jika volume gas sudah tidak berubah, catat
ketinggian kolom air raksa (h) pada pipa 2. Gunakan h untuk menghitung tekanan gas….
(anggap saja ini tekanan 2 = P2)

Ketiga, buat grafik yang menyatakan hubungan antara tekanan dan suhu… lihat contoh di
bawah.

P1 adalah tekanan gas untuk suhu titik es (0 oC) dan P2 adalah tekanan gas untuk suhu titik uap
(100 oC). Gambarkan sebuah garis yang menghubungkan titik temu P 1 dan 0 oC dan titik temu P2
dan 100 oC. Dengan berpedoman pada grafik, walaupun kita hanya mengetahui besar tekanan
gas, besar suhu juga bisa diketahui dengan mudah bahkan bisa diramalkan.
Skala Kelvin

Sekarang tataplah grafik di atas dengan penuh kelembutan….. Jika garis miring ditarik ke kiri
sampai memotong sumbu T oC, kita akan menemukan bahwa ketika tekanan gas = 0, besar suhu
= -273,15 oC. Mungkin kita berpikir bahwa besar suhu tersebut berbeda-beda, tergantung pada
jenis gas yang dikurung dalam tabung termometer gas volume konstan. Btw, berdasarkan hasil
percobaan, walaupun jenis gas berbeda, ketika tekanan gas menjadi nol, besar suhu tetap bernilai
-273,15 oC. Dengan demikian, kita bisa menggunakan besar suhu ini sebagai patokan skala suhu
(disebut juga sebagai suhu alias temperatur nol mutlak).

Temperatur nol mutlak ini dikenal dengan julukan skala mutlak alias skala suhu Kelvin. Kirain
skala suhu gurumuda Kelvin adalah nama almahrum Lord Kelvin (1824-1907), mantan
fisikawan Inggris. Sekarang beliau sudah beristirahat di alam baka, karenanya gurumuda
menyebutnya mantan fisikawan. Pada skala ini, suhu dinyatakan dalam Kelvin (K). Selang
antara derajat sama sperti pada skala celcius, tetapi harga nol digeser hingga 0 K. Jadi 0 K =
-273,15 oC dan 273,15 K = 0 oC. Suhu dalam skala Celcius dapat diubah menjadi skala Kelvin
dengan menambahkan 273,15, suhu dalam skala Kelvin bisa diubah menjadi skala Celcius
dengan mengurangi 273,15. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :

T (K) = T (oC) + 273,15

T (oC) = T (K) – 273,15

Contoh soal 1 :

20 oC = …. K ?

Panduan juawaban….

T = 20 + 273,15 = 293,15 K

Contoh soal 2 :

293,15 K = …. oC ?

Panduan juawaban….

T = 293,15 – 273,15

T = 20 oC

Contoh soal 3 :

100 oF = ….. K ?
Yang ini buat PR di rumah ubah dulu si Fahrenheit ke Celcius. Setelah itu baru ubah si celcius ke
Kelvin. Guampang kok….. bye

Referensi

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga

A.

Satuan SI

Eksperimen-eksperimen dalam bidang Fisika melibatkan berbagai macam pengukuran. Suatu


pengukuran harus diusahakan seakurat mungkin dan

reproducible.

Langkah pertama agar pengukuran menghasilkan data yang akurat dan data itu tetap sama
walaupun diukur oleh orang yang berbeda adalah menentukan satuan besaran yang diukur.
Satuan yang digunakan oleh setiap pengukur tentu saja harus sama. Oleh karena itu perlu
memperhatikan standar sistem satuan yang telah disepakati secara internasional..Saat ini kita
telah memiliki sistem satuan yang berlaku secara internasional, yaitu satuan SI. SI adalah
kependekan dari frase

Système International d'Unités

, bahasa Perancis. Satuan SI ini diadopsi dari sistem metrik yang sudah digunakan oleh para
ilmuwan Perancis sejak tahun 1795. Satuan SI diatur oleh Lembaga Berat dan Ukuran
Internasional (

The International Bureau of Weights and Measures

) di Sevres, Perancis.

Sebelum ada standar internasional setiap negara menetapkan sistem satuannya masing - masing.
Sebagai contoh, satuan panjang di Indonesia dikenal
hasta, jengkal dan tumbak,

di Inggris dikenal

inci

dan

feet,

dan di Perancis adalah meter. Dalam satuan SI ditetapkan bahwa

meter

(m) sebagai satuan panjang,

kilogram

sebagai satuan massa dan

sekon

sebagai satuan waktu.Satuan – satuan tersebut dikenal sebagai sistem MKS. Selain sistem MKS
dikenal juga sistem CGS, yaitu centimeter (cm), gram (g), dan sekon (s), masing-masing untuk
satuan panjang, massa, dan waktu. Saat ini satuan SI secara resmi digunakan di semua negara di
dunia, namun dalam praktek sehari-hari beberapa negara (misalnya Amerika Serikat) masih
menggunakan sistem satuan non-SI

B.

Satuan dari besaran pokok

. Besaran panjang, massa dan waktu disebut

besaran pokok

, karena dari besaran tersebut dapat diturunkan besaran-besaran yang lain seperti gaya dan
energi.

Besaran pokok didefinisikan sebagai besaran yang satuanya telah ditetapkan terlebih dahulu.
Satuan dari besaran pokok disebut

satuan pokok

. Satuan pokok SI seluruhnya ada tujuh, yaitu seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Satuan pokok SI

BesaranSatuanSimbol

Panjang Massa Waktu Kuat arus listrik Suhu Jumlah zat Intensitas cahaya

meter kilogram sekon ampere kelvin mol candela

mkgsAKmolcdSuatu besaran standart harus memiliki syarat sebagai berikut :-praktis dalam
penggunaannya-mudah didapat-mudah dibuat-dipakai dimana –manaMaka seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan sejumlah penemuan oleh para ilmuwan, standar satuan
terus berubah.. Berikut ini akan dijelaskan satuan standar ketujuh besaran pokok.

C. ALAT UKUR KELOMPOK UMUM FISIKA

Dalam ilmu fisika besaran pokok yang sering digunakan di tingkat SMA adalah besaran
panjang, massa, waktu, suhu dan kuat arus. Pada bagian ini kita akan melakukan diskusi hanya
tentang lima besaran pokok saja dari tujuh besaran pokok tersebut.

1. Panjang

a. Pengertian Panjang

Pada awalnya panjang 1 meter didefinisikan sebagai jarak dari kutub utara ke garis
kathulistiwwa melalui Paris dibagi menjadi 10 juta meter. Kemudian dibuat suatu meter standar
dari batang yang terbuat dari campuran platina-iridium.Tetapi, meter standar ini sangat susah
dibuat ulang dan sangat rentan terhadap kerusakan. Oleh karena itu, dibuat suatu definisi baru
dari satu meter, yaitu, sama dengan 1 650 761.73 kali panjang gelombang sinar jingga yang
dipancarkan oleh atom-atom krypton-

86 dalam ruang hampa pada satu loncatan listrikPada perkembangan berikutnya, panjang satu
meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya tampak (dalam ruang vakum)
dalam selang waktu 1/299 792 458 sekon

Meter adalah satuan dasar untuk ukuran panjang dalam sistem SI

. Satuan meter disingkat menggunakan simbol


m

. Meter biasa ditulis sebagai

metre

dalam bahasa Inggris, atau

meter

dengan ejaan Amerika

a. Alat Ukur Besaran Panjang

Alat ukur besaran panjang dalam fisika terdiri dari beberapa jenis mulai dari mistar 30 cm, mistar
1 m, meteran gulung, meteran lipat, jangka sorong dan micrometer sekrup. 1) PenggarisPada
umumnya, mistar yang biasa digunakan adalah untuk mengukur panjang benda yang berskala
cm atau mm. Satu bagian terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm oleh karena itu mistar
dikatakan mempunyai ketelitian pengukuran sampai dengan 0,1 cm atau 1 mm. Gambar 3.8
Macam-macam Pengaris

2) Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur

yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter

. Terdiri dari dua bagian,yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama tidak dapat digerak –
gerakkan; sedangkan skala nonius dapat digeserkan/ digeser. Pembacaan hasil pengukuran
sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Jangka sorong terbaru
sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Jangka sorong yang ad memiliki ketelitian 0,1 mm,
0,05 mm dan 0,02mm Tingkat ketelitian pengukuran dengan menggunakan jangka sorong lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan penggaris.

Kegunaan jangka sorong adalah untuk mengukur ketebalan atau diameter luar benda dengan cara
diapit, dan untuk mengukur diameter dalam lubang (pada pipa, maupun lainnya) dan kedalaman.
Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur ketebalan sebuah benda, diameter luar bola
atau silinder, diameter dalam lubang, dan untuk mengukur kedalaman botol.a. Bagian-bagian
Jangka Sorong Gambar 3.10 Bagian-bagian Jangka SorongJangka sorong terdiri dari dua
pasang rahang, yaitu sepasang rahang untuk mengukur garis diameter luar dan sepasang rahang
lagi untuk mengukur diameter dalam. Selain

Gambar 3.9 Jangka Sorong

cm

6
7

Skala utama

Skala Nonius

Satuan Skala Utama

Rahang yang digunakan untuk mengukur diameter luar

Rahang yang digunakan untuk mengukur diameter dalam

You might also like