You are on page 1of 198

Ta'ala telah mengkhususkan haji pad.a bulan-bulan iru d.i antara bulan-bulan yang ada.

Ini menunjukkan bahwasanya ihram untuk haji iru tidak sah jika dilakukan sebelum bulan-bulan iru, sebagaimana halnya. dengan waktu shalat.

Imam asy-Syafi'i ~ meriwayatkan, dari Ibnu 'Abbas: "Tidak seyogianya seseorang berihram untuk ~aji kecuali pada bulan-bulan haji, karena Allah ~ berfirman: ~ :::.A~:;;": fi:;.f ~\ ,. '(Musim) haji adalah beberapa bulan yang di maklumi. ,,'

Tentang fuman-Nya tersebut aI-Bukhari me.riwayatkan dan Thnu'Umar.

"Yaitu bulan Syawwal, Dzulqa'dah, dan sepuluh han bulan Dzulhijjah." Hawes mu'allaq yang disebutkan al-Bukhari dengan bentuk pasti, diriwayatkan Ibnu jarir sebagai hadits maushul, dan Ibnu 'Umar, dengan isnad shahih, jugadiriwayatkan ai-Hakim dalam kitab al-Mttstadrak, dari Ibnu 'Umar, dan ia mengatakan bahwa hadits ini mem.enuhi persyaratan aI-Bukhari dan Muslim.

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis katakan: "Hadits ini diriwayatkan dari 'Umar, 'Ali, Ibnu Mas'ud, 'Abdullah bin Zubair, dan Ibnu 'Abbas .. Dan itulah madzhab Syafi'i, Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, Abu Yusuf, dan Abu Tsaur ~." Dan pendapat ini menjadi pilihan Ibnu Jarir: "Boleh saja jumlah dua bulan dan sebagian hari dari bulan ketiga diungkapkan dalam bentuk jarnak unruk menetapkan yang umum, sebagaimana halnya masyarakar Arab mengatakan: "Saya melihatnya tahun ini." Padahal yang dimaksudkan adalah sebagian dari tahun saja,

Imam Malik bin Anas dan Imam Syafi'i menurut pendapat lama (qat/.lui qadim) mengatakan; "Bulan-bulan iru adalah Syawwal, Dzulqa'dah dan Dzulhijjah secara penuh." Yang demikian itu juga merupakan riwayat dari Ibnu 'Vmar. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu 'Urnar, ia mengatakan: "Yaitu Syawwal, Dzulq a' dah, Dzulhijjah."

Dalam tafsimya, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Y unus bin 'Abdul A'la, dan Ibnu Wahab dati IbnuJuraij, ia menceritakan, pemah kutanyakan kepada Nafi'. "Apakah engkau pernah mendengar 'Abdullah bin 'Umar menyehut bulan-bulan baji?" Ia menjawab: "Ya,'Abdullah bin 'Vmar menyebutnya Syawwal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah."

Ibnu [uraij mengatakan: "Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibnu Syihab, 'Atha', Jabir bin 'Abdullah seorang Sahabar Nabi~. Isnad ini shahih sampai kepada Ibnu juraij, Watlahtl a'lam.

Menurut madzhab Imam Malik, waktu haji itu sampai akhir bulan.

Dzulhijjah, berarti waktu itu dikhususkan untuk menunaikan ibadah haji sehingga tidak diperbolehkan mengerjakan umrah pada sisa hari bulan Dzulhijjah, bukan berarti haji itu sah dilakukan setelah malam hari 'Iedul Adh-ha.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, dan Thariq bin Syihab, ia menururkan, 'Abdullah bin 'Umar mengatakan: "Musim haji iru adalah bulan-bulan yang

364

Tafsir lbnu Katsir IUl2

telah ditentukan, yang di dalamnya tidak boleh mengerjakan umrah." Isnad ini adalah shahih.

Ibnu J arir mengarakan, orang yang berpendapat hahwa bulan-bulan haji ito Syawwal, Dzulqa'dah dan Dzulhijjah menghendaki bahwa bulan-bulan itu bukan bulan-bulan urnrah, melainkan hanya untuk haji saja, meskipun amalan haji telah selesai dengan berakhimya hari-hari di Mirra. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin SiOO.: "Tidak ada seorang ulama pun meragukan bahwa umrah di luar bulan-bulan haji iru lebih baik daripada umrah pada bulan-

but haii."

uian •. a)l.

Thou 'Aun juga menceritakan, aku pemah bertanya kepada Qasim bin Muhammad mengenai umrah pada bulan-bulan haji, maka ia pun menjawab:

"Mereka berpendapat bahwa hal iru kurang sempuma."

Sehubungan dengan hal itu penulis (Ibnu Katsir) mengatakan: "Telah diriwayatkan dari 'Umardan 'Utsrnan ~. bahwa keduanya lebih suka meagerjakan umrah eli luar bulan-bulan haji, dan melarang mengerjakannya pada bulan-bulan haji. Wallahua'lam.

Dan firman-Nya: ~ ~\ 0Y;_;,j,:;';, "Barangsiapa yang menetapkan n.iatnya pada bulan itu .akan mengeijakan haji. II Artinya memastikan ihramnya untuk haji. Hal itu menunjukkan keharusan berihram untuk haji. IbouJarir mengatakan: "Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan fardhu di sini adalah keharusan dan kep astian. "

Mengenai ayar ini, 'Ali bin Abi Thalhah meriwayarkan dati Thou 'Abbas, ia mengatakan: "Barangsiapa mengerjakan ihram untuk haji atau umrah."

Sedangkan 'Atha' mengemukakan: "Yang dimaksud dengan fardhu itu adalah ihram." Hal senada juga dikatakan oleh Ibrahim an-Nakha'i, adhDhahhak, dan ulama lainnya.

Masih mengen.aiayat tersebut di atas, IbnuJuraij meriwayatkan dan Thnu 'Abbas, bahwa ia pemah mengatakan: "Tidak selayaknya seseorang bertalbiah untuk haji dan setelah itu ia tetap tinggal di negeri [luar Tanah Haram)."

Menurut Ibnu Abi Hatim, hal ini diriwayatkan pula dari Ibnu Mas'ud, Thnu'Abbas, dan Ibnu Zubair. Thawus dan Qasim bin Muhammad mengatakan: 'ey ang dimaksud adalah ralbiyah."

Dan fuman-Nya: 4f::.iJ ~ , "Maka tidak boleh rafats." Artinya, barangsiapa yang berihram untuk haji atau umrah, maka hendaklah ia menghindari rafats, yaitu hubungan badan. Sebagaimana firman Allah £:

0( ~L...; Jl ~) i~\ ii;f rki J.-(" ''Dihalalkan bagi kamu pad« ma/am han bttlan puasa vercampur dengan .isteri·isterimu.» (QS. Al-Baqarah: 187).

Diharamkan pula melakukan hal-hal yang mengantarakan pada rafats, misalnya pelukan, ciuman, dan semisalnya. Demikian juga membicarakanoya di hadapan para wanita,

Taf!ir Ibnu Katsir Iuz 2

385

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Yunus bahwa 'Abdullah bin 'Vrnar pemah mengatakan: "Ar·Ra/ats berarri men camp uri isteri dan membicarakan hal itu dengan orang laki-laki maupun perempuan, jika yang demikian itu diucapkan dengan lisan mereka."

'Atha' bin Abi Rabah mengatakan: "Ar·nifats berartijima' (senggama) dan selain itu, misalnya ucapan kotor." Lebih lanjut CAtha' menuturkan:

"Mereka memakruhkan kata sindiran yang kotor ketika sedang berihram."

Dan Thawus rnengatakan: «Yang dimaksud ar-rafass adalah seorang laki-laki mengatakan kepada isterinya, jika aku telah benahaIIul, aku akan mencampurimu. '"

Dan 'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dan Ibnu 'Abbas: <'ar·ra/ats berarti men camp uri isteri, mencium, atau kedipan mata, serta mengucapkan kata-kata kotor kepadanya."

, ~

Dan firman- Nya: ~ ;:; ~ 'iJ ,. "(Dan jangan berbuat) kefasikan. "Muqsim

dan beberapa ulama lainnya meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas: "Yaitu segala perbuatan maksiar." Sedangkan ulama lainnya menuturkan: "Yang dimaksud alfusuq di sini adalah caci maki." Dernikian dikatakan Ibnu 'Abbas dan 'Umar. Mereka ini berpegang pada apa yang ditegaskan dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah A bersabda:

G'.Jj ~ , ~ III<

( ."fi 4l~) J~ p' ~~ )

"Mencaci maki orang muslim itu merupakan suatu kefasikan dan memeranginya merupakan kekafiran." Sedangkan adh-Dhahhak mengatakan: '<alfumq berarti memberi gelar buruk. ".

Yang benar adalah mereka yang mengartikan alfusuq di sini segala. bentuk kemaksiatan, sehagaimana Allah ~ melarang kezhaliman pada bulan-bulan haji, meskipun kezhaliman itu sendiri sebenamya dilarang sepanjang tahun, hanya saja pada bulan-bulanhaji hal itu l~b~ dit~kankan,lagi. 9leh karena itu

Allah T'al b rf - : .! 'C' -4 '. '. I'·'! 1:.: ")li ~ ~II ': ':ill 2.JJ;'~" ';'''' iT -: ~ - }. "D . aa etnnan "( r-- ~ .r-- - F"" J - - - r? . .J 0......;-- 7' _ t

antaranya empat bulan haram. ItlilaJi.(keteiapan) agama yang lurus, maka jlli:ganl4h kamu menganiaya dirimu dalam Indan yang emp!C =; (Q~; At-T aubah: 36) Dia juga. berfirman tentang tanah haram: ~ r-1f ylJ$. :r. ;;..J ~ ~G.Jl-! "-:i.~'; .YJ , '73arangsiapa yang bermaksud di dalamnya~melakt-tfan~kijaJidtan secara zhalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian si.ksa yangpedih, J> (QS. AI-Hajj: 25). Wallahu a'lam. Dalam Shahih al·Bukhari dan Shahih Muslim diriwayatkan dan Abu Hazim, dari Abu Hurairah., bahwa Rasulullah ~ bersabda:

1111 ~ ~ ~ 0 ~ CI! It ,,..,... ,ID,.. \

( .~I 4iJ.l) fit' ~J.b ~ tf- ,~}, pi j..!J .:...i:,! ~ .c :~H I.iA ~ ~.)

"Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji ke rumab. i:ni (Baitullah), lalu ia tidak rnelakuk.an rafots, dan cidak pula berbuat kefasikan, maka iaakan keluar

. HR. Al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa-i, Thou Majah dan Abmad:1ld.

386

Tafsir .Ibnu Kmir IUl2

dari dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya, ,,55

Dan firman Allah Ta'ala: qf ~I ~. Jlh ~J t "Dan (tidak boleh) berbantalrbantahan pada masa mengerjakan haji "Me.rigenai :6.rman-Nya ini terdapat dua pendapat:

Pendapat pertama; tidak boleh berbanrah-bantahan pada waktu haji dalam mengerjakan manasik, Dan Allah ~ telah menjelaskan hal iru secara runtas dan sempuma. Sebagairnana Waqi' menceritakan, dari al-'Ala' bin 'Abdul Karim, aku pemah mendengar Mujahid membaca. qf ~I J JIb,. ~J ~ "Dan (tidak boleh) berbantah-bantahan pada (masa mengerjakan) haj~'" seraya mengatakan, Allah telah menjelaskan bulan-bulan haji yang di dalamnya tidak terdapat perkara yang perlu diperdebatkan di kalangan ummat manusia.

Masih mengenai firman-Nya ini, Hisyam meriwayatkan dari Ibnu , Abbas: «Yang dim ak sudkan adalah bertengkar dalam haji"

Sedangkan 'Abdullah bin Wahab meriwayatkan dari Imam. M:alik: Allah Ta'ala berfmnan: ~ ~I J JIJ.:... ~J t Maksudnya, - WallaJm a'lam- babwa orangorang Quraisy pada waktu Ilaji berwukuf di Masy'arilharam di Muzdalifah, sedang orang-orang Arab dan juga yang lainnya berwukuf di 'Arafah, mereka saling berbantah-bantahan. Saw kelompok menyatakan: "Kami yang lebih benar." Dan kelompok lainnya mengaku:. "Kamilah yang lebih benar." Demikian itulah pendapat kami .. Wallahu a'lam ..

Inti dan pendapat-pendapat tersebut yang menjadi pilihan IbnuJarir, yaitu menghentikan perselisihan da1am manasik haji. Wal/ahu a'lam.

Pendapat kedua, yang dimaksud dengan berbanrah-banrahan eli sini adalah perselisihan, Ibnu J arir meriwayatkan, dari • Abdullah bin Mas'ud, mengenai frnnan Allah Ta' ala: ~ ~\ J JI~ ~J , ia mengatakan: <ry ang dimaksud adalah jika engkau mencaci sahabaimuhingga membuatnya marah."

Demikian pula yang diriwayatkan Muqsim dan adh-Dhahhak dari Thnu <Abbas. Wallahu a'lam,

Dalam m1tsnadnya, Imam 'Abdu bin Humaid meriwayatkan dari J abir bin <Abdullah, katanya, Rasulullah ~ bersabda:

"Barangsiapa menuntaskan manasiknya dan kaum muslimin selamat dari lidah

S5 ~enurut kirab S~ahih al-{Jukh,ari ?W .~ih Muslim, ~adi~s it~ berb~yi: (Z( ~:JJr'ft ~~)

Ia akan kemb~ sepern keuka ia dilahirkan oleh ibunya. Dan di dalamnya ndak terdapat lafazh: (,,!y:' ~ [.~) "Ia akan keluar slari dosanya," Sedangkan menurut lafazh Imam Muslim, padiawalnra: diseburkan: (~I \~ ,;! ~~ "Barangsi,apa mendata,ngi r~ah ini." Sementara menurut nwayat al-Bukhari: (..ll.~ .:1') "Barangsiapa rnenunaikan haji karena

Allah," --

Tafsfrl,bnu Katsir Juz 2

387

dan tangannya, maka ia akan diberikan ampunan. atas dosa-dosa yang telah lalu.''"

,,"'_ .J.

Dan firman-Nya: 4{ ..:ill ~·.I:; ;;. ~. I~ ~J , "Dan apa yang kamu kerja-

kan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya," Setelah Allah melarang mereka melakukan hal-hal yang buruk, baik melalui Iisan maupun perbuatan, Dia memerintah mereka berbuat kebaikan seraya memberitahukan bahwa Dia menget:ahuinya dan akan memberikan pahala sebanyak-banyaknya atas semua itu pada hari Kiamat kelak.

Firman Allah Ta'ala selanjutnya: 4{ ($~I ,i}i ::,.._;.;:. 0~ IJ~j7) ,. <lBerbekal· lah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa:" Al-'Aufi'meriwayatkan dati Ibnu <Abbas: "Ada beberapa orang yang pergi. meninggalkan keluarga mereka dengan tidak membawa perbekalan seraya berucap: 'Kami akan menunaikan haji ke Baitullah, apakah mungkin Allah tidak memberi makan kami?'" Maka Allah pun berfirman (yang mak.nanya) "Berbekallah kalian, dengan sesuatu yang dapat menjaga kehormatan wajah kalian dari rnanusia."

Sedangkan hadits Warqa' diriwayatkan al-Bukhari dan Yahya bin Bisyr, dari Syababah, juga diriwayatkan Abu Dawud, dari Ibnu 'Abbas: "Ketika i.tu penduduk Yaman menunaikan ibadah haji, tet:api mereka tidak membawa bekal, dan mereka berujar: 'Kami adalah orang-or;.n_g yang bertawakal' Maka Allah menurunkan firman-Nya: 4{ ($)Afli ;.I)JI -;;. 0l,! I)~jy:; , 'Berbekallah, se-

sungguhnya sebaik-baik bekal adalahtakwa. '" '

Hadits di atas diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya. dari Syababah.

Sedangkan firman~Nya: .~ t.S ~I JI) ;;.:. 0~ ,rcSes.14ngguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. " Setelah Allah ~ menyuruh mereka membekali diri dalam melakukan perjalanan di dunia, Dia membimbing mereka. untuk membekali diri menuju akhirat, yaitu bekal takwa. Sebagaimana firman-Nya:

4{ ~ 2..U~ ($~I :rL;J:; ~)J , "Dan pakaian indah 1tntuk perhiasan. Dan pakaiarz takwa iiulab yang paling bai.k, 1> (QS. Al-A'raaf: 26). Setelah Allah £. menyebutkan pakaian yang bersifat material, ia membimbing mereka kepada pakaian yang bersifat immaterial (maknawi), yaitu kekhusyu an. ketaatan, dan kerakwaan. Kemudian Dia menyebutkan bahwa pakaian terakhir ini lebih baik dan bermanfaat daripada pakaian yang pertama, Mengenai firman-Nya:

~ ($J;iJ1 ;.1;11 ~ 0}j, 'Arha' al-Khurasani mengatakan:"Yaitu bekal akhirat."

" -

4{ yW\ri J'}'; 0;"1::' , If Dan bertawakaUah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal. "Dia berfirman, takutlah akan hukuman siksa dan adzab-Ku bagi orang-orang yang menentang-Ku, dan tidak mau menjalankan perintahKu, hai orang-orang yang berakaldan dapat memahami,

.... Dha'if: Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam kirab Dha'iiful Jaami' (5793) . .00·

388

.., .. ,/ .. ~ .., """ .~ }} .... .., ..,.., • '" / • .-1.\

,. a. '\ -. ""'\ I.rz_.\ -./~ '" '" .~

~,... ... d""',. ... ' ..... ~ 4.U ~ ~ U p..r-C' ~ .... ".. ....... __..~"'"nl,,;il'.

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (Tizki basil perniagaan) dati Rabb-mu. Maka apabila kamu telab bertolak dati 'Arafat, berdzikirlab kepada Allab di Masy'arilbaram. Dan berdzikirlah (denga.n menyebui} Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. (QS. 2:198)

Imam al-Bukhari meriwayatkan, dari Thnu 'Abbas: "Ukadz, Majinnah, dan Dzulmajaz adalah pasar pada masa J ahiliyah, Mereka merasa berdosa

~k~ b.e~~a?~~,pa,d.a ~~~_ ~a~~·}.~Da.ka ru·run1d· k ahdaaydat: baei k

'( r.J if ~ I~ .)1 C b ~ o+ r . an ti a a osa agzmu untu men-

can karunia (nzki basil pemiagaan} dari Rabb-mu .. "Y aitu dalam musim haji.

Hal yang sarna juga diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaq, Sa'id bin Manshur dan yang la.io.nya, dari Sufyan bin 'Uyainah,

Dan Abu Dawud dan yang lainnya juga meriwayatkan d.ari Yazid bin Abu Ziyad, dari Mujahid, dari Ibnu 'Abbas, ia berkata: "Mereka sangat takut untuk berjual beli dan berdagang pada musim haji, mereka mengatakan bahwa musim haji adalah hari-hari untuk berdzikir, Malta Allah Ta'ala menurunkan

. A • C:"' .. ~ ~··-~I !~~ . i ~ I.Z., • C·f~~. . .~\}.

ayar, '{ r.! if _;r....= ~ v C .. ~ I.f"':' r-

Imam Ahmad meriwayatkan, dari Abu Umamah at-Taimi, ia menceritakan, pernah kukatakan kepada Ibnu 'Umar: "Sungguh. kami ini penjual jasa, apakah kami termasuk orang yang berhaji?" Ibnu 'Umar menjawab: "Bukankah kalian melakukan thawaf di Baitullah, datang ke'Arafah, melempar jumrah,

dan cuk b kalia >"'<0 . ,,' b k 'Lebih I' Th· . 'U· .. men r ur ram ut .•.. an. .uenar, JawaamJ.. ... . ... anJut .. nu . mar

berkata: "Ada seseorang datang kepada Nabi 13, lalu ia menanyakan sesuatu yang engkau tanyakan kepadaku, dan beliau tidak menjawabnya sehingga turyn Jibxjl ~epada beliau dengaa membawa ayat ini:

~ ~ ~ ~ IP (.)f (1_ ~~ ~ ~ 1 "Dan tidak ada dosa hagi kamu ltnwk mencari karunia (rizki hasil perniagaan) dari Rabb-mu. "Kem.udian Nabi fA memanggilnya seraya bersabda: "Ya, kalian. boleh menunaikan ibadah haji."

• ill ...... J It.. .. , ,"'1" ,

Dan firman-Nya: ~ (lfJl pl:L.v ~11).?jli uli_) ~ /';';Ilj~, ''M aka

apabila kamu telah bertolakdari ~rafoh) 'berdzikirlih kepada Allah Ji Mary 'an'/'

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

389

haram. " Ditashrijkannya kara 'Arafaat meskipun menjadi sebutan nama untuk jenis mu 'annats (perempuan), karena pada dasamya kata itu merupakan jamak, seperti misalnya, muslimaat dan mukminaat, dijadikan nama untuk tempat tertentu, karena itu ditimbang menurut aslinya maka ditashr.ijkan. Demi.kian yang menjadi pilihan Ibnu jarir,

'Arafah adalah temp at wuquf dalam menunalkan ibadah haji. Dan wuquf itu sendiri merupakan amalan utama daIam ibadah haji. Oleh karena itu diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan para penyusun kitab as-Sunan. dengan isnad shahih, dan 'Abdurrahman bin Ya'mar ad-Dili, katanya, aku pernah mendengar Rasulullah rJ; bersabda:

~ ~~J .al)~f J.ii ~I ~ ~l J.j~}- al)~i ~ -vSG-~U/~I)

( .~ ~~ Sti· fV~J ,~~ ~! Sti ~ji.~ .~ ~. ,~SU

''Haji itu 'Arafah (beliau mengucapkannya riga kali). Barangsiapa sempat wukuf di 'Arafah seheluro terbit fajar, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan haji. Dan menetap di Mina riga hari. Barangsiapa yang terburu-buru sehingga hanya menetap dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang mengakhirkannya, maka tiada dosa pula baginya." (HR. Ahmad).

Waktu wuquf berawal dari sejak tergelincimya matahari pada hari 'ArafahS6 sampai terbit fajar pada hari kedua yaitu hari penyembelihan kurban, karen a Nabi" berwukuf pada haji wada' setelah shalat Dzuhur sampai rexbenamnya matahari seraya bersabda:

"Hendaklah kalian mencontoh manasik dariku."

Dan daIam hadits tersebut, Rasulullah ~ juga bersabda:

~~.,. ,OeI ~,~ o~." .,,~~ 1 ~

( . ~)jl :w :?,uill ~ iJl Ji. 4i:j ~)~\ .:;J )

"Barangsiapa sempat wuqufdi 'Arafah sebelum terbit fajar, maka ia telah mendapatkan haji."

Y demiki '. . ak . d . Malik' Ab·· Hanifah dan

angan rtu merupan pen. apat.. . ...•. . u _ .. _.. .,. .. asy-

Syafi'i rahim.ahl~mullah.

Sedangkan Imam Ahmad berpendapat bahwa wak.tu wuquf itu berawal dari sejak hari pertama 'Arafah, berlandaskan pada hadits asy-Sya'bi, dari 'Urwah bin Mudharris bin Haritsah bin Laam arh-Tha'i, ia menceritakanvaku pemah mendatangi Rasulullah ~ di Muzdalifah ketika beliau berangkat shalat, lalu aku b erkat a: "Ya Rasulullah, sesungguhnyaaku datang dan gunung Thayi-i, unta kendaraanku benar-benar telah letih dan diriku pun juga sudah merasa ke-

S6 Yaitu tanggal9 Dzulhijjah:pent•

390

Tahir lbnu Katsir luz 2

!"" "~~~~lmK>: 2. AL ~ BAQARAH :a~I~~~~


~
~
payahan. Demi Allah, aku tidak meninggalkan gunung, melainkan aku telah ~
berwukuf padanya, apakah hajiku iru sah?" Maka Rasulullah ltJ pun menjawab: ~
"Barangsiapa yang mengikuti shalat kami, lalu ia berwuquf bersama kami ~
sehingga kami pergi, dan sebelum itu ia sudah mengerjakan wuquf di 'Arafah
pada malam atau siang hari, maka ia telah menyempurnakan hajinya dan me- ~.
nyelesaikan hajatnya, " ~
Hadits riwayat Imam Ahmad dan para penulis kitab as-Sunan, dan di- ~
shahihkan oleh at-Tirmidzi. Dan gunungyang berada ill tengah-tengah 'Arafah
itu disebut Jabal Rahmah. ~
Ibnu Juraij meriwayatkan, dari Miswar bin Makhramah: "Rasulullah ~
~ pernah berkhutbah kepada kami, ketika itu beliau berada di 'Arafah. Beliau ~
roemulai dengan pujian kepada Allah, kemudian bersabda: ~
0!J ~i ,;.r~i ~\ ~j;ll lil 0~ -~ ~f J~ ~ ~ ,~! ~L...5J- ~ ~r) ~
cJL...5 1~1 ,~ ~ II !. )7 0i J.i ~j;l\ ,~ J ~~~ IyL...5 wlij~i) ~?' JAi ~
'" '" ;' ;';' ..., ~
o " ... 4' _ 0 ~
L. )1 wi JAi ~:u \]1) '~y'J J JG.-:,JI ~w- ~IS' J~\ IJ"Js,) J ~ ~ ":.11 ~
, .,...",..." .... ,., .,-
" '" ~o 0'" iCII 0 ...,. ;-
~1 ~15 I~~ ,~I ~ wi ~ (;JI ';.~"J\ ~ wjdl! ly\....S') ,~\ ~
~ ,}" 11:1 ... ,.... .. .... " o.J ~
~ ~\!I tlkf wf Ji ~:u !Jr" ,~y,.J J J~~' ~w ~1$' J~IIJ"J~j J
~ ... " ., .tI" ,. .,..,.,. ",. ~
( . ~?' JA'i ~:a G:.a ~~
.... ..
"Amma Ba'du -jika berkhutbah beliau biasa mengucapkan amma ba'du- sesung- ~~
~
guhnya hari ini adalahhaji akbar (besar). Ketahuilah bahwa orang-orangmusyrik ~
dan para penyembah berhala pergi beranjak pada han ini sebelum matahari ter-
benam, jika matahari berada ill atas puncak gunung, seolah-olah ia merupakan ~
serban (ikat kepala) orang laki-laki pada wajah gunung iru, Sedangkan kita pergi ~
setelah matahari terbenam. Mereka bertolak dari Masy'arilharam setelah
matahari terhit, jika matahari berada di atas gunung, seolah-olah ia merupakan ~
serban laki-laki pada wajahnya. Sedangkan kita bertolak sebelum matahari terbit, ~
tata cara ibadah kita berbeda dengan tata cara ibadah orang-orang musyrik." ~
Demikian diriwayatkan Ibnu Mardawaih dengan lafazh ill atas, Juga
~
diriwayatkan al-Hakim dalam al-Mustadrak, dari IbnuJuraij. Al-Hakim me-
ngatakan, hadits ini shahih menu rut persyaratan al-Bukhari dan Muslim, ~
roes kip un keduanya tidak meriwayatkannya. ~
Dan cIalam hadits Jabir bin 'Abdullah yang cukup panjang yang terdapat ~:
dalam kitab Shahih Muslim, disebutkan: Rasulullah!3 masih terus wuquf di ~
'Arafah sehingga matahari terbenam dan wama langit mulai menguning sedikit
: hingga bulatan matahari pun terbenam. Dan beliau membonceng Usamah bin ~
Zaid di belakangnya. Lalu Rasulullah A bertolak dan menarik tali kekang ~
Qaswa I (nama unta beliau) sampai kepalanya nyaris mengenai pelananya. Dan
~
~
,t
._~ __ ~~~~~~~....oIIPI"""""~~~~~~~~....::lIrio._....::lIrio._~""'_~ TalSir Ibnu Katsir Juz 2

391

beliau memberi aba-aba dengan tangan kanannya seraya bersabda: "Wahai sekalian man usia, tenanglah ... tenanglah." Setiap kali beliau melewati gunung. be1iau mengendurkan tali kekangnya supaya untanya iru dapat naik hingga beliau sampai eli Muzdalifah. Dan di sana beliau menge.rjakan shalat Maghrib dan 'Isya' Gama') dengan sam adzan dan dua iqamah. Beliau bertasbih sejenak diantara kedua shalat itu .. Kemudian beliau ridur hingga terbit fajar, lalu beliau pun shalat Shubuh ketika tampak fajar Shubuh dengan adzan dan iqamah, Setelah itu be1iau menaiki Qaswa' kembali hingga sampai di Masy'arilharam, lalu beliau menghadap kiblat dan berdo'a kepada Allah seraya bertakbir, bertahlil, dan mentauhidkan-Nya. Beliau masih terus berdiam diri hingga langit benar-benar menguning, lalu beliau pergi sebelum matahari terbit, .

Dan dalam kitab Shahih al-Bukheri dan Shahih Muslim, diriwaya.tkan dari Usamah bin Zaid, ia pernahditanya bagaimana Rasulul1ah rJ., berjalan ketika beliau beranjak pergi? Ia menjawab: "Beliau berjalan pelan, jika menemukan tanah lapang, beliau berjalan lebih cepat."

Abu Ishaq as-Subai'i meriwayarkan, dan' Amr bin Maimun, ia menceritakan: "Aku pernah bertanya kepada 'Abdullah bin "Umar mengenai Masy'aril-haram, retapi ia diam saja bingga ketika kendaraan kami turun ke Muzdalifah ia berujar: 'Mana orang yang be.rtanya mengenai Masy'arilharam tadi? lnilah Masy'arilharam itu."

'Abdurrazzaq menceritakan, Ibnu 'Umar berkata: "Masy'a.rilharam itu adalah Muzdalifah secara keseluruhan .. "

]:....:f; ..... ram meriwayatkan. dari lbnu 'Umar, bahwa ketika ditanya mengenai

..L.~J' •• "'" 'II ..

Firman Allah ~: 4: ~lfJ\ ;:WI ~ ..))1 IJ)'":,t:; ~ "Den berdzikirlah kepada Allah di

Masy'arilharam," maka ia menjiwab: "Masy'arilharam adalah gunung ini dan sekitarnya. "

D diri . tkan dari 1b . 'Abb S'·d bi . jubai 'Ikrimah . .. M . - Cd·

an~waya_.. .._. nu.· as, a 1 . ill. U air, ) . UJ<LW ,

as-Suddi, Rabi' bin Anas, al-Hasan al-Bashri, dan Qatadah. Mereka semua mengatakan: "Masy'arilharam itu terletak dianrara dua gunung."

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis (Ibnu Katsir) katakan: "AImasya'ir berarti tanda-tanda yang jelas. Muzdalifahdisebut Masy'arilharam karena berada di dalam wilayah tanah haram (suci). Apakah wuquf di Masy'arilharam itu merupakan rukun haji, yang'ridak akan sah haji itu kecuali dengannya, sebagaimana pendapat beberapa kelompok ulam.a Salaf dan sebagian Sahahat asy-Syafi'i, di antaranya al-Qaffal dan Ibnu Khuzaimah, berdasarkan hadits 'Urwah bin Mudharris, Araukah ia suatu hal yang wajib, sebagaimana hal itu menjadi salah satu pendapat Imam asy-Syafi'], sehingga siapa saja yang tidak mengerjakannya maka wajib membayar dam. Ataukah merupakan perkara sunnah yang hila ditinggalkan tidak ada kewajiban apa-apa, sebagaimana yang dianut oleh ulama lainnya? Mengenai hal ini terdapat tiga pendapat ulama. Untuk uraian lebih lanjut akan dikemukakan dalam pembahasan lainnya. Wallahu a 'lam."

392

I afsir I bnu K.alsir Iuz. 2

, _... )1 oC!

Firman- Nya: ~ ($1JJ. t.:S .~ j'j' )\J ~ ''Dan berdzikirlah (dengan menyebut)

Allah sebagaimana yang Dia tunjuklum kepadamu. "lni merupakan peringatan bagi mereka atas nikmat yang telah Dia anugerahk.an kepaela mereka berupa hidayah, penjelasan, dan bimbingan kepada syi'ar-syi'ar haji menurut runtunan Nabi Ibrahim~. Oleh karena itu Dia berfirman: ~ Jt:J\ 0-l4 J ~ iiI) ~ "Dan sesungguhnya kam.u sebelum itu benar-benar termasuk orang·orang yang sesat: " Ada yang mengatakan, sebelum datang petunjuk iru dan sebelum diturunkannya al-Qur-an, serta sebelum diutusnya Rasulullah ~. Semua pengertian iru benar dan saling berkaitan .

../ S:"t,Jo ,..; ,. "\.' -' t$t "'\ . ..; \/,f -:. ./ " t .J:. .' ~ -:: { ~~ .ol\ ~.~ eO: .,M~.~ t.J' ' '_'! >cJ! !>~: _!.\ .........

$ !!~5)~~i

Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang ba.nyak ('Arafat) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesttngguhnya Allah Mabapengampun lagiMahapenyayang. (QS. 2:199)

Kara tsumma dalam ayat ini digunakan untuk menyambungkan pernyataan dengan pemyataan secara berurutan dan tertib. Seolah-olah Allah Ta' ala memerintahkan orang yang telah berwuqufdi 'Arafah agar berrolak ke Muzdalifah untuk berdzikir kepada Allah di Masy'arilharam. Juga memerintahkan supaya wuqufnya dikerjakan bersama orang banyak di'Arafah. Sebagaimana orang banyak. melakukannya di 'Arafah kecuali orang-orang Quraisy, eli mana mereka tidak pergi dari Tanah Haram, dan mereka berwuquf di pinggiran T anah Haram, (yaitu) di T anah Halal yang terdekat seraya mengatakan:"Kami adalah keluarga Allah yang berada di negeri- Nya dan tinggal eli rumah-Nya. »

Al-Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyab ~: "Orang-orang Quraisy dan yang seagama dengan mereka berwuquf di Muzdalifab. Mereka menarnakannya al-bumus, sedangkan orang-orang Arab lainnya berwuquf di 'Arafah. Setelah Islam datang, Allah ~ memerintahkan Nabi-Nya, Muhammad ~, untuk datang ke 'Arafah dan berwu9.:uf d.j. ~ana. setelah itu bertolak darinya. Inilah maksud firman Allah ~: ~ ~81 j>l.!f ~ ::.,.. ~ ''Dan tempat bertolaknya orang-

orang banyak {'Ara/ah)." '

Demikian juga yang dikatakan Ibnu 'Abbas, Mujahid, 'Atha', Qatadah, as-Suddi, dan ulama lainnya, Dan j nilah yang menjadi pilihan Ibnu Jam, selain itu ia menyatakan bahwa ini merupakan ijma' (kesepakatan) para ulama ..

Imam Ahmad meriwayatkan, dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im, dari ayahnya, ia menceritakan: "Aku pernah kehilangan unta di 'Arafah, lalu aku pergi mencarinya, ternyata Nabi A sedang berwuquf di sana." Lalu ku-

Tafsirlbnu Katsir Jut 2

393

kata.kan: "Sesungguhnya daerah ini termasuk al-hl~mUS, men gap a ia berwuquf di sini?" Hadits ini riwayatal-Bukhari dan Muslim. Kemudian al-Bukhari juga meriw ayatk an , dan Ibnu 'Abbas, bahwa yang dimaksud dengan kata ifadhah (bertolak) dalam ayat tersebut adalah bertolak dari Muzdalifah menuju ke Mirra untuk melempar jumrah. Wallahu a'lam.

I,...... liliiii .....

Dan firman-Nya, 4( ~~ ~# -'bl ill ';»lIJ>~::- ,I) 9 "Dan mohonlah amptman

kepada Allah, sestmgguhnya Allah MahapengamjJUn tagi Mahapenyayang. "Seringkali Allah~· memerintahkan untuk berdziHr (mengingar-Nya) setelah selesai menunaikan ibadah. Oleh karena itu diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa Rasulullah t3 seusai shalar senantiasa beristighfar (memohon ampun) kepada Allah ~ sebanyak riga kali. Dan dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa beliau menganjurkan membaca tasbih, tahmid, dan takbir (masing-masing) sebanyak tiga puluh tiga kali.

Thnu Mardawaih juga menyebutkan hadits yang diriwayatkan al-Bukhari, dan Syaddad bin Aus, kat anya ,. Rasulullah ~ pernah bersabda:

1 .0..... _ f If \ ~ oj! ~ • ." J ~ ~... IIiI

2.llS I,H'. ~ .:-" ' - ~, "1 ~.I" ;I" <: f, ':._~1I, 1:;1\ J". _" . I 'uii::...." I ) tl"

, . J r..;-- , "--' ~ . . ~ .L,S!J ~ (W'T""». ... jA!!J) .... ~ J.:.....)

-.,. .,. ",. ... .. ....

"" ".. J. ~ , J ~ , .... '"

,~ ;Ll:."~'! ~ r.y'i ,c~<'" \.4 ~ ::,.0 ~.):;I 'Cith~"'" L62.1JS.JJ 2.14'- JS- UIJ

-" ,t";' ;0 ... ~

.,. ~ ~ ... .,. ~ .,. ~J ",. _ ",. (I" ""''' ~

~ J ~W ~ J'ilLi :;0 (( .CJi'l! yji.'u! Pi ~ 6J~ J ~Ij .~~ r.j;iJ

~,.,. ~ .. .,..,. ... ~ ",."

( .Z,JI J;:.~ ~~ ~.~ ~ ~~ ~) ~I~~

"Sayyidtl,l istighfor (penghulunya istighfar) adalah ucapan seorang hamba:'Ya Allah, Engkaulah Rabb-ku, tiada Ilah yang hak kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku senantiasa memegang teguh janji~Mu sekuat tenagaku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang telah kuperbuat. Aku mengakui anugerah nikmat-Mu bagi diriku, dan aku juga mengakui dosa-dosaku maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau'. Barangsiapa mengucapkannya pada malam hari, Ialu meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk Surga. Dan barangsiapa mengucapkannya. pada siang hari, lalu ia meninggal, maka ia masuk Surga." (HR. Al-Bukhari),

Dan diriwayatkan dalam kitab Shahib al·Bukbari dan Sbabih Muslim, dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Abu Bakar pernah berkata:

. I

~ij, !.i>,,~J :~ "o.u, J~ ~I :J) ,J~ .iI_~ ~ ~ :;~i :~~ ~-Je ~I J:?J Ii )

.s. ~ ~ l1li ... "'., :1' ... .,.

)j.till l.:.Ji W! ~)IJ ,2.1~ ::,.0 opo J ~1j,CJi ~l yji.lJ1 Pi 'lJ d'.;;S'

., .,. .,., I' ,. ;'." ,. ~ ~

~" "II

.( ~.J'

"Ya Rasulullah A., ajarkanlah kepadaku suatu do'a yang dapat kupanjatkan dalam shalarku", Maka Rasulullah lli pun bersabda: Ucapkanlah: "Ya Allah,

394

Tafsir Ibnu Katslrjuz2

sesungguhnya aku telah banyak menzhalimi diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau, maka berikanlah kepadaku ampunan dari sisi-Mu, dan sayangilah aku, sesungguhnya Engkau Mahapengampun lagi Mahapenyayang." (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim).

Dan hadits yang membahas tentang istighfar ini sangat hanyak.

Apabila kamn telab menyelesaikan ibadab hajimu, maka berdzikirlab (dengan menyebut) Allab, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membanggabanggakan) nenek moyangmtt, atau (babkan) berd:zikirlah lehib banyak dari itu .. Maka di antara manusia ada orang yang berdo'a: "Ya Rabb komi, berilab kami kebaikan di dunia," dan tiadalab haginya bahagian (yang menyenangkan) di akbirat. (QS. 2:200) Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: <Ta Rabb kami, berilab kami kebaikan. di dunia dan kehaika.n di akbirat da.n peliharalah karni dari siksa Neraka. " (QS. 2:201) Mereka iudab orangorang yang mendapat habagian dari apa yang mereka ttsahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. 2:202)

Allah ~ memerintahkan hamba-hamba-Nya agar menyuruh banyak berdzikir ~epa..da~Ny~ seusai menyelesaikan amalan manasik haji, Dan firmanNya: ~ rs .. G.\J' rs _?¥, "Sebagaimana kam« menyebttt-nyebut{membanggabanggakan) nenek moyangmu. "Para ulama masih berbeda pendapat mengenai makna Firman Allah Ta'ala tersebut, IbnuJuraij meriwayatkan, dari 'Atha', ia menuturkan: "Yaitu seperti ucapan seoranganak: 'Bapak, Ibu.' Artinya, sehagaimana seorang anak senanriasa mengingat ayah dan ibunya. Demikian juga dengan anda sekalian, berdzikirlah kepada Allah Ta'ala setelah selesai melaksanakan manasik haji,"

Hal y.ang sarna juga dikemukakan oleh adh-Dhahhak, dan Rabi' bin Anas. Hal senada juga diriwayatkan Ibnu jarir dan Ibnu' Abbas.

Tamir Ibnu Katsir juz 2

395

~-. ~~ Imicr 2.AL-BAQARAH

Sa'id bin Jubair meriwayatkan, dari Ibnu 'Abbas: "Dahulu, ketika masyarakat J ahiliyah b erwuq uf di musim haji, salah seorang di antara mereka mengatakan: 'Ayahku suka memheri makan, menanggung behan, dan menanggung diyat orang lain.' Mereka tidak menyebut-nyebut kecuali apa yang pernah dikerjakan bapak-bapak mereka. Kemudian Allah ~ menurunkan kepada Nabi ~ ayat berikut ini: ~ \J~ ~f:,f rs-:~( rs- j.iS' 11 \J}-~~' ''Maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dan uu." Wallahu a'lam. Maksud dari firman ini adalah perintah untuk memperbanyak dzikir kepada Allah £. Dan kata ":,i" (atau) dalam ayat itu dimaksudkan untuk menegaskan keserupaan dalam berita, seperti halnya firman Allah: ~ ;j:..i hi :,i ;;~~lS- ~ , (CHati kamu itu menjadi keras seperti batu, atau bahkan lebih ~eras lagi:" (QS. Al-Baqarah: 74). ~ JJ ji .;:.:,i yli 0G:.;, "Maka jadilah ia dekat (kepada Muhammad) dua ujung busur panah, ata« bahkan lebih dekat lagi. "(QS. An-Najm: 9).

Dengan demikian, kata 'atau' di sini bukan menunjukkan keraguan, tetapi untuk menegaskan suatu berita atau (keadaan berita itu) lebih daripada itu, Allah ~ membimbing para hamba-Nya untuk berdo'a kepada-Nya setelah banyak herdzikir kepada-Nya, karena saat itu merupakan waktu terkabulnya do'a. Pada sisi lain, Dia mencela orang-orang yang tidak mau memohon kepadaNya kecuali untuk urusan dunia semata dan memalingkan diri dari urusan akhiratnya. Allah ~ berfirman:

~ t3~ 0-- ;;/:- ~i ~ jG) \Jill ~ L:;1: ~) J~ ,;. vU1 ::,..; , ''Maka di antara manttsia' ada orang yang berdo'a: 'Ya Rabb kami, berilab kami (kebaikan) di dunia, J dan tiada baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat. JJ Ayar ini mengandung celaan sekaligus pencegahan dati rindakan menyerupai orang yang melakukan hal itu.

Diriwayatkan oleh Sa'id bin Jubair, dari Ibnu 'Abbas: "Ada suatu kaum dari masyarakat Badui yang datang ke tempat wuquf,lalu mereka berdo'a: 'Ya Allah, jadikanlahrahun ini sebagai tahun yang banyak turun hujan, tahun kesuburan, dan tahun kelahiran anak yang baik." Dan mereka sarna sekali cidak menyebutkan urusan akhirat. Maka Allah ~ menurunkan firman-Nya: ~ o~ d of:- ~i J !.JG) yill ~ GI: t;') J ~ .; uU\ 0...i , ''M aka di antara m;musia' ada orang yang berdo'a, 'Ya Rabb kam'i, beriltih kami {kebaikan} di dunia, ' dan tiada baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat. JJ

Setelah mereka datanglah orang-orang yang beriman, dan mereka mengucapkan: ~ JU\ yl~ G) C:.. o/:- ~I ,j) i:..:;_ Will J 81: 1C~ 9 "Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan ai dunta Clan liebaikan di akhzrat serta peliharalah kami dari adzab api Neraka." Lalu Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya: ~ yL_, .. ..i\ C!;. 1u\) 1;:.5' ~ ~ r-tI2.illj( 9 "Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian apa yang mereka- usahakdn, dan Allah sangat cepat hisab-Nya. "

I

396

Tafsir Ibnu Kilfsir luz 2

Oleh karena itu, Allah Ta'ala memuji orang-orang yang memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada-Nya, Dia berfirrnan:

~ )11\ yl~ wj ~ ~-.:' :;:r ~i JJ ;; :"~:' ~:JI J 81: "t; J;; J r+--::' ) "D an di antara mereka ada yang her-do 'a; Ya Rahh kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kehaikan di akhirat serta peliharalah kami dan adzab api Neraka. J> Do'a ini meliputi berbagai kebaikan di dunia dan menjauhkan segala kejahatan, Kebaikan di dunia mencakup segala permintaan yang bersifat duniawi, berupa kesehatan, rumah yang luas, isteri yang cantik, rizki yang melimpah, ilmu yang bermanfaat, amal shalih, kendaraan yang nyaman, pujian, dan lain sebagainya yang tercakup dalam ungkapan para mufassir, dan di antara semuanya iru tidak ada pertentangan, karena semuanya itu termasuk ke dalam kategori kebaikan dunia ..

Sedangkan mengenai kebaikan di akhirat, maka yang teninggi adalah masuk Surga dan segala cakupannya berupa rasa aman dari ketakutan yang sangat dahsyat, kemudahan hisab, dan berbagai kebaikan urusan akhirat lainnya.

Sedangkan keselamatan dari api Neraka, berarti juga kemudahan dari berbagai faktor penyebabnya eli duma, yaitu berupa perlindungan dari berbagai larangan dan dosa, terhindar dari berbagai syubhat dan hal-hal yang haram.

Al-Qasim Abu 'Abdurrahman mengatakan: "Barangsiapadianugerahi hati yang suka bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir, dan diri yang sabar, berani iatelah diherikan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta dilindungi daft adzab Neraka. Oleh karena itu, sunnah Rasulullah lD menganjurkan do'a tersebut di atas."

Al-Bukhari meriwayarkan dari Mu'ammar, dari Anas bin Malik, karanya, Rasulullah ~ pernah berdo'a:

,.. , ,. 0 ., .. ",. ~ ...

(.~dl ~l..ij; ~J d:"',;' ~~'ilJ) "J;." ;. L.7JJI.J_ ~l~ W) ~l )

"Ya Allah, ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari adzab Neraka."

Dan Anas bin Malik sendiri jika hendak berdo'a, ia selalu membaca do'a iru, arau ia rnenyisipkan do'a iru dalam do'anya yang lain. Dan diriwayatkan oleh Muslim (yaitu perkaraan Anas.·pent): "[ika Allah mendatangkan kebaikan kepada kalian eli duma dan kebaikan eli akhirat serta melindungi kalian dari adzab Neraka, berarti Dia telah memberikan seluruh kebaikan kepada kalian."

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas:

,AliIl J~j 4f JW ~)Jl ~ j~ .:J,~~!O }Qi, ~ ~j JIS it ~l J~j ~f)

." ~ ~ J."):t ~ . ,..: I' "k_... ~ "" , 0

J.!I.! ~~ c.!S"G;..f.Ul Jjil :.::s :~ Jl§ (~o~! 4lWji ~~. oilIl j$J.f JA)

,. ,.,. .... , - ",. .,. ....

, i'~ -- ' ,\" - "1,. ~ - ' ~/' I CI....... 1(11

~~:h=~ f ~j. ~(hf 'JoilIl W~) dil .iill Jj.:.j J1ai . ~jJl .j J ~. 0f-~I

~ ,,,. .... "",.,

Tafsir Ibnu 'Katsir Juz 2

397

;'.... .... .... ",' til'" fJjJ' =' .,.

1 __ CJj J\J )l:J1 ~I..i$ L:iJ A~" ._ (,,:.'11 ,JJ ;;~ .. _;.. IJjj\ J 8T It cIA .~

... ...... ...., ,. ~ ,. ,. ......

. ( ol,n .. ~I

"Rasulullah ~ pernah menjenguk searang muslim yang sudah sangat lemah seperti anak burung, lalu beliau bertanya kepadanya: 'Apakah engkau berdo'a kepada Allah atau memahon sesuatu kepada-Nya?' Ia menjawab: 'Ya, aku mengucapkan, Ya Allah jika Engkau menetapkan siksaan kepadaku diakhirat, timpakan saja kepadaku lebih awal di dunia .. ' Maka Rasulullah ~ bersabda: 'Subhanallah, engkau tidak akan kuatatau tidak akan sanggup menerimanya. Mengapa engkau tidak mengucapkan:'Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan eli akhirat serta peliharalah kami dari adzab api Neraka.' Maka ia pun memanjatkan do'a tersebut kepada Allah, dan Allah

pun menyembuhkannya .. '" .

Hadits ini hanya disebutkan aleh Muslim dengan ia meriwayatkannya dari Ibnu Abi 'Adi.

Imam asy-Syafi'i meriwayatkan dari 'Abdullah bin as-Sa'ib, bahwasanya ia pernah mendengar Nabi A mengucapkao (di sisi Ka'bah) di antara mkun (pajak), Bani ] amh (rukun Yamani) dan rukun Aswad (Hajar Aswad):

,I' ~ '" 0 11 • ....

('l_~11 ~I..i$ \~:'~J ;;~ ... ;.. ~~~I J) c::...;. L,J1I1 ~ ~I~ "G) )

"Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan ill dunia dan kebaikan eli akhirat serta peliharalah kami dari adzab api Neraka." sanad hadits ini dha'ifQemah). Wallahu a 'lam.

Dalam kitah al·Mustadrak,al~Hakim meriwayatkan, dad Sa'id bin jubair, ia menceritakan, ada seseOl'ang yang datang kepada Ibnu 'Abbas seraya berkara: "Sesungguhnya aku membayar suatu kaum agar membawaku dan dengan upah itu aku rneminta mereka agar mendo'akanku, dan aku berhaji bersama mereka, apakah hal itu berpahala?" Maka Ibnu 'Abbas menjawab:

"Engkau termasuk o~ang~al'ang y~g dikatakan Allah Ta'ala:

~ yt.:...-J\ ~_;. .:ll\J \_;.s- k ~ tiJ ill') , 'Mereka iudah orang-orang yang mendajJat vagiaiJ. apa yang merekal usahakin, dan Allah sangat cepat hisab-Nya. ,"

Kemudian al-Hakim mengatakan: "Hadits ini shahih menurut persyaratan al-Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya,"

398

Takir Ibnu Katsir luz 2

Dan berdzikirlah (dengan menyebta} Allah dalam beberapa hari yang herbilang .. Barangsiapa yang ingin cepat berangka: (dari Mina) sesudab dua han, maka tiada dosa baginya .. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keherangkatannya dari dua han itu), maka tidak ada dosa pula baginya bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketaubilab, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya. (QS. 2:203)

Ibnu 'Abbas mengatakan: "Yang dimaksud dengan hari-hari yang berbilang (al-.ayyamal-ma'duztdaat) itu adalah han-han Tasyriq, dan yang dimaksud dengan al-ayyaam al-ma'lumaat adalah sepuluh hari dalam bulan Dzulhijjah (dari 1-10 Dzulhijjah) _ "

Mengenai firman-Nya: <Ii. u\; JJ;; \If\' ....-' 11 IJ~~IJ , "Dan berdzikirlah (dengan menyebu~ Allah da/am be6erapa hari ya~g berbilang, J> 'Ikrimah mengatakan: "Yakni membaca takbir pada hari-hari tasyriq setelah shalat wajib, yaitu membaca Allabu Akbar, Allabu Akbar:"

Imam Ahmad meriwayatkan dari Waki', dan Musa bin 'Ali, dari ayahnya: "Aku pernah mendengar 'Uqbab bin Amir menuturkan, Rasulullab.13 bersabda:

"Hari 'Arafah, hari Kurban, dan hari-hari Tasyriq adalah hari raya bagi kita, ummat Islam, hari-hari itu merupakan hari makan dan minum."

Imam Ahmad meriwayatkan dari Nubaisyah al-Hudzali, RasuluUab Z3 bersabda: "Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum dan dzikir kepada Allah." Hadits ini juga diriwayatkan Muslim.

Berkenaan dengan firman Allah ~: ~ ~\; J~ rt;i ....-' 11 \Jj~(, , "Dan berdzikirlah (dengan menyebut} Allah dalam beberapa han berbtlang, " maksudn ya menyebut nama Allah pacia saat penyembelihan hewan-hewan kurban. Sebagaimana relah dikemukakan bahwa yang rajih dalam hal ini adalah madzhab Syafi'i ~, yairu bahwa waktu kurban berawal dari hari penyembelihan sampai akhir hari-hari Tasyriq. Berkenaan dengan hal itu juga adaIah dzikir yang khusus pada setiap usai shaIat lima waktu, dan dzikir mutlak yang di-lakukan pada seluruh keadaan. Ada beberapa penciapat alim ulama mengenai waktunya, dan yang termasyhur adalah yang dilakukan mulai dan shalat Shubuh pada hari 'Arafah sampai shalat 'Ashar pada akhir hari-hari Tasyriq, yaitu akhir hari Najar (bertolaknya rombongan haji dari Mina) terakhir, Wallahu a'lam.

Telah ditegaskan bahwa'Umar bin al-Khaththab ea benakbir di menara, lalu orang-orang di pasar pun ikut bertakbir dengan takbirnya iru sehingga Mina bergemuruh karen a suara takbir,

Tafsirlhnu Katsir Juz 2

399

Berkenaan dengan itu juga takbir dan dzikir kepada Allah ketika melempar jumrah setiap han selama hari-hari Tasyriq.

Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan juga perawi lainnya: "Disyari'atkannya thawaf di Baitullah, sa'i antara Shafaa dan Marwah, dan pelemparan jumrah adalah untuk berdzikir kepada Allah £,"

Seusai menyebutkan hari Najar pertama dan kedua, yaitu berpisahnra manusia dari musim. haji menuju ke berbagaidaerah dan wilayah setelah mereka berkumpul di tem_pat-tempat manasik dan mawaqif(wuquf), Allah ~ ber-firman: «€ ~;~ Jl;.s:tf \;.t.\) lui \)r:, ~ "Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bCfhwa 7ea11)u aka1J dik!tmpul~an kepada-Nya, "Sebagaimana Dia berfirman: «€ ,) J~ ..;I!) ,f~ ~I J r-S'"Ijj t,?jJ\ ;J ~ ''Dan Dialah yang menciptakan serta mengembangGidkkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. "(QS. Al-Mu'minuun: 79).

Dan diantara manusiaada orang yang ucapannya tentang kebidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi batinya, padahal ia adalab penantang yang paling keras. (QS. 2:204) Dan apabila ia berpaling {dari mukamu)J ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusal: tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allab tidak menyukai kebinasaan. (QS. 2:205) Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertaknualab kepada Allah. JJ bangkitlab kesombongannya yang menyebabkannya betbua: dosa. Maka cukuplab (balasannya) neraka Jabannam. Dan sungguh Neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buroknya. (QS. 2:206) Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan diri-

400

Tafsir Ibnu Katsir Juz2

nya karena mencari .keridbaan Allah; dan Allah Mabapenyantun kepada bamba-bamba-Nya. (QS. 2:207)

As-Suddi menuturkan: "Ayat ini turon berkenaan dengan al-Akhnas bin Syariq ats- Tsaqafi yang datang kepada Rasulullah ~ dengan menampakkan keislaman, padahal hatinya bertolak-belakang dengan hal itu."

Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan beberapa orang dari kalangan orang-orang munafik, mereka membicarakan dan mencaci maki Khubaib dan para sahabatnya yang terbunuh dalam peristiwaar-Raji',57 Kemudian Allah ~ menurunkan ayat yang mencela or~g-orang munafik dan memuji Khubaib dan para sahabatnya:

4f .Jl1 ut:.;.:': ~ ~\ ~.~. or <.5);..;. d (..}"'8\ ::r ),. "Dan di antara munusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah .. "

Ada juga yang berpendapat bahwa ayat tersebut berlaku umum bagi orang-orang munafik dan juga orang-orang yang beriman secara keseluruhan. Demikian menurut pendapat Qatadah, Mujahid, Rabi' bin Anas, dan beberapa

ulama lainnya. Dan pendapat inilah yang benar, .

Muhammad bin Ka'ab mengemukakan: "Sesungguhnya ayat ini turon berkenaan dengan seorang laki-laki, dan setelah itu berlaku umum," Dan pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad bin Ka'ab al-Qurazhi ini pun balk dan benar.

Sedangkan firmanAllah ~:~ ~.Jj Je; ~ ~\ ~\ B '. ; J ) Ibnu Muhaishin membacanya dengan, ~ ~.j~ ~ 1i. 'IS'"J)' dengan memfathahkan huruf 'ya' dan mendhomahkanlafazh Allah, yang berarti, meskipun orang ini berhasil memperdaya kalian, namun Allah mengetahui keburukan dalam hatinya.

Hal iru serupa de.ngan fir.man-Nya:

oil _ ..... J' '" ~ J.. ~"J' J". I' ~ <II". ;-

~QI .j~ 'IS·' J ..ill) ~ ;.)2t~ ~ .ill I :; ~I J;') 2..t1 'IS';.; I)li .j~I_~~ \1 !ljOl___;.. \~~,

~ 0;~LS:J

"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: 'Kami mengakui bahwa se:slmgguhn:ya engkau benar-benar RasulAllab.' Dan Allah mengetalmi bahwa sesungguhnya .kamu benar-benar Rasul-Nya, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang·orang m.unafik itu benar-benar orang pendusta. "(QS. AlMunaafiquun: 1).

Sedangkan Jumhur Ulama memhacanya: ~ Jj J C J;,:o1\ 'Ie'·,; J ,. Yang berarti orang munafik itu menampakkan keislaman kepada manusia, dan menantang Allah Ta'ala uatuk membongkar kekufuran dan kemunafikan yang ada. di dalam hatinya, seperti firman-Nya:

57 Ar.Raji'nama kolamair milik suku Hudzail di debt Makkah:pent.

Tahir Ibnu Katsir Jut: 2

401

402

~ 11 ~ J ~ ~J V'L...J\ ~ J ~ ~ ''Mereka bersembttnyi dan manusia; tetapi mereka tidak berseinbtmyi 'dan ALLah. " (QS. An -Nisaa': 108).

Demikian makna yang diriwayatkan Ibnu Ishaq, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu 'Abbas.

Ada pula yang mengatakan: "Artinya bahwa jika orang. munafik itu menampakkan keislaman di hadapan manusia ia bersumpah dan mempersaksikan Allah kepada mereka (para manusia) bahwa apa yang. ada di dalam hatinya sesuai dengan ucapannya. Makna seperci ini benar dikemukakan oleb 'Abdurrahman bin Zaidbin Aslam, dan menjadi pilihan Ibnu jarir dan disandarkan kepada Ibnu 'Abbas dari Mujahid. Wallahtt a'lam.

Dan firman- Nya: ~ r~\ iii ~J 9 'Padahal ia adalah penantang yang paling keras. "Secara bahasa,' al·ataddu berarti yang menyimpang. Seperti firmanNya: .~ III ~~ ""! ~jJJ 9 "Dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang. "(QS. Maryam: 97) luddan berarti yang menyimpang (baca: membangkang). Dernikian itulah keadaan orang munafik ketika melakukan pembangkangan. Ia berdusta, menyiropang dari kebenaran, tidak konsisten, bahkan sebaliknya, ia suka mengada-ada dan berbuat keji. Sebagaimana yang ditegaskaa dalam hadits shahih dan Rasulullah j), beliau pemah bersabda:

, ~ ~ ~ ,"'.... ,..., .... .,. l1li ,

....... ' ~ 1'( ~::.u. J.A\$. ,.( , jS' "' j;.. 1', .. "H -'~1-'1

( .~ ~. ,);) 'J . . ,)~'~ ~. ,)~ ~.I'" ~ ~)

"Tanda-tanda orang munafik iru ada tiga: Jika berbicara berdusta, jib berjanji ingkar, dan jika bertengkar ia berbuat jahat.'

Al-Bukhari rneriwayatkan dari 'Aisyah ~, secara marfu', hahwa RasulullahA bersabda:

"Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah penentang yang paling kens." (HR. Al-Bukhari).

Dan Firman Allah Ta'ala berikutnya:

~ )L:...ij\ ~ ~ ~\J Pi) ~f-il ~J L+.;'\ :~\ J>~yi ~ r.7-. J; I~l) ~ ''Dan apabila ia berpaling (darimu), ia bajalan eU bimii"untuk mengadakan kentsakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternale, dan Allah tidak menyukai kebinasaan." Artinya, orang yang amat menyimpang perkataannya dan jahat perbuatannya. Seperti itulah perkataannya, dan perbuatannya. Ucapannya dusta, keyakinannya sesar, dan semua perbuatannya jelek. ~\ (maksudnya. yaitu lafazh "~"-pen!-) dalam ayat ini berarti menuju. Sebagai-

mana Allah Ta' ala telah berfirman: .

~ .1\ j::. Jl \:;:..~ d\ r'Ji Cl'" oU ,p'; \~ll;;\; ::r-.JI tJl! 9 I(Wahai orang-orang yang "bmman, apabila disern imttik ment/naikan sha.lat pada han] urn 'at, maka hendaklah kamu menuju kepada mengingat Allah. JJ (QS. AI-J umu'ah: 9) Artinya,

Tafsir lbna Kal5ir Juz 2

bersegeralah kepada mengingat Allah dengan berniat mengerjakan shalat jum'at, karena menuju shalat hanya seeara fisik semata dilarang berdasarkan sunnah Rasulullah .e:

..* CII" " .,. .q. '" ~ 3i' ~.. ~,; .;0 "

(.j\!Y(J ~I ~J ~J.fiJ ,uJ;o f(..ZiJ \AylJ ')'J ,i~1 ~i \~~ )

"[ika kalian berangkat shalat, maka janganlah mendatanginya dengan tergesagesa, tetapi datanglah dengan penuh ketenangan dan kekhusyu'an." (Muttafaq 'alaih, retapi dengan beberapa riwayat yang berbeda-beda lafazhnya).

Orang munafik itu tidak mempunyai keinginan kecuali untuk membuat kerusakan semata di muka bumi, memusnahkan tanam-tanaman, maksudnya tempat tanaman tumbuh, berbuah, dan sekaligus temp at berkembangbiaknya hewan-hewan, yang keduanya (rumbuh-tucobuhan dan hewan) merupakan sendi hajat hidup manusia.

Mujahid mengatakan: "[ika orang mun.a:fik berkeliaran di muka bumi untuk membuat kerusakan, maka Allah akan menahan hujan sehinggatanamao dan ternak binasa. OJ

Firman-Nya: ~ ;L..::..JI ~ \j 1I.Ij 9 "Dan Allah tidak menYII,kai kerusalean." Artinya, Dia tidak menyukai orang yang bersifat seperti ini dan berbuat demiki.an itu.

Firman Allah berikutnya: ~ ~)r~ ;jJ\ ~J;.i 11 )1 j ~ I~lj ,"D an jika di.kata.kan kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, bangkitlah ;keSombongannya yang menyebabkannya berbua: dosa:" Artinya, jika orang yang buruk dalam ucapan dan perbuatannya ini dinasihati dan dikatakan kepadanya: "'T akudah kepada Allah dan jauhilah ucapan dan perbuatanmu iru serta kembalilah kepada kebenaran," niscaya ia rnenolak, enggan, rnenjadi sombong dan marah disehabkan dosa-dosa yang telah meliputi dirinya. Oleh karena itu dalam ayat itu Allah T a'aIa berfirman: ~ ~4J1 ~j ~ ~ t "Maka Ctlkttplah (balasannya) Neraka [ahannam: Dan sungguh Neraka [ahannam itu tempat tinggal yang seburnk-l71nuknya. ,> Maksudnya, Neraka Jahannam iru lebih dan cukup baginya sebagai siksaan atas perbutannya itu,

Dan firman -Nya: ~ 11 Q G.:; : li:;1~- '';;0 p.; l/ <.1'\.111 d J , ''Dan di aruara manusia ada orang yang mengorbankan Jirinya farena mencan keridhaan Allah. " Ketika Allah ~ memberitahukan tentang orang-orang munafik dengan sifatsifat mereka yang sangat tercela, maka Dia juga menyebutkan sifat-sifat orangorang mukmin yang sangat terpuji, melalui firman-Nya:

~ 11 QG.:; : ~I ~-. ~r .s ~ c/ U'LJ\ ;:"'j , "Dan di antara manssia ada orang yang mengorbankan dirinya kareria mencan keridbaan-Allah."

Ibnu'Abhas, Anas bin Malik, Sa'id bin al-Musayyab, Abu 'Utsman anNahdi, 'Ikrimah, dan segolongan orang mengatakan: '" Ayat itu turon berkenaan dengan Shuhaib bin Sinanar-Rumi." Ibnu Mardawaih meriwayatkan dan. Abu

Tafsjr Ibnu Katsir juz 2

403

'Utsman an-Nahdi, dari Shuhaib: "Ketika aku bermaksud hijrah dari Makkah kepada Nabi~, orang-orang Quraisy berkata kepadaku: 'Hai Shuhaib, kamu datang kepada kami dengan tidak membawa harta kekayaan, dan sekarang kamu akan pergi dengan membawa harta kekayaanmu. Demi Allah hal itu tidak boleh terjadi sama sekali. ",

Hamad bin Salamah meriwayatkan, dari 'Ali bin Zaid, dari Sa'id bin al-Musayyab ia berkata: "Shuhaib berangkat hijrah menuju Nabi 13, lalu diikuti oleh beberapa orang Quraisy, maka ia pun turun dari kendaraannya dan menge1uarkan apa yang berada di dalam tempat anak panahnya, kemudian berujar. "Hai orang-orang Quraisy, kalian tahu bahwa aku adalah orang yang pandai memanah di antara kalian, sedang kahan, demi Allah, kalian tidak akan sampai kepadaku kecuali aku akan melemparkan semua anak panah yang ada di dalam tempatnya ini, dan membuang pedangku ini sehingga tiada yang tersisa sedikit pun padaku. Maka lakukan apa yang kalian kehendaki. T etapi jika kalian mau, akan kutunjukkan kepada kalian harta dan simpananku di Makkah, tetapi kalian harus membebaskan jalanku." Maka mereka pun menjawab: "Mau," Dan ketika sampai kepada Nabi ~, beliau bersabda: "Beruntunglah Shuhaib." Maka turunlah ayat:

~ .)L;J~ ~ J; ~ ~\) 11 ..:..> ~:;: :"k:1 ~ - '.;; .s A d dill 1 ;:,. J , "Dan di antara manusia ada 'Orang yang mengorbankan diririya karena mencan keridhaan Allah. Dan Allah Mahapenyantttn kepada hamba-hamba-Nya. "

Tetapi kebanyakan ulama memahami bahwa ayat tersebut turun ditujukan bagi setiap orang yang berjuang di jalan Allah Ta'ala, sebagaimana Dia telah berfirman:

o fo:J 0 }'(; ~\ ~ ~ 0 ).;__I ;; G\ tfl ~~ r-fJ\;iJ ~f ~:?l\ ~ l5~ :":.\ 11 0~ 1

" J ... '\ ~ f ... J... III ...

"-' • ~~G' .ill' <: _". \ ','::" \j ..:ill '. ~'~ .' '·",jl· :11' 1 .l'1\' .I"!II . ~ ~ 1Jj;.'

,~~ . t.?, ~ J~ ~ c.r: ,:4:. ~ J if J , ~.r J oF:'-: J ~.Jr ~ .: J

~ ; _~:il j;_i\ ; ~)J

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan membe:rikan Surga untuk mereka. Mereka berperang pada ja/an Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur-an. Dan siapakah yang lebih rnenepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.' (QS. At-Taubah: 111).

Dan ketika Hisyam bin 'Amir maju menyerang ke tengah-tengah barisan musuh, sebagian orang menentangnya, sedangkan 'Umar bin al-Khaththab, Abu Hurairah, dan yang lainnya membantah tindakan mereka itu seraya mem-

II'J .J..t", ... 0

bacakan ayat ini: ~ ;,~~ ~ J~~ ..:ill) ..:ill oG.:;: ~ ~I t.....;; l5 ~ ,;. dU\ ;:,.) ,. "Dan

di antara manusia aaa orang yang'mengorban"kan dirznya karena mencari keridhaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. "

404

Tafsir Ibnu Katsir luz 2

Haiorang-orang yang beriman, masuklab kamu ke dalam Islam heseluruhannya, dan janganlah kamu tumti langkab-langkab syaitan. Seslmgguhnya syaitan itu mssub yang nyata bagimu. (QS. 2:208) Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudab datang kepadamu bukti~bukti kebenaran, maka ketabui.lah, babwasanya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, (QS.2:209)

Allah Ta'ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, agar berpegang kepada seluruh tali Islam dan syari'atnya, mengerjakan perintah-Nya, serta menjauhi semua

larangan-Nya sekuat tenaga, .

Mengenai firman Allah~: ~ ~\ J \}:.:.;.\ ~ aVAufi meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, Mujahid, Thawus, adh~Dhahhak, Qatadah, as-Suddi, dan lbnu Zaid: "'Yaitu Islam."

Masih mengenai firman~Nya tersebut d.i atas, adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, Abu! 'Aliyah •. dan Rabi' bin Anas: "Yakni ketaatan .. " Qatadah juga mengatakan: "Yaitu perdamaian."

D . £.~'-N .'..( ~~15" ). Ib 'Abba M iahi id, Abul 'Ali ah <TI_":_.L an urman- ya: "l:: 4.5 ". nu ., . as, UJ.·. . _y .. , .1.JS.IlllliLll,

Rabi' bin Anas,.~-Suddi, Muqaril bin Hayyan, Qatadah, dan adh-Dhahhak men gatak an: «~ ;';15" , berartijami'an (keseluruhan)."

Muj.ahid menuturkan: "Artinya, kerjaka.nlah sernua amal shalih dan

al k b iik "

seg a macam .. e 3J .. an.

D~ .. . . .s: sir d m . dik ... fi All:ah 3'.0< ..( i.:15- ).

1 antara para msqass: a a yang ... enp ..anrman . ..._ El'N, "l::. r

berkedudukan sebagai haal (yang menerangkan keadaan) dari orang--orang yang masuk. Maksudnya, masuklah kalian semua ke dalam Islam. Dan yang henar adalah pendapat pertama, yaitu bahwa mereka seluruhnya diperintahkan unruk mengerjakan semua cabang iman dan syari'at Islam, yang jumlahnya sangat banyak, sesuai dengan kemampuan mereka,

Sedangkan firman~Nya: ~ \)1i,:~, II .;_,I~ \~~) ~ ''Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah sya.itan." LakSanakanlali segaIa ketaatan dan hindari

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

405

ap a .. y .. ang di.p. erint.ahkan syai tan k .... eeada. kali. ian. Kar. ena,. seb a gaim an. '. a. firm.·.an Allah Ta'ala~ ~ ;;J~i:;~c: iul Js.l);Z ,jiJ l'~l) ~/...J'I.! ;/~ wI, "Sesunggu}mya

sya.itan iuc hanya menyurnh kamu berbUatfahat Cian lieji, dan mengatakan kepada Allah apa yang tiqak kamu, ketahui. "(QS. Al-Baqarah: 169). U ntuk itu Allah ~ berfirman.: ~ ~~:ls.;.sJ tf! , "Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata

bagi kalian. ,,~ ,

Muthraf berkatai "Hamha Allah yang paling lihai menipu hamba-hambaNya yang lainadalah syaitan, "

f· , .. . . A' Ai,', c( , ~ . , · r';', - •

Dan irman-Nya Iebih Ianjut: '( . .;_,QI 1"""';1'L.,;.,. Co ......, if ru j J)j , "Tetapi

jika kamt~ menyimpang (dan jalan Allah) sesudah datang'kepadamu bukti·bukti kebenaran. l> Maksudnya, jika kalian menyimpang dari kebenaran setelah ditegakkannya hujjah atas kalian, "Ketabuilah bahwa Allah Mahaperkasa," Y aim dalam siksaan-Nya, dan ridak akan pernah dikalahkan oIeh siapapun .. "Dia Mahabijaksana,"dalam ketetapan-ketetapan-Nya, pernbaralan dan pemberlakuan hukumNya. Oleh karena iru, Abul 'Aliyah, Qatadah, dan Rabi' bin Anas mengatakan:

"Dia Mahaperkasa dalam pembalasan-Nya dan Mahabijaksana dalam perintah-

N " ya.

Dan Muhammad bin Ishaq mengemukakan: "Yang Mahaperkasa dalam pertolongan-Nya dari orang-orang yang kafir kepada-Nya, jika Ia men ghen daki , dan Mahabijaksana dalam alasan dan claIih-Nya kepada para hamba-Nya."

Tiada ya~g mereka nanti-nantika.n melainkan datangnya Allah dan Malaikat (pada ban Kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan banya kepada Allah dikembalikan segala urusan. (QS. 2:210)

Allah'~ meJt$~~am o~ang~o,~angyang kafi~ k~p~da.Muhammad~, dengan berfirman: ~~')WIJ r4ilI;;.Jlk J .JJI ~~ Ji'il .JJ).c; Y. , "Tuula yang mereka nanti·nantikan melainka» aatangnya Allah dan malaileat (pada han Kiamat) dalam naungan awan. " Yaitu pada hari Kiamat untuk memutuskan ketetapan di antara seluruh ummat manusia, baik yang hidup lehih awal ataupun yang hidup terakhir. Lalu setiap orang akan diberi balasan sesuai dengan amalnya. Jika balk, maka kebaikanlah yang diterimanya. Jika buruk, maka kejelekanlah yang diterimanya. Oleh karena iru Allah ~ berfirman:

~ ~; ~i .e.:J. ~I u--h:' '; ~i ~:, , «Dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada AllaH dikenibalikan 'segala urusan. " S eb agaiman a firman- Nya:

406

Takir I.hnu Kat!;]r lut 2

A." ,..... ,I-" or ~ oil '" t ... ,a f" iL or ',. I, t !;/. ~ ~ '!I J' ~ ... I ~ ,. f - - ... 1 ~_ ... ~ '"

" ~J .,-::A---:il~ ~ <Jl.!) ~J <JI:: )1 b.JJWI r+.'lJ wi ')I! w)~ Y. t Yang mereka

nanti-nanti tiada lain hanyalah kedatangan Malatkat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan Rabb-mu atau kedatangan sebagian tanda-tanda (dari) Rabb-mu. »(QS. Al-An'aam: 158).

)... ,.. _,.,.......~ Ji,,:1 f ," r , Co

Mengenai firman-Nya: ~ ~::KJI) rc.!Jl;; JU<. J..lII ~~ 01 )r10)~ y"

"Tiada yang mereka nanti-nantilean meLainkan datangnya Allah clan Malai.kat dalam naltnganawan,» Abu Ja'far ar-Razi meriwayatkan, dari Rabi' bin Anas, dari Abul 'Aliyah, ia mengatakan: "Para Malaikat datang eli bawah naungan awan, s~&J\!l.aP. Ta'ala dat,an_g sesuai ;ehendak-Nya. Ayat ini seperti firmanNya: 4i ~;J ~::KJI JJ) r~Y >ot.....:.:J\ J{.~ ~y-) ~r'Dan (ingatlah) han (ketika) langit pecab belah mengeluarkan kabut putihdan diturunkanlah para Malaikat bergelombang·gelombang." (QS. Al-Furqaan: 25).

~ /' ~/ .J.~// ,,)0 )or, J~r .... ~/,/ .~ ..... ;

~ ):'4A .~~c,iJ..JJllJ~·'!.~\i_';

Tanyakanlab kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telab Kami berikan kepada mereka: Dan barangsiapa yang menukar nikma: Allah setelah datang nikmat itu .kepadanya, maka sesu.ngguhnya Allah sangat keras siksa-Nya. (QS. 2:211) Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang bina orang-orang yang beriman. Padabal orang-orang yang bertalnua itu lebib mulia daripada mereka di bari Kiamat, Dan Allah memberi rizkikepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. 2:212)

Allah ~ memberitahukan mengenai Bani Is rail, betapa banyak mereka menyaksikan tanda-tanda yang sangat jelas, ketika mereka bersama Nabi Musa ~ yaitu berupa buJiah, yang memastikan kebenaran apa yang dibawa Musa kepada mereka, seperti tangannya (yang bersinar), rongkat, pembelahan laut, pemukulan batu, awan yang menaungi. mereka dari sengatan panas, serta penurunan manna dan salwa, dan tanda-tanda lainnya yang menunjukkan adanya Allah yang berbuat sesuai dengan kehendak-Nya, serta kebenaran Rasul yang terjadi pada dirinya berbagai macam keajaiban. Namun demikian, kebanyakan dari Bani Israil berpaling darinya dan menggami nikmar Allah

Tafsirlbnu Katsir juz 2

407

Ta'ala dengan k ekufur an .. Maksudnya, m~re.k~ berpaling dan menukar keirnanan dengan kekufuran: ~ yt_;.J\ ~..w. ~\ il~ 2~ t;" ~ ~ o: ,jjl L.:u J~ ,yj , "Dan barangsiapa yang menllkar nikm.at 'Allah setelah datClng nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangatkeras siksa·Nya. "

Sebagaimana Allah T a'ala berfirman untuk memberitahukan keadaan orang kafir Quraisv:

",,~ I' I.,.. • .. "i oil ~ ... .~ -" '1

~ ~I~I ~j 4A~ ;. ~;,. )::p'1 j[; ~ji I_,b. J I~ ..:ill ~ I)j_; ~.ul J! '} ~\ ,

"Tidakkah famu perhatikan orang· 0 rang yang telab menukar nikmat Allah dengan kek.afiran dan menjatu.hkan kalf..mnya ke lembah kebinasa4n? Yaitu Neraka Jahannam, mereka masuk. kedalamnya, dan itulah seburuk·buruk tempat kediaman." (QS. Ibrahim. 28-29) ..

Kemudian Allah £ memberitahukan, bahwasanya Dia menjadikan kehidupan dunia ini indah bagi orang-orang kafir. Mereka puas dan merasa tenang dengannya. Mereka kumpulkan hana kekayaan dan enggan untuk. membe1anjakannya dalam hal-hal yang telah diperintahkan dan diridhai-Nya, Selain itu mereka juga memandang hina orang-orang yang beriman, yang berpaling dari tipu daya dunia serta menginfakkan rizki yang mereka peroleh umuk berbuat keraaran kepada Rabb mereka dan membelanjakannya dalam rangka mencari keridhaan-Nya, Karena iru, mereka beruntung eli akhirat kelak dengan memperoleh tempat paling nyaman dan bagian yang amat banyak pada hari mereka dikembalikan. Orang-orang yang beriman ini memperoleh kedudukan eli atas orang-orang kafir di padang Mahsyar., tempat mereka digiring dan dikembalikan, di mana mereka menempati derajat 'ala 'illiyyin (peringkat paling tinggi), sedang orang-orang kafir itu akan hidup kekal selamalamanya eli neraka yang paling bawah.

Oleh karena itu Allah ~ berfirman: ~ ...,..,t...:... ~ :~ ,y :';j'; ~'J" "Dan Allah memberi rizki kepada orang-orang yang difeJien~daki-Nya tanpa betas. >J Artinya, Dia memberikan rizki kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menganugerahkan karunia yang melimpah tanpa baras yang tidak dapat dihitung baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana yang ditegaskandalam hadits Qudsi, Rasulullah Ii} bersabda:

, I '

( .l!.l)~~~\ ~i rJ T J,n.I )

"Hai anak Adam. berinfaklah, niscaya Aku memberi limpahan (rizki) kepadamu. " iAl-Humaidi dan Zaadul Masir oleh Ibnu J auzi.).

Allahill~ Iahb _1~ ..t.-,;J',~ )' .. " .... I!O I' ~ .l""'f_iI' .... A fl b

Dan •. i!W6te .. ernrman: "< .~ .,tt!' ,,~ v ~\ C. J r Dan arang

apa saja yang kamu infakkan, maka Allah alan menggantinya. "(QS. Saba'; 39).

Dalam hadirs shahih disebutkan:

~,. ~ ..-= ~ -;.;}' ~ ~ ~ ~ ,. , , ... .".".

, ~ L'· \4';:-;' L~ '\ ':_~JJI .1'. !.}, ::..,. JO ..• " .•.• '. 1< ~,. ',' ~ 'I..... . ".:' . 'C'.,: . \

'UiJ,;I" . 4i' ~ . _........ -*' 'r J! r.r ~ So'_'" rJ' IJ Ift.~ u, )

.. ",. :# " .. "",,' ,.""~~"',I-" III~ f

\.A.Ii ,,.. ... ..b$;i ~ ~ II \ . J ',,, \ J' ." ( ... ~ ... r-r'f' I .JA!.J

, ...

408

Ta.fsir Ibnu Katsir Juz 2

"Turon dua Malaikat pada tiap pagi dari langit, yang satu berdo'a: 'Ya Allah, berikanlah pada orang dermawan, ganti (dari harta yang diinfakkannya)', Dan yang lainnya herdo'a: 'Ya Allah, herilah pada orang kikir, kerusakan (dalam hartan ya. -pent) '"

Dan dalam hadirs shahih disehutkan:

~ ~, ~ Q "'... 1IIi... ... ,III' "" ... ,J. JJ

".::.;.4ti C·, :\ ~:) ,t':: ~·ti CJSi ~~! ~~ ~ ~ JAj ,~~~'.A :r:)T:;'\ Jj.al)

~ " ,. \ ...... , 0-

( -4J"\W ~ )uj ~\.ll ~~ .r.$~ \.6:) ,.1.:. :'o:,ti Cjj'Ai \.4:)

,. ,.,. .... , ,

"Man usia herkata, Hanaku, hartaku, adakah bagimu dari hanamu kecuali apa yang engkau makan lalu lenyap, dan apa yang engkau pakai laIu hancur, dan apa yang engkau sedekahkan kemudian berlalu dan selain dari iru akan lenyap dan ditinggalkan untuk orang lain .. "

Dalam kitah al-Musnad; Imam Ahmad meriwayatkan dari Nabi~, beliau bersabda :

( .~ ~ ~ :; ~ \,fl:) ~ J\A ~ :; J'.Aj ,~)J~ ~:; j\~ ~J.I' )

"Dunia ini adalah tempat tinggal orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, harta kekayaan bagi orang yang tidak mempunyai harta kekayaan, dan unruknya orang yang tidak berakal mengumpulkan." (HR.. Ahmad).'r,

Manusia itu adalah ummat yang satu. {Setelab timbul perselisiban), maka Allah mengutus para Nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia ten tang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang

<I> D ha 'if: Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Dha'iiful Jaami' (3012).-eeI·

Tafsirlbnu Katsir Juz 2

409

41'0

2. AL ~ BAQARAH

telab didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelahdatang kepada mereka keterangan~keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-O.rang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka peneiisibkan itu dengan kehendak~Nya. Dan Allah selalu memberi pet1l.njuk orang yang dikebendaki-Nya kepada jalan yang luna. (QS. 2:213)

Ibnu J arir meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, ia mengatakan: "Antara Nub dan Adam itu berselang sepuluh generasi, semuanya berpegang pada sya.ri'at Allah~. Kemudian terjadilah perselisihan di antara mereka, lalu Allah Ta'ala mengutus para Nabi yang menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan."

Sehubungan dengan firman Allah~:·~ ~:c...lj ~(~l1l1 c,t5' ~ ''Manrtsia itu adalah ummat yang satu, "'Abdurrazzaq berkata :Mu'ammar memberitahukan kami, dari Qatadah, ia mengemuka~:n ... : "Mereka sernua dalam petunjuk, kemudian mereka pun berselisih, ~ ~I ..111 " ;'; ~ 'Ma.kaAllah mengutus para Nabi, , Nabi yang penama kali diutusadalah Nub ~."

Hal senada juga dikemukakan oleh Mujahid, sehagaimana yangdikatakan Ibnu 'Abbas di atas,

. . ( , ,

Masih mengenai firman Allah Ta'ala:'~ .;:c...lj ~~l1l1 0t5"' ~''Manusia itu

adaiah ummat yangsatu. "Al-'Aufi menceritakan -dari Ibqu :A~bas ia mengatakan: "Mereka dalam keadaan kafir. ~ J-.)~j ::..,:* ~I ..111 . ..;:..;,;; ,. 'Maka Allah mengutus para Nabi, sebagai pemberi .kaliar gembira din pemberi peringatan. m

Pendapat penama yang bersumber dati Ibnu 'Abbas memiliki sanad dan makoa yang lebih shahih. Karena ummat manusia pada saat itu menganut agama yang dibawa Adam ~ hingga akhirnya mereka menyembah berhala, maka Allah ~ mengutus Nub ~\ kepada mereka. Ia adalah Rasul pertama yang diutus ke muka bumi ini. Oleh karena iru Allah ~ berfirman:

(ii' _,,~... §. ."." I' ,I-" r

't ',.ill "I '.' -1::"'1' "u I .~I::"_'_I· ' ~ , ~I\ '." 'C:.....'I. -.:::"1' , , ~r'I' ,., J' .. ( A

oyJ U:!_ l,~ ~ '-"J r. .r+: ~~......_., 0:! ~_...,....,...~ y~ ~ Y J'"

,"" .' ".

A. • ':'" Li.; ~Ol ' , ! .. t.._;.,. t:: .~ .

'"( ~. . -. . r-f' , . u-:

'Van Allah menurunkan bersama mereka kitab dengan benar, ttnttt.k memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisibkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab uu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaittt setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karenadengki antara mereka sendiri." Maksudnya, hujjah telah tegak atas mereka, dan yang mendorong mereka berbuat demikian tidak lain hanyalah kedengkian di antara mereka,

J. or J _ A. ,.,... II> I" J..r ..,. ~ .J., ".

~ I' .;;~ " • .bl~ __,Jl ~ 1::.; .; ($4i..llIJ O,j::.~. ;;JI 0-- ..,,; Ipl L..:J \rl~ ;jjJl ..1!1 lSJ.f.; ,

"Maka Al1ali memberi peturi}.uk oraniorang yang beriman kepadti kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan iw dengan kehenciak·Nya, dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki·Nya ke jalan yang lurus. "

Tafsir lbnu Katsir Juz 2

110 ~ " ~, ,'" .... .,

Mengenai firman Allah til: ~ .u)~ ~I 0-- oJ Ipl W 1_;;1r. ::';J.!I .:ill c5:i# ~

''Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselis.ihkan itu dengan kehendak-Nya, "Ibnu Wahab meriwayatkan dati 'Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, ia mengatakan: "Lalu mereka pun berselisih mengenai hari Jum'at, maka orangorang Yahudi menetapkan hari Sabru dan Nasrani han Ahad, Kemudian Allah ~ memberikan petunjuk kepada ummat Muhammad !€i untuk. menetapkan han jum'at, Setelah itu mereka berselisih mengenai kiblat, maka orang-orang Nasrani pun menjadikan Masyriq sebagai kiblat, orang-orang Yahudi memilih Baitul Maqdis, kemudian Allah ~ memberi petunjuk. kepada. ummat Muhammad ~ umuk. menjadikan Ka'bah sebagai kiblat."

Mereka juga berselisih mengenai shalat, Di antara mereka ada yang hanya mengerjakan ruku' saja tanpa sujud,ada juga yang hanya sujud sajatanpa ruku'. Juga ada yang mengerjakan shalat sambi! berbicara, ada yang sambil berjalan. Kemudian AJ1ah ~ memberi petunjuk. kepada ummat Muhammad ~ mengenai ibad.ah shalat dengan cara yang benar.

Selain itu juga mereka berselisih mengenai ibadah puasa Ada di antara mereka yang berpuasa setengah hari saja, ada yang berpuasa dengan tidak memakan sebagian makanan saja. Kemudian Allah ~. memberikan petunjuk. kepada ummat Muhammad li\ mengenai pelaksanaan puasa yang benar ..

Mereka juga berselisih mengenai Ibrahim ~ .• orang-orang Yahudi mengata.kan: "Ibrahim adalah seorang Y ahudi." Sedangkaa orang-orang Nasrani mengatakan: "Ibrahim itu adalah seorang Nasrani." Padahal Allah ~ telab menjadikannya seorang yang hanif(1urus, condong kepada kebenaran) lagi berserah diri kepada Allah~_ Kemudian Allah £ memberikan perunjuk kepada ummat Muhammad .~ mengenai kebenaran tenrangdiri Ibrahim tersebut.

Mereka juga berselisih tentangTsa ~, orang-orang Y ahudi mendustakannya dan mereka menuduh ibunya, Maryam, berbuat zina, Sedangkan orang·orang Nasrani menjadikannya sebagai sesembahan d.an anak Tuhan, Padahal Allab ~ telab menciptakannya dengan kalimat-Nya dan ditiupkan rub dari-Nya. Kemudian Dia memberikan petunjuk: kepada ummat Muhammad fjJ kebenaran mengenai hal tersebut,

iii ... i' J.. ,'" _ ...... ;'

Masih mengenai firman-Nya: .~ Aj~~;:iJ1 ::.,.. ~ lpl LJ 1_;1r. ;j..iJ1 ..:ill ($~ ~

Rabi' bin Anas mengatakan: "Maksudaya ketika te~adinya perselisihan, mereka masih menganut apa yang dibawa oleh para Rasul sebelum perselisihan tersebut terjadi, Mereka semua berada dalam tauhid yang hanya beribadah kepada Allah £ semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuaru apa pun, mereka mengerjakan shalat dan menunaikan zakat, Jadi mereka tetap menjalankan perintah yang pertama sebelum terjadi perselisihan, juga menjauhkan per~ s elisih an. Mereka ini adalah sebagai saksi bagi ummat manusia pada hari Kiamat

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

411

412

kelak, saksi bagi kaum Nabi Nuh ~, Nabi Huud ~, Nabi Shalih ~, Nabi Syu'aib ~,dan keluarga Fir'aun, bahwa para Rasul mereka telah menyampaikan risalah kepada mereka, tetapi mereka mendustakan para Rasul tersebut. Dan Allah ~ memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus."

Dan mengenai ayat ini, Abul 'Aliyah mengatakan: "Allah yang mengeluarkan mereka dan keraguan, kekesesatan, dan fitnah."

Firman-Nya: ~ ~;\.! " "Dengan .kehendak·Nya." Artinya., sesuai dengan pengetahuan-Nya tentan£mereka dan petunjuk yang diberikan kepada mereka. Demikian dikatakan oleh Ibnujarir.

. ...

Firman-Nya lebih lanjut: ~ ;. D.; ,;. I$ . ..tf; .JJlj , 'Van Allah selalu memberi

petzmjuk orang yang dikehendaki·Nya, .. di antara makluk-Nya: ~ \, .. =- .~ 1.1:"'" J! , "Ke jalan yang lums. "Y akni, Allah ~ mempunyai hikmah dan hti;/ah yang sempurna.

Dalam kitab shahih al-Bukbari dan shahih Muslim diriwayatkan hadits dari 'Aisyah ~,bahwa Rasulullah ~ jika bangun malamdan mengerjakan shalat, beliau mengucapkan:

~ ~ .. ~ ,}f

~ 4 ~I!"'" \:J ~JlI ,w~ 41311$' ~llJ~::;' ~ CJI ,o~~j'J

'" ,. ... '" ... "''''' ~ ". ,i' ,i' ., ",. ,. ,.

~ j) III< I)

(.I':O~ ~. ,i,,~ Jj ~w;; ~.J.ii~! ,~~~ j.;J1

~ '*" .,.".,. "'.,,. "

"Ya Allah, Rabb jibril, Mikail, dan Israfil, pencipta langit dan bumi, yang mengetahui semua hal. yangghaib dan yang nyata, Engkau yang memberikan putusan di antara hamba-hamba-Mu, tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah kepadaku kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan itu de.ngan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberikan petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus, "

Dan dalam do'a yang diriwayatkan dari RasululIah A:

CI.... ,~,,, l1li ~ CIo" CI' t ~

~"ij '~~I ~j)IJ ~~ ~WI ulJ t4$.411GijjIJ ~ j.;JI ul (t+U1 )

( .~\.6J 0:e!~Qh de.-1j ,j p:i \::1" (u.;i~

,. ~.... 0#' i'

"Ya Allah, perlihatkanlah kepada kami yang benar itu benar dan karuniakan kepada kami unruk dapat mengikutinya. Dan perIihatkanlah kepada kami yang bathil itu bathil, dan karuniakan kepada kami untuk dapat menghindarinya, Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang.Morang yang bertakwa. t>

Tafsir Ibm.! Katsir Juz 2

Apakah kamu mengira balnua kamu akan. masuk Surga, padabal belum datang kepadamu [cobaan) sebagaimana balnya orang-orang terdabulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sebingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakab datangnya pertolongan Allah." Ingatlab, sesunggubnya pertolongan Allah ituamat dekat. (QS. 2:214)

Allah ~ herfirman: ~ Q\ \.fo:li J.f;. ~::. rf , r<Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga. JJ Sebelum karnu diuji dan dicoba, sebagaimana yang Allah Ta'ala timpakan kepada orang-orang yang sehelum kamu. Oleh karena itu, Dia pun berfirman:

~ ;I~\::' ;L..:.QI ~ 6~' ~ ~ if 1:,1;:. ~_JI ~ ~~ L.J::" "Padahal be/urn datang kepadamu (cobaan) sebaiainiana halnya orang:orang terdahulu sebelurn kamu? Mereka duimpa oleh malapetaka dan kesen~araan. "Yaitu berupa berbagai macam penyakit, musibah, dan cobaan,

Ibnu Mas'ud, Ibnu 'Abbas, Abul 'Aliyah, Mujahid, Sa'id bin Jabir, Murrah al-Harndani, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, adh-Dhahhak, Rabi' bin Arras, as-Suddi, dan Muqatil bin Hayyan mengatakan: "Al-ba'ssa' berarti kefakiran, adb-dbarra 'berarci penyakit, wa zulzil« b erarti dibuat terguncang jiwa mereka dengan goncangan yang keras dari musuh, dan mereka diuji dengan berbagai cobaan yang sangat berat." Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih, dari Khabbab bin al-Arat, ia menceritakan, kami tanyakan:

........ .... I!II C't'...,.i'.... ~ ....;"'" ~ ""\ .. .;:;.... .... 'it... ....

;.AJ;..i w\S' r. w15:; w~) Jw ,w .:ul j.:li '11 Ul ~,a~~' i 'JI~I J:?J I.!:)

-' \.} ... ....... J... 1 10... Q

~ '~.:! ~ .~~ 4i~ '1 ,~JjJl ~ ol-.tlj .J::,..u ~ J' '~,~JI ~Ji

.,.~ ".... ",; "",.... ".

A .... "" ~.... J'. \ _,. ". (I ... CI' ....

.till ~ ~IJ) JIj;.s (~~ ~~j il~'J ~~Y!PJ~ .. ~ l.O :4~1 ~L:!.A~

Js. ~:UIJ ~\ ~\ ~~~ ;.;./y~ Jl ~~;;,o W"'I)I :; .. ~? ;~i lJA

,.. .....,F'; ~..,. J" ...

. ( u~ rJi~) ,~

''Ya Rasulullah, mengapaengkau tidak memohon pertolongan umuk kami, dan mengapa engkau tidak mendo'akan kami?' MID beliau pun bersabda: 'Sesung-

Tafsir Ibnu Katsir luz 2

413

guhnya orang-orang sebelum kalian, ada di antara mereka yang digergaji pada tengah-tengah kepalanya rungga terbelah sampai kedua kakinya, namun hal iru tidak memalingkan dirinya dari agama yang dipeluknya. Ada juga yang rubuhnya disisir dengan sisir besi sampai terpisah antara daging dan tulangnya, namun hal iru tidak menjadikannya berpaling dari agamanya .. ' Selanjutnya beliau bersabda; 'Demi Allah, Allah benar-benar akan menyempurnakan perkara (agama) ini sehingga seorang yang berkendaraan dari Shan'a menuju ke Hadhramaut tidak merasa takut kecuali kepada Allah, dan hanya mengkhawacirkan serigala atas kambingnya. T etapi kalian adalah kaum yang tergesa-

gesa."

Allah alC< b rf

·..·Bfti e. irman:

._, .... "',~'" "" .,.,. " '" ,IP 1;., - ' .. J 'i)' f" 'f

::r.~1 .111 0:1~:1; ;, ~~) ~ 0:~1 G :uJ) ,j A ':I ;J.j ltloo I} _,.o.; ,j I§''J!, ,jl ~81 ~\ t I ~

~. ~;15J1 0~ T:5::, I)::L-.

"Alif laa! miim. Apakah manusia ia« mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:'Kami telah beriman,' sedang mereka tidak diu.ji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah mengtlji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Aliah menget.ahui orang-orang yang benar dan sesungg.uhnya Dia mengetah,J,i orangorang yang dusta. "(QS .. A1-~abuut: 1-3)_

Sebagian besar dari cohaan tersebut telah menimpa para Sahabat ... pada peristiwa perang Ahzab, sebagaimana frrman Allah &:

~, ~~l¥''' · - il 'I~il - <I'"~ I, - .LI• ~I-' ~I" • (: .. '.1 ~~-." r' " . (::;': ~. (- JT_ ~l},. .oJJ'-I rJ_r-)....-~ Y r" ~J Y-""-I':i ~) ;0.) ~ err: if) ('""""Y 1/ r JOO~ ;0 r

.- " or ..........". .,

"_,, ~ I'.J. .... J' • jill I!Io J If..." J/.'

tr'~j C 'J:.; ~}i ~ ;j~IJ ,j ~QI J ~ )~JI:Y:G. )fly d I };j) ,j..f::?J1 ~I ~~ 1S}hIi

.J,...J '"

~ I~J/)fl ~;'~J ..1J1

"(Yaitu) ketika mereka datang kepadam« dati alas dan dati bawahmu., dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan batim» naik menyesak sampai lee tenggorokan dan kam» menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka. Di s.itulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang herpenyakit dalam hatinya berkata: 'Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melaink.an tipudaya. '" (QS. Al-Ahzaah: 10-12)'.

Ketika Heraclius bertanya kepada Abu Sufyan: "Apakah kalian memeranginya?" "Ya," Jawab Abu Sufyan .. "Bagaimana peperangan yang terjadi di antara kalian?" tanya Heraclius, Abu Sufyan menjawab.: "Bergantian, refkadang kami yang menang, dan terkadang dia yang memenangkannya."Lebih lanjut Heraclius mengatakan: "Demikian juga para Rasul diuji, sedangkan kemenangan terakhir adalah untuk mereka."

J I' .. .., ,..

Dan firman Allah T a'ala: ~ ~ LI' I)b:. J..ul ~ ~ "Sebagaimana halnya

orang-orang tert!ahulu ~ebelum kam~.-;' Y ~k?i,. ~~dah ~~:nj.a.~ ~:t~t~fay _?~gi mereka. Sebagaun.ana firman Allah &: ~ ~J ~I ~ ~ J ~ ~ D 13J.j.u ~

414

Tafsir Ibnu K.atsir Juz 2.

"Maka Kami telah binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya daripada mereka itu (kaum Musyrikin Makkah) dan telah terdahulu (tersebut dalam aiQur-an) perumpamaan. ummas-umrnat masa lalu. " (QS. Az-Zukhruf: 8).

,., ' tI I .,.. J J •

Firman-Nya selanjumya: ~.;.'iJ1 ';.,s .;. ~ \_;I~ ;jill) J;') J';; J;. \})j),.

"Dan mereka digoncangkan (dengan herbagai macam colJaan) sehingga berkitalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Artinya, mereka memohon agar diberikan kemenangan atas musuhmusuh mereka dan berdo'a agar didekatkan dengan kemenangan serta dikeluarkan dari kesulitan dan kesusahan. Maka A.llah ~ pun berfirman:

~ ~) 1»1 ;a; 0! \Ii ) "Ingatlah sesunggu,?nya ;Pertolon~an r!llfth itu amat dekat. " Sebagaimana Oia berfirman.: 4f I;"; _;..!J\ e::~ll:;"; ;..:,J\ (;- 0~ , "Karena seslmgguhnya sesudab kesulitan u» ada kemudahan. Sestingguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. II (QS. Alam Nasyrah: 5-6),

Dan sebagaimana difirmankan bahwa kesulitan itu diturunkan bersama penolongan. Oleh karena iru Dia berfirman: ~ ~) .11 ::.--:..s :JI )If, "lngatlah

sesungguhnya pertolongan Allah it« amat dekat .. " ~ ~ ~

Mereka bertanya kepadamu ten tang apa yang mereka nafkahkan, Jawablah:

"Apa saja barta yang kamu nafkahkan bendaklab diberi.ka.n kepada ibubapak, kaum kerabat, anak-anak: yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. JJ Danapa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesunggubnya Allah Mabamengetalminya. (QS. 2:215)

Muqatil bin Hayyan. mengatakan: "Ayat i.n.i berkenaan dengan na£kah tathawwu' (sunnah)."

As-Suddi mengemukakan: "Na£kah ini telahdinasakh (dihapuskan) dengan zakat."

Namun hal ini masih perlu ditinjau kembali. Sedangkan makna ayat itu adalah, mereka bertanya kepadamu (Muhammad), bagaimana mereka harus berinfak?

Demikian menurut pendapat Ibnu 'Abbas dan Mujahid. Maka Allah menjelaskan hal iru dengan berfirman:

laIsir Ibnu Katsir Juz 2

415

A 1 '1\ . Y '. C"t.:.k ' I :-k', :~i' . 'JJI'i I: ". . ~ !:~ ·iL: • \~ }.. "1 . blah: ( "'{...r-:- rJ. J u:> J if - J l.F.i.r J oJ! ~ ~ if ~ if'" Jawa apa

saja 'haria yang leamu nafkahkaii herufaklah'diberikan kepada ib« bapak, kaum

kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang cia/am perja/anan. m Maksudnya, berikanlah infak kepada mereka.

Sebagaimana hal iru telah dijelaskan dalam sebuah hadits, Rasulullah A bersabda:

( .:!.hf~f !luji ~ !l~fJ ~fJ ~4fJ ~f)

"Ibumu, bapakmu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu, dan setelah itu orang-orang yang lebih dekat (dalam hubungan kekerabatan)." (HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan aI-Hakim)

Maimun bin Mab.ran membaca ayat ini kemudian berkata: "Inilah tempat penyaluran infak. Tidak disebutkan di dalam ayat iru, rehana, seruling, patung kayu, dan tirai-dinding (huang yang haram dan sia-sia.·pent-)."

Setelah itu, Allah ~ herlirman: ~ ~ ~ 11 0~ ~ J. \~ L:.:;' "Dan apa saja kebajikan yang kamu buat; maka sestiniiuhnya Allah Mahamengetahui. » Maksudnya, Allah mengetahui kebaikan apa pun wujudnya, dan Dia akan membalas kebaikan kalian iru d.engan pahala yang Iebih besar, karena Allah ~ tidak pernah menzhalimi seorang pun meski hanya sebesar dzarrah.

Diwajibkan atas kamu berperang,padahal berperang itu adalab sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padabal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padabal ia amat buruk bagimu; Allah mengetabui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS.2:216)

Ini merupakan penetapan kewajiban jihad dan Allah ~ bagi kaum muslimin. Supaya mereka menghentikan kejahatan musuh ill wilayah Islam.

Az-Zuhri mengatakan: "Jihad iru wajib bagi. setiap individu, baik yang berada dalam peperangan maupun yang sedang duduk. (tidak ikut berperang). Orang yang sedang duduk, apabila dimintai bantuan, maka ia hams memberikan bantuan, jika diminta unruk berperang, maka ia harus maju berperang, dan jika tidak dibutuhkan, maka hendaklah ia tetap d.i tempat (tidak ikut). n

416

Tafsir Ibnu Kmir Jut 2

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis (Ibnu Katsir) mengatakan:

"Oleh karena itu, dalam hadits shahih disebutkan:

( .~~~ ~, ~IA \JjlJ~ t ~J ~~ ~J ,W rlJ ~IA :; )

'Barangsiapa meninggaI duma sedang ia tidak pemah ikut berperang dan ia juga tidak pemah berniar untuk berperang, maka ia meninggaI dunia dalam keadaan jahiliyyah, '" (Muttafaq 'alaih],

Dan Rasulullah. bersabda pada waktu Fathu Makkah (pembebasan kota Makkah):

"Tidakada hijrah setelah Fathu Makkah (pembukaan kota Makkah), akan tetapi yang ada adalah jihad dan niat baik. Bila kalian diminta untuk maju perang, maka majulah!" (Muttafaq 'alaih).

Firman-Nya, 4f rSJ ~'j ;OJ' "Padabal berperang it» .adalah sesuatu yang kamu bend." Maksudnya, sangat berat dan menyulitkan kalian. Karena berperang akan mengakibatkan kematian atau luk.a, di samping kesulitan dalam perjalanan serta keberanian menghadapi musuh.

~ " -," f

Selanjutnya Allah Ta'ala berfirman: ~ ;...>J. :;:. }oj ~ I;:;::'; 01 .;..;::"

"Boleb jadi kamu membenci sesuatu padahal ia sangat baik bagi kamu." Artinya, karena peperangan itu membawa kemenangan dan keheruntungan atas musuh, penguasaan atas negeri, harta benda, wanita, dan anak-anak mereka.

4f rSJ ~ Y>J ~ I;"; i.l ~J , "Dan boleb jadi kamu.men.yukai sesuatu padahal ia sangat buruk bagi kamu. "Pengertian ayat ini bersifat umum dalam segala hal. Bisa saja seseorang me.nyukai sesuatu, padaha! sesuatu itu tidak mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan baginya .. Di antaranya adalah penolakan ikut berperang yang akan berakibat jatuhnya negeri dan pemerintaban ke tangan musuh.

Kemudian Allah ~ berfirman: ~ 0J~[~; ~ ;J;iJ ~ ~IJ , "Dan Allah men.getahui, sedang kamu tidak mengetahui." Artinya, Allah Ta'ala lebih mengetahui akibat dan segala sesuatu, Dan Dia memberitahukan bahwa dalam peperangan itu terdapat kebaikan bagi kalian di dunia maupun di akhirat. Karena itu, sambut dan bersegeralah memenuhi perintah-Nya supaya kalian mendapat petunjuk.

Tafsirlbnu Katsir Juz 2

417

Mereka bertanya kepadam.u tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlab: "Berperang dalam bulan itu adalab dosa besar; tetapi menghalangi {manusia} dan jalan Allab, kafirkepada Allah, (menghalangi ma.mk) Masj£dil Haram dan mengusir penduduknya dan sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fimah lebih besar (dosanya) dati pada membunub. Mereka tidak benti-bentinva memerangi kamt« sampai mereka {dapat} mengembalikan kamu dan aga.mamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kam» dati agamany«, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akbirat •. dan mereka itulab penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya. '" (QS. 2:217) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allab, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allab Mabapengampun lagi Mahapenyayang. (QS. 2:218)

Ibnu Abi Hatim menceritakan, dati Jundub bin 'Abdullah bahw.asanya Rasulullah A pemah mengutus sebuah delegasi, dan menunjuk Abu 'Ubaidah bin Jarrah sebagai pemimpin. Ketika Abu 'Ubaidah berangkat, ia pun menangis, karena berat meninggalkan Rasulullah li\, maka beliau pun menahan kepergian Abu 'Ubaidah. Selanjutnya beliau mengutus 'Abdullah bin Jahsy untuk menggantikan posisi Abu 'Ubaidah, RasuIullah 13 menitipkan sepucuk surat kepadanya dan memerintahkan agar ia tidak membacanya hingga ia sampai di suatu tempat ini dan itu, seraya berpesan: "J anganlah engkau memaksa seseorang dari para sahabatmu untuk pergi bersamamu." Setelah membaca isi surat itu, ia pun berucap: 'lnna liUah.i wa innaa ilaihi raji'uun' dan be.rkata: 'Aku patuh dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya,' Selanjumya ia menyampai-

418

Tafsir Ibnu Katsir juz 2

kan berira itu dan membacakan surat itu kepada mereka, Lalu ada dua orang yang pulang kembali.58

Dan mereka yang tersisa terus herjalan hingga bertemu dengan Ibnu al-Hadhrami, maka mereka membunuhnya, sedang mereka tidak mengetahui bahwa hari itu termasuk bulan Rajab atau Jumadil Tsaniyah. Lalu orangorang musyrik mengatakan kepada kaum muslimin: "Kilian telah berperang pada buljn Hargm." Maka A.J.lah £ menw;pnkan firman-Nya:

~ ~ y JL3 Ji .y JL3 rl/JI _,fiJI J 2.J5 _,H.:_; , "Mereka bertanya kepadamu teniani berperarii ftada 7iulan Haram. Katakanlah, berperang pada bulan itu adalah dosa besar. OJ Tidak boleh berperang pada bulan haram itu, namun apa yang kalian kerjakan, hai orang-orang musyrik lebih besar dosanya daripada pembunuhan pada bulan haram ini, yaitu kalian kufur kepada Allah Ta'ala, kalian halangi Muhammad A dan para Sahabatnya dari Masjidil Haram dan kalian mengusir penduduk yang tinggal di sekitar Masjidil Haram yaitu ketika mereka mengusir Nabi Muhammad A dan para Sahabatnya .. Di sisi Allah, hal itu jelas lebih besar dosanya daripada pembunuhan.

~ ... a. J .11< ~

Mengenai firman Allah~: ~ ~ 4 JB Ji 4 Jti; rl;.J1 ~I J :!..IS_,ll.: .. ';'

"Mereka bertanya kepadam« tentang bbperanipada~ l5ufah Haram. Katakanlah: berperang pada bulan itu adalah dosa; "al-' Aufi mengemukakan, dari Thnu 'Abbas, yaitu bahwa orang-orang musyrik menghalangi dan melarang Rasulullah ~ masuk Masjidilharam pada bulan Haram, Kemudian Allah Ta' ala membukakan jalan bagi Nabi-Nya pada bulan Haram rabun berikutnya, Karena itulah, orang-orang musyrik menuduh Rasulullah .A berpe.rang pada bulan Haram. Maka Allah ~ berfirman:

, • ( ,'f a ill 011 ~.. ...

~ .ill! J...a, ';S' ~ .JA\ '. I~lj rl/-JI _1."...: ... .:.lIj ~ :'r£j .ill I ~ ,y. i.:..j , "Tetapi meng-

hilangz (manusta,) Jan /a!.an Anah, kajti kepada Allah, (menghalangi mas.uk) Masjidit Haram dan mengusir pendruJuknya dari sekitarnya lebih besar (dosanya) di sisi Allah. » Y aitu lebih b es ar dosan ya daripada P emb un uhan pada bulan Haram ini, Maksudnya yairu, jika kalian telah melakuk.an pembunuhan pada bulan haram, tetapi mereka telab menghalangi kalian dan jalan Allab Ta'ala dan Masjidil Haram, kafir kepada-Nya, dan mengusir ,kalian ,darinya, padahal kalian adalah pendudukasli di sana, maka hal itu ~ ..ill :w, ?'( ~ "Lebib besar (dosanya) di sisi Allah, "daripada pembunuhan yang Italian lakukan terhadap salah seorang dari mereka ..

Firman-Nya: ~ fll 0-- ~r Ulj ~ "Dan berbuatjitnah itu lebib besar (dosanya) daripada membuniih. » Artiriya, mereka sebehunnya telah menekan (mengintimidasi) orang muslim dalam urusan agamanya sehingga mereka berhasil mengembalikannya kepada kekufuran setelah keimanannya. Maka perbuatan seperti itu lebih besar dosanya di sisi Allah daripada pembunuhan.

58 Dalam sirah diceritakan, tidak ada seorang pun dari mum yang kembali pulang. Terapi Sa'ad bin Abi Waqqash dan 'Utbah bin Ghazwan eertinggal di belakang, karena kehilangan unta. Mereka berdua rerlambat karena rnencari unta tersebut dan kemb:ili pulang ke Madiruh setelah delegasi itu berangkat.

lafsir tbnu Katsir juz 2

419

Firman-Nya: ~ \;.ib.::" .\ 01 ~:> :;- ;.5):; ,;;.. ;.ks);1i; ~):; ~) , ''Mereka tidak henti·hentinya memerangi 'kamu Sampa£ mereka dapat;mengemba/ikan kamu dan agama .kamu (kepada kekafiran). seandainya mereka sanggup. "Maksudn ya, kemudian mereka akan terus melakukan perbuatan yang lebih keji taupa ada keinginan unruk benaubat dan menghentikan diri,

Ibnu Ishaq mengatakan: Setelah tampak jelas persoalannya bagi 'Abdullah bin J ahsy dan para sahabatnya dengan rurunnya ayat ini, maka rnereka saoga[ mengharapkan pahala seraya berkata: "Ya Rasulullah, bolehkan kami mengharap adanya peperangan? Hingga kami memperoleh pahala mujahid.in dalam perang iru?" Maka Allah ~ pun menurunkan firman-Nya:

,}, A.. .,.. .... I .. .. ~ .. ~

~ ~~ ~~ &IJ &1 ~~ (,)_;:; W:'I .,jJ1 ~ J \J~G..J IJ?U. ;j..iJIJ \_;I~ ;j..iJ1 0) ,

"Sesungguhnya orang.orang yang broman. orang-orang yang berliijrah dan berjiliad di jalan Allah,. mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang."

Thnu Hisyam meriwayatkan dari Ziyad, dari Ibnu Ishaq, telah disebutkao pula dari sebagian keluarga 'Abdullah, bahwa 'Abdullah telah membagi foi' (harta ramp as an perang) ketika Allah Ta'ala telah menghal.alkannya., menjadi 4/5 (empat perlima) bagian untuk orang-orang yang diberi harta ramp as an (yang ikut berperang), dan 115 (seperlima) diserahkan kepada Allah dan RasulNya, Maka ketentuan Allah yang berlaku dalam hal ini adalah seperti yang dilakukan oleh 'Abdullah bin J ahsy pada kafilah (yang membawa hana) orang Quraisy itu,

Lebih lanjut Ibnu Hisyam mengemukakan: "Itulah harta ramp as an perang pertama yang diperoleh kaum Muslimin. Dan'Amr bin .al-Hadhrami adalah orang yang penama kali dibunuh oleh kaum Muslimin, sedangkan 'Utsman bin 'Abdullah dan al-Hakam bin Kisan adalah orang pertama yang ditawan oleh kaum Muslimin."

Ibnu Ishaq mengatakan: "Maka Abu Baka.r ash-Shiddiq ~ dalam perang (yang dipimpin oIeh) 'Abdullah binJahsyi, mengucapkan syairdi bawah ini, dan ada yang berpendapat syair itu diucapkan oleh 'Abdullah bin J ahsy itu sendiri. Syair itu ia ucapkan ketika orang-orang Quraisy mengatakan.:

"Muhammad dan para Sahabatnya telah menghalalkan perang pada bulan Haram dengan menumpahkan darah, mengambil harta benda, dan menawan banyak orang."

Thnu Hisyam menuturkan, bait-bait berikut ini diucapkan oleh 'Abdullah bin jahsy.

420

lafsir Ibnu Katsir juz 2

Kalian anggap dosa besar berperang pada bulan Haram ..

Padahal ada yang lebih besar dati itu, jika orang dewasa memperoleh petunjuk.

(Yaitu) penolakan kalian terhadap apa yang dikatakan Muhammad. Dan kekufuran kepada Allah, padahal Allah me1ihat dan menyaksikan. Tindakan kalian mengusir penghuni Masjidil Haram.

Agar tak terlihat lagi orang yang bersujud kepada Allah eli Baitullah. Dan sesungguhnya kami -meskipun kalian telah mencela kami karena membunuhnya (Ibnu) Hadrami)-.

Hanyalah menggetarkan orang-orang jahat dan dengki terhadap Islam. Kami telah basahi rombak-tombak kami dengan darah Ibnu Hadrami di Nakhlah.

Ketika Waqid menyalakan perang.

Dan 'Utsman ibnu 'Abdullah menjadi tawanan kami. Dalam keadaan terbelenggu,akan dikembalikan.

Tafsir Ibnu Katsir Ju.z 2

421

Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: "Pada keduanyaitu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besardari manfaatnya. JJ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlab: rcYang lebib dati keperluan. JJ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadam» supaya kamu berfikir, (QS. 2:219) tentang dunia dan akbirat, Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: "Mengurus urusan mereka secara patta adalab baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah sauda ram u •. dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dasi yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah mengbendaki, niscaya Dia daptu mendatangha» kesulitan kepadamte. Sesungguhnya Allah Mabaperkasa Zagi Mahabijaksana. (QS. 2:220)

Imam Ahmad meriwayatkan, dari 'Umar bin al-Khaththab, ia menceritakan bahwa ketika turon ayat pengharaman khamr, ia berdo'a: "Ya Allah terangkanlah kepada kami masalah khamr sejelas-jelasnya.' Maka turunlah ayat yang ada dalam surat al-Baqarah ini: ~ ~ ~IY Ji ~Ij ;.,;JI J ~)L; ,. "Mereka bertanya kepadamu ten tang khamr ilan fuai. Xatakanlah: 'pada keduanya itu terdapat dosa yang besar. '" Kemudian 'Umar dipanggil dan dibacakan ayat itu kepadanya. Mak.a ia pun berdo'a lagi: "Ya Allah, terangkanlah kepada

kami mengenai masalah ~am~ ini s~ei~a:-Ie}~Pia." ~~a ~~ ;r,at !.an~ terdapat dalam surat an-Nisaa : ~ lS.JlC ~fJ o~II.J!_;;'J Ir-I" cr-j.J1 ~Iy" Hal

orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kam.u clalam keadaan mabuk. /I (QS .. An-Nisaa': 43). Dan seorang muadzin Rasulullah ~ jika mengumandangkan iqamah shalat, ia mengucapkan: "J angan sekali-kali orang yang dalam keadaan mabuk mendekati shalat." Kemudian 'Umar dipanggil dan dibacakanayat tersebut, maka ia pun berdo'a pula: "Ya Allah, terangkanlah kepada kami mengenai khamr ini sejelas-jelasnya.' Maka turunlah ayat yang terdapat dalam surat al-Maa-idah:

., oI! ~ ~ '" ... t:o". >II" f)~

~j ~I !~ ,:j ;S-~J 'L:: II) ?I ~ .Ta~~II) ;j\J.;]1 i:S:;- ~;'.j 01 b:$, Ii ~;. LJ~"

~ J~ ~f J.fi ~)GJI

"Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan. dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjud~ serta menghalangi kamu dan mengingat Allah dan shalat. Maka berhentilah kamu (dan mengerjakan perbuatan itu)' >J (QS .. Al-Maa-idah: 91) Lalu 'Umar dipanggil dan dibacakan ayat tersebut, dan ketika bacaan itu sampai pada kalimat: ~ 0 R ~f J.fi , ''Maka berhentilab kamt~ (dari mengerjakan perbuatan itu}, " 'Umar berkata: "Kami berhenti, kami berhenti."

Demikian pula hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud, at- Tirmidzi, dan an-Nasa-i,

'Ali bin al-Madini mengatakan, isnad hadits ini shalih (bagus), shahih, dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi. Dan dalam riwayat Ibnu Abi Hatim, ia me-

nambahkan serelah kalimat: "Kami berhenti, kami. berhenti," yaitu kalimat:

"Karena ia dapat menghilangkan harta benda dan menghilangkan akal fikir.an. ..

Hadits ini juga akan diuraikan lebih lanjut bersamaan dengan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad melalui jalan Abu Hurairah 6, pada pembahasan surat al-Maa-idah ayat 90 yang berbunyi:

~ J;J.i rs:w ~;.;..~ 0IL:s• II jJ:; :r;..) r~j~iJ ~~~i:; ~ ,::il :; ;;J\ LJJ 9 "Sesuni,guhnya (meminttm) kGamr, berj,~aiJ (berkurban untukf berhaia,dan meng: undi nasib dengan panah adalah perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbtuuanperlneaan itu agar kamu mendapat kebernntungan." (QS. Al-Maa-idah. 90).

Firman Allah ~: <€ ~IJ ~I ,j:- 2):,):',; , "Mereka bertanya kepadamu. tentang khamr dan judi. "Sebagainlana dikatakan oleh 'Umar bin al-Khaththab ~ , kbamr adalah segala sesuatu yang dapat mengacaukan akal. Seperti yang akan diuraikan Iebih lanjut dalam pembahasan ayat dalam surat al-Maa-idah, De-mikian juga dengan pengenian maisir yang berarti al-qimar Gudi).

Firman-Nya selanjutnya: ~ dLfll eCj ~ ~11:6" Ji, "Katakanlah, pad« keduanya it» terdapat dosa yang 1esar dan beherapd manfaat bagi manusia: " Dosanya itu menyangkut masalah agama, sedangkan manfaatnya berhubungan dengan masalah duniawi, yak:ni minuman iru bermanfaat bagi badan, membantu pencernaan makanan, dan mengeluarkan sisa-sisa makanan, mempertajam sebagian pemikiran, kenikmatan dan daya tariknya yang menyenangkan. Sehagaimana yang dikatakan oleh Hassan bin Tsabit pada masa jahiliyyahnya:

Kami. meminumnya hingga kami. terasa sebagai raja dan singa, Yang penemuan iru tidak menghentikan kami.

Demikian juga menjualnya dan memanfaatkan uang hasil dari pen~ jualannya.. Dan juga keuntungan yang mereka dapatkan dari permainan judi, lalu mereka nafkahkan untuk diri dan kelua.rganya. Tetapi faedah tersebut tidak sebanding dengan bahaya dan kerusakan yang terkandung di dalamnya, karen: berhubungan dengan akal dan agama. Untuk. iru Allah Ta'ala berfirman: ~ I"~:';; .:.( ~i ~~J ~ "Tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya. "

Oleh karena itu, ayat ini dirurunkan sebagai pendahulu untuk mengharamkan khamr secara keseluruhan, tapi larangan itu masih dalam bentuk sindiran be1um secara tegas. Karenanya, ketika dibacakan ayat ini kepada 'Umar bin al-Khathrhab ss, ia berdo'a: "Ya Allah, terangkanlah kepada kami mengenai khamr ini seje1as-jelasnya." Maka turunlah ayat yang terdapat dalam surat al-Maa-idah yang secara tegas mengharamkan khamr.

Ibnu 'Umar, asy-Sya'bi, Mujahid, Qatadah, Rabi' bin Anas, 'Abdurrahman bin laid bin Aslam mengatakan: "Ayat-ayat yang pertama kali turun berkenaan dengan khamr, yaitu Iirman-Nya:

Tafsir IbnuKatsir JUt 2

423

2. AL ~ BAQARAH ~~I. _

.... . " .. '" , ....

~ ~~! l' ~_; Y ~Ij r;J1 J 2J5 ~ ~ 'Mereka bertanya kepadamu tentang

minuman k7iamiClan judi. Katakanlah, Pada keduanya itu terdapat dosa yang besar.' Ayat yang terdapat dalam surat an-Nisaa', kemudian yang terdapat dalam surat al-Maa-idah, hingga akhirnya secara tegas khamr tersebut diharamkan."

110. ",.J.. J' ...

Firman Allah~: ~ ~I Y J~ bG 2.J5~j ~ "Dan mereka bertanya

kep.adamu apa yang mereka nafk{mkan: Katakanlah: Yang lebih dari keperluan. '" Kata.al· <afw dib aca manshub at au mar/u J dan kedua-duan ya b aik, b eralasan dan berdekatan. !bnu Abi Hatim menceritakan, ayahku memberitahu kami, ia menuturkan bahwa Mu'adz bin Jabal dan Tsa'labah pernah mendaraagi Rasulullah Qj seraya mengatakan: "Ya Rasulu1lah, sesungguhnya kami mernpunyai sejumlah budak dan keluarga, bagaimana kami menginfakkan harta kami?" Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat: ~ ~J~';.; I;G ,!.lSJi:· Jj ~ "Dan mer:eka bertanya kepa.damu apa yang mereka nafkahkan. "

Mengenai firman ~ Ta'ala ini,al-Hakam menceritakan dati Muqsim, dari Ibnu 'Abbas, ia mengatakan: "Apa yang lebih dari (kebutuhan untuk) keluargamu. "

Hal senada juga diriwayatkan dari Ibnu 'Umar, Mujahid, 'Atha', 'Ikrimah, Sa.'id bin Jubair, Muhammad bin Ka'ab, al-Hasan aI-Bashri, Qatadah, al-Qasim, Salim, 'Atha' Al-Khurasani, Rabi' bin Anas, dan ulama-ulama lain-

.. ,

. f Allah T'al A. ~.~:II Ii be k . .. ak "Y .

nya,. mengenal irman ... _ . i a a,. ~.r-" v'" merei a me.ngat an: aitu

kelebihan.' ~

Diriwayatkan dari Thawus:"Yaitu bagian kecil dari segala sesuatu."

Sedangkan menurut Rabi' bin Anas: "Yairu sesuatu yang terbaik dan paling utama dati apa yang engkau miliki. "

Tetapi semuanya kembali kepada kelebihan.

Dalam tafsirnya, 'Abd bin Humaid meriwayatkan dari al-Hasan me-

•• ~ ~,.. A.r

ngenai firman Allah~, ~).WI y,j~ \~C 2.J5} .... ; ~ ia mengatakan: "Janganlah

menginfakkan seluruh hartaaiu, lalu engkau duduk sambil me mint a-mint a kepada orang lain." Berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan Ibnu J arir dari Abu Hurairah $, ia menceritakan: "Ada seseorang yang mengatakan: 'Ya Rasul ullah, aku mempunyai satu dinar.' Maka beliau b ersabda: 'N afkahkanlah unruk dirimu sendiri. ' Orang itu menjawab: 'Aku masih punya yang lain lagi.' Dan beliau pun bersabda: 'Nafkahkanlah untuk keluargamu.' Orang iru masih berkata lagi: 'Aku masih punya yang lain lagi, ya Rasulullah .. ' Beliau bersabda: 'Nafkahkanlah untuk anakmu.' 'Aku masih punya dinar yang lain lagi.' Dan Rasulullah i3 bersabda: 'Engkau lebih rahu (kepada siapa uang itu harus dinafkahkan).'" (Hadits tersebut diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dalam kitab sha.hih).

Firman Allah ~ berikutnya:

~ ;~ ~ij WiJ\ ~ ~)'}::B ~ Q~ ~i ~ ~I :;;; ~£ ~ "Demikianlab Allah menerangkan ayat:ayat-Nya kepddamu supaya kamu'berfikir tentang dunia dan

424

Tafsir lbnu Katsk lux 2

akhirat. vArtinya, sebagaimana Allah Ta'ala telah memberikan rincian dan menjelaskan hukum-hukum ini kepada kalian sebagaimana Diatelah menje1askan ayat-ayat tentang hukum, janji, dan aneaman-Nya agar kalian memikirkan tentang dunia dan akhirat.

'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu <Abbas, (maknaayat iru) yaitu tentang kefanaan dan simanya dunia serta datangnya negeri akhirat dan kekekalannya.

Thnu Abi Hatim meriwayatkan dari Sha'aq at-Tamimi, ia menuturkan, aku pernah meny~~~ al;l:i~an sedang membaca ayat dari Surat al-Baqarah ini, ~ o~ )II::' t;ill J J J~ ~ ,. lalu ia mengatakan: "Demi Allah. barangsiapa memikirkannya, rnaka ia akan mengetahui bahwa dunia ini adalah temp at yang penuh eobaan dan ujian, serta tidak abadi. Sedangkan akhirat adalah. tempat pemberian balasan dan kekal." Demikian dikemukakan oleh Qatadah, Ibnu J uraij, dan ulama lainnya.

'Abdurrazzaq meriwayatkan dari Mu'ammar, dari Qatadah: "Agar mereka mengetahui kelebihan akhirat atas dunia." Dan dalam riwayat lain dari Qatadah: "Maka hendaknya kalian lebih mengutamakan akhirat daripada dunia."

Firman Allah ~:

'" .. .. .. ~ A :I... J l1li' .... • ,J" J ...

~I -: ~. .J 1.1 ~I:: ..lll~ • ('~I~'· \~ • 't.lG.] 'j' ~". ~ ~I .. -...I' ~I \.. ~8\. ~ ',\~ I: ~' )" ~:~ -- ~ ~ r--:' J r r: ~ ~ r: - U:J »: ("'T C _.,,_.,: if ($". .:r.;..u ~J r

4{ r-b \I ~i : D :rJ:J

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim. Katakanlah: 'Mengurus urusan mereka secara pawt adalah baik, dan jika kam« menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kenlSakan dan yang mengadakan perba.ikan. Dan jikalau Allah menghenda.k~ nisQrja Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. "IbnuJarir ~erj.way:.~an dariIbnu 'Abbas, ia menceritakan, ketika turon ayat: 4: ~i ~ ~4 )II r-*ll JG 1y.?)I) ~ "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim keeualimeJa!ui csra yang lebih baile." fQS. Al-An'am: 152}. Dan ayat;

l, J '::..4 ~ ~ ~ III.. r..::....f ~ -

~ Ip.::.. Jj.t:.a;..) I~e- ~ P. J J yo \! wl t:.u; ~G;ll Jlyi J yo Ii 0=jJI Jl ~"Sesungguh·

nya 'orang-orang yang merriakan harta anak·anak yatim secara zhalim sebenamya mereka itt/, menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala. J. (QS. An-Nisaa': 10). Maka (dengan turunnya ayat tersebut) orang yang mengasuh anak yatim langsung memisahkan makanan dan minumannya dari makanan dan minumananak yatim yang diasuhnya. Lalu ia menyisakan sebagian dari makanannya dan ia simpan untuk si yatim, sampai si yatim memakannya, atau makanan itu jadi basi. Karena hal iru menyulitkan mereka (pengasuh anak yatim), lalu mereka melaporkan peristiwa iru kepada Rasulullah A} maka Allah Ta:ala P1fU merrurunkan ayat:

~ rs:tlf:-~ ~}J~ Jj) ~. ~ C:>(.,1 Ji ~G;ll J:- 2J5 _,JL.;j ~ "Dan mereka bertanya kepadamu teniang anak yatim. Katakanlah: 'Mengurus tcrusan mereka secara

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

425

pat:ut adalah baik. dan jika kaml~ menggattli mereka; rnaka mereka ada/ah saudara. mu. m Setelah iru mereka pun menggabung makanan dan minuman mereka dengan makanan dan minuman anak yatim.

Kisah ini diriwayatkan juga oleh Abu Dawud, an-Nasa-i, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardawaih, al-Hakimdalam kitab .al·Mustadrak. Dan begiru juga yang disebutkan oleh banyak ulama berkenaan dengan turunnya ayat ini, baik dari kalangan ulama Sataj maupun Khalaf

] adi firman-Nya: ~: :~ r.tJ c;c,.j Ji t ''Kata.kanlah: 'Mengurtls urusen

; - J J, .,.. J. ~ J

mereka secarapatutadalah baik, "'yakni secara terpisah, ~ ~I~~ ~}JG0 .)1)'

"Dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu." Artirlya, kalian juga boleh menggabungkan makanan dan minuman kalian dengan makanan dan minuman mereka, karena mereka adalah saudara kalian seagama.

.. ,I' ill .. Ji,

Oleh karena itu Allah ~ berfirman: ~ ~\ ;:_,.. l......W1 ~ ..JiIJ ,. "Dan

Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dan yang mengadakan perbaikan." Artinya, Dia mengetahui orang yang berniat membuat kerusakan dari orang berniat melakukan perbaikan,

Firman Allah £: ~ ~ J.-.<;, 11~1 ~~ ~I :1~~ :,lJ" "Dan jikalau Allah menghendak~ niscaya Dkdapat mendatangkan kesulitan kepedamu. Se.sttngguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mababijaksana. " Maksudnya, seandainya Allah menghendaki, niscaya clap at mempersulit dan memberatkan kalian, tetapi Dia memberikan keleluasaan dan keringanan kepada kalian, serta membolehkan kalian menggabungkan makanan dan minuman kalian dengan makanan dan minuman mereka, dengan cara yang lebih baik. Allah ~ telah berfirman: ~ ~i ~ ~~ ~l ~I JG \;)f '1) 9 "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, keotali 3.engancara yang lebih baik. "(QS. Al-An'am: 152). Hahkan Allah·~ membolehkan makan dari hana anak yatim itu bagi orang yang membutuhkan, dengan cara yang baik, baik dengan syarat harus menggantinya bagi yang mampu atau secaracuma-cuma. Sebagaimana hal itu akan diuraikan lebih lanjur dalam. pembahasan surat an-Nisaa', insya Allah.

426

Tafsir Ibno Katsir loz2

2. AL ~ BAQARAH

Dan janganlab kamu nikahi wan ita-wan ita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesunggubnya uanita budak yang mukmin lebib baikdaripada wanita musyrik, walaupun dia menarik batimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang mttsyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Ses.unggztbnya budak yang mukmin lebw baikdaripada orang ml~syrik, walaupun dia menarik batimu. Mereka mengajak ke Neraka, sedang Allah mengajak ke Sllrga dan ampunan denga.n izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayai-ayat-Nya (perintah-perintah) kepada manusia sl~paya mereka mengambil pelajaran. (QS. 2:221)

lui adalah pengharaman bagi kaum muslimin untuk menikahi wanitawanita musyrik, para penyembah berhala, Jika yang dimaksudkan adalah kaum wanira musyrik secara umum yang mencakup semua wanita, baik dan kalangan ahlul kitab maupun penyembah berhala, maka Allah Ta'ala telab mengkhususkan wanita Ahlul Kitab, melalui firman-Nys:

:;~;j :;;~.( \;~ ~~. ::.r01Ij) ~~l~. Q~IJ ~~j:..il ~ Q~\J'

"(Dan dihalalkan menikahij wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wan ita- wan ita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi al-Kitah sebelum leamu, jika kamu telah membayar mas kaw.in mereka dengan maks.ud menikahinya, tidak dengan makmd berzma dan tidak puia menjadikannya gtmdik. Jj (QS. Al-Maa-idah: 5).

Mengenai firman Allah Ta'ala: ~ 0--Y- ~ 0LS)·.~il l_rs:;: ~J' «Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita mtisyrik sebetum mereka lieriman, " 'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas: "Dalam hal ini, Allah £ telah mengecualikan wanita-wanita Ahlul Kitab."

Hal senada juga dikatakan oleh Mujahid, 'Ikrimah, Sa'id bin jubair, Makhul, ai-Hasan al-Bashri, adh-Dhahhak, laid bin Aslam, Rabi' bin Anas, dan ulama lainnya.

Ada yang mengatakan: "Bahkan yang dimaksudkan dalam ayat itu adalah wanita musyrik dari kalangan penyembah berhala, sarna sekali bukan wanita Ahlul Kirab, Dan makoanya berdekatan dengan pendapat yang pertama,' Wal/ahu a'lam.

Setelah menceritakan ijma' mengenai dibolehk.annya menikahi wanita Ahlul Kitab, Abu Ja'far bin Jarir ~ mengatakan: "Umar melarang hal itu (menikahi wanita Ahlul Kitab) agar orang-orang tidak meninggalkan wanirawanita muslimah atau karena sebab lain yang semakna."

Imam al-Bukhari meriwayatkan •. Ibnu 'Umar mengatakan: "Aku tidak mengetahui syirik yang lebih besar daripada seorang wanita ya.ng mengaku 'Isa sebagai Rabb-nya."

Taf5ir IImu Katsir Juz 2

427

428

P· Allah 11'-* ,t • .(~'::_:..-f '.1' ,."", '. l .~.. ~" l ~,L' )" res . hn

um.an . .~: "(.~ y) C ~ 0'" _r.:> 40.0 y ..... 'i),. _ esunggu ya

wan ita budak yang beriman itu lebib batkdaripada wanita musyrik. walaupun ia menarik batimu. » As-Suddi mengatakan: A yat ini turon berkenaan dengan < Abdullah bin Rawahah yang mempunyai seseorang budak wanita berkulit hitam .. Suatu ketika {Abdullah marah dan menampamya, lalu ia merasa takut dan mendatangi Rasulullah • dan menceritakan peristiwa yang terjadi di antara mereka berdua ('Abdullah dan budaknya). Maka Rasulullah bertanya:

"Bagaimana budak itu?" 'Abdullah bin Rawahah menjawab: "Ia berpuasa, shalar, berwudhu' dengan sebaik-baiknya, dan mengucapkan syahadat bahwa tidak ada Ilah yang haq selain Allah dan engkau adaIah Rasul-Nya.' Kemudian Rasulullah bersabda: "Wahai Abu 'Abdullah, wanita itu adalah mukminah." 'Abdullah. bin Rawahah mengatakan: "Demi Allah yang mengutusmu dengan haq, aku akan memerdekakan dan rnenikahinya." Setelah itu <Abdullah pun meIakukan sumpahnya itu, maka beberapa orang dan kalangan kaum muslimin mencelanya serta berujar: "Apakah ia menik.ahi budaknya sendiri?" Padahal kebiasaannya mereka ingin menikah dengan orang-orang musyrikin atau menikahkan anak-anak mereka dengan orang~rang musyrikin, karma menginginkan kemuliaan leluhur mereka. Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat: ~ pf:JJ i' _;;..! ,; ~ i:.:? i;~J , "Ses.ungguhnya wanita budak yang beriman it» lehih baik Jaripada wanita musyrik walauplm ia menarik batimu: "

~ pf :,Jj!\ ~ ,; ~ ::ry ~) ~ "Sesungguhnya budak yang mukmin lehih baik daripada -orang musfrik walaupun dia menarik hatimu. "

Dalam kitab shahih pun (al-Bukhari dan Muslim) telah ditegaskan dari Abu Hurairah •• dati Nabi !D, beliau bersabda:

~ ... 0 ... ... ". ~..,. II) ""

'0JJ\ ~I~ ~u (~~J '~~J d(' ~) 'y:~ '~J~ oj~\ ~)

( .lll~ 'C..!)

'"

"Wanita irudinikahi karena empat hal: karena harta, kerurunan, kecantikan, dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung .. " (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Hal senada juga diri wayatkan oleh Imam Muslim, dari J abir bin < Abdullah, dari 'Umar, bahwa RasulullahA bersabda:

, ,,~~)! _)

( .~~I olfJl Q:U, ~ w.o :;?) ,t G W:UI )

"Dunia ini adalah kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatan dunia adalah wanita shalihah." (HR. Muslim).

Dan firman-Nya: ~ l;"j.l J;- ~j'<i\ I~ Sf), "Danjanganlah kamu menikahkan orang-orang musyiik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman." Artinya, janganlah kalian menikahkan laki-laki musyrik dengan wanita-wanita yang beriman.

Tafsir Ibl1u K<rtsir luz 2

;0 ~,. " IIIlI Iii '"

Sebagaimana Allah T a' ala juga berflrman: ~ ~ l> _,i-; ,:.;, '1j ;..iJ j> ~ '1 ~

''Mereka (wanita-wanita yang beriman) tidak halal bagi orang-orangkafir itl~ dan orang-orang kafir itu tidak hal4ljuga bagi mereka: JJ (QS. Al-Mumtahanah: 10)

Setelah iru Allah ~ berfirman: ~ ~f :Jj!l ~ J ::;. d't ~j ~ "Sesungguhnya budak yang mukmin itu lebih bam daripalJa orang musYrik walaupun ia menarik baim». " Artinya, seorang budak laki-laki yang beriman meskipun ia seorang budak keturunan Habasyi (Ethiopia) adalah lebih balk daripada seorang laki-laki musyrik meskipun ia seorang pemimpin yang mulia.

~ }fll J! ;);J.; ~~} ~ "Mer-eka mengajak ke Neraka. "Maksudnya, bergaul dan berhubungan dengan mereka hanya akan membangkitkan kecintaan kepada dunia dan kefanaannya sen~ lebih .mengut~akap. duma daripada akhirat dan hal ini berakibat buruk.1I{ ~)H .~Ij Q\ Jl ;~ .:illj ,. "Seciang Allah mengajak ke Surga dan ampu1Zf_ndenj_an -iiin-l'!Ya. J> Yalru melalui syari'at, perintah, dan larangan-Nya, 4: l> J'_?.iE; ~ ifLu ..:;L;I .. ;;;j" ''Dan Allah menerangkan ctyat-ayatNya (perintah-perintah) .kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. J)

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlab: "Haidb itu adalah suatu kotoran . ., Oleh sebab itu hendaklah kamn menjaubkan diri dati wanita di waktu baidb; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka sud. Apabila mereka telab sud, maka campurilab mereka itu di tempat yang diperintabkan Allab kepadamu. Sesunggllhnya Allah menyukaiorang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (QS. 2.:222) Isteri-isterimu adalab (seperti) lahan tempat kamu bercocok tanam, maka data.ngilah laban tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kam» kehendaki. Dan kerjakanlah {amalyang baik) untuk diTimu,dan bertakwalab

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

429

2. AI. - BAQARAH

kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilab kabar gembira orang-orang yang beriman. (QS. 2:223)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas, bahwasanya jika wanita orangorang Yahudi sed.ang haidh, maka merek.a cidak mau makan dan tidur bersama. Kemudian para Sahabat Nabi Ii menanyakan tentang hal itu, maka Allah £ menurunkan firman-Nya:

, . II' .. ... .a "" ~,., i • , • },

~ ,j~.~;; ;'~,ANj ~\ ,__,.J FT - ~I\ lifol.! t5~1 ;. Ji ~I J:- 2..t' p:...;j. ,

'Uereka bertanya kept:Uia1i1.u tentang naidh. KatOkanl:.th: 'Haidh itu aM1ah kotoran. ' Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan din dan wanita pada waktu haidh. Dan janganlah kalian mendekati mereka sehingga mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kalian. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan din. '" Kemudian Rasulullah A bersabda: "Lakukan apa saja selain berhubungan hadan." Maka berita itu sampai kepada orang-orang Yahudi, lalu mereka pun berkata: "Orang ini (Muhammad) tidak meninggalkan satu perkara pun dari urusan kita kecuali menyelisihinya. " Kemudian datanglah Usaid bin Hudhair dan 'Abbad bin Bisyr, keduanya berkara: "Ya Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi telah mengatakan begini dan begitu, tidakkah kita setubuhi saja isteri-isteri kira itu?" Maka berubahlah raut wajah Rasulullah A sehingga kami kira beliau sedang marah kepada keduanya. Se1anjutnya kedua orang itu pergi, lalu datanglah hadiah berupa susu untuk beliau, Kemudian beliau mengurus urusan kepada kedua Sahabat tersebut dan memanggil mereka unruk diberi susu. Akhirnya kedua Sahabat itu mengetahui bahwa beliau tidak marah kepada mereka.

Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Hamad bin Zaid bin Salamah.

Firman-Nya: 4{ ~I J ~wll)foti, "Oleh sebab it« hendaklah kalian menjauhkan din dan wanlta palia waktu baidh, "yaitu pada kemaluannya .. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah ~:

"Berbuatlah apa saja, kecuali berhubungan hadan."

Oleh karena itu banyak atau bahkan mayoritas ulama berpendapat, bahwasanya dibolehkan menggauli wanita yang sedang haidh kecuali pada kemaluannya.

Abu Dawud meriwayatkan dari 'Imarah bin Ghurab, bahwa bibinya pemah memberitahukan kepadanya bahwa ia pernah benanya kepada 'Aisyah ~ : "Salah seorang dari kami sedang haidh, Sementara ia dan suaminya tidak mempunyai ternpar cidur kecuali banya satu saja," Maka 'Aisyah pun berkata:

"Akan kuberitahukan kepadamu tentang apa yang pemah dilakukan Rasulullah ~. Suatu hari beliau memasuki rumah dan langsung menuju ke masjidnya."

430

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

Abu Dawud mengatakan babwa yang dimaksud masjid di siniadalah tempat shalat di rumahnya. Dan ketika beliau kembali aku telah tertidur lelap, Saar iru beliau tengah diserang rasa dingin (kedinginan), maka beliau berkata kepadaku: "Mendekatlah kepadaku." Lalu kukatakan kepada be1iau: "Aku sedang haidh." Dan beliau pun berucap: "Singkaplah kedua pahamu," Maka aku pun membuka pahaku, kemudian beliau meletakkan pipi dan dadanya di atas pahaku. Dan aku mendekap tubuli beliau sehingga terasa hangar, hingga beliau

id . :. tertI ur. ~

Dan dalam hadits shahih disebutkan, juga dan 'Aisyah ~, ia ber-

cerrta:

"Aku pemah menggigit daging sedang aku dalam keadaan haidh. Kemudian aku berikan daging itu kepada Nabi ~, maka beliau menggigit pada bagian yang telahaku gigit, Aku juga pernah minum, lalu aku berikan minuman itu kepada beliau, maka beliau pun meletakkan bibirnya pada bagian yang darinya

ak . "

unnnum.

Sedang dalam riwayat Abu Dawud, juga dari 'Aisyah ~,ia berkata:

JjJ ;.xl ri.lul J:?J ~)r ;.i! ,;..:;JI Js. JI-_:Qj, ~. 8jJ ~ '~l t- ~s- )

~ " ... ,_,.... ,.. .,. ...

.

dAI...: .. ~~ ,10

(.~~b

"

"Jika aku haidh, aku turun dari tempat tidur ke atas tikar. Maka kami tidak mendekaci Rasulullah • rungga kami sud dati haidh.?"

Hal itu dipahami sebagai suatu upaya pencegahan dan kehati-hatian. mama lainnya berpendapar bolehnya seseorang mencumbui isteri yang sedang haidh kecuali pada bagian di bawah kain. Sebagaimana hal itu telah ditegaskan dalam kitab Shahihain, dari Maimunah bin al-Harits al-Hilaliyah, ia menceritakan, jika Nabi Iii hendak mencumbui salah seorang dan isterinya yang sedang haidh, maka beliau menyuruhnya mengenakan kain.

Demikian lafazh yang disampaikan oleh Imam al-Bukhari. Hadits senada diriwayatkan. oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim, dari 'Aisyah ~.

<10 Dha'if Didha'itkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Dha'iif Abi Dawud (1/52):-ed·

~ Dha'if Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani sebagaimana terdapat dalam kitab Dha'iif Abi Dawud {1/53).-d·

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

431

Imam Ahmad., Abu Dawud, at-Tirmidzi dan lbnu Majah meriwayatkan dari aVAla', dan Hizam bin Hakim, dati pamannya, 'Abdullah bin Sa'ad alAnshan, bahwasanya ia pernah benanya kepada Rasulullah ~: "Apa yang boleh aku lakukan terhadap isteriku yang sedang haidh?" Maka beliau pun menjawab: "Engkau boleh berbuar apa saja terhadapnya pada bagian diatas kai "

ain,

Juga hadits yang din wayatkan oleh Abu Dawud., dari Mu' adz bin Jab al, ia menceritakan:

.., ... ...... .!'!. , I:JI....... .,.. l1li ....

'.J\)~I ~jS I.A) :Jli ~I?- ~J ~i;I::" . .) ~ ~ ~J ~.illl J~) t:.J~)

... .... "" .... ... ... ...., .. ~ ~

~~... .. ~

.«~i i:!JJ~ :;. ~,j.i~!IJ

".

"Aku pernah bertanya kepada Rasulullah A mengenai apa-apa yang boleh aku lakukan terhadap isteriku yang sedang haidh. Maka beliau pun menjawab: 'Engkau boleh berbuat apa saja terhadapnya pada bagian di atas kain, dan

hind . hal '. dalah indak . 1 bib baik ".«

meng an itu a .. .. t . an yange .'

Hadits tersebut diriwayatkan dari 'Aisyah ~,lbnu 'Abbas, Sa'id bin Musayyib, dan Syuraih.

Hadits-hadits tersebut di atas d.an yang senada dengannya merupakan huJiah bagi orang yang membolehkan mencumbui isteri yang sedang haidh sebatas pada bagian di atas kain saja. lui merupakan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab Syafi'i ~. Dan ditarjih oleh banyak ulama Irak dan lain-lainnya. Mereka menyimpulkan bahwa daerah sekitar farji adalah haram, agar tidak terjerumus melakukan hal-hal yang dihararnkan Allah £, sebagaimana disepakati oleh para ulama bahwa haram menggaulinya pada kemaluan. Barangsiapa yang melakukan hal itu, berarti ia telah berdosa. Maka hendak1ah ia segera memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah Ta'ala.

Firman Allah ~: ~ JAb; ~ d- ;)hj , "Dan janganlah kamu mendekati mereka seh.ingga mereka suci;" merupakan penafsiran dan firman-Nya:

. ,.... }......

~ ~\ ,j ;oWl I) fot.; ~ "Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari

wcmita pada waktu~.haidh." Allah Ta'ala melarang mencampuri wanita selama ia masih menjalani haidh. Pengeniannya adalah halal melakukan hal itu jika haidh nya telah berhenti.

.. ,} f ' ., .t~' «: "

Firman-Nya: ~ .,:ijl rs; ,~:r ~ y:l.; .J# b~ ~ "Apabila mereka telah

sua, maka campurilah mereka it» di tempe: yang diperintahkan Allah kepadamu. " Dalam. ayat tersebut terdapat anjuran dan bimbingan untuk mencampuri isteri setelah mereka mandi,

lbnu Hazm berpendapat bahwa wajib melakukan hubungan badan setiap usai haidh. Hal itu didasarkan pada Firman Allah £:

~ Dha'if Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Dha'iif Abi Dawud (36) . ..,(1·

432

Tafsir Ibnu Katsir luz 2

~ ~\ ~_:;I ~ 0-- ;;. J~ 0#1~~ , "Apabila mereka telah suci; maka campurilah mereka itu di tempa: yang diperintahkan Allah kepada kamu. >J Dalamhal ini Ibnu Hazm tidak mempunyai sandaran, ka .. rena hal itu merupakan perintah setelah larangan.

Dalam hal ini terdapat banyak pendapat para ulama ushu] fiqih. Di antara pendapat mereka ada yang mewajibkan sebagaimana perintah mutlak, dan mereka ini memerlukan jawaban yang sarna dengan Ibnu Hazro. Ada juga yang berpendapat, ayat itu untuk roembolehkan hubungan badan. setelah haidh. Mereka beralasan dengan didahulukannya larangan atas perintah maka hukum perintah itu tidak wajib. Namun pendapat ini masih perlu dipertimbangkan. Adapun pendapat yang didukung oleh dalil ialah yang menyat.akan bahwa hukum itu dikembalikan kepada hukum sebelumnya, yaitu sebelum adanya larangan, jika wajib maka ~ajiblap. huk~y~ seperti misalnya firman Allah .~ berikut ini: 4{;.s-- ~llplj r/JI fi:;.)!1 et-;I I;~' "Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, iriaka bunuhtah orang·orang'musyrik itu. " (QS. At~ Taubah: 5). Atau mubah, jik~ be"rh¥u}Il mubah, seperti misalnya Firman Allah ~ yang berbunyi. 4{ IJ~~lj i 4J;" bJJ , "Dan jika kamu telah menyetesaikan ibadah haji, ma~a kamu~q!eh erbu;~.~' (QS .. Al-Maa-idah: 2). Dan juga firman-Nya: 4{..J>~ ~I J IJ?l! ,;~\ ,. ~ ;,,; I;~ , "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaninlah kalian di mukd bumi.')' (QS.Al-Jumu'ah: 10). Pendapat inilah yang diperkuat oleh banyak dalil. Hal ini telah dikemukakan oleh alp Ghazali dan juga yang lainnya, dan menjadi pilihan sebagian imam muta-akhirin, dan irulah yang shahih.

Para ulama telah sepakat, jika seorang wanita telah selesai menjalani masa haidh, maka ridak dibolehkan mencampurinya hingga ia mandi atau bertayammum jika ada alasan yang membolehkan hertayammum. Namun Abu Hanifah ~ berpendapat lain, jika darah haidh seorang wanita telah berhenti pada hari maksimal haidh, yaitu 10 hari, maka menurutnya. boleh mencampurinya hanya dengan terhentinya darah tersebut, dan tidak: perlu mandi terlebih dahulu. Walla.hu a 'lam.

Ibnu 'A,bb;as !J!engatakan: 4{ 0A-b.; J:- , "Sehingga mereka suci, " dari darah haidh. 4{ 0# b~ ~ 'jika mereka telah bersuci, 1J dengan air.

Hal senada juga dikatakan oleh Mujahid, 'Ikrimah, al-Hasan al-Bashri, Muqaril bin Hayyan, al-Laits bin Sa'ad, dan ulama lainnya.

A .I f .J

Firman-Nya: ~ ~I ~;I c.;.. J. , 'Vi tempat yang diperintahkan Allah

kepada kamu."Ibnu 'Abbas, Mujahid, dan ulama lainnya mengatakan: "Yaitu kemaluan. "

.... .J 't.l

Mengenai firman-Nya: 4{ .:ill ;.s-;I ..:...;;... 0-- " n» tempat yang diperintah-

kan Allah kepada kam», "Thnu 'Abbas, Mujahid, 'dan 'Ikrimah juga mengatakan: "(Artinya) hendaklah kalian menjauhi mereka." Pada saat yang sama, ayat ini mengandung da1il yang menunjukkan diharamkannya melakukan hubungan dari dubur, yang mana pembahasannya secara tuatas akan dikemukakan selanjutnya, insya Alla.h.

lalSir Ibnu Katsir Juz 2

433

434

Firman Allah ~: ~ J./p, ~ 11:'1 ~ "Sesttngguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaUbat. II ~~udnya, dan dosa meskipun percampuran itu dilakukan berkali-kali. ~ ::r-~I ~J ? "Dan menyukai orang-orang yang menyucikan din OJ Maksudnya, menyUcikan diri dari berbagai macam kotoran, yaitu segala sesuatu yang dilarang, seperti mencampuri wanita yang sedang haidh atau tidak pada tempatnya (kemaluan).

,J ... ,J I

Finnan-Nya: ~ r.>J ~? rs-jL~ ; ? "Isteri-isterimtc adalah (seperti) lahan

tempat kamu bercocok tanam. "Ibnu 'Abhas mengatakan, al-berts berarti tempat mengandung anak. ~ ;. !. ... ~~? 'Jii , ''Ma.ka datangilah lahan tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki. "Maksudnya, kalian boleh mencampurinya sekehendak han kalian, dari depan maupun dari belakang, tetapi tetap pada satu jalan (yaitu lewat kemaluan). Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam banyak hadits,

Imam al-Bukhari meriwayatkan,. dari Ibnul Munkadir, ia menceritakan, aku pemah mendengar Jabir mengatakan:. "Dulu, orang-orang Yahudi mengata-

kan: '[ika seo~~! s~;umakam~_~~fahuri ist~y.~ dar~ ?~~~an~ ~fsa .~~ ,l~~

anak bermata j '. g.' M· turunra ayat: "{ 1.-· ... ~l r? '-,,!.!or ~ _r- ;SjW r

"Istri-istri kalian adalah (sepert~ lahan tempat kamlt bercocok tanam, maka cla· tangilah lahan tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki. " (HR.. al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)..

Sedang dalam hadits Bahz bin Hakim bin Mu'awiyah bin Haidah alQusyairi, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwasanya ia pernah mengatakan:

"Ya Rasulullah, pada hagian mana isteri-isteri kami yang boleh kami datangi dan bagian mana yang harus kami jauhi?" Maka beliau bersabda:

rI "./' '" !III ,.. e ... , I) A "" (II"

'J! ~ "ij ,~ 'Jj '~J.l\ y ~ "i~i ~ ,c';.~ ... ~I Wf ~~ Wf- )

(.~I~

"(Isterimu adalah seperti) lahan kamu bercocok taaam, datangilah lahanmu itu bagaimana saja yang engkau kehendaki, dengan tidak memukul bagian wajah, cidak boleh mencelanya dan tidak juga mengisolasi(nya) kecuali di dalam rumah." (HR. .. Ahmad dan para penulis kitab as-Sunan).

Imam Ahmad juga meriwayatkan, dari Ibnu 'Abbas, ia menceritakan,

,} . }' ,

ayat: 4.;..s:J Q~ rsjL..;', turon berkenaan dengan beberapa orang Anshar

yang mendatangi Nabi ~fi, lalu mereka menanyakan kepada beliau, dan beliau pun bersabda: "Datangilah mereka dengan can bagaimanapun selama masih pada kemaluan." (HR. Ahmad).

Masih dalam riwayat Imam Ahmad, dari jAbdullah bin Sabith, ia menceritakan, aku pernah menemui Hafshah binti 'Abdurrahman bin Abu Bakar dan kutanyakaa: "Aku akan bertanya kepadamu mengenai suatu hal yang aku maIu unruk mengemukakannya." Maka Hafshah pun menyahut: "Janganlah

Tafsir Ibnu Katsir juz 2

2. AL·~ BAQARAH

malu, wahai keponakanku." 'Abdullah bin Sabith menuturkan: "Tentang mencampuri isteri dan belakang." Ia pun rnenjawab: "Ummu Salamah pernah memberitahuku bahwa kaum Anshar tidak pernah menggauli isteri mereka dari arab belakang, sedang orang~orang Yahudi dulu mengatakan: 'Barangsiapa mendatangi isterinya dari arab belakang, maka anaknya akan lahir juling.' Dan ketika orang-orang Muhajirin tiba di Madinah, mereka menikahi wanitawanita Anshar. Maka ketika mereka hendak men camp uri isteri-isreri mereka dariarah belakang,ada seorang wanira yang menolak mentaati suaminya seraya berkata: 'Engkau jangan melakukan hal itu hingga aku mendatangi Rasulullah A. Kemudian ia menemui Ummu Salamah dan menyebutkan hal itu kepadanya.' Maka Ummu Salamah pun menjawab: 'Duduklah hingga Rasulullah • datang .. ' Dan ketika beliau tiba, wanita Anshar tersebut merasa malu untuk benanya kepada Rasulullah ~, sehingga wanita itu pun keluar, Lalu Ummu Salamah benanya kepada beliau. Maka beliau bersabda:'Panggilah wanita Ansha.r itu.' Kemudian Ummu Salamah pun memanggilnya. Setelah itu, beliau membacakan kepadanya ayat:

~ ;'!: '. ~~:;.. Ij~ ~::.,:,;.. ts-jL..; , "Isteri-isterimu adalah (seperti) laban tempa: kamu bercocok tanam, maka Clatangilah lahan tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki. "T etapi dengan saru tujuan (kemaluan). », (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).

An-Nasa-i me riw ayatk an ,. dari Ka'ab bin 'Al qamah , dari Abu Nadhr, bahwa ia pernah berkata kepada Nafi' budak Ibnu 'Dmar: "Sesungguhnya banyak yang menyebutkan babwa engkau menceritakan Ihnu 'Umar pernah memberikan fatwa yang membolehkan mendatangi isteri dari dubur mereka." Maka ia pun menururkan: "Mereka telah berbohong mengenai diriku. Tetapi akan kuberitahukan kepadamu kejadian yang sebenamya. Pada suatu hari, Ibnu 'Dmar membaca al-Qur-andanaku berada di sisinya. Ketika ia sampai pada bacaan: ~ ;.!. ., Ji;Ji:r Ij~ rli'::"j;- ;,S-jt...; ~, ia (£bnu 'Umar) mengatakan:

"Hai Nafi', apakah engkau me.ngetahui siapa yang diperintahkan oleh ayat ini?" "Tidak," jawab Nafi'. Maka Ibnu 'Umar mengatakan: "Sesungguhnya kami kaum. Quraisy terbiasa mendarangi isteri dari belakang (tapi tetap pada kemaluan). Ketika tiba di Madinah, kami menikahi wanira-wanita Anshar. Dan kami menghendaki dari mereka (berhubungan badan) seperti yang kami inginkan. Tetapi hal itu menyakitkan mereka, maka mereka menolak dan bahkan memperbesar persoalan, Dan wanita-wanita Anshar sudah terbiasa dengan kebiasaan orang-orang Yahudi, yaitu mendatangi isteri-isteri mereka dari arab del'~'» ~aK.a.~ah Ta'ala menurunkan ayat:

~ ; .. !.:. ~ ~:;"IJ\j;JJ Q? (.SjL..:......; ,. "Isteri-isterimu adalah (sepert·O .lahan temftat kamtt bercocok tanam, maka aat.angilah lahan tempat bercocoktanam itu bagaimana saja kamu kehendaki. >J Isnad hadits ini shahih,

Kami juga pernah meriwayatkan suatu hal yang secara jelas bertentangan dengan hal iru, dan Ibnu 'Umar, bahwa mendatangi istri dengan cara seperti itu tidak boleh dan bahkan dilarang. Sebagaimana akan diuraikan lebih

Tal'sirlbnu Katsir juz 2

435

lanjut. Dan banyak hadits yang diriwayatkan dari berbagai jalur, yang semuanya mencela dan melarang perbuatan semacam itu,

Imam Ahmad meriwayatkan dari Khuzaimah bin Tsabit, bahwasanya Nabi fa telah melarang suami menyetubuhi isterinya di duburnya.

Abu 'Isa at-Tirmidzi dan an-Nasa-i meriwayatkan, dari Ibnu 'Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah ~ pernah be.rsabda:

( .J.1J1 ~ at,.ol ji ~j ~~j ~l ~I ~~ )

.... ".,. ~,

"Allah tidakakan melihat orang yang menyetubuhi seorang laki-Iaki atau isterinya pada bagian duhu.r." (HR. At-Tirmidzi dan an-Nasa-i).

Lebib lanjut at- Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib.

Demikian pula diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab Shahih Ibnu Hibban, dan dishahibkan oleh Ibnu Hazm.

'Abd meriwayatkan dari 'Abdurrazzaq, dari Mu'ammar, dari Ibnu Tbawus, dari ayahnya, bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang menyetubuhi isteri di dubumya .. Maka. ia menjawab:

"Engkau menanyakan kepadaku mengenai kekufuran."

Isnad hadits iru shahih. Dan an-Nasa-i juga meriwayatkan hal yang sarna. Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Nabi!iJ pemah bersabda:

• .J ~. ~ 2 ~

( .~_(~I ~j1l1 ~ L.A;'~ ~ ;Sf:;~ ~~ ~~I )

"Mencampuri isteri di duburnya adalah homoseksual kecil."

Qatadah menceritakan, 'Uqbah bin Wisaj memberitabuku, dari Abud Darda', ia mengatakan: "Dan ticlaklah hal itu dilakukan kecuali oIeh orang kafir."

Imam Ahmad juga meriwayatkan, dan 'Ali bin Thalq, berkata: "RasuIullah" melarang seseorang mencampuri isteri eli duburnya, dan Allah tidak

malu membica.rakan kebenaran." ..

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ahmad, dan Abu Mu'awiyah, dan Abu '1sa ar-Tirmidzi juga melalui jalan Abu Mu'awiyah, dari'Ashim alAhwal, yang di dalamnya terdapat tambahan. Dan ia (at-Tirmidzi) mengatakan bahwa hadits ini basan.

Imam Ahmad meriwayatkan d.ari Abu Hurairah_, dalam sebuah hadits marfu', bahwa Rasulullah~, bersabda:

\ -:.)J •• ~"'i"l ~ ~ I::. I~).~ J~I -')..1 .J ~!~~T

( • 1.-10 _j. J '" .... r ~ 17,' u-c. J.,ijj r-"f. I )

... ,... , , ,

"Allah ~ tidak akan melihat kepada orang yang mencampuri isterinya di dubumya."

436

Tafs.ir Ibnu Katsir Jill 2

2 .. AL ~ BAQARAH

Hal yang sama juga diriwayatkan oleh Thnu Majah melalui jalur Suhail.

Imam Ahmad juga meriwayatkan, dari Abu Hurairah ess, ia berkata bahwa Rasulullah ~ telah bersabda:

(.w? ~ djf~\ jf:; j;L)

"Terlaknat orang yang mencampuri isterinya di duburnya."

Hal senada juga diriwayatkan o1eh Abu Dawud dan an-Nasa-i melalui jalur W.aki'.

Ats- Tsauri meriwayatkan, dari as-Shalt bin Bahram, dari Abu! Mu'tamar, dari Abu ]uwairah, ia bercerita: "Ada seseorang yang bertanya kepada 'Ali bin Abi Thalib tentang mencampuri isteri eli dubumya. Maka ia mengatakan:

"Engkau telah berbuat kehinaan, maka Allah akan menghinakanmu, Tidakkah engkau mendengar fuman Allah ~: ~ ~WI ;; ..b-.i 0-- ~ F~ ~WI ~tJ)0i" 'Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu (liomos&esital). yang bdum pemab dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kamulm (QS. A1~A' raaf 80).

Thnu Mas'ud, Abu Darda', Abu Hurairah, Thnu 'Abbas, dan Thnu 'Amr berpendapat tentang haramnya perbuatan tersebur .. Dan tidak diragukan lagi, bahwa inilah yang benar dari 'Abdullah bin'Umar ~, yaitu bahwa ia meng~

haramkannya. .

Abu Muhammad'Abdurrahman bin 'Abdullah ad-Darimi dalam Musnadnya, dari Sa'id bin Yasar Abu Hibab, ia bercerita: "Aku pernah mengatakan kepada Ibnu 'Umar: 'Bagaimana pendapat anda tentang budak perempuan apakah boleh dicampuri dengan cara tahmidh?' Ibnu 'Umar pun bertanya: 'Apa yang dimaksud dengan tahmidh itu?' 'Tahmidh berarri dubur,' jawab Sa'id, Maka Ibnu 'Umar mengatakan: 'Apakah ada. dari kalangan kaum muslimin yang melakukannya?'"

Hal yang sama juga diriwayatkan oleh Ibnu Wahab dan Qutaibah, dati al-Laits, Isnad hadits ini shahih dan sebagai nash yang sharih (tegas) dan Ibnu 'Umar yang mengharamkan sodomi, Dengan demikian, setiap keterangan dari Ibnu 'Umar yang membolehkan atau mengandung kemungkinan y.ang membolehk.an perbuatan tersebut tertolak 0100 nash muhkam Gelas) ini.

Dan diriwayatkan oleh Mu'ammar bin 'Isa dan Malik bahwa perbuatan tersebut adalah haram,

Abu Bakar bin Ziyad an-Naisaburi berkata: telah mengabarkan kepadaku Isma'il bin Husain; telah mengabarkan kepadaku Israil bin Rub (ia berkata): "Aku pernah bertanya kepada Anas bin Malik: 'Bagaimana pendapat anda tentang mencampuri isteri di dubur?' Anas menjawah: 'Kalian adalah bangsa Arab, bukankah ladang itu tempat untuk bercocok tanam? ]anganlah kalian melampaui batas (di luar) kemaluan.' Kutanyakan lagi: 'Hai Abu 'Abdillah, mereka mengatakan bahwasanya engkau telah mengatakan hal itu.'

TafsIr Ibnu Katsir Juz 2

437

la pun rnenjawab: 'Mereka telah berbohong dengan mengatasnamakan diriku, mereka telah berbohong dengan mengatasnamakan diriku."

Demikianlah riwayat yang kuat dari Anas bin Malik. Hal itu juga menjadi pendapat Abu Hanifah, asy-Syafi'i, Ahmad bin Hanbal dan seluruh para sahabat mereka. Juga menjadi pendapat Sa'id bin Musayyab, Abu Salamah, 'Ikrimah, Thawus, 'Atha', Sa'id bin Jubair,'Urwah bin az-Zubair, Muhajid bin jabar, al-Hasan al-Bashri, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf, bahwa mereka semua secara tegas dan keras menentang perbuatan tersebut, bahkan sebagian dati mereka menganggap kufur perbuatan sodomi dan irulah pendapat jumhurulama. Wallahu a'lam.

Firman Allah fi: ~ ~~I;~J" "Dan kerjak,anlah (amal yang baik) untuk dirimu. ,. Yaitu dengan berbuat ketaatan dan meninggalkan semua per~ b~a~~ y:n~ ~a:~g ~~ah ;:a'ala.Oleh karena itu, Allah Ta'.ala berfir~an: 4. c y-:;:" ~(JI 1_,.:.J.jo1) .0))\ 1_,AJ"1)' 'Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuzlah bahwa kam« kelak akan menemui-Nya." Aninya, Dia akan menghisab semua amal perbuatan kalian. 4. ~:PI .J _u~, :J , "Dan berilah kabar gembir« kepada orang-orang yang heriman. ,,? aim orang-orang yang mentaati Allah ~ dengan menjalankan semua periatah-Nya, dan yang meninggalkan semua laranganNya ..

Dalam kitab Shahih al-Bukhari telah ditegaskan, dari Ibnu 'Abbas, ia berkata bahwa Rasulullab !ii, bersabda: "jika salah seorang di antara kalian hendak men camp uri isterinya, maka hendaklah ia mengucapkan:

1 d-;~ \A -: \(,~~ II ~.~" -:\k"~ II \~ ~.&.i\, )" • I.J

( .. . . J) . ~ .. & . ~ J w ~ '..'~ r-" ~ )

'Dengan nama Allah, Ya Allah hindarkanlah kami dati syaitan, dan jauhkan~ lab syaitan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami.' Karena sesungguhnya jika dari hubungan itu keduanya ditakdirkan mempunyai anak, maka anak itu tidakakan pernah dicelakakan oleh syaitan selamanya."

438

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

[anganlab kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai pengbalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlab di

2. AL ~ BAQARAH

antara manusia. Dan Allah Mahamendengar lagi Mabamengetabui. (QS. 2:224) Allah tidak mengbukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpab}, tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaj« (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Mahapengampun Zagi Mabapenyantun. (QS. 2:225)

Allah 1:Ii berfirman: "J anganlah kamu menjadikan sumpah-sumpah (yang telah) kamu (ucapkan) kepada Allah sebagai penghalang bagimu dati berbuat kebaikan dan menyambung tali kekelurgaan jika sebelumnya kamu telah bersumpah untuk meninggalkan hal itu, "

Hal itu seperti firman-Nya:

IAJ ~I ~ ~ ::r-~~I) ~d,) -s-A).il u:jJ If;' iJ ~:. Ii) ~ J';"Ail I)) /l!~) ,

J~'" ,,, J.l '1 ... a

~ ;.sJ ..'ill ~ LJI LJ ~ "il I~J

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya, orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak inginAllah mengampunimu?" (QS. An-Nuur: 22).

Dengan demikian, orang yang tetap menj.alankan sumpahnya itu berdosa. Dan untuk keluar dari sumpah itu, pelakunya hams membayar kaforat (tebusan). Sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Hammam bin Munabbih, ia menceritakan, dari Abu Hurairah zss, dari Nabi ~, beliau bersabda:

"Kita adalah ummat terakhir tetapi yang paling awal masuk ke dalam Surga pada hari Kiamat kelak." Dan beliau bersabda: "Demi Allah, salah seorang di antara kalian berkeras mempertahankan sumpahnya untuk memojokkan keluarganya, lebih berdosa di sisi Allah daripada -melanggar sumpah itu- dengan membayar kafarat (denda) yang telah diwajibkan Allah atasnya." (HR. Muslim).

J (, t1 ~ J ~

Mengenai firman-Nya~: ~ ~t:;)' G,/ .\ill ,~ ~ ) ~ '7angaitlah

kamu menjadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalan& » 'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu (Ab bas, ia mengatakan: .. Artinya janganlah sekali-kali engkau menjadikan sumpahmu sebagai penghalang bagimu untuk berbuat kebaikan. Namun, bayarlah denda sumpahmu dan Iakukanlah kebaikan. "

Hal yang sama juga dikatakan oleh Masruq, asy-Sya'abi, Ibrahim anNakha-i, Mujahid, Thawus, Sa'id bin Jubair, 'Atha', 'Ikrimah, Mak-hul,

Tal!iir Ibnu Katsir Juz 2

439

az-Zuhri, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, Muqatil bin Hayyan, Rabi' bin Arras, adh-Dhahhak, 'Atha' al-Khurasani, dan as-Suddi. Pendapat para uIama tersebut diperkuat dengan hadits yang terdapat dalam kitab ash-Shahihain, dari Abu Musa al-Asy'ari $! ia berkata bahwa RasuIullah ~ bersabda:

=' _, .... (:II, , ...~".. ~,._:.... ......... ....

~ ~"ul t- :;i '.JJ ,\.f.:.o I? w~ ~)~ ,~ JS- ~1 '.J .&1 ~O UJ 4IllJ J! )

,. ",,10 ,. ........ .... .. <I'

e'~

\ ~~~ll;;_.r~ ..... ~

( .~J.r-?

"Demi Allah, sesungguhnya aku insya Allah tidaklah bersumpah lalu aku melihar hal lain lebih baik daripada sumpah iru, me1ainkan aku akan menjalankan yang lebih baik tersebut, dan aku lepaskan sumpah itu dengan membayar kafarat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam kitabash-Shahihain, juga ditegaskan bahwa RasuluIlah ~ pemah bersabda kepada 'Abdurrahman bin Samurah:

IN' ,., , .,' ,

'':'~cl.tJL..O;!- ~ '@:::6p\ uj W~ lojW'jIJW '.J 0;"':" JI ~~1 ~ ~)

,1-", '" ,.. "" of'''' ;' '" , ...

, ,. t # ~ G "'.... ,. -II~"" I III ...

I_?- w;s. ~\) ~ JS CJ.l? 1JU ,~! ~j ~W .~ \6:::6~1 wG ~c

~ ... ~.... '*" tf! '*'"

.. , ~.,

( .~!·:Ql.:; ~J ? ~ I$"u, ~\i ~

,

''Hai 'Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau mem.inta kepemimpinan. Sesungguhnya jika kepemimpinan itu diberikan kepadamu tanpa engkau minta, niscaya Allah akan membantumu untuk menjalankannya. Dan jika kepemimpinan itu diberikan kepadamu serelahengkau minta, niscaya engkau dibiarkan dengan kepemimpinan iru (tidak mendapat penolongan dati Allah). Dan jika engkau telah terlanjur bersumpah, kemudian engkau melihat ada sesuatu yang lebih baik daripada sumpahmu, maka hendaklah engkau mengerjakan yang lebih baik itudan bayarlah denda atas sumpahmu tadi."

" t oiI.I\.J ~ ~

Dan Firman- Nya: 4€ ~~\ ~ )JJ~ .;iJ\ ;.s- j.,:.\~ ~ , "A llah tidak akan

menghukum kam« diseb.abkan sumpa6inu yang tiaak dimaksudkan (untuk berstonpab}." Artinya, Allah tidak akan menghukum dan tidak juga mengharuskan kalian untuk memenuhi sumpah keliru yang telah kalian ucapkan, sedangkan ia tidak bermaksud mengueapkannya, tetapi sumpah itu keluar dari mulutnya tanpa adanya keyakinan dan kesungguhan .. Sebagaimana telah ditegaskan dalam kitab asb-Shahih (al-Bukhari dan Muslim), dari Abu Hurairah .) bahwa RasuIullah ii: telah bersabda.

"A i;II ,... I).J (I.... ::II ...,.... ...

( .~, '.J! .4J~ ~ J.(L; ,,,<~IJ ~~~ ~;. J_JL....Qj ~:;)

"Barangsiapa bersumpah dengan menyebutkan nama Latta dan 'Uzza, maka hendaklah ia mengucapkan Laa Ilaaha illallaab (tidak ada nab yang berhak untuk diibadahi selain Allah). II

440

Tafsir Ibnu Katsir JIIZ 2

Hal ini disampaikan Rasulullah .\I; kepada suatu kaum yang haru saja lepas daripada masa jahiliyah, mereka telah memeluk Islam namun lidah mereka sudah terbiasa menyebutkan nama Latta dan 'Uzza, tanpa adanya kesengaiaap. Kemudian mereka diperintahkan untuk mengucapkan kalimat ikhlas (..:ill'il Ul "1), sehagaimana mereka telah mengucapkan kata-kata tersebut tanpa seng~aJ' a. Oleh karena itu Allah £ berfirman:

J.J} ~ ~ J ~i

~ rs:;p ~ t.:.,. ~ .1.:.11' J"-!J ~ "Tetapi Allah menghllkummu disebabkan (sum-

pahmu) yang serlgaja rtntuk bersumpah) oleh hatimu ." Dan dalam surat yang lain Dia berfirman dengan menggunakan kalimat. ~ 0c:,;~1 ;J ~ ~ ~LI1' ~J ~ "Tetapi Dia menghukummu disebabkan sumpah·sumpah yang kamu seniaja. .. (QS. Al-Maa-idah: 89).

Dalam bah Laghwul yamin (sumpah yang tidak dimaksudkan untuk. bersumpah), ImamAhu Dawud meriwayatkan, dati 'Atha', bahwa, 'Aisyah ~ mengatakan, sesungguhnya Rasulullah ~ pernah bersabda:

. .&r- l~_' liIf ~I ~ ~ . I::"" I I ";'I.~ ..... ...•• _ ~ ~Iol . ".li'l

( _. J I.,S"'!J _. J.J~ ,_. ~.~~ J' ~.N JA ~ J_..r-)

"Laghwltl yamin adalah ucapan seseorang di dalam rumahnya, .kalla wallahi (t idak , demi Allah) dan balaa wallaM (ya, demi Allah)."

Selanjutnya Abu Dawud mengatakan: "Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnul Furat, dari Ibrahim ash-Sha-igh, dari 'Atha', dari 'Aisyah sebagai hadits mauquf Juga diriwayatkan az-Zuhri, 'Abdul Malik, dan Malik bin Maghul, semuanya dati 'Atha', dan 'Aisyah ~ sebagai hadits mauquf

, r • ~ .)1 ;:

Mengenai firman Allah Ta'ala: ~ ~c:,;1 rj)JJ4 ..:ill is'.1.:.I~''1'' 'Abdur-

razzaq meriwayatkan dari Mu'ammar, dari ai-Zuh.ii: dariTlrwah, dari 'Aisyab ~ , ia mengatakan: "Mereka itu adalah kaum yang saling membeladiri dalam masalah yang diperselisihkan, lalu ia mengatakan:"Tidak, demi Allah, ya, demi Allah, dan benar-benar tidak, demi Allah ." Mereka saling membela diri dengan bersumpah tanpa adanya keyakinan dalam hati mereka."

(pengertian kedua): Dibacakan kepada Yunus bin 'Abdul A'Ia dari

'~Y3 ~.~ b;h~jl •. '~ah pernah m~afsirkan ayar: .

4. ~~I r...I y...u4 ...ul (S J.>..1y.."1 ~, ia berkata: . Maksudnya adalah apabila seseorang

di anrara Italiari bersumpah dalam suatu hal dan ia tidak menghendaki kecuali kejujuran sernata, terapi ternyata kenyataan yang ada berbeda dengan sumpahnyaitu."

Hal yang senada juga diriwayat.kan dari Abu Hurairah, Ibnu 'Abbas dalam salah saw dari dua pendapatnya, Sulaiman bin Yasar, Sa'id bin [ubair, Mujahid dalam salah satu dari dua pendapatnya, Ibrahim an-Nakha'i daIam salah satu dari dua pendapatnya, al-Hasan, Zurarah bin 'Aufa, Abu Malik, 'Atha' al-Khurasani, Bakar bin 'Abdullah, dan salah satu dari pendapat 'Ikrimah, Habib bin Abi Tsabit, as-Suddi, Mak-hul, Muqatil, Thawus, Qatadah, Rabi' bin Anas, Yahya bin Sa'id, dan Rabi'ah.

Tamir lbnu K.atsir luz 2

441

Dalarn bab Yaminfilghadhab (sumpah pada waktu marah), Abu Dawud meriw ayatk an , dari Sa'id bin Musayyib, bahwasanya ada dua orang bersaudara dari kaum Ansha.r yang memiliki harta warisan .. Salah seorang di antaranya rneminta bagian dari harta warisan tersebut lalu saudaranya menjawab: "jika engkau kembali menanyakan bagian warisan kepadaku, maka semua hartaku berada di pintu Ka'bah." Maka 'Umar berkata kepadanya:"Sesungguhnya Ka'bah sarna sekalitidak membutuhkan hartarnu, bayarlah kafarat dari sumpahmu itu, dan berbicaralah dengan saudararnu. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ~ bersabda:

\_H~:~ ~)'t":~1 ~ .. :~ ,~ ~) -"~J ~ y.J1 ~:;,o;o . .; ).r ~J ,2!.)~.9 .~~;)

"'"lliIII :::

( .. ~"j

;

"Tidak ada sumpah bagimu, adak juga nadzar dalam berbuat maksiat kepada Rabb £, tidak juga dalam pemutusan hubungan silaturahim, dan tidak juga pada apa yang tidak engkau miliki.''"

) J~.... ~ ~ ~I

Dan firman Allah ~: ~ ;.s:..:p :.:..;s ~ r5 .be\j.; ~J' "Tetapi Allah

menghttkttm .kamu disebabkan (s1tmpahml~) yang disengaja- (ttntuk benumpab} oleh batimu. "Ibnu'Abbas, Mujahid, dan ulama lainnya mengatakan, yaitu seseorang bersumpah atas sesuatu sedang ia mengetahui bahwa dirinya bohong.

Lebih lanjut Mujahid dan ularna lainnya mengatakan, ayat tersebut sarna

,.,. floCl~, - ~ ~ , ,

seperti firman Allah £: ~ 0L:,;~.d ;;fu ~ r5 .bel): .:?J'j , "Tetapi Dia meng·

Imkttm kamu disebabkan sumpal: yang kamu- seng"aja. "(QS, Al-Maa-idah: 89) .

. - ...

Dan firman-Nya: ~ ~ ~_,AS: .:ill 'j, Aninya, Dia Mahapengampun dan

Mahapenyantun terhadap hamba-hamba-Nya.

Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tanggub empat bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka se~ sungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mabapenyayang, (QS. 2:226) Dan jika mereka ber'azam (bertetap bati untuk) talak, maka se5ungguhnya Allah Mahamendenga.r lagi Mahamengetahui. (QS. 2:227)

( ;~'ti) berarti sumpah. Jika seseorang bersumpah tidak mencampuri isterinya dalam waktu tertentu, baik kurang atau lebih dari empat bulan. Jika

'" Dha'if Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Dha'iifAbi Dawud {J/713).-ed·

442

Tafsir Ibnu Katsir juz 2

kurang dart empat bulan, maka. ia harus menunggu berakhimya masa yang telah ditentukan, Setelah itu ia boleh men camp uri isterinya kembali .. Bagi si isteri agar bersabar, dan tidak berhak menuntutnya untuk rujl/.' pada masa itu, Demikian itulah yang telah ditegaskan dalam Shah.ihain (al-Bukhari dan Muslim), dari 'Aisyah ~,bahwa Rasulullah ~ pemah meng-ilaa' (bersumpah untuk tidak mencampuri) isterinya selama satu bulan. Kemudian beliau turon (dari biliknya) pada hari kedua puluh sembilan, Dan beliau bersabda: "Sam bulan itu dua puluh sembilan hari."

Hal yang sama juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari 'Umar bin al-Khathrhab es- mengenai hal yang sama.

T erapi jika lebih dari empat bulan, maka bagi sang isteri boleh menuntut suaminya mencampurinya setelah masa empar bulan atau menceraikannya. Dan untuk itu, hakim boleh memaksa suami. Hal ini agar tidak men.imbulkan dampak neg~ti{ bagijsterinya tersebut .. Oleh karena itu, Allah ~ berfi.rman: ~ ~LJ' if J _/;l ;j.JJJ , ''Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isteri-isterinya. » Artinya, bersumpah untuk tidak mencampuri istrinya.

Ini menunjukkan bahwa ilaa' itu hanya dikhususkan rerhadap isreri bukan hamba sahaya. Sebagaimana yang menjadi pendapat Jumhur Ulama,

Firman-Nya: ~ ~r ~~i~], "Diberi tangguh empat bulan. "Maksudnya, si suami harus menunggu selama empat bulan dari sejak sumpah itu diucapkan, setelah iru ia dirunrut unruk mencampuri. arau ,Il!~n~eraikan isterin ya tersebut, OIeh karena itu, Allah T a' ala berlirman: ~ J~ 1.; Jj!o , "Kemudian Jika mereka .kembali. » Arrinya,. jika mereka kembali seperti seniula. "Kembali" di sini merupakan kiasan dari.fima'. Demikian dikatakan Ibnu 'Abbas, Masruq, asy-Sya'abi, Sa'id,9i~J.u~air, dan ulama lainnya, di antaranya adalah Ibnu J arir ~. ~ ~ ~ ~.#- .:Ill J~ , "Sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang." Aras pengabaian suami rerhadap hak isterinya disebabkan oIeh sumpah.

J"...... III .,. ~ .. ID ..

Firman-Nya: ~ ~~ ~~.:ill J~ yt LJj!o , "Kemudianfika mereka kern-

bali (kepada istrinya), maka sesungguhnya Allah Mahapengamprtn lagi Mahapenyayang." Menurut salah saru dari beberapa pendapat ulama, di antaranya pendapat lama dari asy-Syafi'i, ayat ini mengandung dalil bahwa jika seseorang yang meng-ilaa' isterinya kernbali setelahempar bulan, maka tiada kafarat (denda) baginya. Dan hal iru diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan dari 'Aror bin Syu'aib, dari kakeknya, bahw.a Rasuiullah.A pernah bersabda.

~, ;} <" fI .,. ~.... ,. ....

(.\.f1J\AS" 1.fS"~ ~.\;?- lA~·~r) ,~ JS- ~ :; )

, , ;

"Barangsiapa bersumpah atas suatu hal, lalu ia melihat hallainnya lebih baik daripada sumpahnya tersebut, maka meninggalkan sumpahnya itu adalah ka/aratnya . .,~.

~ Dha'if Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Dha'ii/ul Jaami'.

Tafsir lbnu Katsir Juz 2

443

Sehagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Sedang_kan pendapat baru dati madzhab Syafi'i, habwa ia harus memhayar kafarat berdasarkan pada universalitas kewajihan membayar ka/arat bagi setiap orang yang hersumpah, sebagaimana telab dikemukakan dalam beberapa hadits shahih sebelumnya. Wallahu a'lam.

Firman Allah~: 4: ~SUJI 1;/ JJJ ~ ''Daniika mereka berketetapan hati untul« talak. "Di dalamnya terdapat da1il yang menunjukkan bahwa talak itu tidak jatuh hanya sekedar karena berlalunya waktu empat bulan, inilah yang menjadi pendapat jumhur ulama muta-akhkh j rin, yairu dia harus menentukan, yakni ia dituntut untuk mencampurinya kembali atau menceraikannya. Jadi, talak itu cidak terjadi hanya karena berlalunya waktu empat bulan.

Diriwayatkan Imam Malik, dari Nafi', dari 'Abdullah bin 'Umar, ia pemah mengatakan: "[ika seorang Iaki-Iaki meng~ilaa I isterinya, maka hal itu tidak menyebabkan jaruhnya talak meskipun relah berlalu empat bulan, hingga ia mempenimbangkan untuk menceraikan atau mencampurinya kembali." Hadits tersebut juga diriwayatkan al-Bukhari. Imam asy-Syafi'i ~ meriwayatkan dari Sulaiman bin Yasar: "Aku pernah mendapati sekitar sepuluh orang atau lebih dari Sahabat Nabi fjJ, yang mengatakan: 'Orang yang bersumpah harus menenrukan pendiriannya..' Lebih lanjut Imam asy-Syafi'i mengatakan: 'Paling sedikit riga be1as orang Sahabat.'"

Imamasy-Syafi'i juga meriwayatkan,. dati 'Ali bin Abi Thalib $, bahwasanya orang yang meng-ilaa I isterinya harus dituntut untuk menentu.kan pendiriannya. Lalu ia mengatakan: "Demikianlah pendapat kami, dan itu sejalan dengan apa yang kami riwayatkan dari 'Urnar, Ibnu 'Amr, 'Aisyah, 'Utsman, Zaid bin Tsabit, dan lebib dari sepuluh orang Sahabat Nabi ~." Demikianlah pendapat Imam asy-Syafi'i~.

Ibnu Jarir meriwayatkan, dari Suhail Ibnu Abi Shalih, dari ayahnya, ia menceritakan: "Pernah kutanyakan kepada dua. belas orang Sahabat tentang seseorang yang meng-ilaa' isterinya ... Semua mengatakan, tidak ada kewajiban apa pun baginya. hingga em.pat bulan berlalu, lalu ia diminta untuk menentukan pendiriannya,. jika berkehendak, ia boleh kembali dan jika tidak, ra boleh menceraikannya. "

Diriwayatkan juga oleh ad-Daruquthni melalui jalur Suhail.

Aku (!bnu Katsir) katakan, ia meriwayatkannya dari 'Umar, 'Utsman, 'Ali, Abud Darda', 'Aisyah UmmulMttkminin,Ibnu 'Umar dan Ibnu 'Abbas. Hal itu pula yang menjadi pendapat Sa'id bin Musayyab, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, Mujahid, Thawus, Muhammad bin Ka'ab, dan al-Qasim juga menjadi pendapat Imam Malik, Imam asy-Syafi'i, Imam Ahmad bin Hanbal dan para sahabat mereka, juga yang menjadi pilihan Ibnu Jarir. Dan merupakan pendapat al-Laits, Ishaq bin Rahawaih, Abu 'Ubaid, Abu Tsaur, dan Dawud.

444

Tafsir Ibnu Katsir luz2

2. AL ~ BAQARAH

Mereka mengatakan, jika ia tidak mencampuri isterinya, maka ia hams menceraikannya, dan jika ia tidak mau menceraikannya juga maka hakim yang harus menceraikannya. J enis talaknya adalah raj'i sehingga si suami masih boleh rujuk kepada isterinya tersebur pada masa 'iddah. Tetapi Imam Malik sendiri mengemukakan: "Si suami tidak. diperbolehkan merujuknya sehingga ia mencampurinya pada masa 'iddah." Pendapat ini jelas aneh sekali.

Berkenaan dengan masa penangguhan selama empat bulan, para fuqaha ' dan juga yang lainnya menyebutkan sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas~, daIam kitab al-Mttwattha', dari'Abdullah bin Dinar, ia menceritakan: "Umar bin al-Khaththab • pemah pergi pada malam han, lalu ia mendengar seorang wanita mengucapkan:

~~f ~ ~ ji ~jfJ * ~~ ~~') JIl' l~ J)1.bi

'Malam begitu panjang dan hiram kelam sekelilingnya, aku rak dapar tidur karena tiada kekasih yang berkencan denganku.

Demi Allah, jika bukan karena Allah yang selalu mengawasiku, niscaya sisi-sisi ranjang ini telah bergoyang.'

Kemudian 'Umar berkata kepada putrinya, Hafshah ~: "Berapa lama seorang wanita dapat bersabar menunggu suaminya?" Hafshah menjawab.:

"Enam atau empat bulan." Maka 'Umar pun berucap: "Aku tidak akan menahan seorang prajurit lehih lama dari masa tersebut."

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan, dari Sa'id bin Jubair budak Ibnu 'Abbas, yang pernah hertemu dengan para Sahabat Nabi ., ia menuturkan:

"Aku masih tetap ingat hadits 'Umar, bahwa pada suatu malam ia pemah pergi mengelilingi Madinah, ia memang sering me1akukan hal tersebur. Tiba-tiba ia melewati seorang wanita Arab yang pinru rumahnya tenutup seraya berucap:

... \ ' .,.. "" .,. ~.. ...

~IF. !~l 1..i.A ~ Jon * 0;'; ~~ ~ .wI "1jl ~'J--9

". ~ ,- ... '"

.~J5 :,Ajj\: !jl ~ ~~~ * ~Y.~) ~i ~)

I' 0 ... Q I ~ ~ .,01 "',.

~':r--o JI1 ui ~ ~l:,s-~ • r;?}>Al ~t;._;JIJ' ,j.j ;Uw

Malam ini begitu panjang, menghiasi sekelilingnya, ketiadaan teman ridur membuatku terjaga.

} ~ .- \'- .-

* 4~ jjJI) ..bU1 loa J)1..\:;j

.-

~~ IJj....i,) \Jj....i, ~~r

Talliir libnuKatsir lez 2 445

Aku kencani ia dari masa ke mas a, seakan-akan ia menutupi cahaya bulan dalam kepekatan mal am ..

Membuat senang orang berkencan di sisinya, dalam kelembutan banral yang tidak melindunginya, aku mendekatinya.

Demi Allah jika bukan karena Allah, yang tidak ada Ilah selain Dia, niscaya hancurlah sisi ranjang ini.

Namun aku takut pada Malaikat Raqib yang ditugaskan mengawasi diri kami, yang selalu mencatarnya sepanjang masa.

Takut kepada Rabb-ku, rasa malu, dan rasa hormat kepada suami, menghalangi diriku, agar kehormatannya tidak tercemar.

Kemudian perawi melanjutkan ke1engkapannya seperti yang disebutkan di atas atau semisalnya. Kisah ini diriwayatkan juga melalui beherapa jalan yang masyhur.

Wanita-wanita yang ditalak bendaklab menaban diri {menunggu) tiga kali guru '. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allab dalam rahimnya,jika mereka beriman kepada Allab dan bariakbirat. Dan sltami-suatni.nya berbal: merujuknya dalam masa menanti itu jika mereka {para suatni} itu mengbenda.ki isblab. Dan para wanita mempunyai bak yang seimbang dengan kewajihan.nya menurut cara yang ma'ruf Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkat kelebiban daripada istrinya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. 2:228)

Ini merupakan perinrah Allah ~ bagi para wanira yang diceraikan, yang sudah dicampuri oleh suami rnereka, dan masih haidh. Mereka diperintahkan untuk menunggu selama riga kali quru'. Artinya, rnereka harus berdiam diri selama riga quru' (masa suci atau haidh) setelah diceraikan oleh suaminya; setelah itu jika menghendaki, mereka boleh menikah dengan laki-laki lain ..

446

Tafsir IbnuKatslr luz 2

Empat Imam (Maliki, Hanafi, Hanbali, dan Syafi'i) telah mengecualikan hamba sahaya dari keumuman ayat tersebur. Menurut mereka, jika hamba sahaya itu diceraikaa, maka ia hanya perlu menunggu dua quru' saja, karen a mereka berkedudukan setengah dari wanita merdeka, sedangkan quru' itu sendiri tidak dapat dibagi menjadi dua. Sehingg;t cukup bagi para hamba sahaya untuk menunggu dua quru ' saja.

Para ulama Selaf dan Khalafserta para imam berbeda pendapat mengen.ai apa yang dirnaksud qurn I itu, Mengenai hal iru terdapat dua pendapat:

Pertama, yang dimaksud dengan quru' adalah masa sua. Dalam. kitabnya, at·Muwaththa', Imam Malik meriwayatkan, dari ~ 1 hahwasanya Hafshah binti 'Abdurrahman pindah (ke rumah suaminya) ketika ia menjalani haidh yang ketiga kalinya. Kemudian hal itu disampaikan kepada'Umrah binti 'Ab durrahman , maka ia pun berkata: "'Urw.ah benar." Namun hal itu ditentang oleh beberapa orang, di mana mereka ,~,~~gatakan, sesungguhnya Allah ~ telah berfirman dalam kitab-Nya: ~ ~ /) ~~ 9 "Tiga kali qltrt~ '. "Lalu 'Aisyah berkata: "Kilian memang benar, tetapi tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan qum? Qum' adalah masa suci. "

Imam Malik meriwayatkan, dari Ibnu Syihab, aku pernah mendengar Abu Baku bin 'Abdurrahman mengatakan:"Aku tidak mengetahui para fllqaha' kira melainkan mereka mengatakan hal itu," Yang dimaksudkan dengan hal itu adalah ucapan 'Aisyah ~.

Lebih lanjut Imam Malik mengatakan: "Pendapat Ibnu 'Umar itulah yang menjadi pendapat kami."

Hal yang sarna juga diriwayatkan dan Ibnu 'Abbas, Zaid bin Tsabit, Salim., al-Qasirn, 'Urwah, Sulaiman bin Yasar, Abu Bakar bin 'Abdurrahman, Abban bin 'Utsman, 'Atha' bin Abi Rabah, Qatadah, az-Zuhri, dan beberapa fitqaha I lainnya. Itu pula yang menjadi pendapat Imam Malik, Syafi'i, Dawud, Abu Tsaur, dan sebuah riwa,l?! dari Ahmad. Pendapat itu didasarkan pada Firman Allah £: d{ ~.~ :;, ~. , "Maka hendakUzh kalian menceraikan mereka pada waktu mereka (menjalani) 'iddahnya (yang wajarj." (QS. Ath-Thalaaq: 1) Maksudnya, ceraikan mereka ketika mereka berada pada masa suci, OIeh karena masa suci iru menjadi sandaran dalam pelaksanaan perceraian, hal itu menunjukkan hahwa masa sua itu merupakan salah satu dari quru I yang diperintahkan untuk menunggunya. Karenanya, mereka mengatakan, bahwa seorang wanita yang menjalani masa 'iddllhnya karena diceraikan suaminya dapat mengakhiri masa iddahnya tersebut dan berpisah d.ari suaminya d.engan berhentinya masa haidh yan.g ketiga. Baras wakru minimal seorang wanita mendapatkan nafkah se1ama menyelesaikan masa 'iddahnya itu adalah 32 hari lebih beberapa saar, Abu 'Uhaidah dan ulama lainnya (berpendapat seperti itu) berdasarkan pada ungkapan seorang penyair, yaitu al-A'sya:

Taliiir Ibnu Katsir Juz 2

447

2. AL ~ BAQARAH

~\~f~W~~~

~ ~

~~~/;:,.o ~ t~ ~ *

Setiap rabun engkau melibatkan diri dalam peperangan, kesabaranmu yang kuat telah mengantarmu kepada puncaknya.

Dengan mewariskan harta benda, yang pada dasarnya adalah kehormat an, karena hilangnya masa quru' isterimu pada masa itu,

Syair tersebut memuji salah seorang panglima perang, yang lebih meng~ utamakan berperang daripada diam di rumah hingga hilang masa sua isterinya, dan ia tidak sempat mencampurinya ..

Pendapat kedua, yang dimaksud dengan quru' adalah haidh. Sehingga seorang wanrta belum dinyatakan se1esai menjalani masa 'iddahnya sampai suci dari haidhnya yang ketiga. Ulama lainnya menambahkan dengan kalimat, dan ia sudah mandi besar. Batas waktu minimal pemberian nafkah kepada wanita pada masa menjalani masa 'iddahnya ada1ah 33 (tiga puluh riga) hari dan sesaat sesudahnya.

Ats-Tsauri rneriwayatkan, dan Mansur, dari Ibrahim, dan 'Alqamah, ra menceritakan, kami pernah berada di sisi 'Umar bin al-Khaththab ~, lalu ada seorang wanira mendatanginya seraya berkata: "Suamiku telah meninggalkanku saru atau dua kali. Kemudian ia datang kembali kepadaku sedang aku telah mengemasi pakaianku dan menutup rapat pintuku." (Maksudnya: telah berlalu haidh yang ketiga kali, dan siap untuk mandi besar la1u suaminya datang untuk. kembali rujuk). Maka 'Umar berkata kepada Ibnu Mas'ud: "Aku berpendapat, diatetap menjadi istrinya selama ilia belum boleh mengerjakan shalat (belum mandi wajib)." Ibnu Mas'ud pun berpendapat seperti itu.

D' ~ rk . dari ,. Ab Bak .. h-Shiddi 'U .. b in al-Kh hthab mwaya: an Juga _ u _aT as . .. .. q, mar ..... at. _ ,

'Utsman bin 'Affan, 'Ali bin Abi Thalib, Abud Darda', 'Ubadah bin Shamit, Anas bin Malik, Ibnu Mas'ud, Mu'adz, Ubay bin Ka'ab, Abu Musa al-Asy'ari, Ibnu 'Abbas, Sa'id bin Musayyab, 'Alqamah, al-Aswad, Ibrahim, Mujahid, 'Atha', Thawus, Sa'id bin Jubair, 'Ikrimah, Muhammad bin Sirin, aI-Hasan, Qatadah, asy-Sya'abi, Rabi' bin Anas, Muqacil bin Hayyan, as-Suddi, Mak-hul, adh-Dhahhak, dan 'Atha' al-Khurasani, Mereka sernua menyatakan bahwa q1:tnt' berarri haidh. Itu pula yang menjadi pendapat Imam Abu Hanifah dan pa.ra sahabatnya, serta pendapat yang paling shahih dari dua riwayat Imam Ahmad bin Hanbal. Al-Atsram meriwayatkan dari Ahmad pula, bahwa ia mengatakan: "Para pembesa.r dari kalangan Sahabat Rasulullah !i\ berkata: 'Quru' adalah haidh.'" Dan itu pula yang menjadi pendapat ats-Tsauri, alAuza'i, Ibnu Abi Laila, Ibnu Syubrumah, Hasan bin Shalih bin Hayi, Abu 'Ubadah, dan Ishaq bin Rahawaih ..

Ibnu jarir mengatakan: "Dalam percakapan masyarakat Arab, quru' berarti waktu datangnya sesuaru, yang sudah rutin dan diketahui waktunya,

448

Tafsir lbnu Katsir lUll

2. Al, ~ BAQARAH

dan waktu berlalunya sesuatu yang sudah rutin, dan sudah diketahui waktu berlalunya. Istilah guru' ini berlaku untuk keduanya. Dan sebagian ulama ushul telah berpendapat dengan makna tersebur, WaUahu a'lam.

Syaikh Abu 'Umar bin 'Abdul Barr mengatakan: "Para ahli bahasa Arab dan jugafuqaha' tidak berbeda pendapat bahwa yang dimaksud dengan quru I itu adalah masa haidh dan juga masa sun. T etapi mereka hanya berbeda pendapat mengenai maksud dari ayat tersebut hingga terbagi menjadi dua p endap at ,

D· fi m All lah .I;:t,: ..! ~ b: f' 11 ~.\:, C ~, . !c' ,:,J <: ~ 1 ~ I_:(I~ A "1.1' ka·

- an - ran. . - - tilt! "( 0f" J r.I . ,_,....... ~ lft" ._r-< J) '}" lVi,ere

tidak boleh menyembunyikan apa yang d{ciptakan Allah dalam rahim mereka ." Yaitu, hamil atau haidh. Demikian dikatakan Ibnu 'Abbas, Ibnu 'Umar, Mujahid, asy-Sya'bi, al-Hakam bin 'Unaiyah, Rabi' bin Anas, adh-Dahhak, dan ulama lainnya,

ft.' - "" . J

Firman-Nya lebih lanjut: 4: ?),\ iftllJ ..1l~ 0.-J: 0S' 01 ~ "Jika mereka ber-

iman kepada Allah dan han akhir ." [ttl merupakaa 'ancamal:t bagi mereka (para isteri) jika mereka menyalahi kehenaran. Hal itu menunjukkan bahwa persoalan ini berpulang kepada para wanita iru sendiri, karena hanya merekalah yang mengetahui persoalan tersebut. Dan sangat sulit untuk meminta keterangan mengenai hal itu, sehingga persoalan itu diserahkan kepada mereka dan mereka diancam agar tidak memberitahukan sesuatu yang tidak benar, balk karena in gin segera menyelesaikan masa <iddah maupun karena in gin memperpanJang masa-iddahnya, Dan mereka diperintahkan agar memberitahukan keadaan yang sebenarnya, tanpa tamhahan dan pengurangan.

Firman Allah &i selanjutnya: 4: G-.SGI 1);\) 01~1 tJ ~~~ j;..r 0fi\;u , "Dan para suami berhak merujuknya dalam ~ masa men unggu , ittl., Jika mereka (para suam.i) itu menghendaki isblab." Artinya, suami yang menceraikannya lebih berhak untuk merujuknya selama ia masih menjalani masa 'iddah, jika dengan rujuk tersebut ia bermaksud mengadakan ishlah dan kebaikan. Hal itu berlaku pada wanita-wanita yang ditalak raj'i. Sedangkan wanita-wanita yang ditalak ba'in (talak tiga), pada saar ayat ini turon belum ada wanita yang di ralak ba'in. Dan terjadinya talak ba'in ini setelah mereka dibatasi dengan riga ralak, Sedangkan ketika turunnya ayat ini, seorang laki-laki lebih berhak merujuk isterinya meskipun ia telah mentalaknya seratus kaliralak, Tetapi ketika mereka dibatasi oleh ayat berikutnya hahwa talak itu hanya sampai batas tiga kali, maka terdapatlah wanita yang ditalak ba'in (talak tiga) dan talak rapt (talak yang pertama dan yang kedua).

o , II ... • ,.

Dan firman-Nya, 4: dJf::J~ ~ 1$.iJ\ J!.- 0iJJ ~ "Dan para wanita memo

punyai hak yang seimbang' dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf:" Artinya, para isteri itu mempunyai hak atas suami mereka seperti hak yang dimjliki suami atas diri mereka. Masing-masing dati keduanya harus menunaikan hak tersebut dengan cara yang baik. Sebagaimana yang telah ditegaskan

Tafsir Ibnu "'atsir Juz 2

449

dalam ShahihMus!im, da.ri. jabir, bahwa Rasulullah.1S) pernah bersabda dalam khutbahnya yang disampaikan pada waktu haji wada':

"" ,;0 , .Ji D.... "II'" (11'" J.... _ ""\ J,

,~\ ~~ W. J) ~IJ ,~I ~I.O~ ~YJ,i;:.; ;..s:r~ ,~L:.jl ~ 4111 1_,.aJ~ )

;t. .~~ ~y.fP~ ~,'j .j.J 0~ ,t jA}J i~i ~j .~ _,.; ~ ~i ~ ~J

"Takudah kepada Allah dalam urusan wanita. Karena sesungguhnya kalian telah mengambil (menikahi) mereka dengan amanat Allah dan meminta kehalalan dalam mencampuri mereka dengan kalimat Allah. Akan rerapi, kalian memiliki (hak) atas mereka, bahwa mereka (isreri) tidak boleh mengizinkan seseorang yang kalian benci menginjak tikar (rumah) kalian. Jika mereka melakukan hal itu, ma.ka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Juga diwajibkanatas kalian (suami) mernberi nafkah dan pakaian kepada mereka (isteri) dengan cara yang baik." (HR. Muslim).

Dan dalam hadits Bahz bin Hakim, dari Mu'awiyah bin Haidah alQusyairi, dari ayahnya, dari kakeknya,. bahwasanya ia pernah berranya.:

J;

( .~ ;.jl.~ ~! ~ ~J'~ ~J ,4;;)11 ~~ ~J

"Ya Rasulullah, apakah hak isteri salah seorang dari kami?" Maka beliau bersabda: "Hendaklah engkau memberikan makan kepadanya jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, dan engkau tidak boleh memukul wajahnya, tidak boleh menghina, dan tidak boleh juga mengisolasinya kecuali di dalam rumah." (HR Abu Dawud dengan sanad Shahih dan an-Nasa-i.).

Firman Allah ~: ~ ~~; ~ Jb.-)J) ~ "Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkat lebib tinggi daripad« 'isterinya. "Maksudnya, kelebihan dalam bentuk tubuh, kedudukan, ketaatan terhadap perintah, pemberian nafkah, penunaian berbagai kewajiban dan kepentingan, serta kelebihan di dunia dan akhirat. Sebagaimana yang: difirmankan-Nya ini:

<I{ ~I:;f ~ lfof~) ~ J:.. ~. ~';..;! ~I ~ ~ ~ UI ~ ~;I} J~)' "Kaum lakz-laki idala.h peinimpin bagi kaum wan ita, ofeh karma Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-Iaki) atas sehagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki·lakij telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS. An-Nisaa': 34).

~

Firman Allah Ta'al.a selanjutnya: ~ ~~ ~;. AUI) ,. "Dan Allah Maha-

perkasa lagi Mahabijaks.ana. " Artinya, Mahaperkasa dalam memberikan swam kepada orang yang mendurhakai-Nya dan melanggar perinrah-Nya, serta bijaksana dalam perintah, syari'at, dan ketetapan-Nya,

450

Tafsir Ibnu Katsi,r Juz 2

---- -- -- -I~la 2. AL ~ BAQARAH

Talak (yang dapat dimjuk) itu dua kali. Setelab itu boleb Y1l.jllk lagi dengan cara yang ma'rufatau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak balal bagi kamu mengambilkembali sesuatu dari yang telab kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya kbassatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya {suami-isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah. maka tidak ada dosa alas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untul: menebus dirinya. Itulah hltkum-bukum Allah, maka janganlah kam« melanggamya. Barangsiapa yang melanggar hu.kum-hukum Allah mereka itulab orang-orang yang zbalim. (QS. 2:229) Kemudian jika si suami menalaknya (sesudab tala.k yang kedua), maka perempuan itu tidak balal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untttk kawi.n kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan bukum-buksan Allah. Itulab hukmn-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaumyang {mau) mengetabui. (QS. 2:.230)

Ayar mulia ini menghapus tradisi yang berlaku pada permulaan Islam, yaitu seorang laki-laki tetap berhak merujuk isterinya meskipun ia telah menalaknya serarus kali seLama masih dalam menjalani masa 'iddah. Ketika tradisi

Tafsir lbnu Katsi'r juz 2

451

2. AL ~ BAQARAH

tersebut banyak merugikan para isteri, maka Allah ~ membatasi mereka dengan tiga talak saja, dan membolehkan mereka untuk merujuknya kembali pada talak penama dan kedua saja, dan tidak membolehkannya untuk ruju' (kembali) Iagi setelah talak yang ketiga. Sebagaimana firman-Nya:

4€ .)t::..,;_y. &;..s :,f J Jf:...< !lG~ .)If; d)uJl , "Talak (yang dapat dirujuk) uu du« kdli.. Seteldb itu boleb rttjuk 1agi dengan cara yang ma'ruf atau men.ceraikannya dengan cara yang baik ."

Dan dalam kitab Sunan Abu Deumd, bab Naskhul-mllraja'ah b.a'dalmuthallaqaatus-tsalats (dihapuskannya ruj14' setelah talak yang ketiga), diriwayat-

kan dari Ibnu 'Abbas, mengenai firman~Nya: .

, ~ - , - f - I - .. ' --- - , f - -- .'

~ ~~> J Ail\;:,G:-G;;.K; iJ· 0iJ r'YJ ~J'_; a.,~ ~~~?. ~~\J', ia

mengatakan: "Yaitu bahwas.anya jika seorang 1ak.i~Iaki. mentalak isterinya, maka ia lebih berhak merujuknya meskipun ia telah mentalaknya tiga kali." Lalu hal iru dinasakh (dihapus) dengan firman Allah ~: ~ JLt; dSIkJ\ ) "Talak (yang dapat dirujuk) it« du« kali." (HR. Imam an-Nasa-i), -

Ibnu Abu Harim meriwayatkan, dari Hisyam bin 'Urwah, dari ayahnya, bahwasanya ada seorang laki-laki yang mengatakan kepada isterinya:

"Aku tidak akan pe.rnah menceraikanmu untuk selama-lamanya dan tidak juga mencampurimu untuk selama-lamanya.""Bagaimana hal itu bisa terjadi?" T anya isterinya itu, Maka ia menjawab: "Aku akan mencer.aikanmu hingga apabila masa 'iddahmusudah dekat, aku akan merujukmu kembali." Kemudian wanita itu pun datang kepada Rasulullah fj; dan m~seritakan hal itu kepada beliau, maka Allah ~ menurunkan ayat: ~ iJL...f) d)\bJ\ ,. "Talak (yang dapat

dirttjuk) itl~ dua kali." -

Hadits tersebut juga diri wayatkan oleh Ib nu J arir dalam tafsimya, juga 'Abdu bin Humaid dalam tafsirnya, dan ar-Tirmidzi sebagai hadits mursal, dan ia mengatakan bahwa ini lebih shahih. Selain itu, hadits tersebut juga diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dan menurutnya hadits tersebut berisnad shahih,

Dan firman Allah ~ herikutnya: 4€ .j~~~;"; ji JJ~ !JL.:.:.~ , "Seteleh itu boleh ruju,k lagi dengan cara yang maJruiatau menceraikannya dengan cara yang baik:" Artinya, jika engkau (seorang suami) mengucapkan talak kepada istri pada saat yang pertama kalinya atau pada saar yang kedua kalinya, maka engkau mempunyai dua pilihan selama masa 'iddahnya masih tersisa, merujuknya kembali dengan niat mengadakan ishlah dan dengan berbuat baik kepadanya atau membiarkannya menyelesaikan masa 'iddahnya, hingga akhirnya dirimu memilih untuk menceraikannya, maka ceraikanlah dengan cara yang baik, dengan tidak menzhalimi haknya sedikit pun dan tidak juga merugikannya.

Dalam tafsirnya 'Abdu bin Humaid meriwayatkan, dari Isma'iI bin Sami', bahwa Abu Razin al-Asadi mengatakan: "Ada seseorang yang berkata:

452

Tafsir lbnu Katsir /u12

T~~~~L!=I~~~~' ~.~~~. ~,.~=~2~. ~AL~._~~~B~_ ~A~Q~ARAH~ .. ~-- ~~--=~D~·~. ~~~~~. ~- ~It .. , .............. .- ~

~ ~

~ ,;0 .... oJ.... "... . ~ ~ ~ ~ ~ ~ ... ~

l~ CI~~ 8~' ) JI.i ~~I!ll ~i.i ~ ~15/ jSLiJI , .ill 1 JJj ~iJI .&1 J';J\! ) ,.,

~ *" " " ~

l' ) ... :II ,.,

~ .(~\!II ~

~ 'Ya Rasulullah, bagaimana pendapat anda mengenai firman Allah Ta'ala: ~

~ "Talak (yang dapat dirztju.') icu dua kali, >J Ialu di mana dengan yang ketiganya?' ~

h Maka beliau menjawab: 'Yang ketiga adalah (pada kalimat) menceraikannya "~

~. dengan cara yang baik.?' Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad. ~

,,, Thnu Mardawaih juga meriwayatkan, dari Anas bin Malik, ia mencerita- ~

, kan, ada seseorang yang darang kepada Nabi !.I: seraya berkata: ''Ya Rasulullah, ~

~ Allah telah menyebutkan talak dua kali. Lalu di mana yang ketiga?" Maka ~

beliau pun bersabda: "Merujuk kembali dengan cara yang ma'ruf atau men- '"

ceraikannya clengancara yang balk." ~

. .' 'I. ),~ , II

Firman Allah ~: ~ .~ ;;. ~1~ t.... 1)~lJ .:,1 ~ J-i 'fj , "Titktk balal ,.

bagi kam» mengambil kembali dari sematu yang telah kamu berikan kepada ~

mereka. >J Artinya, kalian tidak boleh menyusahkan, dan mempersulit mereka ~

(wanita) dengan tujuan supaya mereka menebus apa yang telah kalian berikan ~

kepada mereka sebagian atau seluruhnya. Sebagaimana firman Allahll&: ,.,

~ ~ ~~ ~~ Ji)r! do ~I;L:: ~ \;;,J.j do /;';; ~J ~ "Dan janganlah kalian ~

menyusihkan mereliakarena hinciak mengambil kembali sebagian dan apa yang ~

telal: kalian berikan .kepada mereka, terkecuali jika mereka melakukan perbuatan '~

keji yang nyata." (QS. An-Nisaa': 19). ,~

. ~

,~

~ ~ ~ ~

.~

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

..

Jika seorang isteri memberikan sesuatu dengan ketulusan hatinya, maka mengenai hal itu Allah ~ telah herfirman:

~ ~; ~ ~ fo u ~ ~~ ,y. r:-<J ;> .:,~, "Kemudian jika mereka menyerahkan kepadarrm sebagian dari maskawin itl,t dengan senang bati, maka makanlab (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik a.kibatnya. " (QS. An-Nisaa': 4).

Tetapi jika suami isteri saling berselisih, di mana si isteri tidak melaksanakan hak suaminya dan ia sangat membencinya, serta tidak mampu menggaulinya, rnaka ia (isteri) dapat memberikan tebusan kepada suaminya atas apa yang pernah diberikan suaminya kepadanya. Tidak ada dosa baginya untuk mengeluarkan tebusan itu kepada suaminya, dan tidak ada dosa bagi suami untuk menerima tebusan dari isterinya. Oleh karena itu, Allah ~ berfirman:

". '" ~ '" - r . _, t .!." ".... J '11 r} ,10 ~ ,

I:~)e C ~ ';Ai ~I ~)~ I: .~; '1 U~.:,\ '1~ 1.0 :; ~1~ ~ I)~lf':' ~ ~ '1J ,

.t. "'.:\ 1 ':

~<I.!U~~

"'.. ...

"Tidak halal bagimu mengambil kembali dan sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuaii kala.u keduanya khawatir tidak alum dapat menjalankan hu.kum·hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suamiisteri) tidak

TalSir Ibnu Katsir luz 2

453

dapat me:njalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya te:ntang bayaran yang diberikan oleb uteri .untt",k menebus dirinya. "

Tetapi jika tidakada alasan bagi si isteri, lalu ia meminta tebusan dari suamiaya, maka mengenai hal ini, Ibnu Jam telah meriwayatkan, dari T sauban, bahwa Rasulullah !ii bersabda:

Q $- ,I-" "~.. ~ ........ .... ......... ....

a1;.J1 a.;.u( \ -;'.! ~ "'.' ~ .. , . \J 1.,6 e , • r;;.';fJ:, \';;.:;.: ~ t:.J~;i~ 0\ ~\

( '. ) ~ ~ _T"-9 I..f. ~~ 'T T· JJ f· )

~... ~".,. i/o

"Wanita mana. saja yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan, maka diharamkan baginya bau Surga." Hadits ini diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi, dan ia mengatakan bahwa hadits ini hasan.

Imam Ahmad juga meriwayatkan, dari Abu Qilabah, ia mencerirakan, hahwa Abu Asma' dan Tsauban pernah berkata, bahwa Rasulullah Iii· bersabda:

"Wanita mana saja yang meminta cerai kepada suaminya dengan alasan yang tidak dibenarkan, maka diharamkan baginya wangi Surga."

Demikian pula diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu J arir, dari Hamad bin Zaid.

Kemudian banyak kelompok dari kalangan ulama Salaf dan para imam Khalaf yang menyatakan, bahwasanya tidak dibolehkan khultt' (talak yang diajukan oleh si isteri) kecuali terjadi syiqaq (perselisihan) dan nlJS)ll4Z (kedurhakaan) dari pihak isteri, Maka pada saar itu, bagi suami diperbolehkan unruk menerima fid,),ah (tebusan)_. Dalam h.a} itu, mereka berlap~askw,. pjda firman Allah ~: ~ ..1!1 ; J.h. ~ yf t~ .:J\ '11 t.:;::;. ~ ~1~ ~\J~ \J .:Jf rs:J ~'lJ ,. "Tidak halal bagi kalian mengambil kemliali dan sesuat/; yang telah kalian berikan kepada mereka, keatali kalau keduanyakhawatir tidak akan dapat menjalankan h,tk.ttm· hukum Allah. " Lebih lanjut mereka mengemukakan: "Kbulu' itu tidak disyari'atkan kecuali dalam kondisi seperti ini, sehingga tidak diperbolehkan melakukan khulu' dalam kondisi yang lain kecuali dengan dalil. Karena pada dasamya khulu' iru tidak ada."

Di antara yang berpendapat demikian itu adalah Ibnu 'Abbas, Thawus, Ibrahim, 'Atha', al-Hasan, dan Jumbur Ulama. Sampai Imam Malik dan al'Auza'i mengatakan: "Seandainya suami mengambil suaru tebusan dari isterinya, sedangkan. hal iru memudharatkan pihak isteri, maka ia hams mengembalikannya, dan jatuhlah talaknya sebagai talak raj 'i. " Dan menurut Imam Malik:

"Irulah persoalan yang sering kujumpai menimpa banyak orang."

Dan Imam asy';Syafi'i 1i$; berpendapat bahwa khultt' itu diperbolehkan pada waktu terjadi perseLsihan dan ketika dicapai kesepakatan dengan cara

454

Tafsir lbnu Katsir luz 2

yang lebih baik dan tepat. Dan yang demikian itu merupakan pendapat seluruh sahabatnya.

Ibnu jarir ~ rnenyebutkan bahwa ayat ini rurun berkenaan dengan Tsabit bin Qais bin Syamasy dengan istrinya, Habibah binti 'Abdullah bin Ubay bin Salul. Berikur ini akan kami kemukakan beberapa jalan periwayatan hadits ini dengan berbagai perbedaan lafazhnya,

Dalam kitab al,Muwaththa',. Imam Malik meriwayatkan, dati Habibah binri Sahal al-Anshari, bahwa ia pernah menjadi isteri Tsabir bin Qais bin Syamasy. Ketika itu Rasulullah ~ hendak berangkat mengerjakan shalat Subuh, laIu beliau menemukan Habibah binti Sahal berada di pinrunya pada saat gelap gulita di akhir malam. Maka beliau benanya: "Siapa ini?" Ia menjawab:

"Aku Habibah binti Sahal." "Apa gerangan yang terjadi padamu?" Tanya Rasulullah iii. Habibah menjawab:"Aku bukan isteri Tsabir lagi." Ketika suaminya, Tsabit bin Qais datang, Rasulullah fi pun berkata kepadanya: "Ini adalah Habibah binti Sahal, ia telah menceritakan apa yang menjadi masalahnya." Maka Habibah berkata: "Ya Rasulullah, semua yang ia berikan kepadaku masih berada padaku," Kemudian beliau berkata kepada Tsabit: "Ambillah darinya." Maka ia pun mengambil tebusan darinya dan Habibah pun berkumpul bersama keluarganya (pul.ang ke rumah orang ruanya). Demikian pula diriwayatkan oIeh Imam Ahmad, Abu Dawud dan an-Nasa-l.

Para imam berheda pendapat mengenai apakah boleh bagi seorang suami meminta tebusan kepada isterinya melebihi dari apa yang pernah ia berikan kepadanya. J umhur Ulama membolehkan hal tersebut. Hal itu didasarkan pada keumuman firman Allah~: ~ 4-!c.~1 ~ I:s:fc CLS., ~ ~ "Maka tidak ada dosa atas kedttanya tentang bayarctn yang diberikan oleh isteri unt1~k menebus dirinya. "

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Katsir, Maula59 Ibnu Samurah, bahwa seorang wanita yang melakukan nusy.uz (membangkang terhadap suaminya) dihadapkan kepada 'Umar, Lalu'Umar menyuruhnya agar menginap di sebuah rumah yang banyak sampah, setelah itu wanita tersebut dipanggil, laIu ditanya: "Apa yang engkau rasakan?" Ia menjawab: "Aku tidak memperoleh keten.angan selama hidup bersamanya kecuali malam ini saatengkau menahanku." Kernudian 'Umar berkata kepada suaminya: "Ceraikanlah ia walaupun dengan tebusan antingnya."

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaq, dari Mu'ammar, dari Katsir, hudak Ibnu Samurah, lalu ia menyebutkan matan haditsrersebut seraya menambahkan: "Maka Umar menahannya eli temp at iru selama riga han."

S9 Maula: Bisa berarti budak arau budak yang relah dimerdekakan ataupun majikan atau yang rnernerdekakan budak·pent.

Tafsirlbnu Katsir juz 2

455

Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa 'Utsman membolehkan khultt' dengan tebusan apa saja selain dan kepangan rambumya. Aninya, seorang suami boleh meugambil apa pun yang berada di tangannya, sedikit maupun banyak, dan tidak meninggalkan apa pun kecuali kepangan rambutnya, Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Ibnu 'Umar, Ibnu 'Abbas, Mujahid, 'Ikrimah, Ibrahim an-Nakha-i, Qutaibah bin Dzuwaib, Hasan bin Shalih, dan 'Utsman al-Barti. Dan iru pula yang menjadi peadapat Imam Malik, al-Laitsasy-Syafi'i, Abu Tsaur, serta menjadi pilihan IbnuJarir. Para sahabat Abu Hanifah mengatakan: "[ikaakar masaIah berasaI dari pihak isteri, maka suami boleh mengambil semua yang telah ia berikan. Para sahabat Abu Hanifah juga mengatakan:"Suami boleh mengambil apa yang pernah diberikan kepadanya dan tidak boleh lebih dari iru, Jika pihak suami menuntut tambahan, maka harus lewat pengadilan. Dan jika akar masalah itu berasal dari piliak. suami, maka si suami tidak diperbolehkan mengambil sesuatu apa pun darinya, Jika pihak suami ingin mengambilnya, maka harus lewar pengadilan. "

Imam Ahmad, Abu "Ubaid, dan Ishaq bin Rahawaih mengatakan:

"Suami tidak diperbolehkan mengambil melebihi dari apa yang pernah diberikan kepada isterinya." lui juga merupakan pendapat Sa'id bin Musayyib, 'Atha', 'Amr bin Syu'aib, az-Zuhri, Thawus, al-Hasan al-Bashri, Sya'bi, Hamad bin Abi Sulaiman dan Rabi' bin Anas.

Mu'ammar dan al-Hakam menceritakan bahwa 'Ali pemah mengatakan:

"Suami tidak diperbolehkan mengambil dan isteri yang meminta cerai melebihi apa yang pernah ia berikan kepadanya."

Al-'Auza-i pernah mengemukakan bahwa para hakim tidak memperbolehkan suami mengambiI dari isterinya melebihi apa yang telah ia berikan kepadanya.

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis katakan: "Pendapar iru didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh 'Abdu bin Humaid, dari 'Atha', bahwasanya Nabi ~ membenci seorang suami yang mengambil melebihi dari apa yang pernah ia berikan. ~ Mereka menafsirkan makna ayat:

~ '-! Qb\ ~ ~ C ~ ."jJ , "Maka tidak ada dosa atas .keduanya tentang bayaran yang 'iiibmkan oleh isteri unts]: menebus dirinya, " dengan pengertian dari apa yang telah diherikannya .. Karena ayat itu relah didahului oleh ayat:

(, ~:fc. C ~ ~ ~\ :; J~ \ : .!;~i ~c;,.,; oJ] ~~ ~ :; ~I: ~ \).:.J; J r.SJ ~ YJ ,

£. ., ,:\ ,-. ' . '" <l<Q..b '-'""="

" -

"Tidak halal bagimu mengamhil kembali dan sesuatu yang tetah kamu berikan

kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak dapat menjalankan hukum·hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (sxami isteri) tidak dapat menjalankan hukum·huku.m Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri tmtuk menebus dirinya, "dari pemberian itu.

456

Tafsir lbnu Katsir luz 2

2. AL ~ BAQARAH

Imam asy-Syafi'i mengatakan: "Para sahabat kami berbeda pendapat me-ngenat masalah khulu', lalu Sufyan memberitahu kami, dari Ibnu 'Abbas mengenai seseorang yang menceraikanisterinya dengan talak dua, setelah itu isterinya meminta khulu' darinya, maka ia boleh menikahinya kembali jika ia menghendaki, karena Allah ~ telah berfirman:

til tI' , ... _.. J I t .I~~ , f ...... ..

~l ~ :; ~1~ ~ I~Lf JI .;.sJ J=l "ij JL:..;.l,i ~~ jl J J~lIGjj Jlf; ;JJ\.bJ1 9

... , "" ~ ... ,... " .. ...",.

...... " 'II II' ,I> "'...... -f' f

~ ./J GJ~)Ie; ~I ~J:h. ~;_ ~~I ~ ~ c~ J\j ~I ) J~ l' _:; "i li~ J

.. '" ..-:II\." '" .r _ ". =' .,.... ",_..,. ,..,. iI!I ". I'" ..

~ ~ J~~? ~jj.~ J=.. ~ ~ ~ ~:>lt ~w~ .W_;':lhJI;; ~j\j ~\ )J~

4( 0J~f:! r~ le~; 11 ~J~;:01;) 11 )J:b- ~ ,:l 6. 011;;...1?- 0fT:~:re cc,.

,,~"" ... .. ~ _. .... '

Talak (yang dapat dirujuk) iw dua kali. Setelah itu boleb rujuk lagi dengan cara yang ma 'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuet« dan yang tela.h kamu beri.kankepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak a.kan dapat menjalankan .hukum·hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa etas kedu.anya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk: menebus dirinya.ltttlah hukum-hukum Allah, maka janganlah kam1~ melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum·hukum Allah mereka itulah o rang· orang yang zhalim. Kemudian Jika si suami menalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halallagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain uu menceraikanya, maka tidak ada dose bagi keduanya (bekas suami pertamadan isteri} untuk kawin kembali jika kedu.anya berpendapat .akandapat menjalankan hukum·hukum Allah. Itulah hukum·hukum Allah, diterangkan·Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui. (QS. Al·Baqarah:229·230).

Lebih lanjur Imam asy-Syafi'i menceritakan, Sufyan memberitahu kami dari 'AmI, dari 'Ikrimah, ia mengarakan: "Segala sesuatu yang diselesaikan dengan harta kekayaan itu bukan termasuk talak.'

Diriwayatkan oleh ulama lai.nnya (selain Imam asy-Syafi'i) dari Ibnu 'Abbas, bahwa Thrahim bin Sa'ad bin Abi Waqqash pemah bertanya kepadanya, ia menuturkan: "Ada seseorang yang menceraikan istrinya dengan talak dua, lalu istrinya mengkhulu'nya, apakah boleh ia menikahinya kembali?" Thnu 'Abbas menjawab: "Ya boleh, karena khulu'bukanlah talak. Allah Ta'ala telah menyebutkan talak pada bagian awal dan akhir ayat, sedangkan khulu' berada di antara keduanya. Dengan dernikian, khulu' iru bukanlah sesuatu yang clianggap sebagai talak." Kemudian Ibnu 'Abbas membaca ayar:

4( 0L....::...;..y' ~~ ji dJr !JL:..:.~ JLf'; ~~I 9 dan ayat:

, ,~ ~ ~ .. , ....

... - ". :::, ... ~ ,,~~ '"

~ ~/. GJj ~ ~ ~ u-: ~ ~ )\; y_ill:. 0~ ~

457

Tafsir lbnu Katsir juz 2

Inilah yang men.jadi pendapat Ibnu 'Abbas •• bahwa khultt' ito bukanlab talak m.elainkan hanyalahfasakh (pembatalan nikah). Dan hal ini diriwayatkan pula dan Amirul Mukminin 'Utsman bin 'Affan dan Ibnu 'Umar. Ini juga merupakan pendapat Thawus, 'Ikrimah, Imam Ahmad bin Hanhal, Ishaq bin Rahawaih, Abu Tsaur, Dawud bin 'Ali adz-Dzahiri. Selain itu, ia juga merupakan qau] qadim (pendapat lama) Imam asy-Syafi'i. Dan itulah makna lahiriyah ayat tersebut,

Pendapat lainnya menyatakan bahwa khulu'itu adalah talak be-in, kecuali jika diniati lebih dari iru, Imam Malik meriwayatkan, dari Ummu Bakar aIAslamiyyah, bahwa ia pemah meminta khulu' dari suaminya, 'Abdullah bin Khalid bin Us aid, laIu keduanya mendatangi 'Unman bin 'Affan untuk menanyakan hal itu, laIu 'Utsman menjawab: "Yang demikian itu sudah merupakan talak, kecuali jika ia menyebutkan sesuatu, maka ia tergantung pada apa yang ia sebut." Imam asy-Syafi'i mengatakan: "Aku tidak men genal Jahman {perawi atsar ini)." Dan Imam Ahmad bin Hanbal juga melemahka.n atsar tersebut. Wallahu a 'lam.

Hal senada juga diriwayatkan dari 'Umar, 'Ali, Thnu Mas'ud, dan Ihnu 'Umar. Ini juga merupakan pendapat Sa'id bin Musayyih, al-H as an al-Bashri, 'Atha', Syura'ih, asy-Sya'bi, Ibrahim, Jabir bin Zaid. Juga Imam Malik, Abu Hanifah dan para sahabatnya, ats-Tsauri, aI-'Auza-i, Abu 'Utsman al-Batti, dan qaul jadid (pendapat bam) Imam asy-Syafi'i, Hanya saja para pengikut Imam Abu Hanifab mengatakan bahwa jika orang yang meIakukan khulu' iru bemiat sebagai talak satu, talak dua atau talak secara mutlak, mala yang terjadi adalab ralak saru raj'i dan jika berniat talak: tiga, maka menjadi talak tiga.

Permasalahan:

Imam. Malik, Abu Hanifah, asy-Syafi'i, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawaih, dalam suatu riwayat yang masyhur berpendapat bahwa 'iddah wanita yang khulu' sama dengan 'iddab wanita yang ditalak, yairu tiga quru', jika ia termasuk wanira yang sedang haidh. Hal itu pula yang menjadi pendapat Sa'id bin Musayyib, Sulaiman bin Yasar, 'Urwah, Salim, Abu Salamah, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, Ibnu Syihab, al-Hasan, asy-Sya'bi, Ibrahim an-Nakha-i, Abu Iyadh, Khalas bin 'Umar, Qatadah, Sufyan ats-Tsauri, al-Auza-Lal-Laits bin Sa'ad dan Abul-'Ubaid.

At-Tirmidzi mengatakan: "Ini merupakan pendapat mayoritas ulama dari kalangan Sahabat dan juga yang lainnya. Yang menjadi landasan mereka adalah bahwa khultt' itu adalah talak, sehingga seorang wanita yang meminta khlliJt' harus menjalani 'iddah sebagaimana wanira-wanita yang dieerai suaminya."

Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa wanita yang dikhulu' itu hanya rnenjalani 'iddah satu kali haidh saja untuk memastikan kesucian rahimnya. Dari Rabi' binti Mu'awwidz bin Afra', bahwa ia pernah meminra khulu' pada masa Rasulullah., lalu beliau memerintahkanya -atau diperintahkan- untuk rnenjalani 'iddah dengan satu kali haidh,

458

Tafsir tbnu Katsir luz 2

2. AL ~ BAQARAH

AtA Tirmidzi mengatakan: "Yang shahih adalah (kalimat) bahwa wanita tersebur diperintahkan untuk menjalani 'id-dab se1ama satu kali haidh."

Pennasalaban:

Menurut imam empat madzhab dan juga J umhur Ulama, suami yang mengkhultt'tidak diperbolehkan merujuk isteri yang dikhulu' pada masa 'iddah tanpa adanya keridhaan dari isterinya, karena pada saat itu wanita tersebut telah menguasai (memiliki hak atas) dirinya sendiri melalui tebusan yang telah ia berikan kepadanya. Namun semua ulama bersepakat bahwa si suami boleh menikahi kembali wanita (mantan isterinya) itu pada saat menjalani masa 'iddah.

Pennasalaban:

Apakah si suami boleh menjatuhkan talak lain kepada isteri pada masa 'iddah? Mengenai hal tersebut, terdapat tiga pendapat

Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa si suami itu tidak boleh menjatuhkan talak yang lain, karena siisteri telah memiliki dirinya sendiri dan telah terlepas dari mantan suaminya. Pendapat tersebut dik.emukakan oleh Ibnu 'Abbas, Ibnu az-Zubair, 'Ikrimah, Jabir bin Zaid, al-Hasan al-Bashri, as y-Syafi'i , Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawaih, dan Abu Tsaur.

Kedua, Imam Malik herpendapat: Jika khultt' itu diikuti oleh talak tanpa tenggang waktu di antara keduanya, maka jatuhlah talak, dan jika di antara keduanya (lafadz khul'u' dan talak) si suami diam sebenrar, maka cidak terjadi talak. Ibnu 'Abdul Barr mengatakan: "Pendapat ini menyerupai apa yang diriwayatkan dari 'Utsman "."

Ketiga, bahwa bagaimanapun pada si isteri tersebut telah jatuh talak selama dalam masa 'iddab. Hal ini merupakan pendapat Abu Hanifah dan para sahabatnya, ats-Tsauri dan al-' Auza-i. Juga menjadi pendapat Sa'id bin Musayyib, Syuraih, Thawus, Ibrahim, az-Zuhri, al-Hakim, al-Hakam dan Hamad bin Abi Sulaiman.

Firman-Nya: ~ ;) ~UJi (J> ~j(; 1\ ; Jh. ~ ~J LA J~ ~ 11 ~ J~ ~ 9 "Itulal: hukum·hukum Allah: maka jangaidah kamu melanggamyti Barangsiapa yang melanggar hukum·hukum Allah, mereka itulah orang· orang yang zhalim." Maksudnya, semua syari'at yang telah ditetapkan bagi kalian merupakan batasan-batasan yang diherikan Allah~, maka janganlah kalian melanggarnya. Sebagaimana hal rersebut telah ditegaskan dalam hadits shahih:

.... ;;#' '" '" "" " ",. " ""\ ~

'"jj r ~~ rfj ,w ;:~;"1 '"jj ~I) ;_;')j 'Wj~I;;'1 '"jj \.)jJ.;.. J.;.. 4111 w~ )

~ .... " "J ... '" ,.;, ". J.

( .~ IjlW '"jj 0~?- (.5:l w..J ~~i ~ eLj (Vb§.#J

, ~ ~

Tafsir Ibnu Katsir [uz 2

459

"Sesungguhnya Allah telah menetapkan berbagai batasan, maka janganlah kalian melarnpauinya. Dia pun telah menetapkan berbagai kewajiban, maka janganlah kalian rnenyia-nyiakannya. Dan telah mengharamkan berbagai larangan, maka janganlah kalian melanggarnya. Allah membiarkan banyak hal sebagai rahmat bagi kalian, bukan karena Iupa, maka janganlah kalian menanyakan hal itu.'

Ayat ill juga dijadikan dalil bagi orangMorang yang berpendapat bahwa yang menghimpun (mengucapkan) talak tiga dalam satu ucapan sekaligus adalah haram. Sehagaimana yan.g menjadi pendapat madzhab Maliki dan yang sejalan dengan mereka. Dan menurut mereka yang sunnah adalah menja~an talak sam kali, karena sebagaimana telah difirmankan Allah~: ~ Jt..<"'; ~::Akl\ , "T_.alak. (yang day,tft, dimjuk) it» dua kali: ;' pan setelah itu Allah ~ berfirman:

A. J 1,'1.1 J' '.1.1'1. , ,J, .," -- I~ '''''-.1: ' , J, ',II· }""l l h h k h k

"I:: ,J .r-'~\ ~ .o!,..!J Jij otJJi ~J..I.:- ~ LT'J U»~ _.}U o>lli ~)..I.:- ..!.-u',. . tu a u um- u. urn

Allah; maka jangarilah kam« melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum· hukum Allah, mereka itulah orang·orang yang zhalim. "

.. ~ .... ~ , ~ ... -.. ...

Finnan Allah ~ selanjurnya: ~ ~/ ~ j) ~ J;- ~ LT' ~ rW ~ 2l1i ,

"Kemudian jika si suami menalaknya (sesudah taIak yang kedria), .rriaka perempuan itu tidak halal baginya hingga ia menikah dengan suami yang lain. " Maksudnya, jika seorang suami menceraikan isterinya yang ketiga kalinya, yang sebelumnya ia telah menjatuhkan dua kali talak, maka S1 isteri haram dirujuk oleh si suami rersebut sebelum wanita itu menikah lagi dengan laki-laki lain. Artinya, hingga wanita itu berhubungan badan dengan laki-laki melalui pe.rnikahan yang sah, Jika wanita itu disetubuhi oleh laki-laki lain tanpa melalui proses pernikahan, sekalipun karena perbudak.an, maka mantan suami yang penama tidak boleh merujuk kembali mantan isterinya rersebur, Karena laki-laki itu bukan sebagai suami, Dem:ikian halnya, jika wanita itu sudah menikah kembali dengan lakilaki lain tetapi belum dicampuri oleh sang suami, maka belum halal bagi suami pertama,

Ibnu Jarir rneriwayatkan, dari 'Aisyah ~, bahwasanya ada seorang laki-laki yang menceraikan isterinya dengan talak riga, wanita itu menikah lagi dengan laki-laki lain, kemudian laki-laki itu menceraikannya sebelum menyerubuhinya, lalu ditanyakan kepada RasululIah ~, apakah boleh bagi Duman suaminya yang penama merujuknya kembali? Maka Rasulullah ~ pun bersabda: "Tidak, sehingga ia (suami kedua) itu merasakan madunya (be.rsetubuh) sebagaimana yang telah dirasakan oleh suami pertama." (HR. Al-Bukhari, Muslim dan an-Nasa-L).

Imam Ahmad rneriwayatkan, dati 'Aisyah m, katanya: "Isteri Rifa.'ah al-Quradzi masuk, sedang aku dan Abu Bakar berada di samping Nabilli, lalu ia mengatakan: "Sesungguhnya Rita' ah telah menceraikanku dengan talak tiga, dan 'Abdurrahman bin az-Zubair telah menikahiku. Dan miliknya (kemaluan 'Abdurrahman bin az-Zubairl bagaikan ujung kain jilbab, seraya memegang ujung kain jilbabnya, sedangkan saat itu Khalid bin Sa'id bin al'Ash berada di pintu belum diizinkan masuk, ia berujar; "Hai Abu Bakar,

460

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

tidakkah engkau m.elarang wanita i.ni berbicara blak-blakan di hadapan Nabi ~.» Kemudian Rasulullah tersenyum seraya berkata (kepada bekas isteri Rifa'ah):

"Sepertinya engkau hendak kembali ke Rifa'ah. Tidak boleh, sehingga.engkau merasakan madunya (bersetubuh) dan ia merasakan madumu,"

Demikian pula yang diriwayatkan al-Bukhari, Muslim, dan an-Nasa-i, Sedangkan dalam hadits 'Abdurrazzaq, menurut riwayat Muslim, bahwa Rifa'ah menceraikannya pada kali ketiga. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh jama'ah kecuali Abu Dawud, al-Bukhari, Muslim dan an-Nasa-i,

Penjelasan :

Suami kedua yang dimaksud harus benar-benar suka dan bertujuan untuk hidup berdua selamanya, sebagaimana disyaria'atkan dalam pemikahan. Dan selain iru Imam Malik rnensyaratkan, suami harus menyetubuhi isterinya itu pada saat yang dibenarkan. jika ia menyetubuhinya pada saat istrinya ito sedang menjalankan ihram atau berpuasa atau beri'tikafatau sedang haidh atau nifas, atau pihak suami barunya itu sedang dalam keadaan puasa atau ihram atau sedang i'tikai, maka mantan suami pertama belum diperbolehkan untuk merujuknya. Demikian juga jika suami barunya itu seorang dzimmi (kafir yang hidup di negeri Islam), maka belum diperbolehkan bagi suaminya itu untuk menikahinya karena pemikahan tersebut tidak sah (batal), menurut beliau.

Maksudal-'Usailah dalam hadits Rasulullah ~ ini bukanlah air mani (sperma). Hal itu sebagaimana yang diuraikan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan an-Nasa-l, dan 'Aisyah ~, bahwa Rasulullah A bersabda:

""". !$I.". ""

~ ~\~I ·\."i ( .t ~. ~ ~~ J )

"Ketahuilah, sesungguhnya al- 'Useilah ito berarti jima' (persetubuhan).»

Dan jika suami yang kedua hanya bertujuan untuk menghalalkan wanita itu bagi suami pertama, maka inilah yang disebut mtJhallil (yang menghalalkan) yang mana beberapa hadits telah mencela dan melaknatnya. Dan jika muhallil rnenyatakan maksudnya secara jelasdi d.alam akad, maka batallah pernikahan tersebut. Demikian menurut pendapat Jumhur Ulama.

Beberapa hadits yang berkenaan dengan muballil dan muballal lahu:60

60 MuhaIlil: Orang yang menikah hanya untuk rnenghalalkan seorang wanita bagi mantan S uaminya. -peru.

Muhallal lahu: Suami pertama yang rneminra muhallil melakukan hal itu ataupun SI wanita jika ia yang memintanja:pent.

Tafsir l'bnu Katsir Juz 2

461

"Rasulullah A melaknat wanita yang mentato dan wanita yang minta dibuatkan tato, wanita yang menyambung rambut dan wanita yang minta disambungkan rambutnya, muhallil dan muhallallalm dan orang yang memakan barang riba dan yang memberi makan dengannya."

Kemudian Imam Ahmad, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i juga meriwayatkan dari jalur lain. Dan at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

At-Tirmidzi mengatakan bahwa para ulama dan kalangan Sahabat, di anraranya, 'Umar bin al-Khaththab, 'Utsman bin 'Affan, dan Ibnu 'Umar mengamalkan hal tersebut. lni juga merupakan pendapat parafuqaha' dari kalangan Tabi'in.

Pendapat yang sama juga diriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu 'Abbas.

Dalam kitab al-Mustadrak, al-Hakim meriwayatkan, dari Ibnu 'Umar bin Nafi', dan ayahnya, ia pernah menceritakan:

"" "'" '" ,"'.,. ~ "'" """ ,. .,..,,,

~ ~ 4J (_i ~jF ,u;li ~i:;1 ~ ~J ~ 4Jw ,~ J' J! ~J ~G:- )

... , ~... .I'

IlA ~ L..i' ,4j t~ ~l ~ :JU ,Jj~ ~ jA ,~~ ~ t.o o;!~

, ,.. " .".,.... ~ .,. .,..,." ,.

( .f3 .iii! J~j ~ Js. ~~

, ,

"Ada seseorang yang darang kepada Ibnu 'Umar dan menanyakan tentang seseorang yang menceraikan isterinya dengan talak riga, lalu wanita itu dinikahi oleh saudaranya sendiri tanpa adanya kesepakatan darinya, supaya dengan demikian menjadi halal bagi saudaranya. Bolehkah bagi mantan suami pertama itu menikahinya kembali?" Maka Ibnu 'Umar pun menjawab: "Tidak, kecuali nikah yang didasarkan karena keinginan, Dan kami mengkategorikan hal iru sebagai perzinaan pada masa Rasulullah A." Kemudian ia mengatakan bahwa hadits ini berisnad shahih, tetapi al-Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.

Firman Allah Ta'ala: II{ ''6;iL .J~' ''Kemudian jika ia menceraikarmya," maksudnra suami Y<l9-g kedua, setela1i bercampur dengannya:

II{ t;.;..1j,! l.ll 1:@:lp C G.. )I.t , ''Maka tidak ada dosa bagi keduanya untuk menikah kembali, "yairu wanita tersebut dengan suami pertama.

II{ 11 ; J~ ~ l.lf ti. l.ll , "jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan tmkum-hukum Allali. " Artinya jika keduanya dapat bermu 'asyarab (berkeluarga) dengan baik. Mujahid mengatakan: "[ika k,eduanya beranggapan bahwa pernikahan mereka berdua itu bukan palsu." 4f. .:ill ~ J~ ~ J , "Itulab hukum-hukum Allah," maksudnya syari'at dan keteniuan-ketentuan-Nya. II{ ~)~f~l i~ 18~~' "Diterangkan-Nya kepada kaum yang mau mengetahui."

~ ,

Para ulama masih berbeda pendapat mengenai permasalahan, jika seorang suami menceraikan isterinya dengan talak dua kemudian meninggalkannya hingga ia selesai menjalani 'iddahnya, setelah iru ia menikah dengan laki-

462

Tafsir Ibnu Katsir Juz2

laki lain dan sudah bercampur dengannya., lalu diceraikan kembali oleh lakilaki tersebut, dan setelah selesai menjaIani 'iddahnya, suaminya yang pertama menikahinya kembali. Apakah kembalinya itu berikut jumlah talak yang pernah dia jatuhkan sebagaimana pendapat Imam Malik, asy·Syafi'i dan Ahmad bin Hanbal, dan juga pendapat para Sahabar t$" ataukah suami yang kedua itu telah menghapuskan jumlah talak yang pem.ah dia jatuhkan sehingga ia kembali memiliki jatah talak tiga kali 1agi, sebagaimana pendapat Abu Hanifah dan para sahabatnya. Alasan Abu Hanifah dan para sahabatnya itu adalah jika suami yang kedua dapat menghapuskan keberadaan talak tiga, tentu peng~ hapusan talak di bawah riga itu lebih utama, Wallahu a 'lam.

Apabila kamu menta.lak isteri-istetimu, lalu mereka mendekati akhir 'iddabnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang maJruj, atau ceraikanlab mereka dengan cara yang ma'ru] (pula). Janganlah kamu ruju.ki mereka umuk memberi kemadbaratan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telab berbuat zhalim terbadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan buhum-bukum Allah sebagai permainan, dan ingatlah nikmat Allahkepadamu dan apa yang telab diturunkan Allah kepadamu yaitu al-Kitab dan al-Hikmab. Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan~Nya its. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah babwasanya Allah Mabamengetahui segala sesuatu. (QS. 2:231)

Ini merupakan perintah Allah £ kepada kawn Iaki-Iaki jika ia menceraikan salah seorang dari isterinya deugan talak raj'i, maka ia (si suami) hams menyelesaikan urusan ini dengan balk, yairu pada saar ia (si isteri) sudah menyelesaikan masa 'iddahnya dan yang tinggal hanyalah sisa waktu yang

Talslr lbnu Katsi!r Juz 2

463

memungkinkan baginya. untuk merujuknya, maka ketika iru ia (suami) boleh menahannya, yaitu mengembalikan si isteri ke dalam ikatan pernikahannya dengan cara yang ma'ruf, Maksudnya, dia harus mempersaksikan rujuknya itu kepada orang lain dan berniat menggaulinya dengan baik. Atau ia boleh menceraikannya. Yaitu membiarkannya hingga 'iddahnya selesai dan mengeluarkannya dari rumahnya dengan cara yang balk, tanpa adanya pertikaian, perkelahian dansaling mencaci moo. Dan Allah T a' ala berfirman:

t€ IJ'I::':J I~I~ ~.f-'-1 "1) t ''1ang_an~~ kf~ia.n merttjl~ki mereka untuk memberi keml~dharatan, » inaka ~. :: Ai (J1 :w ;!JJj J...oi'yj , "Barangsiapa berbuai demikian, maka sungguh ia telab berbuat ihalim terhadap dirinya sendiri. "Y aitu dengan melanggar perintah Allah ~.

Firman Allah Ta'ala: ~ Ijy, .11 uLiI; 1).,.Jf '1j , '7anganlah .kamujadi· kan hllkum·hukum Allah sebagai p€mnainan. "~al-Hasan al-Bashri, Qatadah, 'Atha' al-Khurasani, Rabi' bin Anas, dan Muqatil bin Hayyan mengatak.an:

"Yaitu seorang suami yang menceraikan isterinya seraya berucap: "Aku hanya main-main .. " Atau memerdekakan budak atau menikah dengan mengatakan:

"Aku hanya main-main". Maka Allah Ta'ala pun menurunkan firman-Nya: ~ Ij~ 11 ..;...~I; 1)...2 ~j , '7anganlah kamu jadikan hukum·hukum Allah sebagai permainan." Maka dengan demikian Allah Ta'ala memastikan hal tersebut (hal di atas tadi dinyatakan sah).

Ibnu Mardawaih meriwayatkan, dari Mujahid, dari Ihnu 'Abbas, ia menceritakan: "Ada seseorang y.ang menceraikan istrinya dengan main-main dan tidak bermaksud t¥ak yang sebenarnya, maka Allah menurunkan firmanNya: 4{ IJj._.l. ~I ol!l~ IJW "1j , 7anganlah kamu jadikan hu.kum-hukum Allah sebagai permainan. "Kemudian Rasulullah ~ mengharuskan talak baginya .. "~"

Berkenaan dengan hal ini,ada sebuah hadits yang sangat masyhur diriwayatkan oleh Abu Dawud, at-Tirmidz.i, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah ess, ia menceritakan bahwa Rasulullah ~ bersabda:

~~CII '"'. ,J. ...... l'II _ ~ I r::='t , ~.).1o .... .,." ~,,~ ""_ <. ~

( .oI.A.?:"::,ll) ,J')I.klIJ 'c.~1 :~ ~jA) ~ ~~ ,(;J"iJ)

"Ada riga perkara yang bersungguh-sungguhnya dianggap sungguh-sungguh dan main-mainnya pun dianggap sungguh-sungguh, yaitu nikah, talak dan rujuk .. "

Menurut at-Tirmidzi, "Hadits tersebut hasan gharib." Dan firman .Allah:

J'.... ..._ ), 0

~ ~ ~I ~- :;.; IJ)'jlj, "Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu, "yaitu berupa

pengutusan R,asul-Nya _depg~ membawa petunjuk dan penjelasan kepada kalian. ~ ~I) y\5J1 .0.: ~ Jj;iL::j , ''Dan apa yang telah diturunlean ,A)lah kepadamu yaitu i/-Kitab (al·Qur-an)dan al-Hikmab, " yaitu sunnah. ~ .ol! ~ , ''Allah memberi. pengajaran kepadamtt dengan apa yang ditttrunkan.'Nya uu." Maksudnya, Dia telah menurunkan perintahdan larangan serta memberikan

.... Dha'if, sanadnya dha'if .. -ed,

464

Tafsir lilnu Katsir JUI 2

2. AL ~ BAQARAH

.., I

ancaman kepada kalian atas perbuatan dosa. t€ "»1 I_,Z'I) ~ "Dan bertakwalah

kepada Allah, JJ dengan menjalankan perintah dan menjahui larangan-Nya.

~ ~. r-;}- jS::,. J,I ji 1;.Ii:(, 9 ('Dan ketahuilah, bahwasanya Allah Mahamengetahut /egala sesuatu. JJ Sehingga tidak ada suatu perkara pun yang tersembunyi dari-Nya dari seluruh urusan kalian baik yang rahasia ataupun yang terang-terangan. Dan Allah £ akan memberikan balasan kepada kalian atas semua rtu,

Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu babis masa 'iddabnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lag; dengan calon suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulab yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah Mabamengetabui, sedang kamu tidak mengetabui. (QS.2:232)

'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas: "Ayat ini diturunkan berkenaan dengan seseorang yang mentalak isterinya dengan talak satu atau dua, kemudian istrinya menjalani 'iddahnya hingga selesai. Setelah itu terfikir olehnya keinginan untuk menikahi dan merujuknya kembali. Maka si wanita itu pun mau menerima, tetapi para walinya melarang hal itu. Lalu Allah Ta'ala melarang mereka menghalang-halanginya. Hal yang sama juga diriwayatkan dari aI-'Aufi, dari 'Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu 'Abbas pula.

Demikian juga yang dikatakan Masruq, Ibrahim an-Nakha'i, az-Zuhri, dan adh-Dhahhak, bahwa ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan peristiwa tersebur. Dan mereka pun berkara: "Inilah zhahir (makna yang tampak jelas) dari ayat tersebut."

Dalarn ayat tersebut terdapat dalil yang menunjukkan bahwa, seorang wanita tidak mempunyai kekuasaan untuk menikahkan dirinya sendiri, tetapi harus ada wali baginya dalarn pemikahan. Sebagaimana yang dikatakan oleh

,

Tafsir Ibnu Katsir [uz 2

465

At- Tirmidzi dan Ibnu J arir berkenaan denganayat ini, Seperti yang terkandung dalam hadits berikut ini:

( ,Li' ~r c.jjJ ~1 ~ ~1j!1 ~~ "f'-i; ~i;.il [_j) ~J,if;.i\ ~i;.i\ [_j) ~ )

"Seseorang wanita tidak dapar menikahkao waoita lain, dan tidak pula menikahkan dirinya sendiri, Sesungguhnya. waoita pezinalah yang menikahkan

.l~ , .. diri ,,61 .

wnnya sen 1.

Dalam hadits yang lain juga disebutkan:

( .J~ ~:al_--'~'J ,~-;:;y~! t~ ~)

~ .. ~, ,~, ,

"Tidak ada nikah melainkan dengan seorang wali, yang dapat memberi petunjuk, dan dua saksi yang adil,,62

Ada juga yang meriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ma'qil bin Yasar al-Muzani dan saudara puterinya, Al-Bukhari meri wayatkan dari al- Hasan bahwa saudara puteri Ma' qil bin Yasar relah dicerai oleh suaminya, lalu ia meninggalkannya hin.gga isterinya itu menyelesaikan masa 'iddahnya, kemudian ia melamarnya kembali, tetapi Ma'qil bin Yasar menolaknya. Maka turunlah ayat: ~ ~IJjf ~ ~r :;. )'a:; )Ij ,''M1ka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kaw.in [agi dengan calon suaminya."

Demikianlah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, at-Tirrnidzi, dan Ibnu Majah. Dan hadits tersebut dishahihkan oleh at-Tirmidzi, dan lafadznya berasal dari Ma'qil bin Yasar, bahwasanya ia pernah menikahkan saudara perempuannya dengan seseerang dari kalangan kaum muslimin pada masa Rasulullah lD. Maka hiduplah ia bersama suaminya ita, lalu ia menceraikannya dengan talak satu, dan ia tidak merujuknya kembali hingga wanita ire men.yelesaikan'iddahnya. Tetapi suaminya itu ternyata masih mencintainya, dan 5i wanita pun masih mencintai bekas suaminya, kemudian ia melamarn.ya kembali. Ma'qil pun berkata kepadanya: "Hai si dungu anak orang dungu,aku telah menghormatimu dan menik.ahkanmu dengannya, tetapi engkau malah menceraikannya. Demi Allah, ia tidak akan pemah kembali kepadamu untuk. selamanya hingga akhir hayatmu." Dan Allah ~ mengetahui hajat laki-laki pada mantan isterinya tersebut dan hajat wanita iru pada mantan suaminya. Maka Allah pun menurunkan firman-Nya:

, III, "', _ r f.J , ....... ...., ,.r...... ... AII .... ,#F

~~ ~ J~L, I' 6~; 1:":'1) b~ ~IJjI ~ ,)\ :; F :>Ii. ~I ~ ~ L..:..J\ ~ b~J 9

4( ;))~ I:; ~ ;J;IJ ~ ~'J ~rJ ;J:i J'jf ~I~ :C ~i r)IJ ~L~ ~j; ~ JtS- ,;. ~ ~ _,;

61 Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan ad-Daraquthni dengan syarat Syaikhani (AIBukhari dan Muslim).

62 Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Imam at-Tirmidzi dengan sanad Hasan. Juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan asy-syaikhani dengan lafazh keduanya.

466

Tafsir IbnuKatsir luz 2

Maka ketika Ma'qil bin Yasar mendengarnya, maka ia pun berkata: "Aku mendengar dan mentaati Rabb-ku." Setelah itu Ma'qil memanggillaki-Iaki tersebut seraya berkata: "Aku nikahkan engkau kembali dan aku hormati engkau." Sedangkan Ibnu Mardawaih menambahkan: "Dan aku akan mernbayar kafarat atas sumpah yang telah kuucapkan," Wallahu a 'lam.

Dan Firman Allah £: <€.r yi i:;.iIJ 1" ::./'; rL 0tS- ,;. ~ ~;. ~~ ~ "ftulah yang dinasihatkan kepada orang.orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari akhir. "Maksudnya, inilah yang Kami (Allah) larang, yaitu tindakan para wall menghalangi pernikahan wanita dengan calon suaminya, jika masing-masing dari keduan ya sudah saling meridhai dengan cara yang ma'ruf, hendaknya diraati, diperhatikan dan diikuti.

I , _

~ ~ 0L...S"" ,y , "Kepada orang-orang di antara kam«," hai sekalian

manusia, <€ ~ yi r:;.iIJ 1~ ::.,.:;. ~ "Yang beriman kepada Allah dan han akhir. >J Artinya, beriman kepaaa- syari'at Allah, takut akan ancaman dan adzab Allah T a' ala di akhirat kelak serta mengimani akan adanya pahala di sana.

<€ fil,i:J rkJ J"ji ~\~ , "Yang demikian in« lebih baik bagimu dan lebih suci. J> Maksudnya ketaatan kalian pada syari'at Allah £ dengan mengembalikan wanira yang ada (ikatan) perwaliannya (denganmu) kepada mantan suaminya dan tidak menghalanginya adalah lebih baik bagi kalian dan Iebih suci bagi hati kalian.

, J,

~ ~ ..1!\J , "Allah Mahameng"etaqui; " Y aitu kebaikan yang terdapat

dalam perintah dan larangan-Nya. <€ 0~ "i ;J;i:J , "Sedang kamu tidak mengetahui. JJ Yakni kebaikan yang terdapat pada apa yang kalian kerjakan dan tinggalkan.

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

467

468

Para ibu hendaklah menyusukan anak-an.aknya selamadua tabun penJlh, yaitu bagiyang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewa/iban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan carayang maJruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknyadanjuga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewaftban demikian. Apabila keduanyaingin menyapih (sebelum dua tabun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas kedu.a.nya, Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, m«ka tidak ada dosa bagimu hila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah babuia Allah Mabamelihat apa yang kamu kerjakan. (QS. 2:233)

Ini adalab bimbingan dati Allah Ta'ala bagi para ibu supaya mereka menyusui anak-anaknya dengan sempurna, yaitu dua tahun penuh. Dan setelah itu tidak ada Iagi penyusuan. Oleh karen a itu, Allah Ta'ala berfirman: ~ ~C.JI ;...:; ,;} ;'~f:;.:' "Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan:"

Kebanyakan para imam berpendapat bahwa penyusuan yang kurang dati dua tabun menyebabkan pengharaman menik.ah. Jadi, apabila ada bayi yang berusia lebih dari dua tahun masih menyusu, maka yang demikian itu tidak menyebabkan haramnya nikah (dengan saudara sesusuan),

Hal itu diperkuat dengan apa yang diriwayatkan oleh ad-Daraquthni, dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah &i bersahda:

,or·.::.. i, 0 • QL..5 L4 ~'\' \ ~._." I\~. ~~, ~~,

( .~.r-' ~~; ~ -- J' ~ ~J:ot.u )

"Penyusuan tidak mengharamkan pemikahan, kecuali yang dilakukan kurang dari dua tah un.'

Kemudian ad-Daraquthni mengatakan: "Hadits tersebut tidak disandarkan pada Ibnu 'Uyainah kecuali oleh al-Haitsam bin jamil, dan ia adalah seorang yang dapatdipercaya dan seorang hafizh. "

Berkenaan dengan hal ini, penulis (Ibnu Katsir) katakan: "Hadits ini terdapar dalam kitab al-Muwattha', Imam Malik meriwayatkan dari Tsaur bin Yazid, dari Ibn u 'Abbas, secara mar/u'. Juga diriwayatkan oleh ad- Darawardi dari Tsaur, dari'Ikrimah, dati Ibnu 'Abbas, dan ia menambahkan:

"Dan penyusuan setelah dua rahun iru tidak mempunyai pengaruh apa pun."

Makna yang terkandung dalam hadits ini menjadi lebih sempurna dengan adanya firman Allah~: ~ J '_f::;.\ .:,i ~~.j ~~)' "Dan menyapih· nya clalam dua tahun. Bersyuk14rlah kepada.Ku:" (QS. Luqman: 14). Dia juga

TafSirlbnu Katsir .Juz 2

, J"., ~ J

berfirman, ~ \~ ,j;)l:; ~L...:~(, 4l:..;..j ~ "Mengandttngnya sampai menyapihnya

adalah tiga puluh bulan." (QS. Al-Ahqaaf: 15).

Pendapat yang menyatakan bahwa penyusuan setelah dua tahun itu, tidak menjadikan mahram diriwayatkan dari 'Ali bin Ahi Thalib, Thnu 'Abbas, Ibnu Mas'ud, Jabir, Abu Hurairah, Ibnu 'Umar, Ummu Salamah, Sa'id bin Musayyab, 'Atha' dan jumhur ulama. Ini juga merupakan pendapat Imam asySyafi'i, Imam Ahmad, Ishaq, ats-Tsauri, Abu Yusuf, Muhammad, dan Malik. Sedangkan Abu Hanifah mengarakan: "Yaitu dna tahun enam bulan."

Imam Malik berpendapat, jika seorang bayi disapih kurang dari dua rabun, lalu ada wanita lain menyusuinya, maka yang dem.ikian itu ridak menjadikan mahram, karena penyusuan itu berkedudukan sarna dengan makanan. Hal ini diriwayatkan dari al-'Auza-i. Dan diriwayatkan pula dari 'Umar bin al-Khaththab dan 'Ali bin Abi Thalib, keduanya mengatakan: "Tidak ada penyusuan setelah penyapihan." Kemungkinan yang dimaksudkan oleh keduanya adalah setelah dua tahun, Hal itu sama seperti pendapat jumhur ulama, baik (bagi anak) yang disapih ataupun tidak .. Dan mungkin yang dimaksud oleh 'Umar bin al-Khaththab dan 'Ali bin Abi Thalib ~ adaIah perbuatannya, seperti yang menjadi pendapat Imam Malik. Wallahu a 'lam.

Dalam kitab Shahihain (al-Bukhari dan Muslim) juga telah diriwayarkan sebuah hadits, dari 'Aisyah ., ia berpendapat bahwasanya penyusuan anak yang sudah besar berpengaruh dalarn kemahraman. Yang demikian itu juga merupakan pendapat 'Atha' bin Abi Rabah, al-Laits bin Saad. Dan 'Aisyah u memerintahkan beberapa wanira unruk menyusui laki-laki. Dalam hal itu 'Aisyah berlandaskan pada hadits Salim, budak Abu Hudzaifah, di mana Rasulullah fii mernerintahkan isteri Abu Hudzaifah untuk menyusui Salim, padahal ia sudah besar. Salim masuk ke rumah istri Abu Hudzaifah untuk menyusu. Namun para istri Nabi ~ menolak hal itu, dan mereka berpendapat bahwa hal itu termasuk pengecualian. Yang demikian iru merupakan pendapat Jumhur Ulama. Dan yang menjadi landasan Jumhur Ularna, yaitu empat imam madzhab, rujuh orang ahli fiqih, para sahabat mama dan seluruh isteri RasulullahA kecuali • Aisyah ~, adalah hadits yang telahditegaskan dalam kirab Shahihain, dari 'Aisyah g, bahwa Rasulullah Ji\ bersabda:

ill' ~ , .....1 .... .J .J

( .. JS.\_~t_~.lI ~ JS.U)I I.:J~ <:.~IF! ~ ujl;J1 )

.,. ", ".,;

"Perhatikanlah oleh kalian (kaum wanita) saudara-saudara kalian itu! Sesungguhnya penyusuan itu karen a kelaparan (pada masa bayi}." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Mengenai masalah penyusuan dan hal-hal yang berkenaan dengan penyusuan orang besar akan diuraikan lebih lanjut pada pembahasan surat

, ,. " , ... r.

aa-Nisaa' yang berbunyi: ~ ~~I tr"JUI (.5J~\J ~ "Dan ibu-ibu kalian yang

menyusui kalian." (QS. An-Nisaa': 23). -

Tafsir Ibnu Kalsir Iuz 2

469

D f· .. Allah ~;;;: A. J -: .. il.. '.' ,! .... (" ~ '~'. j .:.i·' 11 f;._'). "V n k - an .1rman .. _.. 8'ii "( Jr--' . U+' Y"""' J ~.») .r _,...... ~ J )" a. e

wajiban .ayah memberi makan Jan pakaian kepada para-ibu dengan cara yang ma'ruj" Maksudnya, seorang bapak berkewajiban memberikan nafkah dan pakaian kepada ibu bayi yang menyusui dengan cara yang ma'ruf, yaitu yang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku bagi mereka di negeri mereka masingmasing dengan ridak berlebih-lebihan atau juga terlampau kurang, sesuai dengan kemampuan dan kemudahan yang dimiliki oleh bapak si hayi, Sebagaimana firman Allah ~:

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memherikan kelapangan sesudah kesempitan." (QS. Ath-Thalaaq: 7).

Adh-Dhahhak mengatakan: "[ika seseorang menceraikan isterinya, dan ia mernperoleh anak dan isterinya tersebut, Ialu mantan isterinya itu menyusui anaknya, maka. sebagai bapak ia berkewajiban rnemberikan nafkah dan pakaian kepada mantan isterinya tersebut dengan cara yang ma'ruf."

Dan firman-Nya lebih lanjut: 4{ v..J~ ~JJIJ ~La1 ~ , "Janganlah seo rang ibu menderita kesengsaraan karena anaknYa.'" Y aitu si ibu memberikan anaknya kepada bapaknya dengan maksud untuk menyusahkan bapaknya dalam mengasuhnya. Tetapi si ibu tadi tidak boleh menyerahkan bayinya iru ketika barn melahirkannya hingga ia menyusuinya karena seringkali bayi tidak dapat bertahan hidup bila tidak menyusunya. Kemudian setelah masa penyusuan itu selesai, ia boleh menyerahkan bayi tersebut, jika ia menghendaki. Tetapi jika hal itu menyusahkan bapaknya, maka ia tidak boleh menyerahkan bayi itu kepadanya, sebagaimana si bapak tidak boleh merebut bayi tersebut dari ibunya dengantujuan, untuk membuatnya sengsara. Oleh karena itu, Allah berfirman: ~ ~JJy':LI ~_,Jy '}J , "Dan jangan pul« seDrang ayah -menderita kesengsaraan- karena anaknya,. "Y akni si bapak berkeinginan untuk merebut anaknya dan isterinya dengan tujuan untuk menyakitinya,

Demikianlah yang dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, adh-Dahhak, azZuhri, as-Suddi, ats-Tsauri, serta Ibnu Zaid, dan yang lainnya ..

Firman Allah Ta'ala herikutnya: ~ dl~ ~ ..:_,)) ~J , 'Van warn pt/.n berkewajiban demikian. >J Ada yang mengatakan, tidak boleh menimpakan madharat kepada kerabatnya. Demikian dikarakan oleh Mujahid, asy-Sya'bi, dan adh-Dhahhak. Ada juga yang mengatakan, kepada ahli waris diwajibkan pula seperti yang diwajibkan kepada bapak anak itu, Yaitu memberi nafkah kepada ibu si bayi serta memenuhi semua hak-haknya serta tidak mencelaka-

470

fafsir Ibnu Katsir Juz 2

2. AL ~ BAQARAH

kannya. Demikan pendapat jumhur ulama. Yang demikian itu telah bahas panjang lebar oleh Ibnu Jarir dalam tafsimya, Ayat itu juga dijadikan dalil oleh para pengikut madzhab Hanafi dan Hanbali yang mewajibkan pemberian nafkah kepada kaum. kerabat, sebagian atas sebagian yang lain .. Dan pendapat ini juga diriwayatkan, dari'Umar bin al-Khatthah. dan Jumhur mama Salaf.

Dan disebutkan pula bahwa penyusuan setelah dua tahun mungkin akan membahayakan si anak, baik terhadap badan maupun otaknya.

Dan firman-Nya selanjutnya:

~1:6:fc C~ ~ )JG.fJ I: e!: .)o1).J- ~~ 1;I)r0~ ~"A pabila keduanya ingin. menyapih (sebelum dua tahuri) dengan kerelaan kiduanya dan pem11l-syawaratan, maka tidak ada dosa bagi .keduanya. "Maksudnya, jika kedua orang tua si bayi itu, baik: bapak maupun ibu relah sepakat unruk. menyapibnya sebelum. masa dua rahun dan keduanya melihat adanya kebaikan dalam hal iru bagi si bayi, lalu keduanya bermusyawarah dan mengambil kesepakatan, maka tidak ada dosa bagi keduanya. Tetapi keputusan itu tidak cukup jika hanya berasal dari salah satu pihak saja (bapak ataupun ibu). dan salah satu pihak tidak boleh memaksakan hal itu tanpa adanya musyawarah dengan pihak lainnya. Demikian dikatakan oleh ats-Tsauri dan ulama lainnya.

Hal ini merupakan tindakan kehati-hatian terhadap anak dan keharusan memperhatikan masalahanak. Anak merupakan rahmat dari Allah ~ bagi hamba-hamba-Nya, di mana Dia mengingatkan kedua orang tua untuk senantiasa memperhatikan pemeliharaan anak-anak mereka serta membimbing keduanya kepada kebaikan mereka berdua dan juga anak-anaknya, Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta'ala dalam surat ath-Thalaq berikut ini: ~ lS/:-i j ~~ ;.:;>~ 01) J J;':' ~IJ~) ;}j;,.( J.;'W ;J:J :;.:.o.~f j~ , "Dan jika merekd. menyusui (atiale.anak}mtt tmtitkmu, maka berikanlah kepaila mereea upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamtt (segala sesuatu], dengan baik. Dan jika kam« menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya~" (QS. Ath-Thalaaq: 6).

Dan firman-Nya, , _ . - - , _ f r ~ <'

~ J J~4 ~I~ t ~ b1 ~ C ~ ~ rs-;)lj I~:'::'; 01 ;';~jl L{' 1- "D an jika karrm iniin anak mu dlsusukan oleh orang lain, ' maka tidak ada dosa bagimu jika kamu memberikan pembayaran menurut apa yang pawt. " Maksudnya, jika bapak. dan ibu si bayi itu telab. sepakat untuk menyusukan anaknya kepada orang lain karena suatu alasan, baik dari pihak si bapak maupun si ibu, maka tidak ada dosa bagi keduanya atas penyerahan bayi mereka. Dan bukan suatu kewajiban bagi pihak bapak untuk memenuhi permintaan penyerahan bayi itu (untuk disusui wanita lain) apabila ia telah rnenyerahkan upahnya yang terdahulu dengan cara yang paling baik, lalu si bayi disusukan wanita lain dengan upah tersebut dengan cara yang ma'ruf. Demikian yang dikarakan oleh banyak ulama.

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

471

Dan firman Allah ~: ~ 11 l;'iJ , "Bertakwalah kepada A/lab, "dalam segala hal dan keadaan kalian. ~ ~ ~i.:~ L..; 11 ~i I~IJ" "Dan ket.ahuilah bahwa Allah Mahamelihat apa yang kamu kerjakan. " Artinya, tidak ada sesuaru pun yang tersembunyi dari-Nya, baik yang berupa keadaan maupun ucapan kalian.

Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (henda.klah para isteri itu) menangguhkan dirinya {ber'iddab} empat bulan sepulub bari. Kemudian apabila telab babis masa 'iddabnya, maka tiada dosa bagimu(para wali) membiarkan mereka berbuat terbadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (QS.2:234)

Ini merupakan perintah Allah ~ bagi kaum wanita yang ditioggal mati oleh suaminya, yaitu hendaklah mereka menjalani masa 'iddah selama empat bulan sepuluh hari. Dan menurut ketetapan ijma', ketenruan iru berlaku bagi isteri yang sudah dicampuri maupun yang belum dicampuri. Yang menjadi sandaran berlakunya ketentuan ini bagi wanita yang belum dicampuri adalah pengertian umum dari ayat dan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan para penulis buku as-Sunan, dan yang dishahilikan oleh Imam at- Tirmidzi:

Bahwasanya Ibnu Mas'ud pernah ditanya mengenai seorang Iaki-laki yang menikahi seorang wanita, lalu ia meninggal sebelum sempat bercampur dengannya dan belum menyerahkan kepadanya mahar yang menjadi kewajibannya. Kemudian orang-orang berulang kalidatang untuk mempert.anyakan hal iru kepadanya. Maka Ibnu Mas'ud berkata: "Aku akan jawab berdasarkan pendaparku sendiri, jika benar, maka demikian berasal dari Allah ~, dan jika salah, maka hal itu berasal dari diriku sendiri dan syaitan, sedangkan Allah dan Rasul-Nya terlepas dati kesalahan tersebur. Yaitu, wanira itu berhak menerima mahar secara penuh." Sedangkan dalam lafazh yang lain juga dikatakan: "Baginya mahar seperti yang diberikan kepada wanita semisalnya .. Tidak boleh kurang atau lebih, serta berlaku pula baginya 'iddab dan menerima waris." Kemudian Ma'qil bin Yasar al-Asyja'i berdiri seraya berujar: "Aku

472

Tafsir J'bnu Katsir juz 2

pernah mendengar Rasulu11ah. memutuskan masalah Burn' binti Wasyiq dengan ketentuan tersebut." Mendengar hal itu, 'Abdullah bin Mas'ud pun gembira sekali.

Dan dalam riwayat yang lain disebutkan, maka orang-orang dari kabilah Asyja' berdiri seraya berucap: "Kami bersaksi bahwa Rasulullah • mernutuskan demikian dalam kasus Buru' bin Wasyiq."

Tidak dikecualikan dari ketentuan tersebut selain isteri yang ditinggal mati suaminya ketika ia sedang hamil. Maka 'iddahnya adalah sampai ia melahirkan. Hal itu didasarkan pada keumuman firman Allah Ta'ala:

~ ~ ;;.~.a; 0f :);..f JL....:;... \ri Q~'IJ 1- ''Dan wan ita-wan ita yang hamil, waktu iddahnya mereka itu adalah sampai mereka melahirkan." (QS. Ath-Thalaq: 4).

Sedangkan Ibnu 'Abbas berpendapat, bahwa wanita yang ditinggal mati suaminya dalam keadaan hamil hams menunggu dalam masa yang lebih panjang dari dua macam masa 'iddah yairu; antara masa melahirkan, atau empat bulan sepuluh han. Hal itu didasarkan pada pemaduan antara kedua ayat di atas. Yang demikian itu merupakan pendapat yang baik dan kuat yang diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan dari Subai'ah al-Aslamiyyah yang disebutkan dalam Kirab Shahihain (al-Bukhari dan Muslim) dari beberapa jalan: "Bahwa Subai'ah ditinggal mati suaminya yang bernama Sa'ad bin Khaulah sedang ia dalam keadaan hamil. Dan tidak lama setelah suaminya meninggal, ia pun melahirkan."

Dalam riwayat yang lain disebutkan, maka ia pun melahirkan beberapa malam setelah suaminya meninggal. Setelah nifasnya mengering, ia pun berdandan untuk menyambut pelamar. Maka datanglah Abu Sanabil bin Ba'kak menemuinya dan berkata kepadanya: "Aku melihat engkau berdandan apa mungkin engkau berkeinginan untuk menikah? Demi Allah, engkau tidak boleh menikah sebelum empat bulan sepuluh hari berlalu." Subai'ah berkata:

"Setelah Abu Sanabil mengatakan hal itu kepadaku, maka sore harinya aku langsung mengemasi pakaianku kemudian pergi menemui Rasulullah A dan kutanyakan hal itu kepada beliau, maka beliau memberikan fatwa kepadaku bahwa aku boleh menikah sejak aku melahirkan. Dan beliau menyuruhku menikah, jika aku mall."

Abu 'Umar bin 'Abdul Barr mengatakan: "Telah diriwayatkan bahwa Ibnu 'Abbas telah (meralat pendapatnya dan) kembali kepada hadits Subai'ah, ketika ia disanggah dengan hadirs ini. Yang membuktikan kebenaran hal ini ialah bahwa para Sahabat pun memberikan fatwa dengan hadits Subai'ah, sebagaimana yang menjadi pendapat para ulama."

Dalam hal ini dikecualikan bagi isteri yang berasal dari budak, di mana 'iddah budak wanita itu setengah dari 'iddahnya wanita merdeka, yaitu dua bulan lima hari. Demikian menurut pendapat jumhur ulama, karena ia mendapat ketenruan setengah dan wanita merdeka dalam perkara yang menyangkut

Tafsir Ibnu Katsir Juz 2

473

had (hukum pidana), maka dalam'iddah pun ia mendapatkan ketentuan setengah pula.

Thawus dan Qatadah mengemukakan::"1ddah seorang ibu (dari kalangan budak) yang ditinggal mati tuannya adalah seteagah dari 'iddah wanita merdeka, yaitu dua bulan lima hari."

Sedangkan Abu Hanifah dan para sahabatnyaats-Tsauri, al-Hasan bin Shalih bin Huyay mengatakan: "Ia hams menjalani 'iddah dengan tiga. kali haidh." Yang demikian itu juga merupakan pendapat.Ali, Ibau Mas'ud, 'Atha', Ibrahim an-Nakha-i, Sedangkan Imam Malik, asy-Syafi'i, dan Ahmad berpendapat:"'lddahnya adalah satu kali haidh." Pendapat terakhir ini juga dikemukakan oleh Ibnu 'Umar, asy-Sya'bi, Makhul, al-Laits, Abu 'Ubaid, Abu Tsaur, dan jumhur ulama. Al-Laits mengatakan: "Seandainya suaminya meninggal, sedang ia dalam keadaan haidh, maka cukup baginya haidh itu sebagai 'iddah. t> Imam Malik mengemukakan: "Jika ia termasuk wanita yang cidak mengalami haidh, maka 'idt:Jahnya riga bulan." Sedangkan Imam asy~yafi'i dan Jumhurul Ulama mengatakan: "Tiga bulan lebih aku sukai." W allaJJ1~ a'lam.

Firman Allah T a'ala:

~ ~ ~)::f ~ ~\:; J/;:.h. ~i J J;j ~ ~ CG.. ~~i J1; I~~' "Kemudian apabila telah habis masa "iddahnya., maka tiad« dos« bagi kamu (para wali) membiarkan mereka berlmat terhadap diri mereka sendiri menurut a:pa yang patut. Allah menget.ahuiapa yang kalian .kerjakan. "Dari penggalan ayat ini dapar disimpulkan keharusan berkabung bagi isteri yang ditinggal mati suaminya selama menjalani masa 'iddahnya. Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam kitab Shahihain melalui beberapa jalan, dan Ummu Habibah dan Zainab binti Jahsy, Ummul Mukrninin, bahwa Rasulullah. bersabda:

,... "" ~ , oF' _ ' "..·0 i CII _ .. _ .,. " , ;'

~)f r:j) ~ '1) ,I!J~ iJJj c;'.J$ W wI f~I ?J;llJ..1I\.t ~J1 oi}'1 ~'1)

,... ... , " .".,.., ~ ",........ rI ' ,

~ ~

(.I?Jk'

~

"Tidak dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk herkabung atas seseorang yang meninggal dunia melebihi tiga hari, kecuali atas kematian suaminya, (maka berkabungnya adalah selama) empat bulan sepuluh hari."

Dan dalam kitab Shahihain juga diriwayatkan dari Ummu Salamah, bahwasanya ada seorang wanita yang berkata:

.' J ... ,. oF'" ~,o"'.. ,........ ~" _ ,III ... ,.

J.f (~)JIJj Y~\ dS1). ~~jjJ ~j) ~ JJi ~I 0! ~\ J;"J~

.". ~ , ... ~ i ~~) ~ ... ~ ~, ~ I'

t;.JL..5 jjj ':":7."::' *faAtjl ~l.-J'1) J\l ~ 'U~ Jf ;;-;'-'1- J~ iilJlj

~ .,. ~ "" "..

~ .J J, "",}

.. C ~ ~~\ J, :?\:b-!

474

Tafslr Ibnu Katsir Juz 2

'" Y . R . ul llah . guhn •. . rikdi in al ..'.' . L :-

a as u ,sesung ... ya puteut_gg matt suammya,. Wllgga

matanya bengkak, apakah kami boleh memakaikan celak pada matanya?' Rasulullah ~ menjawab: "Tidak,' Setiap pertanyaan, beliau jawab'tidak' dua kali atau riga kali. Setelah itu beliau bersabda: 'Sesungguhnya masa berkabungoya adalah empat bulan sepuluh hari. Dulu, seorang di antara kalian pada masa jahiliyyah, mengurung diri (mengalami masa 'iddahnya) selama satu tabun.'"

Bertolak dari hal tersebut di atas, banyak dari kalangan para ulama yang berpendapat bahwa ayat ini berkedudukan sebagai penasakh (penghapus)

hukumayat setelahnya, yaitu firman-Ny~:, , ". •

~ ~\~~~ ~YJI J~ lSo~.~\)j~~) ~I)jl 0)~~j ~ 0';;;' ::r-~I!' ''Dan o.ran~-

orang yang akan memnggal duma dt antara kamu dan memnggalkan isten, hendaklah berw.asiat untuk isteri-istertnya, yaim diberi nafkah hingga setabun lamanya dengan tidak disuruh pindah (dan rumahnya). ,. (QS. Al-Baqarah: 240) .. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Ibnu 'Abbas dan ulama lainnya. Namun hal ini perlu ditinjau kembali sebagaimana yang akan dikemuk.akan selan jutn ya.

Yang dimaksud dengan berkabung adalah meninggalkan berhias dengan wangi-wangian dan memakai pakaian dan perhiasan atau hallainnya yang menunjukkan pada keinginan menikah. Yang demikian itu telab disepakati sebagai suatu hal yang wajib dalam 'iddah wanita yang ditinggal mati suaminya, dan tidak wajib bagi wanita yang ditalak rapi. Lalu apakah hal iru wajib bagi 'iddah wanita yang ditalak ba-in. Mengenai yang terakhir ini terdapat dua pendapat. Diharuskan berkabung bagi semua wanita yang ditinggal mati suaminya, baik iru wanita masih kecilatau sudah tua, wanita merdekaatau budak, muslimah maupun kafir. Hal itu berdasarkan pada keumum.an ayat di at as,

Ats-Tsauri, Abu Hanifah dan para sababatnya mengatakan: "Tidak ada kewajiban bagi wanita kafir untuk berkabung." Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Asyhab dan Ibnu Nafi' salah seorang sahabat Malik. Mereka berdalil dengan sabda Rasu1ul1ah~:

,:t .... .i' ".,,. , 0 ... oCI' oC! "L 1. I '"

r: jj ~ ~! ,~~ Jji .~ ~4 .JS- W ui _,?-'ll r.J;lIJ .4hl..! ~y il;~ ~~ )

,..... .... _ ,. 0" r' ~ rI' ,.;" .. ~ .. ".

'" , ,

( ~.;. '"' .,. .J e, , ....... I'll i

(.?J~ AA!)

~

"Tidak dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan han akhir untuk berkabung atas seorang yang meninggal dunia melebihi riga hari, kecuali atas kematian suaminya, yaitu empat bulan sepuluh hari."

Mereka mengatakan babwa dalam hal ini, berkabung bagi isteri yang ditinggal mati suaminya dijadikan sebagai suatu ibadah. Imam Abu Hanifab dan ats-Tsauri mengecualikan wanita yang masih keciI karena tidak adanya

lafsirlbnu Kalsir luz 2

475

taklif baginya, Abu Hanifah serta para sahabatnya memasukkan ke dalam pengercian ini, budak wanita muslimah karena kekurangan yang ada padanya. Ketentuan semua ini terdapat dalam buku-buku masalah hukum dan/uru' (cabang).

Dan firman Allah ~: ~ :;.t;.r ~ \;~ , "Kemtedian apabila telah babis masa'iddahnya. " Maksudn ya, j ika ia telah men yel esaikan masa 'iddahn ya. Demikian dikatakan oleh adh-Dhahhak dan Rabi' bin Anas.

j. ,. 1'1'

4f ~ C ~ ,.. , ''Maka tiada dosa bagi kamt{. " Mengenai firman Allah

T a' ala. tersebut, az- Z uhri men gat akan : "Yairu para wali mereka .. "

~ ~i J J;i ~ , ''Membiarkan mereka berbua: terhadap diri mereka sendiri," Yelltu para waniia yang telah menyelesaikan masa 'iddahnya. Alwani menceritakan dari Ibnu 'Abbas, jika seorang wanita dicerai atau ditinggal mati suaminya, dan telah menyelesaikan masa 'iddahnya, maka tidak ada dosa baginya unruk berhias, berdandan, serra menampilkan diri untuk dipinang. Dan itulah yang rna'nt/(patut). Hal senada juga telah diriwayatkan dari Muqatil bin Hayyan.

Masih mengenai firman Allah t:m:

~ oj );..:.i4 :"ii~J J J;_; ~ # (_ b :ili , ''Maka tiada dosa bagi karn.u (para wali) rnein6iarkan mereka berbuat terhadap din mereka sendiri rnenurut yang paua, •.• Ibnu J uraij rnenceritakan dari Mujahid, ia mengatakan: "Yaitu pernikahan yang halal dan baik." Hal yang sama juga cliriwayatkan dan al-Hasan, az-Zuhri, dan as-Suddi,

Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengansindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam batimu. Allah mengetahtd bahwa kamu akan rnenyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rabasia,

476

Tafsir Ibnu Katsir luz 2

kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka)perkataan yang ma'rn[. Dan janga.nlah kam.u ber'azam (bertetap han) untuk beraqad nikah. sebelum habis 'iddabnya. Dan ketahuilab bahwasanya Allab mengetabui apayang ada dalam batimu; maka takutlah kepada~Nya, dan ketabuilab bahwa Allah Mabapengampun lag; Mahap enyan tun .. (QS. 2:235)

Allah IiJ berfirman: ~ ~c ~ ~J ,. "Dan tiM ada dosa bagi kamu, >J untuk. melamar wanita-wanira yang masih menjalani (iddahnya tanpa terangterangan. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, mengenai firrnanNya: ~ .. DI .~k.:. d ..., ~/ w ~ C. ~ ~j ,. ''Dan tidak ada dosa bagi karnt/. memmang wanzta~wanita iw dengan sendirien. >J Yaitu dengan cara seseorang men gat ak an: "Aku bermaksud untuk menikah," (atau mengatakan) "Wanita adalah ba.gian dari kebutuhanku," atau "Aku sangat berharap dimudahkan memperoleh isteri yang shalihah.." Hal senada juga dikatakan oleh Mujahid, Thawus, 'Ikrimah, Sa'id bin jubair, Ibrahim an-Nakha-i, asy-Sya'bi, Qatadah, az-Zuhri, Yazid bin Qasith, Muqatil bin Hayyan, Qasim bin Muhammad, dan beberapa ulama salaf dan para imam, berkenaan dengan masalah meminang wanita dengan sindiran (tanpa terang-terangan), mereka mengatakan, dibolehkan melamar wanita yang ditinggal mati suaminya secara sindiran (tidak terus terang}.

Demikian pula ketetapan bagi wanita yang ditalak ba-ir: (ketiga) bahwa ia dapat dilamar dengan sindiran, sebagaimana yang disabdakan Nabi !@ kepada Fatimah binti Qais ketika ia dicerai oIeh suaminya,. Abu 'Umar bin Hafsh dengan talak tiga. Beliau menyuruhnyauntuk menjalankan 'iddah di rumah Ibnu Ummi Maktum seraya berturur kepadanya: "Jikaengkau telah haIal (selesai masa 'iddah), beritahu aku." Setelah ia halal, Usamah bin Zaid, budak beliau, melamarnya, dan beliau pun menikahkan Fatimah dengan 'Usamah,

Sedangkan wanita yang ditalak raj'i, maka tidak diperselisihkan lagi bahwa ia tidak boleh dilamar, baik. secara terus terang maupun sindiran. Wallahu a 'lam.

-. - , . '4 .• c ::f . ~ !.-:,:..--f .1 tc

Dan firman Allah T a ala selanjutnya: ~ ~l ~ r I )1,. ~tau kamt~

menyembunyikan (keinginan rnenikahi mereka) Jalam hati kamu. » Maksudnya, atau kalian menyembunyikan niat unruk melamar mereka dalam diri kalian .

.J • .J if ~ -

~ 0fJ J~ £,. ;S::I ..:ill ~ , ''Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut

merelea." Yaitu dalamdiri kilian, lalu Dia menghilangkan dosa dan ruri kalian kerena perbuatan itu,

Setelah iru, Dia berfirman: ~ 1:"'--' J.)kl) ~ v--SJ) ,. "Tetapi janganlah kamu mengadakan janji nikah dengan mereka secara rahasia. " Abu Majlaz, Abu Sya'tsa', Jabir bin Zaid,al·Hasan al-Bashri, Ibrahim an-Nakha-i, Qatadah, adh-Dhahhak, Rabi' bin Anas, Sulaiman at-Taimi, Muqatil bin Hayyan, dan as-Suddi mengatakan: "Yakni zina." Dan itu merupakan pengerrian riwayat ai-'Aufi, dari Ibnu 'Abbas. dan menjadi pilihan Ibnu jarir,

Tafsjr Ibnu Katsir luz 2

477

· f' Allah 'al s. ~ -s oJ ~ , .... 1 II - .cr ... A cAli· bi bi

Mengenarmnan a, Ta'ala. ~ \_,--- .:r"J~I)" ":J v---' J 7 ... in Abi

Thalhah meriwayatkan dan Ibnu <Abbas:~"Jangwlah engkau rnengatakan kepada wanita itu, 'Aku benar-benar mencintaimu. Berjanjilah kepadaku bahwa engkau tidak akan menikah dengan Iaki-laki lain,' serta ungkapan lainnya."

Demikian juga diriwayatkan dan Sa'id bin jubair, asy-Sya'bi, 'Ibimah, Abu Dhuha, adh-Dhahhak, az-Zuhri, Mujahid, dan ats-Tsauri, yaitu seorang laki-laki mengambil janjiagar wanita itu tidak menikah dengan laki-laki lain.

Diriwayatkan dan Mujahid: "Maksudnya adalah ucapan seo.rang lakilaki kepada seorang wanita, 'Janganlah engkau meninggalkinku, karena aku pasti akan menikahimu.' Allah Ta'ala melarang hal itu, tetapi Allah meng~ halalkan lamaran serta ucapan dengan cara yang balk .. "

Ayar ini bersifat umum dan mencakup semua hal tersebut di atas, Oleh karma itu Dia berfirman: 4: ~ /;:. ;:; \)).; d \J! ,. "Kecuali sekedar mengucaplean (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf" Ibnu 'Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, as-Suddi, ats- T sauri, dan Ibnu Zaid mengatakan, yakni beberapa hal yang diperbolehkan dalam rangka pelamaran, misalnya ucapan: "Sesungguhnya aku tertarik kepadamu,' dan ucapan~ucapan lainnya yang serupa.

Muhammad bin Sirinberkata: :'Per~aJ.1 ~u.tan;:akan kepada 'Ubaidah, ap akah mak.na firman Allah T a' ala: ~ \j J;; "l~ I _,J _,z J\ "l! ,. 'Ubaidah pun menjawab, yaitu ucapan seorang laki-laki kepada wali seorang wanita, "Janganlah engkau menikahkannya sehingga ia mengenalku." Keterangan tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim,

'. r.~, . ~"'F (~ I ............ ~ .J .Ifj.... ~ .?'.' .. ",.I :J ....... ~ ....

Firman Allah ~ berikutnya: 4: fu.-I y~1 ~ r.,?- r.D-.:J1 ;~ If'/" "lJ"

"Dan janganlah kamu ber'azzam (berketetap.an hatij ttntttk brirakad nikah sebelllm habis iddahnya. "Maksudnya, janganlah kalian mengadakan akad nikah hiogga masa 'iddahnya berakhir. Berkata Ibnu 'Abbas, Mujahid, asy-Sya'bi, Qatadah, Rabi' bin Arras, Abu Malik, Zaid bin Aslam, Muqacil bin Hayyan, az-Zuhri, 'At,ha' al-Khurasani, as-Suddi, dan adh-Dhahhak, mengenai finnan Allah Ta'ala; 4: a;,.i Y~I;.c. ~ ""~ebelum hab~ 'iddahnya, "~inya, janganlah kalian mangadakanakad nikah hingga masa zddahnya selesai,

Para ulama sepakat bahwasanya tidak sah akad nikah yang diadakan dalam masa 'iddah. Tetapi mereka berbeda pendapat mengenai seorang yang menikahi wanita pada masa 'idciahnya, lalu mencampurinya, kemudian keduanya dipisahkan. Apakah wanita itu haram bagi laki-laki itu untuk selamanya? Mengenai hal itu terdapat dua pendapat.

Pertama, pendapat jumhur ulama menyatakan bahwa S1 wanita itu tidak haram baginya, namun ia (si laki-laki) harm me1amamya kembali bila 'iddahnya se1esai. Kedua, pendapat Imam Malik,beliau rnenyatakan bahwa wanita rersebut haram baginya untuk selamanya. Pendapat tersebut berdasarkan pada riwayat dari Ibnu Syihab, Sulaiman bin Yasar, bahwa'Umar bin al-Khaththab ~

478

Tafsir .Ibnu Katsir JUl2

"~~~~I~~ 2.AL~BAQARAH

pemah mengatakan: "Wanita mana saja yang menikah pada masa <iddahnya, jika laki-Iaki yang menikahinya itu belum mencampurinya, maka keduanya harus dipisahkan.Ialu wanita tersebut menyelesaikan sisa 'iddahnya dari suaminya yang pertama dan laki-laki itu baleh melamarnya kembali. Namun jika laki-Iaki itu sudah mencampurinya, maka keduanya harus dipisahkan, lalu si wanita itu harus menyelesaikan sisa 'iddahnya dari suami yang pertama, setelah itu menjalani 'iddah yang lain, dan laki-laki bekas suami yang barn itu tidak boleh lagi menikahinya untuk se1ama-Iamanya."

Para ulama mengatakan: "Alasan pendapat ini adalah bahwa setelah suami mempercepat apa yang telah ditentukan Allah~, ia diberi hukuman berupa kebalikan dari rujuannya, sehingga wanita itu menjadi haram baginya untuk selamanya. Seperti halnya pembunuh diharamkan dari harta warisan, Dan telah diriwayatkan oleh Imam asy-Syafi'i atsar ini dan Imam Malik Imam Baihaqi mengemukakan: "Ia berpendapat demikian pada qaul qadim (pendapat lama), tetapi ia meninggalkannya dalam qaul jadid (pendapat baru)." Yang demikian itu didasarkan pada ungkapan 'Ali bahwa wanita itu dihala1kan baginya.

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis (Ibnu Katsir) mengatakan:

"Pendapat ini merupakan atsar (riwayat) yang terputus dari 'Umar bin alKhaththab."

Dan fuman-Nya: ~ ~J~:i;.li ~i .j ~ ~ 11 ji \;t.lj' 'Van ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang atIa dalam hati kamu. Maka takutlah kepadaNya. " Allah ~ mengancam mereka atas apa yang mereka semhunyikan dalam diri mereka mengenai masalah wanita, serta Allah Ta'ala membimbing mereka supaya meniatkan kebaikan dan bukan keburukan. Dan Allah Ta'ala tidak menjadikan mereka berpurus asa untuk memperaleh rahmat-Nya, maka Dia berfirman: ~ ~~ ~.# 1\ ,J 1;J;olJ ,. "Dan ketahuilah bahwa Allah Mahangamptm lagi Mahapenyanttm. J>

Tidak ada kewajiban membayar (mabar) atas kamu,jika kam» menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan mabarnya. Dan bendaklab kamu berikan suatu mut'ab (pemberian} kepada mereka. Orang yang mampu menuna kemampuannya dan

479

Tafsir Ibnu Katsir juz 2

orang yang miskin menuna kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang~orang yang berbuat kebajikan. (QS. 2:236)

Allah ~ membolehkan laki-laki untuk menceraikan isterinya setelah menikahinya dan belum bercampur dengannya. Ibou 'Abbas, Thawus, Ibrahim an-Nakha-i, dan al-Hasan al-Bashri mengatakan: "Al-Massu berarri menikah.'" Bahkan si SUam1 diperbolehkan umuk menceraikannya sebelum bercampur dengannya dan sebelum penentuan maharnya, jika si isteri tersebut belum ditentukan maharoya, meskipun hal rtu dapat mengakibatkan harinya terluka. Oleh kareaa itu Allah ~ menyuruh memberinya mut'ah (pemberian), yaitu sebagai ganti dari sesuatu yang hilang d.ari dirinya. Mut'ah itu berupa sesuatu yangdiberikan mantan suaminya yang ukurannya sesuai dengan kernampuannya.

Abu Hanifah berpendapat, jika pasangan suami isteri berselisih pendapat mengenai ukuran mut'ah tersebut, maka mantan suaminya itu berkewajiban memberikan serengah dari mahamya. Dalam qaul Jadidnya Imam asy-Syafi'i mengatakan: "Seorang SUam1 tidak boleh dipaksa untuk memberikan mur'ah dalam ukuran tertentu tetapi minimal tidak boleh kurang dari apa yang disebut mut'ah (pemberian yang menyenangkan)."

Para ulama juga berbeda pendapat, apakah mut'ah itu harus diherikan kepada setiap wanita yangdiceraikan, ataukah banya wajib diberikan kepada wanita yang dicerai dan belum dicampuri serta yang belum ditentukan maharnya. Dalam hal iru terdapar beberapa pendapat.

Pertama, bahwa mut'ah itu harus diberikan kepada setiap wanita yang diceraikan. Pendapat ini didasarkan pada keumuman firman Allah Ta'ala:

• " _ ... ....' ... , If

~ ~\ JS: u;_ J/;t:J~ t ~ u\.A.lk:!JJ j , "Kepada wanita·wanita yang diceraikan

(hen'daklah diberikan oleh suaminya) mut'ah menurut yang ma'r,,! sebagai SU4.tU kewaJiban bagi orang·orang yang bertakwa. "(QS .. Al-Baqarah: 241). J uga berdasarkan firman~Nla yanp lain:

~ ~ 6..1;" ~:;"Ij ~\ :;l~ t,F:jj t;~I;t;;J\ (;;);;S 012,.k.ljjfy J ~Ili.tt;' ''Hal Nabi; katttkanlah kepada isteri-isterimu, iika ktimu merigiriginkan kehidt{pan dunia dan perhiasannya, maka marilah Sltpaya diberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. "(QS. Al-Ahzaab: 28). Sedangkan mereka sudah dicampuri dan sudah pula ditentukan maharnya.

Demikian pendapat yang dikemukakan oleh Sa'id bin Jubair, Abul 'Aliyah, al-Hasan al-Bashri, dan merupakan salah satu pendapat asy-Syafii, Di antara mereka ada yang menjadikan pendapat ini sebagai qaul Jadid yang shahih. Wallah.u a 'lam.

Kedua, mut'ah iru hanya wajib diberikan kepada wanita yang diceraikan dan belum dicampuri, meskipun sudah ditentukan maharnya. Hal itu didasarkan pada firman Allah £:

dlln

Tafsir lbnu Katsir lUI 2

~ ~ b- \;.. :;;':':"j :; J~:" ~ ~ Ji:;.; "Hai orang-orang yang beriman, apabila kam» menikahiwanita-wanita yang heriman, kemudian menceraikan mereka sebelum kamt/. mencampurinya, maka sekalikali tidt;zk wajib atas mereka iddah bagim» yang kamu minta menyempumakannya. Maka berilab mereka mut'ah dan lepas.kanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-balknya .. " (QS. Al-Ahzaab: 49).

Dan telah diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab shahlhnya '~ ._~:"';;/', dari Sahal bin Sa'id dan Abu 'Usaid, bahwa keduanya pemah bercents:

"Rasulullah A menikahi 'Umaimah bind Syurahbil. Ketika dlpenemukan dengan beliau, beliau merentangkan tangannya kepadanya, dan seolah-olah 'Umaimah tidak menyukai hal itlL Maka heliau menyuruh Abu 'Usaid untuk menyiapkan dan memberikan kepadanya dua pakaian berwama biru."

Ketiga, pendapat yang menyatakan bahwa mut'ah (pemberian) itu hanya wajib diberikan kepada wanita yang diceraikan dan belum dicampuri serta belum ditentukan maharnya. Jika sudah dicampuri, rnaka wajib diberi mut'ab yang nilainya sama dengan mahar, jika mahar belum diserahkan. Dan jika mahar sudahditentukan, lalu diceraikan sebelum dicampuri, maka mantan suaminya itu hams membayar setengah dari mahar yang sudah ditentukan itu, Dan jika sudah dicampuri, maka ia wajib membayar mahar itu secara keseluruhan, sebagai pengganti mut'ah ... Karena sesungguhnya wanita yang berhak menerirna mut'ah hanyalah wanita yang belum ditecrukan maharnya dan belum dicampuri. Dan inilah yang diisyaratkan oleh ayat di atas, yang mengharuskan pemberian mut'ab. Ini adalah pendapat Ibnu 'Umar dan Mujahid.

Di antara ulama ada yang menyunnahkan pemberian mut'ah kepada setiap wanira yang dicerai kecuali wanita "mufawwidhah" (yang memasrahkan jumlah mahamya) dan sudah dicerai sebelum dicampuri, Dan pendapat tersebur tidak ditolak. Dan makna iru pula yang dikandung aleh ayat dalam surat A1~ Ahzab. Oleh karena itu, Allah .~ berfirman:

~ ~I ~ U;... ~ J;:J~ ~\ :: ~~:ti i;:i\ ~j ~~:~ c::-:_;jl J$-~), "Dan hendaklah .kamu berikan suat« mut'ah '(pemberian) kepa"da mereka. Orangyang mampu menu rut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya pula, yaittt pemberian menurut yang pawL Yang demikian itu merupakan. ketentuan bagi orang· 0 rang yang berbua: kebajikan. l>

TalSirlbnu Katsir Iuz 2

481

i~~:'~~..G.~lT~;ji:-_)_:a:;;J-~\ ~~~~ ~.~

"" _'':-' .,. -- .. !;. l:.J ....

E.

bt ~J ';:41\\;~,\~~_;~~~~, ~ J'~~ ;,JJ~~\

Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka padabal sesungguhnya kamu sudab menentukan mabamya, maka bayarlab seperdua dati mahar yang telab kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu memaafkan atau dimaafkan olehorang yang memegang ikatan nikab dan pemaafanmu itu lebib dekat kepada takua. Dan ja1lganlah kamu melupakan keutamaan di antaramu. Sesungguhnya Allah Mahamelihat segala apa yang kamu kerjakan, (QS. 2:237)

Ayat suci ini merupakan salah saw dalil yang menunjukkan kekhususan mut'ah dari apa yang telah diisyaratkan oleh ayat sebelunmya. Dalam ayat ini, Allah ~ hanya mewajibkan setengah dari mahar yang telah ditentukan, jika suami menceraikan isterinya sebelum dicampuri, Karena jika di sana ada kewajiban lain berupa mltt'ah, niscaya Allahakan menjelaskannya, apalagi ayat ini mengiringiayat sebe1umnya tenung kekhususan mltt'ah. Wa.llahu a'lam.

Pemberian serengah dari mahar dalam keadaan seperti itu merupakan suatu kesepakatan para ulama dan tidak terdapat lagi perbedaan eli antara mereka. Keuka mahar telab disebutkan kepada seorang wanita, kemudian si suami menceraikannya sebelum dicampuri, maka suami tersebut berkewajiban memberikan setengah dari mahar yang telah disebutkan tersebut, Namun menurut Imam yang riga. suami itu harus mernberikan seluruh mahar, jika ia telah berkhalwat (berdua-duaan) meskipun belum mencampurinya .. Ini merupakan madzhab Imam asy-Syafi'] dalam qaul qadim (pendapat lama).

Dan dengan keretapan itu pula para khulafa-ur Rasyidin memberikan k eputus an. Tetapi Imam asy-Syafi'i meriwayatkan dan Thnu 'Abbas. mengenai seorang laki-laki yang menikahi seorang wanita lalu berkhalwat dengannya dan tidak mencampurinya,lalu menceraikannya, ia mengatakan: "Wanita iru tidak mendapatkan apa-apa kecuali setengah dari mahar, karena Allah ~ berfirman: ~~) G ~~) 0iJ~) ~J d> ~ J fl. 0"' :;J~!.it. .J1J' 'Dan fika kamu menceraikan. isieri-isterimu sebelum karilU bercampurriengan

482

Tafsir Ibnu Katsir Juz2

mereka; padahat sesungguhnya kamu sudab menentukan mahamya, maka bt:tyarlah seperdua dan mahar yang telah kamu tentukan itu. ' Lebih lanjut Imam asySyafi'i mengemukakan: "Demikian pendapatku dan itulah lahiriyah ayat ini."

Dan firman Allah ~: ~ ~;.:.; ~'i ~l , "Kecuali isteri-isteri itu memaajkan. " Yaitu para wanita memaafkan apa yang diwajibkan bagi suami kepada mereka berupa pemberian mahar, sehingga tidak ada lagi kewajiban baginya.

.... ): I II1II, t

Firman-Nya lebih lanjuc ~ ~tS:jI;~ o~ (,>jJll~)1 ,,':Atat:l dimaajkan

oleh orang yang memegang .ikatan nikah. "Ibnii Abi Hatim meriwayatkan dari 'Isa bin 'Ashim, ia berkata: "Aku pemah mendengar Syuraih berkata bahwa ia pemah ditanya 'Ali bin Abi ThaIib • mengenai orang yang memegang ikatan nikah, maka aku menjawab: 'Yaitu wali mempelai wanita.' Kemudian 'Ali bin Abi Thalib berkata: 'Tidak, tetapi ia adalah suami.?'

Berkenaan dengan hal itu, penulis katakan: "Ini adalah qaul jadid Imam asy-Syafi'i, juga meropakan pendapat Abu Hanifah dan para sahabatnya, atsTsauri, Ibnu Syubrumah, aI-'Auza'i, dan menjadi pilihan IbnuJarir .. Dasar pengambilan pendapat ini adalah bahwa orang yang memegang ikatan nikah itu adalah suami, karena di tangannya kelangsungan dan pembatalan akad . b d 63

rtu . era .a.

Sisi kedua bersumber dan Ibnu 'Abbas -mengenai orang yang disebut Allah Ta' ala sebagai pemegang ikaran nikah - ia mengatakan: "Y aitu ayah mempelai wanita, saudara laki-lakinya, atau siapa saja yang ia tidak dapat menikah tanpa seizinnya." Dan irulah pendapat yang dikemukakan oleh Imam Malik, dan juga pendapat Imam asy-Syafi'i dalam qa.ul qadim. Dan yang menjadi sandarannya, ialah bahwa waliadalah orang yang menyerahkan wanita iru kepadanya, maka pihak walilah yang berkuasa menenrukannya, kecuali dalam

urusan harta milik. wanita itu, .

o or' f

Firman-Nya lebih lanjut: ~ tS}.BJ Y)·l~ ~lJ' "Dan pemaafon kamu

itu lebih dekat kepada takwa. "Ibnu J arir mengatakan bah wa se bagian ulama mengatakan: "Yang menjadi sasaran ayat tersebut ~da1ah. kauJtllaki-laki d.an juga kaum wanita." Mengenai firman-Nya: ~ !.5J----iill y~i \~ 0iJ" Ibnu 'Abbas mengatakan: "Di antara keduanya yang paling dekat dengan takwa adalah yang memberikan maaf." Mujahid, Ibrahim an-Nakha'I, adh-Dhahhak, Muqatil bin Hayyan, Rabi' bin Anas, dan ats-Tsauri mengatakan: Hal yang utama dalam hal ini ialah, hendaknya wanita yang diceraikan itu memberikan maaf (mengikhlaskan) setengah dati mahamya, atau si suami me1engkapi mahar yang telah disebutkan secara kese1uruhan kepadanya." Oleh karen a itu, Allah

) , .... ,. .... '

Ta'ala berfirman: ~ ~ ~II~ ':1J' "Danjanganlah kamu melupakan

keutamaan di antaramu. "Maksudnya, kebaikan. Demikian yang dikatakan Sa'id.

6! Pernberian maaf suami di sini adalah pemberian rnahar olehnya secara keseluruhan.

Tafsir Ibnu Katsir Jut 2

483

You might also like