Professional Documents
Culture Documents
Indonesia dan Australia. Pada kenyataannya, ini mengacu pada kesenjangan dalam
batas dasar laut yang dinegosiasikan Australia dan Indonesia pada tahun 1972 - bagian
dari garis mereka tidak bisa menentukan karena, Portugal, yang memerintah Timor
Timur, menolak untuk berpartisipasi dalam negosiasi. Timor Timur kemudian berada di
bawah kontrol Indonesia, dan Australia dan Indonesia menegosiasikan Perjanjian Celah
Timor pada tahun 1989. Kualalumpur - Pemerintah Malaysia akhirnya buka mulut soal
Ambalat. Melalui Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, negeri jiran itu
perairan Ambalat.
"Malaysia berpegang teguh kepada prinsip bahwa konflik apapun harus diselesaikan
melalui jalur diplomasi," kata Zahid dalam jumpa pers di kantornya Jalan Padang
Zahid mengatakan, tindakan provokatif apapun hanya akan memperburuk keadaan dan
"Menlu Malaysia dan Indonesia bersepakat untuk membentuk Kelompok Teknis pada 9
kedua negara telah dilakukan sebanyak 13 kali sejak Maret 2005 hingga Agustus 2008.
"Pertemuan yang ke-14 akan dilakukan di Malaysia pada Juli 2009," sambung menteri
Bahkan Zahid juga mengungkapkan, sejak 2007 hingga April 2009, Kementrian
"Tapi Malaysia Committed untuk menyelesaikan masalah ini dalam meja perundingan,
antara kedua negara," Pihak TNI AL mendesak Departemen Luar Negeri (Deplu)
mengirimkan nota diplomatik pada Malaysia terkait tindak pelanggaran batas wilayah
laut di Ambalat. Deplu juga harus mempercepat proses perundingan batas wilayah
Demikian disampakan KSAL Marsekal Tedjo Edhie usai rapat koordinasi, di Kantor
"Surat permintaan akan saya kirimkan kepada Panglima TNI dengan tembusan ke
Menlu RI. Nanti Panglima yang akan tindaklanjuti ke Menlu," ujar dia.
Sengketa tapal batas RI-Malaysia di perairan Ambalat mencuat sejak 2005. Semenjak
itu tercatat pihak Malaysia melakukan aksi-aksi yang dinilai provokatif sebanyak 11 kali
Pada kesempatan sama, Menko Polhukam Widodo AS juga menyatakan hendak minta
Deplu mempercepat perundingan batas wilayah dengan Malaysia. Tidak saja laut
"Perundingan sudah berjalan 23 kali dan yang ke 24 di Malaysia nanti kita minta agar
Timor Timur merdeka pada tahun 2002. Namun, mereka belum menetapkan batas
Negosiasi menentukan kepemilikan puluhan milyar dolar minyak dan gas terletak di
dasar laut Laut Timor, termasuk menyelesaikan batas terdefinisi dikenal sebagai Celah
Timor, telah berlangsung antara Australia dan Timor Leste sejak tahun 2002, tetapi
Leste untuk menerima formula bagi hasil minyak bumi sementara menunda resolusi
dengan Australia. perjanjian ini hampir menempatkan Timor Timur di tempat Indonesia
Minyak Bersama, dikenal sebagai Zona Kerjasama di bawah perjanjian 1989, diubah
menjadi 90:10 mendukung Timor Timur. Perjanjian 2002 yang disediakan untuk
"unitisasi" masa depan - mengobati lapangan gas atau minyak yang melintasi
perbatasan satu atau beberapa sebagai satu unit - dari ladang gas Greater Sunrise,
yang hanya 20% terletak dengan di JPDA sementara sisanya dianggap berada di
wilayah Australia. Dalam pandangan Timor Timur, distribusi ini bisa diperdebatkan
karena tidak mengenal perbatasan, ditarik antara Australia dan Indonesia, yang
Pada tanggal 20 Februari 2007, parlemen Timor Leste sepakat untuk meratifikasi
perjanjian dengan Australia atas pengelolaan sumber daya minyak dan gas di lapangan
Greater Sunrise di Laut Timor. Australia dan Timor Timur secara resmi dipertukarkan
catatan pemerintah di Dili pada 23 Februari 2007 untuk menjadi kekuatan dua
Perjanjian tentang Pengaturan Kelautan Tertentu di Laut Timor (CMATS). Menteri Luar
Negeri Alexander Downer, menggunakan kekuasaan dipanggil hanya enam kali dalam
sejarahnya, dipanggil sebuah "kepentingan nasional" klausa pengecualian untuk
ratifikasi jalur cepat dari perjanjian CMATS melalui parlemen tanpa pengawasan oleh
[Sunting] Referensi
1. ^ "Timor Gap, Wonosobo dan Nasib Timor Portugis", Journal of Royal Australian
2. ^ Robert J. King, Maritim tertentu Pengaturan di Laut Timor, Laut Timor dan Celah
Kupang (ANTARA News) - Kebijakan politik luar negeri Australia terhadap Timor Leste
di bawah pemerintahan Perdana Menteri yang baru, Kevin Rudd, tidak akan berubah
karena kepentingan utama Australia membangun hubungan baik dengan Timor Leste
"Yang kita harapkan dari PM (Perdana Menteri) Australia yang baru adalah bagaimana
membagi hasil minyak di Timor Gap yang lebih adil lagi kepada Timor Leste. Dan inilah
yang harus diperjuangkan oleh rakyat Timor Leste," kata pemerhati masalah Timor
Alumnus John Heinz III School of Public Policy and Management Carnegie Mellon
University AS mengemukakan hal itu ketika ditanya ANTARA News tentang kebijakan
politik luar negeri Australia terhadap Timor Leste di bawah pemerintahan baru, PM
Kevin Rudd.
Ketika Rudd dari Partai Buruh (ALP) keluar sebagai pemenang dalam pemilu di
Australia pekan lalu, mantan PM Timor Leste, Mari Alkatiri langsung menyampaikan
ucapan selamat dan salam kepada politisi senior ALP lulusan Fakultas Studi-Studi Asia
Mantan Presiden Timor Leste di wilayah bekas provinsi ke-27 Indonesia, Xanana
Gusmau, juga akan mengundang Rudd, pria kelahiran Queensland 21 September 1957
ke Timor Leste.
Menurut Vieira, ALP identik dengan aliran sosialis dan hampir mempunyai kesamaan
dengan Frente Revolucionario Timor Leste Independente (Fretilin), partai pemenang
"Tidak terlalu mengherankan jika Alkatiri dari Fretilin menyampaikan ucapan selamat
dan salam hangat kepada politisi senior dari ALP, Kevin Rudd yang keluar sebagai
pemenang dalam pemilu di Australia dan menjadi PM ke-26 di negeri Kanguru itu,"
katanya.
berkunjung ke negaranya adalah sebuah hal yang biasa dan wajar sebagai sesama
kepala pemerintahan.
Hanya, Vieira melihat, undangan dari Xanana ini merupakan salah satu taktik politik
untuk merangkul Rudd agar ia tidak terlalu condong ke Fretilin yang memiliki aliran
Ia mengatakan, mau tidak mau Timor Leste tetap menjaga hubungan baik dengan
Australia karena persoalan Timor Gap yang merupakan satu-satunya sumber alam
yang membuat wilayah bekas koloni Portugis itu bisa survive. (*)
Kumpulan artikel media Sydney Morning Herald (SHM) mengenai ''Timor Gap''
ditaksir termasuk salah satu dari 23 lapangan minyak terbesar di dunia. Konsorsium
production rate sebesar 33.000 barrel oil per day (BOPD) dan proven reserve
royalti 3 juta dolar AS per tahun dengan perhitungan harga minyak sekitar 12 dolar AS.
(SMH, 12/02/99).
dengan perkiraan potensi cadangan setara minyak sebesar 900 juta BOE (barrel of oil
equivalent) (WS 5/09/98). Lapangan gas ini diproyeksikan mulai produksi pada tahun
2003 dengan memakai biaya mencapai 2,4 miliar dolar AS dan untuk menunjang
kegiatan operasi perminyakan, kota Darwin disiapkan sebagai base operasional logistik.
Pada kwartal kedua tahun 1999, BHP sebagai leader dari konsorsium melepaskan
sahamnya sebesar 42,4 persen pada lapangan Elang Kakatua kepada perusahaan
Ada beberapa hal yang menarik berkaitan dengan pengembangan ladang minyak
tersebut yang terjadi pada Agustus 1998. Seorang geologist bernama Peter Cokroft
rahasia dengan Jose Xanana di penjara Cipinang guna membahas aspek legalitas
perjanjian ''Timor Gap''. Dari hasil pertemuan tersebut Xanana menyatakan tidak
mengakui perjanjian Celah Timor, namun tetap mengacu kepada perjanjian UN-
Hasil pembicaraan rahasia ini terangkat ke permukaan yang dikutip media massa di
Australia dan hal ini mengakibatkan Peter CocCkroft ditarik pulang dari Jakarta 27
Agustus 1998 oleh perusahaan induknya. Dua minggu sebelum pertemuan Cipinang
oleh media massa Australia, kebijakan Pemerintah Australia berubah sangat drastis.
dari penjara.
Awal 1999 PM John Howard mengirim surat kepada Presiden Habibie yang
mengatakan bahwa kunci penyelesaian masalah Timor Timur dengan melakukan self
determination. Tampaknya bagi Australia masalah ''Timor Gap'' tidak dapat dipisahkan
dari penyelesaian masalah Timor Timur dan pada suatu kesempatan Menlu Australia
ulang, apabila Timor Timur hendak merdeka. Dari perubahan kebijakan yang drastis ini
Timur.
Di samping itu, Portugal sebagai anggota Uni Eropa secara intensif telah melakukan
lobi di Eropa untuk mendapat dukungan ekonomi dan politik dari negara-negara
tetangga.
Lobi Portugal ternyata cukup efektif diawali dengan dukungan dari Stat Oil. Perusahaan
Titik Silang
Mengingat posisi geografis dan kaitannya dengan jalur-jalur pelayaran utama di Asia
Tenggara, perairan sekitar Pulau Timor tercatat di data internasional sebagai titik silang
jalur pelayaran dari Timur ke Barat dan dari Utara ke Selatan. Dari sebagian area di
ZOCA, tampak yang cukup menonjol yakni partisipasi perusahaan minyak raksasa
dalam Uni Eropa dan NATO, Inggris dan Australia mempunyai hubungan historis yang
dengan Indonesia (Timor Timur: Dipandang dari sejarah Oilpolitics dalam Percaturan
Ekonomi dan Sekuriti Dunia, oleh Purbo S. Suwondo pada seminar Lemhannas-ICWA,
17/05/99).
Ada satu hal yang cukup menarik untuk disimak khususnya untuk perusahaan minyak
''Shell'' (The Royal Shell Dutch Group), yaitu berdirinya diawali dengan mendapatkan
konsesi minyak di Sumut dari Sultan Langkat pada tahun 1890, kemudian berkembang
dengan usaha di bidang transportasi dan trading dari Balikpapan tahun 1897.
Sedangkan untuk kegiatan di wilayah perairan Timor Timur ibarat ''pulang kampung'',
karena kegiatan survei pernah dilakukan oleh Shell pada pertengahan tahun 1950.
Penemuan ladang minyak baru selalu akan memberikan nilai ekonomis tinggi, namun
juga akan menimbulkan masalah baru pula karena jarak antara lokasi ladang minyak
dengan negara konsumen cukup jauh dan semakin hari penemuan minyak sangat sulit,
yang terletak di perbatasan wilayah antarnegara akan selalu menjadi sumber potensi
ada beberapa negara yang menuntut kontrol atas wilayah tersebut seperti Cina
Dalam artikel yang berjudul Oil and International Tension in the 21st Century pada
majalah Militaire Spectator, Januari 1999, diungkapkan bahwa Cina baru-baru ini telah
expressed a claim sebagian wilayah Natuna yang masih di bawah yuridis teritorial
Indonesia.
Diduga klaim ini diajukan setelah pengumuman penemuan cadangan gas baru yang
relatif besar di kawasan Laut Natuna yang termasuk wilayah Indonesia oleh
migas baru, hal yang sama akan dapat terjadi seperti kejadian di kawasan Timor Timur
Fakta ini jelas menunjukkan bahwa ada korelasi antara deposit mineral strategis
pendapat di bumi Loro Sae untuk mendukung kemerdekaan sebenarnya sudah dapat
dibaca atau diduga, apalagi ditambah momentum tawaran opsi seluas-luasnya dari
Pemerintah Indonesia.
Keterkaitan organisasi PBB dalam masalah perminyakan sebenarnya sudah tidak asing
lagi, salah satunya memberlakukan oil embargo terhadap Irak sejak tahun 90.
Hasil penjualan minyak harus mengikuti program oil for food, karena hasilnya harus
melalui escrow account PBB dan sebagai imbalannya hasil dari penjualan tersebut
ditukar dengan bahan pokok makanan, medical dan other UN-authorized purposes
(OPEC Revenue Report, 98). Di bawah UN resolution 986, produksi minyak Irak
dibatasi menjadi hanya sekitar 600,000 barel dari kapasitas produksi 2,3 juta barel/hari.
Begitu juga hal yang sama dilakukan terhadap Libya dikenakan sanksi atas kasus
dari New York, Indonesia tidak dapat menikmati secara signifikan hasil perjanjian Celah
Timor yang ditandatangani tanggal 11 Desember 1989 dari basin Bonaparte dan dalam
waktu yang tidak terlalu lama Timor Timur nantinya akan menikmati Hydrocarbon
oleh
Dibimbing oleh
Diedit oleh:
Abstrak
Batas dinegosiasikan antara Australia dan Indonesia di wilayah Laut Timor dipengaruhi
oleh sejumlah faktor sejarah. Sayangnya batas antara Australia dan Indonesia di
wilayah Timor Timur, yang dikenal sebagai "Celah Timor", telah kontroversial, dan
menjadi perhatian Australia selama 30 tahun terakhir. Tidak ada negosiasi berlangsung
dengan Portugal sebelum meninggalkan Timor Timur pada tahun 1975. Dengan
Indonesia menduduki Timor Timur, Australia tidak bisa mengatasinya selama bertahun-
tahun. Perjanjian ditandatangani pada tahun 1989 membentuk Zona Kerjasama tanpa
menentukan batas dasar laut yang sebenarnya. Perjanjian Celah Timor tidak pernah
dimaksudkan untuk menjadi kesepakatan akhir di perbatasan "kontinen rak". Itu adalah
sengketa batas maritim. Sekarang dengan Timor Lorosae yang independen, Timor asli
Perjanjian Celah telah berakhir dan "Baru" Celah Timor pengaturan ditandatangani
Tujuan
Menyusul peristiwa baru-baru ini di Timor Timur, dan independensi berikutnya negeri ini
kecil, "Celah Timor" isu telah datang di bawah pengawasan lagi. Tujuan dari tesis ini
kontroversial bahwa Australia telah melakukan negosiasi dengan Indonesia, dan untuk
menjelaskan sifat dari Celah Timor melalui analisis konteks di mana ia diciptakan, dan
nya status saat ini. Selain itu, untuk menyoroti pentingnya Australia mengadopsi
pendekatan yang murah hati kepada Perjanjian Celah Timor sehingga untuk
memastikan bahwa Timor Timur akan memiliki akses ke, dan membuat baik
penggunaan, semua sumber daya lepas pantai, dan maka untuk mengurangi
Cakupan Kerja
Meneliti literatur yang tersedia (buku, majalah, surat kabar) dan situs web meliputi
Hukum Laut (LOS), Konvensi PBB tentang Hukum Laut I, II dan III (UNCLOS I, II dan
Tidak banyak informasi yang dipublikasikan (tersedia) meliputi situasi saat ini: situs web
Aku benar-benar meliputi latar belakang sejarah Timor Leste dan Hukum Laut (LOS)
untuk membantu pembaca untuk memahami lebih baik masalah Celah Timor.
Kemudian aku berkonsentrasi pada batas antara Australia dan Indonesia, Celah Timor
negosiasi, Zona Kerjasama (ZOC), dan akhirnya aku ditangani dengan negosiasi Celah
File pdf pada garis waktu sejarah berisi semua informasi yang tersedia "terorganisir"
dalam urutan kronologis kejadian, dari WW II sampai sekarang: dan meliputi Australia,
Indonesia, LOS, Portugal dan Timor Timur.
Kesimpulan
Negosiasi atas Celah Timor memiliki sejarah panjang dan rumit. Australia dan Timor
Timur yang independen yang berlaku umum bahwa masalah batas maritim Timor Leste
jauh kurang penting dibandingkan dengan kekayaan yang bisa dihasilkan untuk negara
baru oleh eksploitasi sumber daya Laut Timor. Penandatanganan "baru" Perjanjian
Celah Timor antara Australia dan Timor Leste pada tanggal 5 Juli 2001 menjamin
bahwa ladang minyak direncanakan dan infrastruktur senilai miliaran dolar akan pergi
ke depan, dan bahwa Timor Timur dan ekonomi Australia akan menguntungkan selama
tiga puluh sebelah empat puluh tahun. Ini adalah situasi saat ini, tetapi sebagai sejarah
menunjukkan, dapat berubah dengan berlalunya waktu, dan pada titik tertentu masalah
batas maritim antara Australia dan Timor Lorosa'e harus diselesaikan sesuai dengan
aturan Hukum Laut. Sebuah bagian yang lebih besar dari sumber daya Celah Timor
Timur akan sangat membantu negara baru untuk mencapai swasembada ekonomi.
Waktu akan menunjukkan bagaimana isu batas dasar laut antara tetangga utara
wilayah Laut Timor tidak ada Negara siap untuk "memberikan tanah" pada posisinya.
Maritime Zones
http://www.auslig.gov.au/marbound/ambisbig.htm
Miliaran dolar pendapatan minyak dan gas bumi dipertaruhkan sebagai Australia terus
FAISAL Chaudhry
Pecahnya bentrokan antara pasukan pemerintah dan mantan personil militer yang tidak
puas menempatkan Timor Timur, * salah satu negara di dunia terbaru, menjadi berita
utama musim semi ini. Timor Timur mencapai kemerdekaan penuh pada tahun 2002
setelah hampir tiga dekade pendudukan sangat merusak di tangan seorang militer
Indonesia yang didukung Amerika. Peristiwa akhir Mei, banyak disebabkan oleh
penembakan sekitar sepertiga dari tentara Timor menyusul pemogokan melanggar
hukum oleh tentara, dan perselisihan "komunal", memiliki akar dalam sejarah bencana
baru-baru ini Timor dan keadaan saat ini lemah. Bahkan dengan infrastruktur ekonomi
jarang yang telah dibangun selama pendudukan Indonesia yang sebagian besar hancur
oleh pendudukan berangkat dan pasukan paramiliter pada tahun 1999, negara ini
menghadapi tantangan yang besar dalam upaya untuk membangun kembali dan
mengembangkan. Luas bawah ladang minyak dan gas lepas pantai Timor bisa
tahun terakhir Timor telah terlibat dalam pertarungan sengit untuk mendapatkan
tetangga Australia untuk mengakui hak untuk sumber daya yang berharga.
Ada empat minyak utama dan gas di atau dekat produksi di wilayah Celah Timor yang
saat ini pada isu (lihat peta), semua dari mereka sah akan menjadi milik Timor di bawah
mil laut di Laut Timor, terus mencoba untuk melegitimasi klaim sendiri untuk sumber
ditempa dengan Indonesia pada 1970-an dan 1980-an ke Timor Timur, Australia telah
mampu menunda penyelesaian masalah yang paling mendesak terdefinisi batas laut
permanen antara kedua negara-panjang ke masa depan yang ditunjuk, di titik mana
jumlah luas dipertaruhkan. Sejak tahun 1999, misalnya, Australia telah menuai semua
Australia, yang secara terbuka bertentangan dengan konsensus global pada sumber
daya bawah laut sebagaimana yang termaktub dalam Konvensi PBB tentang Hukum
Laut (UNCLOS), maka akan dapat memperpanjang "interim" pengaturan dari kerangka
perjanjian usang bilateral hanya selama Australia terus menolak gugatan yang berhak
* 1600: menginvasi Timor Portugis, mendirikan pos perdagangan dan cendana
* 1749: Timor split berikut pertempuran antara Portugis dan Belanda. Portugis
* 1942: Jepang menyerang. Sampai 60.000 orang Timor Timur tewas. Jepang pada
* 1973: Perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1971 dan 1972 oleh Australia dan
November: Setelah perang saudara yang singkat, Fretilin (Front Revolusioner untuk
alasan. Ini lampiran Timor Timur sebagai propinsi ke-27, sebuah langkah yang tidak
diakui oleh PBB resistensi yang kuat untuk pemerintahan Indonesia yang diikuti oleh
* 1989: Australia dan Indonesia menandatangani Perjanjian Celah Timor, yang
* 1991: November: Santa Cruz pemakaman pembantaian: pasukan kebakaran pada
Royal Belanda Shell, Woodside Energy Australia dan perusahaan lain untuk
mengembangkan sumber daya minyak / gas di ZOC. Kontrak terus diberikan sepanjang
tahun 1990-an.
* 1999: Mei 1998 Setelah pengunduran diri Presiden Indonesia Soeharto, Indonesia
memberikan suara pada masa depan mereka. Deal didukung oleh U.N.
memulihkan ketertiban. Banyak anggota milisi melarikan diri ke Timor Barat untuk
* 2000: Australia dan UNTAET menandatangani nota kesepahaman atas pendapatan
pada masa mendatang dari minyak Laut Timor, ladang gas, mengubah nama ZOC
sebagai Joint Petroleum Development Area; terus split pendapatan 50-50 dari
* 2001: UNTAET dan Timor Leste Perdana Menteri Mari Alkatiri menandatangani
Pengaturan Laut Timor dengan Australia, yang meningkatkan pangsa Timor Timur
* 2002: Maret Australia diam-diam menarik diri dari proses internasional untuk
Internasional.
20 Mei: Timor Timur kemerdekaan penuh keuntungan. Australia dan Timor Timur
* 2003: Januari: The East Timor Action Network menunjukkan di Washington untuk
tahun. Peluncuran kampanye baru untuk memprotes pencurian Australia sumber daya
Timor Timur: Laut Timor Keadilan Kampanye di Australia dan Gerakan melawan
* 2006: Januari: Australia dan Timor Timur menandatangani Perjanjian tentang
pendapatan dari Greater Sunrise dari 18% menjadi 50% tetapi mendorong penentuan
batas laut permanen 30-50 tahun ke depan. Laporan dugaan kekejaman selama
pendudukan secara langsung bertanggung jawab atas kematian lebih dari 100.000
Sumber: BBC News, "Timeline: Timor Timur," Mei 2006; Buletin La'o Hamutuk, April
2006.
Pada bulan Desember 1975 Indonesia menginvasi dan menduduki Timor Timur,
Menyusul Agustus 1999 referendum di mana Timor Timur memilih sangat untuk
negeri, menewaskan lebih dari 1.000, memindahkan 75% dari populasi, dan
menghancurkan jaringan seluruh listrik Timor, tiga-perempat dari bangunan , dan
Namun negara baru telah berjuang untuk membangun kembali dan mengembangkan.
2004 Timor PDB sebesar sekitar $, 370 juta atau $ 400 per kapita. Secara keseluruhan,
negara peringkat 140 dari 177 indeks pembangunan manusia Program Pembangunan
PBB di tahun 2005, menempatkannya tepat di atas Sudan, Kongo, dan Zimbabwe.
Timor adalah sangat tergantung pada bantuan internasional: sebagai tahun 2003
negara telah menerima jumlah terbesar bantuan luar negeri per kapita dari setiap
masyarakat pasca-konflik. Selain itu, ini tidak termasuk anggaran dari misi PBB
beberapa yang sudah beroperasi di Timor sejak tahun 1999. Secara keseluruhan, arus
total bantuan hampir sama dengan PDB tahunan rata-rata dari sektor non-minyak
perekonomian.
Pada saat yang sama, Timor telah menjadi sangat tergantung impor. Pada tahun 2004,
misalnya, ekspornya hanya $ 7 juta, hampir kopi semua. Pada tahun yang sama,
negara itu mengimpor $ 113.000.000 senilai barang. Ironisnya, hampir sepertiga dari
sebesar $ 126.000.000 untuk tahun 2005 sampai 2007, membawa dengan itu prospek
sangat penting untuk prospek untuk menempa jalur independen pembangunan. Celah
Timor terletak baik di dalam garis tengah melintasi Laut Timor yang memisahkan kedua
negosiasi dengan Indonesia 1971-1973, yang ditetapkan batas-batas dasar laut tertentu
yang jauh di utara garis tengah. Meskipun perjanjian batas seperti biasanya tetap,
mereka hanya berlaku untuk negara-negara negosiasi mereka-dalam hal ini, Australia
dan Indonesia. Portugal menolak untuk mengambil bagian dalam negosiasi, sehingga
perjanjian tidak berlaku ke Timor Timur sebagai koloni Portugis, dan jelas tidak hari ini
sebagai bangsa merdeka. (Nama "Celah Timor" bukan referensi fisik, tetapi lebih
Satu-satunya negara barat untuk mengakui 1975 aneksasi Indonesia atas Timor Timur,
Australia mulai negosiasi lebih lanjut dengan Indonesia pada akhir tahun 1970 untuk
mencoba "menutup" "celah." Perundingan ini gagal, akhirnya, kedua negara sepakat
untuk menjatuhkan isu batas dan bukan hanya bernegosiasi suatu rencana
Celah Timor, yang dinamai kembali daerah yang "Zona Kerja Sama" (ZOC): dua negara
sepakat untuk membagi pendapatan dari kegiatan eksplorasi minyak bersama di celah
sama. Perjanjian 1989 tidak hanya mengabaikan prinsip garis tengah untuk
menentukan batas maritim, tetapi status Timor sebagai wilayah yang direbut dan
Greater Sunrise, terbesar dari empat bidang di pusat sengketa saat ini, ditemukan pada
tahun 1974. Hanya 20% dari luas geografisnya diantaranya berada di dalam ZOC. Sisa
tiga bidang semua ditemukan pada pertengahan sampai akhir 1990-an. Bayu-Undan,
ZOC. Laminaria-Corallina terletak dekat dengan garis pantai Timor Timur namun jatuh
di luar dari ZOC (meskipun beberapa ahli geologi percaya reservoir yang meluas ke
ZOC). Untuk alasan ini, jika Australia berhasil melanjutkan menerapkan ketentuan
perjanjian bilateral dengan Indonesia di Timor Timur, Timor tidak akan menerima
pendapatan dari lapangan tersebut. Pendapatan distribusi untuk tiga bidang utama
lainnya agak lebih adil tapi masih sangat bermasalah. Dan Australia cenderung
bagian.
Sebagai contoh, sebagai akibat dari tekanan internasional yang berkelanjutan, di bawah
Januari 2006 Tertentu Maritim Pengaturan di Laut Timor (atau CMATS) perjanjian, yang
sudah dianggap sebagai sesuatu dari terobosan, pendapatan dari Greater Sunrise
harus dibagi secara seimbang ketika produksi dimulai dalam beberapa tahun (di bawah
mereka akan mengakui hanya 18% dari pendapatan dari lapangan ke Timor, secara
proporsional dengan porsi Greater Sunrise yang berada dalam ZOC. Tapi meskipun
perjanjian baru mencerminkan kemenangan yang signifikan bagi Timor Timor serta
bukti kekuatan kampanye tekanan yang dilakukan terhadap split Australia-the 50-50
masih jauh dari 100% penuh dari pendapatan Sunrise bahwa Timor akan ditugaskan di
bawah prinsip garis tengah untuk menyelesaikan batas laut permanen dengan
Australia. (Perjanjian Januari hanya mencakup pendapatan hulu, dengan kata lain,
ekstraksi sumberdaya dan transfer ke dalam pipa atau kapal laut. Distribusi pendapatan
hilir dari Sunrise, yaitu kegiatan pengolahan seperti penyulingan, tetap menjadi masalah
yang luar biasa besar.) Dalam CMATS, arus pendapatan dari dua bidang lain yang
hilir (untuk gas) dan 10% dari pendapatan dari ekstraksi hulu ( untuk minyak dan gas),
sejak tahun 1999 beberapa kali jumlah bantuan pembangunan Australia telah diberikan
kepada Timor Timur pada periode yang sama, dan pada rekening yang telah diterima
dan diberikan sendiri mendapat sambutan besar. Pada tahun 2003 saja, pendapatan
pemerintah Timor Leste untuk tahun itu. Setelah ladang Greater Sunrise datang ke
Menurut ketentuan UNCLOS, garis tengah antara dua negara harus batas dianggap
mereka (lihat "Hukum Laut: A Brief primer"). Dalam kasus di Laut Timor, namun klaim
Australia bahwa batas maritim dengan Timor harus diselesaikan sesuai dengan
geomorfologi prinsip-dasar laut landas kontinen yang sudah ketinggalan zaman. Dan,
sekitar 40 mil laut dari pantai Timor. (Intinya adalah salah satu yang ahli geologi tidak
setuju.) 1971 Indonesia's perjanjian batas dasar laut dengan Australia mencerminkan
pandangan ini, menempatkan garis batas tepat di sebelah selatan Palung Timor, sekitar
Mengingat kerangka hukum UNCLOS, posisi Australia yang luar biasa: tuntutan untuk
tidak kurang dari diizinkan untuk mengklaim hampir semua rentang 238-bahari-mil di
pengawasan serius dari klaim di bawah hukum internasional. Pada bulan Maret 2002,
negara mengumumkan bahwa akan melaksanakan opsi untuk menarik diri dari
untuk Hukum Laut perselisihan tentang batas maritim. Keputusan ini datang hanya dua
bulan sebelum akhir pengawasan Timor Timur oleh Administrasi Transisi PBB, pada
saat itu, sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh, itu akan jauh lebih dekat untuk
Sejak tahun 1999, Australia telah mampu menunda penyelesaian masalah batas laut
dengan Indonesia ke Timor Timur yang merdeka. The Juli 2001 Laut Timor Pengaturan,
setelah semua, negosiasi dengan kekuatan pendudukan yang kedaulatan atas wilayah
pada masalah telah diakui oleh hampir tidak ada orang lain selain Australia sendiri.
Dalam pengaturan 2001, Australia berusaha untuk menghapus sejarah ini dinodai,
Daerah" (JPDA) dan dengan menetapkan split, pendapatan baru seolah-olah lebih
murah hati memberikan Timor 90% dari hulu pendapatan minyak dan gas dari kegiatan
di JPDA.
Pada tahun 2002, hanya 12 jam setelah mencapai kedaulatan penuh, pemerintah Timor
Leste menyetujui Perjanjian Laut Timor baru pada dasarnya identik dengan susunan
2001 (dan efektif dinegosiasikan oleh administrasi transisi PBB). Perjanjian 2002 sekali
lagi menunda soal batas maritim permanen, pada saat yang sama, membuat otoritas
menandatangani perjanjian 2002. Namun, kritik ini harus lebih berkaitan dengan strategi
peneliti dengan La'o Hamutuk / Institut Pemantau dan Analisis Rekonstruksi, sebuah
masyarakat dalam pembangunan negara . "Itu dibuat jelas kepada pemerintah Timor
Leste bahwa jika tidak menandatangani perjanjian itu, pendapatan yang sangat
dibutuhkan segera akan mulai menerima dari lapangan Bayu-Undan bisa tertunda
Menteri Mari Alkatiri, lebih khawatir tentang pertemuan kebutuhannya sehari-hari untuk
pendapatan. Scheiner juga pandangan oposisi baru untuk Alkatiri, yang menyebabkan
pengunduran dirinya Juni ini, sebagaimana sebagian besar tidak berhubungan dengan
Pada tahun 1945, Presiden Harry Truman secara sepihak menyatakan bahwa Amerika
Serikat selanjutnya akan berhak atas semua sumber daya alam di kontinen-rak daerah
dangkal tak jauh dari pantai, meluas ke mana dasar laut turun ke bawah tajam. Dengan
demikian, Truman mulai suatu gerakan menjauh dari "tembakan meriam" prinsip hukum
maritim yang lebih tua, di mana hak-hak bangsa diperpanjang hanya enam kilometer
dari pantainya. Tapi persis di mana rak kontinental akhir dan dasar laut dimulai
seringkali masalah sengketa, dan awal 1970-an prinsip benua-rak baru sudah
hukum maritim dipercepat sampai, pada tahun 1982, Konvensi PBB tentang Hukum
Laut (UNCLOS) telah selesai. Konvensi baru mulai berlaku penuh pada bulan
Dalam konvensi tersebut, negara memiliki hak politik dan ekonomi secara penuh
selama 12 mil laut dari pantai pertama mereka, mereka "perairan teritorial," dan hak
parsial selama 12 mil laut berikutnya. Yang pertama 200 mil laut adalah zona yang
disebut ekonomi eksklusif dalam bangsa yang memiliki hak penuh untuk
Bagaimana jika, seperti dalam kasus Timor Timur dan Australia, dua negara kurang dari
400 mil laut terpisah? Dalam kasus tersebut, mandat UNCLOS negosiasi sebagai
langkah pertama untuk memilah tumpang tindih klaim ke wilayah laut yang umum dan
mendukung prinsip garis tengah sebagai norma pedoman untuk menyelesaikan klaim
tersebut. Australia sendiri telah mengakui prinsip garis tengah, misalnya, dalam
perjanjian 1997 unratified dengan Indonesia mengenai batas kolom air (untuk perikanan
daripada sumber daya bawah laut) di wilayah yang tepat dari Laut Timor sekarang di
isu. Dan pada bulan Juli 2004, Australia menerima prinsip median line untuk
menyelesaikan batas maritim dengan Selandia Baru-meskipun dalam kasus ini daerah
dasar laut yang dimaksud tidak diyakini memiliki cadangan minyak signifikan atau gas.
Pada tahun 2004, Menteri Luar Negeri Timor Leste Jose Ramos-Horta menawarkan
untuk menyerah klaim Timor berhak untuk batas laut permanen sampai cadangan
minyak semua di daerah Celah Timor lelah. Sebagai gantinya, ia mencari kesepakatan
Australia untuk memberikan bagian yang lebih besar pendapatan dari minyak bumi dan
ladang gas yang dipersengketakan. Pada waktu itu tawaran itu bertemu dengan
antusias sedikit demi Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer, meskipun
hulu dari gas Greater Sunrise sebagai bagian dari perjanjian CMATS tahun ini.
Sedangkan bagian yang lebih besar dari pendapatan Greater Sunrise yang CMATS
memberikan Timor ini disambut baik, dalam hal-hal lain bergerak perjanjian baru lebih
jauh dari sekedar resolusi. CMATS memungkinkan penyelesaian batas permanen harus
ditunda selama 50 tahun, adanya lonjakan selama jangka waktu Perjanjian Laut Timor
tentang 30 tahun. Sebagai catatan La'o Hamutuk, "[t] ia 50 tahun lamanya tampaknya
untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber daya minyak bumi tanpa perubahan
seperti menaikkan "dalam hal organisasi internasional yang, langsung atau tidak
langsung, yang relevan dengan batas maritim atau delimitasi di Laut Timor" dan bahwa
partai tidak berada di bawah kewajiban apapun "untuk bernegosiasi permanen batas
laut untuk periode "perjanjian internasional tersebut. Perjanjian tersebut melarang pihak
dari mencari solusi hukum yang relevan dan menetapkan bahwa hampir semua
perselisihan harus diselesaikan melalui "negosiasi" dan "konsultasi." daya tawar unggul
konsultasi.
kelompok masyarakat sipil Timor Leste mulai mendesak untuk memiliki pendapatan
Australia dari sumber daya jatuh di pihak Timor Leste dari garis tengah ditempatkan di
TANTANGAN KE DEPAN
Saat ini, baik pemerintah Timor Leste dan masyarakat sipil dan kelompok-kelompok
pembangunan menemukan dirinya pada saat yang krusial. Pertama, mereka harus
menilai segala kemungkinan yang tersisa untuk bekerja menuju batas laut permanen
Kedua, perselisihan sipil musim panas ini sekali lagi membawa pasukan asing-terutama
Australia-ke Timor. Tapi bantuan Australia mungkin memiliki label harga. Beberapa
CMATS sehingga dapat memutar kembali keuntungan parsial bahwa perjanjian yang
ditawarkan Timor.
Akhirnya, bahkan di bawah kerangka perjanjian saat ini, dalam waktu lima tahun Timor
akan memperoleh beberapa 89% dari PDB dan 94% dari pendapatan pemerintah dari
penjualan minyak dan gas dari Bayu-Undan saja, menurut perkiraan La'o Hamutuk.
Jadi, bahkan jika Timor tidak akan menerima adil dari pendapatan minyak dan gas,
serangkaian kompleks tantangan yang sama dengan setiap negara berkembang yang
kaya minyak harus dihadapi. Ada alasan bagus yang mayoritas di negara-negara
miskin tapi kaya minyak yang datang menganggap minyak mereka sebagai kutukan.
Dalam banyak kasus, negara-negara ini berakhir dengan korupsi buruk, bahaya
lingkungan yang lebih serius, pembangunan ekonomi lebih lambat, dan investasi
kurang dalam pendidikan dan infrastruktur dari rekan-rekan mereka miskin sumber
daya. Terjerat dalam geopolitik yang sangat militeristis dari bisnis minyak internasional,
mereka menghadapi tantangan yang hampir mustahil mereka mengelola Big Oil mitra
pendapatan minyak dan gas untuk investasi masa depan; dana telah sekitar $ 600 juta
deposito sampai saat ini. Selain itu, legislatif telah lulus UU Minyak, Dana Minyak Act,
dan Produksi Model Kontrak Bagi Hasil (template untuk kontrak individual akan
peraturan untuk mengelola sumber daya minyak dari perairan Timor daratan dan
pendapatan gas. Namun, kritikus khawatir bahwa hal itu tetap tidak memadai di
akuntabilitas korporasi, tingkat daya itu tempat di tangan Perdana Menteri, dan tingkat
kerangka saat ini tidak cukup menentukan hubungan yang tepat Lorosae harus dengan
minyak dan gas multinasional itu akan harus bergantung pada. (Salah satu item
bisa memiliki sampai 20% dari setiap proyek minyak dan gas di darat atau di perairan
nasional Timor)
Kekerasan terbaru dan kekacauan politik di Timor hanya mempertinggi impor semua
pertanyaan ini. Biasanya, pers barat telah membingkai kisah sebagai salah satu
pemimpin yang haus kekuasaan (mantan Perdana Menteri Alkatiri) kehilangan kendali
kompleksitas Timor sejarah dan keadaan saat ini. Dicap sebagai "Marxis" dan
"ekstrimis" oleh beberapa pengkritiknya, Alkatiri muncul di kali untuk mengikuti jalur
Australia untuk menjadi lebih dekat untuk memanggil gerakan populer untuk mengakhiri
pendudukan Laut Timor." Sebagai cerita lengkap di balik pengusiran baru-baru ini
datang kepada terang, faktor-faktor ini mungkin berubah menjadi bagian dari itu.
Dalam hal apapun, hubungan antara pergolakan terbaru dan latar belakang umum
pengangguran dan kemiskinan yang Laut Timor sumber daya energi dapat digunakan
untuk alamat yang jelas. Jika pemerintah dan aktivis terus menekan Australia, yang
masalah saat ini, janji dari minyak negara itu dan kekayaan gas untuk mulai memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mencegah kekerasan lebih lanjut hanya akan tumbuh.
Tetapi sumber daya ini perlu digunakan dengan baik untuk mencapai pembangunan
yang sejati, adil, dan berkelanjutan. Untuk tujuan ini, perhatian terus menerus dan
pemahaman situasi Timor oleh orang luar perbatasan nya akan sama pentingnya bagi
rakyatnya seperti yang telah sepanjang sejarah negara mereka baru-baru ini dan sia-sia
tragis.
Faisal Chaudhry, anggota D & S kolektif, adalah seorang pengacara dan Ph.D. calon
pemerintahan kolonial dan evolusi hukum dan sistem hukum di beberapa bagian Asia
dan Afrika, serta perdagangan kontemporer, hak asasi manusia, dan isu-isu
pembangunan.
Pemerintah Australia berupaya untuk mencegah Timor Timur dari memperoleh hak
berdaulat penuh atas minyak besar dan cadangan gas di Laut Timor yang diharapkan
akan menghasilkan ratusan juta dolar dalam royalti selama 20 sampai 25 tahun
mendatang.
Dengan menyatakan bahwa syarat-syarat saat ini Celah Timor harus tetap tidak
berubah, pemerintah Perdana Menteri John Howard sedang mencoba untuk menipu
rakyat Timor Timur dari pendapatan yang vital, sehingga mengurangi kemampuan
ekonomi.
Ketika perjanjian itu ditandatangani pada tanggal 11 Desember 1989, dengan bahasa
Indonesia menteri luar negeri Ali Alatas dan mitra Australia, Tenaga Kerja Gareth
Evans, itu dipuji sebagai langkah besar dalam hubungan antara kedua negara. Dengan
perjanjian tersebut secara resmi mulai berlaku, sehingga kediktatoran Suharto dan
pemerintah Buruh yang dipimpin Bob Hawke untuk menyetujui kontrak dengan
perusahaan petrokimia yang antri untuk mengembangkan orang kaya bidang di Celah
Timor.
Pemimpin perlawanan Timor Timur Xanana Gusmao melewati sebuah surat kepada
Perdana Menteri Bob Hawke melalui delegasi parlemen Australia mengunjungi Timor
Timur pada Februari, 1991. Gusmao mengutuk perjanjian itu sebagai "pengkhianatan
total" dari rakyat Timor-Leste oleh Australia. Sebuah prasyarat bagi pembentukan
perjanjian (dan kelanjutan nya) adalah pengakuan oleh pemerintah Australia berturut-
perjanjian itu bertepatan dengan gelombang brutal represi militer di seluruh Timor
upaya khusus ditujukan melanggar tekad generasi baru mahasiswa Timor Timur dan
aktivis pemuda yang mengembangkan jaringan bawah tanah yang luas di setiap kota
dan desa.
bukan tindakan yang disengaja dari kediktatoran Suharto tetapi hanya "produk dari
kontrak lebih awal diberikan pada tahun 1992. Perlombaan untuk mendapatkan akses
daerah A dari zona kerjasama. Antara 1989 dan 1999, gas dan minyak perusahaan
peran penting dalam membentuk hasil akhir dari perjanjian tersebut. Untuk menyukai
minyak Australia-based dan perusahaan gas seperti BHP, Woodside, Santos dan
Petroz, eksplorasi Celah Timor kebingungan pada 1990-an adalah "hadiah" mereka
Dengan mayoritas orang Timor-Leste memilih untuk merdeka dalam referendum tahun
perusahaan ini dan lainnya, seperti Phillips yang berbasis di AS dan Inggris-Belanda
Shell korporasi.
sementara dianggap perjanjian ilegal dan tidak sah (seperti halnya PBB), ia ingin
proyek minyak dan gas untuk melanjutkan. Dalam hal Timor Timur mendapatkan hak
berdaulat penuh atas sumber daya dasar laut, para pemimpin Timor Timur telah
depan perjanjian antara PBB, Timor Timur dan perwakilan pemerintah Australia,
Australia dapat menerima bagian lebih besar dari royalti akan ke Timor Timur.
kembali batas dasar laut di sepanjang garis setengah-setengah (sesuai dengan hukum
Minyak signifikan dan cadangan gas di Celah Timor merupakan faktor utama di balik
dukungan Australia untuk invasi Indonesia dan 24 tahun pendudukan selama Timor
Timur. Dengan menempel Celah Timor tidak adil dan tidak bermoral Perjanjian,
pemerintah Howard terus menyangkal rakyat Timor Timur ekspresi penuh dan bebas