Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN TIPOGRAFI
Jenis huruf yang ribuan buah karya para type designer sebaiknya perlu
dikenali oleh setiap ahli tipografi. Tugas untuk menghafal yang begitu
banyak tersebut merupakan pekerjaan yang tidak mungkin. Agar
memudahkan mengenal terhadap berbagai jenis huruf, maka perlu
adanya penggolongan atau pengelompokan huruf. Bila diperhatikan dari
bentuk struktur gambar huruf dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yaitu kelompok Serif, Sans Serif, dan Fantasi.
Serif adalah garis tipis yang ada pada ujung kaki atau lengan huruf. Jenis
kelompok huruf Serif berarti kelompok huruf yang memiliki kaki dan
lengan huruf. Bila diperhatikan kelompok jenis ini terdirid ari tiga gaya
yaitu huruf Roman, huruf Bodoni, dan huruf Egyption.
a. Huruf Roman
Wajah huruf ini merupakan jenis huruf Romawi yang memiliki ciri
peralihan dari gaya lama ke modern. Jenis huruf ini
penampilannya lebih ringan daripada gaya lama, namun tidak
terlalu mekanis bila dibandingkan dengan gaya modern. Jenis
huruf yang termasuk Roman peralihan ini antara lain
Baskerville, Time Roman, Book Antiqua dan lain-lain.
b. Huruf Bodoni
c. Huruf Egyption
Huruf Sans Serif adalah huruf yang tidak mempunyai kaki dan lengan
huruf. Perbedaan antara tebal dan tipisnya boleh dikatakan tidak ada.
Kesan jenis huruf ini sangat sesuai dengan pekerjaan halus yang memberi
kesan sederhana, tidak ramai namun tetap manis. Pada komunikasi
visual, jenis huruf tanpa kait ini berhasil menarik perhatian banyak orang
terutama tampilan pada wajah judul. Jenis huruf yang termasuk tanpa kait
ini adalah: Mercator, Gill Sans, Univers, Futura, Helvetica, Gothic,
Announce, Antique, Eurostile, USA Black, Erie, Lucida Sans dan
sebagainya.
6. Display/Script (Copperplate)
7. Script
8. Monospaced
9. Blackletter
Sering timbul pertanyaan yang dikaitkan dengan keberadaan ragam jenis
bentuk huruf digital yang hampir atau bahkan tidak memiliki korelasi
dengan konvensi klasifikasi huruf yang telah ada. Hal ini sebaiknya
diabaikan, mengingat klasifikasi huruf terakhir ditandai dengan tonggak
sejarah kelahiran huruf Helvetica pada tahun 1957
Anatomi Font
Anatomi Font Huruf pada Tipografi dipakai sebagai pengidentifikasi
klasifikasi font juga untuk membuat font baru. Langkah awal untuk
mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf.
Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi
visual yang dapat membedakan antar huruf yang satu dengan yang lain.
Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah
kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf. Berikut
adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap
komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf.
Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut
sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline.
Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap
character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang
pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir
sebagai penutup yang disebut terminal. Pada dasarnya setiap huruf terdiri
dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua,
yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder
(secondary stroke).
Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi
struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar,
yaitu:
1. Kelompok garis tegak-datar; EFHIL
2. Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW
3. Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU
4. Kelompok garis lengkung; COQS
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari
teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah keberadaan
ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat dipecah
menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ruang negatif bersudut lengkung; BCDGOPQRSU
Ruang negatif bersudut persegi-empat, EFHILT
Ruang negatif bersudut persegi-tiga, AKMNVWXYZ
1. Arm
2. Stem
3. Counter
4. Stroke
5. Shoulder
6. Apex
7. Spine
8. Bowl
9. Ear
10. Eye
11. Galliard
12. Serrif
13. Bracket
14. Crossbar
15. Tail
16. Loop
17. Link
18. Leg
19. Foot
20. Ascender
21. Cap height
22. Capline
23. Meanline
24. X-Height
25. Baseline
26. Descender
Ukuran Huruf
Ukuran huruf dalam penampilannya ditentukan oleh bidang, banyaknya
kalimat maupun penegasan berita pada naskah. Dalam perencanaan
produk-produk komunikasi visual perlu adanya perhatian yang khusus
tentang tebal huruf dan tinggi huruf. Tebal huruf adalah lebar dari
samping kiri ke kanan, sedang tinggi huruf adalah tinggi batang huruf dari
kaki ke kepala. Pemilihan ukuran, baik ke arah samping maupun ke arah
tinggi sangat berhubungan dengan ukuran ruang. Apabila ruang yang
digunakan mempunyai ukuran lebar yang sempit, maka diperlukan ukuran
huruf yang kecil atau ramping, sehingga penglihatan mata terkesan lebar.
Dalam pemilihan ukuran huruf tidak hanya belajar dan mengenal saja,
tetapi harus sering mencoba dan membandingkan antara satu dengan
yang lain. Mencoba memahami dengan penuh perasaan yang mendalam
lama-kelamaan akan peka rasa estetik dalam diri. Untuk itulah seorang
calon desainer tipografi sebaiknya mencoba dan mencoba lagi (evolusi)
untuk menghasilkan karya yang baik penuh estetik sesuai dengan ukuran
huruf. Huruf mempunyai ukuran (point/punt) dari 8, 10, 11, 12, 14, 18, 20,
30, 42 dan sebagainya. Adapun tiap-tiap huruf mempunyai ketinggian
sendiri, seperti huruf a, c, e, m, n o, r, s, u, v, w, x, z disebut tubuh huruf,
huruf b, d, f, h, k, l, t disebut tongkat atas, dan huruf g, p, q, y disebut
tongkat bawah.
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang
menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’
atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria
pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan
teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku
manusia. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa
untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya
kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang
negative yang disebut dengan ground.
Hierarky Visual
Dalam suatu publikasi sering kali diperlukan hierarki dalam penyusunan
type. Tidak ada aturan baku dalam penyusunan tersebut karena dalam
grafis modern senantiasa digali kemungkinan-kemungkinan baru yang
lebih menantang serta dapat menarik perhatian responden atau target.
Namun demikian, susunan hierarki tetap masih harus ada. Hanya saja
hierarki itu perlu disusun berdasarkan alasan yang berbeda-beda hingga
membentuk prioritas pembacaan. Hierarki visual disusun oleh tiga hal,
yaitu : ukuran font, huruf kapital, dan jenis huruf.
Font Family
Font Family erat kaitannya dalam membuat hierarki visual dengan
penggunaan tipeface berlebih. Hal ini bisa dilakukan karena jenis font
adalah mirip atau mempunyai kesamaan tertentu. Perubahan berat dari
struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari
huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf,
maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok
pokok, yaitu: light, regular dan bold. Secara lengkap dibagi menjadi lima
kelompok, yaitu: light, regular, semibold, bold dan Black. Setiap anggota
keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik,
namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak
visual yang berbeda.
Tipografi Mikro
Adalah ilmu tipografi yang menyangkut tampilan visual rancangan huruf
secara mendasar, seperti desain tata letak serta eksekusi-eksekusi visual
yang terdiri dari perhitungan besar huruf, leading, dan kerning.
Tipografi Makro
Adalah ilmu tipografi yang menyangkut kepada pengintegrasian
permasalahan strategi kreatif dari konsep desain, filosofi, kaitan huruf
dengan sejarah, sasaran khalayak, serta penggunaan huruf sebagai
sebuah solusi komunikasi.