You are on page 1of 23

TATA CARA PENYUSUNAN KARYA ILMIAH

I. PENGANTAR

Ada anggapan sebagian mahasiswa atau calon sarjana bahwa

menyusun karangan ilmiah dengan bahasa yang benar itu rumit dan

menyusahkan. Sebagian mereka itu mengelauh setelah diberi tugas menyusun

makalah atau skripsi oleh dosen pembimbing atau oleh lembaga pendidikan

tiinggi lainnya, mereka sekan menyerah sebelum bertempur.

Anggapan dan perasaan diatas terlalu berlebihan karena, sebetulnya

menysun karangan ilmiah tidak jauh berbeda dengan menyusun karangan

lainnya, seperti karangan jurnalistik atau laporan perjalanan. Perbedaannya

dalah bahwa penyusunan karangan ilmiah mengikuti metode ilmiah yang

terdiri atas langkah-langkah untuk mengorganisasi dan mengatur gagasan

melalui garis pemikiran yang konseptual dan procedural yang sudah

disepakati oleh para ilmuan. Jadi siapaun seperti mahasiswa atau calon

sarjana, masyarakat ataupun pelajar SMTA akan mampu menyususn

karangan ilmiah asalkan mereka mau mempelajari cara-caranya atau diberi

arahan oleh dosen pembimbing yang berpengalaman.

Seesuai denga jadwal yang telah ditentukan oleh penysusun sendiri,

pada dasarnya, dalam penyusunan karangan ilmiah terdapat beberapa tahap,

antara lain:

(1) persiapan,

(2) pengumpulan data


(3) pengorganisasian dan pengosepan,

(4) pemeriksaan/penyuntingan konsep dan

(5) penyajian/pengetikan.

Yang termasuk tahap persiapan adalah:

(a) pemilihan masalah/topic,

(b) penentuan judul dan

(c) pembuatan kerangak karangan/ragangan.

Yang termasuk pengumpulan data adalah:

a. Pencarian keterangan dari bahan bacaan,seperti buku, majalah dan surat

kabar

b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang

akan digarap

c. Pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti

d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium

Yang termasuk tahap pengorganisian dan pengonsepan adalah

a. Pengelompokan bahan, yaitu bagian-bagian mana yang akan didahulukan

dan bagian mana yang dikemudiankan,

b. Pengosepan, yang termasuk tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep

adalah pembacaan dan pengecekan kembali naskah, yang kurang lengkap

dilengkapi, yang kurang relavan dibuang. Mungkin ada penyajian yang

berulang-ulang atau tumpang tindih, pemakaian bahasa yang kurang

efektif, baik dari segi penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat,
penyusunan paragraf maupun segi penerapan kaidah ejaan. Yang

termasuk tahap enyajian adalah pengetikan hasil penelitian.

II. TAHAP PERSIAPAN

Dalam tahap persiapan dilakukan (a) pemilihan topic/masalah, (b)

penentuan judul, (c) pmbuatan rangka karangan/ragangan (outline):

A. Pemilihan Topik

Topik/nasakah adalah pokok pembicaraan. Topic tersedia dengan

melimpah di sekitar kita, seperti:

1. Persoalan kemasayarakatn

2. Perbankan

3. Akuntansi

4. Kedokteran

5. Asuransi

6. Koperasi

7. Teknik

8. Industri

9. Pertanian

10. Hukum

11. Perhotelan

12. Pariwisata

13. Teknik lingkungan, dll


Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang akan diangkat

kedalam karangan ilmiah, Keraf (1980:111) mengatakan bahwa

penyusunan karangan ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik

perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui dari pada

menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau yang tidak diketahuinya

sama sekali. Sehubungan dengan pernyataan itu, hal-hal berikut patut

dipertimbangkan dengan seksama oleh penyusn karangan ilmiah:

1) Topik yang dipilih harus berada disekitar anda, baik disekitar

pengalaman angda maupun di sekitar pengetahuan anda. Hindarilah

topic yang jauh dari diri anda karena hal itu akan menyulitkan anda

sendiri sketika mengarapnya

2) Topik yang dipilih haruslah topik yang paling menairk perhatian anda

3) Topik yang dipilihterpusat dalam suatu segi yang lingkupnya sempit

fan terbatas. Hidanrilah pokok masalah yang menyeret anda kepada

pengumpulan informasi yang beraneka ragam.

4) Topik yang dipilih memiliki data yangobejektif, hidarilah topic yang

bersifat subjektif, seperti kesenagan atau angan-angan anda

5) Topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya,

walaupun serba sedikit, artinya topic yang dipilih itu janganlah terlalu

baru bagi anda.

6) Topik yang dipilihharus memiliki sumber acuan, memilikibahan

kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah


yang akan ditulis.sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah,

surat kabar, brosur, surat keputusan atau undang-undang.

B. Pembatasan Topik dan Penentuan Judul

Jika topics udah ditentuakan dengan pasti sesuai dengan

petunjuk-petunjuk diatas, tinggal diuji sekali lagi apakah topik itu cukup

sempit dan tgerbatas ataukah asih terlalu umum dan mengambang.

Salah satu contoh teknik mengatasi topik/masalah adalah dengan

pembuatan bagan pembatasan topik.

CONTOH BAGAN PEMBATASAN TOPIK

Perhotelan

Jakarta Medan Ujung Pandang

Sahid Mandarin Pasifik

Kamar Tidur Respsionis Manajemen

Penampilan/Kemasan Pelayanan

Mutu Pelayanan Peranan Pelayan Perbaikan Pelayanan


Penjelasan bagan pembatasan topik

Tempat topik yang dipilih (misalnya masalah perhotelan) pada

puncak bagan. Kemudian-tariklah garis-garis cabang kebawah untuk

menempatkan nama kota tempat masalah yang akan digarap, seperti

Jakar, Medan dan Ujung Pandang, tarik lagi garis-garis ranting ari nama

kota yang dipilih untuk menempatkan nama-nama hotel yang di ketahui,

seperti Hotel Sahid Jaya, Hotel Mandarin, dan Hotel Sari Pasifik, kalau

pilihannya jatuh ke HotelMandarin, pikirkan hal apa yang lebih menarik

perhatian anda, apakah segi kualita satau kuantitas kamar tidur,

resepsionis, atau penerima tamu, ataukah segi manajemen hotel. Tariklah

garis-garais anak ranting kebawah untuk menempatkan hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan Hotel Mandarin. Jika pilihan nantinya akan

difokuskan kepada masalah ressionis, pikirkan kembalai apakah hal

tersebut cukup spesifik? Jika dianggap masih terlalu umum, rincilah lebih

khusus lagi, mungkin anda hanya ingin menulis segi peraan pelayanan

asaat ini, bukan sgi usaha perbaikan pelayanan pada masa yang akan

datang. Dengan cara bagan tersebut, kini anda memiliki suatu topik yang

betul-betul khusus, spesifik dan sesuai dengan minat dan pengetahuan

anda, karena anada mahasiswa suatu sekolah tinggi perhotelan dan

pariwisata, misalnya. Berdasarkan pembatan itu kini anda memiliki topik

yaitu peranan resepsionis ddalam pelayan tamu di Hotel Mandarin

Jakarta. Topik yang sudah mengkhusus ini dapat langsung diangkat

menjadi judul karangan ilmiah.


Sebenarnya jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul

karangan ilmiah bukanlah halyang sulit ditentukan karena, pada dasarnya,

langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topiksama saja

dengan langkah-langkah dalam pembatasan judul. Perbedaanya adalah

bahwa pembatasan topik harus dilakukan sebelumpenulisan karangan

ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebeleumpenulisan

karangan ilmiah atau dapat juga setelah penulisan karangan ilmiah itu

selesai. Jika suadah ada topik yang terbatas, karangan ilmiah sudah dapat

mulai digarap, walaupun judul belum ada. Pokoknya yang harus

dipersiapkan terlebih dahulu oleh penulis adalah topik yang jelas dan

terbatas, dan bukan judul karagan ilmiah.dalam hal ini mungkin judul

yang ditentukan sama persis dengan masalah topik yang sudah dibatasi

atau mungkin juga berbeda.

Selaind engan cara bagan pembatasn topik, penentuan judul

karangan ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaa-

pertanyaan masalah apa, mengapa/bagaimana, dimana dana kapan. Tentu

saja tidak semua pertanyaan itu harus digunakan pada penentuan judul.

Mungkin saja, pertanyaan itu perlu dikurangi ataudi tambah dengan

pertanyaan lain.

Perhatikan contoh penentuan judul dengan cara bertanaya sebagaiberikut:

Pertama-tama bertanya dengan masalah apa, jawaban yang

ditemukan tentu bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang


paling dekat dengan kita, yang paling menarik perhatian kita. Contohnya

msalah itu dalah:

a. Industri methanol

b. Resepsionis hotel

c. Desain interior

Setelah masalahnya ditentukan, kita dapat bertanya dengan mengapa,

jawaban yang timbul untuk pertanyaan ini adalah

a. Mengembang

b. Melayani

c. Bermanfaat

Judul karangan adalah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh

karena itu kata-kata diatas dapat dijadikan kata benda agar dapat dijadikan

judul karangan, seperti:

a. Mengembang mengjadi pengembangan

b. Melayani menjadipelayanan

c. Bermanfaat mejadi manfaat

Data pula kata-kata tersebut tetap kata kerja asalkan judul yang dibuat

tidak berupa kalimat.

Dengan data pertanyaan diatas, kita memiliki judul sebagai berikut:

a. Pengembangan industry methanol atau mengembangkan industry

methanol

b. Pelayanan respsionis hotel

c. Manfaat desian interior


Agar karangan ilmiah tersebut dapat berpijak pada suatu

masalah yang terbatas dan ruang lingkup yang tidak terlalu mengambang,

judul karngan ini harus dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu

tempat. Pertanyaan dimana akan memberikan jawaban tentang objek yang

sedang siteliti. Misalnya:

a. Di Pulau Bunyu

b. Di Hotel Mandarin Jakarta

c. Dalam mendukung kegunaan perkantoran di Jakarta

Kalau dengan pertanyaan dimana diperoleh jawaban yang masih

dirasakan terlalu luaa, pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul

karangan ilmiah. Pertanyaan kapan akan memberikan jawaban, antara

lain:

a. Tahun 80-an

b. Semester I/1986

c. Dewasa ini

Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa, menagapa

dimana dan kapan, kini kita memiliki judul karangan ilmiah sebagai

berikut:

a. Pengembangan industrimetanol di Pulau Bunyu Tahun 80-an

b. Pelayanan resepsionis di Hotel Mandarin Jakart, semester I/1986

c. Manfaat desian interior dalam mendukung kegunaan perkantoran di

Jakarta Dewasa ini


Ada kala pertanyaan dimana tidaklah diperlukan, tetapi

pertanyaan kapan diperlukan atau sebaliknya.

Judul berikut merupakan jawaban pertanyaan masalah apa,

mengapa dn dimana, tanpa pertanyaan kapan;

“ Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi Tapos, Jawa Barat.

Judul dibawah merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa dan

kapan, tanpa pertanyaan dimana

“Persaingan Bangunan Tradisional dengan Bangunan

Modern Saat ini”.

Judul berikut sudah cukup sempit walupun tanpa dimana dan kapan

1) “Hidroponik Bercocok Tanam Tanapa tanah”

2) “Pembudayaan Suplier Sebagai Tanaman Hias”

Adakalanya pembatasan judul itu dilakukan dengan memberikan

anak judul. Anak judul itu selain berfungsi membatasi judul juga

berfungsi sebagai penjelasan atau keterangan judul utama. Dalam hala

seperti itu, anatar judul utama dan anak judul harus dibuubuhkan titik dua,

seperti contoh dibawah ini:

1) PENINGKATAN PRODUKSI PUPUK DI KALIMANTAN TIMUR:

SEGI KUALITAS DAN KUANTITAS

2) INTONATION: IN RELATION TO SYNTAX IN BAHASA

INDONESIA

Judul-judul karangan ilmiah berikut mungkin akan digarap oleh seorang

mahasiswa.
1) Fakultas Pertanian

Topik : Produksi Cengkeh

Judul : Meningkatkan Produksi Cengkeh di Sulawesi Utara dengan

Cara Pemupukan

2) Fakultas ekonomi

Judul : Garansi Bank

Judul : Manfaat Garansi Bank di Bank Bumi Daya Kebon Sirih

3) Fakultas Arsitektur Lansekap

Topik : Polusi Air

Judul : Pengendalian polusi Air di Perarian Sungai Musi

4) Fakultas Sastra

Topik : Tema Novel

Judul : Tema Keagamaan dalam Novel-Novel Karya Hamka

5) Akademi Perhotelan

Topik : Sirkulasi dan Pemakaian Linen

Judul : Pengawasan Terhadap Sirkulasi dan Pemakaian linen di

Hotel Sari Pasifik Jakarta

6) Fakultas Teknik Industri

Topik : Industri Baja

Judul : Peningkatan Industri Baja di PT.Krakatau Steel Cilegon

Periode 1980-1985
C. Pembuatan Kerangka Karangan

Kerangka karangan disebut juga dengan rangangan (outline).

Penyusunan rangangan pada prinsipnya, adalah proses penggolongan dan

penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya,

menjadi kesatuan yang perpautan (Meolino, 1988:1). Penyusunan

karangan ilmiah dapatmembuat ragangan buram, yakni ragangan yang

memuat pokok-pokok gagasan sebagaipecahan dari topic yang sudah

dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan kerja, yakni ragangan yang

sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram. Tentu

saja, jenis yang keudalah yang akan memudahkan penyusunan untuk

memnegembangkan karangannya.

Mari kita perhatikan langkah yang ditempuh dalam pembuatan

ragangan berikut

Penulisan ilmiah hgarus menentukan dahulu judul-judul bab dan

judul anak bab sebelum menentukan rangka karangan. Judul bab dan

judul anak bab itu merupakan pecahan masalah dari judul karangan ilmiah

yang sudah ditentukan. Untuk menentukan judl bab dan menetukan judul

anak bab, penyusun karangan ilmiah dapat bertanya kepada judul

karangan ilmiahnya. Pertanyaan yang mungkin diajukan adalah: apa yang

akan dilakukan dengan jdul itu?, akan diapakan jdul itu, atau masalah apa

yang dapat dibicaran dibawah judul tersebut. Misalnya judul karangan

ilmiahnya adalah Pembuatan dan Penggunaan Papan Partikel diJakarta


Saat ini. Hal ini yang mungkin tersangkut-paut dan dapat dibicarakan

dalam karangan ilmiah tersebut adalah:

a. Pengenalan papan partikel

b. Pembuatan papan partikel

c. Penggunaanpapan partikel

Hal-hal tersebut dapat dijakikan tiga jdul bab analisis. Atau jika

bagian analisis hanya satu bab, hal-hal diatas dapat dijadikan judul anak

bab. Ketiga anak bab tersebut masih dapat dirinci lagi dengan jalan

memecah anak bab tersebut kedalam bagian yang sekecil-kecilnya.

Misalnya judul anak bab pengenalan papan partikel dapat dipecah lagi

menjadi: a) jenis-jenis papan partikel dan, b) sifat-sifat papan partikel.

Judul anak bab pembuatan papan partikel dapat dirinci lagi menjadi, a)

Bahan baku, b) prose pembuatan, dan c) Teknik pembuatan. Judul anak

bab penggunaan papan partikel dapat dipecah menjadi, a) diman saja

penggunaannya dan b) apa keuntungan penggunaanya.

Jika sudah merasa yakin bahwa msalah itu sudah dipecah menjadi

bab, anak bab, dan anak bab menjadi subanak bab seperti diatas, kini

penyusunan karangan ilmiah dapat menuliskan kernagka

karaangan/ragangan karangan ilmiahnya. Ragangan inilah yang akan

membimbing penyususn. Ragangan inilah yang akan dijadikan patokan

bekerja sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam

penganalisisannya.
CONTOH RAGANGAN

Contoh Ragangan I

PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN PAPAN PARTIKEL DI


JAKARTA SAAT INI

PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN PAPAN PARTIKEL


1. Pengenalan Papan Partikel
1.1 Jenis-Jenis Papan Partikel
1.2 Sisfat-Sifat Papan Partikel
2. Pembuatan Papan Partikel
2.1 Bahan Baku
2.2 Proses Pembuatan
2.3 Teknik Pembuatan
3. Penggunaan papan partikel
3.1 Tempat Penggunaan Papan Partikel
3.2 Keuntungan Penggunaan Papan Partikel
3.3 …………………………………………
3.4 ………………………………………….

Jika ragangan seperti itu sudah dianggap final, langkah berikutnya

adalah pembuatan rencana daftar isi karangan ilmiah. Ragangan masalah

yang dianalisis ditempatkan apda baba 2 dalam bab 2 dalam daftar isi.

Untuk membuat daftar isi yang lengkap, analisis masalah yang hanya satu

bab (contoh ragangan 1) dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar

table (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan bab pendahuluan. Bab I

Pendahuluan itu terdiri atas latar belakang dan masalah, ruang lingkup,
anggapan dasar, hipotesis dan kerangka teori, populasi dn sampel, serta

metode dan teknik. Kemudian pada bagian akhir daftar isi dicantumkan

tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran 9jik ada).

Akhirnya, tersusunlah daftar isi sebagai berikut:

Contoh Daftar Isi (I)

PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN PAPAN PARTIKEL DI


JAKARTA SAAT INI

PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.2 Ruang Lingkup
1.3 Anggapan Dasar, Hipotesis dan Kerangka Teori
1.4 Populasi dan Sampel
1.5 Metode dan Teknik
BAB II PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN PAPAN PARTIKEL
2.1 Pengenalan Papan Partikel
2.1.1 Jenis-Jenis Papan Partikel
2.1.2 Sisfat-Sifat Papan Partikel
2.2 Pembuatan Papan Partikel
2.2.1 Bahan Baku
2.2.2 Proses Pembuatan
2.2.3 Teknik Pembuatan
2.3 Penggunaan papan partikel
2.3.1 Tempat Penggunaan Papan Partikel
2.3.2 Keuntungan Penggunaan Papan Partikel
2.3.3 …………………………………………
2.3.4 …………………………………………
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
3.1.Simpulan
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Jika judul karangan ilmiah yang akan digarap adalah “hidroponik

Bercocok Tanam Tanpa Tanah”, kerangka karangan yang mungkin akan

dipertimbangkan adalah sebagai berikut

Contoh Rangangan 2

HIDROPONIK BERCOCOK TANAM TANPA TANAH

I. METODE HIDROPONIK
1.1 Metode Kultur Air
1.2 Metode Kultur Pasir
1.3 Metode Kultur Agregate
II. LOKASI HIDROPONIK
2.1 Hidrponik di halaman
2.2 Hidroponik di Kebun
III. PENANGGULANGAN KESULITAN
3.1 ………………………………………
3.2 ………………………………………
3.3 ………………………………………
Seperti tanpak pada contoh daftar isi (I), ragangan tentang

“Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah” ini dilengkapi dengan bagian

awal dafatar isi, yang terdiri atas tajukprakata, daftar isi, daftar tabel (jika

ada), daftar bagan (jika ada) bab pendahuluan. Bab I Pendahuluan terbagi

lagi aatas tajuk alatar belakang dana masalah, tujuan pembahasan,

kerangka teori, sumber data, dan cara pengumpulan data. Setelah tajuk-

tajuk analsisi masalh ditempatkan pada Bab 2, Bab 3, dan Bab 4, dan

daftar isi diakhiri dengan Bab 5 Simpulan dan saran, serta daftar pustaka

dan lampiran (jika ada)

Kini lengkaplah daftar isi karangan ilmiah tersebut, seperti contoh

daftar isi (II)

Contoh daftar isi II

HIDROPONIK BERCOCOK TANAM TANPA TANAH

PRAKATA
DAFTAR ISI
DFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
1.1.2 Masalah
1.2 Tujuan Pembahasan
1.3 Kerangka Teori
1.4 Sumber Data
1.5 Cara Pengumpulan Data
BAB II METODE HIDROPONIK
2.1 Metode Kultur Air
2.2 Metode Kultur Pasir
2.3 Metode Kultur Agregate
BAB III LOKASI HIDROPONIK
3.1 Hidrponik di Halaman
3.2 Hidroponik di Kebun
BAB IV PENANGGULANGAN KESULITAN
4.1 ………………………………………
4.2 ………………………………………
4.3 ………………………………………
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Catatan:

Kedua contoh ragangan karangan kedua contoh daftar isi itu

hanyalah merupakan dua kemungkinan kerangka dasar pola berpikir yang

diterapkan dalam menyususn karangan ilmiah. Tidak tertup kemungkinan

adanya pola berpikir lain (yang lebih sempurna). Sebenarnya, penentuan

daftar isi itu merupakan hak penulis. Akan tetapi, ada baiknya jika pola

daftar isi itu disamakan. Paling sedikit sebuah karangan ilmiah berisi tiga

bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis dan penutup. Kalau isi/analisis

karangan itu agak luas, kita dapat memecah isi itu menjadi dua atau tiga

bab sehingga karangan ilmiah menjadi empat atau lima bab.


Berdasarkan garis besar pemikiran ilmiah kita bekerja, kita tinggal

menggambarkan ide pokok tersebut dengan ide penjelas didalam

paragraph-paragraf. Seandainya dalam mengembangkan suatu ide kita

dapat mengalami kesulitan, kita tentu harus mencari dahulu kepustakaan

yang berkaitan dengan ide pokok tersebut.

III. PENGUMPULAN DATA

Jika judul karangan ilmiah dan ragangannya sudah di setujui oleh

pembibingan atau oleh pimpinan lembaga pendidikan tinggi yang

bersangkutan, penyusun sudah dapat mulai mengumpulkan data.

Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah

mencari informasi dari kepustakaan (buku, Koran, majalah dan brosur)

mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul garapan. Informasi

yang relavan diambil sarinya dan dicatat pada kartu hasil studi. Diasmping

pencarian informasi darikepustakaan, penyusunan juga dapat dimulai terjun

kelapangan. Akan tetapi, sebelum terjunkelapangan, penyusun minta izin

pemerintah setempat atau kepada pimpinan perusahan yang perusahaannya

akan diteliti. Data di lapangan dapat dikumpulkan memalui pengamatan,

wawancara atau eksperimen.

IV. PENGORGANISASIAN/PENGONSEPAN

Jika data sudah lengkap terkumpul, penyusun menyeleksi dan

mengorganisisr data-data tersebut, penysusnharus menggolong-golongkan


data menurut jenisnya, sifatnya atau bentuknya. Penyusun menentukan data

mana yang akan dibicarakan lebih dahulu dan data mana yang dibicarakan

kemudian. Pendeknya, penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang

ada dengan teknik-teknik yang sudah ditentukan. Misalnya jika penelitian

bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik static.

Selanjutnya, penyusun sudah dapat mulai mengonsep karangan ilmiah

tersebut sesuai dengan urutan dalam ragangan yang sudah ditetapkan.

V. PEMERIKASAAN PENYUNTINGAN

Sebelum mengetik konsep, penyusun memeriksa dulu konsep

tersebut. Mungkin ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang

berulang-ulang. Buanglah penjelasan yangtidak perlu dan tambahkan

penjelasan yangdirasakan sangat menunjang pembahasan.

Secara ringkat pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi

karangan dan cara penyajian karangan, termasuk penyuntingan bahasa yang

digunakannya.

VI. PENGETIKAN/PENYAJIAN

Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi

kerapian, kecermatan, dan kebersihan. Penyusn memperhatikan tata letak

unsure-unsur dalam karangan ilmiah. Misalnya, penyusun menata unsure-

unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsure dalamhalaman judul, unsur-

unsur dalam, daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.


VII. MANFAAT PENYUSUNAN KARYA ILMIAH

Penyusunan karangan ilmiah memberikan manfaat yang besar,

baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat, menurut Sikumbang

(1981:2-5), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh

darikegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut:

1. Penulis akan terlatih mengebangkan keterampilan membaca yang

efektif, karena sebelum menulis karangan ilmiah ia mesti membaca

dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang akan

dibahas

2. Penulis akan terlatih mengembangkan hasil bacaan dariberbagai

buku sumber,mengambil sarinya, dan mengembangkan ketingkat

pemikiran yang lebih matang

3. Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti

mencari bahan bacaan dalam catalog pengarang atau catalog judul

buku

4. Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam

mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis

5. Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual

6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat

VIII. BEBERAPA MACAM SIKAP ILMIAH

Para penulis karangan ilmiah sudah sepatutnya memiliki sikap-sikap

ilmiah agar karyanya dapat dipertanggungj jawabkan.


Menurut Brotowidjojo (1985:33-34), orangyang berjiwa ilmiah

adalah orang yang memiliki tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh macam

sikap tersebut adalah

1. Sikap ingin tahu

2. Sikap kritis

3. Sikap terbuka

4. Sikap objektif

5. Sikap rela menghargai karya orang lain

6. Sikap berani mempertahankan kebenaran

7. Sikap menjangkau kedepan

Pengejawantahan ketujuh sikap itu adalah sebagaiberikut:

1) Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang

berbagai hal. Mengapa demiakian? Apa saja unsur-unsurnya?

Bagaiman kalau diganti dengan komponen yang lain dan seterusnya

2) Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak

mungkin, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang

diperkirakan mengetahui masalah amaupun dengan membaca sebelum

menentukan pendapat untuk ditulis.Sikap terbuka dinyatakan dengan

selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain

3) Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya,

tanpa dibarengi perasaan pribadi

4) Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya,

tanpa dibarengi perasaan pribadi


5) Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip

dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan

mengangapnya sebagai karya yang original milik pengarangnya.

6) Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela

fakta hasil penelitianaya

7) Sikap menjangkau kedepan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu

berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis danmembuktikannya,

bahakan mampu menyususn suatu teori baru.

IX. WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK PENYUSUNAN

Waktu yang diperlukanuntuk penyusunan, karangan ilmiah

berbed-beda bergantung pada luas atausempitnya masalah yang dibahas

dan didangkal atau dalamnya pembahasan. Untuk karangan ilmiah

sederhana, seperti makalah atau kertas kerja yang tebalnya kurang dari

lima belas halaman, hanya diperlukan waktu kira-kira 3 bulan, tetapi untuk

karangan ilmiah yang luas dan mendalam, seperti skripsi, diperlukan

waktu 6 sampai dengan 12 bulan. Bahkan, untuk penyusunan desertasi

diperlukan waktu yang lebih lama lagi.

You might also like