You are on page 1of 2

Athika Darumas Putri

092210101095

Rangkuman Jurnal Biokimia tentang Vitamin


Intervensi Sayur dan Buah Pembawa Vitamin C dan Vitamin E Meningkatkan Sistem Imun
Populasi Buruh Pabrik di Bogor
oleh: Fransiska R. Zakaria, Bus Irawa, Siti M Pramudya, dan Sanjaya

Vitamin sangat dibutuhkan tubuh sebagai mikronutrisi yang penting dan dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Untuk mendapatkan manfaat vitamin, paling tidak
seseorang harus mengonsumsi bahan pangan dan atau mengikuti anjuran tertentu –seperti
berada di bawah sinar matahari pagi untuk mendapatkan vitamin E.
Dalam jurnal ini dibahas mengenai intervensi atau pengaruh sayur dan buah yang
mengandung vitamin C dan vitamin E terhadap kenaikan imunitas suatu populasi pekerja di
daerah tertentu. Adapun subyek penelitian dalam jurnal ini adalah 80 buruh pabrik dari
industri I, II, III, dan IV, di daerah Ciluar, Bogor. Yang melatarbelakangi penelitian ini adalah
informasi status imunitas buruh yang kurang baik. Penulis mengaitkan hal ini dengan
pengonsumsian makanan jajan oleh para buruh dimana makanan tersebut telah tercemar
logam berat, mikroba patogen, rsidu pestisida, dan penggunaan bahan tambahan makanan
terlarang.
Titik poin yang ditekankan pada jurnal ini adalah seberapa besar pengaruh antioksidan
vitamin C dan vitamin E dalam makanan yang diintervensikan (sayur dan buah) terhadap
respon imun kelompok buruh pabrik yang berstatus gizi rendah dan rentan mengalami
pencemaran makanan.
Untuk tahapan atau metodologinya, peneliti menggunakan beberapa bahan kimia yang
berbeda untuk menganalisis kadar vitamin C dan K serta pengulturan sel natural killer,
isolasi, dan proliferasi limfosit. Adapun bahan intervensinya menggunakan sayur dan buah
organik, yaitu bayam, tauge, jagung, jambu biji, mangga, pepaya, dimana mereka telah
dianalisis memiliki vitamin C dan E yang tinggi. Berikut uraian singkat mengenai langkah
penelitiannya: (1) analisis asam askorabat (vitamin C); (2) analisis vitamin E; (3) penentuan
populasi subyek; (4) pelaksanaan intervensi; (5) pengambilan darah; (6) analisis jumlah
limfosit; (7) isolasi dan kulturasi limfosit; dan (8) aktifitas sel natural killer. Akhirnya
diperoleh hasil:
1. sumber menu intervensi untuk vitamin C adalah jambu biji, mangga, dan pepaya;
sedangkan sumber menu intervensi untuk vitamin E adalah jagung manis, bayam, dan
tauge. Hasil tersebut didasari oleh tingginya vitamin C dan E yang terkandung dan
kemudahan dalam pengolahan makanan tersebut.
2. jumlah limfosit rata-rata responden sebelum dan sesudah intervensi vitamin C dan E
pada sayur dan buah berada dalam keadaan normal dan perbandingan jumlah limfosit
antara responden laki-laki dengan perempuan adalah sama.
3. selama intervensi sayur dan buah dalam 30 hari, kadar limfosit subyek pada kisaran
limfosit normal. Selain itu, intervensi ini ternyata dapat mengembalikan jumlah limfosit
responden industri III ke kisaran normal dari sebelumnya yang berkadar limfosit tertinggi
di antara tiga industri lainnya. Hal ini dikarenakan selama intervensi tidak terjadi infeksi
dalam tubuh (sayur dan buah yang diberikan dan dikonsumsi tidak bersifat toksik dan
tidak terkontaminasi olehmikroorganisme).
4. intervensi vitamin C dan vitamin E pada sayur dan buah selama 30 hari meningkatkan
proliferasi limfosit B dan T (diketahui dari naiknya indeks stimulasi (IS) limfosit rata-
rata responden setelah diintervensi)
5. konsumsi vitamin C dan E pada sayur dan buah dapat meningkatkan aktifitas sitotoksik
sel NK (Natural Killer) responden buruh pabrik.

You might also like