You are on page 1of 7

Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Opini

Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini


Menuju Anak yang Sehat dan Cerdas Melalui Permainan

Soegeng Santoso *)

Abstrak
Pendidikan anak pada usia dini menentukan perkembangan kepribadian dan fisiknya di kemudian
hari. Oleh karena itu untuk keseimbangan dan keutuhan perkembangan pribadi anak, perlu diperhatikan
dan diberdayakan semua kemampuan yang dimilikinya. Dengan menunjuk pada berbagai teori
psikologi, tulisan ini membahas bagaimana permainan dipergunakan secara optimal untuk membuat
anak menjadi sehat, cerdas dan berhasil.

Kata kunci: Anak usia dini, perkembangan kepribadian, permainan

Early childhood education plays an important role in a character and physical development in the
future. This article discusses how game can be utilized as an effective technique in developing all
potentials possessed by the child to be healthy, intelligent and successful in his/her life. Referring to
a number of psychological theories, the article emphasizes the urgent need to consider and develop
multiple intelligence every body has.

hamil. Setelah lahir, orang tua wajib


Pendahuluan menyongsongnya dengan penuh kasih sayang
dan perhatian yang optimal. Terdapat tiga sifat
endidikan berlangsung sejak anak lahir yang wajib dilakukan oleh pendidikan yaitu
P bahkan secara tidak langsung proses
pendidikan dimulai ketika anak masih
pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran
(Fuad Hassan, 2004). Kalau ketiganya sudah
berada dalam kandungan ibu. Pendidik dilaksanakan mudah-mudahan anak mampu
yang pertama kali memberikan pengaruh tumbuh dan berkembang secara maksimal.
terhadap anak adalah ibu dan bapak di Anak mempunyai sifat suka bergerak kalau
lingkungan keluarga. Pendidik ini sangat tidak, berarti terdapat sesuatu yang tidak wajar,
menentukan proses pembentukan pribadi anak. misalnya kecewa, sakit, capek dan, kurang gizi,
Jadi pengaruh yang berasal dari orang tua itu tentu tidak kelihatan ceria. Anak yang tumbuh
merupakan pengaruh atau bimbingan yang selalu dikaitkan dengan fisik. Misalnya tubuh
utama. Oleh karena itu orang tua wajib kecil berubah menjadi besar, yang lemah menjadi
memberikan teladan yang baik, positif dan kuat. Anak yang berkembang dikaitkan dengan
bersifat mendidik. psikis. Misalnya penakut menjadi pemberani,
Pendidikan yang tidak langsung terhadap diam lalu menjadi banyak bicara, bertanya
bayi dalam kandungan berwujud kedisiplinan, sesuatu atau periang. Anak mulai bertindak
ketenangan, kesehatan, ketentraman, dan dengan pikiran dan perasaan yang tadinya
pemberian makanan yang bergizi bagi ibu yang secara spontanitas.

*) Guru Besar Universitas Negeri Jakarta

Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006 93


Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

melonjak dan meloncat. Anak-anak mulai


Optimalisasi Pertumbuhan dan mampu menguasai dan mengendalikan anggota
Perkembangan Anak badannya guna melakukan sesuatu yang tidak
bisa dilakukan sebelumnya. Kita dapat melihat
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) perubahan tindakan anak pada saat usia
pertumbuhan (growth) dan perkembangan menginjak tahun prasekolah, dia belajar
(development) sebenarnya memiliki makna yang bagaimana menulis, mengambar, dan
berbeda, tetapi antara keduanya tidak dapat bagaimana memainkan permainan dengan
dipisahkan. Pertumbuhan menunjukkan arti berbagai alat permainan seperti bola, kelereng,
perubahan kuantitatif, pertambahan dalam dan sebagainya. Mereka juga membuat tentang
ukuran dan struktur. Sejalan dengan keterampilan baru yang dapat dilakukan dan
pertumbuhan otak anak, dia memiliki kapasitas pertumbuhan diri. Misalkan ada seorang anak
belajar lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berkata : “Saya sudah tidak lagi kecil, ya bukan?”
bernalar. Perkembangan dapat didefinisikan Anak-anak ini memang benar. Mereka bukan
sebagai kemajuan terurut berkesinambungan, lagi bayi kecil, masa bayi kecilnya sudah berlalu.
perubahan-perubahan koheren (menyatu). Pada usia empat tahun, mereka telah
Kemajuan artinya perubahan itu berlanjut ke menjadi lebih berpetualangan, mengeksplorasi
arah depan. Terurut dan koheren, artinya dunianya dengan senang, bangga, dan terus
terdapat relasi tertentu antara perubahan yang menerus. Pada usia lima tahun, mereka adalah
sedang terjadi dan apa yang dilalui atau anak yang mampu mencukupi kebutuhannya
berikutnya. Berkembang, yaitu menunjukkan sendiri, dalam arti telah mampu mengkoordinasi
perubahan kuantitatif dan kualitatif berikutnya motorik dengan baik. Anak-anak pada usia ini
(Elisabeth B. Hurlock, 1978). bahkan senang bertindak yang dapat
Pertumbuhan dan perkembangan anak mengejutkan orang tuanya atau pengasuhnya
pada umumnya amat bergantung dari genetik dengan perilaku yang mengkhawatirkan,
dan pengasuhan ibunya masing-masing. misalnya sering menapaki anak tangga dan
Pengasuhan anak yang optimal akan sangat bangunan-bangunan lain yang menanjak
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan bahkan sembarangan objek yang dapat dinaiki.
berkembangannya. Contoh sebagai berikut : Piaget menegaskan bahwa bentuk tertinggi
Pada tahun pertama, anak-anak kecerdasan logis dapat ditelusuri hingga ke
kebanyakan telah mulai belajar berjalan. Jika asalnya ke dalam tubuh. Sebab mulai dari
pada usia dini ini dilatih berbagai kecakapan pertama kehidupan, tubuh bayi dengan aktif
motorik secara terus menerus maka meneliti dunia dan membangun kerangka dasar
perkembangan kemampuan anak akan yang berfungsi sebagai fondasi semua pikiran
berlangsung cepat. berikutnya. Kemampuan awal ini
Pada tahun kedua perkembangannya, anak- mempersiapkan jalan untuk perkembangan
anak kebanyakan telah dapat atau setidaknya berikutnya di tengah-tengah masa kanak-kanak
telah belajar berjalan. Sebagian anak bahkan ketika anak-anak bisa secara internal mewakili
telah mampu berlari-lari dari halamannya berbagai benda dari sudut pandang yang
sendiri menuju ke halaman tetangganya dan berbeda-beda.
menelusuri lorong-lorong di sekitarnya. Mereka
berlatih dengan berbagai kecakapan motorik,
dan secara terus menerus ingin menunjukkan Perawatan Kesehatan Anak
keterampilannya itu kepada orang tuanya dan Usia Dini
orang lain yang menyaksikannya.
Pada tahun ketiga, perilaku anak akan Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat
tampak sedikit perubahan yang berbeda. Watak diawali dari pemberian makanan yang sehat.
tantrumnya (merengek) belum sepenuhnya Dahulu Departemen Kesehatan membuat moto
hilang, kemanjaan usia dua tahunan dapat yang berbunyi “empat sehat lima sempurna”,
berakhir pada tahun keempat, tetapi perilaku karena waktu itu sebagian besar penduduk
senang rewel kebanyakan telah ditinggalkan. Indonesia belum makan kenyang, penuh gizi
Setiap minggu menghasilkan ungkapan kata- dan lengkap dengan buah-buahan. Setelah
kata baru dan cara baru dalam memanjat, Indonesia merdeka sebagian rakyat sudah

94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006


Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

kecukupan bahkan ada yang kelebihan rejeki


bergerak, bermain, berwajah ceria, cakap dan
akibatnya makan tidak terkendali. Akhirnya
mereka sakit antara lain jantung, hati, stroke dan tersenyum, sehingga anak mampu tumbuh dan
kelebihan gizi, kegemukan, lalu mereka ikut berkembang secara optimal serta menjadi anak
senam untuk melangsingkan tubuh anjuran yang memiliki kepribadian utuh.
berolah raga (tiada hari tanpa olah raga,
mengolahragakan masyarakat dan
memasyarakatkan olah raga). Kecuali itu Mendidik Anak
terdapat anjuran penganekaragaman makanan. Sesuai Potensi yang Dimiliki
Lalu muncul moto kesehatan yang baru berbunyi
“gizi seimbang”, antara lain nasehatnya adalah Mendidik sesuai dengan potensi yang dimiliki
makan makanan yang bergizi dan bermacam- sangat penting, sebab kesesuaian dalam
macam supaya seimbang antara protein, lemak, mendidik anak akan mempengaruhi
nabati, zat besi, makanan berserat, banyak perkembangannya di masa yang akan datang.
makan buah-buahan dan lain-lain. Konsep kesesuaian itu memiliki dua dimensi
Minum kopi, teh, cokelat ada yang yaitu kesesuaian dengan umur dan kesesuaian
mengkategorikan sebagai bahan kenikmatan. dengan individu masing-masing.
Lalu timbul Dari diri anak
anjuran minum- terdapat pola
lah air mineral umum yang
(air putih) antara diprediksi
Mendidik sesuai dengan potensi
lain aqua yang menyangkut
dinilai sebagai yang dimiliki sangat penting, perkembangan
minuman yang sebab kesesuaian dalam mendidik dan perubahan
paling aman dan anak akan mempengaruhi yang terjadi pada
menyehatkan perkembangannya di masa yang anak selama
tubuh. Semula sembilan tahun
akan datang.
d i r a s a k a n permulaan
janggal mengapa kehidupannya.
air putih saja Perubahan ini
d i j u a l . terjadi pada
Kenyataannya di masyarakat sekarang baik di seluruh area perkembangan fisik, emosional,
kota besar maupun kota kecil air putih sudah sosial dan kognitif (Bredekamp, 1992). Atas dasar
merupakan kebutuhan orang. Bahkan di desa itulah dapat dikatakan bahwa anak akan
pun sudah dikonsumsi, biarpun di tumbuh dan berkembang secara optimal jika
lingkungannya terdapat sumur. Di kota air putih lingkungan memberikan suasana yang aman,
dijual literan atau kalengan, di pegunungan menyenangkan dan penuh kasih sayang
yang langka air dikirim dari kota. sehingga meningkatkan perkembangan fisik,
Makanan yang diberikan kepada anak agar emosional, sosial dan kognitifnya.
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
haruslah makan bergizi meliputi : (a) bahan Kecerdasan
makanan pokok, (b) bahan makanan lauk pauk, Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul
(c) bahan makanan sayuran, (d) susu dan telur. Multiple Intellegences (MI) menegaskan bahwa
Makanan ini diperlukan untuk memperoleh kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur: (1)
kebutuhan zat gizi yang cukup untuk kecerdasan logika matematika, (2) kecerdasan
kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan
sesudah sakit, aktivitas, pertumbuhan dan visual spasial, (5) kecerdasan kinestetik, (6)
perkembangan anak. Pada usia dini anak kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan
sedang mengalami pertumbuhan dan intrapersonal, dan (8) kecerdasan naturalis.
perkembangan yang pesat sehingga Melalui konsepnya mengenai multiple
memerlukan zat gizi dalam jumlah yang besar. intellegences atau kecerdasan jamak ini, Gardner
Jika anak diberikan makanan yang bergizi ingin mengoreksi keterbatasan cara berpikir
mereka akan sehat dan selanjutnya akan yang konvensional mengenai kecerdasan,

Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006 95


Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

dimana seolah-olah kecerdasan hanya terbatas perasaan atau emosi itu muncul. Ini sering
pada apa yang diukur oleh beberapa tes dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan
intelegensi yang sempit saja, atau sekedar emosional.
melihat prestasi yang ditampilkan seorang anak 2. Kemampuan mengelola emosi, merupakan
melalui ulangan ataupun ujian di sekolah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan perasaannya sendiri
belaka. Teori Gardner ini kemudian
sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat
dikembangkan dan juga dilengkapi oleh para
mempengaruhi perilakunya secara salah.
ahli lain, di antaranya adalah Daniel Goleman 3. Kemampuan memotivasi diri, adalah
melalui bukunya yang terkenal, Emotional kemampuan memberikan semangat kepada
Intellegence atau Kecerdasan Emosional. Thomas diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang
Amstrong (Seven Kinds of Smart / 7 jenis baik dan bermanfaat.
kecerdasan ) juga mengembangkan MI yang 4. Kemampuan mengenali emosi orang lain,
meliputi : (1) kecerdasan linguistic (mengolah adalah kemampuan untuk mengerti
kata), (2) kecerdasan logis matematis ( mengolah perasaan dan
angka dan logika), kebutuhan orang
(3) kecerdasan lain sehingga
spatial ( berpikir orang lain akan
dalam gambar), (4) Permainan hendaknya mempunyai merasa senang
kecerdasan musikal nilai yang bermacam-macam dan dimengerti
(menyerap, sehingga mengembangkan seluruh perasaannya.
menghargai dan Kemampuan ini
menciptakan irama
aspek kepribadian atau potensi
sering pula
dan melodi), (5) anak. disebut sebagai
kecerdasan kemampuan
k i n e s t e t i k berempati,
(kecerdasan dalam m a m p u
diri sendiri), (6) kecerdasan antar pribadi menangkap pesan nonverbal dari orang
(kecerdasan dalam diri sendiri), (7) kecerdasan lain.
intra pribadi. 5. Kemampuan membina hubungan, adalah
Dari kedelapan kecerdasan yang kemampuan untuk mengelola emosi orang
dikemukakan oleh Gardner di atas, Goleman lain sehingga tercipta keterampilan sosial
mencoba memberi tekanan pada aspek yang tinggi dan membuat pergaulan
kecerdasan interpersonal atau kecerdasan seseorang menjadi lebih luas. Anak-anak
antarpribadi. Inti sari kecerdasan ini mencakup dengan kemampuan ini cenderung
kemampuan untuk membedakan dan mempunyai banyak teman, pandai bergaul,
menanggapi dengan tepat suasana hati, dan menjadi lebih populer.
temperamen, motivasi, dan hasrat keinginan Hal yang hampir senada juga dikemukakan
orang lain. Namun, menurut Gardner, oleh Robert Coles dalam bukunya yang
kecerdasan antarpribadi ini lebih menekankan berjudul The Moral Intellegence of Children
pada aspek kognisi atau pemahaman, sementara bahwa di samping IQ (Intellegence Quotient)
faktor emosi atau perasaan kurang diperhatikan. ada suatu jenis kecerdasan yang disebut
Padahal, menurut Goleman, faktor emosi ini sebagai kecerdasan moral yang juga
sangat penting dan memberikan suatu warna memegang peranan amat penting bagi
yang kaya dalam kecerdasan antarpribadi ini. kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Hal
Selanjutnya Sternberg dan Salovey, ini ditandai dengan kemampuan seorang
sebagaimana diungkapkan oleh Goleman, anak untuk dapat menghargai dirinya
disebutkan adanya lima wilayah kecerdasan sendiri dan orang lain, memahami perasaan
pribadi dalam bentuk kecerdasan emosional. terdalam orang di sekelilingnya, dan
Lima wilayah tersebut adalah : mengikuti aturan yang berlaku, yang
1. Kemampuan mengendalikan emosi, semuanya ini merupakan kunci
merupakan kemampuan seseorang dalam keberhasilan bagi seorang anak di masa
mengenali perasaannya sendiri sewaktu depan.

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006


Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Permainan (persiapan) pelajaran ilmu alam, ilmu kodrat,


Salah satu sifat anak yang paling terlihat adalah ilmu bumi dan ilmu negeri (kemasyarakatan dan
senang bermain, oleh karena itu jika anak tidak kenasionalan). Pendidikan Anak Usia Dini
mau bermain tentu ada sebabnya. Mungkin ia (PAUD) sebaiknya telah memperkenalkan
kecewa, marah, lapar, kurang gizi, sakit atau pendidikan pada abad ini yang berpandangan
sebab lain yang tidak diketahui pendidik. pada multikulturisme (Tilaar, 2004). Menurut
penulis pendidikan multikulturisme melalui
Berbagai permainan perlu disediakan baik untuk
permainan misalnya, bermacam-macam adat
perkembangan kemampuan motorik halus atau
daerah di seluruh Indonesia dapat diberikan
perkembangan motorik kasar. Permainan dapat
pada anak usia dini walaupun sifatnya sangat
disediakan di kelas atau di luar kelas. Permainan
sederhana, praktis dan dapat dilakukan oleh
hendaknya mempunyai nilai yang bermacam- anak. Contohnya anak-anak mengenakan
macam sehingga mengembangkan seluruh pakaian adat, mengenalkan berbagai nyanyian
aspek kepribadian atau potensi anak. Permainan daerah, menikmati macam-macam jenis
yang berhubungan dengan kemampuan motorik makanan, adanya berbagai permainan, adat
halus dapat dilakukan dalam ruangan, sedang kebiasaan teman yang berasal dari daerah dan
perkembangan kemampuan motorik kasar perbedaan suku bangsa di Indonesia. Tentu saja
banyak dilakukan di luar ruangan. Hal ini penyajiannya harus mudah, inovatif, menarik
sesuai dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara dan sesuai dengan perkembangan anak. Kalau
(Perguruan Taman Siswa) dan pandangan R. hal ini ditanamkan pada anak secara terus
Tagore (Shantiniketan, India). Tujuannya adalah menerus anak akan melakukan sesuatu
potensi tadi dapat berkembang secara optimal, berdasarkan pembiasaan, belum pengertian
terampil mengenal cinta dan melestarikan sebab pendidikan itu akan berhasil melalui
lingkungan yang berwujud flora, fauna dan alam pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran
secara menyeluruh. (Fuad Hassan, 2004). Hal ini didukung oleh
pandangan M.J. Langeveld yang mengatakan
bahwa proses pendidikan melalui pembiasaan
Mendidik Anak Usia Dini dan dengan tatap muka. Keteladanan dari
pendidik penting sekali, baik orang tua, guru
Agar Cerdas
dan pemimpin masyarakat (Trisentra System Ki
Hadjar Dewantara, 1962).
Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun
Pembelajaran meliputi mendidik dan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengajar yang dilakukan oleh guru. Jadi selain
dinyatakan tentang anak usia dini adalah anak
mencerdaskan manusia juga diimbangi dengan
yang berusia 0 – 6 tahun, oleh karena itu pada
pembentukan moral, sebab kemampuan
usia dini perlu diberi pendidikan, pembiasaan,
intelektual menghasilkan kemakmuran yang
dan keteladanan yang baik. Pada usia ini anak
modernisasi sedang gerakan moral bertujuan
suka meniru, seluruh aspek kepribadiannya
membangun komunitas yang cerdas dan
akan tumbuh dan berkembang secara alamiah
beradab. Untuk gerakan moral ini diperlukan
oleh karena itu perlu rangsangan dari orang tua
agama dan kehidupan global (Tilaar, 2004).
dan pendidik pada umumnya. Apalagi kalau
Pada anak usia dini khususnya taman
anak itu kreatif, perlu mendapat dorongan.
kanak-kanak diberikan pendidikan yang
Mendidik anak agar cerdas, kreatif dan
berkaitan dengan : (a) perkembangan daya cipta
terampil harus dimulai sejak usia dini. Anak
dan daya pikir, (b) pengembangan bahasa, (c)
yang cerdas menurut Ki Hadjar Dewantara
pengembangan perilaku dan keterampilan, (d)
(1962) perlu diawali di Taman Anak (sekarang
pengembangan jasmani dan, (e) pengembangan
Taman Kanak-Kanak/masa wiraga) dengan : (a)
moral, emosional, sosial, dan disiplin. Berbagai
permainan dan olah raga dengan nyanyian
jenis pengembangan ini dibuat beberapa butir
anak-anak dan tari, (b) nyanyian rakyat,
tema kegiatan berdasarkan Garis-Garis Besar
menggambar corak dan warna, (c) cerita yang
Program Kegiatan Belajar (GBPKB). Para guru
berwujud dongeng, mitologis dan historis
dituntut kreatif dalam menyusun kegiatan
dihubungkan dengan pelajaran bahasa dan
(Soegeng, 2000).
lagu, (d) pelajaran mengenal keadaan tempat
Kegiatan ini tidak berbeda jauh dengan
keliling (lingkungan) anak selaku persediaan
pandangan Ghulam Farid Malik yang

Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006 97


Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

mengatakan kegiatan pada Taman Penitipan 6. Perasaan berhak dan wajib ikut memajukan
Anak (TPA) : negaranya menurut pembawaan dan
1. Umur 1 sampai 2 tahun, antara lain : kekuatannya.
memanjat, mengerti beberapa kata, 7. Keyakinan bahwa orang menjadi bagian
memberikan mainan, asyik bermain, minum, yang tidak terpisahkan dari keluarga dan
belajar menggunakan sendok, melempar masyarakat.
bola, tahu nama keluarga, mencoba 8. Keyakinan bahwa orang hidup dalam
meloncat dan bermain dengan air dan pasir. masyarakat harus tunduk pada tata tertib.
2. Umur 3 sampai 4 tahun, antara lain: bermain 9. Keyakinan bahwa manusia itu sama
dengan anak lain, bermain dengan jarinya, karyanya, sebab itu berhubungan sesama
bermain bergiliran, menghitung benda anggota masyarakat harus bersifat hormat
sampai tiga benda, bermain mencocok menghormati, berdasarkan rasa keadilan
gambar, menyebutkan umurnya dengan jari, dengan berpegang teguh atas karya diri
mampu menyelesaikan puzzel sederhana sendiri.
dan memiliki humor. 10. Keyakinan bahwa negara memerlukan
3. Umur 5 sampai 6 tahun, antara lain : warga negara yang rajin bekerja, tahu pada
mengadu, bermain dengan makanannya, kewajibannya, jujur dalam pikiran dan
butuh pengakuan orang dewasa, senang tindakannya (Soegarda Poerbakawatja,
menolong, mengenal konsep waktu samar- 1970).
samar, belajar menggunting, menempel dan Jika diterapkan dengan baik, ketentuan itu
menggambar. akan menghasilkan manusia yang utuh dan
4. Umur 7 sampai 8 tahun, antara lain : mulai berkepribadian.
mengeluh dan berdebat, kritis dengan
saudaranya, menentang orang tuanya,
mencari perhatian guru, mengulangi Penutup
bahasa kasar yang didengarnya dan
memiliki humor. Anak sejak lahir telah memiliki potensi yang
Dengan adanya jenis kegiatan yang berbeda satu sama lain, oleh karena itu perlu
disenangi oleh anak tersebut maka permainan diberi dorongan, bimbingan dan pengaruh
yang disediakan oleh sekolah perlu disesuaikan. positif agar dapat tumbuh dan berkembang
Demikian pula pendidik yang yang memberikan secara optimal. Dalam pemberian pengaruh ini
kegiatan wajib mengetahui dan mampu pendidik perlu mengetahui masa perkembangan
melaksanakannya. anak. Pengaruh yang diberikan kepada anak
Sejak tahun 1946 ketika Menteri sebaiknya dihubungkan dengan berbagai
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dijabat kecerdasan yang dimiliki anak, supaya nanti
oleh Menteri Soewandi, Indonesia telah memiliki dapat menghasilkan manusia yang
dasar pendidikan dan pengajaran yang berkepribadian utuh. Anak adalah subyek yang
dijadikan pedoman bagi guru yang memuat sifat- harus diperhatikan, diberi kebebasan untuk
sifat kemanusiaan dan kewarganegaraan tumbuh dan kembang sendiri berdasarkan apa
sebagai dasar pengajaran dan pendidikan yang adanya, tugas pendidik adalah mempengaruhi
berintikan Pancasila. Sifat yang diutamakan karena itu perlu pembiasaan, keteladanan, dan
sebagai dasar pendidikan adalah : pembelajaran.
1. Perasaan bakti kepada Tuhan Yang Maha Pemberian kegiatan pada anak perlu
Esa. disesuaikan dengan kematangan dan
2. Perasaan cinta kepada alam. perkembangan anak, sehingga nanti dapat
3. Perasaan cinta kepada negara. menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria.
4. Perasaan cinta dan hormat kepada ibu dan Beberapa pandangan di atas dapat dijadikan
bapak. acuan untuk mendidik anak usia dini agar
5. Perasaan cinta kepada bangsa. menjadi anak yang sehat dan cerdas melalui
bermain.

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006


Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Poerbakawatja, Soegarda. (1970). Pendidikan


Daftar Pustaka dalam alam Indonesia Merdeka. Jakarta:
Gunung Agung
Amstrong, Thomas. (2002). The seven kinds of
Santoso, Soegeng . (2000). Problematika pendidikan
smart. Jakarta. Gramedia
dan cara pemecahannya. Jakarta: Kteasi Pena
Cooles, Robert. (1997). The moral intellegence of chil-
Gading
dren. New York : Random House, Inc.
Tilaar, H.A. R. 2004. Multikulturalisme. Jakarta:
Dewantara, Ki Hadjar . 1962. Karya Ki Hadjar
Lembaga Manajemen Universitas Negeri
Dewantara. Yogjakarta : Taman Siswa
Jakarta
Gardner, Howard. (1995). Multiple intellegences.
______. (2002). Pendidikan anak usia dini. Jakarta :
New York : Basic Book Harper Collins
Citra Pendidikan
Publ. Inc.
______. (2002). Setiap anak cerdas (Panduan
Ghulam Farid Malik. (2002). Peranan daycare/
membantu anak belajar dengan memanfaatkan
tempat penitipan anak, sebagai penganti
multiple Intellegence-nya diterjemahkan dari
orang tua disaat bekerja. Jakarta (Paper)
discovering and encauraging your child’s
Goleman, Daniel. (1995). Emotional intellegence.
multiple Intellegences). Jakarta: PT.
New York : Bantam Books
Gramedia

Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006 99

You might also like