You are on page 1of 11

MODUL 1

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

Kegiatan Belajar 1
Perkembangan Emosi

1. Emosi adalah suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang
ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. Aspek
emosional melibatkan tiga variabel, yaitu variabel stimulus, variabel organismik, dan variabel
respons.
2. Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak adalah:
a. sebagai bentuk komunikasi dengan lingkungannya;
b. sebagai bentuk kepribadian dan penilaian anak terhadap dirinya;
c. sebagai bentuk tingkah laku yang dapat diterima lingkungannya;
d. sebagai pembentuk kebiasaan;
e. sebagai upaya pengembangan diri.
3. Basic Emotion dan bentuk-bentuk emosi yang umum terjadi pada awal masa kanak-kanak
adalah amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
4. Emosi dibagi menjadi emosi positif dan negatif.

Kegiatan Belajar 2
Perkembangan Sosial

1. Sosialisasi merupakan proses melatih kepekaan diri terhadap rangsangan sosial yang
berhubungan dengan tuntutan sosial sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial.
2. Proses perkembangan sosial terdiri dari 3 proses, yaitu sebagai berikut.
a. Belajar bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
b. Belajar memainkan peran sosial yang ada di masyarakat.
c. Mengembangkan sikap sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di
masyarakat.
3. Ketiga proses sosialisasi ini akan melahirkan 3 model individu, yaitu individu sosial, individu
nonsosial, dan individu antisosial.
4. Pola bermain sosial pada awal masa kanak-kanak adalah sebagai berikut. Bermain soliter,
bermain sebagai penonton/pengamat, bermain paralel, bermain asosiatif, dan bermain
kooperatif.

MODUL 2
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA TAMAN
KANAK-KANAK

Kegiatan Belajar 1
Karakteristik Perkembangan Emosi Anak Usia Taman Kanak-kanak

1. Ciri utama reaksi emosi pada anak adalah sebagai berikut.


a. Reaksi emosi anak sangat kuat.
b. Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkan.
c. Reaksi emosi anak mudah berubah.
d. Reaksi emosi bersifat individual.
e. Reaksi emosi anak dapat dikenali melalui tingkah laku yang ditampilkan.
2. Bentuk reaksi emosi pada anak akan tampak pada amarah yang muncul, ekspresi rasa takut
yang dilihat dari rasa malu, khawatir atau cemas, cemburu, rasa ingin tahu yang kuat, iri hati,
senang, gembira, sedih, dan kasih sayang.

Kegiatan Belajar 2
Relasi Polisemi dan Homonim
1. Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, urutan perilaku sosial yang teratur. Pola perilaku
sosial pada masa kanak-kanak, yaitu kerja sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan
penerimaan sosial, simpati, empati, keter-gantungan, sikap ramah, tidak mementingkan diri
sendiri, meniru, dan perilaku kelekatan.
2. Sosialisasi pada anak berkembang mulai dari periode bayi, periode prasekolah dan periode
sekolah yang memiliki karakteristik khas dan akan menjadi landasan bagi perkembangan
sosial anak selanjutnya.

MODUL 3
KETERKAITAN SOSIAL EMOSIONAL DENGAN PERKEM-BANGAN LAINNYA
Kegiatan Belajar 1
Keterkaitan Perkembangan Sosial Emosional dengan Fisik, Mental, dan Psikologis Anak

Kegiatan Belajar 2
Keterkaitan Sosial Emosional Anak dengan Aktivitas dan Kehidupannya

Gambaran umum pola/bentuk hubungan emosi terhadap kehidupan seorang anak. Pertama, emosi
mewarnai pandangan anak terhadap dimensi kehidupan. Persepsi tentang rasa malu, takut, agresif,
ingin tahu atau bahagia, dan lain-lain akan mengikuti pola tertentu sesuai pola yang berkembang dalam
kelompok sosial dan kehidupannya. Kedua, emosi mempengaruhi interaksi sosial. Melalui emosi anak
belajar cara mengubah perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan ukuran sosial.
Ketiga, reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Secara
khusus, perubahan emosi berakibat pada perilaku tertentu, di antaranya adalah:

a. memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai;
b. melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari
keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustrasi);
c. menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan
emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara;
d. mengganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati;
e. suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi
sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

MODUL 4
FAKTOR DAN KONDISI YANG MEMPENGARUHI SOSIAL EMOSIONAL ANAK
Kegiatan Belajar 1
Faktor Pendukung dan Penghambat Perkem-bangan Sosial Emosional Anak

Perkembangan emosi dan sosial tidak selamanya stabil, banyak faktor yang mempengaruhinya baik
faktor yang berasal dari anak itu sendiri maupun yang berasal dari luar dirinya, baik pengaruhnya
secara dominan, maupun secara terbatas.

Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak prasekolah, meliputi:

1. keadaan di dalam diri individu;


2. konflik-konflik dalam proses perkembangan;
3. sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan.

Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak ada tiga yang utama, yaitu
faktor lingkungan keluarga, faktor dari luar rumah atau luar keluarga, serta faktor pengalaman awal
yang diterima anak.

Kegiatan Belajar 2
Kondisi Pendukung dan Penghambat Perkem-bangan Sosial Emosional Anak

Terdapat tiga kondisi utama yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak, yaitu:

1. kondisi fisik;
2. kondisi psikologis;
3. kondisi lingkungan.

Apabila kondisi keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan, kesehatan yang buruk atau
perubahan yang berasal dari perkembangan, mereka akan mengalami emosi yang meninggi.

Pengaruh psikologis yang penting, antara lain terkait dengan kerja intelegensi, aspirasi, dan kecemasan.

Kondisi lingkungan, seperti ketegangan yang terus-menerus dari lingkungan, jadwal yang ketat, dan
terlalu banyaknya pengalaman menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan akan
mengganggu perilaku sosial emosional anak.

MODUL 5
PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK TAMAN KANAK-
KANAK

Kegiatan Belajar 1
Mengapa Sosial Emosional Perlu Dikembangkan

Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Terdapat beberapa hal mendasar yang mendorong
pentingnya pengembangan sosial emosional tersebut, yaitu pertama, makin kompleksnya permasalahan
kehidupan di sekitar anak, termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK yang banyak memberikan
tekanan pada anak, dan mempengaruhi perkembangan emosi maupun sosial anak. Kedua, adalah
penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan investasi masa depan yang perlu dipersiapkan
secara maksimal, baik aspek perkembangan emosinya maupun keterampilan sosialnya, ketiga karena
rentang usia penting pada anak terbatas. Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu
fase pun yang terlewatkan, keempat ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ semata,
tetapi EI jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan, kelima telah tumbuh kesadaran pada setiap
anak tentang tuntutan untuk dibekali dan memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini.

Kegiatan Belajar 2
Pengembangan Sosial Emosional Anak
Terdapat kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang lebih banyak memiliki
kesulitan emosional dari pada generasi sebelumnya sehingga berdampak pada kemampuan
sosialisasinya. Dengan demikian, perlu ada upaya peningkatan kecerdasan emosional, yaitu usaha-
usaha yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan kualitas emosional anak sehingga mampu
mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, mampu memotivasi diri sendiri serta mampu
mengelola emosi dan perilaku sosial menjadi lebih baik. Indikator mutu emosional tersebut meliputi:

1. kualitas empati (melibatkan perasaan orang lain);


2. kualitas dalam mengungkapkan dan memahami perasaan;
3. kualitas dalam mengalokasikan rasa marah;
4. kualitas kemandirian;
5. kualitas dalam kemampuan menyesuaikan diri;
6. kualitas disukai atau tidak;
7. kualitas dalam kemampuan memecahkan masalah antarpribadi;
8. kualitas ketekunan;
9. kualitas kesetiakawanan;
10. kualitas kesopanan;
11. kualitas sikap hormat.

Usaha di atas penting dilakukan apalagi dengan adanya bukti bahwa kecerdasan emosional memang
betul sebagai penentu (dominant factor) keberhasilan individu dalam kehidupannya, bahkan hingga
80% perannya dibanding dengan IQ yang hanya 20%.

Tugas terpenting bagi para guru dalam pengembangannya adalah ia harus memahami rambu-rambunya
dan kekhasan kecerdasan emosional agar tidak tergelincir pada penyediaan lingkungan belajar yang
kurang sesuai atau bahkan keliru. Secara khusus, hendaklah guru menguasai tindakan-tindakan prinsip,
di antaranya:

1. menjadi contoh yang baik,


2. mengajarkan pengenalan emosi,
3. menanggapi perasaan anak,
4. melatih pengendalian diri,
5. melatih pengelolaan emosi,
6. menerapkan disiplin dengan konsep empati,
7. melatih keterampilan komunikasi,
8. mengungkapkan emosi dengan kata-kata,
9. memperbanyak permainan dinamis,
10. memperdengarkan musik indah dengan ritme teratur,
11. marah, sedih, cemas bukan hal tabu;
12. menyelimuti dengan iklim positif.
Kegiatan Belajar 3
Peran Pematangan dan Belajar pada Perkem-bangan Sosial Emosional Anak

MODUL 6
PRINSIP PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

Kegiatan Belajar 1
Pengembangan Sosial Emosional Berorientasi Perkembangan Anak

Penyelenggaraan pendidikan prasekolah akan cukup berhasil jika berlandaskan Developmentally


Appropriate Practices atau disingkat DAP.

DAP adalah program pengembangan anak TK yang berbasis pada perkembangan anak dan
kebutuhannya, berdasarkan pada karakteristik kebutuhan anak. Jika menggunakan DAP, perencanaan
kegiatan pembelajaran untuk anank TK harus berpusat pada anak, bukan pada guru.

Kegiatan Belajar 2
Prinsip Pengembangan Sosial Emosional Berorientasi Menyeluruh (Holistik)

Kesadaran tentang besarnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak semakin menguat,
misalnya saja makanan yang tidak memadai akan mengganggu perkembangan anak, termasuk
perkembangan otak. Hal ini akan berpengaruh pada kelainan neurologi dan perilaku, seperti gangguan
belajar dan retardasi mental. Rangsangan lingkungan akan berpengaruh terhadap terbentuknya
hubungan antarsel otak (sinaps) yang akan membentuk jaringan komunikasi antarsel otak dan sama-
sama bertugas melakukan koordinasi atas berbagai aspek perkembangan. Begitu pula keadaan stres
berat akan menimbulkan gangguan perilaku dan perkembangan sosial anak (di kemudian hari).

Dengan demikian, prinsip utama dalam pengembangan anak adalah pengembangan yang berlandasan
pendekatan holistik, yaitu pendekatan yang berdasarkan pemahaman anak secara total sebagai manusia
(human), dengan menyentuh dan mengakomodasi seluruh dimensi perkembangan anak.
MODUL 7
CARA TERPADU PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

Kegiatan Belajar 1
Pengembangan Sosial Emosional melalui Pendekatan Terpadu

Karakteristik perkembangan anak TK bersifat holistic atau menyeluruh atau terpadu, artinya antara
aspek perkembangan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, aspek perkembangan yang satu
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya.

Pembelajaran yang cocok adalah pembelajaran terpadu dengan berbasis pada tema. Melalui tema anak
akan lebih mudah dalam membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada di lingkungannya.

Dengan pembelajaran terpadu, sejak dini anak sudah terlatih mengaitkan informasi yang satu dengan
lainnya sehingga secara wajar dapat menghadapi situasi silang lingkungan, silang pengetahuan,
ataupun silang perangkat.

Sekaligus mereka belajar secara aktif dan terlibat langsung dalam kehidupan nyata, bahkan
pembelajaran ini dapat menyentuh semua dimensi kecerdasan anak (multiple intelligence).

Kegiatan Belajar 2
Pengembangan Sosial Emosional Anak melalui Kegiatan Rutin, Terprogram, Spontan, dan
Keteladanan

Di samping menggunakan pendekatan utama, yaitu pembelajaran terpadu, pada pendidikan TK


kegiatan pembelajarannya dapat dilakukan dengan pendekatan rutin, terprogram, spontan maupun
teladan.

Pendekatan rutin, sering juga disebut pembiasaan dilakukan dengan cara penjadwalan secara terus-
menerus hingga pola perilaku yang diharapkan melekat menjadi kebiasaan positif pada setiap anak.

Pelaksanaan pengembangan sosial emosional melalui kegiatan terprogram adalah kegiatan tersebut
dibuat secara terencana menjadi sasaran atau agenda utama saat program itu dilaksanakan.
Pembelajaran dapat dirancang dalam silabus, baik untuk jangka waktu yang pendek maupun panjang,
yaitu untuk satu hari (SKH), satu minggu (SKM), dan seterusnya.

Pembelajaran spontan, yaitu pembelajaran yang dikembangkan untuk menanggapi stimulus langsung
dari anak sebagai konsekuensi konteks pembela-jaran yang bersifat dinamis, terutama pada kelas TK.
Penting dilakukan pembelajaran spontan karena memberikan efek kepuasan yang sangat tinggi pada
anak.

Pendekatan lainnya, yaitu keteladanan, maksudnya adalah pembelajaran yang ditampilkan melalui
contoh-contoh yang baik, dan menggunakan berbagai contoh yang telah diterima oleh masyarakat dan
sesuai dengan standar serta sistem nilai tertentu. Pendekatan ini penting karena anak TK merupakan
peniru hebat dan mudah menyerap dari yang dilihatnya.

MODUL 8
STRATEGI PENGEMBANGAN EMOSI PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

Kegiatan Belajar 1
Sasaran Pengembangan Emosi di Taman Kanak-kanak

1. Hal yang penting untuk diperhatikan dan dibutuhkan anak dalam upaya pengembangan emosi
yang sehat adalah sebagai berikut.
a. Rasa cinta dan kasih sayang.
b. Rasa saling memiliki.
c. Rasa diterima apa adanya.
d. Diberi kesempatan untuk mandiri dan membuat keputusan sendiri.
e. Rasa aman.
f. Diberi kepercayaan pada dirinya.
g. Diperlakukan sebagai seseorang yang mempunyai identitas.
2. Ada lima cara yang dapat dilakukan guru untuk membantu proses pengembangan emosi anak,
yaitu kemampuan untuk mengenali emosi diri, kemampuan untuk mengelola dan
mengekspresikan emosi secara tepat, kemampuan untuk memotivasi diri, kemampuan untuk
memahami perasaan orang lain, dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain.
3. Materi pembelajaran emosi di Taman kanak-kanak meliputi rasa cinta dan kasih sayang,
empati, serta pengendalian emosi.

Kegiatan Belajar 2
Metode Pengembangan Emosi di Taman Kanak-kanak

Beberapa metode yang dapat membantu proses perkembangan emosi anak di Taman Kanak-kanak, di
antaranya berikut ini.

1. Bernyanyi dan bermain musik.


2. Bermain peran.
3. Hand puppet.
4. Bercerita.
5. Gerak dan lagu.
6. Relaksasi dan meditasi.
7. Permainan feeling band (band perasaan).
8. Demonstrasi.
9. Permainan personifikasi

MODUL 9
STRATEGI PENGEMBANGAN SOSIAL PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

Kegiatan Belajar 1
Sasaran Pengembangan Sosial pada Anak Taman Kanak-kanak

1. Strategi pengembangan sosial anak usia 0 - 3 tahun dimulai dengan memperkuat


ikatan antara orang tua dan anak lewat interaksi yang penuh perhatian, intensif, dan
establish bonding. Selanjutnya mengajak anak untuk mendemonstrasikan kebiasaan
sosial, seperti menolong orang, mengeks-presikan cinta, dan mengajak dia untuk
berbagi dengan anak lain.
2. Sasaran pengembangan sosial di TK adalah:
a. keterampilan berkomunikasi;
b. keterampilan memiliki rasa humor;
c. menjalin persahabatan;
d. berperan serta dalam kelompok;
e. memiliki tata krama.
3. Materi pembelajaran pengembangan sosial di TK, meliputi cinta dan kasih sayang,
empati, afiliasi, identifikasi, disiplin, tolong-menolong dan tanggung jawab.

Kegiatan Belajar 2
Metode Pengembangan Sosial di Taman Kanak-kanak

Salah satu keahlian guru yang diharapkan adalah kemampuannya dalam memilih
metode pembelajaran yang paling tepat untuk anak didiknya. Metode yang dapat
digunakan untuk membantu proses pengembangan sosial di antaranya adalah:

1. metode pengelompokan anak;


2. modelling dan immitating;
3. bermain kooperatif;
4. belajar berbagi (sharing).
MODUL 10
EVALUASI PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK DI TAMAN
KANAK-KANAK

Kegiatan Belajar 1
Karakteristik Evaluasi Pendekatan di Taman Kanak-kanak

5. Evaluasi adalah suatu proses memilih, mengumpulkan, dan menafsirkan


informasi untuk membuat keputusan.
6. Prinsip evaluasi adalah sebagai berikut.

 Penilaian harus dikaitkan dengan kurikulum.


 Hasil penilaian harus dimanfaatkan untuk kepentingan anak.
 Penilaian harus mencakup seluruh aspek perkembangan anak.
 Penilaian melibatkan observasi yang teratur dan periodik dari anak .
 Penilaian didasarkan pada prosedur yang menggambarkan kegiatan anak
secara khusus.
 Penilaian mengugunakan suatu alat dan prosedur.
 Penilaian harus mengakui perbedaan individual.
 Penilaian tidak mengabaikan kenyamanan psikologis anak.
 Penilaian harus mendukung hubungan orang tua dengan anak.
 Penilaian adalah suatu komponen yang esensial dari peranan guru. Guru
adalah penilai utama.
 Penilaian menunjukkan keunggulan dan kemajuan anak.
 Penilaian adalah suatu proses kolaboratif
 Penilaian mendorong anak untuk berpartisipasi dalam menilai dirinya

Kegiatan Belajar 2
Teknik Evaluasi di Taman Kanak-kanak

1. Perkembangan sosial emosional pada anak dapat dilihat melalui proses


pengamatan (observasi), anecdotal record, analisis foto, analisis gambar atau
mengisi daftar checklist.
2. Tingkah laku anak dalam suatu kegiatan dapat diamati dengan tidak harus
mencampuri kegiatan si anak, kita bisa melihat dengan cara bagaimana dia
memandang, berjalan, tersenyum, menangis, marah, dan banyak hal yang
dilakukan anak untuk mengekspresikan keinginannya. Observasi dapat
membantu melihat perkembangan sosial emosional pada anak.
3. Pendokumentasian pada setiap kegiatan anak itu pun dapat mewakili
pengamatan sosial emosional pada anak. Ini biasanya disebut dengan istilah
Recording.

MODUL 11
PERMASALAHAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA TAMAN
KANAK- KANAK

Kegiatan Belajar 1
Permasalahan Emosi pada Anak Usia Taman Kanak-kanak

4. Permasalahan atau gangguan emosi pada anak diantaranya diakibatkan


berikut ini.
a. Adanya kekurangan afeksi yang dapat mengakibatkan terlambatnya
perkembangan fisik, gagap, sulit konsentrasi, agresif, egois, dan
pada tahap yang berat dapat menyebabkan gangguan jiwa.
b. Anxiety (cemas) yang dapat mengakibatkan kemampuan dan
potensi anak sering kali tidak berfungsi secara optimal.
c. Hipersensitivitas yang sering kali anak alami membuat suasana
murung dan mudah marah tanpa alasan yang jelas.
d. Fobia.
5. Penyebab timbulnya permasalahan emosi, di antaranya latar belakang
keluarga yang kasar, perasaan tertolak secara fisik ataupun emosional oleh
pihak orang tua, orang dewasa yang belum dewasa, dan memiliki
kematangan yang cukup untuk melakukan pengasuhan anak, kehilangan
terlalu cepat untuk merasakan kedekatan dengan orang yang disayangi,
orang tua yang tidak pernah merasakan kasih sayang, perasaan cemburu
yang berlebihan dan tidak ditangani dengan baik, menghadapi situasi baru,
mendapatkan gertakan, gangguan, dan ketidakramahan dari anak yang lain,
dan cacat fisik.

Kegiatan Belajar 2
Permasalahan Sosial pada Anak Usia Taman Kanak-kanak

6. Beberapa permasalahan sosial pada anak usia TK, yaitu maladjustment,


egosentrisme, agresif, dan perilaku anti sosial, seperti negativisme,
pertengkaran, mengejek dan menggertak, perilaku sok kuasa, prasangka,
serta antagonisme jenis kelamin.
7. Faktor penyebab terbentuknya perilaku anti sosial, antara lain sebagai
berikut.
a. Sikap orang tua yang overprotected.
b. Sikap orang tua yang suka membandingkan.
c. Kurangnya kesempatan untuk bergaul dengan anak lain.
d. Pola asuh otoriter.
e. Lingkungan yang buruk.
8. Penanganan gangguan sosial pada anak usia TK tergantung empat faktor
berikut.
a. Adanya kesempatan untuk bergaul dengan anak lain.
b. Anak diajari berkomunikasi yang beragam.
c. Anak punya motivasi untuk bergaul.
d. Adanya bimbingan dari orang tua.

MODUL 12
PELIBATAN ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN SOSIAL
EMOSIONAL ANAK

Kegiatan Belajar 1
Gagasan dan Keuntungan Pelibatan Orang Tua kepada Program Sekolah Pada
waktu pertama kali TK didirikan, tradisi untuk bekerja sama antara orang tua dan
guru belum terjalin. Orang tua dan guru masing-masing memiliki pemahaman yang
spesifik tentang tanggung jawab terhadap pendidikan anak, tetapi saat ini mulai
tumbuh karena banyak keuntungannya.

9. Keuntungan pelibatan orang tua dalam pengembangan sosial emosional bagi


pihak sekolah, di antaranya berikut ini.

 Mempelajari bagaimana orang tua memotivasi anak-anaknya.


 Melihat bagaimana anggota keluarga menolong anaknya dalam
memecahkan masalah.
 Mempelajari tindakan budaya yang berbeda-beda.
 Mempelajari keterampilan khusus dan hobi yang sama-sama
dimiliki anak dan anggota keluarga, seperti memasak atau bermain
musik.
 Berkembang iklim untuk merencanakan dan memecahkan masalah
bersama.
 Orang tua dan guru lebih memahami perilaku anak.
 Kehadiran orang tua membantu mengindividualisasi kegiatan dan
memperkaya kelas.
 Membantu komunikasi rumah-sekolah dan menghindari berbagai
halangannya.
2. Keuntungan bagi Pihak Orang Tua. Keuntungan pelibatan orang tua dalam
pengembangan sosial emosional bagi orang tua sendiri, diantaranya berikut
ini.
 Mengembangkan rasa memiliki program.
 Belajar melihat bagaimana anak berhubungan dengan orang lain.
 Lebih memahami perkembangan anak.
 Mengetahui dan menghargai tim pengajar.
 Mempelajari kegiatan yang menyenangkan untuk dipelajari di
rumah.
 Bertemu dengan teman-teman anak.
 Membangun persahabatan abadi dengan orang tua lain.
 Dapat mendukung pembelajaran di rumah.

Kegiatan Belajar 2
Pengorganisasian Pelibatan Orang Tua pada Program Sekolah dalam
Pengembangan Sosial Emosional Anak

Secara umum bentuk kerja sama orang tua dengan guru dikelompokkan
menjadi dua, yaitu informal dan formal, sedangkan bentuk perluasannya
adalah sebagai berikut.

1. Guru mengadakan dialog dan pertemuan dengan orang tua.


2. Guru dapat melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan
yang berkenaan dengan usaha mendukung perkembangan anak.
3. Guru dapat melakukan kunjungan ke rumah anak didik.
4. Orang tua dapat terlibat secara langsung dalam membantu proses
pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian di atas, variasi kegiatan untuk meningkatkan peran


orang tua di ruang kelas adalah sebagai berikut.

5. Kunjungan ke ruang kelas.


6. Sukarelawan.
7. Posisi staf yang digaji.
8. Anggota grup orang tua dewan penasihat.

Berikut ini adalah beberapa jenis komunikasi tertulis yang bisa


dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.

9. Brosur.
10. Buku panduan.
11. Buletin.
12. Catatan mingguan.
13. Catatan informal.
14. Buku catatan individu.
15. Papan buletin dan pengumuman.
16. Kotak saran.
17. Rapor.

Faktor pendukung terdiri dari berikut ini.

18. Orang tua peduli terhadap pendidikan anak.


19. Sekolah bersifat terbuka dalam menerima masukan dari orang tua.
Faktor penghambat terdiri dari berikut ini.

20. Orang tua sibuk bekerja.


21. Guru kurang dapat mengkomunikasikan perkembangan anak

You might also like