Professional Documents
Culture Documents
AMBALAT
KAITANNYA DENGAN KONSEP DAN IMPLEMENTASI
WAWASAN NUSANTARA
Disusun oleh :
Meike Mayasari
03/165573/KU/10665
I. PENDAHULUAN
Masalah perbatasan wilayah erat kaitannya dengan pemahaman dan
pelaksanaan konsepsi wawasan nusantara. Akhir-akhir ini makin marak berita
yang menayangkan berbagai persengketaan wilayah antar Negara, mulai dari
persengkataan wilayah oleh palestina dan Israel yang belum juga menemukan
titik pemecahan sampai detik ini sampai masalah yang terjadi di wilayah
Nusantara sendiri. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan dengan pulau-
pulau besar dan ribuan pulau kecil, dan letaknya yang di antara dua benua dan
dua samudra sangat rawan dengan akan adanya masalah perbatasan ini. Masalah
perbatasan sudah 2 kali terjadi antara Indonesia dan Malaysia yaitu yang pertama
persengketaan mengenai wilayah Sipadan dan Ligitan yang berujung dengan
kemenangan oleh pihak Malaysia, dan kasus yang terbaru mengenai
persengketaan atas wilayah Ambalat. Sebelum membahas mengenai perbatasan
Ambalat dan kaitannya dengan konsep serta implementasi wawasan nusntara,
ada baiknya kita kilas balik mengenai masalah Sipadan dan Ligitan sebagai acuan
untuk masalah ini.
Mahkamah Internasional telah memutuskan bahwa Malaysia memiliki
kedaulatan atas Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan berdasarkan pertimbangan
“effectivitee”, yaitu bahwa Pemerintah Inggris telah melakukan tindakan
administratif secara nyata sebagai wujud kedaulatannya berupa penerbitan
ordonansi perlindungan satwa burung, pungutan pajak terhadap pengumpulan
telur penyu sejak 1930-an, dan operasi mercu suar sejak awal 1960-an. Sementara
itu kegiatan pariwisata yang dilakukan Malaysia hampir 15 tahun terakhir tidak
menjadi faktor pertimbangan. Pada pihak lain, Mahkamah menolak argumentasi
Indonesia yang bersandar pada Konvensi 1891 yang dinilai hanya mengatur
perbatasan darat dari kedua negara di Kalimantan. Garis paralel 4º 10' Lintang
Utara ditafsirkan hanya menjorok ke laut sejauh 3 mil dari titik pantai timur
Pulau Sebatik sesuai ketentuan hukum laut internasional pada waktu itu yang
menetapkan laut wilayah sejauh 3 mil. Sebaliknya, Mahkamah juga menolaak
argumentasi Malaysia mengenai perolehan kepemilikan atas kedua pulau tersebut
berdasarkan “chain of title” (rangkaian kepemilikan dari Sultan Sulu).
Hampir tidak dapat dielakkan adanya rasa kecewa yang mendalam bahwa
upaya maksimal yang dilakukan oleh empat pemerintahan Indonesia sejak tahun
1997 ternyata tidak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan bersama.
Suatu fakta penting yang perlu kita ketahui adalah UU No. 4 Tahun 1960
yang memuat peta Wawasan Nusantara kita dimana ditarik dengan garis pangkal
yang menghubungkan titik terluar dari pulau-pulau terluar yang dimiliki
Indonesia, kedua pulau Sipadan dan Ligitan berada diluar peta tersebut.
Sementara itu perlu juga dicatat bahwa pihak Malaysia juga tidak memuat kedua
pulau tersebut dalam peta-peta mereka hingga tahun 1979. Namun kita
berkewajiban untuk menghormati Persetujuan Khusus untuk bersama-sama
mengajukan sengketa antara Indonesia dan Malaysia tentang kedaulatan atas
Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan kepada Mahkamah Internasional, yang
ditandatangani pada tanggal 31 Mei 1997. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia
menerima keputusan Mahkamah Internasional tersebut sebagai final dan
mengikat.
(Pernyataan Pers Hassan Wirajuda Tentang Keputusan Kasus Sipadan dan
Ligitan)
Belajar dari masalah Sipadan dan Ligitan maka diperlukan suatu
pemahaman mengenai konsep kepulauan Indonesia yang lazim disebut dengan
Wawasan Nusantara serta implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hal ini penting untuk menjaga keutuhan wilayah Republik Indonesia
sebagai satu kesatuan yang utuh yang terbentang dari ujung barat, sabang ke
ujung timur, merauke.
II. PEMBAHASAN
Menilik semua permasalahan diatas semua berawal dari konsep dan
implementasi dari wawasan nusantara. Dalam rangka menerapkan wawasan
nusantara, kita sebaiknya terlebih dahulu mengerti dan memahami pengertian
,ajaran dasar, hakikat ,asas, kedudukan dan fungsi serta tujuan wawasan
nusantara.
A. Pengertian dan sejarah singkat timbulnya wawasan nusantara
III. KESIMPULAN
Masalah perbatasan wilayah antar Negara merupakan salah satu
bentuk ancaman bagi keutuhan wilayah Nusantara. Kasus ambalat harusnya
menyadarkan bangsa Indonesia bahwa kita sudah jauh dari Konsep Wawasan
Nusantara dan Juga kelalaian Indonesia yang tidak segera menetapkan
batas terluar kepulauan Indonesia . Selama ini wawasan nusantara hanya
jadi sebuah slogan tanpa adanya implementasi yang jelas dalam berbagai segi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk mengetuk hati
nurani setiap warga Negara Indonesia agar sadar bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, diperlukan pendekatan dengan program yang teratur,
terjadwal dan terarah. Hal ini akan mewujudkan keberhasilan dan
implementasi wawasan nusantara. Dengan demikian wawasan nusantara
terimplementasi dalam kehidupan nasional guna mewujudkan ketahanan
nasioanal dalam rangka menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pernyataan Pers DR.N. Hassan Wirajuda, Menteri luar Negeri RI. Tentang
kasus Sipadan dan Ligitan. 17 Desember 2002. Embassy of the
Republic of Indonesia- Wellington