You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Zat cair memiliki tegangan permukaan yang berbeda-beda antara zat cair satu
dengan lainnya. Dalam percobaan ini digunakan empat macam fluida untuk
membuktikan hal tersebut.

1.2 Tujuan percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan tegangan permukaan dari
berbagai cairan antara lain : air, minyak tanah, alkohol dan olie.

1.3 Permasalahan
Permasalahan yang mungkin timbul dalam percobaan ini adalah ketelitian
dalam melihat benda pada saat mencapai keadaan maksimum, bisa saja salah.
Selain itu ketelitian dalam membaca neraca pegas juga kemungkinan dapat
terjadi kesalahan.

1.4 Sistimatika laporan


Laporan ini dimulai dengan abstrak, kemudian dilanjutkan dengan daftar isi,
daftar gambar, daftar tabel, dan daftar grafik. Bab I berisi tentang pendahuluan,
yaitu latar belakang, tujuan percobaan, permasalahan dan sistimatika laporan.
Bab II adalah dasar teori, sedangkan Bab III adalah tentang peralatan dan cara
kerja. Analisis data dan pembahasan diletakkan pada Bab III, sedangkan
kesimpulan pada Bab IV. Terakhir adalah daftar pustaka dan kesimpulan.

1
BAB II
DASAR TEORI

Keluarnya cairan perlahan-lahan dari penetes obat bukanlah seperti arus yang tidak
putus-putus, melainkan setetes demi setetes. Sebatang jarum, jika diletakkan di atas
permukaan air, akan membuat lekukan kecil pada permukaan air itu dan tidak akan
tenggelam, biarpun rapat massanya sepuluh kali rapat massa air.
Bila sebuah pipa gelas bersih berlubang kecil dicelupkan ke dalam air, maka air
akan naik di dalam pipa, tetapi jika dicelupkan ke dalam raksa, raksa ini akan tertekan
ke bawah. Fenomena-fenomena ini dan banyak lainnya yang sama sifatnya,
berhubungan dengan adanya permukaan batas antara suatu zat cair dengan zat cair
lainnya.
Semua fenomena permukaan menunjukkan bahwa permukaan zat cair dapat
dianggap sebagai dalam teregang, demikian rupa sehingga kalau ditinjau setiap garis
di dalam atau yang membatasi permukaannya, maka zat- zat di kedua sisi garis
tersebut saling tarik-menarik. Tarikan ini terletak di dalam bidang permukaan itu dan
tegak lurus terhadap garis tadi
Efek demikian dapat diperlihatkan dengan alat sederhana seperti pada gambar
berikut:
Gelang kawat

Benang

Gambar 1.1 Gambar 1.2

Pada sebuah gelang kawat yang berdiameter beberapa inchi, diikatkan sebuah jerat
dari benang seperti terlihat pada gambar. Kalau benang beserta jerat itu dicelupkan ke
dalam air sabun lalu diangkat kembali, maka terbentuklah selaput tipis zat cair,
sedangkan jerat “terapung” dengan bebas di dalamnya, seperti pada gambar 1.1.
Jika selaput di dalam jerat ditusuk hingga pecah, maka benang segera berubah
bentuknya menjadi lingkaran seperti pada gambar 1.2, seolah-olah permukaan zat cair
itu menarik keluar secara radial terhadap jerat tadi (dilukiskan oleh anak-anak panah).
Agaknya gaya tarik ini juga sudah bekerja sebelum selaput dipecahkan, tetapi karena

2
pada kedua belah sisi benang terdapat selaput, maka gaya netto yang dilakukan oleh
selaput pada benang ketika itu sama dengan nol.
Alat lain yang serba sederhana untuk memperlihatkan efek permukaan dilukiskan
pada gambar berikut.

Gambar 1.3

Sepotong kawat dibengkokkan menjadi berbentuk U dan sepotong lagi digunakan


sebagai peluncur. Jika kerangka ini dicelupkan ke dalam larutan sabun lalu diangkat
kembali, kawat peluncur itu (jika beratnya w1 tidak terlalu besar) dengan cepat
tertarik ke atas.
Peluncur ini dapat disetimbangkan dengan menambahkan beban w2. Ternyata
gaya F = w1 + w2 dapat menahan peluncur dalam sembarang posisi, berapapun luas
selaput, asal saja suhu selaput konstan. Ini amat berlainan dengan sifat elastik
lembaran karet, yang mana gaya tersebut akan menjadi lebih besar kalau lembaran itu
ditarik.
Walaupun selaput sabun seperti pada gambar 1.3 itu sangat tipis, namun
tebalnya masih jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran satu molekul. Jadi,
masih dianggap sebagai bagian dari zat cair itu sebagai keseluruhan yang dibatasi
oleh dua lapisan permukaan yang tebalnya beberapa molekul.
Jika kawat peluncur pada gambar 1.3 ditarik ke bawah sehingga luas selaput
bertambah, maka molekul yang tadinya berada di dalam kumpulan zat cair akan
masuk ke dalam lapisan permukaan. Artinya, lapisan ini tidak “teregang” seperti
teregangnya selembar karet, melainkan bertambah luasnya itu ialah karena molekul-
molekul yang berpindah dari dalam kumpulan zat cair tadi.
Andaikan l adalah panjang kawat peluncur. Karena selaput mempunyai dua
permukaan, total panjang permukaan dimana gaya permukaan itu bekerja ialah 2l.
Tegangan permukaan (γ ) di dalam selaput didefinisikan sebagai perbandingan gaya
permukaan terhadap panjang permukaan (tegak lurus pada gaya) yang dipengaruhi
oleh gaya itu.

3
Jadi dalam hal ini,
γ = F
2l
Dalam sistem cgs, tegangan permukaan dinyatakan dengan dyne per sentimenter.
Cara lain untuk memperlihatkan gaya permukaan ialah dengan alat seperti pada
gambar berikut, yang banyak digunakan untuk mengukur tegangan permukaan.
F

Gambar 1.4
Kawat berbentuk lingkaran dengan kelilingnya l diangkat dari segumpal zat cair.
Gaya tambahan F yang diperlukan untuk mengimbangi gaya permukaan 2 γ l yang
ditimbulkan selaput permukaan pada tiap sisi diukur atas dasar pertambahan panjang
sebuah pegas halus atau atas dasar puntiran sepotong kawat puntir. Dengan demikian
tegangan permukaan (γ ) ditentukan berdasarkan :
γ = F
2l
Selain itu tegangan permukaan dapat pula didefinisikan sebagai usaha yang
diperlukan untuk menciptakan suatu permukaan baru.
γ = usaha = ∆ W = F ∆ S = F (Newton/m2)
luas ∆A l ∆S l

dimana: F = gaya tarik


l = panjang cairan yang kena permukaan

Dalam percobaan ini yang digunakan adalah cincin aluminium berjari-jari r, seperti
pada gambar 1.5 (hal. 5). Karena cincin punya 2 permukaan (luar dan dalam) maka :
l = 2π d
d = diameter cincin
Jadi, γ = ∆ F
2π d

4
BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA

3.1 Peralatan
Untuk percobaan ini dibutuhkan peralatan:
1. 1 buah stand base dengan panjang sisi 28 cm
2. 2 buah batang besi dengan panjang 25 cm dan 50 cm.
3. 1 set spring balance dengan skala Newton / mili Newton
4. 1 buah laboratory stand (dongkrak)
5. 1 buah cincin aluminium

3.2 Cara kerja


1. Peralatan disusun seperti gambar berikut

Gambar 1.5

2. Gelas diisi dengan cairan yang akan dicari tegangan permukaannya.


3. Skrup penyangga diputar hingga gelas ukur yang berisi cairan naik dan
cincinnya tenggelam dalam cairan.
4. Gelas ukur diturunkan dengan jalan memutar skrup penyangga hinga dicapai
keadaan maksimum dan tegangan permukaan terbaca pada neraca pegas.
5. Cairan yang dicari tegangan permukaannya adalah air, minyak tanah,
alkohol dan olie.
6. Masing-masing cairan dilakukan 5 kali percobaan.

5
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis data


Ralat pengukuran
Dari hasil pengukuran yang berulang, didapatkan besar gaya yang berbeda. Oleh
karena itu perlu adanya ralat kebetulan.

Ralat ∆ F Aquades
_ _
No. ∆ F (mN) ∆ F- ∆ F (∆ F - ∆ F)2
1. 59 0.5 0.25
2. 60 -0.5 0.25
3. 59.5 0 0
4. 60 -0.5 0.25
5. 59 0.5 0.25
_ _
∆ F= 59.5 Σ (∆ F - ∆ F) 2 = 1

Tabel 1.1

Ralat mutlak:
_
∑ (∆ F - ∆ F) 2 1/2

∆ =
n ( n - 1)

1/2
= 1
20

= 0.2
Ralat nisbi: I = ∆ / ∆ F x 100 %
= 0.2 x 100 %
59.5
= 0.34 %

Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.34 %
K = 99.66 %
Ralat ∆ F alkohol 70 %

6
_ _
No. ∆ F (mN) ∆ F- ∆ F (∆ F - ∆ F)2
1. 57 0.7 0.49
2. 57.5 0.2 0.04
3. 58.5 -0.8 0.64
4. 58 -0.3 0.09
5. 57.5 0.2 0.04
_ _
∆ F= 57.7 Σ (∆ F - ∆ F) 2 = 1.3

Tabel 1.2

Ralat mutlak:
_
∑ (∆ F - ∆ F) 2 1/2

∆ =
n ( n - 1)

1/2
= 1.3
20

= 0.065

= 0.3

Ralat nisbi: I = ∆ / ∆ F x 100 %


= 0.3 x 100 %
57.7
= 0.52 %

Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.52 %
K = 99.48 %

Ralat ∆ F minyak tanah

7
_ _
No. ∆ F (mN) ∆ F- ∆ F (∆ F - ∆ F)2
1. 56 0.8 0.64
2. 57 -0.2 0.04
3. 56.5 0.3 0.09
4. 57 -0.2 0.04
5. 57.5 -0.7 0.49
_ _
∆ F= 56.8 Σ (∆ F - ∆ F) 2 = 1.3

Tabel 1.3

Ralat mutlak:
_
∑ (∆ F - ∆ F) 2 1/2

∆ =
n ( n - 1)

1/2
= 1.3
20

= 0.065

= 0.3

Ralat nisbi: I = ∆ / ∆ F x 100 %


= 0.3 x 100 %
56.8
= 0.53 %

Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.53 %
K = 99.47 %

Ralat ∆ F Olie SAE 30

_ _

8
No. ∆ F (mN) ∆ F- ∆ F (∆ F - ∆ F)2
1. 63.2 -1.26 1.5876
2. 61 0.94 0.8836
3. 61.5 0.44 0.1936
4. 63 -1.06 1.1236
5. 61 0.94 0.8836
_ _
∆ F = 61.94 Σ (∆ F - ∆ F) 2 = 4.672

Tabel 1.4

Ralat mutlak:
_
∑ (∆ F - ∆ F) 2 1/2

∆ =
n ( n - 1)

1/2
= 4.672
20

= 0.2336

= 0.5

Ralat nisbi: I = ∆ / ∆ F x 100 %


= 0.5 x 100 %
61.94
= 0.81 %

Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.81 %
K = 99.19 %

Dari hasil di atas dapat diambil rata-rata ∆ F dari masing-masing zat cair untuk
dicari besarnya tegangan permukan, yaitu dengan menggunakan persamaan :
γ = ∆ F
l

9
Karena pada percobaan ini benda yang digunakan adalah cincin, maka persamaan
tersebut menjadi
γ = ∆ F
2π d
Satuan yang digunakan pada percobaan di atas adalah mN, karena itu perlu dirubah
menjadi Newton. Demikian juga diamater cincin yang digunakan adalah 0,06 m.

Tegangan permukaan aquades :


γ = ∆ F
2π d
= 0,0595
2 . 3,14 . 0,06
= 0,0595
0,3768
= 0,157909 (Newton/m2)

Tegangan permukaan alkohol 70 %:


γ = ∆ F
2π d
= 0,0577
2 . 3,14 . 0,06
= 0,0577
0,3768
= 0,153132 (Newton/m2)

Tegangan permukaan minyak tanah :


γ = ∆ F
2π d
= 0,0568
2 . 3,14 . 0,06
= 0,0568
0,3768
= 0,150743 (Newton/m2)
Tegangan permukaan olie SAE 30 :
γ = ∆ F
2π d

10
= 0,06194
2 . 3,14 . 0,06
= 0,06194
0,3768
= 0,164384 (Newton/m2)

Dari hasil gaya dan tegangan permukaan yang dapat dibuat grafik linear sebagai
berikut :

Grafik gaya sebagai fungsi tegangan

0.168
Tegangan permukaan

0.164

0.16

0.156

0.152

0.148
0.056 0.058 0.06 0.062 0.064
Gaya

Grafik 1.1

4.2 Pembahasan
Apabila terjadi perbedaan pada tiap pengukuran gaya untuk cairan yang sama,
hal ini kemungkinan disebabkan karena neraca pegas yang digunakan berubah
kepegasannya setelah digunakan kesekian kalinya. Untuk itu tiap cairan diambil rata-
rata gayanya baru kemudian dihitung tegangan permukaannya. Kemungkinan lainnya
adalah ketelitian dalam menentukan keadaan maksimum pada saat memutar dongkrak
dan melihat neraca pegas, sangat mungkin terjadi kesalahan.
Pada percobaan ini benda yang digunakan untuk mencari tegangan permukaan
cairan adalah cincin logam yang memiliki dua permukaan. Karena itu rumus l yang
digunakan adalah 2 π d dan rumus A adalah π r2. Apabila benda yang digunakan
berupa kotak dengan 2 permukaan maka rumus l yang digunakan adalah 4p + 4l, dan
rumus A adalah p.l.

BAB V

11
KESIMPULAN

Dari hasil analisa data percobaan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
*0 Besar tegangan permukaan aquades adalah 0,157909 (Newton/m2)
Besar tegangan permukaan alkohol 70 % adalah 0,153132 (Newton/m2)
Besar tegangan permukaan minyak tanah adalah 0,150743 (Newton/m2)
Besar tegangan permukaan olie SAE 30 adalah 0,164384 (Newton/m2)
Minyak tanah mempunyai tegangan permukaan terkecil
Olie SAE 30 mempunyai tegangan permukaan terbesar

12
ABSTRAK

Sebatang jarum, jika diletakkan di atas permukaan air, akan membuat lekukan
kecil pada permukaan air itu dan tidak akan tenggelam, biarpun rapat massanya
sepuluh kali rapat massa air. Hal ini disebabkan karena permukaan air memiliki
tegangan permukaan.
Tegangan permukaan adalah usaha yang diperlukan untuk menciptakan suatu
permukaan baru. Masing-masing zat cair memiliki tegangan permukaan yang
berbeda-beda. Demikian pula cara mencari besar tegangan permukaan ada berbagai
macam. Pada percobaan ini digunakan cara yang sering dipakai.

i
DAFTAR ISI

1. Abstrak ............................................................................................ ( i )
2. Daftar isi ...................................................................................... ( ii )
3. Daftar gambar ................................................................................ ( iii )
4. Daftar tabel ..................................................................................... ( iv )
5. Daftar grafik ................................................................................ ( v )
6. BAB I Pendahuluan ..................................................................... 1
1.1 Latar belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan percobaan ................................................................... 1
1.3 Permasalahan ......................................................................... 1
1.4 Sistimatika laporan .................................................................. 1
7. BAB II Dasar Teori ................................................................... 2
8. BAB III Peralatan dan cara kerja ..................................................... 5
3.1 Peralatan ................................................................................. 5
3.2 Cara kerja ............................................................................... 5
9. BAB IV Analisis data dan pembahasan ........................................... 6
4.1 Analisis data ............................................................................ 6
4.2 Pembahasan ............................................................................ 11
10. BAB V Kesimpulan ...................................................................... 12
11. Daftar Pustaka .............................................................................. ( iv )
12. Lampiran

ii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar alat pembukti efek permukaan dengan benang dan jerat sebelum diangkat
dari air sabun
Gambar 1.1 ......................................................................................... 2
2. Gambar alat pembukti efek permukaan dengan benang dan jerat ketika diangkat
dari air sabun
Gambar 1.2 ......................................................................................... 2
3. Gambar alat pembukti efek permukaan dengan kawat peluncur dan beban ringan
Gambar 1.3 ......................................................................................... 3
4. Gambar alat pembukti efek permukaan dengan kawat berbentuk lingkaran
Gambar 1.4 ......................................................................................... 4
5. Gambar alat percobaan
Gambar 1.5 ......................................................................................... 5

iii
DAFTAR TABEL

1. Tabel ralat kebetulan ∆ F aquades


Tabel 1.1 .............................................................................................. 6
2. Tabel ralat kebetulan ∆ F alkohol
Tabel 1.2 .............................................................................................. 7
3. Tabel ralat kebetulan ∆ F minyak tanah
Tabel 1.3 .............................................................................................. 8
4. Tabel ralat kebetulan ∆ F olie SAE 30
Tabel 1.4 .............................................................................................. 9

iv
DAFTAR GRAFIK

1. Grafik gaya sebagai fungsi tegangan


Grafik 1.1 ............................................................................................. 11

v
DAFTAR PUSTAKA

1. Dosen - dosen Fisika, Fisika I, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

2. Sears. Zemansky, Fisika Untuk Universitas 1, Yayasan Dana Buku Indonesia,


Jakarta-New York.

3. Dosen - dosen Fisika, Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, Fakultas Matematika


dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

vi

You might also like