Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
penyelenggaraan-Nya, makalah tentang Proses Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Bronkitis ini bisa diselesaikan. Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai tugas
mata kuliah Proses Keperawatan Kebutahan Dasar Manusia I (PKKDM I)
Universitas Katolik De La Salle Manado. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan
makalah ini ialah untuk memberi pelatihan bagaimana cara membuat ASKEP
serta menambah pengetahuan tentang penyakit Bronkitis.
Tim Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen beserta
asisten dosen yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini, serta
kepada siapa saja yang telah terlibat dalam proses penulisannya, terlebih kepada
teman–teman seangkatan Fakultas Keperawatan 2009 Universitas Katolik De La
Salle Manado yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini..
Penulis
Page |2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
D A F T A R I S I..............................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. TUJUAN PENELITIAN........................................................................................4
C. METODE PENULISAN........................................................................................5
D. SISTEMATIKA PENULISAN..............................................................................6
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN...............................................................................7
I. DEFINISI...............................................................................................................7
II. ETIOLOGI.............................................................................................................8
III. ANATOMI FISIOLOGI........................................................................................9
A. Organ-Organ Pernafasan..............................................................................10
B. Fisiologi Pernafasan.....................................................................................12
IV. PATOFISIOLOGI................................................................................................13
V. PATOFLOW........................................................................................................14
VII. MANIFESTASI KLINIK.....................................................................................15
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.......................................................................15
IX. TERAPI................................................................................................................16
X. KOMPLIKASI.....................................................................................................18
XI. PROGNOSIS........................................................................................................18
XII. PENCEGAHAN...................................................................................................18
BAB II ASKEP TEORI....................................................................................................19
1. Data Dasar Pengkajian Pasien..............................................................................19
2. Diagnosa dan Perencanaan/Rasional....................................................................21
BAB III ASKEP PADA KLIEN......................................................................................30
III.1 PENGKAJIAN DATA DASAR...........................................................................30
III.2 ANALISA DAN DIAGNOSA DATA.................................................................42
III.3 PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN................................................46
III.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN.................53
BAB III PENUTUP.........................................................................................................77
Page |3
A. KESIMPULAN....................................................................................................77
B. SARAN................................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................79
DAFTAR ISTILAH.........................................................................................................80
Page |4
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)
bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan
bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.
Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan
bronkus besar jarang terjadi.
Bronkitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama
pada seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan
obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakan cronik obstructive
pulmonary disease ( COPD ).
Bronkitis kronis ditemukan dalam angka-angka yang lebih tinggi
daripada normal diantara pekerja-pekerja tambang, pedagang-pedagang biji
padi-padian, pembuat-pembuat cetakan metal, dan orang-orang lain yang
terus menerus terpapar pada debu. Namun penyebab utama adalah merokok
sigaret yang berat dan berjangka panjang, yang mengiritasi tabung-tabung
bronchial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang berlebihan.
Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita
oleh laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan
dapat merupakan kelainan congenital.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis (mahasiswa)
mencoba untuk mengangkat kasus pada pasien Tn. “AS” dengan gangguan
sistem Pernapasan Bronkitis kronis.
B. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan Umum
Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien
dengan Gangguan sistem Pernafasan; Bronkitis kronis secara langsung
dan cepat.
Page |5
b. Tujuan Khusus
Penulis mampu :
i. Mengkaji klien dengan Gangguan system Pernafasan; Bronkitis
kronis.
ii. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Gangguan
system Pernafasan; Bronkitis kronis.
iii. Menentukan tujuan dan rencana tindakan keperawatan pada klien
dengan Gangguan sistem Pernafasan; Bronkitis kronis.
iv. Mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk
pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan Gangguan
sistem Pernafasan; Bronkitis kronis.
v. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
pada klien dengan Gangguan sistem Pernafasan; Bronkitis kronis.
vi. Menyusun laporan hasil pengamatan dan Asuhan Keperawatan
kasus dalam bentuk Asuhan Keperawatan dengan pedoman yang
telah ditetapkan.
C. METODE PENULISAN
Metode Penulisan yang digunakan dalam menyusun Asuhan
Keperawatan ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang bersifat
menggambarkan suatu keadaan dengan objektif selama mengamati klien,
mulai dari pengumpulan data sampai melakukan evaluasi yang disajikan
dalam bentuk teori dan format-format Asuhan Keperawatan.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam Asuhan Keperawatan
ini Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara allo anamnese dengan anak klien untuk
memperoleh data yang diharapkan.
2. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung pada klien sehingga Penulis
dapat menyimpulkan data dengan tepat.
3. Pemeriksaan fisik
Page |6
Sumber data berikut dilakukan pada klien dengan cara : inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi untuk melengkapi data.
4. Studi Keperawatan
Untuk melengkapi data, Penulis menggunakan catatan status klien,
catatan keperawatan klien, data-data medik dan pemeriksaan diagnosa.
5. Studi Dokumentasi
Penulis dalam menyusun asuhan keperawatan serta konsep dasar tentang
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan sistem Pernapasan;
Bronkitis kronis adalah dari beberapa buku sumber.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika Penulisan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari:
PENDAHULUAN
Di dalam pendahuluan ini Penulis menjelaskan tentang latar belakang
masalah, tujuan Penulisan, metode Penulisan dan sistematika
Penulisan.
BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang : konsep dasar medis yaitu Definisi,
Etiologi, Anatomi Fisiologi, Patofisiologi dan Patoflow, Manifestasi
Klinis, Diagnosis, Terapi, Komplikasi, Prognosis dan Pencegahan
BAB II : ASKEP TEORI
Bab ini menjelaskan tentang Askep dalam bentuk teori yang meliputi:
1. Data dasar pengkajian pasien
2. Diagnosa dan Perencanaan/rasional
BAB III : ASKEP PADA KLIEN
Bab ini merupakan penerapan asuhan keperawatan secara langsung
pada klien dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
Pengkajian, Analisa dan Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISTILAH
Page |7
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
I. DEFINISI
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
inflamasi pada pembuluh bronkus, trakea dan bronkioli. Inflamasi
menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang
pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi.
Bronkitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada
bronkus lokal yang bersifat patologis. Dilatasi bronkus disebabkan oleh
perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen
elastis dan otot-otot polos bronkus. Pada umumnya bronkus berukuran
kecil yang diserang. Hal ini dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru
dan dapat merusaknya.
Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu
penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala
utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan merupakan
penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain juga.
Definisi Bronkitis menurut beberapa sumber, Bronkhitis adalah
hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal
selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut
pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Perawatan
Medikal Bedah 2, 1998, hal. 490).
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
dilatasi/ektasis (pelebaran) bronkus lokal yang bersifat patologis dan
berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-
perubahan dalam dinding bronkus berupa desrtuksi elemen-elemen
elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya
bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi. Hal
ini dapat memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat merusaknya.
(Gunawan, Iriyan. 2006).
Page |8
II. ETIOLOGI
Bronkitis berhubungan dengan infeksi virus, bakteri sekunder,
polusi udara, alergi, aspirasi kronis, refluks gastroesophageal, dan infeksi
jamur. Virus merupakan penyebab tersering bronkitis (90%), sedangkan
Page |9
sisanya (10%) oleh bakteri. Virus penyebab yang sering yaitu yaitu virus
Influenza A dan B, Parainfluenza, Respiratory Syncitial Virus (RSV),
Rinovirus, adenovirus dan corona virus. Bronkitis akut karena bakteri
biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumoniae, Mycobacterium
tuberculosis, Bordatella pertusis, Corynebacterium diphteriae, Clamidia
pneumonia, Streptococcus pneumonia, Moraxella catarrhalis, H.
influenza, Penyebab lain agen kimia ataupun pengaruh fisik.
Bronchitis kronik dapat disebabkan oleh serangan bronchitis akut
yang berulang, yang dapat melemahkan dan mengiritasi bronkus, dan
pada akhirnya menyebabkan bronchitis kronik. Penyebab umum untuk
bronchitis akut dan kronik pada anak adalah sebagai berikut.
• Infeksi virus ; adenovirus, influenza, parainfluenza, respiratory
syncytial virus, rhinovirus, coxsackievirus, herpes simplex virus.
• Infeksi bakteri : S pneumonia, M catarrhalis, H influenza,
Chlamydia pneumoniae (Taiwan acute respiratory [TWAR] agent),
Mycoplasma species.
• Polusi udara, seperti merokok.
• Alergi
• Aspirasi kronik atau refluks gastrointestinal
• Infeksi fungi
A. Organ-Organ Pernafasan
1. Organ saluran pernafasan atas
a) Hidung
Hidung merupakan
saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang, dipisahkan oleh
P a g e | 10
b) Faring
Merupakan tempat persimpangan antara janaln nafas dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar teng korak, di belakang ronga
hidung dan mulut sebelah depan rusa tulang leher.
Faring dibagi tiga bagian :
(1) Bagian atas yang sama tingginya
dengan koana yang disebut nesofaring
(2) Bagian tengah yang sama tingginya
denan istmus fausium disebut orofaring.
(3)Bagian bawah sekat, dinamakan langiofaring.
c) Laring. Merupakan saluran pendek yang
menghubugnkan faring dan trakea, dan bertindak sebagai
pembentukan suara.
2. Organ saluran pernafasan bawah
a) Trakhea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 s/d 20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda. Panjang trakhea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan
ikat yang dilapisi oleh otot polos.
b) Bronkhial dan alveoli
Ujung distal trachea membagi menjadi bronki primer kanan dan
kiri yang terletak di dalam rongga dada. Fungsi percabangan
bronkial untuk memberikan saluran bagi udara antara trakea dan
alveoli.
Alveoli berjumlah 300-500 juta di dalam paru-paru, fungsinya
adalah sebagai satu-satunya tempat pertukaran gas antara
lingkungan eksternal dan aliran darah.
c) Paru-paru
P a g e | 11
B. Fisiologi Pernafasan
Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi.
Pernafasan paru-paru Merupakan pertukaran oksigen dan
karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernafasan melalui paru-
paru atau pernafasan eksterna oksigen diambil melalui mulut dan hidung
pada waktu bernafas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke
alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli
memisahkan oksigen dari darah , O2 menembus membran, diambil oleh
sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke
seluruh tubuh.
Guna pernafasan :
1) Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh
(sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.
2) Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,
kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena
tidak berguna lagi oleh tubuh).
3) Menghangatkan dan melembabkan udara.
IV. PATOFISIOLOGI
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar
mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan
infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk
produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus
tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian
rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor
etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat
pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia
dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan
mekanisme pertahanannya sendiri melemah.
V. PATOFLOW
Peningkatan pelepasan
Iritasi Mukosa Bronkus
Edema mukosa sel Penyebaran bakteri/virus
P a g e |ke
14
goblet memproduksi seluruh tubuh.
mukus Bakterimia/viremia
Demam
Batuk produktif Penyempitan jalan
napas Malaise
Ndx. Gangguan
keseimbangan
Nyeri Napas pendek cairan Ndx. Intoleransi
Aktifitas
IX. TERAPI
Tujuan pengobatan bronkitis adalah untuk mengurangi gejala
batuk, melegakan pernapasan serta menyembuhkan bronkitis. Terapi
bronkitis meliputi :
1. Istirahat yang cukup.
2. Minum cairan yang banyak.
3. Bernapas dalam udara hangat serta menghindari udara dingin dan AC.
4. Penekan batuk, pengencer dahak dan antibiotik.
Rehabilitasi paru: rehabilitasi paru adalah program latihan
pernapasan di mana Anda bekerja dengan seorang terapis pernafasan
untuk membantu Anda belajar untuk bernapas dengan lebih mudah dan
meningkatkan kemampuan Anda untuk berolahraga.
Jenis obat yang dipakai untuk bronkitis:
a. Beberapa jenis obat bronkitis yang sering digunakan oleh dokter adalah :
1. Antibiotik. Bronkitis biasanya terjadi akibat infeksi virus , sehingga
antibiotik tidak efektif. Namun dokter mungkin meresepkan
antibiotik jika bronkitis disebabkan oleh infeksi bakteri.
2. Obat batuk. Jika batuknya kering maka diberikan obat penekan batuk
seperti DMP atau kodein, jika batuknya berdahak maka diberikan
obat pengencer dahak seperti Gliseril Guikolat (GG) dan epexol.
3. Obat lain. Jika Anda memiliki asma atau penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK), dokter mungkin merekomendasikan inhaler dan
obat-obatan lain untuk mengurangi peradangan dan membuka bagian
dalam paru-paru yang menyempit .
X. KOMPLIKASI
a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik
P a g e | 18
b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan
gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia.
c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau
Bronkietaksis.
XI. PROGNOSIS
a. Bronkitis akut biasanya sembuh total, dengan prognosis yang bagus.
b. Pasien dengan bronkitis kronik dan didiagnosis asma, penyakit struktur
saluran napas, atau imunodefisiensi perlu pengawasan secara teratur
untuk meminimalkan kerusakan paru dan perkembangan menjadi
penyakit paru kronik yang ireversibel.
XII. PENCEGAHAN
Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi gangguan tersebut
perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah parah.
Membatasi aktivitas anak.
Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin, bila ada
yang tertutup lehernya.
Hindari makanan yang merangsang.
Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan mandikan
anak dengan air hangat.
Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan.
Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi
P a g e | 19
BAB II
ASKEP TEORI
j. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Penggunaan/penyalahgunaan obat pernapasan.
Kesulitan menghentikan merokok.
Penggunaan alkohol secara teratur.
Kegagalan untuk membaik.
Intervensi Rasional
7. Observasi karakteristik batuk, mis: menetap, batuk pendek basah. - Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada lansia,
Bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk. penyakit akut atau kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi
duduk tinggi atau kepala dibawah setelah di perkusi dada.
8. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai - Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, mempermudah
teloransi jantung. Memberikan air hangat. Anjurkan masukan pengeluaran. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan
cairan antara, sebagai pengganti makanan. spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan
distensi gaster dan tekanan pada diagfragma.
9. Berikan obat sesuai indikasi:
-Bronkidalator (mis: epinefrin, albuterol, isoetarin) - Merilekskan otot halus dan menurunkan spasme jalan napas.
-Xatin (mis: aminofilin, oxtrifilin, teofilin) - Menurunkan edema mukosa dan spasme otot polos.
-Kromolin - Menurunkan inhalasi jalan napas lokal.
-Antimikrobial - Mengontrol infeksi pernapasan.
-Analgesik(mis: kodein) - Batuk menetap yang melelahkan perlu ditekan untuk menghemat
energi dan memungkinkan pasien untuk istirahat.
10. Berikan humidifikasi taambahan, mis: nebuliser. - Kelembaban menurunkan kekentalan sekret mempermudah
pengeluaran dan dapat membantu menurunkan/mencegah
pembentukan mukosa tebal pada bronkus.
11. Bantu pengobatan pernapasan, mis: fisioterapi dada. - Drainase postural dan perkusi bagian penting untuk membuang
banyak sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi pada segmen
dasar paru.
12. Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada. - Membuat dasar untuk pengawasan kemajuan/kemunduran proses
penyakit dan komplikasi.
P a g e | 23
13. Bantu intubasi, berikan/pertahankan ventilasi mekanik, dan - Selama distres pernapasan berat/akut pasien secara total tak
pindahan ke UPI sesuai instruksi untuk pasien. mampu melakukan aktivitas sehari-hari karena hipoksemia
dan disprea. Istirahat diselingi aktivitas perawatan masih
penting dari program pengobatan. Program latihan
ditunjukkna untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan
tanpa menyebabkan dispnea berat, dan dapat meningkatkan
rasa sehat.
dispnea.
6. Hindari makanan sangat panas dan sangat dingin. - Suhu ekstrem dapat mencetuskan/meningkatkan spasme batuk.
sering, dan masukan cairan adekuat. untuk menurunkan arisiko terjadinya nfaeksi paru.
3. Observasi warna, karakter, bau sputum. - Sekret berbau, kuning/kehijauan menunjukkan adanya infeksi
paru.
4. Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan tisu dan - Mencegah patogen melalui cairan.
sputum. Tekankan cuci tangan yang benar (perawat dan pasien)
dan pengunaan sarung tangan bila memegang/membuang tisu,
wadah sputum.
5. Awasi pengunjung; berikan masker sesuai indikasi. - Menurunkan potinsial terpajan pada penyakita infeksius
6. Dorong keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. - Menurunkan konsumsi/kebutuhan keseimbangan oksigen dan
memperbaiki pertahanan pasien terhadap infeksi, meningkatkan
penyembuhan.
7. Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat.
- Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan
menurunkan tekanan darah terhadap infeksi.
8. Dapatkan spesimen sputum dengan batuk atau penghisapan untuk - Dilakukan untuk mengidentifikasikan organisme penyebab dan
pewarnaan kuman Gram, kultur/sensivitas. kerentanan terhadap berbagai antimikrobial.
9. Berikan antimikrobial sesuai indikasi. - Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi
dengan kultur.
P a g e | 27
BAB III
ASKEP PADA KLIEN
3. Imunisasi :
Tipe Reaksi Tindakan
Campak bercak-bercak merah
pada kulit
DPT suhu tubuh naik minum obat
Paracatamol
Kebiasaan : merokok/kopi/obat/alkohol/lain-lain
4. Obat – obatan :
Lamanya
Sendiri :
Orang lain (resep)
5. Pola Nurtisi :
Frekwensi makan :
Berat Badan : 59 kg
P a g e | 32
Pasien
Bronkitis
P a g e | 34
V. Riwayat Lingkungan
Kebersihan : lingkungan temapat tinggal di daerah kumuh yang sistem
sanitasinya tidak baik
Bahaya : rentan terhadap penyakit kulit dan diare
Polusi : terhadap udara
6. Pertahanan Koping
1. Pengambilan Keputusan : ( ) sendiri
() dibantu orang lain :
sebutkan Anak
2. Yang disukai tentang diri sendiri : pasien tidak tergantung pada
orang lain
3. Yang ingin dirubah dari kehidupan : kebiasaan
merokok
P a g e | 36
Data Laboratorium
Laboratorium :
Leukosit > 17.500.
Analisa gas darah
Pa O2 : 16 = rendah (normal 25 – 100 mmHg)
Pa CO2 : 67 mmHg = tinggi (normal 36 – 44 mmHg).
Saturasi hemoglobin menurun.
Eritropoesis bertambah.
Pengobatan
Patofisiologi
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari
kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet
disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas
yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi
bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil
sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya
melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain
P a g e | 41
Kesimpulan
P a g e | 42
DIAGNOSA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS: Alergen Bersihan jalan napas tak Bersihan jalan napas tak
- Pasien mengatakan batuk disertai efektif efektif berhubungan
sputum sejak 4 bulan terakhir (menetap) dengan peningkatan
- Sesak napas Aktivasi Ig. E produksi sekret yang
ditandai dengan batuk
DO: disertai sputum
- Suara napas terdengar krekels Peningkatan pelepasan
- Keadaan umum pasien gelisah Histamin
- pernapasan cepat (takhipnoe)
- TTV:
-. Suhu tubuh : 40 0 C Edema mukosa
0
(normal: 26-27 C) meningkat
-. Denyut Nadi : 80 kali /menit (sel goblet memproduksi
(normal: 60 kali/menit) mukus)
-. Pernafasan : 28 kali /menit
(normal dewasa: 12-20 kali/menit)
-. Tekanan Darah : 130/80 mmHg Peningkatan akumulasi
(normal: 120/80 mmHg) sekret
Alergen
2 DS: Kerusakan Pertukaran Kerusakan pertukaran gas
- Pasien mengatakan terasa nyeri saat Gas berhubungan dengan
batuk Aktivasi IG. E gangguan suplay oksigen
- Pernah batuk darah (obstruksi jalan napas
oleh sekresi) yang
DO: Peningkatan pelepasan ditandai dengan nilai
- Keadaan umum pasien gelisah Histamin GDA tak normal
- Broncus menebal (hipoksia dan
- Corak paru bertambah hiperkapnia)
- Suara jantung redup Edema mukosa
- Leukosit lebih dari 17.500 meningkat
- Saturasi hemoglobin menurun (sel goblet memproduksi
- Eritropoesis bertambah mukus)
- Nilai GDA tak normal:
Analisa gas darah
Pa O2 : 16rendah (normal 25 – 100 Peningkatan akumulasi
mmHg) sekret
Pa CO2 : 67tinggi (normal 36 – 44
mmHg).
- TTV: Batuk produktif
-. Suhu tubuh : 400 C
0
(normal: 26-27 C)
-. Denyut Nadi : 80 kali /menit
(normal: 60 kali/menit) Bronkiolus melebar
-. Pernafasan : 28 kali /menit
(normal dewasa: 12-20 kali/menit)
P a g e | 44
Ndx. Kerusakan
pertukaran gas
Alergen
3 DS: Perubahan nutrisi kurang Perubahan nutrisi kurang
- Pasien sering mual dari kebutuhan tubuh dari kebutuhan tubuh
- Nafsu makan berkurang Aktivasi Ig. E berhubungan dengan
DO: mual yang ditandai
- Berat badan pasien turun 3 kg 6 bulan dengan kehilangan berat
terakhir menjadi 59 kg Peningkatan pelepasan badan
Histamin
Edema mukosa
meningkat
(sel goblet memproduksi
mukus)
Peningkatan akumulasi
sekret
P a g e | 45
Batuk produktif
Nyeri
RENCANA TINDAKAN
DIAGNOSA RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI/PERENCANAAN
EVALUASI
Bersihan jalan napas Mempertahanka Menunjukkan 1. Asukultasi bunyi napas dan 1. Beberapa derajat spasme
tak efektif berhubungan n jalan napas perilaku untuk catat adanya bunyi napas bronkus terjadi dengan
dengan peningkatan paten dengan memperbaiki obstruksi jalan nafas dan
produksi sekret yang bunyi napas bersihan jalan dapat dimanifestasikan
ditandai dengan batuk bersih/jelas napas, misalnya dengan adanya bunyi nafas
disertai sputum. batuk efektif dan adventisius, mis: penyebaran
mengeluarkan krekels basah (bronkitis)
DS: sektet.
- Pasien mengatakan 2. Kaji frekuensi pernapasan 2. Takipnee biasanya ada pada
batuk disertai sputum DO: beberapa derajat dan dapat
sejak 4 bulan terakhir ditemukan selama / adanya
(menetap) - Suara napas proses infeksi akut.
- Sesak napas vesikuler Pernapasan melambat dan
- KU membaik frekuensi pernapasan
DO: - Frekuensi memanjang dibandingkan
- Suara napas terdengar pernapasan ekspirasi.
krekels Normal (12-20
- Keadaan umum kali/menit) 3. Catat jika adanya/derajat 3. Disfungsi pernapasan adalah
pasien gelisah - Suhu tubuh dispnea misalnya keluhan variabel yang tergantung
- pernapasan cepat normal (26-270 gelisah pada tahap proses kronis
P a g e | 47
Hasil: menutup jendela dan pintu sesuai dengan situasi dan keadaan
lingkungan
09:20 2. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernapas.
Hasil: posisi kepala pasien diatas sandaran tempat tidur.
10:25 10. Memberikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA
dan toleransi pasien. Fernando Hengkelare
Kamis, 14 Oktober
Hasil: oksigen yang diberikan dengan menggunakan masker oksigen.
2010
3
10:30 1. Mengkaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan
makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
Hasil: pasien susah makan, berat badan: 58 kg, tinggi badan: 160 cm.
10:50 3. Memberikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus
untuk sekali pakai dan tisu.
P a g e | 57
11:15 4. Mendorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan.
Berikan makan porsi kecil tapi sering.
Hasil: pasien dapat istirahat 1 jam sebelum dan sesudah makan, porsi
makan kecil tapi sering diberikan.
11:20
5. Menghindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hasil: makanan penghasil gas, minuman karbonat dihentikan karna dapat
meningkatkan dispnea.
11:25
6. Menghindari makanan sangat panas dan sangat dingin.
Hasil: makanan sangat panas dan sangat dingin dapat meningkatkan
spasme batuk.
11:30
7. Menimbang berat badan sesuai indikasi.
Hasil: berat badan: 58 kg
Fernando Hengkelare
12:00 Kamis, 14 Oktober
8. Mengkonsultasikan dengan ahli gizi/nutrisi pendukung tim untuk
2010
memberikan makanan yang mudah cerna secara nutrisi seimbang (mis:
tambahan nutrisi tambahan oral/selang).
P a g e | 58
09:20 2. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernapas.
Hasil: posisi kepala pasien diatas sandaran tempat tidur.
10:30 1. Mengkaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan
3 makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
Hasil: pasien susah makan, berat badan: 58,5 kg, tinggi badan: 160 cm.
10:50 3. Memberikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus
untuk sekali pakai dan tisu.
Hasil: pasien dapat melakukan instruksi perawat.
11:15 4. Mendorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan.
P a g e | 65
P: Intervensi Lanjut:
1. Mengkaji frekuensi dan kedalaman pernapasan.
2. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih
posisi yang mudah untuk bernapas.
3. Mengkaji secara rutin kulit dan warna membran mukosa.
4. Menganjurkan pasien mengeluarkan sputum.
5. Mengauskultasi bunyi napas.
6. Mengpalpasi fremitus.
7. Mengawasi tingkat kesadaran.
8. Mengevaluasi tingkat toleransi aktivitas. Berikan lingkungan yang
tenang. Batasi aktivitas pasien. Fernando Hengkelare
Jumat, 15 Oktober 2010
9. Mengawasi tanda vital dan irama jantung.
10. Memberikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil
GDA dan toleransi pasien.
09:20 2. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernapas.
Hasil: posisi kepala pasien diatas sandaran tempat tidur.
udara terjebak.
10:00 7. Mengawasi tingkat kesadaran.
Hasil: Pasien gelisah (manifestasi umum pada hipoksia)
10:30 1. Mengkaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat
3 kesulitan makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
Hasil: pasien susah makan, berat badan: 59 kg, tinggi badan: 160 cm.
10:50 3. Memberikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus
untuk sekali pakai dan tisu.
Hasil: pasien dapat melakukan instruksi perawat.
11:15 4. Mendorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan.
P a g e | 73
11:20
5. Menghindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hasil: makanan penghasil gas, minuman karbonat dihentikan karna dapat
meningkatkan dispnea.
11:25
6. Menghindari makanan sangat panas dan sangat dingin.
Hasil: makanan sangat panas dan sangat dingin dapat meningkatkan
spasme batuk.
11:30
7. Menimbang berat badan sesuai indikasi.
Hasil: berat badan: 59 kg
12:00 Fernando
8. Mengkonsultasikan dengan ahli gizi/nutrisi pendukung tim untuk Hengkelare
memberikan makanan yang mudah cerna secara nutrisi seimbang (mis: Sabtu, 16 Oktober
tambahan nutrisi tambahan oral/selang). 2010
P a g e | 74
3
S: - pasien merasa nyaman dengan kondisinya yang sekarang.
O: - pasien susah makan, berat badan: 59 kg, tinggi badan: 160 cm, Bunyi
P a g e | 77
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan
individualisasi perawatan yang perawat berikan. Proses-proses
keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat
dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Intervensi yang
diberikan haruslah sesuai dengan masalah pasien dan diagnosa
keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Bronkitis yang telah dibuat menunjukan dan
menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar dalam
bentuk teori dan penangganan langsung kepada pasien. Penanganan
langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan pasien itu
sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman
yang benar tentang penyakit bronkitis dapat mempermudah dalam
pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan
Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat itu sendiri.
Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat
akreditasi asuhan keperawatan.
B. SARAN.
Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses
keperawatan/asuhan keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan
pada pasien bronkitis, dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran
pada mata kuliah PKKDM I serta menjadi pedoman dan bahan
pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat nantinya.
Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita sebagai
mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit bronkitis, etiologinya,
anatomi dan fisiologi, patofisiologi dan patoflow bronkitis, manifestasi
P a g e | 79
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISTILAH