You are on page 1of 39

PRAKTIKUM FISIKA

CERMIN DAN LENSA

NAMA : CAROLINE JOHANSYAH


NIM : 41100078
HARI/TANGGAL : RABU / 01 SEPTEMBER 2010
ASSISTEN : ZAKHARIA O.S.N

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2010

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel ringan
berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens ( 1629 - 1695), cahaya
adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada
frekuensi dan panjang gelombangnya saja.

Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang
memancar  keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat
mata manusia. Cahaya termasuk  gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang
getarannya adalah medan listrik dan medan magnetic. Getaran ini tegak lurus terhadap
arah perambatan cahaya, sehingga cahaya termasuk gelombang transversal.  Cahaya
matahari dapat merambat melalui ruang hampa. Kelajuan gelombang ini adalah   300
juta m/s.

Cahaya memiliki sifatsifat sebagai berikut:


1. Dapat dilihat oleh mata.
2. Memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar (transversal).
3. Merambat menurut garis lurus.
4. Memilikienergi.
5. Dipancarkan dalam bentuk radiasi.
6. Dapat mengalami pemantulan, pembiasan,interferensi, difraksi (lenturan),dan
polarisasi (terserap sebagian
arah getarnya).
Berdasarkan kemampuannya dalam meneruskan cahaya, benda-benda dapat
digolongkan dalam tiga kelompok ,yaitu :

1. Benda yang tidak tembus cahaya atau tidak bisa meneruskan cahaya yang
mengenainya. Contohnya seperti papan, buku, dan pintu.
2. Benda yang dapat tembus cahaya atau hanya meneruskan sebagian cahaya yang
diterimanya saja. Contohnya seperti kertas tipis, kaca buram, serta  beberapa
jenis plastik.
3. Benda bening atau benda yang dapat meneruskan semua cahaya yang
diterimanya. Contohnya seperti kaca bening dan plastik bening.

Cahaya dapat dibiaskan dan juga dipantulkan dengan mengunakan cermin atau
lensa. Fungsi dari cermin dan lensa inilah yang akhir-akhir ini dimanfaatkan didalam
dunia kedokteran, antara lain seperti kacamata, mikroskop,serta alat-alat yang digunakan
pada kedokteran gigi. Dengan mengetahui fungsi dan mengerti cara kerja dari alat-
alat,kita dapat memaksimalkan fungsinya terutama didalam dunia kedokteran.

B.TUJUAN

1. Mempelajari hukum pemantulan dan pembiasan


2. Mengukur jarak titik api cermin cekung
3. Mengukur jarak titik api lensa cembung
BAB 2

DASAR TEORI

1. Hukum Pemantulan dan Pembiasan


a. Hukum Pemantulan
Hukum pemantulan cahaya dikemukakan oleh W. Snellius, menurutnya
apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata, maka akan
berlaku aturan-aturan sebagai berikut :

1. Sinar datang (sinar jatuh), garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu
bidang datar.
2. Sudut sinar datang (sinar jatuh) selalu sama dengan sudut sinar pantul (sudut i
= sudut r )

i p
Indeks Bias (n)
n1 sin Q1 =n2 sin Q 2
sin Q1 n2
=
sin Q2 n1

Benda akan mudah dapat terlihat apabila cahaya yang dipantulkan


benda sampai ke arah pada mata pengamat. Pemantulan cahaya dapat
dikelompokkan menjadi  dua macam, yaitu:

1. Pemantulan teratur

Ciri-ciri dalam pemantulan teratur sebagai berikut:

a. Pemantulan teratur akan dapat terjadi apabila permukaan bidang


pantulnya  licin dan rata.
b. Sinar-sinar yang datang akan dipantulkan dengan sejajar.
c. Hampir semua sinar pantulan akan masuk ke dalam mata
pengamat.

2. Pemantulan baur (difusi)

Ciri-ciri pemantulan baur adalah sebagai berikut.

a. Pemantulan baur akan terjadi apabila permukaan dalam bidang


pantulnya kasar atau tidak rata.
b. Sinar-sinar yang datang akan dipantulkan secara acak.
c. Hanya sebagian saja dari sinar pantul yang akan masuk ke dalam
mata pengamat.

PEMANTULAN SEMPURNA

Pemantulan sempurna akan terjadi ketika suatu sinar datang ke dalam


perbatasan dua medium dan sinar pun tidak ada yang dibiaskan, tetapi malahan
dipantulkan seluruhnya. Syarat terjadinya pemantulan sempurna adalah sebagai
berikut:

1. sinar datang dari medium rapat ke renggang


2. sudut datang > sudut kritis

Sudut kritis merupakan sudut maksimum dari sinar yang datang yang dapat
menghasilkan sudut bias = 90°.

PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN DATAR

Sifat bayangan pada cermin datar :

1. Bayangan yang terjadi sama besar dengan benda.


2. Bayangan yang terjadi sama tegak.
3. Jarak benda sama dengan jarak bayangan
4. Bayangan cermin tertukar sisinya, artinya bagian kanan benda  menjadi bagian
kirinya.
5. Bayangan cermin merupakan bayangan semu, artinya bayangan tidak dapat
ditangkap oleh layar.

PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEKUNG

Hukum pemantulan berlaku juga pada cermin cekung. Tiga sinar istimewa
pada cermin cekung :

1. Sinar datang sejajar sumbu utama  dipantulkan  melalui titik focus.


    

2. Sinar datang  melalui titik focus  dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
    

3. Sinar datang  menuju  titik pusat kelengkungan  cermin dipantulkan kembali


melalui titik pusat kelengkungan juga.

  

PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEMBUNG


Hukum pemantulan berlaku juga pada cermin cekungTiga sinar istimewa
pada cermin cekung :

1. Sinar datang sejajar sumbu utama  dipantulkan  melalui titik focus.

2. Sinar datang  melalui titik focus  dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.

3. Sinar datang  menuju  titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan kembali


melalui titik pusat kelengkungan juga.
b.Hukum Pembiasan
Hukum Snellius pembiasan

1. Sinar (gelombang) datang, sinar(gelombang) bias dan garis normal


berpotongan pada satu titik pada sebuah bidang datar.

2a. Sinar datang yang berasal dari medium renggang memasuki medium
rapat akan dibiaskan mendekati garis normal.

2b. Sinar datang yang berasal dari medium rapat memasuki medium
renggang akan dibiaskan menjauhi garis normal.
PEMBIASAN PADA LENSA CEKUNG

Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung:

1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik
focus F1

2. Sinar datang  yang melalui titik  pusat lensa  ( 0 )  tidak mengalami


pembiasan.

3. Sinar datang  yang seolah-olah  menuju titik focus, dibiaskan sejajar


dengan sumbu utama.
PEMBIASAN PADA LENSA CEMBUNG

Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung :

1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan  menuju titik focus

2. Sinar datang  yang melalui titik  pusat lensa  ( 0 )  tidak mengalami


pembiasan

3. Sinar datang  melalui titik fokus akan dibiaskan  sejajar sumbu utama
2. Pengertian Cermin dan Lensa
a. Pengertian Cermin
Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya lengkung. Ada dua
jenis cermin lengkung yaitu :
1. cermin cekung : terbuat dari irisan bola yang permukaan dalamnya mengkilap
atau bagian yang memantulkan cahaya.Bersifat mengumpulkan sinar yang
datang padanya (konvergen).
2. cermin cembung : permukaan yang memantulkan cahaya bagian
luarnya.Bersifat menyebarkan sinar yang datang padanya (divergen).

b.Pengertian Lensa
Lensa itu merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan
lengkung (cekung atau cembung) atau permukaan datar (plan).

Lensa terbagi atas :


1. Lensa cembung
Lensa cembung sering sekali disebut sebagai lensa positif karena
memiliki titik fokus yang berada di belakang lensa. Lensa cembung ini
sifatnya konvergen, yaitu mengumpulkan sinar-sinar bias. Macam-macam
lensa cembung sebagai berikut.
a. Bikonveks (cembung-cembung)
b. Plan-konveks (datar-cembung)
c. Konkaf-konveks (cekung-cembung)
2. Lensa cekung
Lensa cekung merupakan kebalian dari lensa cembung dan lensa ini
sering disebut sebagai lensa negatif karena punya titik fokus aktif yang
berada di depan lensa (disebut titik fokus maya), Lensa cekung punya
sifat divergen, yaitu menyebarkan sinar bias yang seolah-olah berasal dari
fokus aktif. Ada beberapa macam lensa cekung, yaitu:
a. bikonkaf (cekung-cekung)
b. plan-konkaf (datar-cekung)
c. konveks-konkaf (cembung-cekung)

3. Letak Benda dan Sifat Bayangannya


a. Cermin cekung
(1) Letak Benda pada ruang I
Maya, Tegak, Diperbesar
(2) Letak benda pada ruang II
Nyata, Terbalik, Diperbesar

(3) Letak benda pada ruang III


Nyata, Terbalik, Diperkecil

(4) Letak benda pada ruang IV


Nyata, Tegak, Diperkecil

b. Cermin cembung
Sifat bayangan yang terbentuk selalu :
Maya, Tegak, Diperkecil
c. Lensa cekung
Benda yang diletakkan di depan lensa cekung (benda nyata) selalu dihasilkan
bayangan yang memiliki sifat maya, tegak, diperkecil dan terletak di depan
lensa, di antara O dan F1.

d. Lensa cembung
(1) Letak Benda pada ruang I
Maya, Tegak, Diperbesar
(2) Letak benda pada ruang II
Nyata, Terbalik, Diperbesar
(3) Letak benda pada ruang III
Nyata, Terbalik, Diperkecil
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

1. ALAT DAN BAHAN


a. Bangku optik
b. Sumber cahaya
c. Layar
d. Benda
e. Cermin cekung
f. Lensa cembung
g. Alat ukur panjang

2. CARA KERJA
a. Percobaan cermin cekung
(i) Letakkan benda diantara cermin cekung dan sumber cahaya, kemudian
nyalakan sumber cahaya.
(i) (ii) Aturlah posisi benda dengan cara menggeser menjauhi/mendekati
cermin, sehingga pada layar di bawah benda terlihat bayangan tajam anak
panah. Kemudian Ukurlah jarak benda dan jarak bayangan.
(iii) Ulangi langkah diatas untuk bayangan diperbesar 5 kali dan diperkecil 4 kali,
sehingga memperoleh 10 data
(iv) Berdasarkan data jarak cermin sekung ke benda dan bayangan, hitunglah
jarak focus cermin cekung.

b. Percobaan lensa cembung


(ii) Letakkan sumber cahaya dengan posisi menghadap kearah
layar.Nyalakan sumber cahaya.
(iii) Letakkan lensa cembung diantara benda dan layar. Aturlah posisi benda
dengan cara menggeser menjauhi/mendekati lensa sehingga pada layar di
bawah benda terlihat bayangan tajam anak panah. Kemudian Ukurlah
jarak benda dan jarak bayangan.
(iv) Ulangi langkah diatas untuk bayangan diperbesar 5 kali dan diperkecil 4
kali, sehingga memperoleh 10 data.
(v) Hitunglah panjang focus lensa cembung.
BAB 4

DATA DAN PEMBAHASAN

A.DATA

No Cermin/Lens pq p+q r Sifat


a
1. Lensa 117 22 5,32 10,64 Nyata,Terbalik
cembung
2. Lensa 108 21 5,41 10,29 Nyata,Terbalik,Diperbe
cembung sar
3. Lensa 99 20 4,95 9,90 Nyata,Terbalik,Diperbe
cembung sar
4. Lensa 90 19 4,74 9,47 Nyata,Terbalik,Diperbe
cembung sar
5. Lensa 81 18 4,50 9,00 Nyata,Terbalik,Diperbe
cembung sar
6. Lensa 126 23 5,48 10,96 Nyata,Terbalik,Diperke
cembung cil
7. Lensa 135 24 5,63 11,25 Nyata,Terbalik,Diperke
cembung cil
8. Lensa 144 25 5,73 11,52 Nyata,Terbalik,Diperke
cembung cil
9. Lensa 153 26 5,88 11,77 Nyata,Terbalik,Diperke
cembung cil
10. Lensa 162 27 6,00 12,00 Nyata,Terbalik,Diperke
cembung cil
11. Cermin 150 25 6,00 12,00 Nyata,Tegak
cekung
12. Cermin 130 23 5,65 11,30 Nyata,Tegak,Diperkecil
cekung
13. Cermin 110 21 5,24 10,48 Nyata,Tegak,Diperkecil
cekung
14. Cermin 90 19 4,74 9,47 Nyata,Tegak,Diperkecil
cekung
15. Cermin 70 17 4,11 8,24 Nyata,Tegak,Diperkecil
cekung
16. Cermin 170 27 6,30 12,59 Nyata,Tegak,Diperbesa
cekung r
17. Cermin 190 29 6,55 13,10 Nyata,Tegak,Diperbesa
cekung r
18. Cermin 210 31 6,77 13,55 Nyata,Tegak,Diperbesa
cekung r
19. Cermin 230 33 6,97 13,94 Nyata,Tegak,Diperbesa
cekung r
20. Cermin 250 35 7,14 14,29 Nyata,Tegak,Diperbesa
cekung r

B.PERHITUNGAN
Berdasarkan data ke :

Diketahui :
p=12
q=9

Pembahasan:
1 1
=
p 12
1 1
=
q 9

pq ¿ 12 ´ 9
¿ 108

p+q ¿ 12+9
¿ 21
pq
f ¿ ( )
p+ q
108
¿ ( )
21
¿ 5 ,14

( pq )
r ¿2
p+ q
108
¿2
21
1. 2. ¿ 10 , 29
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. 18.
Diketahui :
p=25
q=10

Pembahasan :
1 1
=
p 25
1 1
=
q 10

pq ¿ 25 ´ 10
¿ 250

p+q ¿ 25+10
¿ 35
pq
f ¿( )
p+q
250
¿( )
35
¿ 7 , 14

( pq )
r ¿2
p+ q
250
¿2
35
19. 20. ¿ 14 , 29

C.PEMBAHASAN

1 Sifat-sifat cermin cekung dan lensa cembung.


 Sifat cermin cekung
Sifat cermin cekung yang seharusnya ialah :
a. Letak Benda pada ruang I
Maya, Tegak, Diperbesar
b. Letak benda pada ruang II
Nyata, Terbalik, Diperbesar
c. Letak benda pada ruang III
Nyata, Terbalik, Diperkecil
d. Letak benda pada ruang IV
Nyata, Tegak, Diperkecil

Tetapi pada percobaan yang kami lakukan, ada 2 sifat yang kami
peroleh, yaitu :
 Nyata, Tegak, Diperkecil , sifat bayangan ini sama dengan sifat
bayangan cermin cekung pada ruang IV.
 Nyata, Tegak, Diperbesar, sifat yang ini tidak sama dengan
dasar teori yang seharusnya.

 Sifat lensa cembung


 Letak Benda pada ruang I
Maya, Tegak, Diperbesar
 Letak benda pada ruang II
Nyata, Terbalik, Diperbesar
 Letak benda pada ruang III
Nyata, Terbalik, Diperkecil
Ada 2 sifat yang kami peroleh dari hasil percobaan di
praktikum fisika, yaitu :
1) Nyata,Terbalik, Diperbesar,dapat disimpulkan bahwa benda
yang kami letakkan berada di ruang II.
2) Nyata,Terbaik,Diperkecil,dapat disimpulkan bahwa benda yang
kami letakkan berada pada ruang III.

Didalam praktikum ini, terjadi beberapa kesalahan, sehingga hasil


praktikum yang kami lakukan berbeda dengan dasar teori yang
dibahas dalam laporan ini.
Kesalahan ini terjadi, pada percobaan Cermin Cembung. Susunan
benda, cermin,layar dan sumber cahaya yang mengikuti letak untuk
lensa cembung, seperti gambar dibawah ini :

dimana susunannya dimulai dari lampu/sumber cahaya,


benda,cermin,lalu layar. Seharusnya yang di lakukan untuk cermin
cekung, yaitu :
Lampu/sumber cahaya, cermin cekung,benda,layar. Jadi cermin
cekung diletakkan diantara sumber cahaya dan benda, bukan diantara
benda dan layar.
Akibat kesalahan itu, maka hasil sifat bayangan yang diperoleh tidak
sesuai dengan dasar teori, selain itu terjadi kesalahan perhitungan
untuk titik focus dan jari-jari.

2 Hubungan titik api dan jari-jari lensa.


1 1 1
= +
f p q
1 q p
= +
f pq pq
1 p+ q
=
f pq
pq
f=
p+q

2 1 1
= +
r p q
2 q p
= +
r pq pq
2 p+ q
=
r pq
pq
r=2 (
p+ q )
r=2 f

3 Aplikasi cermin dan lensa dalam dunia kedokteran.


a) Mikroskop
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein =
melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil
dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan,
adalah mikroskop optis.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua,
yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya
dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian
permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk
mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan
mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler
memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan
pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan
mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras,
Nomarski DIC, dan konfokal).
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
 Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan
lensa okuler.
 Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan
mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar,
penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan
bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini
tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik fokus kedua
lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa
objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang
t . sn
Vm=
mata normal(sn). Rumus:
f 1.f 2
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa
cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu
bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan
diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan
sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama
seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi
diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai
sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar.
Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan
huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A
yang terbalik dan diperbesar.

Sebuah mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung (lensa


positif). lensa yang dekat dengan objek (benda) dinamakan lensa objektif,
sedangkan lensa yang dekat mata dinamakan lensa okuler. Jarak fokus
lensa okuler lebih besar daripada jarak fokus lensa objektif.
Objek yang ingin diamati diletakkan di depan lensa objektif di
antara titik Fob dan 2Fob. Bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif
adalah I1 yang berada di belakang lensa objektif dan di depan lensa
okuler. Bayangan ini bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan I1
akan menjadi benda bagi lensa okuler dan terletak di depan lensa okuler
antara pusat optik O dan titik fokus okuler Fok. Di sini lensa okuler akan
berfungsi sebagai lup dan akan terbentuk bayangan akhir I2 di depan lensa
okuler. Bayangan akhir I2 yang terbentuk bersifat maya, diperbesar, dan
terbalik terhadap objek semula.
Perbesaran yang dihasilkan mikroskop adalah gabungan dari
perbesaran lensa objektif dan perbesaran lensa okuler. Perbesaran lensa
objektif mikroskop adalah

Dimana Pob adalah perbesaran lensa objektif, s’ob adalah jarak


bayangan lensa objektif dan sob adalah jarak objek di depan lensa objektif.
Adapun perbesaran lensa okuler mikroskop sama dengan perbesaran
−S ' ob
Pob=
lup, yaitu sebagai berikut. Sob
untuk mata berakomodasi maksimum
Sn
Pok = +1
f ok
untuk mata tidak berakomodasi
Sn
Pok =
f ok
Dimana Pok adalah perbesaran lensa okuler, sn adalah jarak titik
dekat mata (untuk mata normal sn = 25 cm), dan fok adalah jarak fokus
lensa okuler.
Perbesaran total mikroskop adalah hasil kali perbesaran lensa
objektif dan perbesaran lensa okuler. Jadi,
P = Pob × Pok
Hal-hal penting yang perlu diketahui berkaitan dengan
mikroskop:

1) jarak antara lensa objektif dan lensa okuler disebut juga


panjang tabung (d). panjang tabung sama dengan penjumlahan
jarak bayangan yang dibentuk lensa objektif (s’ob) dengan jarak
benda (bayangan pertama) ke lensa okuler (sok).

d = s’ob + sok

2) menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi


maksimum berarti letak bayangan akhir berada di titik dekat
mata di depan lensa okuler. Jadi, dapat dituliskan
s’ok = −sn

3) menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi


berarti jarak benda di depan lensa okuler (sok ) berada tepat di
titik fokus lensa okuler (fok). Jadi, dapat dituliskan
sok = fok

Sifat Bayangan:
- Lensa Objektif: Nyata, terbalik, diperbesar
- Lensa Okuler: Nyata, terbalik, diperbesar.
b) Endoskop

Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi.


Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam
tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke  rongga tubuh
lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk
menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat
jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang
ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat
satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk
pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu,
bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil,
sikat kecil, dll.
Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran
organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga
oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan
biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.
Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk
melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan
lain-lain. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil
sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau
gangguan lainnya.
Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskopi antara
lain : abses, sirosis biliaris, perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu
empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.
Prosedur medis yang menggunakan endoskopi mempunyai berbagai
macam nama, tergantung jenis dan organ yang diperiksa. Berikut
beberapa contohnya :
1. Thorakoskopi, pemeriksaan pleura, rongga pleura, mediastinum
dan perikardium (bagian-bagian paru-paru dan jantung).
2. Proktoskopi (sigmoidoskopi dan proktosigmoidoskopi), untuk
memeriksa rektum dan kolon sigmoid.
3. Laringoskopi, untuk memeriksa laring (salah satu bagian saluran
napas).
4. Laparoskopi, untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain di
dalam rongga perut.
5. Gastroskopi, untuk melihat dinding dalam esofagus, lambung, dan
usus halus.
6. Sistoskopi, untuk melihat saluran kencing, kandung kencing dan
prostat.
7. Kolposkopi, untuk memeriksa vagina dan mulut rahim.
8. Kolonoskopi, untuk memeriksa usus besar.
9. Bronkhoskopi, untuk melihat trachea dan cabang-cabang bronkhus
(bagian dari saluran napas).
10. Arthroskopi, untuk melihat sendi.
c) Kacamata

Cacat mata adalah gangguan penglihatan mata karena menurunnya


daya akomodasi, tidak meratanya bidang kelengkungan  lensa mata,  dan
terjadinya pengapuran pada lapisan kornea. Agar dapat membaca dengan
normal, maka penderita cacat mata  perlu dibantu dengan  menggunakan
kacamata.Pada mata normal  memiliki titik dekat 25 Cm (PP = Punchtum
Proximum) dan titik jauh ( Puncthum Remotum) tak terhingga. Pada cacat
mata  terjadi pergeseran  titik tersebut.Cacat mata ada 3, yaitu :

1) Rabun dekat ( hipermetropi )


Rabun dekat adalah ketidak-mampuan mata untuk melihat
benda yang dekat. Hal ini disebabkan oleh lensa mata terlalu pipih
atau ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di
belakang  retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil 
tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat
diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa
cembung merupakan lensa positif (plus)
Kekuatan lensa yang digunakan oleh penderita hipermetropi
tergantung dari titik dekat penderita, maka penderita rabun dekat harus
menggunakan lensa kacamata yang menghasilkan bayangan didepan
lensa pada jarak yang sama dengan penderita. Bayangan yang terlihat
adalah maya sehingga s’= – titik dekat penderita.
Sehingga kekuatan lensa yang harus digunakan oleh penderita
hipermetropi dapat ditentukan dengan persamaan;

dengan:      
s = titik dekat mata normal (25 cm)
s’=titik dekat penderita(bernilai (-) karena bayangan yang terbentuk
maya)

2) Rabun jauh (miopi)


Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda
yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh
adalah lensa mata terlalu cembung atau ukuran bola mata terlalu panjang
dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh didepan retina. Rabun
jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa
cekung merupakan lensa negatif  (minus).
Untuk menentukan seberapa besar kekuatan lensa yang harus
digunakan tergantung dari titik jauh penderita. Agar dapat melihat benda-
benda pada jarak tak terhingga, penderita miopi harus menggunakan lensa
kacamata yang mengahasilkan bayangan didepan lensa pada jarak yang
sama dengan titik jauh penderita. Bayangan bersifat maya sehingga
s’=titik jauh penderita.
Sehingga persamaan untuk menentukan besar kekuatan lensa yang
harus digunakan oelh penderita miopi adalah:

dengan:
s = titik terjauh mata normal, yaitu ~
s’= titik jauh penderita(bernilai (-) karena bayangan
yang terlihat maya)

3) Rabun Tua (presbiopi)


Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun
tua.Kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau
kira-kira berumur di atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu
melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat,karena titik dekat
dan titik jauhnya bergeser. Supaya penderita presbiopi dapat melihat
dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap (bifokal), yaitu
kaca mata cembung dan cekung.
BAB 5
KESIMPULAN
Dalam percobaan ini ditemukan beberapa hal penting:

 Hukum Pemantulan Snellius


1. Sinar datang (sinar jatuh), garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu
bidang datar.
2. Sudut sinar datang (sinar jatuh) selalu sama dengan sudut sinar pantul (sudut i
= sudut r )
 Hukum Pembiasan Snellius
1. Sinar (gelombang) datang, sinar(gelombang) bias dan garis normal
berpotongan pada satu titik pada sebuah bidang datar.
2. ~Sinar datang yang berasal dari medium renggang memasuki medium rapat
akan dibiaskan mendekati garis normal.
~Sinar datang yang berasal dari medium rapat memasuki medium renggang
akan dibiaskan menjauhi garis normal.

 Hubungan titik fokus dan jari-jari


r=2 f

 Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung dan lensa cembung


 Sifat cermin cekung
Sifat cermin cekung yang seharusnya ialah :
a. Letak Benda pada ruang I
Maya, Tegak, Diperbesar
b. Letak benda pada ruang II
Nyata, Terbalik, Diperbesar
c. Letak benda pada ruang III
Nyata, Terbalik, Diperkecil
d. Letak benda pada ruang IV
Nyata, Tegak, Diperkecil

 Sifat lensa cembung


 Letak Benda pada ruang I
Maya, Tegak, Diperbesar
 Letak benda pada ruang II
Nyata, Terbalik, Diperbesar
 Letak benda pada ruang III
Nyata, Terbalik, Diperkecil

 Perbedaan lensa dan cermin


Cermin bersifat memantulkan cahaya, sedangkan lensa membiaskan cahaya.

Dalam melakukan suatu percobaan harus dilakukan dengan teliti, dan


menguasai materi agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan pada percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bueche , f, 1986. Principles Of Physics.Mc.Graw-Hill Book Company.


2. Jone,Eduin,R.,Childrens, Richard.L,1990.Contemporary Collage Physics. Canada :
Addison-Wesley Publishing Company,Inc.
3. S,Ir. Yoedono,1982.Pedoman Praktikum, Fisika Universitas. Bandung : Penerbit
Armico Bandung.
4. B, Hudayana.,M,Winarto.K,1981.Fisika Umum (Collage Physics). Bandung :
Penerbit Armico Bandung.
5. Drs. Setia Gunawan.Pemantulan
cahaya
.http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Fisika/
PEMANTULAN%20CAHAYA.pdf.
6. Tim e.dukasi.net.Cahaya.http://fat.net76.net/Fisika/Cahaya.
7. Sutamaya.Hukum Snellius tentang pembiasan.
http://wowfisika.blogspot.com/search/label/Catatan%20Fisika
8. Wikipedia. Hukum Snellius.http://wapedia.mobi/id/Hukum_Snellius
9. Pemantulan pada cermin cekung.
http://elektro.upi.edu/stranas/optikageometri/CCekung.htm
10. Pemantulan pada cermin cembung.
http://elektro.upi.edu/stranas/optikageometri/CCembung.htm
11. Pembiasan pada lensa cekung.
http://elektro.upi.edu/stranas/optikageometri/LCekung.htm
12. Pembiasan pada lensa cembung.
http://elektro.upi.edu/stranas/optikageometri/LCekung.htm
13. Mikroskop dan Pengunaannya.
http://www.tpb.ipb.ac.id/files/materi/bio100/Materi/mikroskop.html
14. Endoskop.http://www.wartamedika.com/2008/01/endoskopi.html
15. Kelainan pada mata.http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0087%20Bio%202-10a.htm
16. Alat Optik.http://aktifisika.wordpress.com/tag/hipermetropi/
17. Refraksi.http://www.unhas.ac.id/~mkufisika/bab8/md8b.html

You might also like