Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini saya susun dalam rangka mencoba menyelesaikan tugas Mata Kuliah Metodologi
mengetahui kekurangan maupun kelebihan mahasiswa dalam menjabarkan isi makalah sesuai
dengan pengetahuan saya serta bagaimana cara pembuatan makalah tentunya. Dan juga sebagai
penunjang untuk penilaian dari Bapak Dosen yang mengajarkan Mata Kuliah Metodologi Studi
Islam.
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas dibandingkan
dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui berbagai literatur yang berbicara tentang
Islam dapat dijumpai uraian mengenai pengertian agama Islam, dan juga sumber hukum islam
dan ajarannya serta cara untuk memahaminya. Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai
aspek yang berkenaan dengan Islam itu perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat
menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas
pemahaman keislaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan keislaman
yang bersangkutan. Kita barangkali terikat terhadap kualitas keislaman seseorang yang benar-
benar komprehensif dan berkualitas. Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk mendapatkan
dan yang akan di paparkan di dalamnya adalah pengertian agama islam itu
sendiri dan juga sumber-sumber hukum islam, dan ini tentunya kita hanya mengulang untuk
mengingat kembali pelajaran yang telah lewat karena makalah yang akan saya bahas kali ini
adalah sudah sering kita pelajari dan ini hanya menginatkan kembali.
c c
c
Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian agama Islam, yaitu
sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang ini dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata u yang
mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata u selanjutnya diubah menjadi
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari
bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk
kata u yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula
menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Kataaslama itulah yang menjadi kata Islam yang
mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu, orang yang
berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian berarti telah
menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah Swt. Orang tersebut
menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan. Pengertian Islam demikian itu,
menurut Maulana Muhammad Ali dapat dihami dari firman Allah yang terdapat pada ayat 202
u u
u
uu
u
u
.
Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata Islam dari segi
kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan herserah diri kepada Tuhan dalam upaya
mencari keselamatan dan kebaliagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian
dilakukan atas kcsadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan
sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak clalam kandungan sudah
makhluk yang tunduk dan patuh kepada "I'uhan´. Keadaan ini membawa pada timbulnya
pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap
fitrah dirinya sendiri. Demikianlah pengertian Islam dari segi kebahasaan sepanjang yang dapat
Adapun pengertian Islam dari segi istilah akan kita dapati rumusan yang berbeda-beda.
Harun Nasution misalnya mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai agama),
adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui
Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang
bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.
Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama
perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat
manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan
saja dikatakan sebagai agama seluruh nabi Allah, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat kitab
suci Al-quran, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya
Berdasarkan pada keterangan tersebut, maka kata Islam menurut istilah adalah mengacu
kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah Swt. bukan berasal dari
manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad Saw. Posisi Nabi dalam agama Islam
diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada umat
manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan,
penjelasan, uraian, dan contoh praktiknya. Namun keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang
dibolehkan Tuhan.
Dengan demikian, secara istilah Islam adalah nama bagi suatu agama yang berasal dari
Allah Swt. Nama Islam demikian itu memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama agama
lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan
manusia atau dari suatu negeri. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan sendiri.
Artinya :
³u
uu
u (QS.
Demikian dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Alquran yang diturunkan oleh Allah
Swt. Selanjutnya, dilihat dari segi misi ajarannya, Islam adalah agama sepanjang sejarah
manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah Swt. pada bangsa-
bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ibrahim, Nabi
Ya'kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami
dari ayat-ayat yang terdapat di dalam Alquran yang menegaskan bahwa para nabi tersebut
c c!c
Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang utama adalah
Alquran dan Al-Sunnah; sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami
Alquran dan Al-Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu
yang berasal dari Allah Swt. yang penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Di
dalam Al-qur¶an surat An-Nisa ayat 156 kita dianjurkan agar menaati Allah dan Rasul-Nya serta
Ulil Amri (pemimpin). Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya ini mengandung konsekuensi
ketaatan kepada ketentuan-Nya yang terdapat di dalam Alquran, dan ketentuan Nabi Muhammad
Saw. yang terdapat dalam hadisnya. Selanjutnya ketaatan kepada Ulil amri atau pemimpin
sifatnya kondisional, atau tidak mutlak, karena betapapun hebatnya Ulil Amri itu, ia tetap
manusia yang memiliki kekurangan dan tidak dapat dikultuskan. Atas dasar inilah mentaati ulil
Amri bersifat kondisional. Jika produk dari ulil Amri tersebut sesuai dengan ketentuan Allah dan
Rasul-Nya maka wajib diikuti, sedangkan jika produk dari Ulil Amri tersebut bertentangan
dengan kehendak Tuhan, maka tidak wajib menaatinya. Penjelasan mengenai sumber ajaran
- "
Alquran baik dari segi bahasa maupun istilah. Asy-Syafi'i misalnya mengatakan bahwa Alquran
bukan berasal dari akar kata apa pun, dan bukan pula ditulis dengan memakai hamzah. Lafal
tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian (firman Allah) yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw. Sementara itu AI-Farra berpendapat bahwa lafal Alquran berasal
dari kata jamak dari kata yang berarti kaitan, karena dilihat dari segi makna dan
kandungannya ayat-ayat Alquran itu satu sama lain saling berkaitan. Selanjutnya, Al-Asy'ari dan
para pengikutnya mengatakan bahwa lafal Alquran diambil dari akar kata yang berarti
menggabungkan sesuatu atas yang lain, karena surat-surat dan ayat-ayat Alquran satu dan
berbeda, tetapi masih dapat ditampung oleh sifat dan karakteristik Alquran itu sendiri, yang
Adapun pengertian Alquran dari segi istilah dapat dikemukakan berbagai pendapat
berikut ini.
Pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan bahwa Alquran adalah firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., dan dinilai ibadah bagi yang
Pengertian Alquran secara lebih lengkap dikemukakan oleh Abd. Al-Wahhab AI-Khallaf.
Menurutnya, Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad
bin Abdullah, melalui Jibril dengan menggunakan lafal bahasa Arab dan maknanya yang benar,
agar ia menjadi hujjah bagi rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi
manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan
diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya, ia terhimpun dalam mushaf, dimulai dari
surat Al-Fatihah dan diakhir dengan surat Al-Nas, disampaikan secara mutawatir dari generasi ke
generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian.
Dari beberapa kutipan yang di kemukakan para ulama tersebut kita dapat meyimpulkan
bahwa Alquran adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secara
bertahap melalui malaikat Jibril, pembawanya Nabi Muhammad Saw., susunannya dimulai dari
surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas, bagi yang membacanya bernilai ibadah,
fungsinya antara lain menjadi hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan Nabi Muhammad Saw.,
Berkenaan dengan definisi tersebut, maka berkembanglah studi tentang Alquran baik dari
segi kandungan ajarannya yang menghasilkan kitab-kitab tafsir yang disusun dengan
menggunakan berbagai pendekatan, maupun dari segi metode dan coraknya yang sangat
bervariasi sebagaimana yang kita jumpai saat ini. Sehubungan dengan itu terdapat pula para
ulama yang secara khusus mengkaji metode menafsirkan Alquran yang pernah digunakan para
ulama, mulai dari metode (analisis ayat per ayat) sampai dengan metode atau
tematik.
Selain itu ada pula yang meneliti Alquran dari segi latar belakang sejarah dan sosial
mengenai turunnya yang selanjutnya menimbulkan apa yang disebut Ilmu Asbab al-Nuzul.
Dalam pada itu ada pula yang mengkhususkan diri mengkaji petunjuk cara membaca Al-quran
yang selanjutnya menimbulkan ilmu qira'at termasuk pula Ilmu Tajwid. Dan ada pula ulama
yang mengkaji Al-quran dari segi sejarah penulisannya, nama-namanya, dan masih banyak lagi.
Semua itu dilakukan para ulama dengan maksud agar ummat Islam dapat mengenal secara
O Al- Huda (petunjuk), bahwa al-qur¶an adalah petunjuk bagi kehidupan manusia
disamping sunnah Rasul yang merupakan yang kedua yang menjadi petunjuk bagi
kehidupan manusia.
uu u
u
" (QS. Yunus : 57).
O Al-Mau¶izhah (nasihat). Sebagaiman firman Allah #
G #
Kedudukan Al-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan
ayat-ayat Alquran dan hadis juga didasarkan kepada kesepakatan para sahabat. Yakni seluruh
sahabat sepakat untuk menetapkan tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa Rasulullah
Menurut bahasa Al-Sunnah artinya jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan tersebut
ada yang baik dan ada pula yang buruk. Pengertian Al-Sunnah seperti ini sejalan dengan makna
u
%
u
u
u
u
Selain kata Al-Sunnah yang pengertiannya sebagaimana disebutkan di nas, kita juga
menjumpai kata Al-Hadis, Al-Khabar dan Al-Atsar. Oleh sebagian alama kata-kata tersebut
disamakan artinya dengan Al-Sunnah, dan oleh ;ebagian u lama lain nya kata-kata tersebut
dibedakan artinya. Menurut sebagian alama yang disebut belakangan ini Al-Sunnah diartikan
sebagai sesuatu yang dibiasakan oleh Nabi Muhammad Saw., sehingga sesuatu itu lebih banyak
dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw. daripada ditinggalkan. Sementara itu hadis adalah
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik berupa ucapan, perbuatan maupun
ketetapan namun jarang dikerjakan oleh Nabi. Selanjutnya khabar adalah ucapan, perbuatan dan
ketetapan yang berasal dari sahabat; dan atsar adalah ucapan, perbuatan dan ketetapan yang
Sementara itu Jumhur Ulama atau kebanyakan para ulama ahli hadis mengartikan Al-
Sunnah, Al-Hadis, Al-Khabar dan Al-Atsar sama saja, yaitu segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad Saw. baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan.
Pengertian ini didasarkan kepada pandangan mereka terhadap nabi sebagai suri teladan yang baik
bagi manusia. Sementara itu ulama Ushul mengartikan bahwa Al-Sunnah adalah sesuatu yang
berasal dari Nabi Muhammad dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan persetujuan beliau yang
berkaitan dengan hukum. Pengertian ini didasarkan pada pandangan mereka yang menempatkan
Nabi Muhammad Saw. sebagai pembuat hukum. Sementara itu, ulama fiqih mengartikan Al-
Sunnah sebagai salah satu dari bentuk hukum syara¶ yang apabila dikerjakan mendapat pahala
Dari informasi singkat tersebut kita dapat mengetahui dengan jelas bahwa perhatian para
ulama untuk melakukan studi hadis sudah demikian luas, walaupun terkesan bersifat teknis dan
kurang mencoba menjelaskan hubungan hadis dengan berbagai persoalan yang dihadapi umat.
Namun demikian, uraian tersebut secara garis besar telah membuka jalan bagi para peneliti
Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Al-Sunnah memiliki fungsi yang
diantaranya adalah :
Dalam kaitan ini, hadist berfungsi memerinci petunjuk dan isyarat Al-qur¶an yang
bersifat global, sebagai pengecuali terhadap isyarat Al-qur¶an yang bersifat umum, sebagai
pembatas terhadap ayat Alquran yang bersifat mutlak dan sebagai pemberi informasi terhadap
$%&
Setelah kita menjabarkan mulai dari pengertian dari agama sampai dengan sumber-sumber
hukum agama islam maka dapatlah kita simpulkan bahwa agama islam yang merupakan nama
³islam´ itu sendiri alah Allah lah yang membuat nama agama tersebut sesuai dengan firmannya
yang terdapat dalam Surah Ali Imron : 19 dan Allah hanya meridhoi agama islam. Kemudian,
mengenai sumber-sumber hukum islam dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang
berkenaan dengan ibadah, muamalah, dan lain sebagainya itu berlandaskan Al-qur¶an yang
merupakan Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara mutawatir dan
ditrunkan melalui malaikat Jibril dan membacanya dinilai Ibadah, dan Al-Sunnah sebagai
sumber hukum yang kedua yang mempunyai fungsi untuk memperjelas isi kandungan Al-qur¶an
c
Saran dari penulis adalah marilah kita menjadikan Al-qur¶an dan Al-hadist sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari-hari kita yang merupakan sumber hukum agama islam dan sekaligus
pembawa kita kedalam kehidupan yang bahagia baik itu di dunia dan akhirat kelak nanti.
' $