You are on page 1of 12

DOKTRIN TEOLOGI AHMADIAH DALAM KONSEPSI SYARIAT JIHAD

I. PENDAHULUAN

Orang lebih sering melihat Ahmadiyah dari nilai-nilai atau ajaran-ajaran


menyimpang yang ada padanya. Kurang lebih, Ahmadiyah dilihat selalu hampir
dengan pandangan negatif, yang meng-common sense. Dan tidak aneh akhirnya,
andai kita menyebut kata ahmadiyah orang akan menanggapinya sebagai sesuatu
yang sesat, sesuatu yang menyimpang, dan sebagainya. Orang-orang lebih
cenderung melihatnya begitu, apalagi setelah MUI menetapkannnya sebagai salah
satu golongan sesat yang wajib diinsyafkan.

Tak pelak, hal ini menutupi kontribusi yang diberikan Ahmadiyah pada Islam. Bahwa
Ahmadiyah dengan gerakannya telah sedemikian rupa memberi warna tersendiri
yang meski tak khas tetapi memiliki pengaruh yang signifikan dalam Islam. Baik
pengaruh secara intelektual maupun praktis kerja di lapangan.

Dengan begitu, kami kembali mencoba melihat fenomena Ahmadiyah itu untuk
kembali membuka lembarannya tanpa prasangka terlebih dahulu. Untuk itu,
sejenak kami ingin melupakan term “sesat” yang sering dialamatkan orang-orang
pada Ahmadiyah.

Pembahasan dalam makalah ini, pada dasarnya bertumpu pada konsep jihad yang
ditawarkan Ahmadiyah. Penjelasan sendiri itu dimaksudkan sebagai pembuka satu
wacana. Karena memang kami maksudkan sebagai pengantar, pembahasannya
pun hanya sampai pada tataran penjelasan umum mengenai konsep jihad itu.
Dengan sedikit menyinggung aplikasinya ke realitas sosial.

II. SEJARAH KELAHIRAN AHMADIYAH

Berbicara tentang Ahmadiah tidak akan terpisah dari pembahasan tentang siapa
Mirza Ghulam Ahmad sebagai Pendiri dan pelopor lahirnya gerakan al-jamaah al-
Islamiyah al-Ahmadiyah.
Kelahiran seorang Ghulam Ahmad tidak terlepas dari konteks sosial yang terjadi
ketika dia hidup. Sebelum kelahiran Ghulam Ahmad, kerajaan Mughal yang saat itu
sedang menguasai India tengah berada di ambang keancuran. Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh beberapa sebab yaitu, melemahnya pemerintahan
dikarenakan oleh adanya dekadensi moral dan pola hidup mewah yang melanda
para pejabat kerajaan, selain itu banyak terjadi pemberontakan yang dilancarkan
oleh golongan Hindu dan Sikh, belum lagi campur tangan Inggris yang datang ke
India sejak abad 15 M telah membuat pemerintahan Mughal ketika itu menjadi
mundur.

Situasi keagamaan pada tahun-tahun kelahiran Ghulam ahmad ditandai dengan


gencarnya gerakan misionaris Kristen di seluruh dunia karena sejak pada tahun
1814-1815 M ketika terbentuknya British and foreign Bible Society orang-orang
Kristen mengnggap tahun itu sebagi The great Century of World Evangelization
(abad agung penginjilan dunia). Dan India menjadi salah satu target kristenisasi,
Jutaan orang India memeluk agama Kristen melelui gerakan itu.

Selain kondisi India sedang mengalami kemunduran dan gencarnya gerakan


kristenisasi, di India juga muncul gerakan Neo-Hindu yang sangat agresif dan
militan. Sedangkan kondisi umat Islam saat itu tengah mengalami keprihatianan,
mayoritas dari mereka gemar minum Khamr, melacur, menghisap candu, dan
malas. Umat Islam disana ketika itu mudah berselisih hanya karena hal-hal sepele,
sepi dari majlis-majlis ilmu dan kegiatan di masjid pun kosong dari jamaah.

Ghulam Ahmad lahir pada 13 Februari 1835 M/14 Syawal 1250 H di Qadian , India ,
ayahnya adalah seorang tabib yang mahir. Ghulam ahmad tidak banyak
mendapatkan pendidikan formal semasa hidupnya. Ia mulai mendapatkan
pndidikan ketika berusia 6 tahun di rumah, dimana ayahnya mendatangkan guru
privat untuk mengajarkan al-Quran dan kitab-kitab berbahasa Parsi, Nahwu-Sharaf,
dan manthiq, sedangkan ilmu ketabiban ia peroleh dari ayahnya sendiri.

Setelah berusia 29 tahun, Ghulam ahmad menjadi pegawai negeri di pemerintahan


Inggris di Bupati Sialkot . Setelah empat tahun bekerja, Ghulm dipanggil ayahnya
pulang ke Qadian untuk bertani, semenjak itu sebagian waktunya ia pergunakan
untuk memdalami al-Quran dan menyepi. Ghulam merasa sangat sedih melihat
keadaan umat Islam yang sangat memprihatinkan, disisi lain golongan Hindu,
Nasrani dan sikh melancarkan berbagai serangan berupa pemikiran maupun
senjata
Setelah kematian ayahnya, Ghulam ahmad lebih memfokuskan diri untuk menulis
beberapa artikel untuk membela ajaran-ajaran Islam dari serangan yang
dilancarkan oleh berbagai golongan hususnya Nasrani dan Arya Samaj di beberapa
media masa. Pada tahun 1880, Ghulam Ahmad menerbitkan sebuah buku yang
sangat monumental yaitu Barahin Ahmadiyah yang berisi tentang keunggulan-
keunggulan ajaran Islam dan ketinggian Al-Quran dibandingkan agama Nasrani,
Hindu, Arya Samj, dan agama-agama liannya. Dengan penerbitan buku Barahin
Ahmadiyah itu banyak timbul pro-kontra antar umat beragama di India . Sedangkan
oleh umat Islam sendiri buku itu disambut dengan suka cita karena telah dianggap
membela ajaran agama Islam.

Selain berisi tentang keunggulan-keunggulan Islam dari agama-agama lain, dalam


buku Barahin Ahmadiyah terdapat pendakwaan bahwa Ghulam Ahmad adalah
seorang mujadid abad ke 14 M. Pada tahun 1883 banyak dari kalangan umat Islam
yang ingin melakukan baiat menjadi muridnya, namun Ghulam menolaknya
dengan alasan belum mendapatkan perintah untuk mnerima baiat. Pada tahun
1888 M, setelah ghulam ahmad mendapatkan ilham untuk menerima baiat
muridnya, sebanyak 40 orang melkukan baiat kepadanya. Dan sejak tahun 1889 al-
jamaah al-Islamiyah al-Ahmadiyah resmi berdiri.

Tidak lama setelah pengakuan dirinya sebagai seorang mujadid abad ke 14 M,


Ghulam ahmad mengaku telah menerima wahyu bahwa Nabi Isa telah wafat,
sedangkan al-Masih yang dijanjikan kedatangannya oleh Nabi Muhammad adalah
Gulam Ahmad sendiri. Setelah pengakuan dirinya sebagai Al-Masih al Maud dan
pendakwaan dirinya sebagai Iimam Mahdi, gemparlah seluruh umat beragama di
India saat itu, baik itu di golongan umat Islam sendiri maupun kelompok Nasrani.
Banyak orang yang mengkritik dan mengklaim Ghulam sebagai kafir dan sesat,
namun di lain pihak banyak pula yang mendukung dan menjadi pengikutnya
dengan melakukan bai’at kepadanya. Penentangan terhadap Ghulam pun
semakin menjadi-jadi semenjak tahun 1901 yaitu ketika dia mendakwakan dirinya
sendiri sebagai seorang “nabi Dzilliâ€ン dan umati’ (nabi bayangan dan nabi
umat Muhammad)

Umat Islam ketika itu selalu menunggu-nunggu kedatangan Imam Mahdi yang
dipercaya akan datang di ahir zaman untuk menegakkan keadilan,
mebembebaskan manusia dari ketertindasan, kemiskinan dan kebodohan.
Beberapa tahun sebelum Ghulam mengaku sebagai Imam Mahdi, telah terjadi
pemberontakan yang dipimpin oleh seseorang yang mengaku dirinya sendiri
sebagai Imam Mahdi terhadap pemerintahan Inggris di Sudan serta telah terjadi
pemberontakan Munity di India, hal itu menimbulkan kecurigaan pemerintahan
Inggris kepada Ghulam bahwa dia berncana melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan Inggris. Belum lagi keadaan mayoritas umat Islam Ketika itu banyak
menganggap bahwa jihad terbesar adalah dengan mengangkat senjata dan
melakukan perlawanan fisik demi menegakkan hukumAllah, hal itu semakin
menguatkan kecurigaan Inggris terhadap Ghulam

Untuk menggugurkan kecurigaan pemerintah Inggris tersebut, Ghulam menegaskan


bahwa meskipun Ghulam mendakwakan dirinya sebagai Imam Mahdi, ia tidak akan
melakukan pemberontakan terhadap Inggris karena Imam Mahdi yang dijanjikan
kedatangannya oleh Nabi Muhammad di ahir zaman adalah sebagai penegak
keadilan dan pembawa Islam secara damai tanpa peperangan.

Meskipun ada beberapa doktrin yang sepertinya melenceng dari ajaran Islam pada
umumnya, sumbangih Ghulam ahmad sebagai pendiri aliran Ahmadiyah tidak bisa
dianggap kecil. Selama hidupnya, Ghulam telah banyak melakukan perjuangan dan
pembelaan terhadap umat Islam. Cita-citanya untuk menegakkan kembali puing-
puing kejayaan Islam dengan jalan damai telah banyak menginspirasi umat Islam
baik pada masa dia hidup bahkan sampai beberapa tahun kemudian dan hingga
kini. Namun kesempatannya untuk terus memberikan sumbangsih kepada umat
harus berahir karena pada tanggal 26 Mei 1908 Ghulam ahmad wafat di Lahore dan
dikebumikan di Qadian.

DOKTRIN TEOLOGI AHMADIAH DALAM KONSEP SYARIAT JIHAD

Keadaan mayoritas umat Islam Ketika Ghulam hidup menganggap bahwa jihad
terbesar adalah dengan mengangkat senjata dan melakukan perlawanan fisik.
Untuk mengubah pemahaman mayoritas kaum muslim tentang jihad yang keliru itu,
Ghulam menulis karangan yang berbicara tentang Jihad yang disusun dengan
tujuan untuk menyerukan kepada masyarakat India agar mereka tidak melakukan
pemberontakan dan penyerangan terhadap pemerintahan Inggris, karena hanya di
bawah pemerintahan Inggris, India akan menjadi lebih baik.

Perlawanan yang dilakukan dengan cara kekerasan dan pemberontakan akan


merugikan umat Islam sendiri yang ketika itu tengah lemah dan mengalami krisis.
Ghulam memberikan penerangan kepada Inggris bahwa Al-Quran tidak
memperkenankan umatnya untuk melawan pemerintahan baik pemerintahan
Muslim maupun kafir selama pemerintah tidak ikut campur dalam masalah akidah
dan keimanan, serta tidak melarang pengembangan agama.

Pemikiran Ghulam Ahmad yang humanis dan jauh dari nilai-nilai kekerasan itu
membuat dia diasumsikan oleh beberapa golongan sebagai agen imperialisme
Inggris di India karena ia tidak mau dan melarang pengikutnya mengangkat senjata
melawan Inggris, beberapa pengkaji dan pemerhati lainnya menganggap
Ahmadiyah sebagai aliran pemikiran dan ideology tersendiri di luar Islam.
Sedangkan beberapa golongan lain memandang Ghulam Ahmad sebagai orang
yang “anti jihadâ€ン dan penghapus syariat jihad dalam Islam.

Padahal jika kita telaah secara seksama konsep jihad yang diusung oleh Ghulam
tidaklah bertentangan dengan syariat. Menurut Ghulam, ada tiga konsep jihad
yaitu, jihad asghar (jihad kecil), jihad kabir (jihad besar), dan jihad akbar (jihad
terbesar) berikut pemaparan tentang ketiga jenis jihad tersebut

A. Jihad Asghar

Jihad asghar dikategorikan sebagai jihad kecil, yaitu jihad dengan melalui
peperangan fisik dan senjata. Kaum orientalis Barat sering kali salah dan keliru
memandang bahwa jihad dalam Islam diartikan sebagai perang suci (holy war)
untuk menegakkan agama Islam. Namun hal itu tidak semata-mata kesalahan kaum
orientalis namun hal itu juga merupakan kesalahan yang disebabkan oleh umat
Islam sendiri, hususnya kaum ulama fikih yang memaknai jihad dalam makna qital
(perang), banyak dari merka menjadikan qital sebagai sinonim dari jihad. Yang
kemudian hal itu membuat jihad seolah-olah identik dengan qital

Jihad dengan mengangkat senjata dan kekerasan disebut dengan qital dalam al-
Quran, hanya diizinkan oleh orang-orang yang diperangi dan dianiaya dan terusir
dari kampung halamannya karena mengatakan Tuhan kami hanyalah Allah.
Menurut al-Quran, peperangan yang diizinkan oleh Allah adalah tidak bertujuan
untuk memusnahkan agama lainnya, bahakan untuk melindungi berbagai macam
agama (QS. Al-Hajj [22]:39-40)[1]
Oleh karena itu, Penyebaran agama dengan kekerasan dilarang (QS. Al-Baqarah [2]:
256) karena kebebasan beragama sangat dijunjung tinggi dalam al-Quran (QS.
Yunus [10]: 99) dan al-Kafirun [109]: 6). Jika musuh berhenti memerangi dan
menghendaki perdamaian maka peperangan harus dihentikan (QS. Al-Anfal [8]: 61-
62), karena dalam keadaan berperang pun menurut al-Quran jangan sampai
melampaui batas (QS. Al-Baqarah [2]: 190).[2] Nabi muhamad sendiri menganggap
bahwa peperangan dengan mengangkat senjata merupakan jihad kecil (jihad
asghar)

Ghulam ahmad mengakui bahwa jihad dalam melakukan peperangan dengan


mengangkat senjata pernah dilakukan oleh Rasulaallah dan para sahabatnya dalam
situasi dan kondisi tertentu, jihad asghar ini boleh dilakukan dengan berbagai
macam persyaratan yang harus dipenuhi.

Ghulam mengecam keras pembeontakan terhadap pemerintahan yang sah,


meskipun pemerintahan tersebut dipimpin oleh pemerintahan kafir, apalagi
melakukan pemberontakan atas nama jihad, karena pemberontahan akan
merugikan umat Islam sendiri yang ketika itu umat Islam dalam keadaan sangat
lemah dan juga akan merusak citra agama Islam yang menjunjung tinggi
persaudaraan, akhlak mulia dan kasih sayang menjadi citraan sebagai agama yang
anarkis.

B. Jihad Kabir

Jihad kabir yaitu jihad dalam bentuk menyebarkan nilai-nilai ajaran al-Quran dan
Islam. Jihad semacam ini disebut sebagai jihad besar (QS. Al-Furqan [25]:52), Jihad
bentuk ini dikatakan oleh Ghulam lebih cocok dengan situasi dan kondisi umat
Islam saat ini. Karena musuh-musuh Islam telah melakukan penyerangan dalam
Islam dengan berbagai tulisan yang menyudutkan dan merusak nama baik Islam.
Maka umat Islam seharusnya tidak melakukan jihad dengan kekerasan tetapi
dengan “jihad ruhaniâ€ン (secara spiritual) dan “jihad bi al-qalamâ€ン (jihad
dengan pena)

Karena dengan keyakinan inilah, sejak muda, ghulam telah concern menulis buku
dan artikel yang beisi pembelaan terhadap Islam yang saat itu golongan nasrani
dan Arya Samaj sering melakukan serangan-serangan di media masa, sehingga
pada tahun 1880 M Ghulam menulis buku yang berjudul Barahin Ahmadiyah yang
isinya memeparkan tentang keunggulan Islam dan ketinggian al-Quran
dibandingakan agama Nasrani dan Arya Samaj, serta agama-agama lainnya.

Selain itu, Ghulam juga lebih concern melakukan jihad kabir ini dengan mendirikan
jamaat Islam Ahmadiyah pada tahun 1889. Dengan berdiirinya jamaat Islam
Ahmadiyah ini, penerbitan buku-buku yang berisi tentang pembelaan terhadap
ajaran Islam semakin gencar dilakukan, beberapa mubaligh dididik dan dikirman ke
berbagai daerah, dan beberapa Negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan
Australia, masjid-masjid dan pusat-pusat tabligh pun terus dibangun.

C. Jihad Akbar

Jihad akbar (jihad yang terbesar) yaitu perjuangan melawan hawa nafsu. Berkenaan
dengan usaha perjuangan melawan hawa nafsu untuk menciptakan tingkat
kesempurnaan budi pekerti umat mnusia, Ghulam memiliki perangkat landasan
pemikiran tersendiri. Landasan pemikiran ini adalah tentang kondisi atau
pembawaan manusia di dunia setelah penciptaannya, yang bisa mencapai derajat
yang tinggi dengan budi pekerti yang tinggi namun bisa juga jatuh ke dalam drajat
yang rendah dengan budi pekerti yang rendah.

Menurut Ghulam, pembawaan manusia terbagi menjadi tiga kondisi yaitu:


pembawaan alami (thabi’i), pembawaan akhlak (akhlaqi), dan pembawaan
ruhani (ruhani). Menurut Ghulam, keadaan-keadaan thabi’i manusia memiliki
hubungan yang sangat erat dengan keadaan-keadaan akhlaqi dan ruhaninya,
ketiganya bukan merupakan sesuatu yang terpisah antara satu dengan yang
lainnya. Jika keadaan-keadaan thabi’I manusia diperguanakan sesuai dengan
bimbingan syariat, maka keadaan-keadaan tersebut akan berubah menjadi nilai-
nilai akhlak, yang mana hal itu akan memberi pengaruh yang mendalam sekali
pada keruhaniannya. Selama keadaan-keadaan thabi’i tidak beralih ke dalam
warna akhlak, maka manusia tidak layak mendapatkan ledudukan yang terhormat,
karena keadan-keadaan itu terdapat juga di dunia hewan dan tumbuhan. Begitu
juga jika manusia hanya memiliki akhlak saja maka ia tidak akan meraih kehidupan
ruhani karena seorang koruptor dan pemohong pun sering memperhatikan akhlak
yang baik, seperti: ramah, rendah hati, dan suka damai.

Beberapa perbaikan yang berkaitan dengan keadaan thabi’i manusia adalah


bagian dari akhlak yang disebut adab (sopan santun), jika adab diterapkan, maka
orang-orang biadab di mana pun dpat menjadi seimbang, normal, dan dapat
melepaskan diri dari kehidupan liar dan buas.

PENUTUP

Pada tataran aplikatifnya, konsep jihad dalam pembahasan makalah ini belum
disinggung secara lebih detail. Tetapi dari apa yang kami paparkan di atas
mengenai konsep jihad dalam Ahmadiyah semoga memberi sebuah gambaran lain
yang dapat memperluas wawasan kita tentang Ahmadiyah. Ahmadiyah yang tidak
melulu dipandang sebagai aliran sesat dan sebagianya.

Besar harapan kami, ada pembahasan lain setelah ini yang dapat menjelaskan lebih
lanjut tentang gerakan Ahmadiyah.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, Asep. 2005. Ghulam Ahmad; Jihad tanpa kekerasan. Yogjakarta: LKiS.

Fathoni, Nuslih. 2002. Paham Mahdi Syiah dan Ahmadiyah dalam Perspektif.
Jakarta : Rajawali Pers

Kurniawan, apep Fajar. 2006. Teologi Kenabian Ahmadiyah. Jakarta : RMBOOKS.

M.A. Suryawan, 2006, Bukan Sekedar Hitam Putih, Tangerang: Azzahra Publishing

LANGGANAN SUREL
Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima
pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

BLOGROLL

Bintang Timur

Havellar

Jagad NU

Muhsinlabib

Musakazhim

Poetraboemi

WordPress.com

WordPress.org

WEBSITE

Stradanieva

MYTWEET

janji lelakimu 3 days ago

tak usah lewat kata. 1 week ago

what kind the world do you want? 1 week ago

Hukuman tanpa Kekerasan http://t.co/50Tb3OE via @AddThis 1 week ago

http://icio.us/n4wh4s 1 week ago


OKTOBER 2009

S S R K J S M

« Apr Feb »

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30 31

TOP RATED

TULISAN TERAKHIR

Politik Islam Dan Nasionalisme

Sarikat Islam (SI, 1912)

Belajar Filsafat Bersama Ibnu Rusyd

DOKTRIN TEOLOGI AHMADIAH DALAM KONSEPSI SYARIAT JIHAD

Al-Ghazali

ARSIP

Mei 2010

Februari 2010

Oktober 2009

April 2009

Maret 2009
Oktober 2008

Juli 2008

Juni 2008

Mei 2008

April 2008

Maret 2008

Februari 2008

Desember 2007

November 2007

Oktober 2007

Juli 2007

STRADANIEVA

SOCIALVIBE

META

Daftar

Masuk log

RSS Entri

RSS Komentar

WordPress.com

STRADANIEVA
Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi
nanti.

Belum ada komentarP

You might also like