Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Tak pelak, hal ini menutupi kontribusi yang diberikan Ahmadiyah pada Islam. Bahwa
Ahmadiyah dengan gerakannya telah sedemikian rupa memberi warna tersendiri
yang meski tak khas tetapi memiliki pengaruh yang signifikan dalam Islam. Baik
pengaruh secara intelektual maupun praktis kerja di lapangan.
Dengan begitu, kami kembali mencoba melihat fenomena Ahmadiyah itu untuk
kembali membuka lembarannya tanpa prasangka terlebih dahulu. Untuk itu,
sejenak kami ingin melupakan term “sesat” yang sering dialamatkan orang-orang
pada Ahmadiyah.
Pembahasan dalam makalah ini, pada dasarnya bertumpu pada konsep jihad yang
ditawarkan Ahmadiyah. Penjelasan sendiri itu dimaksudkan sebagai pembuka satu
wacana. Karena memang kami maksudkan sebagai pengantar, pembahasannya
pun hanya sampai pada tataran penjelasan umum mengenai konsep jihad itu.
Dengan sedikit menyinggung aplikasinya ke realitas sosial.
Berbicara tentang Ahmadiah tidak akan terpisah dari pembahasan tentang siapa
Mirza Ghulam Ahmad sebagai Pendiri dan pelopor lahirnya gerakan al-jamaah al-
Islamiyah al-Ahmadiyah.
Kelahiran seorang Ghulam Ahmad tidak terlepas dari konteks sosial yang terjadi
ketika dia hidup. Sebelum kelahiran Ghulam Ahmad, kerajaan Mughal yang saat itu
sedang menguasai India tengah berada di ambang keancuran. Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh beberapa sebab yaitu, melemahnya pemerintahan
dikarenakan oleh adanya dekadensi moral dan pola hidup mewah yang melanda
para pejabat kerajaan, selain itu banyak terjadi pemberontakan yang dilancarkan
oleh golongan Hindu dan Sikh, belum lagi campur tangan Inggris yang datang ke
India sejak abad 15 M telah membuat pemerintahan Mughal ketika itu menjadi
mundur.
Ghulam Ahmad lahir pada 13 Februari 1835 M/14 Syawal 1250 H di Qadian , India ,
ayahnya adalah seorang tabib yang mahir. Ghulam ahmad tidak banyak
mendapatkan pendidikan formal semasa hidupnya. Ia mulai mendapatkan
pndidikan ketika berusia 6 tahun di rumah, dimana ayahnya mendatangkan guru
privat untuk mengajarkan al-Quran dan kitab-kitab berbahasa Parsi, Nahwu-Sharaf,
dan manthiq, sedangkan ilmu ketabiban ia peroleh dari ayahnya sendiri.
Umat Islam ketika itu selalu menunggu-nunggu kedatangan Imam Mahdi yang
dipercaya akan datang di ahir zaman untuk menegakkan keadilan,
mebembebaskan manusia dari ketertindasan, kemiskinan dan kebodohan.
Beberapa tahun sebelum Ghulam mengaku sebagai Imam Mahdi, telah terjadi
pemberontakan yang dipimpin oleh seseorang yang mengaku dirinya sendiri
sebagai Imam Mahdi terhadap pemerintahan Inggris di Sudan serta telah terjadi
pemberontakan Munity di India, hal itu menimbulkan kecurigaan pemerintahan
Inggris kepada Ghulam bahwa dia berncana melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan Inggris. Belum lagi keadaan mayoritas umat Islam Ketika itu banyak
menganggap bahwa jihad terbesar adalah dengan mengangkat senjata dan
melakukan perlawanan fisik demi menegakkan hukumAllah, hal itu semakin
menguatkan kecurigaan Inggris terhadap Ghulam
Meskipun ada beberapa doktrin yang sepertinya melenceng dari ajaran Islam pada
umumnya, sumbangih Ghulam ahmad sebagai pendiri aliran Ahmadiyah tidak bisa
dianggap kecil. Selama hidupnya, Ghulam telah banyak melakukan perjuangan dan
pembelaan terhadap umat Islam. Cita-citanya untuk menegakkan kembali puing-
puing kejayaan Islam dengan jalan damai telah banyak menginspirasi umat Islam
baik pada masa dia hidup bahkan sampai beberapa tahun kemudian dan hingga
kini. Namun kesempatannya untuk terus memberikan sumbangsih kepada umat
harus berahir karena pada tanggal 26 Mei 1908 Ghulam ahmad wafat di Lahore dan
dikebumikan di Qadian.
Keadaan mayoritas umat Islam Ketika Ghulam hidup menganggap bahwa jihad
terbesar adalah dengan mengangkat senjata dan melakukan perlawanan fisik.
Untuk mengubah pemahaman mayoritas kaum muslim tentang jihad yang keliru itu,
Ghulam menulis karangan yang berbicara tentang Jihad yang disusun dengan
tujuan untuk menyerukan kepada masyarakat India agar mereka tidak melakukan
pemberontakan dan penyerangan terhadap pemerintahan Inggris, karena hanya di
bawah pemerintahan Inggris, India akan menjadi lebih baik.
Pemikiran Ghulam Ahmad yang humanis dan jauh dari nilai-nilai kekerasan itu
membuat dia diasumsikan oleh beberapa golongan sebagai agen imperialisme
Inggris di India karena ia tidak mau dan melarang pengikutnya mengangkat senjata
melawan Inggris, beberapa pengkaji dan pemerhati lainnya menganggap
Ahmadiyah sebagai aliran pemikiran dan ideology tersendiri di luar Islam.
Sedangkan beberapa golongan lain memandang Ghulam Ahmad sebagai orang
yang “anti jihadâ€ン dan penghapus syariat jihad dalam Islam.
Padahal jika kita telaah secara seksama konsep jihad yang diusung oleh Ghulam
tidaklah bertentangan dengan syariat. Menurut Ghulam, ada tiga konsep jihad
yaitu, jihad asghar (jihad kecil), jihad kabir (jihad besar), dan jihad akbar (jihad
terbesar) berikut pemaparan tentang ketiga jenis jihad tersebut
A. Jihad Asghar
Jihad asghar dikategorikan sebagai jihad kecil, yaitu jihad dengan melalui
peperangan fisik dan senjata. Kaum orientalis Barat sering kali salah dan keliru
memandang bahwa jihad dalam Islam diartikan sebagai perang suci (holy war)
untuk menegakkan agama Islam. Namun hal itu tidak semata-mata kesalahan kaum
orientalis namun hal itu juga merupakan kesalahan yang disebabkan oleh umat
Islam sendiri, hususnya kaum ulama fikih yang memaknai jihad dalam makna qital
(perang), banyak dari merka menjadikan qital sebagai sinonim dari jihad. Yang
kemudian hal itu membuat jihad seolah-olah identik dengan qital
Jihad dengan mengangkat senjata dan kekerasan disebut dengan qital dalam al-
Quran, hanya diizinkan oleh orang-orang yang diperangi dan dianiaya dan terusir
dari kampung halamannya karena mengatakan Tuhan kami hanyalah Allah.
Menurut al-Quran, peperangan yang diizinkan oleh Allah adalah tidak bertujuan
untuk memusnahkan agama lainnya, bahakan untuk melindungi berbagai macam
agama (QS. Al-Hajj [22]:39-40)[1]
Oleh karena itu, Penyebaran agama dengan kekerasan dilarang (QS. Al-Baqarah [2]:
256) karena kebebasan beragama sangat dijunjung tinggi dalam al-Quran (QS.
Yunus [10]: 99) dan al-Kafirun [109]: 6). Jika musuh berhenti memerangi dan
menghendaki perdamaian maka peperangan harus dihentikan (QS. Al-Anfal [8]: 61-
62), karena dalam keadaan berperang pun menurut al-Quran jangan sampai
melampaui batas (QS. Al-Baqarah [2]: 190).[2] Nabi muhamad sendiri menganggap
bahwa peperangan dengan mengangkat senjata merupakan jihad kecil (jihad
asghar)
B. Jihad Kabir
Jihad kabir yaitu jihad dalam bentuk menyebarkan nilai-nilai ajaran al-Quran dan
Islam. Jihad semacam ini disebut sebagai jihad besar (QS. Al-Furqan [25]:52), Jihad
bentuk ini dikatakan oleh Ghulam lebih cocok dengan situasi dan kondisi umat
Islam saat ini. Karena musuh-musuh Islam telah melakukan penyerangan dalam
Islam dengan berbagai tulisan yang menyudutkan dan merusak nama baik Islam.
Maka umat Islam seharusnya tidak melakukan jihad dengan kekerasan tetapi
dengan “jihad ruhaniâ€ン (secara spiritual) dan “jihad bi al-qalamâ€ン (jihad
dengan pena)
Karena dengan keyakinan inilah, sejak muda, ghulam telah concern menulis buku
dan artikel yang beisi pembelaan terhadap Islam yang saat itu golongan nasrani
dan Arya Samaj sering melakukan serangan-serangan di media masa, sehingga
pada tahun 1880 M Ghulam menulis buku yang berjudul Barahin Ahmadiyah yang
isinya memeparkan tentang keunggulan Islam dan ketinggian al-Quran
dibandingakan agama Nasrani dan Arya Samaj, serta agama-agama lainnya.
Selain itu, Ghulam juga lebih concern melakukan jihad kabir ini dengan mendirikan
jamaat Islam Ahmadiyah pada tahun 1889. Dengan berdiirinya jamaat Islam
Ahmadiyah ini, penerbitan buku-buku yang berisi tentang pembelaan terhadap
ajaran Islam semakin gencar dilakukan, beberapa mubaligh dididik dan dikirman ke
berbagai daerah, dan beberapa Negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan
Australia, masjid-masjid dan pusat-pusat tabligh pun terus dibangun.
C. Jihad Akbar
Jihad akbar (jihad yang terbesar) yaitu perjuangan melawan hawa nafsu. Berkenaan
dengan usaha perjuangan melawan hawa nafsu untuk menciptakan tingkat
kesempurnaan budi pekerti umat mnusia, Ghulam memiliki perangkat landasan
pemikiran tersendiri. Landasan pemikiran ini adalah tentang kondisi atau
pembawaan manusia di dunia setelah penciptaannya, yang bisa mencapai derajat
yang tinggi dengan budi pekerti yang tinggi namun bisa juga jatuh ke dalam drajat
yang rendah dengan budi pekerti yang rendah.
PENUTUP
Pada tataran aplikatifnya, konsep jihad dalam pembahasan makalah ini belum
disinggung secara lebih detail. Tetapi dari apa yang kami paparkan di atas
mengenai konsep jihad dalam Ahmadiyah semoga memberi sebuah gambaran lain
yang dapat memperluas wawasan kita tentang Ahmadiyah. Ahmadiyah yang tidak
melulu dipandang sebagai aliran sesat dan sebagianya.
Besar harapan kami, ada pembahasan lain setelah ini yang dapat menjelaskan lebih
lanjut tentang gerakan Ahmadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin, Asep. 2005. Ghulam Ahmad; Jihad tanpa kekerasan. Yogjakarta: LKiS.
Fathoni, Nuslih. 2002. Paham Mahdi Syiah dan Ahmadiyah dalam Perspektif.
Jakarta : Rajawali Pers
M.A. Suryawan, 2006, Bukan Sekedar Hitam Putih, Tangerang: Azzahra Publishing
LANGGANAN SUREL
Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima
pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.
BLOGROLL
Bintang Timur
Havellar
Jagad NU
Muhsinlabib
Musakazhim
Poetraboemi
WordPress.com
WordPress.org
WEBSITE
Stradanieva
MYTWEET
S S R K J S M
« Apr Feb »
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31
TOP RATED
TULISAN TERAKHIR
Al-Ghazali
ARSIP
Mei 2010
Februari 2010
Oktober 2009
April 2009
Maret 2009
Oktober 2008
Juli 2008
Juni 2008
Mei 2008
April 2008
Maret 2008
Februari 2008
Desember 2007
November 2007
Oktober 2007
Juli 2007
STRADANIEVA
SOCIALVIBE
META
Daftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
STRADANIEVA
Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi
nanti.