Professional Documents
Culture Documents
SE
TA
SI
M
UNIVER
AR
ANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IQRO’ GUNA
MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KECAKAPAN HIDUP SISWA
PADA PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP KLASIFIKASI, VIRUS, DAN
MONERA PADA SISWA KELAS X-A SEMESTER 1
MA AL-ASROR SEMARANG
SKRIPSI
Disusun oleh :
Nama : NURINA SETYANINGRUM
NIM : 4401402036
Program studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Biologi
Fakultas : MIPA
i
ABSTRAK
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
Nurina Setyaningrum
NIM. 4401402036
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Hari : Senin
Pembimbing I Pembimbing II
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Prinsip Klasifikasi, Virus, dan Monera pada Siswa Kelas XA Semester 1 MA Al-
Asror Semarang”
Hari : Senin
Panitia Ujian,
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
• Bapak dan ibu yang telah memberiku dukungan moril dan materiil
dengan penuh cinta.
• De’ Ani, Dimas, dan Rian tersayang yang selalu membuatku rindu,
yang kepolosan dan kebeningan hatinya mengajarkan
kedewasaan bagiku.
• Masku, yang selalu menyemangatiku dan jangan lelah untuk
membimbingku.
• Adry, ” you make me crazy” ini kado untukmu.
• Andhan dan Uwieg yang telah menemaniku di saat aku senang
maupun di saat aku sedih, ”terima kasih sudah memberikan
persahabatan yang sangat indah ”.
• Om, tante, temen-temen kolaborasi (Dyah, Titi’, Lilis), warga
Kampoes Kayoe, yang telah membantu baik moril dan materiil.
• Cah-cah kos NU
• Bio Exchange ’02.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
Prinsip Klasifikasi, Virus, dan Monera pada Siswa Kelas XA Semester 1 MA Al-
Skripsi ini dapat selesai oleh adanya dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan
Semarang.
Pembimbing II, yang telah memberikan saran, kritik dan motivasi kapada
5. Andin Irsadi, S.Pd., M.Si., Drs. Saiful Ridlo, M.Si. dan Drs. Ibnul Mubarok,
vii
7. Bayu Sulistyowati, S.Pd., guru mata pelajaran biologi dan keluarga besar MA
penelitian.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang
telah memberikan bantuan moriil maupun materiil sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan
Penulis
Nurina Setyaningrum
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. ii
B. Permasalahan ............................................................................ 3
ix
3. Materi Prinsip-prinsip Klasifikasi, Virus, dan Monera .. 12
B. Pembahasan .............................................................................. 48
A. Simpulan .................................................................................... 57
B. Saran .......................................................................................... 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 60
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
15. Rekapitulasi observasi aktivitas guru pada siklus I, II, III .................. 98
xiii
20. Silabus dan sistem penilaian ..................................................................... 112
24. Bahan diskusi prinsip-prinsip klasifikasi dan tatanama binomial ............ 126
37. Daftar nilai harian siswa materi prinsip-prinsip klasifikasi, virus, dan
monera tahun 2003/2004 dan tahun 2004/2005 ....................................... 174
38. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I, II, dan III .................................. 176
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan yang sangat pesat terjadi dalam berbagai bidang seperti politik,
sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini merupakan ciri/karakter dari
Salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan yang pesat tersebut, maka
tidak sesuai lagi. Selain penanaman konsep, pendidikan dewasa ini harus mampu
permasalahan dalam kehidupan. Kecakapan ini sering disebut dengan Life Skills.
didapatkan bahwa rata-rata nilai harian siswa kelas X pada materi virus dan
monera masih rendah. Nilai harian siswa pada tahun 2003/2004 dan tahun
1
2
2004/2005 secara klasikal <6,5. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa
aktivitas siswa rendah dan siswa cenderung pasif. Hal ini dimungkinkan karena
metode ceramah. Jadi dalam proses pembelajaran masih banyak didominasi oleh
guru.
menitikberatkan pada aktivitas siswa dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
alam sekitar diharapkan pembelajaran biologi akan lebih menyenangkan dan lebih
mudah untuk dipahami sehingga siswa dapat mencapai hasil yang lebih baik,
siswa juga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengkaitkannya dengan
kehidupannya.
diharapkan hasil belajar siswa lebih meningkat dan kecakapan hidup siswa dapat
A. Tinjauan Pustaka
dimana fokus program sekolah adalah para siswa serta apa yang akan dikerjakan
oleh mereka dengan memperhatikan kecakapan hidup (life skill) dan pembelajaran
berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus akan memungkinkan
ditetapkan dengan mengintegrasikan life skill. Life skill sangat diperlukan oleh
untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa
3
4
merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan
kecakapan hidup lebih luas dari ketrampilan vokasional atau ketrampilan untuk
bekerja. Orang yang bekerja dan orang yang tidak bekerja misalnya ibu rumah
tersebut.
• kecakapan bekerjasama
disebut sebagai kecakapan generik (generic life skills) yaitu kecakapan yang harus
dimiliki setiap manusia, baik mereka yang bekerja, mereka yang tidak bekerja dan
mereka yang sedang menempuh pendidikan. Selain itu perlu ditambah dengan
akhlak mulia artinya semua kecakapan itu harus dijiwai oleh akhlak mulia
(Anwar, 2004).
kecakapan spesifik (spesific life skill) yaitu kecakapan yang diperlukan seseorang
tergantung pada profesi atau tugas pekerjaan sehari-hari yang digunakan untuk
menghadapi problema bidang tertentu. Dalam kehidupan nyata antara general life
skill dan spesific life skill tidak berfungsi secara terpisah-pisah atau terpisah secara
sehingga menyatu menjadi sebuah tindakan individu yang melibatkan aspek fisik,
6
kecakapan hidup (life skill) yang dikembangkan adalah general life skills dan
academic skills.
1. Reorientasi pembelajaran
hanya untuk memperoleh pengetahuan saja itu harus segera diubah, belajar
ketrampilan dan akhirnya terjadi perubahan sikap. Oleh sebab itu perlu adanya
akademik dan kecakapan generik, bukan mata pelajaran baru; (2) bukan meteri
memerlukan buku pelajaran baru; (6) tidak memerlukan guru khusus. Yang
3. Reformasi sekolah
mesyarakat.
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa
dapat berupa lingkungan alam, sosial, budaya, agama, dan sebagainya. Dalam
memanfaatkan alam sekitar kehidupan peserta didik baik lingkungan fisik, sosial,
dikaitkan dengan situasi dunia nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan
berfikir yang beragam dari seluruh peserta didik, pendekatan ini memungkinkan
dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna bagi
adalah:
1. selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung maupun
menggunakan media
3. ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulasan, gambar, foto
atau audiovisual.
adalah model pembelajaran yang lebih berpusat pada keaktifan siswa, lebih
berbasis mastery learning (Ridlo, 2005). Disamping itu model pembelajaran yang
9
mengajak siswa untuk aktif mengeksploitasi lingkungan yang ada di sekitar siswa.
Dengan demikian siswa akan sadar bahwa segala sesuatu atau ilmu yang dipelajari
untuk dapat melihat atau membaca segala sesuatu yang telah diciptakan oleh
Tuhan yang berupa alam semesta dan kekayaannya. Dengan pembelajaran seperti
ini diharapkan siswa akan dapat memahami atau bahkan menemukan konsep-
lingkungan, menyatukan perasaan dengan alam sehingga peserta didik tidak hanya
1. Ekplorasi
1). Dimulai dengan menanamkan rasa percaya adanya sesuatu yang dapat
menimbulkan hipotesis.
dan sebagainya.
2. Konseptualisasi
3. Komunikasi
virus, dan monera. Menurut struktur keilmuan biologi yang dikembangkan oleh
BSCS (Biological Science Curriculum Study) materi tersebut dikaji dari tingkat
11
sel maupun individu. Adapun persoalan yang yang dikaji yaitu tentang
hewan dan tumbuhan. Sedangkan pada materi virus dan monera obyek yang
diteliti tidak terdapat pada struktur BSCS (Mayer, 1978) tetapi sejalan dengan
prinsip klasifikasi, virus tidak termasuk dalam obyek biologi karena virus
merupakan makhluk transisi, bisa dikatakan makhluk hidup dan dapat juga
dikatakan makhluk tak hidup. Namun demikian keberadaan visus sangat nyata
silabus, materi prinsip-prinsip klasifikasi, virus, dan monera adalah materi kelas X
Tatanama Binomial
dalam keanekaragaman yaitu dengan cara mencari persamaan dan perbedaan sifat
sifat atau ciri-ciri yang dimiliki. Siswa dapat menemukan konsep tersebut melalui
kegiatan pengamatan langsung terhadap tumbuhan dan hewan yang ada disekitar
kunci determinasi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat belajar untuk
dapat mengamati secara langsung. Struktur dasar tubuh virus terdiri dari asam
nukleat dan selubung protein (kapsid). Asam nukleat adalah pembawa informasi
genetik. Asam nukleat pada virus berupa ADN (Asam Deoksiribo Nukleat) saja
atau ARN (Asam Ribo Nukleat) saja. Materi genetik tersebut dapat berbentuk
rantai tunggal atau rantai ganda. Virus memiliki ukuran sekitar 20-200 nm.
inti, biasanya bersel tunggal dengan bagian-bagian inti tersebar di dalam sel.
Organisme yang termasuk kingdom monera adalah bakteri dan ganggang hijau
membran inti. Ukuran tubuh bakteri bervariasi, namun rata-rata sel bakteri
tubuh organisme, di tanah, air tawar dan air laut. Bakteri umumnya tidak
14
dapat dibagi menjadi struktur dasar (flagela, kapsul, dinding sel, mesosom,
membran sel, sitoplasma, tilakoid, ribosom) dan struktur tambahan. Struktur dasar
dimiliki hampir semua jenis bakteri, sedangkan struktur tambahan dimiliki oleh
jenis bakteri tertentu. Bakteri pada umumnya dikenal memiliki tiga bentuk yaitu
kokus (bulat), basil (batang), dan spiral. Ada dua cara reproduksi bakteri yaitu
secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual yang sering disebut
paraseksual. Paraseksual pada bakteri dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu
banyak pula bakteri yang merugikan bagi manusia misalnya berbagai jenis bakteri
klorofil dan fikosianin. Ukuran tubuhnya bervariasi sekitar 1μ sampai 60. Tubuh
ada yang bersel satu, ada yang hidup berkoloni dan ada pula yang berupa filamen.
Struktur Cyanobacteria mirip dengan struktur bakteri. Ada tiga cara reproduksi
(akinet).
monera dibutuhkan suatu media yang dapat membantu siswa untuk memahami
chart, dan VCD pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran tersebut maka
digunakan. Dengan demikian siswa dapat lebih memahami materi virus dan
monera.
B. Kerangka Berpikir
Perubahan yang sangat pesat terjadi dalam berbagai bidang seperti politik,
kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi
Konsep Life skill yang dikembangkan di SMU/MA adalah General Life Skill
(personal skill dan social skill) dan Spesific Life Skill (academic skill). Ketiga
penerapan dari kegiatan keseharian siswa. Dengan model pembelajaran iqro’ dan
Kecakapan Personal
Kecakapan Akademik
C. Hipotesis Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
monera sesuai dengan urutan GBPP diajarkaan pada kelas X awal semester 1.
Alasan mengapa mengambil kelas XA yaitu karena kondisi keaktivan siswa dalam
virus, dan monera tahun 2003/2004 dan tahun 2004/2005 secara klasikal < 6,5.
B. Faktor Penelitian
1. Faktor siswa
Faktor siswa yang diamati adalah peningkatan kecakapan hidup siswa yang
2. Faktor Guru
Faktor guru yang diamati adalah persiapan guru dan cara guru dalam
17
18
C. Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga
siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Setiap siklus terdiri dari tiga sampai empat pertemuan. Kemudian dari hasil
refleksi setiap siklus akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Pada setiap siklus
akan dibagikan angket kepada siswa pada waktu sebelum dan sesudah
dilakukan empat orang salah satunya adalah guru sebagai kolaborator sekaligus
D. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
terdiri dari perencanaan, pelaksnaan, observasi, dan refleksi. Proses kegiatan yang
mencakup empat tahap tersebut disebut satu siklus kegiatan pemecahan masalah,
refleksi refleksi
sebagai berikut.
21
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
sesuai dengan sintaks model pembelajaran iqro’ yang terdiri dari eksplorasi,
rencana pembelajaran 04, dan rencana pembelajaran 05. Siklus III meliputi
c. Observasi
kelas, sejauh mana efek dari penggunaan model pembelajaran iqro’ pada proses
peningkatan kecakapan hidup siswa dan kesesuaian cara guru mengajar dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pengamatan yang dilihat yaitu kecakapan
hidup siswa yang berupa kecakapan personal, kecakapan sosial dan kecakapan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada tiap siklus diberikan
angket pada waktu sebelum dan sesudah pembelajaran siswa untuk mengakses
d. Refleksi
22
Hasil analisis pada setiap siklus dan kendala-kendala yang dihadapi pada
kerja dari penelitian tindakan kelas ini. Refleksi dilaksanakan setelah proses
siklus berlangsung baik data tentang siswa, guru, maupun suasana pembelajaran.
Refleksi ini dilaksanakan oleh observer yang berkolaborasi dengan guru dan siswa
variabel yang diteliti. Oleh sebab itu benar tidaknya data sangat menentukan
bermutu tidaknya hasil penelitian. Benar tidaknya data ini tergantung dari baik
angket kecakapan hidup siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi guru,
metode peer review dan review ahli. Butir angket sebelumnya telah didiskusikan
dengan teman satu kolaborasi dan telah disetujui oleh dosen pembimbing.
Validitas lembar observasi siswa dan guru dianalisis dengan metode peer
didiskusikan dengan teman satu kolaborasi dan telah disetujui oleh dosen
oleh peneliti untuk memperoleh data tentang kinerja guru pada waktu menerapkan
pembelajaran dengan model pembelajaran iqro’. Data diambil sekali dalam setiap
muka, yaitu dengan menggunakan metode peer review dan review dosen
iqro’.
yang lain.
iqro’.
Wawancara ini dilakukan di sekolah di luar jam pelajaran pada akhir siklus III.
muka, yaitu dengan menggunakan metode peer review dan review dosen
iqro’.
pembelajaran iqro’.
iqro’.
25
Wawancara ini dilakukan di sekolah di luar jam pelajaran pada setiap akhir siklus.
atau kenyataan yang benar mengenai obyek yang diteliti sehingga data dapat
dipertanggungjawabkan.
1. Sumber data
(Arikunto,1997). Dalam penelitian ini sumber data adalah siswa dan guru.
2. Jenis data
a. Metode wawancara
mengajukan pertanyaan.
b. Metode angket
yang langsung dapat dijawab oleh subyek yang akan diselidiki yaitu siswa.
Dilihat dari bentuk pertanyaan yang digunakan angket dalam penelitian ini
menjawab dengan memberi tanda chek (V). adapun skor yang diberikan
c. Metode observasi
kecakapan hidup siswa yang dilakukan dengan pembelajaran iqro’. Data yang
siklus dengan materi yang berbeda. Selisih skor antara sebelum dan sesudah
siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dicatat sebagai peningkatan kecakapan hidup siswa
dianalisis lebih lanjut dengan uji normalitas dan uji beda dua variable untuk
pembelajaran.
signifikasi (P) < 0,05, maka dikatakan distribusi tidak normal. Seadngkan
untuk taraf signifikasi (P) > 0,05 maka dikatakan distribusi normal.
digunakan yaitu dengan uji beda dua sample dalam satu group/ Paired
pembelajaran
pembelajaran.
n
TP = .100 %
N
Keterangan:
Dari hasil perhitungan TP(%) dapat diketahui sejauh mana tingkat keaktifan tiap
Analisis data hasil observasi aktivitas guru dengan memberi skor yang telah
4. Data Data tanggapan siswa dan guru melalui wawancara akan dianalisis secara
deskriptif.
E. Indikator Kinerja
kecakapan akan kesadaran eksistensi diri, kecakapan akan potensi diri) dan
A. Hasil Penelitian
klasifikasi, virus, dan monera dengan model pembelajaran iqro’ dan pendekatan
Jelajah Alam Sekitar (JAS) dilakukan dengan tiga siklus diperoleh berbagai
kecakapan hidup siswa. Hasil penelitian yang diperoleh berupa data aktivitas
siswa, data aktivitas guru, data kecakapan hidup siswa, data hasil wawancara
Aktivitas siswa yang diamati disesuaikan dengan kecakapan hidup siswa yang
meliputi: kegiatan guru selama proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan
sintaks pembelajaran dengan model iqro’. Aktivitas guru yang diamati meliputi:
cara guru menjelaskan ruang lingkup pembelajaran, cara guru membimbing siswa
sedang dipelajari.
31
32
yang dibagikan kepada siswa pada sebelum dan sesudah pembelajaran setiap
iqro’.
pelaksanaan model pembelajaran iqro’. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian
tiap siklus:
1. Siklus I
a. Aktivitas siswa
observasi sehingga semua aktivitas siswa dapat direkam dengan cermat selama 5 x
Dari data di atas menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada siklus I sesuai
Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I
sebesar 61,86%.
b. Aktivitas guru
dengan cara menanamkan rasa percaya adanya sesuatu yang bisa diteladani
34
kepada siswa dan menanamkan sifat ketuhanan. Pada kegiatan ini guru juga
hayati yang dapat menimbulkan hipotesis seperti pada berbagai macam tumbuhan
dugaan dengan memotivasi kembali bahwa jawaban siswa benar atas hipotesisnya
perbedaan dan persamaan tersebut para ahli membuat klasifikasi. Pada kegiatan
membimbing diskusi.
untuk tidak baik, skor 2 jika aktivitas guru kurang baik, skor 3 jika aktivitas guru
baik, dan skor 4 untuk menggambarkan aktivitas guru yang sangat baik. Hasil
penilaian aktivitas guru selama kegiatan berlangsung rata-rata baik dan sangat
dikembangkan yaitu kecakapan generik (general life skill) dan kecakapan spesifik
(specifik life skill). Kecakapan generik ada dua yaitu kecakapan personal
(personal skill) dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal meliputi
35
dengan model skala likert. Pada penelitian ini angket diberikan pada sebelum dan
Angket kecakapan hidup ini dianalisis dengan program Statistical Package for
Sosial Science.11 (SPSS.11). Data kecakapan hidup siswa terlebih dulu diuji
dengan uji normalitas data untuk mengetahui bahwa data kecakapan hidup siswa
berdistribusi normal dan dapat diuji lebih lanjut. Dari hasil uji normalitas
diperoleh hasil bahwa nilai signifikan uji normalitas > 0,05 yaitu 0,822 pada
angket sebelum pembelajaran dan 0,341 pada angket sesudah pembelajaran. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa kedua angket tersebut berdistribusi normal
dapat diuji lebih lanjut. Analisis lebih lanjut menggunakan pengujian terhadap dua
kecakapan hidup siswa. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikan < 0,05 yaitu
0,016 hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak maka berarti ada peningkatan
prestasi belajarnya, diperoleh data bahwa siswa mempunyai tanggapan dan kesan
yang positif terhadap model pembelajaran iqro’. Siswa merasa tertarik dalam
kegiatan praktikum yang jarang diterapkan di dalam kelas, sehingga siswa dapat
kegiatan ini siswa terdorong untuk melakukan berbagai macam aktivitas seperti
e. Refleksi
diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang proses belajarnya belum optimal,
sebagian besar siswa belum aktif mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut
dapat dilihat dari perolehan hasil analisis kesesuaian aktivitas siswa terhadap
menunjukkan hasil yang kurang sesuai antara aktivitas siswa dengan rencana
maupun untuk menjawab pertanyaan guru masih kurang. Guru masih harus
untuk belajar dan menanamkan sifat-sifat Ketuhanan. Namun ada beberapa hal
yang belum sesuai misalnya guru kurang dalam mengelola waktu yang diperlukan
salah satu tahap dalam model iqro’ tidak bisa dilakukan, hal ini dikarenakan guru
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Guru kurang menguasai
37
ada beberapa tahap dalam sintaks model iqro’ tidak dilaksanakan. Suasana agak
ramai pada saat praktikum pada pertemuan 2 dikarenakan banyak siswa yang
bermain-main dengan preparat awetan yang dihadirkan ke dalam kelas. Hal ini
dihadirkan tersebut.
dengan hasil analisis angket yang menunjukkan hasil bahwa ada peningkatan
kecakapan hidup siswa pada sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model
indikator kerja dari penelitian tindakan kelas ini. Refleksi dilaksanakan setelah
pembelajaran siklus I berlangsung baik data tentang siswa, guru, maupun suasana
guru dan siswa sebagai pelaksana perbaikan. Berdasarkan hasil refleksi pada
langkah pembelajaran.
dengan waktu yang ada dan kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
38
sungguh agar lebih dapat memahami materi yang dipelajari dan lebih
4) Guru memotivasi siswa agar lebih berperan aktif dalam pembelajaran agar
2. Siklus II
a. Aktivitas siswa
pembelajaran tentang penyakit flu yang disebabkan oleh virus influensa yang
pembelajaran dalam bentuk power point tentang ciri-ciri, struktur, dan replikasi
virus. Data orservasi aktivitas siswa ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian
aktivitas siswa dengan rencana pembelajaran pada materi virus. Setelah dilakukan
b. Aktivitas guru
tentang virus.
rasa tidak percaya terhadap keberadaan, peranan, dan banyaknya penyakit yang
disebabkan oleh virus yang dapat menimbulkan hipotesis bahwa adanya virus
dengan ciri-ciri dan struktur tertentu serta dapat berreplikasi, virus mempunyai
manfaat dan bahaya, dan virus dapat menular dan dapat panularannya dapat
Pada kegiatan menutup pelajaran guru memberikan tugas membuat poster tentang
penularan dan pencagahan virus, tugas yang ada dalam VCD pembelajaran
tentang penularan penyakit flu, mind mapping tentang ciri, struktur, dan replikasi
hasil uji normalitas diperoleh hasil bahwa nilai signifikan uji normalitas > 0,05
yaitu 0,822 pada angket sebelum pembelajaran dan 0,341 pada angket sesudah
pembelajaran. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kedua angket tersebut
berdistribusi normal dapat diuji lebih lanjut. Analisis lebih lanjut menggunakan
Hasil analisis menunjukkan nilai signifikan < 0.05 yaitu 0,000 hal ini
Hasil wawancara yang dilakukan pada siswa dari berbagai tingkatan prestasi
belajarnya, diperoleh data bahwa siswa mempunyai tanggapan dan kesan yang
positif terhadap model pembelajaran iqro’. Siswa merasa tertarik dalam kegiatan
and allergies yang mana belum pernah diterapkan di kelas, sehingga mereka dapat
penyakit flu. Siswa menyukai kegiatan karena mereka dapat memperoleh konsep
baru yang dulunya mereka belum tahu. Dalam kegiatan ini siswa terdorong untuk
hasil pengamatan tentang virus dalam bentuk karya tulis atau poster di depan
kelas.
41
d. Refleksi
Masih ada siswa yang aktivitas belajarnya rendah, perlu perhatian khusus
bagi siswa-siswa yang memiliki hasil belajarnya rendah pada siklus sebelumnya.
Hal ini terjadi karena dimungkinkan guru pada siklus sebelumnya kurang
Berdasarkan analisis, sebagian besar siswa yang hasil belajarnya rendah adalah
siswa-siswa yang mempunyai aktivitas rendah. Oleh karena itu perlu perhatian
khusus dari guru bagi siswa-siswa dengan hasil belajar yang rendah agar pada
siklus berikutnya hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat dengan cara selalu
menanyakan pada siswa dengan aktivitas belajar rendah apakah mereka sudah
jelas dengan materi yang disampaikan. Pada siklus II ini guru semakin memahami
sintaks model pembelajaran iqro’, hal ini ditunjukkan dengan telah dilakukannya
semua tahapan dalam sintaks model pembelajaran iqro’. Siswa terlihat sangat
antusias dan gembira mengikuti proses pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan
Pada siklus II, ada beberapa kelemahan yang muncul yaitu aktivitas belajar
siswa dalam proses pembelajaran masih ada yang rendah dan hal tersebut
yang memiliki aktivitas belajar yang rendah pada siklus sebelumnya. Untuk
3. Siklus III
a. Aktivitas siswa
pembelajaran dalam bentuk power point tentang ciri-ciri, struktur dan replikasi
bakteri. Data orservasi aktivitas siswa ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian
peningkatan sebesar 8,72% dibandingkan siklus II. Pada siklus III aktivitas siswa
secara klasikal sebesar 73,22% sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang
dibuat.
43
b. Aktivitas guru
tentang monera.
rasa tidak percaya terhadap keberadaan dan peranan monera yang dapat
tertentu serta dapat bereplikasi, dan juga monera mempunyai manfaat dan bahaya.
kegiatan menutup pelajaran guru memberikan tugas yang ada dalam VCD
pembelajaran tentang penyakit diare karena bakteri dan membuat mind mapping
Kecakapan hidup siswa pada siklus III mengalami peningkatan. Dari hasil uji
normalitas diperoleh hasil bahwa nilai signifikan uji normalitas > 0,005 yaitu
0,436 pada angket sebelum pembelajaran dan 0,416 pada angket sesudah
berdistribusi normal dapat diuji lebih lanjut. Analisis lebih lanjut menggunakan
uji dua sampel yang berpasangan (Paired Sample T-test) untuk mengetahui
peningkatan kecakapan hidup siswa. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikan <
44
0,05 yaitu 0,000 hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak maka berarti ada
siklus III.
Hasil wawancara yang dilakukan pada siswa dari berbagai tingkatan prestasi
belajarnya, diperoleh data bahwa siswa mempunyai tanggapan dan kesan yang
positif terhadap model pembelajaran iqro’. Siswa merasa tertarik dalam kegiatan
and allergies yang mana belum pernah diterapkan di kelas, sehingga mereka dapat
memperoleh konsep baru yang dulunya mereka belum tahu. Dalam kegiatan ini
mengajukan pertanyaan.
mitra, pembelajaran dengan moel iqro’ bagus dan perlu diterapkan pada
pembelajaran konsep yang lainnya. Pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak
membosankan. Aktivitas siswa juga cukup tinggi dengan banyak siswa yang
Hasil belajar yang dicapai cukup memuaskan. Menurut guru, hal ini
yang diterima menjadi bermakna bagi siswa dan relevan dengan kehidupan sehari-
hari. Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar ini meningkat
dibandingkan dengan hasil belajar tahun lalu. Hasil belajar siswa telah mencapai
tuntas belajar, banyak siswa yang telah mendapat nilai lebih dari 65 bahkan
banyak juga yang mendapatkan nilai 8 pada pembelajaran virus dan monera. Hal
terbiasa.
f. Refleksi
Ada peningkatan jumlah siswa yang aktif dan jumlah aktivitas yang
Peningkatan kecakapan hidup siswa juga dipengaruhi oleh kinerja guru dalam
hidup dan mau menerapkan konsep kecakapan hidup dalam pembelajaran Biologi.
B. Pembahasan
pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Ridlo (2005) menyatakan bahwa model
pembelajaran yang lebih berpusat pada keaktifan siswa, lebih memaknakan sosial,
virus dan monera yang terbagi dalam 3 siklus memenuhi komponen pembelajaran
dilakukan diharapkan siswa lebih paham materi pelajaran dan hasil belajar yang
47
diperoleh awet/tahan lama. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dibahas hal-
hal berikut:
a. Aktivitas siswa
pendekatan JAS menghendaki siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar
mengajar. Selain itu, menurut Ridlo (2005) melalui model pembelajaran iqro’
belajar dan juga menghendaki adanya konfirmasi pemahaman siswa dengan cara
Pada siklus pertama keaktifan siswa belum optimal, hanya ada beberapa siswa
yang aktif dalam pembelajaran. Pada siklus II dan III keaktifan siswa sudah sesuai
dengan rencana pembelajaran yang dibuat. Berdasarkan hasil analisis siklus I, II,
dan III kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih belum
guru yang belum optimal. Guru belum memberikan motivasi yang dapat
aktif dalam pembelajaran. Menurut pendapat Ibrahim ( 2001) guru yang belum
siswa yang belum berpengalaman pada awalnya kegiatan tidak berjalan dengan
baik tetapi secara berangsur-angsur akan terbiasa dan lebih menguntungkan. Hal
ini sesuai analisis pada siklus I keaktifan siswa kurang dan guru belum
II dan III mengalami peningkatan baik aktivitas siswa maupun kinerja guru.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sulistyono dalam Choyimah (2004) yang
mengatakan bahwa aktivitas bertanya berguna untuk menggali hal-hal yang sudah
dalam struktur kognitif siswa sehingga belajar akan lebih bermakna. Dalam
ciri tiap spesimen. Pada kegiatan ini diharapkan siswa menggunakan pengetahuan
awalnya untuk membangun pengetahuan baru. Pada kegiatan ini akan mengalami
langsung ini diharapkan siswa dapat mengkaji alam untuk memperoleh ilmu
Siklus II dan siklus III metode yang digunakan inquiry-discovery pada sub
konsep virus dan monera. Pada proses pembelajaran guru menyediakan media
power point dalam siklus ini sebagai panduan penyedia informasi untuk
pada diri siswa timbul rasa tidak percaya pada apa yang dilihat atau didengar. Dari
rasa tidak percaya tersebut maka siswa akan melakukan aktivitas belajar. Pada
dalam bentuk mind mapping. Menurut Ridlo (2005) penciri dari model
tersebut siswa akan lebih meyakini adanya Tuhan dan bahwa apa yang dipelajari
Sekitar, yaitu selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak
langsung, maupun menggunakan media (Ridlo, 2005). Dalam kegiatan ini guru
pembelajaran.
b. Aktivitas guru
besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Kinerja guru
Pada pembelajaran siklus I ini terdapat beberapa kelemahan. Guru kurang dalam
mengelola waktu sehingga ada beberapa tahap dalam model iqro’ yang tidak bisa
terlaksana. Hal ini mungkin dikarenakan guru baru pertama kali menerapkan
model pembelajaran ini sehingga merasa belum terbiasa dan kurang bisa
pembelajaran bagi guru untuk lebih bisa mengelola waktu yang diperlukan agar
Kinerja guru pada siklus II dan III lebih baik daripada siklus I. Guru
memuat kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh siswa. Kecakapan hidup
problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu
akademik.
Angket kecakapan hidup ini diberikan pada sebelum dan sesudah pembelajaran
pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil analisis siklus I, II, dam III diperoleh
hasil bahwa ada peningkatan kecakapan hidup siswa pada sebelum dan sesudah
pembelajaran.
Angket kecakapan hidup ini berupa butir pernyataan yang memuat tentang
makhluk Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara. Kecakapan mengenal diri
sebagai makhluk Tuhan sesuai dengan konsep model iqro’ yang mana sebelum
pembelajaran siswa diajak untuk meyakini adanya kebesaran Tuhan dengan sifat-
sifat ketuhanan seperti kasih sayang, kejujuran, keadilan, kebijaksanaan dan lain
sebagainya untuk memberikan visi sesuai objek yang akan dipelajari (Ridlo,
2005). Berdasarkan hasil angket kecakapan hidup siswa, kecakapan mengenal diri
sebagai makhluk Tuhan sudah bagus. Rata-rata siswa menjawab angket dengan
benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki keyakinan dan ketaqwaan
kepiawaian memecahkan masalah secara kreatif. Pada angket kecakapan hidup ini
yang sedang marak. Dari jawaban angket tersebut dapat diketahui sejauh mana
pembelajaran iqro’ menghendaki agar dalam diri siswa tertanam rasa tidak
percaya pada apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan sebelum dibuktikan dalam
kacakapan berpikir rasional siswa ada yang sudah bagus dan ada yang belum
siswa ada yang sudah bagus dan ada yang belum bagus. Kecakapan sosial yang
masih kurang yaitu tentang kecakapan komunikasi siswa yaitu kemampuan siswa
belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis, kecakapan akademik siswa bervariasi hal
juga disebabkan kinerja guru yang sudah memehami konsep life skill dalam
Tanggapan guru mitra melalui wawancara juga positif. Guru merasa sangat
tertarik dengan model pembelajaran iqro’, dan merasa perlu menerapkannya pada
dan monera. Menurut guru, siswa terlihat lebih aktif, antusias terhadap
pembelajaran dan hasil belajarnya juga cukup memuaskan, hal ini mungkin karena
54
eksplorasi lingkungan maka pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa dan
relevan dengan kehidupa sehari-hari siswa. Tetapi guru masih merasa kesulitan
mengajar dengan model iqro’ karena baru pertama mengajar dengan model
pembelajaran ini. Tetapi secara umum guru tertarik untuk menerapkan model
Indikator kinerja untuk kecakapan hidup siswa telah tercapai pada akhir
siklus III. Walaupun melalui beberapa siklus yang panjang dan melalui proses-
proses belajar tetapi pada akhirnya dapat berhasil dengan baik. Model
berbagai hal yang menunjukkan akan kebesaran dan keagungan Tuhan tersebut.
prinsip klasifikasi virus dan monera dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan kecakapan hidup siswa dari
siklus I sampai siklus III dan indikator keberhasilan dapat tercapai dengan baik
pelaksanaannya sesuai dengan hasil penelitian yang ada dalam penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) Konsep dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta.