You are on page 1of 72

S NEGERI

SE
TA

SI

M
UNIVER

AR
ANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IQRO’ GUNA
MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KECAKAPAN HIDUP SISWA
PADA PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP KLASIFIKASI, VIRUS, DAN
MONERA PADA SISWA KELAS X-A SEMESTER 1
MA AL-ASROR SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I


untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :
Nama : NURINA SETYANINGRUM
NIM : 4401402036
Program studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Biologi
Fakultas : MIPA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2007

i
ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan judul Penerapan


Model Pembelajaran Iqro’ Guna Meningkatkan Ketercapaian Kecakapan Hidup
Siswa Pada Pembelajaran Prinsip-Prinsip Klasifikasi, Virus, Dan Monera Pada
Siswa Kelas X-A Semester 1 MA Al-Asror Semarang. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi,lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam
membantu mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup secara produktif di
tengah masyarakat dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Pada
pembelajaran biologi tidak hanya menekankan pada penanaman konsep tetapi
juga harus mengembangkan ketrampilan proses ilmiah yang berupa kecakapan
hidup, misalnya kecakapan berpikir rasional, kecakapan memecahkan masalah
secara logis, dengan demikian siswa akan terbiasa untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas untuk
memperbaiki pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
melalui penerapan pembelajaran iqro’ kecakapan hidup siswa dalam proses
pembelajaran prinsip-prinsip klasifikasi, virus, dan monera dapat meningkat.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-A semester I MA Al-Asror
Semarang tahun pelajaran 2005/2006 yang berjumlah 40 siswa yang memiliki
karakteristik hampir sama dengan angkatan sebelumnya. Penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap tindakan yaitu:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pada pelaksanaan
tindakan telah ditempuh pembelajaran dengan menerapkan model iqro’
berpendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Observasi ditujukan untuk
mengevaluasi kinerja model, apakah dapat meningkatkan kacakapan hidup siswa
dalam tiga kali siklus tindakan.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, II, III ada peningkatan kecakapan
hidup siswa pada sebelum dan sesudah pembelajaran yang ditentukan dari hasil
analisis data dengan Paired Sample T-test pada masing-masing siklus. Pada siklus
I diperoleh nilai signifikan 0,016 (< 0,05), siklus II 0,000 (< 0,05), dan siklus III
0,000 (<0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kecakapan hidup siswa
pada sebelum dan sesudah pembelajaran pada masing-masing siklus. Hal ini dapat
dimaknai bahwa penerapan model pembelajaran iqro’ dapat meningkatkan
kecakapan hidup siswa.
Meskipun demikian perlu digarisbawahi bahwa model pembelajaran iqro’
bukan satu-satunya model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kecakapan hidup siswa. Keberhasilan penerapan suatu model pembelajaran juga
ditentukan oleh karakteristik materi ajar, kemampuan siswa, guru, dan
ketersediaan sarana dan prasarana. Oleh karena itu perlu terus digali dan
dikembangkan model-model pembelajaran lain yang sesuai dengan pendekatan
Jelajah Alam Sekitar.

Kata kunci: kecakapan hidup, model Iqro’, pendekatan JAS, MA Al-Asror,


prinsip klasifikasi-virus dan monera

ii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Februari 2007

Nurina Setyaningrum
NIM. 4401402036

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi pada :

Hari : Senin

Tanggal : 19 Februari 2007

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ibnul Mubarok Dra. Endah Peniati, M.Si


NIP. 131 931 632 NIP. 131 962 588

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul ” Penerapan Model Pembelajaran Iqro’ Guna

Meningkatkan Ketercapaian Kecakapan Hidup Siswa pada Pembelajaran Prinsip-

Prinsip Klasifikasi, Virus, dan Monera pada Siswa Kelas XA Semester 1 MA Al-

Asror Semarang”

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Biologi FMIPA UNNES pada :

Hari : Senin

Tanggal : 19 Februari 2007

Panitia Ujian,
Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.S Ir. Tuti Widianti, M.Biomed


NIP. 130 781 011 NIP. 130 781 009

Pembimbing I Penguji I

Drs. Ibnul Mubarok Dra. Siti Harnina Bintari, M.S


NIP. 131 931 632 NIP. 131 754 160

Pembimbing II Penguji II

Dra. Endah Peniati, M.Si Drs. Ibnul Mubarok


NIP. 131 962 588 NIP. 131 931 632

Penguji III

Dra. Endah Peniati, M.Si


NIP. 131 962 588

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

• Kebahagiaan hidup adalah jika apa yang kita inginkan tercapai


dan melihat orang yang kita sayangi dan orang-orang di sekeliling
kita bahagia.
• Keberhasilan merupakan titik kecil diantara kegagalan-kegagalan
yang menyertainya.
• Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (QS. Al-
Insyirah: 6).

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Alloh SWT, kupersembahkan skripsi ini untuk :

• Bapak dan ibu yang telah memberiku dukungan moril dan materiil
dengan penuh cinta.
• De’ Ani, Dimas, dan Rian tersayang yang selalu membuatku rindu,
yang kepolosan dan kebeningan hatinya mengajarkan
kedewasaan bagiku.
• Masku, yang selalu menyemangatiku dan jangan lelah untuk
membimbingku.
• Adry, ” you make me crazy” ini kado untukmu.
• Andhan dan Uwieg yang telah menemaniku di saat aku senang
maupun di saat aku sedih, ”terima kasih sudah memberikan
persahabatan yang sangat indah ”.
• Om, tante, temen-temen kolaborasi (Dyah, Titi’, Lilis), warga
Kampoes Kayoe, yang telah membantu baik moril dan materiil.
• Cah-cah kos NU
• Bio Exchange ’02.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan

hidayahNya, skripsi yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Iqro’ Guna

Meningkatkan Ketercapaian Kecakapan Hidup Siswa pada Pembelajaran Prinsip-

Prinsip Klasifikasi, Virus, dan Monera pada Siswa Kelas XA Semester 1 MA Al-

Asror Semarang” dapat penulis selesaikan dengan baik.

Skripsi ini dapat selesai oleh adanya dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Semarang.

3. Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang

4. Drs. Ibnul Mubarok, Pembimbing I dan Dra. Endah Peniati, M.Si.,

Pembimbing II, yang telah memberikan saran, kritik dan motivasi kapada

Penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Andin Irsadi, S.Pd., M.Si., Drs. Saiful Ridlo, M.Si. dan Drs. Ibnul Mubarok,

Tim dosen kolaborasi, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti penelitian kolaborasi dosen-mahasiswa.

6. Kepala MA Al-Asror Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis

untuk mengadakan penelitian.

vii
7. Bayu Sulistyowati, S.Pd., guru mata pelajaran biologi dan keluarga besar MA

Al-Asror yang telah membantu kelancaran penulis dalam melaksanakan

penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang

telah memberikan bantuan moriil maupun materiil sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan

bagi pembaca pada khususnya.

Semarang, Februari 2007

Penulis

Nurina Setyaningrum

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

PERNYATAAN .......................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................ 3

C. Penegasan Istilah ...................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ............ 5

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 5

1. Konsep Dasar Kecakapan Hidup ( Life Skill) ..................... 5

2. Model Pembelajaran Iqro’ Dengan Pendekatan Jelajah


Alam Sekitar ................................................................. 9

ix
3. Materi Prinsip-prinsip Klasifikasi, Virus, dan Monera .. 12

B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 16

C. Hipotesis Tindakan ................................................................... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 19

A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian ............................. 19

B. Faktor Penelitian ........................................................................ 19

C. Rancangan Penelitian ............................................................... 20

D. Prosedur Penelitian .................................................................... 20

E. Metode Analisis Instrumen ....................................................... 24

F. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data .............................. 27

G. Metode Analisis Data ................................................................ 29

H. Indikator Kinerja ....................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 33

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 33

B. Pembahasan .............................................................................. 48

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 57

A. Simpulan .................................................................................... 57

B. Saran .......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 60

x
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Data kesesuaian antara aktifitas siswa dengan rencana pembelajaran


pada siklus I ...................................................................................... 37

2. Data kesesuaian antara aktifitas siswa dengan rencana pembelajaran


pada siklus II ...................................................................................... 42

3. Data kesesuaian antara aktifitas siswa dengan rencana pembelajaran


pada siklus III .................................................................................... 46

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagan kerangka berpikir ......................................................................... 19

2. Tahap penelitian tindakan kelas pembelajaran prinsip-prinsip


klasifikasi, virus, dan monera .................................................................. 25

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lembar observasi kesesuaian antara aktivitas siswa dengan rencana


pembelajaran ....................................................................... .................. 60

2. Lembar observasi aktivitas guru ................................................. 67

3. Kisi-kisi angket kecakapan hidup siswa ............................................. 69

4. Angket kecakapan hidup siswa pada siklus I .................................. 70

5. Angket kecakapan hidup siswa pada siklus II ................................. 72

6. Angket kecakapan hidup siswa pada siklus III ................................. 74

7. Angket kecakapan hidup guru ............................................................ 76

8. Pedoman wawancara siswa ....................................................................... 80

9. Pedoman wawancara guru............................................................................. 81

10. Contoh hasil observasi aktivitas siswa ..................................................... 82

11. Contoh hasil observasi aktivitas guru ..................................................... 85

12. Contoh hasil angket kecakapan hidup siswa ........................................... 89

13. Contoh hasil angket guru ........................................................................ 93

14. Rekapitulasi hasil observasi kesesuaian antara aktivitas siswa dengan


rencana penbelajaran pada siklusI, II, dan III .................................. 96

15. Rekapitulasi observasi aktivitas guru pada siklus I, II, III .................. 98

16. Rekapitulasi hasil angket kecakapan hidup siswa .................................. 100

17. Rekapitulasi hasil angket kecakapan hidup guru .................................. 103

18. Hasil wawancara siswa ............................................................................. 104

19. Hasil wawancara guru ............................................................................... 110

xiii
20. Silabus dan sistem penilaian ..................................................................... 112

21. Daftar nama siswa ................................................................................ 120

22. Daftar nama kelompok ............................................................................. 121

23. Rencana Pembelajaran 01 ........................................................................ 122

24. Bahan diskusi prinsip-prinsip klasifikasi dan tatanama binomial ............ 126

25. Rencana Pembelajaran 02 ........................................................................ 127

26. LDS Kunci determinasi ............................................................................ 131

27. Instrumen tes siklus I ................................................................................ 133

28. Rencana Pembelajaran 03 ......................................................................... 138

29. Rencana Pembelajaran 04 ........................................................................ 142

30. Print out power point virus ...................................................................... 145

31. Rencana Pembelajaran 05 ........................................................................ 147

32. Instrumen tes siklus II .............................................................................. 151

33. Rencana Pembelajaran 06 ........................................................................ 155

34. Rencana Pembelajaran 07 ........................................................................ 160

35. Print out power point monera ................................................................... 164

36. Instrumen tes siklus III ............................................................................ 170

37. Daftar nilai harian siswa materi prinsip-prinsip klasifikasi, virus, dan
monera tahun 2003/2004 dan tahun 2004/2005 ....................................... 174

38. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I, II, dan III .................................. 176

39. Hasil wawancara observasi awal .............................................................. 177

40. Surat penetapan dosen pembimbing ......................................................... 179

41. Surat ijin penelitian .................................................................................. 180

42. Foto-foto penelitian .................................................................................. 181

xiv
xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan yang sangat pesat terjadi dalam berbagai bidang seperti politik,

sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini merupakan ciri/karakter dari

dinamika di abad 21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan perubahan

tersebut, lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam membantu

mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup secara produktif di tengah

masyarakat dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya.

Salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan yang pesat tersebut, maka

pendidikan yang hanya menekankan pada penanaman konsep (produk) menjadi

tidak sesuai lagi. Selain penanaman konsep, pendidikan dewasa ini harus mampu

mengembangkan kecakapan-kecakapan yang berguna untuk menghadapi

permasalahan dalam kehidupan. Kecakapan ini sering disebut dengan Life Skills.

Dalam kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) telah diupayakan untuk

mensinergikan berbagai mata pelajaran dengan kecakapan hidup (Life Skills)

sebagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu

mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan

untuk memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru MA Al Asror Semarang

didapatkan bahwa rata-rata nilai harian siswa kelas X pada materi virus dan

monera masih rendah. Nilai harian siswa pada tahun 2003/2004 dan tahun

1
2

2004/2005 secara klasikal <6,5. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa

aktivitas siswa rendah dan siswa cenderung pasif. Hal ini dimungkinkan karena

metode pembelajarannya cenderung teoritik yaitu guru masih menggunakan

metode ceramah. Jadi dalam proses pembelajaran masih banyak didominasi oleh

guru.

Model pembelajaran iqro’ adalah suatu model pembelajaran yang lebih

menitikberatkan pada aktivitas siswa dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.

Model pembelajaran iqro’ mempunyai tiga sintaks yaitu eksplorasi,

konseptualisasi, dan komunikasi. Dengan model pembelajaran iqro’ siswa diajak

untuk aktif mengeksploitasi lingkungan disekitar siswa, baik lingkungan alam,

sosial, budaya, agama dan sebagainya. Dengan memanfaatkan lingkungan atau

alam sekitar diharapkan pembelajaran biologi akan lebih menyenangkan dan lebih

mudah untuk dipahami sehingga siswa dapat mencapai hasil yang lebih baik,

siswa juga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengkaitkannya dengan

kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna bagi

kehidupannya.

Berdasarkan masalah-masalah yang ada dan segala sesuatu yang

mendukung, penulis berkeinginan untuk menerapkan model pembelajaran iqro’

pada materi prinsip-prinsip klasifikasi, virus, dan monera. Dengan demikian

diharapkan hasil belajar siswa lebih meningkat dan kecakapan hidup siswa dapat

lebih ditingkatkan serta dalam kehidupan di masyarakat dapat mengaplikasikan

kecakapan yang dimiliki untuk mengatasi masalah/problem yang dihadapi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Dasar Kecakapan Hidup (Life Skills)

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang semakin terpuruk

dengan fenomena lulusan yang kurang qualified, pemerintah telah merumuskan

kurikulum berbasis kompetensi (KBK). KBK memiliki konsep pendekatan

pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum 1994, yaitu berbasis kompetensi

dimana fokus program sekolah adalah para siswa serta apa yang akan dikerjakan

oleh mereka dengan memperhatikan kecakapan hidup (life skill) dan pembelajaran

kontekstual. Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan

berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus akan memungkinkan

seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan

nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu (Rosyidah, 2005). Implikasi dari

penerapan pendidikan berbasis kompetensi adalah perlunya pengembangan

silabus dan sistem penilaian yang menjadikan peserta didik mampu

mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan standar yang

ditetapkan dengan mengintegrasikan life skill. Life skill sangat diperlukan oleh

siswa dalam mengembangkan kompetensinya.

Kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang

untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa

3
4

merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan

solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Anonim, 2002). Pengertian

kecakapan hidup lebih luas dari ketrampilan vokasional atau ketrampilan untuk

bekerja. Orang yang bekerja dan orang yang tidak bekerja misalnya ibu rumah

atau orang sudah pensiun memerlukan kecakapan hidup untuk memecahkan

permasalahan yang dihadapi. Orang yang sedang menempuh pendidikan pun

memerlukan kecakapan hidup untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Kapanpun dan dimanapun berada, seseorang selalu menemui berbagai macam

permasalahan dan juga memerlukan pemecahan dari permasalahan yang dihadapi

tersebut.

Departemen Pendidikan Nasional dalam Anwar (2004) membagi

kecakapan hidup (life skill) menjadi empat jenis, yaitu:

1. Kecakapan personal (personal skills)

a. kecakapan mengenal diri (self awareness)

• kecakapan akan kesadaran sebagai makhluk Tuhan

• kacakapan akan kesadaran eksistensi diri

• kacakapan akan potensi diri

b. kecakapan berfikir rasional (thinking skills)

• kecakapan menggali informasi

• kecakapan mengolah informasi

• kecakapan mengambil keputusan

• kecakapan memecahkan masalah

2. Kecakapan sosial (sosial skills)


5

• kecakapan berkomunikasi lisan dan tulis

• kecakapan bekerjasama

3. Kecakapan akademik (academic skills)

• kecakapan mengenal variabel

• kacakapan menghubungkan variabel

• kecakapan menyusun hipotesis

• kecakapan melakukan penelitian

4. Kecakapan vokasional (vocasional skills)

• kecakapan yang berkaitan dengan keahlian tertentu

Kecakapan personal, kecakapan berpikir rasional dan kecakapan sosial

disebut sebagai kecakapan generik (generic life skills) yaitu kecakapan yang harus

dimiliki setiap manusia, baik mereka yang bekerja, mereka yang tidak bekerja dan

mereka yang sedang menempuh pendidikan. Selain itu perlu ditambah dengan

akhlak mulia artinya semua kecakapan itu harus dijiwai oleh akhlak mulia

(Anwar, 2004).

Kacakapan akademik dan kecakapan vokasional disebut sebagai

kecakapan spesifik (spesific life skill) yaitu kecakapan yang diperlukan seseorang

tergantung pada profesi atau tugas pekerjaan sehari-hari yang digunakan untuk

menghadapi problema bidang tertentu. Dalam kehidupan nyata antara general life

skill dan spesific life skill tidak berfungsi secara terpisah-pisah atau terpisah secara

eksklusif. Hal yang terjadi adalah peleburan kecakapan-kacakapan tersebut

sehingga menyatu menjadi sebuah tindakan individu yang melibatkan aspek fisik,
6

mental, emosional, dan intelektual. Derajat kualitas tindakan individu dalam

banyak hal dipengaruhi oleh kualitas kematangan berbagai aspek pendukung

tersebut di atas (Anwar, 2004). Dalam mata pelajaran biologi di SMU/MA

kecakapan hidup (life skill) yang dikembangkan adalah general life skills dan

academic skills.

Pelaksanaan life skill di sekolah harus disesuaikan dengan tingkat

perkembangan fisiologis dan psikologis peserta didik. Pada pelaksanaan di

SMU/MA dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

1. Reorientasi pembelajaran

Pendapat masyarakat, orangtua dan murid yang menyebutkan bahwa belajar

hanya untuk memperoleh pengetahuan saja itu harus segera diubah, belajar

bukan hanya untuk menambah pengetahuan tetapi juga memperoleh

ketrampilan dan akhirnya terjadi perubahan sikap. Oleh sebab itu perlu adanya

perubahan orientasi. Komponen kegiatan reorientasi meliputi (1) pengaitan

bahan ajar dengan lingkungan kehidupan sehari-hari, dan (2) pemilihan

pendekatan dan atau metode pembelajaran yang variatif sehingga mampu

melatihkan kecakapan hidup. Pelaksanaan reorientasi pembelajaran

mempunyai karakteristik sebagai berikut; (1) pembekalan kecakapan

akademik dan kecakapan generik, bukan mata pelajaran baru; (2) bukan meteri

yang disisipkan mata pelajaran tertentu; (3) tidak memerlukan perubahan

kurikulum; (4) tidak memerlukan tambahan alokasi waktu; (5) tidak

memerlukan buku pelajaran baru; (6) tidak memerlukan guru khusus. Yang

harus dilakukan adalah mengubah proses penbelajaran sehingga siswa


7

memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, mencerdaskan serta

membuat siswa cakap dalam menyelesaikan masalah.

2. Pembekalan kecakapan vokasional

Pembekalan kecakapan vokasional hanya diberikan kepada siswa yang

berpotensi tidak melanjutkan pendidikan dan putus sekolah. Pelaksanaannya

dilakukan dengan pemberian pendidikan dan latihan (diklat) paket keahlian

tertentu yang sedang diperlukan di dunia kerja.

3. Reformasi sekolah

Keberhasilan kedua komponen diatas akan tercapai apabila sekolah

melakukan reformasi. Reformasi sekolah ini harus menyentuh paling sedikit

mengenai kultur sekolah, manajemen sekolah dan hubungan sinergi dengan

mesyarakat.

Oleh karena itu pembelajaran mempunyai tujuan untuk membantu siswa

memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa

bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku siswa meliputi

pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai

pengendali sikap dan perilaku siswa.

2. Model Pembelajaran Iqro’ Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

Alam sekitar siswa merupakan lingkungan sekitar kehidupan siswa yang

dapat berupa lingkungan alam, sosial, budaya, agama, dan sebagainya. Dalam

prakteknya pembelajaran dengan pendekatan penjelajahan alam, siswa dapat


8

diharapkan secara langsung dengan lingkungan konkritnya maupun

manipulatifnya selama proses belajar.

Sebagai sebuah pendekatan, pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS)

memanfaatkan alam sekitar kehidupan peserta didik baik lingkungan fisik, sosial,

budaya sebagai objek belajar biologi dengan mempelajari fenomenanya melalui

kerja ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada kegiatan pembelajaran yang

dikaitkan dengan situasi dunia nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan

berfikir yang beragam dari seluruh peserta didik, pendekatan ini memungkinkan

peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengkaitkannya

dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna bagi

kehidupannya. Kehidupan sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan integritas

dirinya (Ridlo, 2005).

Ciri kegiatan pembelajaran dengan pendekatan penjelajahan alam sekitar

adalah:

1. selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung maupun

menggunakan media

2. selalu ada kegiatan peramalan, pengamatan, dan penjelasan

3. ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulasan, gambar, foto

atau audiovisual.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan penjelajahan

adalah model pembelajaran yang lebih berpusat pada keaktifan siswa, lebih

memaknakan sosial, lebih memanfaatkan multi resources dan assessment yang

berbasis mastery learning (Ridlo, 2005). Disamping itu model pembelajaran yang
9

relevan dan dapat dilakukan dalam pembelajaran ini adalah pembelajaran

kontekstual, pembelajaran kooperatif serta model pembelajaran lain yang

menuntut keaktifan siswa.

Model pembelajaran iqro’ adalah suatu model pembelajaran yang

mengajak siswa untuk aktif mengeksploitasi lingkungan yang ada di sekitar siswa.

Siswa diajak untuk aktif berkegiatan misalnya percobaan, berdiskusi,

meramalkan, memodelkan, dan sebagainya. Pada model pembelajaran iqro’,

sebelum memulai pembelajaran siswa diajak untuk menenal sifat-sifat Ketuhanan.

Dengan demikian siswa akan sadar bahwa segala sesuatu atau ilmu yang dipelajari

merupakan bukti Ke-Esaan Tuhan. Melalui pembelajaran iqro’ siswa dituntun

untuk dapat melihat atau membaca segala sesuatu yang telah diciptakan oleh

Tuhan yang berupa alam semesta dan kekayaannya. Dengan pembelajaran seperti

ini diharapkan siswa akan dapat memahami atau bahkan menemukan konsep-

konsep Biologi tanpa meninggalkan atau mengabaikan konsep-konsep Ketuhanan.

Dengan pembelajaran model iqro’ peserta didik diajak untuk

mendengarkan suara-suara alam, mengagumi ciptaan Tuhan, mengekplorasi

lingkungan, menyatukan perasaan dengan alam sehingga peserta didik tidak hanya

mengerti tetapi terasah personal, sosial dan seninya (Ridlo, 2005).

Menurut Ridlo (2005) sintakmatis dari model pembelajaran iqro’

terorganisasi dalam tiga langkah.

1. Ekplorasi

a. Menumbuhkan pemahaman hakekat keTuhanan


10

1). Dimulai dengan menanamkan rasa percaya adanya sesuatu yang dapat

diteladani dalam belajar.

2). Memotivasi siswa dengan sifat ketuhanan seperti kejujuran, keadilan,

kebijaksanaan, sosial, kasih sayang dan sebagainya untuk memberi visi

sesuai obyek yang akan dipelajari.

b. Menumbuhkan pencarian hakekat manusia.

1). Dimulai dengan menumbuhkan rasa tidak percaya yang dapat

menimbulkan hipotesis.

2). Mendorong siswa untuk dapat menemukan jawaban dengan berbagai

cara seperti amati, lakukan percobaan, baca, sederhanakan, modelkan

dan sebagainya.

2. Konseptualisasi

a. Memotivasi kembali bahwa jawaban siswa benar atas hipotesisnya dengan

dilandasi sifat ketuhanan.

b. Penegasan atau perdefinisian.

3. Komunikasi

a. Laporkan jawaban dalam bentuk tulisan, gambar, karya tulis lain.

b. Presentasikan kepada teman atau orang lain.

3. Materi Prinsip-Prinsip Klasifikasi, Virus, dan Monera

Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah prinsip-prinsip klasifikasi,

virus, dan monera. Menurut struktur keilmuan biologi yang dikembangkan oleh

BSCS (Biological Science Curriculum Study) materi tersebut dikaji dari tingkat
11

sel maupun individu. Adapun persoalan yang yang dikaji yaitu tentang

keanekaragaman. Pada materi prinsip-prinsip klasifikasi obyek yang diteliti yaitu

hewan dan tumbuhan. Sedangkan pada materi virus dan monera obyek yang

diteliti tidak terdapat pada struktur BSCS (Mayer, 1978) tetapi sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, obyek biologi juga terus berkembang.

Klasifikasi makhluk hidup yang hanya 3 kingdom (Plantae, Animalia, Protista)

berubah menjadi 5 kingdom yaitu: Plantae, Animalia, Protista, Monera, Fungi.

Klasifikasi 5 kingdom kemudian berubah menjadi 6 kingdom yaitu:

Plantae, Animalia, Protista, Fungi, Archaebacteria, dan Eubacteria. Sesuai dengan

prinsip klasifikasi, virus tidak termasuk dalam obyek biologi karena virus

merupakan makhluk transisi, bisa dikatakan makhluk hidup dan dapat juga

dikatakan makhluk tak hidup. Namun demikian keberadaan visus sangat nyata

bagi manusia. Dengan belajar virus diharapkan bisa menjadi jembatan

penghubung untuk dapat mempelajari klasifikasi makhluk hidup. Sesuai dengan

silabus, materi prinsip-prinsip klasifikasi, virus, dan monera adalah materi kelas X

semester 1. Standar kompetensi yang harus dicapai yaitu Siswa mampu

mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup untuk

mempelajari keanekaragamannya dan peran keanekaragaman hayati bagi

kehidupan. Kompetensi dasar yang harus tercapai yaitu

1. Kompetensi Dasar : Mengklasifikasikan keanekaragaman hayati

Materi pokok : Prinsip-Prinsip Klasifikasi dan

Tatanama Binomial

Kunci Determinasi Sederhana


12

2. Kompetensi Dasar :Mendeskripsikan virus dan mengkomunikasikan

peranannya dalam kehidupan

Materi pokok : Ciri, Struktur, Replikasi Virus

Manfaat dan Bahaya Virus.

Penularan dan Pencegahan Virus

3. Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan monera dan mengkomunikasi kan

peranannya dalam kehidupan.

Materi pokok : Ciri, Struktur, Replikasi Monera

Peranan Monera dalam Kehidupan.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan JAS, model pembelajaran

iqro’ dan beberapa metode pembelajaran yang berbeda-beda disesuaikan dengan

karakteristik materi yang dipelajari. Klasifikasi dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan membentuk kelompok-kelompok dengan cara mencari keseragaman

dalam keanekaragaman yaitu dengan cara mencari persamaan dan perbedaan sifat

dan ciri-ciri yang dimiliki. Langkah-langkah melakukan klasifikasi yaitu (a)

identifikasi sifat-sifat makhluk hidup, (b) pengelompokan berdasarkan ciri-ciri,

dan (c) pemberian nama kelompok. Sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, obyek biologi juga makin berkembang. Klasifikasi makhluk hidup

yang hanya 3 kingdom (Plantae, Animalia, Protista) berubah menjadi 5 kingdom

yaitu: Plantae, Animalia, Protista, Monera, Fungi. Klasifikasi 5 kingdom

kemudian berubah menjadi 6 kingdom yaitu: Plantae, Animalia, Protista, Fungi,

Archaebacteria, dan Eubacteria.


13

Pada materi prinsip-prinsip klasifikasi dan tatanama binomial serta kunci

determinasi sederhana diharapkan siswa dapat menemukan sendiri konsep

pengklasifikasian makhluk hidup berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan

sifat atau ciri-ciri yang dimiliki. Siswa dapat menemukan konsep tersebut melalui

kegiatan pengamatan langsung terhadap tumbuhan dan hewan yang ada disekitar

sekolah. Selain itu, pembelajaran juga dilengkapi dengan praktek penggunaan

kunci determinasi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat belajar untuk

mengklasifikasikan hewan dan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri morfologi dan

anatomi. Siswa juga diajarkan bagaimana memberikan nama hewan dan

tumbuhan sesuai dengan tatanama binominal.

Virus dan monera merupakan organisme mikroskopis sehingga siswa tidak

dapat mengamati secara langsung. Struktur dasar tubuh virus terdiri dari asam

nukleat dan selubung protein (kapsid). Asam nukleat adalah pembawa informasi

genetik. Asam nukleat pada virus berupa ADN (Asam Deoksiribo Nukleat) saja

atau ARN (Asam Ribo Nukleat) saja. Materi genetik tersebut dapat berbentuk

rantai tunggal atau rantai ganda. Virus memiliki ukuran sekitar 20-200 nm.

Sedangkan monera adalah organisme prokariotik yang tidak mempunyai membran

inti, biasanya bersel tunggal dengan bagian-bagian inti tersebar di dalam sel.

Organisme yang termasuk kingdom monera adalah bakteri dan ganggang hijau

biru (Cyanobacteria). Bakteri adalah organisme bersel tunggal, tidak memiliki

membran inti. Ukuran tubuh bakteri bervariasi, namun rata-rata sel bakteri

berukuran 1-5 mikron. Bakteri dapat hidup diberbagai lingkungan misalnya di

tubuh organisme, di tanah, air tawar dan air laut. Bakteri umumnya tidak
14

berklorofil sehingga sebagian besar bersifat heterotrop. Struktur tubuh bakteri

dapat dibagi menjadi struktur dasar (flagela, kapsul, dinding sel, mesosom,

membran sel, sitoplasma, tilakoid, ribosom) dan struktur tambahan. Struktur dasar

dimiliki hampir semua jenis bakteri, sedangkan struktur tambahan dimiliki oleh

jenis bakteri tertentu. Bakteri pada umumnya dikenal memiliki tiga bentuk yaitu

kokus (bulat), basil (batang), dan spiral. Ada dua cara reproduksi bakteri yaitu

secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual yang sering disebut

paraseksual. Paraseksual pada bakteri dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu

konjugasi, transformasi, dan transduksi. Bakteri mempunyai peranan dalam

kehidupan manusia. Ada bakteri yang menguntungkan misalanya membantu

mencerna sisa makanan, menambat N2 dari udara, mengubah bahan makanan,

pemecahan logam dan sebagai penghasil antibiotik. Disamping menguntungkan

banyak pula bakteri yang merugikan bagi manusia misalnya berbagai jenis bakteri

patogen (penyebab penyakit) dan bakteri yang membusukkan makanan.

Cyanobacteria adalah organisme prokariotik yang umumnya memiliki

klorofil dan fikosianin. Ukuran tubuhnya bervariasi sekitar 1μ sampai 60. Tubuh

ada yang bersel satu, ada yang hidup berkoloni dan ada pula yang berupa filamen.

Struktur Cyanobacteria mirip dengan struktur bakteri. Ada tiga cara reproduksi

Cyanobacteria yaitu pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan spora

(akinet).

Berdasarkan karakteristik tersebut maka untuk mempelajari virus dan

monera dibutuhkan suatu media yang dapat membantu siswa untuk memahami

materi tersebut. Media pembelajaran yang dapat digunakan misalnya gambar,


15

chart, dan VCD pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran tersebut maka

siswa dapat diarahkan untuk mengeksploitasi media pembelajaran yang

digunakan. Dengan demikian siswa dapat lebih memahami materi virus dan

monera.

B. Kerangka Berpikir

Perubahan yang sangat pesat terjadi dalam berbagai bidang seperti politik,

sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan perubahan

tersebut, lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam membantu

mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup secara produktif di tengah

masyarakat dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Kecakapan hidup

(Life Skill) adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema

kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi

untuk mengatasinya. Dalam kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

telah diupayakan untuk mensinergikan berbagai mata pelajaran dengan kecakapan

hidup (Life Skills) sebagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut

diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga

siap digunakan untuk memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

Konsep Life skill yang dikembangkan di SMU/MA adalah General Life Skill

(personal skill dan social skill) dan Spesific Life Skill (academic skill). Ketiga

kecakapan tersebut dalam penerapannya mempunyai hambatan-hambatan karena

kenyataannya kecakapan yang dimiliki berhubungan dengan personal dan

individu masing-masing. Namun dapat diatasi dengan adanya pemahaman dan


16

penerapan dari kegiatan keseharian siswa. Dengan model pembelajaran iqro’ dan

dengan pendekatan jelajah alam sekitar diharapkan mampu untuk meningkatkan

kecakapan hidup siswa. Dengan kecakapan hidup yang dimiliki tersebut

diharapkan siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya untuk

mengatasi permasalahan/problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kecakapan Personal

Kecakapan Hidup Kecakapan Sosial


(Life Skills)

Kecakapan Akademik

Model Pembelajaran Iqro’ Materi prinsip-prinsip


dengan pendekatan JAS klasifikasi, virus dan monera

Kecakapan Hidup Siswa Meningkat

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran

iqro’ di MA Al-Asror Semarang pada materi Prinsisp-Prinsip Klasifikasi Virus

dan Monera dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Asror Semarang pada kelas XA

yang berjumlah 40 siswa pada semester 1 tahun pelajaran 2005/2006. Penelitian

ini menggunakan kelas XA karena materi prinsip-prinsip klasifikasi, virus, dan

monera sesuai dengan urutan GBPP diajarkaan pada kelas X awal semester 1.

Alasan mengapa mengambil kelas XA yaitu karena kondisi keaktivan siswa dalam

pembelajaran rendah dan hasil belajar siswa materi prinsip-prinsip klasifikasi,

virus, dan monera tahun 2003/2004 dan tahun 2004/2005 secara klasikal < 6,5.

B. Faktor Penelitian

Dalam penelitian ini faktor yang akan diteliti adalah:

1. Faktor siswa

Faktor siswa yang diamati adalah peningkatan kecakapan hidup siswa yang

meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial, dan kecakapan akademik.

Pengamatan ini menggunakan lembar angket dan dokumentasi CD dan foto.

2. Faktor Guru

Faktor guru yang diamati adalah persiapan guru dan cara guru dalam

menerapkan model pembelajaran iqro’, apakah sudah sesuai dengan langkah-

langkah yang tertulis pada rencana pembelajaran. Pengamatan ini

menggunakan lembar observasi.

17
18

C. Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga

siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Setiap siklus terdiri dari tiga sampai empat pertemuan. Kemudian dari hasil

refleksi setiap siklus akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Pada setiap siklus

akan dibagikan angket kepada siswa pada waktu sebelum dan sesudah

pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana perubahan kecakapan hidup siswa

setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran iqro’. Observasi

dilakukan empat orang salah satunya adalah guru sebagai kolaborator sekaligus

sebagai pengajar menerapkan model pembelajaran iqro’ di kelas, sedangkan

peneliti sebagai observer.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) ini ada

dua tahapan, yaitu

1. Persiapan

a. Observasi awal untuk mengidentifikasi masalah

b. Bersama guru memecahkan masalah dengan model pembelajaran iqro’

c. Menyusun perangkat pembelajaran berupa rencana pembelajaran yang

sesuai dengan sintaks model pembelajaran iqro’

d. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses

pembelajaran. yaitu preparat awetan hewan, preparat asli tumbuhan,

pedoman klasifikasi, kunci determinasi sederhana, VCD pembelajaran


19

(discovery channel: viruses, bacteria, and allergies), dan media

pembelajaran dalam bentuk power point.

e. Menyusun angket untuk mengakses kecakapan hidup siswa

f. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran

di kelas ketika model tersebut diaplikasikan.

g. Membuat pedoman wawancara (deep interview) untuk siswa dan guru.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga siklus. Masing-masing siklus

terdiri dari perencanaan, pelaksnaan, observasi, dan refleksi. Proses kegiatan yang

mencakup empat tahap tersebut disebut satu siklus kegiatan pemecahan masalah,

dengan berpedoman pada refleksi awal maka dilaksanakan penelitian tindakan

kelas ini, dengan prosedur sebagai berikut:


20

Siklus I Siklus II Siklus III

Perencanaan I Perencanaan II Perencanaan II


Pembuatan RP (2RP) Pembuatan RP (3 Pembuatan RP
Materi: RP) (2RP)
- Prinsip-prinsip Materi: Materi:
Klasifikasi - ciri, struktur, dan - ciri, struktur, dan
- Tatanama Binomial replikasi virus replikasi monera
- Kunci Determinasi - penularan dan - peranan monera
Sederhana pencegahan virus dalam kehidupan
Jumlah JP: 5 JP - manfaat dan bahaya Jumlah JP: 4 JP
Strategi: virus Strategi:
- model: pembelajaran Jumlah JP: 4 JP - model pembelajaran
iqro’ Strategi: iqro’
- Pendekatan: JAS - model pembelajaran - Pendekatan:JAS
- Metode: diskusi, iqro’ - Metode: inquiry
curah pendapat, - Pendekatan:JAS discovery, Tanya
praktikum - Metode: inquiry jawab, ceramah
Action: discovery, Tanya Action:
- Diskusi kelompok jawab, ceramah - diskusi
- tanya jawab Action: - tanya jawab
- praktikum - diskusi - tugas terstruktur
- presentasi - tanya jawab - tes siklus
- tugas terstruktur - tugas terstruktur
- tes siklus - tes siklus Sumber Belajar:
Sumber Belajar: Sumber Belajar: - buku pelajaran
- lingkungan - buku pelajaran SMA SMA
- buku pelajaran SMA - VCD pembelajaran - VCD pembelajaran
- pedoman klasifikasi - Power point - Power point
- kunci determinasi
sederhana

observasi observasi observasi

refleksi refleksi

Gambar 2. Tahap Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Prinsip-Prinsip


Klasifikasi Virus dan Monera dengan Model Pembelajaran Iqro’

Adapun langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus adalah

sebagai berikut.
21

a. Perencanaan

Dalam tahap ini meliputi pengenalan model pembelajaran iqro’ dan

menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RP, LKS, media pembelajaran,

menyiapkan angket siswa dan guru, menyiapkan lembar observasi dan

menyiapkan lembar wawancara bagi guru.

b. Pelaksanaan

Tahap ini guru melaksanakan skenario pembelajaran yang sudah dibuat

sesuai dengan sintaks model pembelajaran iqro’ yang terdiri dari eksplorasi,

konseptualisasi, dan komunikasi. Kegiatan siklus I meliputi rencana pembelajaran

01 dan rencana pembelajaran 02. Siklus II meliputi rencana pembelajaran 03,

rencana pembelajaran 04, dan rencana pembelajaran 05. Siklus III meliputi

rencana pembelajaran 06 dan rencana pembelajaran 07.

c. Observasi

Tahap ini observer melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

kelas, sejauh mana efek dari penggunaan model pembelajaran iqro’ pada proses

peningkatan kecakapan hidup siswa dan kesesuaian cara guru mengajar dengan

rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pengamatan yang dilihat yaitu kecakapan

hidup siswa yang berupa kecakapan personal, kecakapan sosial dan kecakapan

akademik. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada tiap siklus diberikan

angket pada waktu sebelum dan sesudah pembelajaran siswa untuk mengakses

ada tidaknya peningkatan kecakapan hidup siswa.

d. Refleksi
22

Hasil analisis pada setiap siklus dan kendala-kendala yang dihadapi pada

proses pembelajaran dijadikan sebagai bahan refleksi. Hasil refleksi kegiatan

digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama penerapan model

pembelajaran iqro’, hal-hal apa yang perlu diperbaiki, kesempurnaan pelaksanaan,

dan untuk menentukan apakah perlu dilaksanakan siklus selanjutnya. Refleksi

dilakukan bertujuan untuk mengadakan perbaikan dan diharapkan dapat

memperlancar pembelajaran pada siklus berikutnya sehingga tercapai indikator

kerja dari penelitian tindakan kelas ini. Refleksi dilaksanakan setelah proses

pembelajaran siklus selesai yang diperoleh berdasarkan data selama pembelajaran

siklus berlangsung baik data tentang siswa, guru, maupun suasana pembelajaran.

Refleksi ini dilaksanakan oleh observer yang berkolaborasi dengan guru dan siswa

sebagai pelaksana perbaikan.

E. Metode Analisis Instrumen

Di dalam penelitian data yang diperoleh merupakan penggambaran

variabel yang diteliti. Oleh sebab itu benar tidaknya data sangat menentukan

bermutu tidaknya hasil penelitian. Benar tidaknya data ini tergantung dari baik

tidaknya instrumen pengumpul data sehingga diperlukan pengujian untuk

mengetahui kualitas dari instrumen tersebut. Instrumen yang digunakan adalah

angket kecakapan hidup siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi guru,

lembar wawancara guru, dan lembar wawancara siswa.

1. Analisis angket kecakapan hidup siswa.


23

Validitas dan reabilitas butir angket dianalisis dengan menggunakan

metode peer review dan review ahli. Butir angket sebelumnya telah didiskusikan

dengan teman satu kolaborasi dan telah disetujui oleh dosen pembimbing.

2. Analisis lembar observasi

Validitas lembar observasi siswa dan guru dianalisis dengan metode peer

review dan review dosen pembimbing. Lembar observasi sebelumnya telah

didiskusikan dengan teman satu kolaborasi dan telah disetujui oleh dosen

pembimbing. Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui kesesuaian

aktivitas siswa dengan rencana pembelajaran. Data diambil pada setiap

pelaksanaan rencana pembelajaran. Lembar observasi aktivitas guru digunakan

oleh peneliti untuk memperoleh data tentang kinerja guru pada waktu menerapkan

pembelajaran dengan model pembelajaran iqro’. Data diambil sekali dalam setiap

siklus sehingga diperoleh gambaran perubahan kinerja guru.

3. Analisis lembar wawancara guru

Validitas pedoman wawancara guru dianalisis menggunakan validitas

muka, yaitu dengan menggunakan metode peer review dan review dosen

pembimbing. Instrumen ini digunakan oleh peneliti sebagai arahan dalam

melakukan wawancara untuk mengambil data tentang:

a. Tanggapan dan kesan guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran iqro’.

b. Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

iqro’.

c. Kelebihan model pembelajaran iqro’.


24

d. Ketertarikan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model iqro’.

e. Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model iqro’.

f. Ketertarikan guru dalam menerapkan model iqro’ pada konsep pembelajaran

yang lain.

g. Kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran iqro’.

h. Peningkatan kualitas pembelajaran sebelum dan sesudah penerapan model

iqro’.

i. Pengetahuan guru tentang kecakapan hidup.

Wawancara ini dilakukan di sekolah di luar jam pelajaran pada akhir siklus III.

4. Analisis lembar wawancara siswa

Validitas pedoman wawancara siswa dianalisis menggunakan validitas

muka, yaitu dengan menggunakan metode peer review dan review dosen

pembimbing. Instrumen ini digunakan oleh peneliti sebagai arahan dalam

melakukan wawancara untuk mengambil data tentang:

a. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan model iqro’.

b. Pemahaman materi sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran

iqro’.

c. Kesan terhadap cara mengajar guru biologi dengan menerapkan model

pembelajaran iqro’.

d. Kesulitan dan hambatan dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran iqro’.

e. Perubahan sikap siswa sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran

iqro’.
25

Wawancara ini dilakukan di sekolah di luar jam pelajaran pada setiap akhir siklus.

F. Metode Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data adalah satu cara untuk memperoleh keterangan

atau kenyataan yang benar mengenai obyek yang diteliti sehingga data dapat

dipertanggungjawabkan.

1. Sumber data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh

(Arikunto,1997). Dalam penelitian ini sumber data adalah siswa dan guru.

2. Jenis data

Jenis data yang diperoleh adalah berupa data kualitatif yaitu

a. aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi kesesuaian aktivitas siswa dengan model pembelajaran dan

wawancara mendalam (deep interview) dan didokumentasikan dalam

bentuk CD dan foto.

b. hasil observasi guru dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru

dalam mengelola pembelajaran dengan model iqro’ dan wawancara

mendalam (deep interview).

c. angket kecakapan hidup siswa terhadap model pembelajaran iqro’.

3. Metode pengumpulan data

a. Metode wawancara

Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapat

jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak. Dikatakan


26

sepihak karena dalam wawancara ini tidak diberi kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara mendalam (deep

interview) kepada guru dan siswa. Wawancara guru dilakukan untuk

mengetahui pendapat guru tentang penerapan model pembelajaran iqro’

dan wawancara siswa dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa dalam

penerapan model pembelajaran iqro’. Wawancara siswa dilakukan pada

beberapa siswa dengan berbagai tingkat prestasi.

b. Metode angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2002). Angket

diberikan kepada siswa untuk mengetahui peningkatan kecakapan hidup

siswa dengan model pembelajaran iqro’.

Dalam penelitian ini akan digunakan angket langsung yaitu angket

yang langsung dapat dijawab oleh subyek yang akan diselidiki yaitu siswa.

Dilihat dari bentuk pertanyaan yang digunakan angket dalam penelitian ini

menggunakan jenis angket tertutup, yang mana responden tinggal

menjawab dengan memberi tanda chek (V). adapun skor yang diberikan

dalam mengukur skala sikap menurut Likert yaitu:

1) Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor 4

2) Untuk jawaban Setuju (S) mendapat skor 3

3) Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat skor 2


27

4) Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1

5) Untuk jawaban Tidak Punya Pendapat (TPP) mendapat skor 0

c. Metode observasi

Metode observasi dibantu dengan lembar observasi digunakan untuk

mengobservasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung serta melihat keefektifan proses pembelajaran. Metode

observasi juga dibantu dengan dokumentasi CD dan foto.

G. Metode Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan

kecakapan hidup siswa yang dilakukan dengan pembelajaran iqro’. Data yang

diperoleh berupa skor sebelum dan sesudah pembelajaran pada masing-masing

siklus dengan materi yang berbeda. Selisih skor antara sebelum dan sesudah

perlakuan dicatat sebagai peningkatan kacakapan hidup siswa terhadap

pembelajaran prinsip-prinsip klasifikasi, virus dan monera. Selisih antara skor

siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dicatat sebagai peningkatan kecakapan hidup siswa

dengan penerapan model pembelajaran iqro’.

Data yang diperoleh dari selisih sebelum dan sesudah pembelajaran

dianalisis lebih lanjut dengan uji normalitas dan uji beda dua variable untuk

mengetahui peningkatan kecakapan hidup pada waktu sebelum dan sesudah

pembelajaran.

1. Analisis data angket kecakapan hidup siswa

a. Uji normalitas data


28

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui data dari sample

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal

maka menggunakan uji parametik sedang bila distribusi tidak normal

menggunakan uji non parametik. Data diambil dari hasil penyebaran

angket sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran iqro’ untuk mengetahui peningkatan pencapaian kecakapan

hidup siswa. Uji normalitas ini menggunakan pengerjaan SPSS.11 (Teguh,

2003) untuk memudahkan dalam perhitungan dengan menggunakan rumus

model Kolmogorov-Smirnof. Kriteria penilaiannya yaitu untuk taraf

signifikasi (P) < 0,05, maka dikatakan distribusi tidak normal. Seadngkan

untuk taraf signifikasi (P) > 0,05 maka dikatakan distribusi normal.

b. Analisis Paired Sample T-Test

Metode analisis yang digunakan untuk menguji ada tidaknya peningkatan

kecakapan hidup antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Selisih skor

antara sebelum dan sesudah perlakuan dicatat sebagai peningkatan

kacakapan hidup siswa terhadap pembelajaran prinsip-prinsip klasifikasi,

virus dan monera denan model pembelajaran iqro’. Analisis yang

digunakan yaitu dengan uji beda dua sample dalam satu group/ Paired

Sample t-test, untuk data yang berdistribusi normal.

2. Analisis hasil observasi ksesuaian aktivitas siswa dengan rencana

pembelajaran

Analisis ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Rumus yang digunakan adalah deskriptif prosentase


29

yang menggambarkan besarnya prosentase keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran.

n
TP = .100 %
N

Keterangan:

TP (%) = persentase keaktifan siswa

n = total skor responden

N = skor maksimal (Ali, 1982)

Dari hasil perhitungan TP(%) dapat diketahui sejauh mana tingkat keaktifan tiap

siswa dan tingkat keaktifan rata-rata secara klasikal.

3. Analisis data hasil observasi guru

Analisis data hasil observasi aktivitas guru dengan memberi skor yang telah

ditetapkan sesuai dengan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung.

4. Data Data tanggapan siswa dan guru melalui wawancara akan dianalisis secara

deskriptif.

E. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dari penelitian ini adalah adanya peningkatan

kecakapan hidup siswa berupa kecakapan personal yang meliputi kecakapan

mengenal diri (kecakapan akan kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan,

kecakapan akan kesadaran eksistensi diri, kecakapan akan potensi diri) dan

kecakapan berfikir rasional (kecakapan menggali informasi, kecakapan


30

mengolah informasi, kecakapan mengambil keputusan, kacakapan

memecahkan masalah). Selain itu juga dilihat adanya peningkatan kecakapan

sosial siswa yang berupa kecakapan bekerjasama dan kecakapan

berkomunikasi lisan dan tulis, juga adanya peningkatan kecakapan akademik

siswa yang berupa kecakapan mengenal variabel, kecakapan menghubungkan

variabel, kacakapan menyusun hipotesis dan kecakapan melakukan penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas pada pembelajaran materi prinsip-prinsip

klasifikasi, virus, dan monera dengan model pembelajaran iqro’ dan pendekatan

Jelajah Alam Sekitar (JAS) dilakukan dengan tiga siklus diperoleh berbagai

macam data yang kemudian dianalisis untuk menunjukkan adanya peningkatan

kecakapan hidup siswa. Hasil penelitian yang diperoleh berupa data aktivitas

siswa, data aktivitas guru, data kecakapan hidup siswa, data hasil wawancara

siswa dan guru.

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dimaksudkan untuk mengetahui

kesesuaian aktivitas siswa dengan rencana pembelajaran dengan model iqro’.

Aktivitas siswa yang diamati disesuaikan dengan kecakapan hidup siswa yang

dapat dikembangkan selama proses pembelajaran. Kecakapan hidup yang

dikembangkan yaitu kecakapan personal, kecakapan berpikir rasional, kecakapan

sosial, dan kecakapan akademik.

Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan selama kegiatan pembelajaran

meliputi: kegiatan guru selama proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan

sintaks pembelajaran dengan model iqro’. Aktivitas guru yang diamati meliputi:

cara guru menjelaskan ruang lingkup pembelajaran, cara guru membimbing siswa

mengeksplorasi, mengkonseptualisasi dan mengkomunikasikan konsep yang

sedang dipelajari.

31
32

Data kecakapan hidup siswa diperoleh dengan cara menggunakan angket

yang dibagikan kepada siswa pada sebelum dan sesudah pembelajaran setiap

siklusnya. Hasil yang diperoleh digunakan untuk mengetahui peningkatan

kecakapan hidup siswa pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran

iqro’.

Wawancara siswa merupakan tanggapan siswa secara umum terhadap

pelaksanaan model pembelajaran iqro’. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian

tiap siklus:

1. Siklus I
a. Aktivitas siswa

Selama model pembelajaran iqro’ berlangsung dengan sub konsep prinsip-

prinsip klasifikasi dan tatanama binomial siswa melaksanakan diskusi dengan

bimbingan guru. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya

dalam menyelesaikan bahan diskusi dan materi prinsip-prinsip klasifikasi dan

tatanama binomial. Pembelajaran sub konsep kunci determinasi dilaksanakan

dengan metode praktikum. Saat praktikum dihadirkan preparat sesungguhnya.

Observasi meliputi kesesuaian antara aktivitas siswa dengan rencana

pembelajaran yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan

penggunaan model pembelajaran iqro’. Observasi dilakukan dengan lembar

observasi sehingga semua aktivitas siswa dapat direkam dengan cermat selama 5 x

45 menit. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan

persentase. Setelah dilakukan analisis diperoleh data observasi aktivitas siswa

seperti pada tabel 1 berikut ini:


33

Tabel 1. Data kesesuaian antara aktivitas siswa dengan Rencana Pembelajaran

No Uraian Prinsip-prinsip Kunci determinasi Rata-rata


klasifikasi dan sederhana
tatanama binominal
1. Nilai Keaktivan 2407,4 2541,79 2474.595
klasikal

2. Persentase 60,18 63,54 61.86

3. Kriteria Kurang sesuai Sesuai sesuai

Keterangan: Data tentang kesesuaian antara aktivitas siswa dengan rencana


pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2

Dari data di atas menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada siklus I sesuai

dengan langkah-langkah pembelajaran yang dibuat dalam rencana pembelajaran.

Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I

sebesar 61,86%.

b. Aktivitas guru

Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran konsep Prinsip-prinsip

Klasifikasi pada siklus I diobservasi dengan lembar observasi. Dari data

observasi, aktivitas yang dilakukan guru selama pembelajaran dikelompokkan

menjadi: aktivitas guru kegiatan pendahuluan, melaksanakan kegiatan inti sesuai

dengan sintaks model pembelajaran iqro’, menutup pelajaran dan mengelola

waktu sesuai rencana pembelajaran. Kegiatan pendahuluan meliputi menjelaskan

ruang lingkup pembelajaran dan memotivasi siswa.

Kegiatan inti yang dilakukan sesuai dengan sintaks model pembelajaran

iqro’, yaitu: eksplorasikan, konseptualisasikan, dan komunikasikan. Pada kegiatan

eksplorasikan guru memotivasi siswa dengan menumbuhkan hakekat ketuhanan,

dengan cara menanamkan rasa percaya adanya sesuatu yang bisa diteladani
34

kepada siswa dan menanamkan sifat ketuhanan. Pada kegiatan ini guru juga

sebagai fasilitator dengan menumbuhkan pencarian hakekat manusia dengan cara

menumbuhkan rasa tidak percaya terhadap gejala peristiwa keanekaragaman

hayati yang dapat menimbulkan hipotesis seperti pada berbagai macam tumbuhan

ditemui persamaan dan perbedaan. Guru mendorong siswa menemukan jawaban

melalui diskusi. Pada kegiatan konseptualisasikan guru meminta jawaban atas

dugaan dengan memotivasi kembali bahwa jawaban siswa benar atas hipotesisnya

dengan dilandasi sifat ketuhanan dan menegaskan kembali bahwa dengan

perbedaan dan persamaan tersebut para ahli membuat klasifikasi. Pada kegiatan

komunikasikan, guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan dan

membimbing diskusi.

Pada kegiatan menutup pelajaran, guru memberikan tugas

mengklasifikasikan beberapa macam tumbuhan (yang ada di sekitar sekolah) dan

memberitahukan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Penilaian terhadap aktivitas guru, dilakukan dengan memberikan skor 1

untuk tidak baik, skor 2 jika aktivitas guru kurang baik, skor 3 jika aktivitas guru

baik, dan skor 4 untuk menggambarkan aktivitas guru yang sangat baik. Hasil

penilaian aktivitas guru selama kegiatan berlangsung rata-rata baik dan sangat

baik untuk setiap tahap dan sintaksnya.

c. Kecakapan hidup (Life Skills) siswa

Pada mata pelajaran Biologi di SMA/MA kecakapan hidup yang

dikembangkan yaitu kecakapan generik (general life skill) dan kecakapan spesifik

(specifik life skill). Kecakapan generik ada dua yaitu kecakapan personal

(personal skill) dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal meliputi
35

kecakapan mengenal diri dan kecakapan berpikir rasional, sedangkan kecakapan

spesifik yang dikembangkan berupa kecakapan akademik (academic skill). Untuk

mengetahui kecakapan hidup siswa dengan menggunakan angket kecakapan hidup

dengan model skala likert. Pada penelitian ini angket diberikan pada sebelum dan

sesudah pembelajaran pada setiap siklusnya untuk mengetahui peningkatan

kecakapan hidup siswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran iqro’.

Angket kecakapan hidup ini dianalisis dengan program Statistical Package for

Sosial Science.11 (SPSS.11). Data kecakapan hidup siswa terlebih dulu diuji

dengan uji normalitas data untuk mengetahui bahwa data kecakapan hidup siswa

berdistribusi normal dan dapat diuji lebih lanjut. Dari hasil uji normalitas

diperoleh hasil bahwa nilai signifikan uji normalitas > 0,05 yaitu 0,822 pada

angket sebelum pembelajaran dan 0,341 pada angket sesudah pembelajaran. Dari

hasil tersebut dapat diketahui bahwa kedua angket tersebut berdistribusi normal

dapat diuji lebih lanjut. Analisis lebih lanjut menggunakan pengujian terhadap dua

sampel yang berpasangan (Paired Sample T-test) untuk mengetahui peningkatan

kecakapan hidup siswa. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikan < 0,05 yaitu

0,016 hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak maka berarti ada peningkatan

kecakapan hidup siswa sebelum dan sesudah pembelajaran pada siklus I.

d. Hasil wawancara siswa

Hasil wawancara yang dilakukan pada siswa dari berbagai tingkatan

prestasi belajarnya, diperoleh data bahwa siswa mempunyai tanggapan dan kesan

yang positif terhadap model pembelajaran iqro’. Siswa merasa tertarik dalam

kegiatan praktikum yang jarang diterapkan di dalam kelas, sehingga siswa dapat

mengamati langsung preparat yang sedang dipelajari. Siswa menyukai kegiatan

pengamatan langsung karena siswa dapat memperoleh konsep baru. Dalam


36

kegiatan ini siswa terdorong untuk melakukan berbagai macam aktivitas seperti

membaca, melakukan percobaan/eksperimen, mengajukan pertanyaan maupun

melaporkan hasil praktikum di depan kelas.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran pada siklus I

diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang proses belajarnya belum optimal,

sebagian besar siswa belum aktif mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut

dapat dilihat dari perolehan hasil analisis kesesuaian aktivitas siswa terhadap

rencana pembelajaran 1 yaitu pada materi prinsip-prinsip klasifikasi yang

menunjukkan hasil yang kurang sesuai antara aktivitas siswa dengan rencana

pembelajaran. Sebagian besar siswa belum melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran sesuai rencana pembelajaran seperti kemauan siswa untuk bertanya

maupun untuk menjawab pertanyaan guru masih kurang. Guru masih harus

menunjuk beberapa siswa untuk bertanya maupun untuk menjawab pertanyaan.

Kinerja guru sudah sesuai dengan rencana pembelajaran misalnya membimbing

siswa dalam melakukan kegiatan diskusi maupun praktikum, memotivasi siswa

untuk belajar dan menanamkan sifat-sifat Ketuhanan. Namun ada beberapa hal

yang belum sesuai misalnya guru kurang dalam mengelola waktu yang diperlukan

untuk pembelajaran siklus I sehingga presentasi hasil diskusi pertemuan 1 sebagai

salah satu tahap dalam model iqro’ tidak bisa dilakukan, hal ini dikarenakan guru

kurang jeli dalam memperhitungkan waktu yang seharusnya diperlukan siswa

dalam diskusi sehingga waktu pelaksanaan diskusi sesungguhnya akhirnya tidak

sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Guru kurang menguasai
37

langkah-langkah pembelajaran yang ada dalam rencana pembelajaran sehingga

ada beberapa tahap dalam sintaks model iqro’ tidak dilaksanakan. Suasana agak

ramai pada saat praktikum pada pertemuan 2 dikarenakan banyak siswa yang

bermain-main dengan preparat awetan yang dihadirkan ke dalam kelas. Hal ini

mungkin dikarenakan siswa belum pernah melihat preparat awetan yang

dihadirkan tersebut.

Kecakapan hidup siswa sudah tercapai, hal tersebut dapat diketahui

dengan hasil analisis angket yang menunjukkan hasil bahwa ada peningkatan

kecakapan hidup siswa pada sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model

iqro’ pada siklus I.

Refleksi dilakukan bertujuan untuk mengadakan perbaikan dan diharapkan

dapat memperlancar pembelajaran pada siklus berikutnya sehingga tercapai

indikator kerja dari penelitian tindakan kelas ini. Refleksi dilaksanakan setelah

proses pembelajaran siklus I selesai yang diperoleh berdasarkan data selama

pembelajaran siklus I berlangsung baik data tentang siswa, guru, maupun suasana

pembelajaran. Refleksi ini dilaksanakan oleh observer yang berkolaborasi dengan

guru dan siswa sebagai pelaksana perbaikan. Berdasarkan hasil refleksi pada

siklus I, maka tindakan perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut :

1) Guru memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk tiap tahap dalam

langkah pembelajaran.

2) Guru berusaha melakukan semua sintaks dalam model pembelajaran iqro’

dengan waktu yang ada dan kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
38

3) Guru memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan sungguh-

sungguh agar lebih dapat memahami materi yang dipelajari dan lebih

konsentrasi pada kegiatan yang dilakukan.

4) Guru memotivasi siswa agar lebih berperan aktif dalam pembelajaran agar

lebih mengoptimalkan proses pembelajaran.

2. Siklus II
a. Aktivitas siswa

Pada pembelajaran tentang virus pada siklus II menggunakan metode

inquiry-discovery. Metode ini dilaksanakan dengan mengeksplorasi VCD

pembelajaran tentang penyakit flu yang disebabkan oleh virus influensa yang

berjudul Discovery channel: viruses, bacteria, and allergies dan media

pembelajaran dalam bentuk power point tentang ciri-ciri, struktur, dan replikasi

virus. Data orservasi aktivitas siswa ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian

aktivitas siswa dengan rencana pembelajaran pada materi virus. Setelah dilakukan

analisis diperoleh hasil seperti pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Data kesesuaian antara aktivitas siswa dengan Rencana Pembelajaran

N Uraian Penularan Ciri, Manfaat Rata-rata Rata-rata Δ


o dan struktur dan dan siklus I siklus II
pencegaha replikasi bahaya
n virus virus virus
1 Nilai 2516,88 2466,88 2483,23 2474.595 2488.99 14.395
. Keaktivan
klasikal
2 Persentase 62,92 61,67 62,08 61.86 62.22 0.36
.
3 Kriteria sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai
.
Keterangan: Data tentang kesesuaian antara aktivitas siswa dengan rencana
pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3
39

Dari data di tabel 2 menunjukkan bahwa kesesuaian antara aktifitas siswa

secara klasikal dengan rencana pembelajaran pada siklus II mengalami

peningkatan sebesar 0,36% dibandingkan siklus I. Berdasarkan hasil perhitungan

persentase kesesuaian antara aktivitas siswa dengan rencana pembelajaran sudah

sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.

b. Aktivitas guru

Kegiatan inti yang dilakukan sesuai dengan sintaks model pembelajaran

iqro’, yaitu eksplorasikan, konseptualisasikan, dan komunikasikan dengan

memberikan media pembelajaran berupa VCD pembelajaran dan power point

tentang virus.

Menumbuhkan pencarian hakekat manusia dengan cara menumbuhkan

rasa tidak percaya terhadap keberadaan, peranan, dan banyaknya penyakit yang

disebabkan oleh virus yang dapat menimbulkan hipotesis bahwa adanya virus

dengan ciri-ciri dan struktur tertentu serta dapat berreplikasi, virus mempunyai

manfaat dan bahaya, dan virus dapat menular dan dapat panularannya dapat

dicegah. Guru membimbing siswa dalam mengkomunikasikan hasil belajarnya.

Pada kegiatan menutup pelajaran guru memberikan tugas membuat poster tentang

penularan dan pencagahan virus, tugas yang ada dalam VCD pembelajaran

tentang penularan penyakit flu, mind mapping tentang ciri, struktur, dan replikasi

virus, dan mencari informasi tentang manfaat dan bahaya virus.

Hasil penilaian aktivitas guru selama kegiatan berlangsung termasuk

kategori sangat baik.


40

b. Kecakapan hidup siswa

Kecakapan hidup siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan. Dari

hasil uji normalitas diperoleh hasil bahwa nilai signifikan uji normalitas > 0,05

yaitu 0,822 pada angket sebelum pembelajaran dan 0,341 pada angket sesudah

pembelajaran. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kedua angket tersebut

berdistribusi normal dapat diuji lebih lanjut. Analisis lebih lanjut menggunakan

Paired Sample T-test untuk mengetahui peningkatan kecakapan hidup siswa.

Hasil analisis menunjukkan nilai signifikan < 0.05 yaitu 0,000 hal ini

menunjukkan bahwa Ho ditolak maka berarti bahwa ada peningkatan kecakapan

hidup siswa sebelum dan sesudah pembelajaran pada siklus II.

c. Hasil wawancara siswa

Hasil wawancara yang dilakukan pada siswa dari berbagai tingkatan prestasi

belajarnya, diperoleh data bahwa siswa mempunyai tanggapan dan kesan yang

positif terhadap model pembelajaran iqro’. Siswa merasa tertarik dalam kegiatan

eksplorasi VCD pembelajaran dengan judul Discovery channel: viruses, bacteria,

and allergies yang mana belum pernah diterapkan di kelas, sehingga mereka dapat

mengamati melalui VCD pembelajaran bagaimana cara virus dapat menyebabkan

penyakit flu. Siswa menyukai kegiatan karena mereka dapat memperoleh konsep

baru yang dulunya mereka belum tahu. Dalam kegiatan ini siswa terdorong untuk

melakukan berbagai macam aktivitas seperti mendengarkan, membaca,

melakukan menulis, menggambar, mengajukan pertanyaan maupun melaporkan

hasil pengamatan tentang virus dalam bentuk karya tulis atau poster di depan

kelas.
41

d. Refleksi

Masih ada siswa yang aktivitas belajarnya rendah, perlu perhatian khusus

bagi siswa-siswa yang memiliki hasil belajarnya rendah pada siklus sebelumnya.

Hal ini terjadi karena dimungkinkan guru pada siklus sebelumnya kurang

memberikan perhatian khusus terhadap siswa-siswa yang hasil belajarnya rendah.

Berdasarkan analisis, sebagian besar siswa yang hasil belajarnya rendah adalah

siswa-siswa yang mempunyai aktivitas rendah. Oleh karena itu perlu perhatian

khusus dari guru bagi siswa-siswa dengan hasil belajar yang rendah agar pada

siklus berikutnya hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat dengan cara selalu

menanyakan pada siswa dengan aktivitas belajar rendah apakah mereka sudah

jelas dengan materi yang disampaikan. Pada siklus II ini guru semakin memahami

sintaks model pembelajaran iqro’, hal ini ditunjukkan dengan telah dilakukannya

semua tahapan dalam sintaks model pembelajaran iqro’. Siswa terlihat sangat

antusias dan gembira mengikuti proses pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan

banyaknya siswa yang bertanya maupun menanggapi pendapat.

Pada siklus II, ada beberapa kelemahan yang muncul yaitu aktivitas belajar

siswa dalam proses pembelajaran masih ada yang rendah dan hal tersebut

mengakibatkan hasil belajarnya rendah, sehingga tindakan perbaikan yang

dilakukan yaitu guru hendaknya memberikan perhatian khusus bagi siswa-siswa

yang memiliki aktivitas belajar yang rendah pada siklus sebelumnya. Untuk

kecakapan hidup siswa menunjukkan adanya peningkatan.


42

3. Siklus III
a. Aktivitas siswa

Pada pembelajaran tentang virus pada siklus II menggunakan metode

inquiry-discovery. Metode ini dilaksanakan dengan mengeksplorasi VCD

pembelajaran tentang penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri Salmonela

berjudul Discovery channel: viruses, bacteria, and allergies dan media

pembelajaran dalam bentuk power point tentang ciri-ciri, struktur dan replikasi

bakteri. Data orservasi aktivitas siswa ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian

aktivitas siswa dengan rencana pembelajaran pada materi monera. Setelah

dilakukan analisis diperoleh hasil seperti pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Data kesesuaian antara aktivitas siswa dengan Rencana Pembelajaran

No Uraian Peranan Ciri, struktur Rata-rata Rata-rata Δ


monera bagi dan replikasi siklus II siklus II
kehidupan monera
1. Nilai Keaktivan 3024,97 2650,82 2488,99 2837,89 348,9
klasikal

2. Persentase 75,62 66,27 62,22 70,945 8,72

3. Kriteria sesuai sesuai sesuai sesuai

Keterangan: Data tentang kesesuaian antara aktivitas siswa dengan rencana


pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Dari data di atas menunjukkan bahwa kesesuaian antara aktifitas siswa

secara klasikal dengan rencana pembelajaran pada siklus III mengalami

peningkatan sebesar 8,72% dibandingkan siklus II. Pada siklus III aktivitas siswa

secara klasikal sebesar 73,22% sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang

dibuat.
43

b. Aktivitas guru

Kegiatan inti yang dilakukan sesuai dengan sintaks model pembelajaran

iqro’, yaitu eksplorasikan, konseptualisasikan, dan komunikasikan dengan

memberikan media pembelajaran berupa VCD pembelajaran dan power point

tentang monera.

Menumbuhkan pencarian hakekat manusia dengan cara menumbuhkan

rasa tidak percaya terhadap keberadaan dan peranan monera yang dapat

menimbulkan hipotesis bahwa adanya monera dengan ciri-ciri dan struktur

tertentu serta dapat bereplikasi, dan juga monera mempunyai manfaat dan bahaya.

Guru membimbing siswa dalam mengkomunikasikan hasil belajarnya. Pada

kegiatan menutup pelajaran guru memberikan tugas yang ada dalam VCD

pembelajaran tentang penyakit diare karena bakteri dan membuat mind mapping

tentang ciri-ciri, struktur, dan replikasi.

Hasil penilaian aktivitas guru selama kegiatan berlangsung termasuk

kategori sangat baik.

c. Kecakapan hidup siswa

Kecakapan hidup siswa pada siklus III mengalami peningkatan. Dari hasil uji

normalitas diperoleh hasil bahwa nilai signifikan uji normalitas > 0,005 yaitu

0,436 pada angket sebelum pembelajaran dan 0,416 pada angket sesudah

pembelajaran. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa angket tersebut

berdistribusi normal dapat diuji lebih lanjut. Analisis lebih lanjut menggunakan

uji dua sampel yang berpasangan (Paired Sample T-test) untuk mengetahui

peningkatan kecakapan hidup siswa. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikan <
44

0,05 yaitu 0,000 hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak maka berarti ada

peningkatan kecakapan hidup siswa sebelum dan sesudah pembelajaran pada

siklus III.

d. Hasil wawancara siswa

Hasil wawancara yang dilakukan pada siswa dari berbagai tingkatan prestasi

belajarnya, diperoleh data bahwa siswa mempunyai tanggapan dan kesan yang

positif terhadap model pembelajaran iqro’. Siswa merasa tertarik dalam kegiatan

eksplorasi VCD pembelajaran dengan judul Discovery channel: viruses, bacteria,

and allergies yang mana belum pernah diterapkan di kelas, sehingga mereka dapat

mengamati melalui VCD pembelajaran bagaimana cara bakteri dapat

menyebabkan penyakit diare. Siswa menyukai kegiatan karena mereka dapat

memperoleh konsep baru yang dulunya mereka belum tahu. Dalam kegiatan ini

siswa terdorong untuk melakukan berbagai macam aktivitas seperti

mendengarkan, membaca, melakukan menulis, menggambar, maupun

mengajukan pertanyaan.

e. Hasil wawancara dengan guru

Wawancara dengan guru mitra dilakukan 20 Agustus 2005. Menurut guru

mitra, pembelajaran dengan moel iqro’ bagus dan perlu diterapkan pada

pembelajaran konsep yang lainnya. Pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak

membosankan. Aktivitas siswa juga cukup tinggi dengan banyak siswa yang

bertanya, berpendapat, dan lebih aktif dibanding sebelumnya. Siswa terlihat

begitu antusisas dalam mengikuti pelajaran.


45

Hasil belajar yang dicapai cukup memuaskan. Menurut guru, hal ini

dimungkinkan karena ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran karena

banyak menghadirkan media pembelajaran ke dalam kelas sehingga informasi

yang diterima menjadi bermakna bagi siswa dan relevan dengan kehidupan sehari-

hari. Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar ini meningkat

dibandingkan dengan hasil belajar tahun lalu. Hasil belajar siswa telah mencapai

tuntas belajar, banyak siswa yang telah mendapat nilai lebih dari 65 bahkan

banyak juga yang mendapatkan nilai 8 pada pembelajaran virus dan monera. Hal

ini dimungkinkan karena adanya pembelajaran dengan mengaitkan langsung

dengan kehidupan atau lingkungan siswa.

Menurut guru, kesulitan yang dialami dalam pelaksanaan model

pembelajaran iqro’ adalah guru kurang begitu menguasai bagaimana cara

mengajar menggunakan model iqro’ dengan benar karena baru pertama

menerapkan model iqro’ dalam pembelajaran sehingga guru merasa belum

terbiasa.

f. Refleksi

Ada peningkatan jumlah siswa yang aktif dan jumlah aktivitas yang

dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Guru semakin memahami sintaks

dari model pembelajaran iqro’sehingga pengelolaan waktu lebih tepat. Model

pembelajaran iqro’ dapat diterapkan dengan menggunakan berbagai macam

metode pembelajaran. Kecakapan hidup siswa juga mengalami adanya

peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran iqro’ melalui

pendekatan JAS dapat mempengaruhi peningkatan kecakapan hidup siswa.


46

Peningkatan kecakapan hidup siswa juga dipengaruhi oleh kinerja guru dalam

melaksanakan langkah-langkah dalam rencana pembelajaran yang memuat konsep

kecakapan hidup. Berdasarkan hasil analisis angket kecakapan hidup guru

menunjukkan guru sudah mengetahui pengetahuan tentang konsep kecakapan

hidup dan mau menerapkan konsep kecakapan hidup dalam pembelajaran Biologi.

B. Pembahasan

Kecakapan hidup siswa pada pembelajaran materi prinsip-prinsip

klasifikasi, virus, dan monera dengan menerapkan model pembelajaran iqro’

melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) mengalami peningkatan. Model

pembelajaran iqro’ merupakan salah satu model yang bersesuaian dengan

pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Ridlo (2005) menyatakan bahwa model

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan penjelajahan adalah model

pembelajaran yang lebih berpusat pada keaktifan siswa, lebih memaknakan sosial,

lebih memanfaatkan multi resources dan assesment yang berbasis mastery

learning. Dengan demikian pembelajaran pada materi Prinsip-prinsip Klasifikasi,

virus dan monera yang terbagi dalam 3 siklus memenuhi komponen pembelajaran

efektif, yaitu konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi, dan penilaian sebenarnya. Pemahaman terhadap materi pelajaran

diperoleh siswa dengan berinteraksi dengan lingkungan, misalnya berinteraksi

dengan teman, melakukan percobaan, mengamati dengan indera, menganalisis

data, memecahkan soal, dan membuat kesimpulan. Guru dalam pembelajaran

konstruktivisme berperan sebagai mediator dan fasilitator. Dengan aktivitas yang

dilakukan diharapkan siswa lebih paham materi pelajaran dan hasil belajar yang
47

diperoleh awet/tahan lama. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dibahas hal-

hal berikut:

a. Aktivitas siswa

Keaktifan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran iqro’ melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat

dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan penerapan model pembelajaran iqro’

untuk meningkatkan kecakapan hidup siswa. Model pembelajaran iqro’ melalui

pendekatan JAS menghendaki siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar

mengajar. Selain itu, menurut Ridlo (2005) melalui model pembelajaran iqro’

siswa dituntut untuk bertanya, berhipotesis, dan berkreativitas dalam beraktivitas

belajar dan juga menghendaki adanya konfirmasi pemahaman siswa dengan cara

dipresentasikan melalui berbagai cara.

Keaktifan siswa dari siklus I ke siklus berikutnya mengalami peningkatan.

Pada siklus pertama keaktifan siswa belum optimal, hanya ada beberapa siswa

yang aktif dalam pembelajaran. Pada siklus II dan III keaktifan siswa sudah sesuai

dengan rencana pembelajaran yang dibuat. Berdasarkan hasil analisis siklus I, II,

dan III kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih belum

optimal. Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran dimungkinkan karena kinerja

guru yang belum optimal. Guru belum memberikan motivasi yang dapat

membangkitkan minat siswa sehingga siswa memiliki kepercayaan untuk terlibat

aktif dalam pembelajaran. Menurut pendapat Ibrahim ( 2001) guru yang belum

pernah menggunakan suatu model pembelajaran tertentu dan menerapkannya pada


48

siswa yang belum berpengalaman pada awalnya kegiatan tidak berjalan dengan

baik tetapi secara berangsur-angsur akan terbiasa dan lebih menguntungkan. Hal

ini sesuai analisis pada siklus I keaktifan siswa kurang dan guru belum

melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang dibuat, akan tetapi pada siklus

II dan III mengalami peningkatan baik aktivitas siswa maupun kinerja guru.

Pada siklus I model pembelajaran iqro’ dilaksanakan dengan metode diskusi

dan praktikum. Sub konsep yang dipelajari adalah prinsip-prinsip klasifikasi,

kunci determinasi, dan tatanama binomial. Dalam kegiatan diskusi akan

menciptakan aktivitas bertanya yang berguna untuk menggali informasi yang

dimiliki siswa, mengecek pemahaman siswa dan membangkitkan respon siswa.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sulistyono dalam Choyimah (2004) yang

mengatakan bahwa aktivitas bertanya berguna untuk menggali hal-hal yang sudah

diketahui siswa, membangkitkan respon siswa, menggali informasi baik

administrasi maupun akademis dan untuk mengetahui sejauh mana keingintahuan

siswa. Selain itu, aktivitas bertanya dapat menghubungkan informasi baru ke

dalam struktur kognitif siswa sehingga belajar akan lebih bermakna. Dalam

kegiatan praktikum siswa dihadapkan pada beberapa spesimen dan menganalisis

ciri tiap spesimen. Pada kegiatan ini diharapkan siswa menggunakan pengetahuan

awalnya untuk membangun pengetahuan baru. Pada kegiatan ini akan mengalami

proses induktif (berdasarkan fakta nyata) sehingga siswa dapat membangun

makna, kesan dalam memori atau ingatannya. Dengan kegiatan pengamatan

langsung ini diharapkan siswa dapat mengkaji alam untuk memperoleh ilmu

sekaligus memperoleh pemahaman akan kekuasaan Tuhan (Ridlo, 2005).


49

Siklus II dan siklus III metode yang digunakan inquiry-discovery pada sub

konsep virus dan monera. Pada proses pembelajaran guru menyediakan media

pembelajaran berupa VCD pembelajaran dan power point, selanjutnya siswa

dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajari. Peranan

power point dalam siklus ini sebagai panduan penyedia informasi untuk

membimbing siswa membuat kesimpulan.

Video Compact Disc pembelajaran memberikan informasi kepada siswa agar

pada diri siswa timbul rasa tidak percaya pada apa yang dilihat atau didengar. Dari

rasa tidak percaya tersebut maka siswa akan melakukan aktivitas belajar. Pada

akhir pembelajaran siswa diberikan tugas untuk menuangkan konsep pelajaran ke

dalam bentuk mind mapping. Menurut Ridlo (2005) penciri dari model

pembelajaran iqro’ adalah ajakan kepada siswa untuk berkegiatan seperti

meramalkan, berhipotesis, mengamati, menjelaskan, membaca, dan menuangkan

dalam bentuk mind mapping, menyederhanakan atau memodelkan. Dari kegiatan

tersebut siswa akan lebih meyakini adanya Tuhan dan bahwa apa yang dipelajari

merupakan ilmu untuk menemukan kebesaran Tuhan.

Video Compac Disc berfungsi dalam membantu pemahaman siswa dalam

mempelajari virus yang bersifat abstrak. Dalam kegiatan ini diharapkan

kemampuan interferensi dan kemampuan komunikasi siswa meningkat. Hal ini

sesuai dengan ciri-ciri kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Jelajah Alam

Sekitar, yaitu selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak

langsung, maupun menggunakan media (Ridlo, 2005). Dalam kegiatan ini guru

hanya berfungsi sebagai fasilitator dan motivator. Berdasarkan analisis diatas


50

menunjukkan bahwa aktivitas siswa sangat diperlukan dalam proses

pembelajaran.

b. Aktivitas guru

Kinerja guru dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi aktivitas dan kecakapan hidup siswa. Pengetahuan guru tentang

model pembelajaran iqro’ melalui pendekatan JAS akan menentukan seberapa

besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Kinerja guru

dalam pembelajaran pada siklus I ke siklus berikutnya mengalami peningkatan.

Pada pembelajaran siklus I ini terdapat beberapa kelemahan. Guru kurang dalam

mengelola waktu sehingga ada beberapa tahap dalam model iqro’ yang tidak bisa

terlaksana. Hal ini mungkin dikarenakan guru baru pertama kali menerapkan

model pembelajaran ini sehingga merasa belum terbiasa dan kurang bisa

memperhitungkan waktu yang diperlukan siswa. Hal ini dapat menjadi

pembelajaran bagi guru untuk lebih bisa mengelola waktu yang diperlukan agar

semua tahap dalam model iqro’ bisa terlaksana dengan baik.

Kinerja guru pada siklus II dan III lebih baik daripada siklus I. Guru

berusaha untuk melaksanakan semua langkah-lanhkah pembelajaran yang dibuat

dalam rencana pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis diatas, perlu adanya perbaikan dalam proses

pembelajaran selanjutnya. Guru harus banyak memberikan motivasi yang dapat

membangkitkan minat belajar siswa sehingga memiliki kepercayaan diri untuk

terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru harus menciptakan suasana pembelajaran


51

yang menyenangkan bagi siswa, tidak menegangkan, serta memungkinkan siswa

untuk terlibat secara langsung dalam pembelajaran.

c. Kecakapan Hidup siswa

Pencapaian kompetensi dasar dikembangkan melalui pemilihan strategi

pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dam pengalaman belajar.

Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan

siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Pengalaman belajar hendaknya

memuat kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh siswa. Kecakapan hidup

merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi

problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian

secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu

untuk mengatasinya. Kecakapan hidup yang dikembangkan yaitu kecakapan

mengenal diri, kecakapan sosial, kecakapan berpikir rasional, dan kecakapan

akademik.

Keberhasilan penerapan model pembelajaran iqro’ untuk meningkatkan

kecakapan hidup siswa diketahui dengan menggunakan angket kecakapan hidup.

Angket kecakapan hidup ini diberikan pada sebelum dan sesudah pembelajaran

pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil analisis siklus I, II, dam III diperoleh

hasil bahwa ada peningkatan kecakapan hidup siswa pada sebelum dan sesudah

pembelajaran.

Angket kecakapan hidup ini berupa butir pernyataan yang memuat tentang

kecakapan mengenal diri, kecakapan berpikir rasional, kecakapan sosial, dan


52

kecakapan akademik. Kecakapan mengenal diri meliputi penghayatan diri sebagai

makhluk Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara. Kecakapan mengenal diri

sebagai makhluk Tuhan sesuai dengan konsep model iqro’ yang mana sebelum

pembelajaran siswa diajak untuk meyakini adanya kebesaran Tuhan dengan sifat-

sifat ketuhanan seperti kasih sayang, kejujuran, keadilan, kebijaksanaan dan lain

sebagainya untuk memberikan visi sesuai objek yang akan dipelajari (Ridlo,

2005). Berdasarkan hasil angket kecakapan hidup siswa, kecakapan mengenal diri

sebagai makhluk Tuhan sudah bagus. Rata-rata siswa menjawab angket dengan

benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki keyakinan dan ketaqwaan

kepada Tuhan. Kecakapan berpikir rasional meliputi kecakapan menggali dan

menemulan informasi, kemampuan mengolah dan mengambil keputusan serta

kepiawaian memecahkan masalah secara kreatif. Pada angket kecakapan hidup ini

kecakapan berpikir rasional dikembangkan dalam bentuk suatu permasalahan

yang sedang marak. Dari jawaban angket tersebut dapat diketahui sejauh mana

siswa dapat menggali dan mengolah permasalahan tersebut. Dalam model

pembelajaran iqro’ menghendaki agar dalam diri siswa tertanam rasa tidak

percaya pada apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan sebelum dibuktikan dalam

sebuah kegiatan belajar. Setelah menggali dan menemukan informasi siswa

diharapkan dapat mengolah dan mengambil keputusan, serta piawai dalam

memecahkan masalah. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil yang bervarisi,

kacakapan berpikir rasional siswa ada yang sudah bagus dan ada yang belum

bagus. Perbedaan tersebut menunjukkan tidak semua siswa memiliki kecakapan

berpikir yang baik dalam menghadapi problema hidup.


53

Kecakapan sosial yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa

kecakapan komunikasi baik secara lisan maupun tulis dan kecakapan

bekerjasama. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa kecakapan sosial

siswa ada yang sudah bagus dan ada yang belum bagus. Kecakapan sosial yang

masih kurang yaitu tentang kecakapan komunikasi siswa yaitu kemampuan siswa

untuk menjawab dan mengajukan pertanyaan masih rendah. Kecakapan akademik

siswa meliputi kecakapan berpikir ilmiah berupa identifikasi variabel,

merumuskan hipotesis, dan melaksanakan penelitian (Anwar, 2004). Pada angket

kecakapan hidup, kecakapan akademik dikembangkan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis, kecakapan akademik siswa bervariasi hal

ini menunjukkan bawa kemampuan masing-masing anak berbeda-beda.

Penerapan model pembelajaran iqro’ melalui pendekata JAS dapat

meningkatkan kecakapan hidup siswa. Kecakapan hidup siswa sesudah penelitian

lebih begis dibandingkan sebelum penelitian. Peningkatan kecakapan hidup ini

juga disebabkan kinerja guru yang sudah memehami konsep life skill dalam

pembelajaran, sehingga guru dapat memberikan bimbingan kepada siswa untuk

melaksanakan pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup.

d. Hasil wawancara siswa dan guru

Tanggapan guru mitra melalui wawancara juga positif. Guru merasa sangat

tertarik dengan model pembelajaran iqro’, dan merasa perlu menerapkannya pada

pembelajaran konsep yang lainnya selain konsep prinsip-prinsip klasifikasi, virus,

dan monera. Menurut guru, siswa terlihat lebih aktif, antusias terhadap

pembelajaran dan hasil belajarnya juga cukup memuaskan, hal ini mungkin karena
54

ketertarikan terhadap pelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan adanya kegiatan

eksplorasi lingkungan maka pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa dan

relevan dengan kehidupa sehari-hari siswa. Tetapi guru masih merasa kesulitan

mengajar dengan model iqro’ karena baru pertama mengajar dengan model

pembelajaran ini. Tetapi secara umum guru tertarik untuk menerapkan model

iqro’ ini pada pembelajaran konsep yang lainnya.

Indikator kinerja untuk kecakapan hidup siswa telah tercapai pada akhir

siklus III. Walaupun melalui beberapa siklus yang panjang dan melalui proses-

proses belajar tetapi pada akhirnya dapat berhasil dengan baik. Model

pembelajaran iqro’ bukanlah dirancang untuk memperoleh materi pelajaran dan

pengetahuan sebanyak-banyaknya, tetapi bertujuan membantu siswa untuk

mengembangkan kemampuan interferensi, komunikasi, maupun kemampuan

meneliti. Model pembelajaran iqro’ merangsang siswa untuk lebih menyadari

akan kebesaran Tuhan. Dengan melihat di sekeliling akan dapat ditemukan

berbagai hal yang menunjukkan akan kebesaran dan keagungan Tuhan tersebut.

Penelitian ini telah membuktikan hipotesis bahwa dengan menerapkan

model pembelajaran iqro’ di MA Al-Asror Semarang pada pembelajaran prinsip-

prinsip klasifikasi virus dan monera dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan kecakapan hidup siswa dari

siklus I sampai siklus III dan indikator keberhasilan dapat tercapai dengan baik

pada akhir siklus III.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, kegiatan pembelajaran dengan model

iqro’ yang telah diterapkan perubahan dan atau penyesuaian dalam


55

pelaksanaannya sesuai dengan hasil penelitian yang ada dalam penelitian ini

dengan alternatif pemecahan seperti yang disarankan.


56

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Petunjuk Pelaksanaan Proses belajar Mengajar. Jakarta:


Depdikbud.

. 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan


Berbasis Luas. Jakarta: Depdiknas.

. 2003. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan


Berbasis Luas. Jakarta: Depdiknas.

. 2004. Layanan Pendidikan Berbasis Luas Melalui Pembekalan


Kecakapan Hidup (Broad Based Education – Life Skill) Di Sekolah
Menengah Umum (SMU). Jakarta.
www.dikmenum.go.id/article.php?readld:70. 14-07-2005.

. 2005a. Editorial. Jakarta.


www.depdiknas.go.id/jurnal/36/Pendidikan=Kecakapan Hidup.html.
09-06-2005.

. 2005b. Kecakapan Hidup (Life Skills). Jakarta.


www.depdiknas.go.id/jurnal/37/Pendidikan=Kecakapan Hidup.html.
14-07-2005.

Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) Konsep dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


RINEKA CIPTA.

_________. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti, A. D. 2003. Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life


Skill) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
SLTP H. Isriati Semarang. Skripsi. Semarang: Unnes.

Choyimah, U. 2004. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa MA Al-


Asror Gunung Pati Pada Konsep Invertebrata Dengan Pendekatan
Kontekstual. Skripsi. Semarang: Unnes.

Putri, M.H. 2003. Emotional Intelligence: Suatu Alternatif Persiapan Peserta


Didik Dalam Menjawab Tantangan Kerja Di Masa Depan. Lembar Ilmu
Kependidikan No. 2-Tahun XXX-2003. Hal. 246-258.
57

Ridlo, S. 2005. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar. Disampaikan dalam Semlok


Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran Biologi
Program Studi Pendidikan Biologi dengan Pendekatan Jelajah Alam
Sekitar (JAS) tanggal 14-15 dan 22-23 Februari 2005. Semarang:
Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Ridwan, S. 2003. Peningkatan Makna Belajar IPA-Fisika Melalui Pembelajaran


Berorientasi “Life Skill” Suatu Model Untuk Mengajar Sains. Jurnal
JICA-IMSTEP No 6. Hal. 1-13.

Riwayati, H. 2004. Pembelajaran Konsep Makanan dan Sistem Pencernaan


Makanan Dengan Nuansa Imtaq Untuk Meningkatkan Sikap Positif dan
Motivasi Belajar Biologi Siswa. Skripsi. Semarang: Unnes.

Rosyidah, F. 2005. Pengembangan KBK Melalui Strategi Pembelajaran


Kontektual. Yogyakarta. Http://artikel.us/art05-96.html. 20-01-2005

Saptono, S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Jurusan Biologi


FMIPA UNNES.

Suharmanto, A. 2001. Kecakapan Hidup (Life Skill) dan Tantangan Pengajaran di


Era Global. Lembar Ilmu Kependidikan No. 3 Tahun XXX-2001. Hal.
101-114.

Teguh, W.2003. Cara Mudah Melakukan Analisis Statistik dengan SPSS.


Yogyakarta: Gava Media.

You might also like