You are on page 1of 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu hal yang mendukung tujuan pembangunan Indonesia adalah
meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
diwujudkan melalui pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan
suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber
daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan pendidikan bersama-sama
telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha
pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui
pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana
pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru
dan tenaga kependidikan lainnya.
Guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Guru dituntut harus dapat
bersikap profesional. Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang
dapat menjalankan tugasnya secara profesional, yaitu ahli di bidang teori dan
praktek keguruan. Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu
membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan
baik. Untuk itulah, guru dituntut memiliki pengabdian yang tinggi kepada
masyarakat khususnya dalam menjalankan kewajiban profesinya. Hal tersebut
terintegrasi dalam empat kompetensi yang mesti dimiliki oleh seorang guru.
Adapun kompetensi yang harus dimiliki, yaitu: (a) Kompetensi Pedagogik yang
berupa kompetensi pengelolaan proses belajar mengajar secara utuh untuk
memperoleh hasil yang optimal, (b) Kompetensi Profesional, berupa penguasaan
dan pemahaman tentang bidang keilmuan yang menjadi bidang pilihannya
maupun bidang lainnya yang mendukung keahliannya, (b) Kompetensi Personal
yang berkaitan dengan sikap kepribadian, minat, disiplin diri dalam mengemban
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tuntutan etika seorang guru, dan (d)

1
Kompetensi Sosial yang berupa kemampuan untuk membina lingkungan atau
hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekolah maupun masyarakat luas.
Untuk dapat mencetak tenaga pendidik yang memiliki kompetensi
seperti yang telah dipaparkan serta dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan agar terus berkembang maka pemerintah melalui lembaga-lembaga
pendidikan tinggi keguruan berupaya menciptakan tenaga pendidik yang
profesional dan dapat diandalkan.
Universitas Pendidikan Ganesha sebagai salah satu lembaga pendidikan
yakni menghasilkan tenaga pendidik yang profesional yang meliputi
pengembangan kepribadian, memberikan dasar-dasar untuk mengembangkan
sikap dan wawasan mahasiswa serta memberikan dasar pengembangan
kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran dan bimbingan sesuai
dengan spesialisasinya. Untuk mewujudkan misi itu harus ditunjang dengan
kualitas kompetensi lulusan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas mahasiswa sebagai calon guru adalah dengan menerapkan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah-sekolah mitra.
Program pengalaman lapangan (PPL) merupakan suatu program yang
dirancang agar mahasiswa mampu melakukan pelatihan untuk menerapkan
berbagai ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dalam rangka pembentukan
guru yang professional. Dengan demikian, program pengalaman lapangan (PPL)
adalah akumulasi atau muara seluruh kurikulum pendidikan prajabatan mahasiswa
calon guru, yang mencakup latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di
luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan
pembentukan profesi keguruan. Pembentukan profesi keguruan itu sendiri telah
disiapkan sejak dini melalui proses pembelajaran bertahap terpadu berupa PPL-
Real, pengajaran mikro dan rangkaian materi perkuliahan yang dilakukan dengan
pendekatan kompetensi yaitu pendekatan berorientasi kebutuhan nyata lapangan
kerja yang menjadi profesi lulusan. PPL-Real dilakukan dengan sistem magang
penuh selama sekitar 3 bulan (± 14 minggu).
PPL-Real adalah upaya untuk mengenal lingkungan sekolah lebih
mendalam. Dalam kegiatan PPL-Real ini, mahasiswa berhadapan langsung
dengan situasi dan kondisi yang sesungguhnya. Dengan harapan setelah lulus,

2
mahasiswa tidak terkejut dengan keadaan yang akan dialaminya sebagai seorang
guru yang profesional sesuai dengan profesinya. Berdasarkan hal tersebut, maka
kegiatan PPL sangat perlu dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai calon guru,
sebelum mereka terjun menekuni profesi sebagai tenaga pendidik dalam situasi
nyata dalam masyarakat.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan itu sendiri adalah sebagai berikut.
1) Tujuan Umum
Secara umum, tujuan PPL adalah sebagai wahana bagi mahasiswa calon
guru untuk berlatih agar memiliki kemampuan memperagakan kinerja dalam
situasi nyata baik dalam kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan
lainnya sesuai dengan tuntutan standar pendidikan nasional/lembaga.
2) Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakannya PPL adalah agar mahasiswa :
a. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik
dan sosial psikologis sekolah.
b. Menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar.
c. Dapat menerapkan berbagai kemampuan profesional keguruan
secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata.
d. Mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial lingkungan
sekolah.
e. Menarik kesimpulan nilai edukatif dari penghayatan dan
pengamatanya selama pelatihan-pelatihan melalui refleksi dan
menuangkan hasil refleksi itu dalam bentuk laporan.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh selama mengikuti PPL antara lain sebagai
berikut.
1) Bagi Mahasiswa

3
1. PPL ini merupakan modal dasar mahasiswa sebagai calon guru
untuk mempersiapkan diri menjadi seorang guru yang memiliki
keterampilan dan profesionalisme.
2. Mahasiswa sebagai calon guru mampu mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan disiplin ilmu yang
dimiliki dalam situasi nyata.
3. Mahasiswa calon guru dapat mengenal, memahami, serta
menganalisa berbagai hubungan yang terjadi di dalam masyarakat
sekolah secara umum seperti hubungan sosial siswa dengan siswa,
siswa dengan guru, guru dengan guru serta masyarakat sekolah dengan
lingkungannya.
4. Dapat melatih mahasiswa dalam menyiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan administrasi dalam proses belajar mengajar,
seperti membuat SP, RP serta media pembelajaran lainnya yang
mendukung proses belajar mengajar tersebut.
5. Dapat menganalisa soal, menentukan ketuntasan belajar
perorangan dan ketuntasan belajar klasikal.
6. Dapat memahami berbagai karakter siswa, baik dikelas maupun
diluar kelas, disamping itu mahasiswa secara tidak langsung dilatih
untuk bersabar dalam mengajar dan mendidik siswanya.
7. Dapat meningkatkan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
calon guru.
8. Merupakan wahana yang berharga untuk mengaplikasikan
seluruh program pendidikan yang telah didapat mahasiswa calon guru
di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada.
2) Bagi lembaga
Membentuk tenaga guru yang professional dan andal sebagai keluaran
yang berkualitas. Mengetahui sampai sejauhmana relevansi/kesesuaian antara
ilmu yang didapatkan mahasiswa dalam perkuliahan dengan keadaan
sebenarnya di lapangan.

1.4 Metode Pengumpulan Data

4
Data-data dalam laporan ini diperoleh melaui observasi selama kegiatan
PPL. Observasi dilakukan berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan
dalam buku panduan PPL dengan pengembangan seperlunya. Untuk
memperoleh data observasi dilakukan beberapa metode pengumpulan data
antara lain.
1 Metode Observasi/ pengamatan
Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang sifatnya bisa
dilihat secara langsung misalnya data mengenai kondisi lingkungan fisik
sekolah. Selain itu metode ini juga digunakan untuk memperoleh data
mengenai kegiatan belajar mengajar di kelas.
2 Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan narasumber Kepala Sekolah, Pegawai,
Guru, maupun siswa SMA Negeri 1 Singaraja. Hasil wawancara
kebanyakan merupakan data mengenai keadaan lingkungan non fisik
sekolah.
3 Metode Pengumpulan Dokumen
Metode ini dilakukan untuk mengetahui berbagai administrasi yang
terkait dengan sekolah seperti data-data inventaris, tata tertib, data
mengenai keadaan siswa maupun data-data lainnya.
4 Metode Diskusi
Kegiatan diskusi dilakukan dengan guru pamong dan mahasiswa PPL
Real lainnya yang juga melaksanakan PPL-Real di SMA N 1 Singaraja.
Diskusi dengan guru pamong yaitu diskusi tentang program kerja PPL-
Real, diskusi mengenai aturan dan tata cara penyusunan silabus serta
dalam latihan membuat silabus, dan data-data yang diperoleh selama
pelaksanaan PPL-Real. Diskusi dengan mahasiswa PPL-Real lainnya
yaitu diskusi yang terkait dengan penetapan waktu memulai dan
mengakhiri PPL-Real dan penyusunan secara garis besar Program Kerja
PPL-Real.
5 Berpartisipasi Langsung
Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang
lebih akurat. Penulis berpartisifasi aktif dalam kegiatan sekolah seperti

5
upacara bendera, SKJ dan persembahyangan bersama serta kegiatan-
kegiatan lain yang berhubungan dengan sekolah.

6
BAB II
GAMBARAN SINGKAT SMA NEGERI 1 SINGARAJA

SMA N 1 Singaraja merupakan satu-satunya rintisan sekolah bertaraf


internasional yang ada di Singaraja yang cukup terkenal di Provinsi Bali, nasional,
dan internasional. SMA Negeri 1 Singaraja secara resmi berdiri pada 1 November
1958. Sekolah ini memiliki sejarah yang lebih panjang karena berdiri sejak zaman
penjajahan Belanda. Pada mulanya SMA Negeri 1 Singaraja adalah sekolah
tingkat atas tertua di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Hal ini terlihat jelas dari
arsitek bangunan gedung utamanya yang bergaya Belanda. Gedung utama tersebut
masih berdiri kokoh sampai saat ini, meskipun bangunan tersebut telah
mengalami perbaikan dan tambahan di beberapa bagian. Adanya perbaikan dan
tambahan pada gedung tersebut tidak mengubah gaya estetika bangunan tersebut
sebagai bangunan peninggalan zaman sejarah. Sejak 4 tahun yang lalu, SMA
Negeri 1 Singaraja telah berkembang menjadi salah satu Risntisan Sekolah
Mengengah Atas Bertaraf Internasional atau lebih familiar disebut RSBI di
provinsi Bali dan akan segera mendapatkan sertifikat dan menjadi SBI.
SMA Negeri 1 Singaraja merupakan salah satu SMA favorit di kota
Singaraja bahkan di Bali dengan banyaknya prestasi yang diperoleh. SMA Negeri
1 Singaraja mampu bersaing di tengah-tengah ramainya pendirian sekolah-
sekolah baru yang cukup berkualitas. Kini, sekolah tersebut bukan saja dikenal di
Bali tetapi juga di luar Bali bahkan di dunia internasional. Hal ini juga tidak
terlepas dari peranan pemimpin serta staf pegawai SMA negeri 1 Singaraja yang
memiliki komitmen yang kuat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
sana. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika SMA Negeri 1 Singaraja kini
telah mampu mewujudkan impiannya sebagai sekolah yang bertaraf internasional.
Dari tahun 1950 sampai sekarang, telah tercatat sebanyak 10 orang
pemimpin yang pernah memimpin sekolah tersebut. Pemimpin-pemimpin yang
dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1. Ketut Subrata, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 1950 –1952,
2. Sumarsono Sudigdo, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 1952 –
1956,

7
3. Drs. Suwito Suntoro, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 1956 –
1959,
4. Gedong Bagoes Oka, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 1959 –
1963,
5. Ida Bagus Anom, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 1963
– 1967,
6. IGK Suweta, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 1967 – 1987,
7. Putu Serangan, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 1987 – 1993,
8. Drs. I Gst. Md. Putra, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 1993
– 2000,
9. Drs. I Made Sudjana, menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 2000 –
2004,
10. Drs. I Nyoman Darta, M.Pd. menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun
2004– sekarang).
2.1 Struktur Organisasi dan Tugas-Tugasnya
Setiap lembaga seperti sekolah pasti memiliki manajemen yang tersusun
atas sistem tertentu yang membentuk suatu struktur organisai, di mana struktur ini
dapat memudahkan untuk melatih sistem kerja sekolah tersebut mulai dari kepala
sekolah sampai bagian–bagian yang lain, serta memudahkan dalam menjalankan
progra–program/agenda–agenda sekolah.
Struktur organsasi SMA Negeri 1 Singaraja tahun ajaran 2010-2011 terdiri
dari Kepala Sekolah sebagai penanggungjawab seluruh kegiatan yang dibantu
oleh 5 Wakil Kepala Sekolah yaitu sebagai berikut.
• Wakasek kesiswaan bertugas membantu kepala sekolah dalam
kegiatan yang berkaitan dengan kesiswaan.
• Wakasek Humas bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam
menjalankan hubungan dengan masyarakat sekitar.
• Wakasek kurikulum bertugas untuk membantu kepala sekolah
dalam urusan administrasi pendidikan.
• Wakasek sarana dan prasarana bertugas dalam membantu kepala
sekolah menangani fasilitas yang ada di sekolah serta penggunaannya.
• Wakasek penjamin mutu

8
Selain kepala sekolah dan kelima Wakasek tersebut, struktur organisasi
SMA Negeri 1 Singaraja juga terdiri atas staf pegawai dan dewan guru serta
siswa, Wali Kelas, Komite Sekolah, Koordinator BK dan Koordinator Litbang.
Wali Kelas bertugas sebagai penanggung jawab yang dipegang termasuk
membimbing semua siswa dikelas itu. Guru mata pelajaran bertugas mengajar
bidang studi yang di pegangnya di tiap-tiap kelas.
Struktur organisasi tersebut menggambarkan bagaimana koordinasi
antara komponen-komponen yang ada di lingkungan SMA Negeri 1 Singaraja.
Selain itu Struktur organisasi tersebut menjabarkan pula tugas, wewenang dan
tanggung jawab setiap komponen-komponen sekolah. Secara rinci tata koordinasi
tugas dan tanggung jawab serta mekanisme kerja SMA Negeri 1 Singaraja tahun
pelajaran 2010/2011 terlampir.

2.2 Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sekolah


SMA Negeri 1 Singaraja yang didirikan pada tahun 1950 memiliki
unsur fisik dan non fisik sebagai berikut.
1. Nama sekolah : SMA Negeri 1 Singaraja
2. Alamat : Jalan Pramuka No. 4 Singaraja
3. Status sekolah : Negeri
4. Luas tanah : 9.030 m2 (sudah disertifikat)
5. Jumlah ruang kelas : 22 ruangan
6. Ukuran ruang kelas : 9 x 6 m2
7. Bangunan lain yang ada :
a. Perpustakaan : (13 x 9) /117 m2

b. Ruang TRRC : (22 x 9) /198 m2

c. Laboratorium Fisika, : (11 x 9) /99 m2

d. Laboratorium Kimia : (11 x 9) /99 m2

e. Laboratorium Biologi : (22,5 x 9) /243 m2

f. Laboratorium Bahasa : (14 x 7) /98 m2

g. Ruang Keterampilan : (9 x 6) /54 m2

h. Laboratorium Akuntansi dan Koperasi : (9 x 2) /18 m2

9
i. Kantin : (4 x(6 x 4)) /96 m2

j. Parkir kendaraan roda 2 : (9 x2) /18 m2

k. Lapangan upacara : 975 m2 (39 x 25 m2)

l. Kamar mandi siswa : (18 x(2 x 1,5)/54 m2

m. Ruang OSIS : (11 x 9) /99 m2

n. Padmasana : (22 x 9) /198m2

o. Pos Jaga SATPAM : (1,5 x 1,5) /2.25 m2

p. Ruang SISPALA : (3 x 2) /6 m2

q. Ruang Tata Rias : (6 x 2) /12m2

r. Ruang Front Office : (3 x 2) /6 m2


Total luas bangunan : 5.421 m2
8. Lapangan Olahraga (jenis dan ukuran)
SMA Negeri 1 Singaraja memiliki sebuah lapangan yang
berfungsi sebagai lapangan upacara dan lapangan olah raga
multifungsi, yaitu basket, volly, tennis lapangan, dan futsal. Lapangan
ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 39 x 26 m 2 atau 1014 m2.
dan berbahan dasar semen. Sebelah timur lapangan ini terdapat tempat
parkir untuk mobil.
9. Lingkungan Sekolah
SMA Negeri 1 Singaraja terletak di jalan Pramuka No.4 Singaraja.
Letaknya sangat strategis karena letaknya dipusat kota dan merupakan
Sekolah Menengah Atas tertua di Bali.
a. Jenis bangunan sekitar sekolah
SMA Negeri 1 Singaraja berlokasi di jalan Pramuka No. 4
Singaraja, dimana bangunannya terletak di sebelah kiri jalan raya
(jika datang dari arah utara). Sekolah ini dikelilingi oleh beberapa
bangunan, antara lain :
a. Sebelah Utara : SMK Negeri 1 Singaraja.
b. Sebelah Timur : SMP Negeri 1 Singaraja.
c. Sebelah Selatan : Pura Jagatnatha.

10
d. Sebelah Barat : Jalan Raya Pramuka , Stikes Majapahit
dan Bank Buleleng
b. Kondisi Lingkungan Sekolah
Kondisi lingkungan SMA Negeri 1 Singaraja jika dilihat secara
seksama memang sudah cukup baik, di mana tersedia berbagai
sarana dan prasarana yang dapat menunjang Proses Belajar
Mengajar (PBM). Selain itu di sekolah ini terdapat berbagai pohon-
pohon perindang, kolam dan taman yang mampu menambah
kesejukan sekolah ini. Walaupun sekolah ini berada di pusat kota,
namun hal-hal inilah yang menjamin ketenangan dan kenyamanan
siswa dalam belajar sehingga jauh dari kesan bising. Kebersihan
sekolah ini pun tidak perlu diragukan lagi. Lingkungan SMA Negeri
1 Singaraja sudah tergolong bersih. Hampir di setiap tempat
disediakan tong sampah besar untuk mencegah siswa membuang
sampah makanan di sembarang tempat. Bahkan, SMA Negeri 1
Singaraja juga terbebas dari polusi asap rokok karena SMA Negeri 1
Singaraja ingin mewujudkan sekolah yang terbebas dari rokok. Oleh
karena itu, para guru dan siswa di SMA Negeri 1 Singaraja dilarang
untuk merokok di areal sekolah.
10. Gambar Denah lingkungan fisik SMA Negeri 1 Singaraja beserta
keterangannya terlampir.
11. Ruang Kelas
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, ruang kelas yang
terdapat di SMA Negeri 1 Singaraja memiliki fasilitas yang lengkap
dan sangat memadai untuk menunjang kelancaran dan kenyamanan
proses belajar mengajar. Fasilitas yang dimiliki tiap kelas secara umum
hampir seragam hanya terdapat sedikit perbedaan. Fasilitas tersebut
mencakup :
a. Layar LCD dan LCD Projektor sebagai media pembelajaran
multimedia
b. White board sebagai media bantu proses belajar mengajar
c. Spidol atau board marker sebagai alat menulis di white board.

11
d. Penghapus papan untuk membersihkan white board.
e. Kalender untuk menunjukkan tanggal.
f. Jam dinding untuk menunjukkan waktu
g. Papan absen yang berfungsi untuk mencatat siswa yang tidak hadir atau tidak
mengikuti PBM.
h. Speaker intercom yang memungkinkan siswa untuk mengetahui beberapa
pengumuman penting yang diumumkan pada saat-saat tertentu.
i. Jurnal kelas digunakan sebagai daftar hadir yang harus diisi oleh guru bidang
studi sesuai dengan hari, tanggal dan jam mata pelajaran disertai dengan paraf
guru bersangkutan.
j. Buku absen siswa yang digunakan untuk mencatat kehadiran siswa tiap harinya
dalam mengikuti PBM.
k. Meja dan kursi untuk tempat duduk dan tempat guru menyimpan alat mengajar.
l. Meja dan kursi bagi para siswa untuk tempat duduk siswa dan alat untuk
menyimpan alat belajar siswa yang jumlahnya sesuai dengan jumlah siswa di
masing-masing kelas..
m. Struktur pengurus kelas, daftar piket dan daftar pelajaran, serta daftar 7 K
digunakan untuk lebih meningkatkan kesadaran siswa dengan kewajibannya
masing-masing.
n. Lemari yang digunakan untuk menyimpan alat-alat pembersihan dan dokumen
kelas.
o. Bak sampah tempat membuang sampah.
p. Beberapa hiasan kelas meliputi foto Burung Garuda Pancasila, bendera Merah
Putih, gambar Presiden dan Wakil Presiden RI, vas bunga, taplak meja, visi
sekolah, gambar para pahlawan yang ditempel pada dinding serta beberapa
kalimat motivasi untuk berprestasi. Semuanya berfungsi untuk memotivasi siswa
dalam belajar dengan keindahan dan kenyamanan kelas.
q. Pelangkiran sebagai tempat menghaturkan canang bagi siswa yang beragama
Hindu.
r. Tirai atau korden sebagai penutup jendela untuk mengurangi sengatan sinar
matahari yang masuk ke ruang kelas.
12. Perpustakaan

12
SMA Negeri 1 Singaraja memiliki sebuah perpustakaan yang
terletak diantara kelas X-4 dengan Ruang Tata Rias dan Lab Bahasa.
Perpustakaan tersebut merupakan sarana penunjang dalam proses
pembelajaran sehari-hari. Perpustakaan ini dikelola oleh petugas khusus,
yaitu koordinator perpustakaan serta bagian teknis dan pelayanan.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja sudah dapat dimanfaatkan secara
baik oleh para siswa dan para guru.
Adapun fungsi dan tugas Perpustakaan Sekolah, yaitu:
A. Fungsi Perpustakaan:
1. Perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan sekolah
2. Sebagai sumber belajar di lingkungan sekolah
3. Sebagai sarana informasi dan ilmu pengetahuan di sekolah
4. Keberadaannya dengan segala fasilitas yang
ada di dalamnya dapat memberi manfaat bagi masyarakat
sekolah (Guru, Siswa, Pegawai)
5. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar
atau mengajar maupun memperluas wawasan.
B. Tugas Perpustakaan:
1. Sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar
2. Membantu anak didik memeperjelas dan
memperluas pengetahuannya
3. Mengembangkan minat dan kegemarannya
4. Membiasakan anak untuk mencari informasi
di perpustakaan
5. Perpustakaan merupakan tempat
memperoleh bahan rekreasi sehat melalui buku bacaan fiksi
6. Perpustakaan memperluas kesempatan
belajar bagi siswa.
C. Pengelolaan Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja dikelola oleh petugas
khusus, yaitu koordinator perpustakaan serta bagian teknis dan
pelayanan. Petugas perpustakaan ini juga dibantu oleh siswa-siswi

13
yang tergabung dalam Kader Perpustakaan. Struktur organisasi
perpustakaan terlampir. Tugas pokok dari masing-masing petugas
khusus tersebut adalah :
a. Koordinator perpustakaan bertugas untuk mengelola dan mengatur
atau mengkoordinasikan segala kegiatan yang menyangkut
perpustakaan.
b. Petugas bagian teknis yang bertugas untuk :
1. Memberi nomor induk setiap penerimaan buku
baru.
2. Memberi kode, sabuk buku, dan kartu buku.
3. Membuat kartu catalog
4. Mengklasifikasikan buku-buku di rak buku sesuai
kode buku.
5. Memelihara keawetan buku seperti memberi sampul
dan sebagainya.
6. Memperbaiki buku yang rusak (yang halamannya
masih utuh) seperti: me-lem kembali halamannya yang lepas,
mengganti mantel/kulit buku.
c. Petugas bagian pelayanan yang bertugas untuk :
1. Membuat kartu anggota baik bagi siswa, guru dan pegawai
2. Melayani sirkulasi buku yaitu peminjaman dan pengembalian
buku
3. Mencatat pinjaman buku di buku sirkulasi
4. Mencatat jumlah peminjam, kelas dan jenis buku di buku
laporan bulanan
5. Memperingatkan peminjam yang habis tempo peminjamannya
d. Kader Perpustakaan
1. Pendekatan kepada siswa tentang pentingnya pemanfaatan
perpustakaan, dan menumbuhkan rasa memiliki sehingga tidak
ada rasa malu untuk ke perpustakaan.

14
2. Menginformasikan tentang upaya yang telah dilaksanakan oleh
perpustakaan untuk memotivasi pengunjung dengan pemberian
kupon doorprize.
3. Kader Perpustakaan diharapkan mampu menyerap informasi dari
siswa demi kemajuan pengelolaan perpustakaan.
4. Kader perpustakaan agar berkoordinasi kepada guru untuk
memanfaatkan koleksi yang ada, dalam menyelesaikan tugas
belajar.
D. Koleksi Perpustakaan
Rekapitulasi koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja dapat
dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Koleksi Perpustakaan
Pengelompokan Buku/Koleksi Pustaka Jumlah
Berdasarkan golongan :
- 000 (karya umum) 230 eksemplar (eks)
- 100 (Filsafat) 154 eks
- 200 (Agama) 549 eks
- 300 (Ilmu Pengetahuan Masyarakat) 514 eks
- 400 (Bahasa) 387 eks
- 500 (Ilmu Pasti dan Alam) 1.121 eks
- 600 (Keterampilan) 953 eks
- 700 (Orkes dan Permainan) 346 eks
- 800 (Kesusastraan) 1.944 eks
- 900 (Sejarah/Geografi/Ilmu Bumi) 455 eks
Berdasarkan jumlah judul 4.469 judul
Berdasarkan jumlah eksemplar 7.053eksemplar
Berdasarkan buku pelajaran :
- Bahasa Indonesia 270 eks
- PKN 110 eks
- Matematika 520 eks
- Biologi 490 eks
- Fisika 383 eks
- Bumi dan Antariksa 200 eks
- Jagat Raya 100 eks
- Fisika Modern 75 eks
- Mekanika 100 eks
- Kimia 470 eks
- Bahasa Inggris 235 eks
- Sejarah 175 eks
- Sejarah Budaya 30 eks
- Antropologi 25 eks

15
- Ekonomi 230 eks
- Sosiologi 100 eks
- Geografi 95 eks
- Tata Negara 110 eks
- Agama Islam 75 eks
- Agama Hindu 60 eks
- Bahasa Jepang 30 eks
- Akuntansi 20 eks
- Kesenian 10 eks
- Teknologi dan Informatika 30 eks
Jumlah 4.073 eksemplar
Jenis harian/majalah jurnal yang terdapat di perpustakaan ini
adalah
e. Koran Bali Post
f.Koran Warta
g. Koran Kompas
h. Bali Travel News
i.Monash University Magazine
j.Majalah Horison
k. Majalah Gemari
l.Majalah Peduli
m. Majalah Pendidikan Gerbang
n. Koran dan Majalah SINGA MANDALA
o. Pasific Friend Magazine
p. Majalah INFO KITA

Perpustakaan di SMA N 1 Singaraja juga dilengkapi dengan ruang


internet yang terdiri dari 2 unit komputer. Adapun tata tertib ruang
internet/komputer Perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja yaitu :
1. Komputer hanya untuk aktifitas internet.
2. Mengaktifkan dan mematikan komputer sesuai
dengan prosedur standar yang benar.
3. Aktifitas internet download dan upload seizin
petugas perpustakaan.
4. Dilarang bermain game.

16
5. Dilarang membawa makanan dan minuman di
dalam lokasi internet.

E. Pemanfaatan Perpustakaan
Keberadaan perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja sangat
menunjang kelancaran dalam proses pembelajaran. Selain dimanfaatkan
sebagai tempat peminjaman buku yang cukup membantu siswa,
perpustakaan juga sering digunakan sebagai tempat menonton VCD
pembelajaran, tempat untuk mengisi jam pelajaran yang kosong
ataupun sebagai tempat untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru. Suasana tenang diperpustakaan tersebut sangat tepat
dijadikan tempat untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan
konsentrasi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika siswa lebih
memilih mengerjakan tugasnya tersebut di perpustakaan daripada di
kelas. Selain itu, koleksi di perpustakaan juga dapat dijadikan sumber
dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut.
SMA Negeri 1 Singaraja memiliki visi yang tetap dijadikan
tolak ukur untuk kemajuan perpustakaan. Visi yang diemban oleh
perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja adalah Mewujudkan
Perpustakaan Sekolah yang Unggul dan Representatif dalam
Menumbuhkan Budaya Membaca dan Menulis. Indikator dari visi yang
diemban oleh perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja itu adalah unggul
dalam pengelolaan, unggul dalam koleksi, unggul dalam sirkulasi,
unggul dalam pelayanan, unggul dalam akses, unggul dalam
kebersihan, dan unggul dalam kenyamanan. Selain visi tersebut,
Perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja juga memiliki misi. Misi
perpustakaan SMA Negeri 1 Singaraja adalah Menciptakan
Perpustakaan yang nyaman dan Lengkap sesuai Kebutuhan Anak Didik
agar Menjadi Anak yang Berbudi Pekerti Luhur dan Unggul dalam
Penguasaan Ilmu Pengetahuan, Keterampilan, dan Teknologi. Untuk
mendukung tercapainya visi dan misi tersebut, tentu saja perpustakaan
SMA Negeri 1 Singaraja dilengkapi dengan berbagai macam koleksi

17
yang bermanfaat bagi kegiatan akademik maupun kegiatan non
akademik.

F. Upaya sekolah untuk menambah buku-buku perpustakaan


adalah :
1. Melalui RAPBS
Telah disediakan anggaran khusus untuk menambah koleksi
buku-buku perpustakaan, disamping bantuan langsung dari
Departemen Pendidikan
2. Sumbangan dari siswa
Siswa yang memiliki buku dan tidak digunakan lagi dalam
kondisi buku yang layak dapat memberikannya ke
perpustakaan agar dapat bermanfaat.
3. Sumbangan dari alumni
4. Sumbangan dari balai pustaka
5. Sumbangan dari perpustakaan daerah

13. Laboratorium
SMA Negeri 1 Singaraja memiliki enam buah laboratorium yaitu :
a. Laboratorium Biologi
b. Laboratorium Fisika
c. Laboratorium Kimia
d. Laboratorium Bahasa
e. Laborarorium Akuntansi, dan
f. Laboratorium Komputer

Berdasarkan hasil observasi, fasilitas penunjang masing-masing


ruang laboratorium khsusnya laboratorium fisika, kimia dan biologi, dari
segi kelengkapan dan ketersediaan alat dan bahan sudah memadai. Fasilitas
yang ada sudah memenuhi tuntutan sesuai program praktikum yang
dirancang oleh sekolah. Jumlah alat dan bahan juga sudah mencukupi untuk

18
pengadaan praktikum bagi kurang lebih 35 siswa yang ada pada setiap
kelas.

a. Laboratorium Biologi
Kondisi laboratorium SMA Negeri 1 Singaraja sangat layak.
Laboratorium tersebut dikelola oleh Dra. Herry Agusningyas, sedangkan
laborannya adalah Lilik Suryani. Di dalam laboratorium tersebut terdapat
meja beton untuk praktikum yang dilengkapi dengan kursi sebagai tempat
duduk para siswa. Selain itu, di laboratorium biologi juga terdapat
berbagai alat peraga baik yang berupa gambar, bentuk organ, bahkan
kerangka.
Fasilitas yang mendukung penggunaan laboratorium tersebut
dikelompokkan agar dapat memberikan kemudahan bagi pengguna
fasilitas tersebut dan di samping itu dapat memudahkan laboran dalam
mengadakan pendataan terhadap segala fasilitas yang tersedia. Alat-alat
praktikum dikelompokkan sesuai jenis dan fungsinya sedangkan bahan-
bahan praktikum dikelompokkan berdasarkan sifat zat dan kegunaannya.

b. Laboratorium Kimia
Laboratorium Kimia terletak di sebelah selatan gedung induk dan
berada di lantai dua. Kondisi laboratorium ini cukup baik dan suasananya
pun cukup tenang karena berada di lantai dua. Laboratorium ini dikelola
oleh Dra. Ida Agustini dan seorang laboran yaitu Ni Made Sri Narawati.
Laboratorium ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung
kegiatan praktikum kimia. Laboratoium kimia dibagi menjadi tiga ruangan
yaitu ruangan yang paling luas digunakan sebagai tempat praktikum para
siswa, sedangkan dua ruangan lainnya digunakan untuk menyimpan alat
dan bahan atau segala fasilitas dalam pratikum seperti zat-zat kimia,
tabung reaksi, dan sejenisnya.

c. Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika bersebelahan dengan laboratorium kimia.
Laboratorium Fisika SMA Negeri 1 Singaraja juga kondisinya sangat baik.
Laboratorium ini dikelola oleh salah seorang guru fisika di SMA Negeri 1

19
Singaraja yaitu Dra. Nyoman Tantris, sedangkan petugas khusus yaitu
seorang laboran Ida Ayu Suryadewi, S.Pd. Untuk menunjang kegiatan
praktikum, laboratorium ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
terkait dengan kegiatan praktikum fisika. Fasilitas laboratorium, baik dari
segi kuantitas maupun kualitasnya sudah cukup memadai.

d. Laboratorium Bahasa
Kini kondisi laboratorium Bahasa sangat baik. Laboratorium
bahasa dikelola oleh salah seorang guru bahasa Inggris SMA Negeri 1
Singaraja yaitu I Gede Mitha, S.Pd. Laboratorium ini biasanya digunakan
oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran di bidang bahasa seperti
bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jepang, dan sebagainya.
Laboratorium ini dilengkapi dengan TV, VCD player, tape, seperangkat
soundsystem, sejumlah meja untuk siswa yang masing-masing meja
dilengkapi dengan seperangkat peralatan listening berupa alat pemutar dan
pendengar yang terhubung dan berpusat pada alat yang berada di meja
guru. Dengan fasilitas yang tersedia tersebut, proses belajar mengajar yang
berlangsung di laboratorium bahasa dapat berjalan dengan lancar.

e. Laboratorium Komputer
Sebagai sarana penunjang untuk lebih mengakrabkan siswa dengan
perkembangan teknologi, SMA Negeri 1 Singaraja telah memiliki dua
buah laboratorium komputer. Kedua ruangan tersebut berada di sebelah
selatan gedung induk, tepatnya di bawah ruang kelas X5 dan X6.
Laboratorium komputer tidak dikelola oleh petugas khusus. Laboratorium
tersebut dikelola oleh se,luruh guru TIK SMA Negeri 1 Singaraja.
Upaya sekolah untuk menambah fasilitas yang kurang adalah
dengan membeli peralatan baru. Biaya pembelian ini diambil dari dana
rutin sekolah yang memang sengaja dipersiapkan untuk hal tersebut.
Selain itu sekolah juga mendapat bantuan berupa alat dan bahan dari
pemerintah.

f. Laboratorium Akuntansi

20
Selain kelima laboratorium yang telah dipaparkan di atas, SMA
Negeri 1 Singaraja juga memiliki sebiah laboratorium akuntansi.
Laboratorium akuntansi tidak dikelola oleh petugas khusus, tetapi hanya
dikelola oleh pengurus yang merupakan guru-guru ekonomi di SMA
Negeri 1 Singaraja. Penanggung jawab laboratorium akuntansi tersebut
adalah Eresmawati, S.Pd. dan dibantu oleh Ni Nyoman Suartini, S.Pd.
Sebenarnya laboratorium akuntansi ini berfungsi ganda. Selain
digunakan sebagai laboratorium, ruangan itu juga digunakan sebagai bank
mini. Biasanya siswa menabung di sana. Selain itu, bank mini juga
melayani guru, pegawai atau siswa yang ingin meminjam uang. Bank mini
tersebut difungsikan untuk memberikan praktik langsung bagi para siswa
dalam mata pelajaran akuntansi.

14. Ruang BK
Ruang BK SMA Negeri 1 Singaraja terletak di lantai dua gedung
induk. Ruang ini dibagi menjadi dua sekat yaitu ruang staf BK dan runag
konseling. Ruang staf BK digunakan sebagai tempat kerja guru BK,
sedangkan ruang konseling berfungsi untuk tempat siswa mengungkapkan
masalah yang dihadapi. Ruangan ini sekaligus menjadi ruang relaksasi jika
siswa mengalami stress atau kelelahan.
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama
dengan tujuan pendidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 2 Sistem
Pendidikan Nasional. Secara khusus, layanan bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar, dan karier. Dalam
aspek tugas-tugas perkembangan pribadi-sosial, layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
1. Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
2. Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-
orang yang mereka senangi.
3. Membuat pilihan secara sehat.

21
4. Mampu menghargai orang lain.
5. Memilki rasa tanggung jawab.
6. Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
7. Dapat menyelesaikan konflik.
8. Dapat membuat keputusan secara efektif.
Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
1. Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif.
2. Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
3. Mampu belajar secara efektif.
4. Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam mengahadapi evaluasi
atau ujian.
Dalam aspek tugas perkembangan karier, layangan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
1. Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan di dalam berbagai lingkungan kerja.
2. Mampu merencanakan masa depan.
3. Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
4. Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.
Jumlah tenaga BK SMA Negeri 1 Singaraja adalah 5 orang, yang
secara umum bertugas untuk membimbing anak bermasalah, membantu anak
dalam menentukan jurusan, memotivasi anak untuk belajar dan menjaga
hubungan antara siswa-orang tua-sekolah.
Perangkat penunjang yang terdapat di ruang BK adalah meja dan
kursi, lemari arsip, komputer. Ruang BK juga difungsikan sebagai UKS
untuk sementara waktu sehingga ruang BK juga dilengkapi dengan tempat
tidur pasien dan segala perlengkapan P3K yang berupa obat-obatan ringan.
Fasilitas lain yang mendukung ruang BK adalah:
1. papan struktur pola 17 plus,
2. papan struktur guru pembimbing siswa SMA Negeri 1 Singaraja,
3. papan struktur penanganan siswa bermasalah,
4. TV beserta VCD, dan

22
5. Rak besar untuk menyimpan brosur.
Layanan BK pada aspek perkembangan belajar siswa, meliputi:
1. siswa dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif,
2. siswa dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, dan
3. siswa memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi
evaluasi.
Layanan BK dalam pengembangan karir siswa, meliputi:
1. membantu siswa untuk mengenali ciri pekerjaan dalam berbagai
lingkungan kerja,
2. membantu siswa agar mampu merencanakan masa depan,
3. membantu siswa agar mampu membentuk pola-pola karir, yaitu
kecenderungan arah karir, dan

15. Ruangan-ruangan lain yang terdapat di SMA Negeri 1 Singaraja, dapat


penulis uraikan sebagai berikut :
a. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah terletak di sebelah barat ruang tata usaha.
Ruang kepala sekolah ini dibagi menjadi dua bagian tanpa sekat
pembatas yaitu bagian depan tempat menerima tamu dan bagian
tempat kerja kepala sekolah. Ruang kepala sekolah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana seperti meja dan kursi kepala sekolah,
meja dan kursi tamu, telepon, rak piala, karpet, dispenser, jam
dinding, AC, komputer, pelangkiran, dan piala.
b. Ruang Wakasek
Ruang wakasek terletak di depan ruang kepala sekolah. Ruangan
ini sebagai tempat kerja bagi wakasek serta para asistennya
Fasilitas di ruangan ini adalah meja dan kursi kerja, komputer
dengan segala alat-alatnya, jam dinding, lemari, rak piala.
c. Ruang Guru
Ruang guru terletak di sebelah timur ruang tata usaha. Fasilitas
yang ada di ruangan ini adalah meja dan kursi guru, komputer, jam
dinding, lemari, rak piala, dispenser, printer, kipas angin, dan

23
sebagainya. Meja dan kursi guru sudah diatur tata letaknya
sedemikian rupa sehingga ruangan ini tampak rapi dan teratur. Pada
setiap meja guru sudah diisi nama guru yang bersangkutan
sehingga memudahkan siswa mencari guru yang bersangkutan atau
mengumpulkan tugas jika disuruh meletakkan di atas meja oleh
guru tersebut.
d. Ruang serba guna atau aula
Aula ini dikelola oleh petugas bagian perlengkapan yang bertugas
menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Fasilitas pada ruangan ini terlampir. Fungsi Aula adalah:
1. Tempat mengadakan rapat dewan guru
2. Tempat pertemuan-pertemuan siswa yang bersifat
akademik
3. Tempat untuk melaksanakan tes/ulangan harian siswa
4. Tempat pemutaran video yang berguna untuk
pembelajaran tambahan.
e. Ruang Tata Usaha
Ruang Tata Usaha adalah sebuah ruang khusus yang digunakan
oleh para pegawai tata usaha untuk berbagai kepentingan SMA
Negeri 1 Singaraja baik dari kepala sekolah, guru, pegawai maupun
siswa.Fasilitas yang terdapat di ruang tata usaha terlampir.
Fasilitas-fasilitas tersebut digunakan dan dikelola sebaik-baiknya
sesuai dengan fungsinya masing masing.

f. Ruang UKS
Ruang UKS dimanfaatkan untuk memberikan pertolongan pertama
untuk siswa yang sakit. Ruang ini dikelola oleh siswa. Ruang ini
juga merupakan tempat latihan kegiatan Ekstrakurikuler PMR.
Fasilitas yang terdapat di ruang UKS terlampir
g. Ruang OSIS
Ruang OSIS dimanfaatkan sebagai tempat untuk berkumpulnya
anggota OSIS dan DPS. Ruang ini dikelola oleh anggota OSIS dan

24
DPS. Adapun struktur OSIS dan DPS terlampir. Fasilitas yang
terdapat di OSIS terlampir.
h. Ruang Multimedia
Ruang multimedia merupakan ruangan untuk pembelajaran yang
menggunakan multimedia. Untuk menggunakan ruangan ini, guru
atau pun perwakilan siswa harus mendaftar terlebih dahulu sehari
sebelumnya kepada Wakasek Sarana dan Prasarana. Ruangan ini
juga dapat digunakan untuk rapat koordinasi kepala sekolah dengan
wakasek, rapat guru MGMP, dan sebagainya. Fasilitas yang
terdapat di ruang multimedia terlampir.
i. TRRC
Fasilitas yang terdapat di TRRC terlampir
TRRC merupakan singkatan dari Teacher Research Room Center.
Ruangan ini berfungsi untuk tempat pementasan, pembelajaran
khususnya tari dan tabuh, seminar serta diskusi.
j. Ruang Keterampilan
Ruangan ini digunakan untuk tempat latihan ekstrakurikuler musik
yang dikelola oleh Drs. Ketut Wisnawa sebagai Pembina
ekstrakurikuler musik yang bertugas untuk :
1. Menyiapkan dan memeriksa alat-alat
2. Mengatur penempatan alat
3. Menyeleksi dan mengelompokkan para pemain.
4. Membuat jadwal kegiatan kelompok yang telah dibentuk.
Waktu kegiatan dilaksanakan pada sore hari, diluar jam pelajaran.
k. Ruang Tata Rias
Ruangan ini digunakan untuk tempat latihan atau praktek
ekstrakurikuler tata rias yang dikelola oleh Pembina
ekstrakurikuler tata rias yaitu Luh Erma Erawati, S.Pd. Fasilitas
yang terdapat di ruang Tata Rias terlampir.
l. Ruang Koperasi
SMA Negeri 1 Singaraja memiliki koperasi siswa yang dikelola oleh
siswa sendiri. Koperasi lebih banyak menjual alat-alat tulis seperti

25
buku tulis, pulpen, pensil, buku gambar, penghapus, penggaris.
Koperasi juga menyediakan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan
oleh siswa, dimana siswa yang dikoordinir oleh bendahara dan ketua
kelas dapat memesan buku yang diminatinya di koperasi sekollah
kemudian koperasi akan menghubungi agen buku yang
bersangkutan, sehingga harga buku yang didapat menjadi lebih
murah dibandingkan siswa membeli buku secara individual
m. Tempat Ibadah (Padmasana)
SMA Negeri 1 Singaraja memiliki tempat ibadah yang terletak di
ujung pintu masuk sekolah, Padmasana atau Parahyangan ini
dikhususkan sebagai tempat ibadah para guru dan siswa yang
beragama Hindu. Setiap pagi baik para guru, siswa dam pegawai
menyempatkan diri untuk melakukan persembahyangan di tempat
ini. Apabila ada hari-hari tertentu seperti hari raya Saraswati,
Purnama , Pagerwesi dan sebagainya maka persembahyangan akan
dilakukan secara bersama-sama yang dipimpin oleh seorang
pemangku (Pemimpin Upacara Agama) yang kebetulan adalah salah
seorang guru di sekolah tersebut.
n. Kantin Sekolah
Di SMA Negeri 1 Singaraja difasilitasi dengan berdirinya empat
buah kantin yang terletak di belakang sekolah tepatnya di sebelah
selatan lapangan upacara. Pengelolaan kantin tersebut dilakukan
oleh pihak swasta. Dalam pengelolaannya pihak swasta diwajiban
membayar uang sewa tempat dan iuran setiap harinya sebesar
Rp5000,00 dan uang listrik sebesar Rp 75.000,00 per bulan. Kantin
ini sangat ramai dikunjungi baik oleh para guru, pegawai dan para
siswa.
16. Keadaan Guru dan Petugas Administrasi Sekolah
a. SMA Negeri 1 Singaraja memiliki 78 orang guru, di mana
sebanyak 64 orang merupakan guru tetap dan sebanyak 14 orang
merupakan guru honorer. Dalam penanganan adminstrasi sekolah,
SMA Negeri 1 Singaraja memiliki 29 orang pegawai, di mana

26
sebanyak 15 orang merupakan pegawai tetap dan sebanyak 14
orang merupakan pegawai honorer.
b. Rasio jumlah siswa – guru di SMA Negeri 1 Singaraja
adalah 595 : 76 jika disederhanakan 8 : 1. Ini artinya 1 orang guru
harus mengajar minimal 8 orang siswa. Sedangkan rasio jumlah
siswa-pegawai administrasi adalah 595 : 29 jika disederhanakan
21:1. Ini artinya setiap 1 orang pegawai harus dapat menyelesaikan
urusan administrasi siswa minimal 21 orang.
c. Pembagian tugas guru dan pegawai oleh Kepala Sekolah
berdasarkan bidang studi yang diajarkan dan berdasarkan hasil
rapat bersama guru-guru.
d. Pembagian tugas guru dan pegawai serta beban mengajar
guru dilihat dari jumlah jam, jumlah mata pelajaran yang diasuh,
serta tugas lain di luar tugas mengajar yakni sebagai wali kelas,
pembina KSP, ketua atau anggota MGMP, pembina ekstrakurikuler,
pengelola laboratorium terlampir.

17. Keadaan Siswa


a. Secara keseluruhan siswa SMA Negeri 1 Singaraja berjumlah 701
orang. Berikut jumlah siswa secara rinci.
Kelas Laki- Perempuan Jumlah Keterangan
laki
X-1 15 17 32 Kelas X-1 merupakan kelas
X-2 18 14 32 unggulan dan kelas lainnya
X-3 14 18 32 merupakan kelas
X-4 10 22 32 paralel.Belum ada
X-5 13 19 32 pembagian kelas khusus/
X-6 21 12 33 belum penjurusan.
Jadi jumlah siswa kelas X
berjumlah 193 orang
XI-IA 1 14 14 28 Pada siswa kelas XI telah
XI-IA 2 8 22 30 diadakan penjurusan yang
XI-IA 3 17 12 29 terdiri dari 3 jurusan, yaitu :

27
XI-IA 4 18 10 28 6 kelas IA : 171 orang
XI-IA 5 15 13 28 1 kelas IB : 10 orang
XI-IA 6 17 11 28 1 kelas IS : 10 orang
XI-IB 5 5 10 Jadi jumlah siswa kelas XI
XI-IS - 10 10 berjumlah 191 orang
XII-IA 1 14 16 30 Pada siswa kelas XII telah
XII-IA 2 19 13 32 diadakan penjurusan yang
XII-IA 3 20 12 32 terdiri dari 3 jurusan, yaitu :
XII-IA 4 14 18 32 6 kelas IA : 191 orang
XII-IA 5 15 17 32 1 kelas IB : 13 orang
XII-IA 6 22 13 33 1 kelas IS : 7 orang
XII-IS 4 3 7 Jadi jumlah siswa kelas XI
XII-IB 3 10 13 berjumlah 211 orang

b. Penerimaan siswa baru SMA Negeri 1 Singaraja diterima melalui 2


jalur yaitu Jalur Prestasi Akademik (JPA) dan seleksi Tes Potensi
Akademik (TPA). Dengan kata lain, SMA Negeri 1 Singaraja tidak
lagi menerapkan sistem seleksi Nilai Ujian Nasional dalam
penerimaan siswa baru seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Hal
ini sehubungan dengan upaya peningkatan kualitas siswa di bidang
akademik dan non-akademik dalam rangka menghadapi sistem
kurikulum tingkat satuan pendidikan saat ini.
c. Kualitas akademik siswa yang diterima di SMA N 1 Singaraja tidak
diragukan lagi, karena penerimaan siswa baru di SMA Negeri 1
Singaraja sangatlah ketat dan selektif. Kualitas akademis siswa
dapat dibuktikan dengan perolehan prestasi di berbagai bidang
perlombaan (terlampir). Bahkan dengan julukannya sebagai
sekolah unggulan di Bali pada umumnya dan di kabupaten
Buleleng pada khususnya telah mencerminkan kualitas siswa
tersebut. Bahkan sekolah ini pun merupakan Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) yang dapat dikatakan kemampuan
siswanya dapat bersaing di kancah Internasional.

28
d. Secara umum, perimbangan jumlah kelompok siswa putra dan putri
adalah 49 : 51, sedangkan jumlah siswa berdasarkan penjurusannya
yakni jurusan Ilmu Alam berbanding jurusan Ilmu Bahasa
berbanding jurusan Ilmu Sosial adalah 47 : 2 : 1.
e. Dilihat dari latar belakang sosial ekonomi, siswa SMA Negeri 1
Singaraja sebagian besar berasal dari keluarga dalam keadaan
ekonomi menengah dan menengah ke atas. Rata-rata pekerjaan
orang tua siswa adalah sebagai pegawai negeri, wiraswasta dan
petani. Apabila dilihat dari segi sosial, sebagian besar siswanya
tumbuh dan bersosialisasi di dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat yang hangat dan harmonis. Lingkungan mereka sangat
memberikan dukungan yang baik dalam peningkatan prestasi
belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya masalah sosial
yang timbul yang mengakibatkan penurunan prestasi belajar siswa.

18. Kegiatan Ekstrakurikuler


a. Terdapat 33 kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan, yang
selengkapnya terlampir.
b. Sekolah telah melakukakan kebijakan-kebijakan dalam
menyaring peserta, membiayai dan membina kegiatan-
kegiatan ini. Siswa diwajibkan memilih paling tidak satu
kegiatan ekstrakurikuler. Untuk pembina ekstrakulikuler
dipilih guru-guru yang berpotensi untuk menjadi pembina
kegiatan ekstrakurikuler tersebut sehingga dapat berjalan
secara kondusif. Uraian pembagian tugas guru sebagai
pembina ekstrakurikuler terlampir.
c. Kendala-kendala yang dihadapi sekolah atau pembina dalam
menangani kegiatan ekstrakurikuler yaitu masalah dana dan
fasilitas penunjang. Permasalahan ini ditangani oleh komite
dan akan diantisipasi sehingga tidak mengganggu proses
kegiatan.

29
d. Kegiatan-kegiatan Ekstrakurikuler telah banyak berhasil
membawa siswa ke jenjang prestasi baik lokal, nasional,
maupun internasional. Daftar prestasi yang pernah diraih
terlampir.
19. Parahyangan
Parahyangan difungsikan khusus untuk siswa Hindu. Pada hari-hari
raya seperti Purnama, Tilem dan juga Saraswati diadakan
persembahyangan bersama di pelataran Padmasana ini. Tidak hanya itu,
parahyangan ini selalu ramai oleh siswa sebelum bel masuk berbunyi dan
ketika usai belajar atau ketika pulang dan juga ketika siswa hendak
berangkat untuk mengikuti perlombaan.

20. UKS dan Kantin Sekolah


Ruang UKS dimanfaatkan untuk memberikan pertolongan
pertama untuk siswa yang sakit. Ruang ini dikelola oleh siswa. Ruang ini
juga merupakan tempat latihan kegiatan Ekstrakurikuler PMR.
Kantin sekolah ini terdiri dari 4 ruang yang dikelola melalui
sistem tender yang baru diadakan pada tahun ini. Dimana pedagang yang
ingin berjualan harus mengisi blanko biaya penyewaan 1 ruang kantin.
Pihak yang berani menawarkan biaya sewa 4 besar tertinggi lah yang
menjadi pedagang di kantin tersebut.

Pertamanan, Kerindangan dan Kebersihan


Halaman SMA Negeri 1 Singaraja yang tidak terlalu luas
dimanfaatkan dengan baik sehingga menghasilkan taman yang sangat
asri dan indah. Jalan-jalan ditata dengan begitu eloknya sehingga tampak
hijau dan bersih. Lapangan sekolah pun dikelilingi pula dengan tanaman
hijau sehingga menyejukkan suasana. Bahkan di depan ruang OSIS
terdapat sangkar bunga anggrek. Hal ini menciptakan kerindangan
sekolah yang baik. Pertamanan, kerindangan dan kebersihan di SMA

30
Negeri 1 Singaraja yang sangat baik ini tercipta dan terpelihara berkat
kerjasama seluruh warga sekolah.

22. Beberapa unsur fisik dan non-fisik sekolah lainnya yang memiliki makna
yang cukup besar diantaranya adalah :
1. Unsur-unsur fisik, antara lain :
a. Parkir : SMA Negeri 1 Singaraja memiliki dua areal
parkir yaitu parkir siswa yang terletak di
sebelah utara sekolah dan parkir guru yang
berada di dalam areal sekolah, sebelah selatan
lapangan upacara. Tetapi tempat parkir ini
masih dirasa kurang memadai karena tempat
parkir siswa merupakan tanah kosong sehingga
tiap harinya motor siswa kepanasan dan
berdebu.
b. Pos Satpam : Pos Satpam selain sebagai tempat satpam juga
sebagai penyambut tamu yang datang serta
mengawasi siswa yang akan keluar/masuk pada
jam pelajaran..
c. Lobi : Lobi SMA Negeri 1 Singaraja cukup penting
keberadaannya. Fasilitas yang tersedia di lobi
adalah sofa beserta mejanya, alat untuk
mengecek kehadiran guru dengan menggunakan
sidik jari guru yang bersangkutan, dan meja serta
kursi untuk receptionist.
d. Telepon Umum: SMA Negeri 1 Singaraja juga memiliki fasilitas
telpon umum dekat dengan ruang piket.
Fasilitas ini disediakan mengingat di sekolah
terdapat aturan bahwa siswa tidak
diperbolehkan membawa hp ke sekolah
sehingga pembelajaran akan lebih kondusif.

31
Unsur-unsur non-fisik
a. Predikat SMA Negeri 1 Singaraja sebagai sekolah unggulan
menjadi sebuah daya dorong untuk mempertahankan prestasi
tersebut. Hal ini terlihat dari kegiatan belajar mengajar SMA
Negeri 1 yang lebih disiplin. Bahkan slogan On Time Full Time
benar-benar diterapkan.
b. Pembinaan disiplin siswa SMA Negeri 1 Singaraja pada tahun ini
lebih ditingkatkan. Peraturan mulai dijalankan dengan lebih ketat
tanpa adanya kelonggaran-kelonggaran seperti pada masa
sebelumnya. Hal ini merupakan usaha kerja keras dari seluruh
warga SMA Negeri 1 Singaraja.
c. Kehidupan religius siswa sangat baik, terbukti dengan adanya
persembahyangan bersama warga sekolah yang beragama Hindu
dalam hari-hari purnama atau tilem dan hari raya Hindu lainnya.
Tidak hanya itu, tiap harinya Parahyangan selalu ramai
dikunjungi para siswa sebelum dan sesudah belajar, di samping
persembahyangan yang dilakukan rutin di kelas sebelum dan
sesudah pembelajaran pula.
d. Walaupun sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, namun
SMA Negeri 1 Singaraja tetap mempertahankan budaya bangsa
dan rasa nasionalis. Ini tampak pada visi sekolah yaitu “ Unggul
dalam Mutu, Terpuji dalam Perilaku, Berbasis Budaya Menuju
Indonesia Bersatu”. Penerapannya dapat dilihat salah satunya
ketika upacara bendera yang menggunakan dua bahasa, di mana
bahasa Indonesia digunakan terlebih dahulu kemudian bahasa
Inggris.
e. SMA Negeri 1 Singaraja ini mengaktifkan kembali budaya
salaman/berjabat tangan antar siswa dengan guru seusai pelajaran
jam terakhir.
f. Sistem pelayanan ICT di SMA N 1 Singaraja juga sudah sangat
baik dengan sistem PAS. Fasilitas internet gratis baik dengan kabel
maupun nirkabel juga telah termanfaatkan dengan baik.

32
23. SPM ( Standar Pelayanan Minimal)
Berdasarkan hasil observasi, SPM (Standar Pelayanan Minimal)
yang terdapat di SMA Negeri 1 Singaraja sudah sangat memadai.
Bahkan dapat dikatakan bahwa SMA Negeri 1 Singaraja lebih dari
standard minimal yang ditetapkan.

2.3 Pengenalan Pola Sikap Tingkah Laku


2.3.1 Umum
1. SMA Negeri 1 Singaraja memiliki tata tertib
yang harus dipatuhi oleh seluruh warga sekolah. Tata tertib tersebut
secara garis besarnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Hadir ke sekolah tepat pada waktunya atau sebelum bel masuk
berbunyi, yaitu pukul 07.00 wita.
b. Berpakaian rapi dan sopan tanpa penggunaan perhiasan yang
berlebihan.
c. Apabila berhalangan hadir, guru/pegawai bersangkutan harus
melapor/meminta izin kepada kepala sekolah/piket. Dan apabila
siswa berhalangan hadir, wajib memberitahukan pihak sekolah baik
melalui surat, telepon atau keluarga siswa bersangkutan datang
untuk meminta izin.
d. Guru dan pegawai harus dapat bersikap sebagai pendidik,
pengayom, pembimbing sehingga dapat dijadikan panutan
berprilaku bagi para siswa.
e. Selama jam sekolah para siswa dilarang membawa handphone.
Sedangkan guru-guru yang membawa handphone harus menon-
aktifkannya selama proses belajar mengajar di kelas.
Mengenai tata tertib seragam siswa dan lain lain telah diuraikan
secara mendetail dalam buku saku siswa yang wajib dimiliki,
dipahami dan diamalkan oleh seluruh siswa. Adapula klasifikasi
pelanggaran dan sanksi siswa yang ditulis dan dipajang sedemikian
rupa di kelas sehingga dapat dibaca, dipahami atau dimengerti oleh
siswa.

33
2. Hubungan sosial antara para warga sekolah
(siswa, guru, pegawai dan staf) dalam kehidupan sehari-hari
menunjukkan sikap kekeluargaan. Hal ini dapat dilihat pada keakraban
siswa dan guru serta keakraban antar guru dalam berbincang bincang
sehingga terjadi hubungan sosial yang baik. Meskipun ada satu atau dua
warga sekolah yang cenderung dijauhi karena memang memiliki
personalitas yang kurang diterima, tetapi tetap dilibatkan dalam kegiatan
dan pergaulan sekolah.

2.3.2 Kegiatan di dalam Kelas


1. Membuka dan menutup pelajaran
a. Siswa segera memasuki ruang belajar/kelas setelah bel tanda
masuk berbunyi. Sebelum pelajaran dimulai akan dilakukan
persembahyangan selama ± 5 menit yang dipimpin lagsung dari
intercom. Para siswa beribadah sesuai keyakinan mereka masing-
masing.
b. Ketika guru memasuki ruang kelas, seluruh siswa duduk rapi dan
mengucapkan salam kepada guru pengajar yaitu salam
panganjali umat.
c. Ketika guru akan memulai pelajaran, para siswa telah bersiap
dengan mengeluarkan buku-buku mata pelajaran, buku catatan
dan alat tulis di atas meja yang akan digunakan untuk mencatat
atau mengerjakan tugas tentang materi pelajaran.
d. Saat guru mulai pelajaran siswa mendengarkan penjelasan guru
dengan baik. Siswa mencatat hal-hal yang penting mengenai
pelajaran serta merespon beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
e. Guru mengakhiri pelajaran, suasana kelas agak sedikit ribut
karena para siswa sibuk merapikan buku-buku pelajaran yang
telah usai dan mulai mempersiapkan buku-buku untuk pelajaran
jam berikutnya. Suasana akan menjadi lebih ribut ketika jam
istirahat akan tiba karena siswa sudah tidak tahan ingin ke kantin.

34
2. Interaksi Belajar Mengajar
Dalam merespon masalah yang dilontarkan guru, ada sebagian
siswa yang menjawab langsung pertanyaan yang dilontarkan dan ada
juga yang mendiskusikannya dengan siswa lain. Ada juga siswa yang
masih malu-malu dalam mengeluarkan pendapat, bertanya serta
mengerjakan tugas di papan. Akan tetapi, jika guru meminta/menunjuk
siswa untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru yang
bersangkutan, mereka akan berusaha menjawabnya dengan baik.
Interaksi yang terjadi di dalam kelas selama proses belajar mengajar
berlangsung dengan baik dan tampak adanya interaksi yang hangat
antara guru dan siswa serta interaksi antara siswa dan siswa. Guru
senantiasa memberikan rangsangan berupa pertanyaan-pertanyaan
pancingan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar itu.
Fasilitas yang dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah
memadai. Siswa sudah memiliki buku catatan, LKS, dan buku
penunjang. Apabila ada siswa yang tidak membawa kelengkapan dalam
pembelajaran, guru menegur siswa tersebut dan menyuruh siswa yang
bersangkutan untuk meminjam kepada temannya.
Selama ini, hubungan guru dan siswa di dalam kelas cukup baik.
Guru bersikap menghargai siswa, sedangkan siswa menghormati guru.
Oleh karena itu, guru berusaha merangsang siswa agar mau berpendapat.
Kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru seorang. Akan
tetapi, guru memberikan kesempatan kepada siswa terlebih dahulu. Guru
hanya sebagai fasilitator di dalam kelas. Guru juga tidak pernah
membeda-bedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang bodoh.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ini erat pula
kaitannya dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas. Posisi
pengaturan tempat duduk siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar
adalah dua deret meja di kanan, dua deret di tengah di tengah, dan dua
deret meja di kiri dengan jumlah meja sama dengan jumlah siswa yang
ada dalam satu kelas. Baik siswa putra maupun putri memilih tempat

35
duduk secara menyebar, ada yang di depan atau di belakang. Jadi, tradisi
bahwa yang duduk di depan itu hanyalah siswa putri dan yang duduk di
belakang adalah siswa putra, sudah tidak berlaku lagi di sini.
Apabila dalam kegiatan pembelajaran guru yang bersangkutan
menerapkan pembelajaran berkelompok atau diskusi kelompok, guru
membentuk kelompok secara acak sehingga siswa bisa membaur dengan
teman-temannya. Jika siswa dibiarkan memilih kelompoknya sendiri,
tentu siswa akan memilih teman-teman terdekatnya.
2.3.3 Kegiatan di Luar Kelas
Pada waktu istirahat pertama, sebagian besar siswa menghabiskan
waktunya di kantin sekolah. Selain itu ada pula bebarapa orang siswa yang
pergi ke perpustakaan, duduk di taman sekolah, dan tidak jarang pula siswa
diam di dalam kelas saat jam pelajaran sudah usai. Hal ini disebabkan oleh
jarak antara kantin dengan kelas cukup jauh. Apalagi siswa kelas XII. Mereka
harus melewati dua anak tangga untuk menuju ke kantin. Banyak di antara
mereka merasa enggan, sehingga mereka memilih untuk diam di kelas.
Saat jam istirahat biasanya para siswa berbincang-bincang dengan
teman-temannya atau ada pula yang mempelajari materi untuk pelajaran
selanjutnya dan bahkan ada yang mempelajari materi yang telah dijelaskan
sebelumnya. Waktu istirahat memang sudah dimanfaatkan dengan baik oleh
siswa sehingga mereka benar-benar siap menerima materi pada pelajaran
berikutnya.
Penanganan siswa yang bermasalah baik di dalam kelas maupun di
dalam kelas dilakukan dengan rasa kekeluargaan. Siswa mempunyai hak untuk
menceritakan segala keluh kesahnya baik di sekolah maupun di rumah kepada
petugas BK. Kerahasiaan permasalahan yang diceritakan oleh setiap siswa
akan dijaga oleh petugas BK. Petugas BK juga memberikan motivasi kepada
siswa untuk semangat dan tekun menuntut ilmu pengetahuan. Untuk menjalin
hubungan yang baik antara puhak sekolah dan orang tua siswa, pihak sekolah
pada tiap tahunnya mengadakan pertemuan dengan orang tua/wali siswa untuk
berdialog secara terbuka mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh putra-
putri mereka. Pihak sekolah juga senantiasa melibatkan orang tua siswa yang

36
bersangkutan untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi oleh putra-puri
mereka.

2.4 Kesan Umum


Selama mengikuti PPL di SMA Negeri 1 Singaraja, kesan-kesan
umum yang saya rasakan seperti berikut ini.
1. Halaman sekolah yang
tertata rapi, kebersihan kelas dan lingkungan sekolah yang sudah cukup
baik, keasrian sekolah memberikan kesan bahwa SMA Negeri 1 Singaraja
adalah sekolah yang asri dan bersih.
2. Sarana dan prasarana
penunjang cukup mendukung kegiatan sekolah baik sarana dan prasarana
untuk kegiatan akademik maupun sarana dan prasarana untuk kegiatan non
akademik.
3. Penegakan disiplin
guru, siswa dan pegawai sudah berjalan baik. Guru mengisi daftar hadir
dengan tanda tangan dan sidik jari sehingga tidak mungkin ada guru yang
memalsukan tanda tangan guru lain yang tidak hadir. Kedisiplinan siswa
juga sangat baik.
4. SMA Negeri 1
Singaraja menjunjung tinggi sikap kekeluargaan. Seluruh komponen
sekolah menerima dan siap membantu kegiatan PPL yang kami lakukan di
sekolah tersebut dan memberikan akses yang luas bagi kelancaran program
kami.
5. Adanya pemilihan OSIS
dan Perangkat kesiswaan model seperti PEMILU yang menarik untuk
dikaji dan ditiru bagi sekolah-sekolah.
6. Adanya kegiatan siswa
kelompok penggemar mata pelajaran seperti Fisika, Biologi, Kimia,
Matematika, Astronomi, Ekonomi Akuntansi, Kebumian, dan Bahasa
inggris

37
BAB III
HASIL TEMUAN PPL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PPL


3.1.1 Kegiatan Pendahuluan
Pelaksanaan PPL-Real dimulai dengan penyerahan mahasiswa
PPL-Real secara kolektif oleh pihak Universitas Pendidikan Ganesha kepada
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng yang untuk selanjutnya
diserahkan ke masing-masing sekolah latihan. Acara ini berlangsung pada hari
Senin tanggal 26 Juli 2010 yang bertempat di Gedung Kesenian Gde Manik.
Sehari kemudian, mahasiswa PPL-Real mulai terjun ke sekolah latihan
masing-masing dan penulis mendapat tugas untuk mengikuti kegiatan PPL-
Real di SMA Negeri 1 Singaraja.
Pelaksanaan PPL-Real di SMA N 1 Singaraja mulai dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010. Pada hari pertama penulis melakukan
kegiatan PPL-Real, mahasiswa PPL-Real yang berjumlah 35 orang diberikan
arahan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana Drs.
Nyoman Sana, bersama Asisten Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Drs. Made Saputra di ruang TRRC. Drs. Nyoman Sana menyampaikan
kondisi SMA Negeri 1 Singaraja secara umum kepada penulis dan teman-
teman PPL-Real lainnya serta memberikan himbauan kepada kami untuk
menaati segala peraturan yang berlaku di SMA Negeri 1 Singaraja. Selain
itu, wakil kepala sekolah juga menyampaikan SMA Negeri 1 Singaraja
menerapkan sistem full time dan on time, penggunaan bilingual dalam proses
pembelajaran terutama untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,
Fisika, Biologi, dan Kimia, dan pelaksanaan english day setiap hari Senin,
dan Jumat. Pada hari itu juga menjelang pulang Asisten Wakil Kepala
Sekolah bidang Kurikulum membagikan Guru Pamong dan pada kesempatan
tersebut, penulis mendapat guru pamong, yaitu:
Nama : Putu Ayu Paryawati, S.Pd
NIP : 19771109 200604 2 015
Mata pelajaran : Fisika

38
Setelah diberikan arahan rekan-rekan mahasiswa mengadakan rapat
untuk memilih koordinator sekolah (korsek) beserta jajarannya. Melalui
musyawarah mufakat, terbentuklah pengurus selama kegiatan PPL-Real
yakni sebagai berikut.
1. Korsek : IGA Putu Novita
Sari Paragae
2. Wakorsek Kurikulum : I
Gusti Ngurah Yudi Handayana
3. Wakorsek Kesiswaan : Putu
Hendra Mas Martayana
4. Wakorsek Humas : I Komang
Alit Adi Sanjaya
5. Wakorsek Sarana : Gede Rio
Andre Sutrisna
6. Wakorsek Penjaminan Mutu : Putu Septian
Eka Adistha P.
7. Sekretaris : Ni Made Weni
Adnyani
8. Bendahara : Ni Kadek Ayu Mega
Adiyani
Pada hari itu mulailah penulis mengadakan observasi mengenai
lingkungan fisik dan non-fisik sekolah. Kegiatan observasi itu dilakukan
selama dua minggu. Penulis mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman
baru dari kegiatan observasi tersebut. Selain itu, kegiatan observasi tersebut
juga sebagai langkah awal bagi penulis untuk mengakrabkan penulis dengan
para guru dan staf pegawai di SMA Negeri 1 Singaraja.
Selama masa observasi dan orientasi, mahasiswa praktikan
mengadakan pengamatan terhadap tiga guru model. Berdasarkan pengamatan
tersebut, ternyata gaya dan cara mengajar ketiga guru model yang penulis
amati itu berbeda-beda. Berikut hasil pengamatan penulis terhadap tiga guru
model.

39
Hasil Pengamatan Guru Model 1
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Singaraja
Nama Guru Model : I Nengah Arnawa, S.Pd
Kelas : X3
Mata Pelajaran : Fisika
Jam Pelajaran : 4, 5, 6.
Hari/Tanggal : Kamis, 29 Juli 2010

A. Pembukaan
Guru membuka pelajaran dengan menyampaikan salam dan
mengecek kehadiran siswa baik secara global, maupun satu-satu. Selanjutnya
guru mengecek pemahaman siswa terhadap materi sebelumnya di mana salahn
satu siswa diminta untuk menuliskan suatu persamaan di papan. Kegiatan ini
dilakukan selama 15 menit dengan antusiasme siswa yang cukup bagus.

B. Inti Pelajaran
Pelajaran selanjutnya disajikan dalam bentuk diskusi kelompok.
Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok dan membagikan LKS.
Selama siswa mengerjakan LKS, guru berkeliling untuk melihat dan
membimbing siswa mengerjakan LKS, sambil sesekali menjelaskan di depan
jika ada hal yang perlu dijelaskan. Selanjutnya beberapa kelompok
menuliskan jawabannya di papan tulis, dengan siswa lain sebagai pengamat
jika ada yang kurang tepat. Antusiasme siswa sangat baik dengan beberapa
orang mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami.

C. Menutup Pelajaran
Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah dibahas pada pertemuan tersebut. Penilaian
dilakukan oleh guru team yang ikut ke kelas dengan menilai aktivitas siswa.
Kegiatan pada tahap ini berlangsung kurang lebih 15 menit.

Hasil Pengamatan Guru Model 2

40
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Singaraja
Nama Guru Model : Luh Karsiniasih, S.Pd
Kelas :X5
Mata Pelajaran : Seni (Tari)
Jam Pelajaran : 2, 3
Hari/Tanggal : Senin, 2 Agustus 2010

A. Pembukaan
Guru meminta siswa untuk segera menggunakan kain atau kamen
sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian sebagai awalan guru mengucapkan
salam untuk memulai kegiatan pembelajaran dan memimpin siswa untuk
melakukan pemanasan sebelum menuju ke materi pembelajaran.

B. Inti Pelajaran
Guru menyajikan materi dengan memberikan contoh secara
langsung di depan siswa di mana siswa diminta langsung mengikuti contoh
dengan aba-aba ang diberikan guru. Pembelajaran dimulai dengan
mempelajari gerakan-gerakan dasar tari secara bertahap dimulai dengan
gerakan agem, silang pada, kemudian gerakan leher, gerakan tangan, dan
gerakan mata yaitu nyledet dan nglier. Setelah gerakan satu-persatu
dipraktekan maka secara bersama-sama dipraktekan beriringan. Setelah
beberapa menit pembelajaran dilaksanakan guru memberikan kesempatan
siswa untuk istirahat sambil memikirkan gerakan yang akan mereka praktikan
sendiri-sendiri. Setelah beristirahat para siswa bergiliran memberikan contoh
gerakan di depan teman-temannya.
Dalam kegiatan pembelajaran satu pun tidak ada siswa yang
mengganggu aktivitas belajar mengajar itu. Kegiatan belajar mengajar itu
berlangsung kondusif. Jika ada materi yang memang betul-betul baru bagi
siswa, guru akan memberikan penjelasan secara rinci. Selain itu, cara guru
memaparkan materi juga sudah sistematis.

41
C. Menutup Pelajaran
Guru menutup pelajaran dengan cara memberikan penguatan atas
semua gerakan yang diajarkan hari itu kemudian dilanjutkan dengan salam
penutup dan siswa bisa melanjutkan pelajaran selanjutnya.

Hasil Pengamatan Guru Model 3


Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Singaraja
Nama Guru Model : Dra. Dsk. Putu Indah Mastuti
Kelas : X2
Mata Pelajaran : PPKn
Jam Pelajaran : 5, 6
Hari/Tanggal : Selasa, 03 Agustus 2010

A. Pembukaan
Sebelum pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam kemudian
menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Guru
menghubungkan materi melalui cerita-cerita yang disampaikan terkait
kehidupan sehari-hari.

B. Inti Pelajaran
Dalam menyampaikan materi, guru membimbing siswa melalui
uraian dengan metode ceramah dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih kepada kalimat-kalimat
kurang lengkap yang dilengkapi oleh siswa. Beberapa siswa juga diminta
menjelaskan konsep-konsep tertentu dengan uraian yang jelas, tepat, dan
benar. Pada kegiatan pembelajaran, materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari melalui cerita-cerita kisah nyata berdasarkan pengalaman guru yang
memiliki makna tinggi.

42
C. Menutup Pelarajaran
Guru menutup pelajaran dengan memberikan simpulan umum
terhadap materi yang disajikan. Penutup berlangsung kurang lebih 10 menit.

3.1.2 Pengalaman dalam Kegiatan Pembelajaran


Pelaksanaan PPL-Real di SMA Negeri 1 Singaraja dilaksanakan
sesuai dengan jadwal belajar sekolah. Hari Senin sampai Sabtu PPL-Real
dimulai pagi hari pukul 07.00 WITA
Saat penulis mendapatkan guru pamong, penulis mengubungi guru
pamong sebagai perkenalan dan berkoordinasi terkait jadwal mengajar. Saat
itu disepakati penulis praktek mengajar di kelas X tepatnya kelas X2, X5,
dan X6. Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai pemenuhan syarat
minimal administrasi terkait RPP, maka penulis mendapat kelas tambahan
sebagai tim teaching dengan rekan PPL Real dari jurusan fisika juga yaitu Ni
Made Weni Adnyani pada kelas XI IA5.
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, penulis harus membuat
segala persiapan mengajar yang berupa perangkat pembelajaran. Penulis
membuat perangkat administrasi pembelajaran seperti rincian minggu
efektif, program tahunan, program semester, silabus dan penilaian, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan alat evaluasi. Dalam penyusunan
perangkat pembelajaran tersebut, peran guru pamong sangat besar bagi
penulis. Guru pamong dengan giat dan sabar membimbing penulis dalam
menyelesaikan perangkat pembelajaran tersebut.
Sesuai dengan program kerja yang telah dirancang bersama guru
pamong, penulis diizinkan mengajar terbimbing di kelas setelah dua minggu
masa orientasi dan observasi berakhir. Guru pamong memberikan tugas
kepada penulis untuk mengajar mata pelajaran Fisika untuk kelas X2, X5,
dan X6, serta team teaching di kelas XI IA5. Jadwal mengajar penulis dan
guru pamong dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jadwal Mengajar

Jam Ke Pukul Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1 07.00 - 07.45 - - - - - X2

43
2 07.45 - 08.30 X6 - - - - X2
3 08.30 - 09.15 X6 - - - - X2
- 09.15 - 09.30 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
4 09.30 - 10.15 X6 - - - - XI IA5
5 10.15 - 11.00 - - - - - XI IA5
6 11.00 - 11.45 X5 - - - - XI IA5
- 11.45 - 12.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat - Istirahat
7 12.00 - 12.45 X5 XI IA5 - - - -
8 12.45 - 13.30 X5 XI IA5 - - - -

SMAN 1 Singaraja khususnya di bidang studi Fisika menggunakan


kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP) yang juga ada beberapa materi
diadaptasi dari kurikulum Cambrige University karena telah hampir 4 tahun
dirintis untuk menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI). Berdasarkan silabus
inilah penulis membuat program tahunan, program semester dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Khusus untuk rencana pelaksanaan pembelajaran,
lembar kerja siswa (LKS) dan soal ujian penulis harus menggunakan bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia. Tapi dalam pembuatan soal ujian tidak 100%
mengunakan bahasa inggris.
Penggunaan bahasa inggris inilah yang menjadi salah satu kendala penulis
dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran. Selain itu penentuan strategi dan
model pembelajaran juga menjadi kendala yang dihadapi penulis. Namun berkat
bimbingan yang berkala dan berkelanjutan dari guru pamong, sedikit demi sedikit
penulis berusaha untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Dari uraian kegiatan yang telah dipaparkan, ada beberapa hal yang diperoleh
selama melaksanakan PPL dalam kegiatan pembelajaran diantaranya penulis
mampu:
1. Mengembangkan pengalaman dan materi pembelajaran sesuai dengan
pengembangan silabus dalam kurikulum di lingkungan sekolah.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang benar dan
tepat.
3. Menyusun dan membuat media pembelajaran.

44
4. Memilih strategi pembelajaran dilihat dari pendekatan, metode dan
teknik yang sesuai, peran siswa dalam pembelajaran, lingkungan, sarana
dan prasarana yang tersedia dan alokasi waktu yang tersedia.
5. Mengorganisir siswa dalam pembelajaran dengan melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran melalui kegiatan individu, diskusi
(kelompok), serta melibatkan siswa dalam tugas latihan secara individu
atau kelompok.
6. Merancang jenis dan prosedur penilaian hasil belajar siswa.
Selain mengajar penulis juga ikut membantu mengawasi KSP
(Kelompok Siswa Penggemar) mata pelajaran Fisika yang kegiatannya
dijadwalkan setiap hari kamis dan jumat pukul 13.30 wita dan kegiatan
ektrakurikuler elektro yang dilaksanakan setiap hari selasa pada pukul 14.00
wita.

3.1.2.1 Menyiapkan Materi Pembelajaran


Dalam mempersiapkan materi pelajaran, penulis harus menyesuaikan
dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian dalam silabus dengan
pengembangan seperlunya. Indikator merupakan penanda ketercapaian
kompetensi dasar. Biasanya penulis mengembangkan materi yang diajarkan
dengan mencari materi-materi terkait pada buku-buku sumber (yang tidak
dimiliki siswa) atau mencari pengembangan materi dari internet dan
lingkungan.
Pengembangan materi yang dilakukan penulis tentunya juga
disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Selain itu, penulis juga
mengembangkan materi pelajaran dengan cara menyesuaikan dengan
kemampuan siswa. Semua materi-materi itu sebelum diajarkan, penulis
rangkum dulu dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Contoh format RPP terlampir.
Adapun kendala yang dihadapi dalam penyiapan materi pembelajaran
adalah menentukan kedalaman materi yang harus diberikan agar sesuai
dengan kemampuan siswa dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu
pengalaman dari guru pamong sangat penulis butuhkan dalam membuat RPP

45
serta mendesain pembelajaran agar mampu memunculkan keaktifan siswa di
kelas.
3.1.2.2 Menyajikan Materi Pembelajaran
Setelah selesai menyiapkan materi pembelajaran, penulis menyajikan
bahan ajar tersebut di setiap kelas pada jadwal mengajar yang telah
ditentukan. Penulis sadar bahwa berbicara di depan kelas berbeda dengan
berbicara sehari-hari dengan teman. Oleh karena itu, ketika masuk kelas,
penulis berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan kelas terlebih dahulu.
Setelah itu, barulah perlahan-lahan penulis menyampaikan atau
memaparkan materi. Dalam penyajian materi penulis lebih banyak
menggunakan metode inkuiri dan diskusi daripada ceramah dan disertai
dengan penayangan animasi atau video menggunakan LCD Proyektor.
Pada saat kali pertama mengajar, praktikan dibimbing oleh guru
pamong. Guru pamong memberikan masukan bagi penulis dalam hal
memberikan umpan balik terhadap pertanyaan yang diajukan siswa. segi
penampilan di depan kelas dan penguasaan terhadap materi yang diajarkan
dinilai sudah cukup baik oleh guru pamong.
Dalam kegiatan pembelajaran, penulis melakukan tiga tahapan yaitu
kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan menutup. Dalam
kegiatan awal penulis harus mampu mengkondisikan agar siswa siap
menerima pelajaran dan kemudian memberikan sesuatu yang menarik untuk
merangsang minat siswa mempelajari materi yang akan diajarkan, seperti
menampilkan gambar dan video maupun bertanya tentang fenomena-
fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang ada hubungannya dengan materi
yang diajarkan. Pada tahap ini juga siswa akan diberikan aperepsi untuk
membangkitkan minat siswa mengikuti pelajaran. Dalam tahap awal ini
penulis berusaha untuk memberikan motivasi semaksimal mungkin. Hal ini
dilakukan sebab tahap ini merupakan pondasi untuk memotivasi siswa
mempelajari materi yang akan diajarkan sehingga materi akan lebih mudah
untuk disampaikan. Dengan pondasi yang kuat maka akan lebih mudah untuk
menyangga beban selanjutnya. Biasanya banyak pertanyaan yang diajukan

46
pada tahap ini untuk menggali juga pengetahuan awal siswa terdahulu tentang
sesuatu hal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan inti dimana penulis menyajikan
materi. Dalam kegiatan inti ini, penulis berusaha membiasakan siswa untuk
aktif dalam pembelajaran dengan cara tanya jawab dan diskusi kelompok
kemudian mempresentasikan hasilnya seperti pada saat melakukan
eksperimen. Tahapan yang terakhir adalah kegiatan penutup, yakni penulis
meminta siswa untu menyimpulkan pembelajaran, kemudian bila kurang
lengkap akan penulis lengkapi kesimpulan tersebut, pemberian kuis dan
pemberian tugas. Selain itu, penulis juga biasanya menyampaikan materi
pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya agar siswa bisa
bersiap-siap belajar untuk pertemuan selanjutnya.
Pada saat menyajikan materi, penulis harus bisa menguasai keadaan
kelas agar suasana berjalan kondusif sebab di dalam kelas tersebut terdapat
siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda dan sebisa mungkin penulis
harus mampu memfasilitasi mereka. Salah satu cara yang penulis terapkan
adalah dengan selalu mengkaitkan materi pembelajaran yang diajarkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa seperti contoh soal yang kontekstual dan
tidak terlalu idealis.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh penulis dalam
penyampaian materi. Pertama ketika menghadapi suasana kelas yang tidak
sesuai dengan harapan, penulis kadang-kadang melupakan salah satu tahapan
atau urutannya sehingga tidak sesuai dengan RPP yang telah disusun. Hal ini
disebabkan karena penulis untuk pertama kalinya mengajar di depan kelas
secara sesungguhnya meskipun penulis sudah banyak melakukan pelatihan
mengajar selama duduk di bangku kuliah yaitu pada mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar (SBM) dan pengajaran mikro. Akan tetapi, rasa grogi tetap
saja muncul karena ternyata penulis menyadari bahwa setiap siswa memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dan terkadang disela-sela pembelajaran ada
saja satu dua orang siswa yang bertingkah aneh dan tak jarang menggangu
temannya. Kedua, cara memotivasi siswa agar keseluruhannya aktif dalam
pembelajaran, karena berdasarkan pengamatan penulis setiap pembelajaran

47
masih saja ada siswa yang kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran.
Setelah penulis observasi melalui bertanya dengan siswa di kelas tersebut
ternyata banyak siswa yang menyatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit
apalagi menghafal rumus-rumus yang begitu banyak tetapi kalau mereka bisa,
maka mereka akan semangat untuk belajar. Ketiga, pemilihan strategi atau
model pembelajaran yang tepat sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Selama mengikuti pelatihan dan bimbingan dari guru pamong, penulis
menemukan solusi untuk setiap kendala yang dihadapi yaitu setiap akan
mengajar penulis harus memiliki persipan yang baik, baik itu mental, materi
maupun bahan ajar dan penulis harus tenang saat mengajar sehingga perasaan
grogi itu berkurang. Kedua, solusi untuk mengatasi rendahnya motivasi siswa
dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa yang tidak memperhatikan dan memberikan umpan balik pada setiap
tugas yang mereka kerjakan. Dengan merubah strategi pembelajaran yang
digunakanan setiap pembelajaran atau memberikan selingan berupa kuis dan
video yang berkaitan dengan pembelajaran serta melakukan percobaan dapat
mengurangi kejenuhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Pada setiap pembelajaran, penulis biasanya ditemani oleh guru
pamong kecuali pada saat beliau berhalangan hadir sehingga beliau dapat
mengetahui perkembangan penulis selama mengajar di kelas tersebut dan
PPL-Real di SMA Negeri 1 Singaraja. Guru pamong selalu memberikan
masukan yang bermanfaat untuk memperbaiki kekeliruan atupun kesalahan
yang penulis buat. Hal ini tentunya membuat penulis selalu belajar dari
kesalahan dan ingin menampilkan sesuatu yang terbaik. Dalam hal ini guru
pamong sangat aktif memberikan masukan-masukan kepada penulis sehingga
penulis bisa lebih baik lagi dalam mengajar dan berinteraksi dengan siswa.

3.1.3 Kegiatan Non-Mengajar


1. Kegiatan Kurikuler
a Memberikan tugas-tugas dan pekerjaan rumah sebagai tindak
lanjut pembelajaran atau persiapan pembelajaran berikutnya.

48
b Mengembalikan tugas-tugas siswa yang telah disertai penilaian
dan memberikan komentar yang bersifat edukatif.
2. Kegiatan Non Kurikuler
a. Kegiatan Rutin ( dilakukan selama kegiatan PPL-Real)
b. Menjalankan tugas membantu pelatihan KSP Fisika
pada hari kamis.
c. Mengikuti upacara bendera setiap hari senin di
lapangan upacara.
d. Mengikuti kegiatan jalan santai bersama guru, pegawai
dan seluruh siswa setiap hari jumat.
e. Ikut mengawasi ekstrakurikuler elektro setiap hari
selasa setelah pembelajaran berlangsung.
3. Kegiatan Non-Rutin
a. Berpartisipasi dalam hari kemerdekaan RI yaitu mendampingi siswa
latihan gerak jalan dari tanggal 28 Juli sampai dengan 13 Agustus 2010,
dimana pembagian tugas ini dilakukan secara bergiliran diantara
mahasiswa praktikan SMA Negeri 1 Singaraja.
b. Mendampingi siswa dalam Lomba Gerak Jalan 45 Km pada tanggal 14
Agustus 2010 dengan rute dari desa Sambirenteng Sampai Singaraja.
Lomba ini dimulai pada pukul 22.00 wita, namun penulis bersama rekan-
rekan PPL yang lain berangkat sebelumnya untuk membantu persiapan.
Hanya saja gerak jalan ini berlangsung kurang lancar dikarenakan adanya
konflik sosial dalam perjalanan menuju Singaraja.
c. Mendampingi siswa dalam lomba gerak jalan Putri 17 Km pada tanggal ..
d. Mengawasi jalannya tes seleksi Kelompok Siswa Penggemar (KSP) yang
diikuti oleh siswa kelas X .
e. Memberikan review (pengulangan materi pelajaran) bagi siswa yang hasil
belajarnya belum tuntas (dilakukan di luar jam pelajaran ).
f. Memberikan Remidi pada siswa yang hasil belajar fisikanya belum tuntas.
g. Membantu Laboran

49
Pada hari-hari tertentu, ketika dilaksanakan praktikum, penulis
membantu laboran Fisika untuk menyiapkan alat dan bahan serta
membersihkan alat-alat yang telah digunakandan ruangan lab Fisika.
h. Mengikuti program/kegiatan sekolah lainnya
Program lain yang diikuti praktikan adalah mengikuti kegiatan perayaan
Hari Raya Saraswati di sekolah pada hari Jumat, 31 Juli 2009, mengikuti
persembahyangan saat purnama dan jalan santai setiap hari jumat yang
melibatkan seluruh warga sekolah. Biasanya jalan santai dilakukan
sekitar pukul 06.30 pagi yang mana siswa telah dikumpulkan
sebelumnya pukul 06.00 di lapangan upacara bendera untuk diberikan
beberapa pengarahan dari OSIS, Kepala Sekolah, atau guru-guru
lainnya. Rute jalan santai yang biasanya ditempuh adalah sebagai
berikut:
a. SMA N 1 Singaraja(Jln. Pramuka) – Jln. Ahmad Yani – Jln.
Sudirman – Jln. Udayana – SMAN 1 Singaraja (Jln. Pramuka)
b. SMA N 1 Singaraja(Jln. Pramuka) – Jln. Ngurah Rai – Jln.
Yudistira – Jln. Gajah Mada – Jln. Dr. Sutomo - SMAN 1 Singaraja
(Jln. Pramuka)
Dari uraian di atas ada beberapa hal yang diperoleh penulis selama
melaksanakan PPL dalam kegiatan non mengajar diantaranya penulis mampu:
1. Mengerjakan tugas-tugas
kokurikuler yaitu memberikan tugas-tugas dan PR sebagai tindak lanjut
pembelajaran atau persiapan pembelajaran berikutnya disertai penilaian dan
komentar yang bersifat edukatif.
2. Mengerjakan kegiatan
ekstrakurikuler yaitu membimbing dan mengawasi kegiatan ekstrakurikuler.
3. Mengerjakan tugas-tugas
administrasi keguruan
4. Menjalin hubungan kerja dan
kekerabatan yang kondusif serta berperilaku sopan, ramah dan simpatik
dengan guru-guru, staf administrasi, teman sejawat dan siswa.

50
3.2 Temuan Bermakna
Selama melaksanakan kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 1 Singaraja,
penulis menemukan beberapa temuan yang bermakna. Temuan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Pelaksanaan apel/upacara secara bilingual
Pelaksanaan upacara bendera yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
Singaraja sangat luar biasa dilihat dari segi tata laksana dan kedisiplinan
siswa saat mengikutinya. Di samping pelaksanaan yang mantap, bahasa
pengantar yang digunakan saat upacara pun sangat kontekstual mengingat
status yang disandang oleh SMA Negeri 1 Singaraja, yakni sekolah
berstandar internasional. Upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari
Senin dan pada hari-hari peringatan nasional menggunakan dua bahasa
pengantar : bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
b. SMA Negeri 1 Singaraja sebagai rintisan sekolah berstandar
internasional
SMA Negeri 1 Singaraja adalah Rintisan Sekolah Menengah yang
Berstandar Internasional. Status tersebut tentu saja berimplikasi terhadap
kegiatan pembelajaran di kelas. Guru tidak lagi hanya menggunakan
bahasa Indonesia dalam pembelajaran, tetapi juga menggunakan bahasa
Inggris. Namun penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
(bilingual) hanya diwajibkan untuk mata pelajaran bahasa Inggris,
matematika, fisika, biologi, dan kimia. Upaya yang dilakukan sekolah
untuk melatih warga sekolah dalam berbahasa Inggris adalah dengan
diterapkannya English Day setiap hari Senin, Rabu dan Jumat, penggunaan
bahasa Inggris dalam setiap presentasi atau pun rapat yang dilakukan oleh
guru dan pegawai.
c. Kegiatan OSIS, DPS, Kamtib, dan ekstrakulikuler yang berkualitas
Dari hasil pantauan penulis, OSIS, DPS, Kamtib, dan ektrakurikuler
mendapat tempat khusus di hati siswa. Pemilihan OSIS, DPS, dan Kamtib
berlangsung secara demokrasi. Salah satu contohnya dalam pemilihan
ketua dan wakil ketua OSIS yang pelaksanaannya hampir sama dengan
pemilihan presiden dan wakil presiden. Tiap paket calon diberikan waktu

51
orasi untuk menarik simpatisannya dan digunakannya sistem pemilihan
langsung dengan cara mencontreng. Sosialisasi pun dilakukan sebelum
hari pemilihan diselenggarakan. Dan yang sangat menarik adalah
pemilihan yang dilakukan dengan berbasis IT yaitu pemilihan dengan
memanfaatkan penggunaan tekonologi, dimana siswa memilih dengan
media laptop dan hasilnya sangat cepat diketahui tanpa memerlukan
perhitungan suara yang biasanya memakan waktu cukup lama.
d. Penegakan Disiplin
SMA Negeri 1 Singaraja menerapkan sistem on time dan full time. Aturan
disiplin yang harus ditaati siswa adalah siswa harus sudah berada di
sekolah 10 menit sebelum pelajaran dilmulai. Siswa yang terlambat akan
dikenakan sanksi sebelum diijinkan masuk ke kelas. Aturan ini bertujuan
supaya siswa benar-benar siap untuk mengikuti pelajaran. Hal lain yang
menarik dari SMA Negeri 1 Singaraja adalah guru-guru mengisi daftar
hadir dengan sidik jadi pada alat yang disedikan. Sebagian besar sekolah
belum menerapkan cara pengecekan kehadiran guru dengan sidik jari.
e. KSP (Kelompok Siswa Penggemar)
Di SMA Negeri 1 Singaraja kegelisahan siswa yang “merasa kurang pada
bidang pelajaran tertentu” dan ingin memperdalam pemahamannya tentang
mata pelajaran tertentu dapat bergabung dalam KSP. Misalnya, bagi siswa
yang menyukai sekaligus menggemari atau ingin belajar Fisika dapat
bergabung dalam KSP Fisika.
f. Pembimbingan pembuatan karya tulis
Guru di SMA Negeri 1 Singaraja sangat terbuka apabila ada siswa yang
bertanya seputar materi pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan
sebagainya. Khusus untuk penulisan karya ilmiah, menurut pandangan
penulis, para guru SMA Negeri 1 Singaraja sangat tekun membina
siswanya.
g. Program Wajib Komputer.
Program wajib komputer ini merupakan program baru yang dirancang oleh
pihak sekolah. Program ini mewajibkan setiap siswa SMA Negeri 1

52
Singaraja. Hal ini dilakukan untuk lebih memperkenalkan siswa dengan
keberadaan teknologi untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan.
h. Metode Team Teaching
SMA Negeri 1 Singaraja menggunakan metode Team Teaching dalam
pengajaran di kelas. Dalam metode ini terdapat dua orang yang mengajar
dalam satu kelas yang disebut team-teaching. Teknik mengajar yang
digunakan di kelas diatur menurut kesepakatan bersama dalam team-
teaching tersebut.
i. Metode dalam kegiatan pembelajaran
Guru SMA Negeri 1 Singaraja jarang menggunakan metode ceramah.
Metode yang lebih banyak digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah
metode-metode yang menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran seperti
metode tanya jawab, metode diskusi, metode inkuiri, dan masih banyak
metode atau cara mengajar yang menarik yang dilakukan oleh guru-guru di
SMA Negeri 1 Singaraja.
j. Pemajangan foto-foto para siswa SMA Negeri 1 Singaraja yang
berprestasi di dinding- dinding sekolah
Dalam rangka menghargai sekaligus menghormati prestasi para siswanya,
lembaga SMA Negeri 1 Singaraja telah melakukan tindakan yang sangat
benar, yakni memajang foto-foto para juara tersebut. Dalam kaitannya
dengan ihwal psikologi (senada dengan metode sugestopedia yang
diterapkan Bobbi de Potter dalam pembelajaran quantum) aktivitas ini
sangat berharga bagi siswa karena mereka, baik yang sudah berprestasi
maupun belum akan tertantang berkompetisi dengan sehat dan lebih
bersemangat meraih prestasi.
k. Budaya No Smoking
Para siswa SMA Negeri 1 Singaraja dilarang merokok di lingkungan
sekolah. Tidak hanya siswa, para staf guru, pegawai, dan warga yang
memasuki wilayah SMA Negeri 1 Singaraja pun dilarang merokok.
Budaya ini membuat seluruh warga SMA Negeri 1 Singaraja nyaman
melakukan aktivitas sehari- hari di sekolah.
l. Budaya olahraga dan berjalan santai setiap hari Jumat

53
Di samping cerdas secara kognitif, manajemen SMA Negeri 1 Singaraja
juga berusaha agar seluruh warga sekolah sehat jasmani dan rohani. Upaya
untuk meningkatkan kesehatan jasmani warga sekolah berusaha dicapai
dengan cara olahraga bersama. Dalam praktiknya, tidak hanya kesegaran
dan kesehatan jasmani yang diperoleh oleh warga SMA Negeri 1
Singaraja, melainkan juga hubungan sosial antarwarga sekolah yang
mantap. Adapun kegiatan olahraga yang biasa diadakan adalah jalan
santai, yoga, dan lim tien kung.

3.3 Tindak Lanjut


Tindak lanjut terkait pelaksanaan upacara bendera yang dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Singaraja setiap hari Senin dan pada hari-hari peringatan nasional
menggunakan dua bahasa pengantar: bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
adalah dengan cara mengganti perangkat upacara setiap minggu sehingga semua
kelas dan semua guru serta pegawai mampu melestarikan budaya ini.
Kualitas pelaksanaan program kegiatan OSIS, DPS (Dewan Perwakilan
Siswa), Kamtib, dan ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Singaraja yang sangat
ditunjang oleh kesungguhan siswa dalam berorganisasi dan kesungguhan para
pembina saat membimbing (menemani) siswa berorganisasi ditindaklanjuti oleh
pihak sekolah dengan senantiasa meroling para guru yang bertugas membina
siswa dan regenerasi yang dilakukan oleh pengurus OSIS, DPS, dan Kamtib
setiap tahunnya.
Penegakan disiplin di SMA Negeri 1 baik dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan di luar pembelajaran dilakukan dengan cara memantau
kegiatan siswa di sekolah. Khusus untuk di kelas XII, pada tahun ini lembaga
SMA Negeri 1 Singaraja telah memasang alat bantu dalam mengontrol aktivitas
siswa, yakni CCTV. Bagi guru dan pegawai kontrol atas perilaku dalam
menerapkan sistem on time dan full time dibarengi dengan aktivitas pengabsenan
secara manual. Hal lainnya adalah aturan tentang siswa yang membawa sepeda
motor. Siswa yang diperbolehkan membawa sepeda motor adalah siswa kelas XI
dan XII, sedangkan siswa kelas kelas X tidak diperbolehkan karena mereka
belum cukup umur untuk memiliki SIM. Sekolah juga melarang keras siswa

54
membawa ponsel ke sekolah karena hal ini dapat mengganggu konsentrasi siswa
dalam mengikuti pelajaran sehingga sekolah berusaha menyediakan telepon
umum (telepon koin). Tidak hanya siswa yang diikat oleh aturan, guru dan staf
pegawai pun diikat oleh aturan. Semua peraturan yang diterapkan di SMA
Negeri 1 Singaraja telah mampu dilaksanakan dengan baik, tidak hanya sebatas
teori.
Terkait dengan metode pembelajaran, Guru SMA Negeri 1 Singaraja
jarang menggunakan metode ceramah. Metode yang lebih banyak digunakan
dalam kegiatan pembelajaran adalah metode-metode yang menuntut keaktifan
siswa dalam pembelajaran seperti metode tanya jawab, metode diskusi, metode
inkuiri, dan masih banyak metode atau cara mengajar yang menarik yang
dilakukan oleh guru-guru di SMA Negeri 1 Singaraja.

55
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan serta hasil uraian diatas, maka dapat
disimpulkan beberapa hal berikut ini, yaitu:
1. Program PPL-Real yang dilaksanakan oleh LPPL Universitas
Pendidikan Ganesha merupakan suatu kesempatan bagi para mahasiswa
praktikan untuk dapat menimba pengalaman yang sebanyak-banyaknya agar
kelak dapat menjadi sosok guru yang profesional.
2. Segala kesulitan dan masalah yang penulis hadapi selama mengikuti
kegiatan PPL-Real selalu dapat penulis atasi karena adanya bimbingan dan
arahan dari guru pamong dan dosen pembimbing.
3. Proses pembelajaran maupun hubungan sosial yang terjadi di SMA
Negeri 1 Singaraja berjalan dengan sangat bagus. Oleh karena itu, penulis
benar-benar merasa telah banyak mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman dalam hal pengelolaan pembelajaran maupun dalam hal
menjalin hubungan sosial selama mengikuti kegiatan PPL-Real ini.

4.2 Saran-Saran
Berdasarkan hasil pengamatan serta simpulan di atas, penulis dapat
memberikan beberapa saran yang nantinya diharapkan dapat memberikan
perbaikan atau sebagai masukan bagi pelaksanaan PPL-Real selanjutnya serta
perbaikan dalam hal proses pembelajaran.
1. Untuk Mahasiswa
Kepada mahasiswa yang akan melaksanakan PPL-Real hendaknya benar-
benar memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh lembaga guna menimba
ilmu dan pengalaman selama mengikuti kegiatan PPL-Real dengan tetap
menjaga nama baik almamater.

56
2. Untuk Sekolah
Untuk pihak sekolah agar dapat tetap menjaga dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu atau kualitas
sekolah di masa depan.
3. Untuk LPPL
Untuk LPPL diharapkan nanti ke depannya agar dapat menjalin kerjasama
yang lebih baik lagi dengan sekolah mitra sehingga dapat saling bertukar
informasi terkait pengembangan kegiatan pembelajaran.

57

You might also like