Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Frediatmoko Aulia Rahman
NIM. 6101407176
Rombel 03
Jawaban:
a. Dasar kepemimpinan
b. Gaya-gaya kepemimpinan
4. Menerima saran.
c. Efektifitas
Memang sulit untuk menentukan mana yang lebih efektif antara gaya
kepemimpinan yang otoriter dan kepemimpinan demokratis, kerena keduanya
sama-sama memiliki keutungan dan kerugian masing-masing, sehingga
banyak pelatih meperlihatkan kombinasi antara gaya otoriter dan gaya
demokratis
2. Cocok digunakan dalam kelompok besar yang terlibat dengan tugas –tugas
rumit.
3. Waktu jadi lebih efisien dan menjadikan olahragawan merasa was-was
menjadikan lebih merasa lebih aman dan terlindungi dalam situasi yang
menekan.
d. Tanggung Jawab
Jawaban :
a. Komponen kesegaran
1. Kekuatan
Strength, Kemempuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja
2. Daya tahan
Endurance, Kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung,
paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk
menjalankan kerja secara terus menerus
3. .Daya Otot
Muscular Power, Kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan
maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya
4. Kecepatan
Speed, Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-
singkatnya.
5. Daya lentur
Flexibility, Efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas
6. Kelincahan
Agility, Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.
7. Koordinasi
Coordination, Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan
yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
8. Keseimbangan
Balance, Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.
9. Ketepatan
Accuracy, Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak
bebas terhadap suatu sasaran.
10. Reaksi
Reaction, Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam
menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera
HUKUM FISIOLOGIK
Semua sistem latihan dipengaruhi oleh tiga hukum fisiologik, yaitu : hukum
OVERLOAD, hukum KEKHUSUSAN (Specificity), dan hukum
REVERSIBILITAS (Reversibility). Prinsip-prinsip lainnya disebutkan oleh para
pelatih sebagai aspek-aspek yang terkandung dalam tiga prinsip tersebut.
a. Hukum Overload (Law of Overload)
Hukum ini adalah yang banyak memperbaiki dalam kebugaran seorang
atlet, sehingga membutuhkan suatu peningkatan beban latihan yang akan
menantang keadaan kebugaran atlet.
Bahwa beban latihan berfungsi sebagai suatu stimulus dan
mendatangkan suatu respon dari tubuh atlet. Apabila beban latihan lebih berat
daripada beban normal pada tubuh maka tubuh akan mengalami kelelahan
sehingga tingkat kebugaran akan menjadi lebih rendah dari tingkat kebugaran
normal. Hal ini akan membutuhkan masa pemulihan yang lebih lama.
Artinya, pembebanan akan menyebabkan kelelahan, dan ketika pembebanan
berakhir, maka pemulihan berlangsung. Jika pembebanan optimal (tidak
terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat) maka setelah pemilihan penuh
tingkat kebugaran akan meningkat lebih tinggi daripada tingkat sebelumnya.
Prinsip Individualisasi
Reaksi masing-masing atlet terhadap suatu rangsangan latihan terjadi dengan
cara yang berbeda. Perbedaan tersebut karena usia dan jenis kelamin.
Perencanaan latihan dibuat berdasarkan perbedaan individu atas kemampuan
(abilities), kebutuhan (needs), dan potensi (potential). Tidak ada program
latihan yang dapat disalin secara utuh dari satu individu untuk individu yang
lain. Program latihan yang efektif hanya cocok untuk individu yang telah
direncanakan.
Pelatih harus mempertimbangkan faktor usia kronologis dan usia biologis
(kematangan fisik) atlet, pengalaman dalam olahraga, tingkat keterampilan
(sklill), kapasitas usaha dan prestasi, status kesehatan, kapasitas beban latihan
(training load) dan pemulihan, tipe antropometrik dan system syaraf, dan
perbedaan seksual (terutama saat pubertas).
Prinsip Pengembangan Multilateral
Pengembangan menyeluruh ini berkaitan dengan keterampilan gerak secara
umum (general motor ability) dan pengembangan kebugaran sebagai tujuan
utama yang terjadi pada bagian awal dari perencanaan latihan tahunan.
Prinsip ini harus menjadi focus utama dalam melatih anak-anak dan atlet
junior. Hal ini adalah merupakan langkah pertama dari rangkaian pendekatan
untuk latihan olahraga (prestasi).
b. Hukum Kekhususan (Law of Specificity)
Hukum kekhususan adalah bahwa beban latihan yang alami menentukan
efek latihan. Latihan harus secara khusus untuk efek yang diinginkan. Metode
latihan yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan latihan. Beban latihan
menjadi spesifik ketika itu memiliki rasio latihan (beban terhadap latihan) dan
struktur pembebanan (intensitas terhadap beban latihan) yang tepat.
Prinsip Spesialisasi
Prinsip ini melatih kapasitas dan teknik yang dibutuhkan untuk aktivitas
khusus atau nomor khusus. Contoh, dalam atletik seorang pelempar
membutuhkan latihan kekuatan khusus dan juga teknik khusus pada masiing-
masing nomor lempar. Seorang perenang membutuhkan kecepatan dan daya
tahan kecepatan serta daya tahan kekuatan sesuai dengan nomornya, begitu
pula teknik yang dibutuhkannya. Semuanya itu harus dilakukan secara khusus
setelah melewati fase latihan yang menyeluruh (multilateral).
Prinsip Model Proses Latihan
Model ini dimanfaatkan untuk mengembangkan pola-pola latihan yang erat
dengan kaitannya dengan kebutuhan kompetisi. Pola yang paling sulit
membutuhkan waktu yang cukup lama (tahunan) agar menjadi sempurna. Hal
ini tentunya harus diawali dengan kemampuan pelatih dalam menganalisa
setiap kompetisi. Contoh dalam olahraga permainan, bagaimana pola-pola
permainan itu harus berjalan sesuai dengan kebutuhan setiap kompetisi (saat
menghadapi lawan berat atau lawan yang lebih ringan), bagaimana pola
pertahanan dan penyerangan yang baik dan harmonis.
HUKUM PSIKOLOGIK
a. Prinsip Aktif, Partisipasi Sungguh-sungguh (Active, Conscientious
Participation)
Prinsip ini mengandung makna bahwa untuk menghasilkan prestasi yang
maksimal atlet harus terlibat secara aktif dalam proses latihan yang telah
dipilihnya. Prinsip ini sering luput dari perhatian atlet dan juga pelatih. Atlet
berpartisipasi secara pasif, hanya mengikuti saja apa yang diperintahkan atau
menunggu pemberian motivasi dari pelatih tanpa didasari atas kesungguhan
untuk melakukan latihan bahwa latihan adalah suatu kebutuhan.
Latihan adalah suatu bentuk kerja sama antara atlet dan pelatih yang
mengandung resiko. Atlet
b. Prinsip Kesadaran (Awareness)
Prinsip ini menunjuk pada kebutuhan bahwa pelatih menjelaskan pada atlet
apa yang terlibat dalam program latihan, apa yang menjadi tujuan latihan, dan
bagaimana mencapainya. Dalam hal ni juga atlet harus menyadari akan
posisinya sebagai orang yang juga harus berpartisipasi aktif dalam
perencanaan dan evaluasi latihan.
c. Prinsip Variasi (Variety)
Kompleksnya latihan dan tingginya tingkat pembebanan dalam latihan untuk
sukses membutuhkan variasi bentuk latihan dan metode latihan agar tidak
terjadi kejenuhan / kebosanan (boredom) atau basi (staleness). Faktor
kebosanan ini akan menjadi kritis apabila kurang bervariasi seperti pada
gerakan (hanya) lari saja yang secara teknik tidak begitu kompleks (terbatas)
dan membutuhkan faktor fisiologik.
d. Prinsip Istirahat Psikologik (Psychological Rest)
Saat kelelahan terjadi seorang atlet akan mengalami ketegangan mental atau
ketegangan psikologis (psychological strain), bukan hanya kelelahan fisik
saja. Oleh karena itu, selain harus meningkatkan kemampuan fisik menjadi
istimewa, harus pula mampu mengalihkan situasi yang akan mengakibatkan
munculnya tekanan-tekanan (stress) seperti pada kompetisi atau latihan.
Bagian ini penting untuk membantu proses istirahat psikologis.
HUKUM PEDAGOGIK
Prinsip-prinsip yang ada dalam hukum ini akan membantu atlet dan pelatih
untuk lebih memaknai proses pembelajaran / pelatihan melalui pendidikan.
a. Prinsip Perencanaan dan Pemanfaatan system (Planning and Use of
System)
Prinsip ini membutuhkan apa yang disebut dengan disain program latihan
yang sistematis dan efesien, dari program jangka panjang sampai dengan unit
latihan yang dibutuhkan oleh setiap atlet secara individu. Prinsip ini
membutuhkan ketelitian, kehati-hatian, dan mempertemukan semua
kebutuhan latihan secara efektif. Melalui prinsip ini, atlet dan pelatih
mengalami proses pembelajaran yang selalu sistematis dan terencana.
b. Prinsip Periodisasi (Periodization)
Prinsip periodisasi adalah mengembangkan program latihan melalui seri-seri
dari setiap siklus atau tahapan berdasarkan pada standar prestasi setiap
cabang olahraga. Prinsip ini terkait dengan perencanaan program latihan yang
akan disusun.
Tahapan latihan yang lazim dimanfaatkan adalah Tahap Persiapan (Persiapan
Umum dan Persiapan Khusus), Tahap Kompetisi (Pra Kompetisi dan
Kompetisi Utama), dan Tahap Transisi. Prinsip ini mengajak pelatih untuk
senantiasa manjalani proses melalui tahapan yang jelas dan teratur.
c. Prinsip Presentasi Visual (Visual Presentation)
Prinsip ini mencoba untuk memberikan informasi latihan yang sejelas
mungkin kepada atlet, sewaktu-waktu, audio-visual dapat diimanfaatkan
untuk membantu atlet dalam memahami materi latihan yang telah, sedang,
dan atau akan diberikan dalam proses latihannya.
Proses pembelajaran/pendidikan seperti ini penting bagi atlet untuk bias lebih
memahami apa yang seharusnya dilakukan dan yang cukup penting adalah
bagaimana seorang atlet mampu mengoreksi sendiri (self correction) apa
yang menjadi hal penting dalam meningkatkan prestasinya. Prinsip-prinsip
latihan yang dikaji berdasarkan tiga disiplin ilmu itu penting sekali bagi
pegangan para pelatih untuk lebih memahami tuntutan dan kebutuhan latihan
agar menjadi lebih efektif dan efesien.
Referensi :
William H. Freeman. Peak When It Count. Los Altos : Tafnews Press. 1989.
Jawaban :
Jawaban :
a. Fakto internal adalah factor yang berasal dari diri atlet itu sendiri
dalam bentuk potensi dan kemampuan yang dimilikinya baik secara fisi
maupun psikis(mental).
b. faktor eksternal adalah semua factor yang berasal dari luar potensi
dan kemampuan atlet yang dapat di pengaruhi dan menentukan prestasi atlet
seperti pelatih, fasitas latian dan pertandingan, kompetisi, organisasi,
pendanaan, iklim dan cuaca, gizi dan lain sebagainya.
Jawaban :
Daya tahan merupakan suatu keadaan atau kondisi tubuh mampu untuk
bekerja dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan baik, jika tidak mengalami
mudah lelah, dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan, mampu bekerja tanpa
mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelasaikan suatu
pekerjaan/latihan.
Type Daya Tahan ;
Daya tahan aeronik berarti dengan oksigen. Latihan aerobic menuntun kita
untuk memperkuat system cardio respiratory dan suatu peningkatan
kemampuan dalam mengunakan O2 didalam otot.
Daya tahan aerobic dapat dikembangkan melalui latihan lari aerobic secara
terus menerus atau lari interval. Semakin panjang waktu dari suatu event
kegiatan/lomba, semakin penting daya tahan aerobic. Daya tahan aerobic
harus dikembangkan terlebih dahulu sebelum daya tahan an aerobic.
Daya tahan anaerobic berarti tanpa oksigen, daya tahan ini mengacu pada
system energy yang memungkinkan otot untuk bekerja dengan mengunakan
energy yang telah tersimpan di dalam. Latihan anaerobic mengijinkan atlet
suatu toleransi membentuk asam laktat.
Salah satu macam latihan untuk mengembangkan daya tahan aerobic dan
anaerobic adalah dengan latihan interval. Variable latihan interval:
- Intensitas
- Lama waktu
- Pemulihan
- Aktivitas pemulihan
- Pengulangan
Jawaban :
Cara melakukannya :
3. Lalu angkatlah kedua kaki ke atas secara perlahan-lahan hingga lepas dari
lantai, siku dapat berfungsi sebagai penahan pada paha
Cara melakukannya :
Cara melakukannya:
Jawaban :
1. Interval training
2. Lari akselerasi
a. Lari akselerasi dimulal dengan gerakan lambat, makin lama makin cepat.
3. Uphill
4. Downhill
Lari menuruni bukit, untuk melatih kecepatan frekuensi gerak kaki, lebih
balk lagi kalau ada dorongan angin dari belakang.
Metode latihan ini dapat berbentuk melempar bola softball atau baseball
atau mensmes bola, dengan melakukan gerakan-gerakan tersebut secara berulang-
ulang dengan kecepatan yang makin tinggi.
Jawaban :
1. Peregangan ritmis
2. Peregangan dinamis
1) Gerakan push up
2) Tubuh tertelungkup, kemudian mengangkat dada dan punggung
setinggi-tingginya.
3. Peregangan statis
2) Badan dibungkukkan.
4. Peregangan kontra
Jawaban :
Saya juga akan berusaha menjadi panutan bagi anak didik saya denga
selalu berperilaku santun, bermoral tinggi, dan selalu berjiwa optimis tinggi,
menghargai oranglain dan senantiasa selalu menanamkan rasa kekeluargaan yang
tinggi dalam melatih sehingga anak didik saya merasa yaman dan senang dalam
berlatih. Dengan itu saya yakin akan berhasil mencapai kesusksesan dalam
melatih.