Professional Documents
Culture Documents
TUGAS
Diajukan guna melengkapi tugas polimer & komposit yang pertama dan salah satu
syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik (S1) dan mencapai gelar
Sarjana Teknik
Oleh
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2008
PROSES PEMBUATAN PLASTIK
I. PENDAHULUAN
Dewasa ini, pemakaian plastik sebagai bahan komponen kendaraan
bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dll. semakin meningkat.
Peningkatan ini tentu saja karena plastik mempunyai karakteristik dan
kelebihan-kelebihan, misalnya : lentur, mempunyai daya serap yang tinggi
terhadap beban kejut (impact load) dan getaran (vibration), tahan karat, mudah
dibentuk, murah, dll.
II. DEFINISI PLASTIK
Plastik ialah salah satu bahan baku yang diperoleh melalui proses sintesis
dari berbagai bahan mentah, yaitu : minyak bumi, gas bumi dan batu bara.
Plastik juga dapat dinamakan bahan organik karena terdiri dari persenyawaan-
persenyawaan karbon, kecuali plastik silikon yang mengandung silicium sebagai
pengganti karbon (silicium secara kimiawi mirip dengan karbon).
Plastik juga disebut sebagai bahan berstruktur makro molekuler karena
bahan tersebut terdiri dari molekul-molekul yang besar (makro).
III. STRUKTUR POLIMER PLASTIK
Semua plastik (kecuali plastik-silikon) terdiri dari persenyawaan karbon
yang membentuk molekul makro. Disamping karbon, masih terdapat elemen-
elemen lain yang terkandung didalam plastik, yaitu : Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Chlor dan Fluor. Oksigen dan Hidrogen berasal dari bahan mentah
(minyak bumi, gas bumi dan batubara). Udara dan air adalah sumber dari
Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Sedangkan Chlor dan Fluor berasal dari
garam-garaman (misalnya : NaCl).
Secara umum, fabrikasi dari plastik terdiri atas 2 tahap, yakni :
1. Sintesis dari persenyawaan-persenyawaan organik yang mampu bereaksi.
Persenyawaan-persenyawaan tersebut berstruktur molekular tunggal (monomer)
2. Penyatuan molekul tunggal yang mampu bereaksi menjadi molekul makro.
Substansi semacam ini umumnya disebut dengan polimer. Dalam reaksi
penyatuan tersebut beribu-ribu molekul tunggal dari monomer yang berbentuk
gas maupun cair mengikatkan diri satu dengan lainnya menjadi satu molekul
makro dari polimer yang berbentuk padat. Proses pengikatan dari dapat
berlangsung dalam 3 macam, yakni : Polimerisasi, Polikondensasi dan Poliadisi.
Pada Polimerisasi terbentuk molekul-molekul makro yang berbentuk
benang yang membelit satu dengan lainnya (tampak seperti benang ruwet).
Ketidakteraturan susunan ini dinamakan dengan amorpha. Sebagian molekul-
molekul makro dapat memiliki susunan teratur, yakni : susunan satu arah.
Susunan yang demikian ini disebut dengan susunan kristalik. Jadi, dengan
demikian plastik yang memiliki molekul-molekul makro yang sebagian tersusun
secara amorphik dan yang lain tersusun secara kristalik disebut dengan plastik
bersusunan kristalik-sebagian. Salah satu ciri dari plastik amorphik yakni :
tembus pandang seperti kaca sedangkan plastik kristalik-sebagian itu
mempunyai ciri tidak tembus pandang (seperti “santen”-dalam bahasa jawa).
Melalui proses Polikondensasi dan Poliadisi akan diperoleh molekul-
molekul makro yang tidak lagi saling membelit tetapi saling mengikatkan diri
secara stereometrik (3D) yang seolah-olah menyerupai sebuah jala. Tempat-
tempat pengikatan diri tersebut dapat berjarak pendek maupun panjang.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa plastik terdiri dari molekul-molekul makro
yang berbentuk benang. Molekul-molekul makro tersebut tersusun secara
amorphik, kristalik-sebagian atau jaringan jala.
IV. JENIS-JENIS PLASTIK
1. Thermoplast
Thermoplast mempunyai susunan molekul benang ruwet dan tanpa ikatan.
Molekul-molekul makro bersatu karena adanya gaya yang berasal dari gesekan
dan belitan antar molekul. Plastik semacam ini sangat mudah mengalami
deformasi (perubahan bentuk) apabila terkena gaya yang relatip kecil karena
posisi-posisi molekul mudah bergeser. Susunan molekul yang semula seperti
benang ruwet apabila terkena gaya akan berubah secara teratur (searah dengan
gaya). Pada temperatur ruang, gaya lekat antar molekul ini relatip besar, artinya
: plastik thermo (thermoplast) keras. Dengan naiknya temperatur maka
berkuranglah gaya lekat antar molekul, belitan molekul mengendorkan dari dan
plastik menjadi elastis. Apabila dipanaskan lebih lanjut maka molekul-molekul
makro akan mudah bergerak, artinya plastiknya menjadi lunak dan akhirnya
mencair. Pada proses pendinginan plastik yang mula-mula berada dalam
keadaan cair melalui tahap lunak dan elastis menjadi material keras. Perubahan
keadaan ini dapat diulangi tanpa batas. Berdasarkan sifat mampu diubah melalui
pemanasan tersebut, jenis plastik ini dinamakan dengan thermoplast
(thermoplast = panas-bahasa Yunani).
2. Duroplast
Duroplast terdiri dari molekul-molekul makro yang membentuk susunan jala
yang rapat. Susunan jala ini terbentuk berdasarkan gaya sambung kimiawi.
Gaya sambung kimiawi tersebut apabila mengalami kenaikan temperature maka
akan mengecil. Meskipun demikian, pada temperatur tertentu susunan jala yang
rapat ini akan mengalami kerusakan dan apabila didinginkan kembali ke
temperature semula jala yang telah mengalami kerusakan tidak akan kembali ke
susunan atau bentuk semula. Jenis plastik ini apabila dipanaskan maka sifat-sifat
mekanisnya hanya mengalami sedikit perubahan. Oleh karena itu jenis plastik
ini dinamakan dengan duroplast (duros = keras-bahasa Yunani). Sebelum
dikerjakan dilakukan “pembongkaran susunan jala” (umumnya pencairan) pada
duroplast dan dikeraskan serta kemudian melalui pemanasan ataupun
pungurangan (penurunan) kekerasan dilakukan pengerjaan akhir (pembentukan
ke bentuk yang diinginkan).
3. Elastomer
Elastomer terdiri dari molekul-molekul makro yang membentuk susunan jala
yang renggang. Susunan jala yang renggang ini terbentuk berdasarkan gaya fisik
(yaitu : gaya gesek dan belitan) dan gaya sambung kimiawi yang terdapat pada
ikatan-ikatan antara dua molekul makro. Ikatan antara dua molekul makro pada
elasthomer memiliki jarak satu dengan lainnya yang relatip besar bila
dibandingkan dengan duroplast. Kedua jenis gaya itulah (Fisik dan kimiawi)
yang menentukan sifat dari elastomer, yaitu : molekul-molekul makro yang
tersusun “ruwet” dapat diluruskan dengan sebuah gaya dan apabila gaya
tersebut dihilangkan maka susunan molekul makro akan kembali ke susunan
semula, yaitu : susunan “ruwet”. Sifat elastik seperti pada karet inilah yang
menjadi alasan mengapa jenis plastik ini dinamakan elastomer.
Tetapi meskipun demikian, apabila elastomer dipanaskan melebihi batas
temperatur yang diizinkan dan kemudian didinginkan lagi maka elastomer akan
rusak seperti pada duroplast.
V. PEMILIHAN BAHAN PLASTIK
Untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan sifat-sifat fisik yang diinginkan
bentuk desain produk, luas penampang, ketebalan, insert yang panjang, tuntutan
ukuran(toleransi) yang harus dipenuhi dan pemilihan material merupakan faktor
yang berpengaruh. Dalam hal ini penentuan bahan dari macam-macam plastic
sangatlah dibutuhkan. Dibawah ini merupakan contoh dari macam-macam
plastic:
1. Optical brighteners (bahan pencerah)
MB KCB PP adalah salah satu produk kami yang berfungsi sebagai agen
additive untuk membuat cerah atau bright, untuk diaplikasikan ke industri
plastik injeksi, sheet, film, extruder dll.
2. Stiffness agent
Micro Powder dan Gel Mpp/MT adalah bahan additive untuk
polymer/plastic/karet yang berfungsi untuk membuat produk menjadi
keras/Stiff.
3. MB 5932 (One Pack Additive)
MB 5932 adalah salah satu bahan additive dalam satu kemasan (One
Packaging Additive) yang terdiri dari beberapa bahan additive, yang berfungsi
sebagai Anti Sealing, Top Clud-nya menjadi bagus, Tahan pecah atau Banting
dan membuat produk plastik menjadi lebih bening/transparant/clear.
4. Pewangi plastic (Parfume Plastic)
Parfume Plastic dipakai pada industri plastic daur ulang/recycle, dapat juga
diaplikasikan pada product jadi/plastic manufacturer. Fungsi utamanya adalah
untuk menghilangkan bau plastik yang gosong, bau plastik pada sampah daur
ulang, bau gosong karena terkena tekanan panas temperatur tinggi.
5. Flame Retardant
Solaris FR 10-2 adalah bahan additive yang ditambahkan kekompon plastik
supaya tidak mudah terbakar/menyala. Sangat cocok dipakai di industri
pembuatan kabel-kabel listrik, elektro, elektronik dll. Dapat juga dipakai
dalam industri pembuatan komponen pesawat terbang, supaya jika terjadi
kebakaran, bahan yang terbakar tersebut mudah mati.
6. Mould Release agent
Kluger Sil 75 adalah salah satu nama dagang dari beberapa type yang ada.
Fungsi utamanya adalah sebagai bahan untuk Release Agent, sehingga bahan
baku (plastik-polymer-karet) yang ada tidak lengket pada Mould. Bahan
additive ini sangat cocok dipakai pada proses injeksi plastik, sebagai
pengganti spary/semprotan.
Keterangan Gambar :
1. 2. 3.
4. 5. 6.
VI. PENGERTIAN PLASTIC MOLDING (MOLD PLASTIK)
Secara umum pengertian Plastic molding adalah Proses pembentukan suatu
benda atau produk dari material plastik dengan bentuk dan ukuran tertentu yang
mendapat perlakuan panas dan pemberian tekanan dengan menggunakan alat
bantu berupa cetakan atau Mold. Mold plastik pada prisipnya adalah suatu alat
(tool) yang digunakan untuk membuat komponen-komponen dari material
plastik dengan sarana mesin cetak plastik.
Berdasarkan Material Plastik yang digunakannya Plastic Molding dapat
dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
1. Blowing molding.
2. Compression molding.
3. Extrusion molding
4. Transfer molding.
5. Injection molding.
Metode Blow molding
Blow molding merupakan suatu metode mencetak benda kerja berongga
dengan cara meniupkan atau menghembuskan udara kedalam material/bahan
yang menggunakan cetakan yang terdiri dari dua belahan mold yang tidak
menggunakan inti (core) sebagai pembentuk rongga tersebut.
Material plastik akan keluar secara perlahan secara perlahan akan turun
dari sebuah Extruder Head kemudian setelah cukup panjang kedua belahan
akan mold akan di jepit dan menyatu sedangkan begiah bawahnya akan
dimasuki sebuah alat peniup (blow Pin) yang menghembuskan udara ke dalam
pipa plastik yang masih lunak, sehingga plastik tersebut akan mengembang
dan membentuk seperti bentuk rongga mould-nya. Material yang sudah
terbentuk akan mengeras dan bisa dikeluarkan dari mold hal ini karena Mold
dilengkapi dengan saluran pendingin didalam kedua belahan mold. Untuk
memperlancar proses peniupan proses ini dilengkapi dengan pisau pemotong
pipa plastik yang baru keluar dari extruder head.
Contoh hasil produksi yang dapat dikerjakan dengan metode ini adalah
bentuk Gelas dan botol. Proses tersebut seperti gambar dibawah ini:
1. Proses Pengisian butiran Plastik dari Hopper kedalam Heater. Oleh motor
Srew berputar sambil menarik butiran plastik mengisi ruang Heater.
3. Proses peniupan udara. Saat plastik menempel pada dinding mold seperti
pada tahap ke II maka udara dengan tekanan tertentu ditiupkan kedalam mold.
Berdasarkan jenis runner mold injeksi dapat dibedakan atas beberapa tipe antara
lain:
1. Mold konvensional dengan runner dingin (cold runner)
Pada pembahasan mengenai mould injeksi ini penulis akan batasi pada
jenis cold runner two plate khususnya pada pembuatan mold tangki radiator.
Selain terdiri atas beberapa jenis runner injeksi mold juga terdiri dari berbagai tipe
gate, sprue dan ejector.
Beberapa tipe atau jenis gate yang biasanya digunakan dalam injection mold
antara lain :
1. Manually Trimmed :
a. Fan Gate
b. Sprue gate
c. Direct of Pin Gate
d. Tab Gate
e. Edge Gate
2. Automatically Trimmed:
a. Pinpoint Tab Gate
b. Submarine or Tunnel Gate
Keterangan
1. Mannually trimmed :
a. Fan or flash type gate - cocok untuk benda kerja yang tipis, rata tetapi besar
atau lebar. Sering disebut juga sebagai band gate (film gate).
b. Sprue gate - Metode paling tua dan paling sederhana, dimana material
disemprotkan langsung melaluoi sprue tanpa melalui runner. Metode ini
Biasannya digunakan untuk pada mold satu cavity.
c. Ring type gate - sesuai untuk benda-benda kerja yang berbentuk silindris dan
berlubang, karena bentuk runner dan gate-nya mengelilingi core, dan masuk ke
dalam cavity secara bersama.
d. Disk atau Diagram gate - digunakan untuk benda kerja yang berbentuk annular
dan rata. Bagian sprue-nmya langsung ke bentuk disk atau piringan dan material
mengalir dari pusat ke segala arah menuju cavity untuk menghindari pengelasan.
Jadi metupakan kebalikan dari sistem ring gate yang memasukkan material dari
pinggir lingkaran menuju benda kerja. Pekerjaan finishing tinggal memotong
bentuk disk-nya yang membentuk gate.
e. Tab gate (flash and Square) - Gate kecil antara dinding dan ujung runner yang
berbentuk bulat penuh itu akan menaikkan suhu atau temperatur dari material, dan
menyebabkan plastik panas itu mudah masuk ke dalam cavity. Biasanya
menghasilkan bentuk yang bagus, mengurangi “sink mark” (kerutan akibat
ketebalan material yang tidak sama), sehingga juga memperbaiki stabilitas ukuran
benda kerja.
2. Automatically trimmed :
a. Pin point gate - cocok untuk material polystyrene. Bentuk runner-nya adalah
bulat dan ujungnya berbentuk bola dan diteruskan oleh gate tersebut masuk ke
dalam cavity.
a. PVC
PVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak bumi dan
garam dapur (NaCl). Minyak bumi diolah melalui proses pemecahan
molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat, termasuk
etilena ( C2H4 ), sementara garam dapur diolah melalui proses elektrolisa
menjadi natrium hidroksida (NaOH) dan gas klor (Cl2). Etilena kemudian
direaksikan dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida (CH2Cl-
CH2Cl). Proses cracking/pemecahan molekul etilena diklorida
menghasilkan gas vinil klorida (CHCl=CH2) dan asam klorida (HCl).
Akhirnya, melalui proses polimerisasi (penggabungan molekul yang
disebut monomer, dalam hal ini vinil klorida) dihasilkan molekul raksasa
dengan rantai panjang (polimer): polivinil klorida (PVC), yang berupa
bubuk halus berwarna putih. Masih diperlukan satu langkah lagi untuk
mengubah resin PVC menjadi berbagai produk akhir yang bermanfaat.
Penampakan resin PVC sangat mirip dengan tepung terigu. Dan
resin PVC memang dapat dianalogikan seperti tepung terigu: keduanya
tidak dapat digunakan dalam bentuk aslinya. Seperti halnya tepung terigu
yang harus diolah dengan mencampurkan berbagai kandungan lain hingga
menjadi kue tart dan berbagai jenis roti yang menarik, resin PVC juga
harus diolah dengan mencampurkan berbagai jenis zat aditif hingga dapat
menjadi berbagai jenis produk yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Satu tahap penting lagi sebelum resin PVC bisa ditransformasikan
menjadi berbagai produk akhir adalah pembuatan compound/adonan
(compounding). Compound adalah resin PVC yang telah dicampur dengan
berbagai aditif yang masing-masing memiliki fungsi tertentu, sehingga
siap untuk diproses menjadi produk jadi dengan sifat-sifat yang
diinginkan. Sifat-sifat yang dituju meliputi warna, kefleksibelan bahan,
ketahanan terhadap sinar ultra violet (bahan polimer/plastik cenderung
rusak jika terpapar oleh sinar ultra violet yang terdapat pada cahaya
matahari), kekuatan mekanik transparansi, dan lain-lain. PVC dapat
direkayasa hingga bersifat keras untuk aplikasi-aplikasi seperti pipa dan
botol plastik, lentur dan tahan gesek seperti pada produk sol sepatu, hingga
bersifat fleksibel/lentur dan relatif tipis seperti aplikasi untuk wall paper
dan kulit imitasi. PVC dapat juga direkayasa sehingga tahan panas dan
tahan cuaca untuk penggunaan di alam terbuka. Dengan segala
keluwesannya, PVC cocok untuk jenis produk yang nyaris tak terbatas dan
setiap compound PVC dibuat untuk memenuhi kriteria suatu produk akhir
tertentu.
Compound PVC kemudian dapat diproses dengan berbagai cara untuk
memenuhi ratusan jenis penggunaan yang berbeda, misalnya:
1. PVC dapat diekstrusi, artinya dipanaskan dan dialirkan melalui
suatu cetakan berbagai bentuk, sehingga dihasilkan produk
memanjang yang profilnya mengikuti bentuk cerakan tersebut,
misalnya produk pipa, kabel dan lain-lain.
2. PVC juga dapat di lelehkan dan disuntikkan (cetak-injeksi) ke
dalam suatu ruang cetakan tiga dimensi untuk menghasilkan
produk seperti botol, dash board, housing bagi produk-produk
elektronik seperti TV, computer, monitor dll.
3. Proses kalendering menghasilkan produk berupa film dan lembaran
dengan berbagai tingkat ketebalan, biasanya dipakai untuk produk
alas lantai, wall paper , dll.
4. Dalam teknik cetak-tiup (blow molding), lelehan PVC ditiup di
dalam suatu cetakan sehingga membentuk produk botol, misalnya.
resin PVC yang terdispersi dalam larutan juga dapat digunakan
sebagai bahan pelapis/coating, misalnya untuk lapisan bawah
karpet dll.
b. Sisir plastic
Ada 2 macam kelompok besar plastik:
1. Thermosetting
2. Thermoplastic
Plastik thermosetting tidak bisa meleleh lagi jika dipanaskan.
Pencetakan hanya dilakukan 1 kali saat pembuatan. Setelah terjadi
polimerisasi, tidak akan meleleh lagi saat dipanasi seperti halnya
thermoplastik. Kalau tetap juga dipanasi dengan suhu lebih tinggi akan
terbakar. Sisir plastik kebanyakan melelh jika dipanasi. Berarti dari jenis
termoplastik
Peralatan plastik dibuat dari bijih plastik. Bijih plastik didapat dari
proses penyulingan minyak bumi. Dulu, sebelum jadi bahan baku industri
hanya dianggap sebagai sebagai sampah (ampas) minyak. Dalam membuat
peralatan plastik, biasanya dicampur dengan bahan lain seperti:
- Hancuran plastik bekas
- Pewarna
-Tambahan lain untuk mengejar sifat tertentu, seperti kekerasan,
kekenyalan, atau agar murah.
Proses pembuatan plastik dengan cara memanaskan bahan plastik,
kemudian diinjeksi ke dalam cetakan. Setelah dingin cetakan dibuka.
Finishing sedikit untuk membuang sisa dari saluran dan batas cetakan
yang tidak rata. Selesai.Untuk produksi kecil, bijih plastik bisa
menggunakan hancuran plastik bekas. Asal bersih dan dari jenis
termoplasik saja. Untuk peralatan berongga seperti botol plastik,
pencetakan dilakukan dengan meniupakan udara di dalam rongga cetak.
Hasil akhir dari proses ini terdiri dari butiran-butiran kecil yang bisa
berbeda-beda beratnya dan kekristalannya tergantung bagaimana hasil
akhir ini akan digunakan.
d. Plastik Superkonduktor
Kita pasti tidak asing lagi dengan plastik, material sintetik yang
dapat dilelehkan dan dibentuk menjadi bermacam-macam bentuk. Plastik
telah digunakan dalam semua bidang. Sebagai contoh, plastik digunakan
sebagai pembungkus kabel tembaga (karena sifat insulatornya) yang
melindungi manusia dari sengatan listrik.
Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar daur ulang untuk
mengolah sampah plastik menjadi pellet atau bijih plastik yang merupakan
bahan dasar pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan.
1. Sortir
2. Pemotongan
a. Prewashing
Bagian-bagian Screw
1. Botol Plastik
2. Pipa PVC
3. Kantong Plastik
DAFTAR PUSTAKA ONLINE
1. http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AkrrcP3Y7HGZL5qiNT
V6w3LJRAx.;_ylv=3?qid=20080217185713AAQ493W
2. http://indonetwork.co.id/wmkbandung/sell
3. http://okasatria.blogspot.com/2008/02/mengenal-plastic-molding-mold-
plastik.html
4. http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=50
5. http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=73
6. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0208/16/iptek/plas33.htm
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Ramat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Proses Pembuatan Plastik” selesai tepat
pada waktunya. Dimana materi dari penyusunan makalah ini berdasarkan teori-
teori yang telah didapat dibangku kuliah, dan dibantu dengan pustaka online yang
berhubungan dengan penulisan laboran ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laboran ini tidak akan dapat
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan baik berupa dukungan moril dan
material juga rangkaian keputusan kebijaksanaan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis igin mengucapkan tarima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Soemardji, selaku Dosen Mata Kuliah Polimer dan Komposit
2. Serta teman-teman Jurusan Teknik Mesin
Akhir kata tiada gading yang tak retak, karena itu penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penyusun