You are on page 1of 35

Asuhan Keperawatan

Ns. Aldo Yuliano, S.Kep


Pendahuluan

Pre Intra Post OPERATIF

INTRA OPERATIF

Departemen Bedah Ruang Pemulihan


Peran
Peran Perawat
Perawat
Intra
Intra Operatif
Operatif

Keselam
atan

Kesejaht
eraan
Well being
patient
Untuk itu perawat intra operatif perlu mengadakan
koordinasi petugas ruang operasi dan pelaksanaan perawat
scrub dan pengaturan aktivitas selama pembedahan.
Tim Operasi

Ahli & Perawat ●


●Memberikan agen analgetik.
●Mengatur posisi yang tepat.
Anestesi ●

Ahli bedah dan ●


●Melakukan Scrub dan
●Pembedahan.
Asisten ●

Perawat ●
●Fisiologis.
●Psikologis.
Intraoperatif ●
Prinsip Umum
Prinsip asepsis ruangan.

Antisepsis dan asepsis

Kurangi/ tiadakan kuman pathogen

baik secara kimiawi tindakan mekanis atau tindakan fisik

Minimalkan bahaya kontaminasi/ Infeksi Nasokomial


Perawat Pasien
Prinsip asepsis personel
Teknik persiapan personel sebelum operasi meliputi 3
tahap, yaitu :
1. Scrubbing (cuci tangan steril),
2. Gowning (teknik peggunaan gaun operasi), dan
3. Gloving (teknik pemakaian sarung tangan steril).

Prinsip asepsis instrumen


1. Perawatan dan sterilisasi alat.
2. Mempertahankan kesterilan alat pada saat
pembedahan dengan menggunakan teknik tanpa
singgung .
Prinsip asepsis pasien

Personal
Desinfect Hygiene
Lapangan
Operasi

Drappin
g

Asepsis Klien
AKTIFITAS KEPERAWATAN SECARA UMUM
Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra
operatif meliputi 4 hal, yaitu :
Safety Management
Tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan
diantaranya adalah :
1. Pengaturan posisi pasien
Pengaturan posisi pasien bertujuan untuk memberikan
kenyamanan pada klien dan memudahkan pembedahan.
Perawat perioperatif mengerti bahwa berbagai posisi
operasi berkaitan dengan perubahan-perubahan
fisiologis yang timbul bila pasien ditempatkan pada posisi
tertentu.
Faktor penting yang harus diperhatikan ketika mengatur
posisi di ruang operasi adalah:
• Daerah operasi.
• Usia.
• Tipe anastesi.
• Berat badan pasien.
• Nyeri : normalnya nyeri dialami oleh pasien yang
mengalami gangguan pergerakan, seperti artritis.
Posisi yang diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi,
respirasi, tidak melakukan penekanan yang berlebihan pada
kulit dan tidak menutupi daerah atau medan operasi.
Hal-hal yang dilakukan oleh perawat terkait dengan
pengaturan posisi pasien meliputi :
a. Kesejajaran fungsional
Maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat
selama operasi. Operasi yang berbeda akan
membutuhkan posisi yang berbeda pula.

Supine (dorsal recumbent) : hernia, laparotomy,


laparotomy eksplorasi, appendiktomi, mastectomy
atau pun reseksi usus.
Pronasi : operasi pada daerah punggung dan spinal.
Misal : Lamninectomy.

Trendelenburg : dengan menempatkan bagian usus diatas


abdomen, sering digunakan untuk operasi pada daerah
abdomen bawah atau pelvis.

Lithotomy : posisi ini mengekspose area perineal dan


rectal dan biasanya digunakan untuk operasi vagina.
Dilatasi dan kuretase dan pembedahan rectal seperti :
Hemmoiroidektomy.
Lateral : digunakan untuk operasi ginjal, dada dan
pinggul.
b. Pemajanan area pembedahan.
Pemajanan daerah bedah maksudnya adalah daerah
mana yang akan dilakukan tindakan pembedahan.
Dengan pengetahuan tentang hal ini perawat dapat
mempersiapkan daerah operasi dengan teknik
drapping.
c. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi.
Untuk mempermudah proses pembedahan juga sebagai
bentuk jaminan keselamatan pasien dengan
memberikan posisi fisiologis dan mencegah terjadinya
injury.
2. Memasang alat grounding ke pasien.
3. Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien
untuk menenagkan pasien selama operasi sehingga
pasien kooperatif.
4. Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan
telah siap seperti : cairan infus, oksigen, jumlah spongs,
jarum dan instrumen tepat.
Monitoring Fisiologis

1. Melakukan balance cairan


Penghitungan balance cairan dilakuan untuk memenuhi
kebutuhan cairan pasien. Pemenuhan balance cairan
dilakukan dengan cara menghitung jumlah cairan yang
masuk dan yang keluar (cek pada kantong kateter urine)
kemudian melakukan koreksi terhadap imbalance cairan
yang terjadi. Misalnya dengan pemberian cairan infus.
2. Memantau kondisi cardiopulmonal.
Pemantaun kondisi kardio pulmonal harus dilakukan
secara kontinu untuk melihat apakah kondisi pasien
normal atau tidak. Pemantauan yang dilakukan meliputi
fungsi pernafasan, nadi dan tekanan darah, saturasi
oksigen, perdarahan dll.
3. Pemantauan terhadap perubahan vital sign.
Pemantauan tanda-tanda vital penting dilakukan untuk
memastikan kondisi klien masih dalam batas normal. Jika
terjadi gangguan harus dilakukan intervensi secepatnya.
Monitoring Psikologis

1. Memberikan dukungan emosional pada pasien.


2. Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama
prosedur induksi.
3. Mengkaji status emosional klien.
4. Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim
kesehatan (jika ada perubahan).
Pengaturan dan koordinasi Nursing Care

1. Memanage keamanan fisik pasien.


2. Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis.
TIM OPERASI

Steril :
a. Ahli bedah
b. Asisten bedah
c. Perawat Instrumentator (Scub nurse)

Non Steril :
a. Ahli anastesi
b. Perawat anastesi
c. Circulating nurse
d. Teknisi (operator alat, ahli patologi dll.)
Perawat steril bertugas :
1. Mempersiapkan pengadaan alat dan bahan yang
diperlukan untuk operasi.
2. Membatu ahli bedah dan asisten saat prosedur bedah
berlangsung.
3. Membantu persiapan pelaksanaan alat yang dibutuhkan
seperti jatrum, pisau bedah, kassa dan instrumen yang
dibutuhkan untuk operasi.
Perawat sirkuler bertugas :
1. Mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi aktivitas keperawatan yang dapat
memenuhi kebutuhan pasien.
2. Mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman.
3. Menyiapkan bantuan kepada tiap anggota tim menurut
kebutuhan.
4. Memelihara komunikasi antar anggota tim di ruang
operasi.
5. Membantu mengatasi masalah yang terjadi.
Type Anastesi :

General Anastesy yaitu hilangnya seluruh sensasi dan


kesadaran termasuk reflek batuk dan reflek muntah
sehingga harus dijaga dari adanya aspirasi. Biasanya
diberikan secara intra vena atau inhalasi.
Regional Anastesi yaitu menghambat jalannya impuls saraf
ke dan dari area atau bagian tubuh. Klien kehilangan sensasi
pada sebagian tubuhnya tetapi tetap sadar.
Tekhnik Anastesi Regional :

1. Topikal (Surface) yaitu anastesi langsung pada kulit dan


membran mukosa untuk menbuka bagian kulit, luka dan
luka bakar. Misalnya lidocaine dan benzocaine, jenis ini
biasanya cepat diserap dan bereaksi cepat.
2. Local Aqnastesi (Infiltrasi), yaitu anestesi yang disuntikan
pada area tertentu dan digunakan untuk pembedahan
minor, misalnya lidocaine atau tetracaine 0,1%.
3. Blick Nerve (Bier Block), obat anastesi disuntikan didaerah
syaraf atau kumpulan syaraf kecil untuk menghasilkan
sesasi pada daerah kecil pada tubuh.
4. Anastesi Spinal, termasuk blok pada subbarracnoid. Yaitu
obat anastesi disuntikan kedaerah ke daerah surrachnoid
sampai ke spinal cord.
5. Epidural Anastesi, injeksi pada daerah dalam spinal tetapi
diluar duramater.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian.
a. Identifikasi pasien.
b. Validasi data yang dibutuhkan dengan pasien.
c. Telaah catatan pasien terhadap adanya :
- Informed yang benar dengan tanda tangan pasien.
- Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik.
- Hasil pemeriksaan diagnostik.
- Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan.
- Checklist pra-operatif.
d. Lengkapi pengkajian keperawatan praoperatif segera :
- Status fisiologi (mis : tingkat sehat-sakit, tingkat
kesadaran).
- Status psikososial (mis : ekspresi kekhawatiran,
tingkat ansietas, masalah komunikasi
verbal, mekanisme koping).
- Status fisik (mis : tempat operasi, kondisi kulit dan
efektifitas persiapan, pencukuran, atau obat
penghilang rambut, sendi tidak bergerak).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko infeksi b.d prosedur invasif (luka incisi)


Resiko injury b.d kondisi lingkungan eksternal misal
struktrur lingkungan, pemajanan peralatan, instrumentasi
dan penggunaan obat-obatan anastesi
Intervensi

1. Memberikan dukungan emosional.


Kesejahteraan emosional pasien harus dijaga selama
operasi. Sebelum dianastesi perawat bertanggung jawab
untuk membuat pasien nyaman dan tidak cemas. Bila
pasien sadar atau bangun selama prosedur pembedahan.
Perawat bertugas menjelaskan prosedur tindakan yang
dilakukan, memberikan dukungan psikologis dan
menyakinkan pasien. Ketika pasien sadar dari pengaruh
anastesi, penjelasan dan pendidikan kesehatan perlu
dilakukan.
2. Mengatur posisi yang sesuai untuk pasien.
Posisi yang sesuai diperlukan untuk memudahkan
pembedahan dan juga untuk menjamin keamanan
fisiologis pasien. Posisi yang diberikan pada saat
pembedahan disesuaikan dengan kondisi pasien.
3. Mempertahankan keadaan asepsis selama
pembedahan.
Perawat bertanggung jawab untuk mempertahankan
keadaan asepsis dan kesterilan alat selama operasi
berlangsung.
4. Menjaga kestabilan temperatur pasien
Temperatur di kamar operasi dipertahankan pada suhu
standar kamar operasi dan kelembapannya diatur untuk
mengahmabat pertumbuhan bakteri.
Pasien harus dijaga sehangat mungkin untuk
meminimalkan kehilangan panas tanpa menyebabkan
vasodilatasi yang justru menyebabkan bertambahnya
perdarahan.
5. Memonitor terjadinya hipertermi malignan
Monitoring kejadian hipertermi maligan diperlukan untuk
mencegah terjadinya komplikasi berupa kerusakan
sistem saraf pusat atau bahkan kematian. Monitoring
secara kontinu diperlukan untuk menentukan tindakan
pencegahan dan penanganan sedini mungkin sehingga
tidak menimbulkan komplikasi yang dapat merugikan
pasien.
6. Membantu penutupan luka operasi
Setelah luka operasi dijahit kemudian dibalut dengan
kassa steril untuk mencegah kontaminasi luka,
mengabsorpsi drainage, dan membantu penutupan
incisi. Jika penyembuhan luka terjadi tanpa komplikasi,
jahitan biasanya bisa dibuka setelah 7 sampai dengan 10
hari tergantung letak lukanya.
7. Membantu drainage.
Drain ditempatkan pada luka operasi untuk
mengalirkan darah, serum,debris dari tempat operasi
yang bila tidak dikeluarkan dapat memperlambat
penyembuhan luka dan menyebabkan terjadinya
infeksi.
8. Memindahkan pasien dari ruang opersai ke ruang
pemulihan/ ICU
Sesudah memindahkan pasien ke barnkard, pasien
ditutup dengan selimut dan dipasang sabuk pengaman.
Pengaman tempat tidur (side rail) harus selalu dipasang
untuk keamanan pasien, karena pasien biasanya akan
mengalami periode gelisah saat dipindahkan dari ruang
operasi.
TERIMA KASIH

You might also like