Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
ii
BAB II
PEMBAHASAN
iii
- Mulai mandiri secara ekonomi, walau kemandirian tersebut belum
sempurna
- Mulai menerima tanggung jawab terhadap tingkah lakunya. Oleh
kaena itu jika terjadi kesalahan bertingkah laku atau melanggar aturan
dan moral ia mau bertanggung jawab dan menerima sanksi.
- Mandiri dalam mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Misalnya,
mengambil keputusan tentang teman dekat, jodoh yang akan dinikahi,
karir yang akan ditekuni dan arah masa depan yang akan dilalui.
- Mampu menentukan sikap yang didasari pertimbangan keyakinan
yang dijadikan filsafat hidup.
- Mampu mambina hubungan dengan orang tua sebagai hubungan
sesama dewasa.
iv
dewasa dan berlangsung sampai sekitar usia 40 - 45, dan pertengahan masa
dewasa berlangsung dari sekitar usia 40 - 45 sampai sekitar usia 65 tahun,
serta masa dewasa lanjut atau. masa tua berlangsung dari sekitar usia 65
tahun sampai meninggal (Feldman, 1996).
Karena panjangnya rentangan usia masa dewasa ini, maka para ahli lain
membagi-baginya lagi ke dalam beberapa fase.
Pembagian yang terakhir ini menjadi empat fase namun pada hakikatnya
juga tiga fase yang pokok, karena fase ketiga merupakan pendahulu dari fase
ke empat (frasenium dan senium) jadi keduanya menyangkut keadaan orang-
orang yang berusia enam puluhan (senium atau istilah snectus atau
senescent). Oleh karena itu kita lebih cenderung menggunakan atau
membaginya seperti pembagian yang dikemukakan Hurlock di atas, yaitu
fase dewasa awal, setengah baya dan usia tua.
v
Penggunaan kata "perkembangan" dalam menyebutkan perubahan-
perubahan keadaan atau sifat dalam masa inipun ticlak dipakai lagi, karena
mengingat beberapa aspek kehidupan individu dalam masa ini yang
mengalami involusi (penurunan) maka kita pakai saja istilah perubahan.
vi
perubahan perasaan dan keyakinan keagamaan yang radikal yang
oleh Zakiah Darajad disebut "konversi". (lihat Zakiah Darajad,
1977: 162)
vii
3) Bersifat introvert (perasa, tertutup, kurang suka bergaul), krisis
dalam mendidik anak, suka cemas dan pusing-pusing, sukar tidur
dan lain-lain.
4) Usia berbahaya; maksudnya adalah dalam masa ini sering terjadi
krisis dalam kehidupan keluarga, karena terjadinya menopause
pada isteri dan kurangnya gairah seks si isteri sehingga suami bisa
menjauhkan diri dari isterinya dan malah bisa tak setia atau kawin
lagi. Dan isteri dengan sikap kelakuan suaminya yang begitu akan
membenci suaminya dan timbullah sifat memberontak,
percekcokan mungkin sekali terjadi.
5) Meskipun melalui berbagai kegoncangan dan krisis, namun pada
masa setengah baya ini juga terjadi proses penyesuaian dan
penyeimbangan atas perubahan-perubahan fisik tersebut berkat
kematangan cara berpikirnya, dengan itu dia mampu mencapai titik
puncak dalam usaha dan karirnya.
6) Penghayatan dan pengamalan agama sangat meningkat sehingga
sangat bergairah mengikuti pengajian-pengajian agama, taat
beribadah, dan kegiatan keagamaan lainnya. Hal ini wajar ia
lakukan secara sadar, karena untuk persiapan menghadapi
kehidupan yang lebih lama atau kekal (akhirat).
viii
1) Munculnya rasa kesepian, yang mungkin disebabkan karena putra
atau putrinya sudah besar dan berkeluarga sehingga tidak tinggal
serumah lagi. Untuk mengatasi rasa kesepian tersebut biasanya
kakek/nenek suka memelihara cucu-cucunya untuk hidup bersama.
2) Berkurangnya kontak dan tugas-tugas sosial akibat kondisi fisiknya
yang menurun itu.
3) Lekas merasa jenuh, dan kadang-kadang bisa berbuat cerewet.
4) Kurang sekali dalam hal ingatan, penglihatan atau pendengaran,
dan kadang-kadang dapat menjadi pikun.
5) Suka bercerita atau bernostalgia tentang kehebatannya masa
lampau.
6) Kehidupan keagamaan sangat baik terutama dalam hal ibadah dan
amaliah-amaliah lainnya, karena dilihat dari segi usia rata-rata
mereka sudah mendekati kematian yang pasti datang dan
menemuinya.
ix
BAB III
PENUTUP