Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Nama : V. Viktor L.
Kelas : X.10
No. Absen : 39
SMA Xaverius 1
Jl. Bangau No. 60/1258
PALEMBANG
2007/2008
Peradaban Kuno Asia-Afrika terdiri dari 4 peradaban :
A. Peradaban Lembah Sungai Indus dan Sungai Gangga
1. Sungai Indus (2500SM)
a. Keadaan Geografis
Di sebelah Utara berbatasan dengan China yang dibatasi Gunung Himalaya
Di sebelah Selatan berbatasan dengan Srilanka yang dibatasi oleh Samudera Indonesia
Di sebelah Barat berbatasan dengan Pakistan
Di sebelah Timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh
b. Pusat Peradaban
Kebudayaan kuno India ditemukan di kota tertua India yaitu daerah Mohenjodaro dan Harappa .
Penduduk Mohenjodaro & Harappa adalah bangsa Dravida. Mohenjodaro dan Harappa
merupakan kota tua yang dibangun berdasarkan :
Perencanaan yang sudah maju
Rumah-rumah terbuat dari batu-bata
Jalan raya lurus dan lebar
Saluran air bagus
Terdapat hubungan dagang antara Mohenjodaro dan Harappa dengan Sumeria.
Pada abad 16 SM, bangsa Arya (pengembara) datang ke India secara bergelombang dan menetap
di dataran rendah Sungai Gangga dan Sungai Yamuna. Akibat kedatangan bangsa Arya maka
penduduk asli menjadi golongan manusia yang paling rendah yaitu kasta Syudra. Pembagian
kasta oleh bangsa Arya dimaksudkan supaya tidak terjadi percampuran antara penduduk asli dan
bangsa Arya.
Selain itu terdapat juga Golongan Paria yaitu golongan tanpa kasta yang sangat hina dan
menyedihkan.
c. Tata Kota
Kota Mohenjo Daro dibangun dengan perencanaan kota yang teratur, memenuhi persyaratan
kesehatan dan keindahan. Bangunan kota terbuat dari batu bata dengan pagar serta benteng yang
tinggi dan tebal mengelilinginya.
Rumah-rumah dibangun di tepi jalan raya. Semua pintu rumah menghadap ke jalan raya.
Jalan-jalan di kota teratur dan lurus. Lebar jalan 10 meter dan dibuat semacam trotoar sekitar 0,5
meter.
Wilayah kota dibagi menjadi blok-blok berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Blok-blok
terbagi menjadi lorong-lorong yang saling memotong sehingga udara leluasa bertiup.
Adanya saluran air yang mengalir di bawah jalan dan langsung menuju ke sungai.
Kamar-kamar di rumah penduduk dilengkapi jendela yang lebar sehingga sirkulasi udara lancar.
Saluran pembuangan limbah dari kamar mandi dan jamban dihubungkan langsung dengan
jaringan saluran umum.
Bangunan yang terdapat di dalam benteng bermacam-macam yaitu; kolam pemandian umum
dilengkapi pipa-pipa air, gudang gandum, tempat bermusyawarah dan tempat pemujaan. Selain
itu ada tempat peleburan logam dan tempat menenun kain.
d. Sanitasi
Teknik-teknik pembangunan rumah telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan
lingkungan antara lain :
1. Tata bangunan yang rapi; rumah menghadap jalan.
2. Jalan dan trotoar.
3. Pembagian kota menjadi blok-blok.
4. Kamar-kamar berjendela, pembuangan limbah melalui saluran / pipa-pipa.
5. Adanya fasilitas umum; kolam pemandian, tempat bermusyawarah dsb.
e. Sistem pertanian dan Pengairan
Daerah di sekitar lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Di sekitar daerah itu,
masyarakat mengusahakan pertanian sehingga menjadi mata pencarian utama masyarakat India.
Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat membuat saluran-saluran irigasi dan mulai
membangun daerah pertanian di daerah pedalaman. Itu menunjukkan bahwa masyarakat di
lembah Sungai Indus memiliki tingkat peradaban yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama
adalah : padi, gandum, gulai, jelai, kapas, dan the.
f. Teknologi
Mereka telah mampu membuat barang-barang terbuat dari emas dan perak, alat-alat rumah
tangga, alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan. Kemampuan ini dapat
dilihat dari peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan seperti bangunan kota Mahenjo-
Daro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas dan perak, dan berbagai macam
materai yang lukisannya bermutu tinggi. Juga ditemukan tombak, pedang, anak panah, dan
barang-barang dari tanah liat.
g. Perekonomian
Kehidupan ekonomi masyarakat lembah sungai Indus sudah maju. Hal ini dibuktikan dengan
kemampuannya membangun kota Mohenjo Daro dan Harappa serta ditemukannya peninggalan
budaya lainnya. Masyarakat lembah sungai Indus hidup dari pertanian dan perdagangan. Sungai
Indus merupakan sarana ekonomi yang paling vital. Fungsi sungai adalah sebagai alat
transportasi perdagangan serta irigasi. Kehidupan pertanian dapat dilihat dari ditemukannya
patung wanita sebagai dewi kesuburan, adanya bangunan gudang sebagai tempat untuk
menyimpan hasil panen. Pertanian lembah sungai Indus menghasilkan gandum, padi-padian,
buah-buahan dan kapas. Kegiatan perdagangan tidak terbatas di lembah sungai Indus saja.
Masyarakat Mohenjo Daro kemungkinan besar telah berhubungan dagang dan pelayaran dengan
bangsa-bangsa lain di kawasan Asia Barat. Hal itu didasarkan pada penemuan materai-materai
tanah liat yang menggunakan tulisan gambar ternyata sama dengan benda sejenis yang
ditemukan di Mesopotamia. Barang-barang yang diperdagangkan dapat berupa logam, perhiasan
dari emas bertahtakan batu pirus, pakaian, dll. Pirus adalah batu permata yang berwarna hijau
kebiru-biruan.
h. Pemerintahan
Ketika duta besar Yunani Megasthenesmengunjungi India pada abad ke 3 SM, bagian utara India
dikuasai oleh salah satu kaisar terbesarnya yaitu Chandragupta Maurya. Kemudian daerah
kekuasaannya diperluas ke daerah timur. Dalam waktu singkat, wilayah kerajaan Maurya telah
mencapai daerah yang sangat luas yaitu Kashmir di sebelah barat dan lembah sungai gangga di
sebelah timur. Kaisar Chandragupta Maurya kemudian memiliki cucu yang dinamakan Ashoka
(268-231 SM) yang lebih populer karena pertumpahan darah pada masa kekuasaannya, karena
ketidaksukaannya akan kekerasan dan pertumpahan darah ia memilih untuk menjalankan ajaran
Budha yang menentang kekerasan baik di India maupun di luar India.
Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah belah menjadi kerajaan kecil. Pada abad ke 4 M
muncul raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdiri
kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.
i. Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat lembah sungai Indus adalah Polyhteisme. Jenis pemujaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu pemujaan terhadap dewa, hewan dan tumbuhan.
1. Pemujaan Terhadap Dewa-dewa.
o Yang menempati urutan pertama adalah Dewi Ibu atau Dewi Alam (Mother Goddess atau
Nature Goddess). Di setiap desa, Dewi alam dianggap sebagai pelindung dan dikenal
dengan berbagai nama misalnya Mata, Amba, Amma, Kali dan Karali.
o Ada Dewa dengan tiga wajah (Trimukha)
2. Pemujaan terhadap hewan yaitu hewan-hewan cerita, hewan penjaga kota dan hewan biasa.
3. Pemujaan terhadap pohon yang dianggap keramat misalnya pohon pipal (beringin).
Pemujaan terhadap dewa dimaksudkan sebagai tanda terima kasih manusia terhadap kehidupan
yang dinikmatinya berupa kesejahteraan dan perdamaian.
j. Peninggalan Kebudayaan
Berdasarkan benda-benda peninggalan yang ditemukan, di Mohenjo Daro dan Harappa telah
berkembang suatu kebudayaan kota yang cukup tinggi.
Peninggalan budaya terutama kesenian antara lain;
Seni bangunan = dibuktikan dengan penemuan reruntuhan kota yang teratur tata kotanya.
Pembuatan perhiasan dari emas dan perak.
Pembuatan pakaian dari kapas.
Alat-alat rumah tangga dan senjata
Pembuatan arca (patung) dari logam, batu dan kayu yang sempurna.
Contoh patung Ronggeng/penari yang atraktif terbuat dari perunggu.
2. Sungai Gangga
a. Pusat Peradaban
Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna.
Sungai itu bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir melalui kota-kota besar seperti
Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares, melalui wilayah Bangladesh dan beruaram di teluk
Benggala. Sungai Gangga bertemu dengan sungai Kwen Lun. Dengan keadaan alam seperti ini
tidak heran bila Lembah Sungai Gangga sangat subur. Pendukung peradaban Lembah Sungai
Gangga adalah bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo German. Mereka datang dari daerah
Kaukasus dan menyebar ke arah timur. Bangsa Aria memasuki wilayah India antara tahun 2000-
1500 SM, melalui celah Kaiber di pegunungan Himalaya. Mereka adalah bangsa peternak
dengan kehidupannya terus mengembara. Tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravisa di
Lembah Sungai Shindu dan menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam dan
hidup menetap. Selanjutnya mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus
mengembangkan kebudayaannya. Pada dasarnya peradaban dan kehidupan bangsa Hindu telah
tercantum dalam kitab suci Weda (Weda berarti pengetahuan), juga dalam kitab Brahmana dari
Upanisad. Ketiga kitab itu menjadi dasar kehidupan orang-orang Hindu. Kitab suci Weda
merupakan kumpulan dari hasil pemikiran para pendeta (Resi). Pemikiran-pemikiran para
pendeta (Resi) itu dibukukan oleh Resi Wiyasa.
Keempat buku itu ditulis pada tahun 550 SM dalam bahasa Sansekerta. Ajaran agama Hindu
memuja banyak dewa (polytheisme). Dewa utama yang dipuja dalam agama Hindu adalah Dewa
Brahma sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai pemelihara atau pelindung, Dewa Siwa sebaga
pelebur (pembinasa/penghancur). Di samping itu, juga dipuja dewa-dewa seperti Dewi Saraswati
(Dewi Kesenian), Dewi Sri (Dewi Kesuburan), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Bayu (Dewa
Angin), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain-lain.
Umat Hindu yang ada di India berjiarah ke tempat-tempat suci seperti kota Benares, yaitu
sebuah kota yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa. Sungai Gangga juga
dianggap keramat dan suci oleh umat Hindu. Menurut kepercayaan umat Hindu India, "air
Sungai Gangga" dapat menyucikan diri manusia dan menghapus segala dosa. Agama Budha
muncul ketika beberapa golongan menolak dan menentang pendapat kaum Brahmana. Golongan
ini dipimpin oleh Sidharta Gautama (531 SM). Sidharta Gautama adalah putera mahkota dari
kerajaan Kapilawastu (Suku Sakia). Ia termasuk kasta Ksatria. Setelah kurang lebih tujuh tahun
mengalami berbagai cobaan berat, penyesalan dan penderitaan, akhirnya ia mendapatkan sinar
terang di hati sanubarinya dan menjadilah Sidharta Gautama Sang Budha (artinya Yang
Disinari). Pertama kali Sang Budha berkotbah di Taman Rusa (Benares). Agama Budha tidak
mengakui kesucian kitab-kitab Weda dan tidak mengakui aturan pembagian kasta di dalam
masyarakat. Oleh karena itu ajaran agama Budha sangat menarik bagi golongan kasta rendah.
Kitab suci agama Budha bernama Tripitaka (Tipitaka).
b. Pemerintahan
Kerajaan Gupta didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya di lembah
Sungai Gangga. Kerajaan Gupta mencapai masa yang paling gemilang ketika Raja Samudra
Gupta (cucu Candragupta I) berkuasa. Ia menetap di kota Ayodhia sebagai ibu kota
kerajaannya. Raja Samudragupta digantikan oleh anaknya yang bernama Candragupta II (375-
415 M). Candragupta II terkenal sebagai Wikramaditiya. Pada masa pemerintahan Candragupta
II terkenal seorang pujangga yang bernama Kalidasa dengan karangannya berjudul
Syakuntala. Setelah meninggalnya Candragupta II, kerajaan Gupta mulai mundur. Bahkan
berbagai suku bangsa dari Asia Tengah melancarkan serangan terhadap kerjaan Gupta. Maka
hampir dua abad, India mengalami masa kegelapan dan baru pada abad ke-7 M tampil seorang
raja kuat yang bernama Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsa adalah Kanay. Pujangga yang
terkenal di masa kekuasaan Harshawardana bernama pujangga Bana dengan buku karangannya
berjudul Harshacarita. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-11 M
tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang berkuasa. India mengalami masa kegelapan.
b. Pertanian
Pada daerah yang subur itu masyarakat Cina hidup bercocok tanam seperti menanam gandum,
padi, teh, jagung dan kedelai. Pertanian Cina kuno sudah dikenal sejak zaman Neolitikum, yakni
sekitar tahun 5000 SM. Kemudian pada masa pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi
kemajuan yang mencolok dalam sistem pertanian. Pada masa ini pertanian sudah diusahakan
secara intensif. Pupuk sudah dikenal untuk menyuburkan tanah. Kemudian penggarapan lahan
dilakukan secara teratur agar kesuburan tanah dapat bertahan. Irigasi sudah tertata dengan baik.
Pada masa ini lahan gandum sudah diusahakan secara luas.
c. Teknologi
Bumi Cina mengandung berbagai barang tambang seperti batu bara, besi, timah, wolfram, emas
dan tembaga, yang sebagian besar terdapat di daerah Yunan. Pembuatan barang-barang seperti
perhiasan, perabotan rumah tangga, alat-alat senjata seperti pisau, pedang, tombak, cangkul,
sabit dan lain-lain, menunjukan tingginya tingkat perkembangan teknologi masyarakat Cina
pada saat itu.
e. Astronomi
Melalui perbintangan, muncul dan berkembang sistem penanggalan. Pengetahuan astronomi
menjadi dasar segala aktivitas yang hendak dilakukan masyarakat Cina seperti pertanian,
pelayaran, dan bahkan usaha untuk mengenal pergantian musim. Pengetahuan tentang musim
juga penting karena Cina mengenal 4 musim.
f. Pemerintahan
Dalam perjalan sejarahnya, ada dua macam sistem pemerintahan yang pernah dianut dalam
kehidupan kenegaraan Cina kuno, yaitu:
Sistem Pemerintahan Feodal, dalam masa pemerintahan ini, kaisar tidak menangani langsung
urusan kenegaraan. Kondisi ini berlatar belakang bahwa kedudukan kaisar bersifat sakral.
Kaisar dihormati sebagai utusan atau bahkan anak dewa langit, sehingga tidak layak
mengurusi politik praktis.
Sistem Pemerintahan Unitaris, kaisar berkuasa mutlak dalam memerintah. Kekuasaan negara
berpusat di tangan kaisar, sehingga kaisar campur tangan dalam segala urusan politik praktis.
(1) Dinasti pertama yang berkuasa di Cina adalah dinasti Syang (Hsia).
Berdasarkan cerita rakyat Cina, pada zaman dinasti Syang telah berkembang sistim
kepercayaan memuja para dewa. Dewa tertinggi yang bernama Dewa Shang-Ti. Dinasti
Syang berakhir sekitar tahun 1766 SM dan digantikan oleh dinasti Yin (1700-1027 SM).
(3) Dinasti Chin adalah dinasti yang didirikan oleh raja Cheng yang bergelar Shih Huang Ti.
Di bawah pemerintahannya, untuk pertama kali Cina merupakan sebuah negara kesatuan
dengan pemerintah oleh satu orang raja saja. Untuk menghalang-halangi gerakan-gerakan
dari bangsa pengembara yang berada di sebelah utara negeri Cina, Shih Huang Ti
memerintahkan untuk membangun tembok besar yang dikerjakan selama kira-kira 18 abad
dan berakhir pada zaman Dinasti Ming (abad ke-17 M). Setelah Shih Huang Ti meninggal
pada tahun 210 SM, para gubernur dari tiap-tiap provinsi berusaha untuk merebut kekuasaan
tertinggi di Cina. Dalam keadaan kacau itu, Liu Pang muncul bersama pasukannya dan
berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan mengatasi kekacauan tersebut. Setelah berhasil
menduduki tahta kekaisaran, selanjutnya Liu Pang mendirikan dinasti baru bernama Dinasti
Han. Pada masa kekuasaan dinasti ini, ajaran Kong Fu Tse mulai diterapkan dan
dikembangkan lagi.
Tindakan-tindakan kaisar T'ang T'ai Tsung yang menarik perhatian rakyatnya adalah sebagai
berikut:
Dikeluarkannya undang-undang yang mengatur pembagian tanah.
Membuat peraturan-peraturan pajak.
Membagi Kerajaan Cina menjadi 10 Provinsi.
Pada abad ke-10 M, dinasti T'ang runtuh dan negeri Cina kembali mengalami kekacauan dan
silih berganti raja-raja memerintah. Baru pada tahun 960 kekacauan ini berhasil diatasi dan
selanjutnya berdiri Dinasti Sung.
g. Filsafat
Filsafat Cina berkembang pada masa pemerintahan Dinasti Chou. Pada masa itu lahir tiga ahli
filsafat Cina, yakni Lao Tse, Kong Fu Tse, dan Meng Tse.
(1) Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya yang berjudul Tao Te Cing. Lao Tse percaya
bahwa ada semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan abadi, yaitu bernama Tao.
Ajaran Lao Tse bernama Taoisme.
(2) Ajaran Kong Fu Tse berdasarkan Tao juga. Menurut ajaran Kong Fu Tse, Tao adalah sesuatu
kekuatan yang mengatur segala-galanya dalam alam semesta ini, sehingga tercapai keselarasan.
(3) Meng Tse (372-280 SM) adalah seorang murid Kong Fu Tse yang melanjutkan ajaran
gurunya.
h. Kebudayaan
Tembok Besar Cina
Tembok Besar Cina (The Great Wall of China) dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Chin.
Namun, sebelum dinasti Chin berkuasa di Cina, sebenarnya di daerah Cina utara sudah dibangun
dinding terpisah untuk menangkal serangan yang dilakukan oleh suku di sebelah utara Cina.
Pada masa pemerintahan kaisar Shih Huang TI, dinding-dinding itu dihubungkan menjadi
tembok raksasa yang panjangnya mencapai 7000 kilometer dan tingginya 16 meter serta
lebarnya 8 meter. Pada jarak tertentu didirikan benteng pertahan yang dijaga ketat oleh pasukan
Cina. Tembok raksasa ini dibangun dalam waktu 18 abad lamanya dan selesai pada masa
kekuasaan Dinasti Ming (abad ke-17 M).
Kuil
Salah satu kuil yang terkenal di Cina bernama Kuil Dewa Beijing. Terbuat dari batu pualam
yang dikelilingi tiga pelataran yang amat indah serta di bagian tengah terdapat tangga yang
terbuat dari batu pualam pilihan. Atap bangunan dibuat berlapis tiga.
Istana
Istana kaisar atau raja Cina dibangun dengan sangat megah dan indah. Tujuannya sebagai tanda
penghormatan terhadap raja atau kaisar.
Seni Lukis
Perkembangan seni lukis sangat pesat, bahkan lukisan-lukisan hasil karya dari tokoh-tokoh
ternama menghiasi dinding tembok istana atau kuil-kuil.
Keramik
Keramik merupakan ciri khas dari hasil karya masyarakat Cina. Keramik-keramik ini memiliki
nilai sangat tinggi dan bahkan menjadi barang yang diperdagangkan oleh masyarakat Cina.
i. Kepercayaan
Sebelum Kong Fu-Tse dan Meng-Tse menyebarkan ajarannya, bangsa Cina percaya terhadap
para dewa. Mereka memuja dan menganggap dewa-dewa memiliki kekuatan alam. Dunia
digambarkan sebagai segi empat dan di atasnya ditutup oleh langit yang terdiri dari 9 lapisan. DI
tengah-tengah dunia yang berbentuk segi empat terletak T’ien-hsia, sebuah daerah yang didiami
oleh bangsa Cina. Daerah T’ien-hsia, merupakan daerah yang didiami oleh bangsa-bangsa
biadab. Di luar daerah tersebut, terdapat daerah kosong dan menjadi tempat tinggal para hantu
dan Dewi Pa, yang menguasai musim kemarau. Di sebelah timur dan selatan negara Cina ada 4
lautan besar yang disebut Su-hai.
e. Aksara
Orang-orang Sumeria mengenal abjad-abjad berupa huruf paku. Huruf itu ditemukan pada prasasti
yang berisi undang-undang dan hukum yang berlaku untuk mengatur kerajaan (Undang-undang
Hammurabi/Codex Hammurabi)
f. Penanggalan Kalender
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem kalender untuk mengenal perputaran waktu dan musim
yang berguna untuk bercocok tanam, perdagangan, dll. Untuk mempermudah, mereka membagi 24
jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.
g. Perekonomian
Letak daerahnya sangat strategis untuk perdagangan, karena terletak antara Laut Tengah dan lembah
Sungai Shindu yang telah ramai hubungan dagangnya. Oleh karena itu, barang-barang dari lembah
Sungai Shindu dapat ditemukan di daerah Sumeria dan sebaliknya.
h. Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia :
a. Kerajaan Sumeria
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang pertama mendiami Mesopotamia. Mula-mula daerah
tersebut berupa rawa-rawa. Setelah dikeringkan daerah tersebut menjadi pemukiman yang
dihuni oleh kelompok masyarakat yang teratur. Kota yang dihuni tertua adalah Ur dan kemudian
Sumer. Bangsa Sumeria mengembangkan pemerintahan yang berpusat di kota Ur dekat muara
sungai Eufrat. Para penguasa memiliki kekuasaan yang sangat besar. Selain sebagai kepala
pemerintahan, Raja juga sebagai kepala agama sehingga raja disebut Patesi (Pendeta Raja). Raja
bertanggungjawab terhadap kehidupan masyarakat baik lahir maupun batin. Raja harus mampu
mengatur kehidupan ekonomi, keamanan atau ketentraman, hukum dan peradilan serta
kehidupan keagamaan. Salah seorang patesi bernama Ur Nanshe. Ia adalah Raja yang
membangun kota Lagash sekitar tahun 2500 SM. Tindakan Ur Nanshe diikuti oleh Patesi (Raja)
Gudea yang memerintah kira-kira tahun 2400 SM. Dialah yang menjadikan kota Lagash jadi
kota yang paling berarti di Sumeria.
b. Kerajaan Akadia
Memasuki tahun 2800 SM, Mesopotamia dikuasai oleh bangsa Akkadia, setelah
berhasilmengalahkan bangsa Sumeria. Pemimpin bangsa Akkadia adalah raja Sargon. Mereka
memilih Agade sebagai ibukotanya. Dari segi kebudayaan bangsa Akkadia meniru kebudayaan
bangsa Sumeria yang sudah maju sehingga berkembanglah budaya baru yang disebut budaya
Sumer Akkad berbahasa semit.
d. Kerajaan Assyria
Bangsa Assyria termasuk rumpun bangsa Semit. Mereka membangun kota Asshur dan Niniveh.
Kota Niniveh yang terletak di tepi sungai Tigris dijadikan ibukota. Pemerintahan bangsa Assyria
bercorak militer. Bangsa Assyria digelari sebagai bangsa Roma dari Asia. Sebab munculnya
gelar tersebut karena seperti bangsa Romawi, bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-
daerah di sekitarnya sehingga berhasil membentuk imperium yang besar. Wilayah Assyria
membentang dari teluk Persia sampai Laut Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh bangsa lain
karna pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan kereta perangnya sangat kuat. Wilayah
kerajaan dibagi menjadi beberapa propinsi dan setiap propinsi diperintah oleh gubernur yang
bertanggung jawab kepada Raja. Untuk memperlancar hubungan antara ibukota dan daerah
maka dibangunlah jalan raya yang bagus. Selain kehidupannya yang bercorak militer, bangsa
Assyria juga membangun negerinya menjadi sangat maju antara lain di bidang pendidikan. Salah
seorang raja Assyria yang terkenal adalah Assurbanipal. Pada masa pemerintahannya ia
meninggalkan 22000 buah lempengan tanah liat yang tersimpan di perpustakaan Niniveh.
Lempengan (tablet-tablet) tersebut memuat tulisan tentang masalah keagamaan, sastra,
pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah. Setelah mengalami masa
kejayaan kurang lebih 6 abad, kerajaan Assyria hancur karena selama masa pemerintahan bangsa
Assyria, bangsa-bangsa yang ditaklukkan mencoba menyusun kekuatan untuk mengalahkannya
sehingga pada tahun 612 SM bangsa Khaldea dapat menghancurkan Niniveh.
f. Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus, berdirilah Kerajaan Persia dan memperluas wilayah kekuasaannya
dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia kecil. Dalam pertempuran melawan
bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh dan digantikan anaknya yang bernama Cambysses. Raja
Cambysses berhasil mengembalikan ketentraman di dalam negeri bahkan menaklukkan Mesir.
Setelah Raja Cambysses meninggal, ia digantikan oleh Raja Darius. Raja Darius juga disebut
dengan nama Darius Hytaspes. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa
kejayaannya. Pada masa ini dibangun istana yang megah dan indah di kota Susa. Istana di
Persepolis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut. Ketika
Iskandar Zulkarnaen menyerang Kerajaan Persia, sebagian besar istana hancur dan
dibumihanguskan.
i. Tata Kota
Kota-kota yang dibangun sudah teratur, seperti penempatan bangunan rumah atau gedung-gedung
yang teratur rapi, jalan-jalan lurus dan lebar, serta di pinggir jalan terdapat selokan-selokan air.
Rumah dan gedung dibangun dengan batu bata merah.
j. Kepercayaan
Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam seperti Dewa Anu (langit), Dewa Enlil
(Bumi), dan Dewa Ea (Air). Mereka juga menyembah Dewa Sin (bulan), Dewa Samas (matahari),
Dewa perempuan Istar (dewa perang dan asmara). Untuk memajukan pertanian, mereka menyembah
Tammuz (dewa tumbuh-tumbuhan). Dewa yang sangat ditakuti adalah Dewa Eresgikal yaitu dewa
yang menguasai maut dan bertahta di “daerah hilang”. Dewa yang berperan penting dalam
kepercayaan bangsa Sumeria adalah Dewa Marduk. Dewa Marduk berhasil membinasakan Dewa
Tiamat (dewa yang menguasai air). Ketika bangsa Persia menguasai daerah mesopotamia,
berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab suci Awesta ini merupakan firman dari dewa yang
mahakuasa dan dengan perantaraan para nabi diturunkan kepada bangsa Persia. Kitab ini disebut juga
dengan Zend Awesta. Bangsa Persia memuja Dewa Ahura Mazda (kebaikan) yang bermusuhan
dengan Dewa Angro Mainyu (kejahatan). Agama Persia diperbaharui ileh seorang nabi bernama
Zarathustra (Zoroaster).
k. Peninggalan Kebudayaan
1. Seni bangunan
Keindahan kota Babylonia disebabkan adanya sebuah jembatan tertua di dunia. Di beberapa
tempat didirikan taman-taman yang bagus dan indah di atas bukit-bukit buatan. Taman itu dikenal
dengan Taman Bergantung (The Hanging Garden)
2. Ilmu Hitung
Bangsa Sumeria telah dapat menghitung 1 tahun terdiri dari 354 hari atau 360 hari. Mereka juga
menggunakan hitungan 1 jam sama dengan 60 menit, 1 menit sama dengan 60 detik dan lain
sebagainya. Begitu pula dengan lingkaran mempunyai 360 derajat.
3. Bangunan kuil
Kuil-kuil tempat pemujaan dewa dibuat lebih tinggi dari tempat rumah penduduk. Kuil tempat
pemujaan dewa itu berbentuk ziggurat.
b. Seni Bangunan
Kira-kira pada tahun 3000 SM, raja-raja mesir mulai membangun piramida. Piramida adalah
kuburan raja-raja mesir kuno. Piramida yang terbesar adalah piramida Firaun Cheops dengan tinggi
137 meter. Di depannya ada patung Sphinx, yaitu seekor singa berkepala manusia. Untuk pemujaan
terhadap dewa matahari, masyarakat membangun obelisk, yaitu tugu batu yang tinggi, runcing, dan
bersegi tiga. Pada obelisk, terdapat lukisan relief dan huruf mesir kuno yang berbentuk tulisan
gambar yang disebut hieroglyph. Bangunan lainnya adalah istana di Gizeh, Karnak-Luxor, dan Kuil
Agung di Abu Simbel.
e. Tulisan
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebu Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan
Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph
terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang
memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal
dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para
pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual
beli. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara
kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya
menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan
batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah
menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang
digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani. Perhatikan pada gambar 8 dan 9 di atas. Dengan
terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang
Anda kenal sampai sekarang. Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang
terbuat dari batang Papirus. Dokumen Papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama. Cara
membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan memotongnya. Kemudian kulitnya dikupas dan
intinya diiris/disayat tipis-tipis. Perhatikan pada gambar 10 di bawah ini. Untuk menulis, orang
Mesir menggunakan tinta yang terbuat dari campuran air dengan semacam getah sayur dan cat.
f. Penanggalan
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama
291/2 hari. Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan
kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah
12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu
ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender
yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender
Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender
Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan
sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijrah.
g. Pemerintahan
1. Zaman kerajaan Mesir Tua
Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir.
Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar.
Kerajaan Mesir Tua disebut jaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida
terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser. Piramida di Gizeh adalah makam Firaun
Cheops, Chifren dan Menkawa. Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM
pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil
melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa
sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.
Ramses II
Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya
di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan
daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil.
h. Kepercayaan
Masyarakat Mesir mengenal pemujaan terhadap dewa-dewa. Ada dewa yang bersifat nasional yaitu
Ra (Dewa Matahari), Amon (Dewa Bulan) kemudian menjadi Amon Ra. Sebagai lambang pemujaan
kepada Ra didirikan obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. Obelisk juga dipakai sebagai
tempat mencatat kejadian-kejadian. Untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil
Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III. Selain dewa nasional maka ada dewa-
dewa lokal yang dipuja pada daerah-daerah tertentu seperti Dewa Osiris yaitu hakim alam baka,
Dewi Isis yaitu dewi kecantikan isteri Osiris, Dewa Aris sebagai dewa kesuburan dan dewa Anubis
yaitu dewa kematian. Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir berdasarkan pemahaman
sebagai berikut:
a. Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam
menaklukkan alam.
b. Yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti dewa Anubis atau yang memberi
sumber kehidupan.
Jadi dengan taat menyembah pada dewa masyarakat lembah sungai Nil mengharap jangan menjadi
sasaran maut. Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan jenazah yang disebut mummi.
Dasarnya membuat mummi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari dari kehendak dewa
maut. Manusia ingin tetap hidup abadi. Agar roh tetap hidup maka jasad sebagai lambang roh harus
tetap utuh.
i. Peninggalan Kebudayaan
1. Tulisan Hieroglyph
Huruf ini digunakan terus menerus sampai abad ke 5 sesudah masehi. Akan tetapi, karena
kepercayaan masyarakat Mesir ditindas bangsa Romawi, maka para pendeta tidak sempat
mempelajari huruf ini dan akhirnya dilupakan oleh bangsa Mesir.
2. Piramida
Kira-kira 3000 SM, Raja-raja Mesir membangun piramida. Yang terbesar adalah piramida Raja
Chufu (Cheops). Tingginya 137 meter dan di depannya ada patung sphinx.
3. Ilmu hitung
Pada awalnya mereka hanya menggunakan ilmu hitung penjumlahan, selanjutnya berkembang
menjadi perkalian dan pembagian. Pengetahuan geometri mereka telah mencapai tingkat
keahlian yang cukup mengagumkan. Mereka mampu menghitung luas segitiga, segiempat, dan
seterusnya. Mereka dapat membuat rumus diameter lingkaran. Kepandaian mereka digunakan
untuk mengjitung isi piramida, silinder, bahkan isi dari belahan bumi ini.
4. Sphinx
Sphinx adalah patung berkepala singa di depan piramida. Kepala sphinx melambangkan
kebijaksanaan dan badan sphinx melambangkan kekuatan dari raja yang memerintah.
5. Obelisk
Obelisk adalah sebuah tugu batu untuk memuja dewa Amon-Ra (Bulan-Matahari)
6. Mummi
Mummi adalah mayat para raja yang diawetkan. Pembuatannya didasarkan pada kepercayaan
bahwa roh orang yang meninggal akan tetap hidup dan menghuni jasadnya jika jasadnya tidak
rusak