Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
AL AZHAR
ARDIANSYAH
S1/3b REGULER
PONTIANAK
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena limpahan rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “TERAPI PANAS DAN
DINGIN” dengan lancar.
Dalam menyelesaikan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, dan untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Pengertian ..............................................................................................................
A. Pengkajian .............................................................................................................
B. Perencanaan ...........................................................................................................
C. Implementasi .........................................................................................................
D. Evaluasi .................................................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kompres panas dan dingin atau biasa disebut dengan teraqpi panas dingin
pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk
komprres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres dingin pada bagian
tubuh akan menyerap dari area tersebut; kompres panas, tentu saja akan menghangat
area tubuh tersebut. Kompres hanagt dan dingin menghasilkan perubahan fisiologi
suhu jaringan, ukuran pembuluhan darah, tekanan darah kapiler, area permukaan
kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan.durasi
kompres juga mempengaruhi respon
Kompres panas dan dingin pada tubuh dapat membentuk keri dan basah.
Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan
menggunakan botol air panas, bantal pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau
kemasan pemanas disposabel. Kompres panas dapat diberikan, melalui kondiksi,
dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi. Kompres dingin
kering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan mengginakan kantong es, koloar
es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres panas dingin
deberikan pada bagian tubuh untuk memberikan efek lokal; mandi spon hangat
diberikan untuk efek pendinginan sistemik. Kompres dingin seringkali digunakan
untuk meredakan perdarahan dengan car menkontriksi pembuluhan darah, meredakan
inflamasi dengan vasokonstriksi dan meredakan nyeri dengan memperlambat
kecepatan konduksi saraf menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai
caunterirritant.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
2. Untuk mendeskripsikan apa saja indikasi dalam penggunaan kompres panas dan
dingin
D. Metode penulisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara
memberikan gambaran mengenai masalah kompres/terapi hangat dan dingin.
BAB II
STUDI LITERATUR
A. Pengertian
Suhu tubuh yang optimum sangat penting untuk kehidupan sel agar dapat berfungsi
secara efektif. Perubahan suhu tubuh yang eksterem dapat membahayakan bagi tubuh. Oleh
karena itu, perawata harus berusaha untuk dapat memelihara suhu tubuh klien agar tetap
normal. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara suhu tubuh
diantaranya adalah melalui kompres.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat
yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Terdapat 2
jenis kompres, yaitu kompres panas dan kompres dingin.
• pengobatan penyakit
• gizi Doc usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang dengan perbaikan gizi:
Terapi adalah suatu proses berjangka panjang berkenaan dengan rekonstruksi pribadi.
Perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari
kehidupan emosional, dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional
dengan pasien yang bertujuan menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala
yang ada, meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif
(www.zanikhan.multiply.com).
Jadi terapi adalah suatu proses usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit
dengan cara menggunakan alat-alat psikologis yang bertujuan menghilangkan, mengubah
atau menurunkan gejala-gejala yang ada untuk mencapai kesembuhan.
termal setelah adaptasi. Meningkatkan suhu kompres panas setelah adaptasi terjadi dapat
menyebabkan luak bakar yang serius. Menurunkan suhu kompres dingin dapat menyebabkan
nyeri dengan gangguan sirkulasi yang serius pada bagian tubuh.
Kompres panas, indikasinya Menurut Asmadi dalam buku “Teknik Prosedural Konsep
dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien” pasien yang diindikasikan untuk pemberian kompres
panas dan dingin yaitu, sebagai berikut:
d. Spasme otot
c. Pascatonsillectomy
d. Radang, memar
D. Pedoman kompres panas dan dingin
Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik,
toleransi terhadap panas dan diongin, kontraindikasi merupakan hal yang penting ketika
memberikan kompres panas dan dingin.
Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseftor dingin terpanjan
suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseftor hangat terpanjan suhu yang tiba-tiba tinggi,
pada awalnya reseftor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan
cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah
jam berikutnya atau lebih karena reseftor beradaptasi terhadap suhu yang baru. Perawat perlu
memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan dingin. Klien ingin
mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan sensasi
2. Fenomena rebound
Fenomena rebaound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres panas atau
dingin telah mencapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Misalnya, panas
menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20 sampai 30 menit; melanjutkan kompres
melebihi 30 sampai 45 menitakan mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembuluh darah
kemudian berkontriksi dengan alasan yang tidak diketahui apabila kompres panas terus
dilanjutkan, klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darahyan kontriksi tidak
mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres dingin
vasokonstriksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 C. Dibawah
suhu 15 C, vasodilatasi melalui. Mekanismedingin bersifat protektif: vasodilatasi membantu
mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa terpanajan dingin, seperti hidung dan
telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan dimusim dingin.
Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi perawata. Kompres
harus diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi.
3. Efek sistemik
Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama pada area tubuh yang luas,
dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru. Peningkatan tersebut adalah hasil
vasodilatasi perifer yan berlebihan, yang mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ
dalam dan menghasilkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat
menyebabkan klien pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki
gangguan sirkulasi seperti arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini
dibandingkan orang sehat. Kompres dingin yang berlebihan(seperti ketika klien ditempatkan
dalam selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien
meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah internal.
Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal terhadap rasa dingin yang panjang yang
mana merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum
lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah respon normal karena tubuh beruoaya
utnuk menghangatkan dirinya.
Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin yang berbeda. Variabel yang
mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut sebagai berikut:
a. Bagian tubuh. Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak terlalu
sensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan dan
lengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap suhu.
b. Ukuran bagian tubuh yang terpanjan. Semakin besar area yang terpanjan oleh
panas dan dingin, semakin rendah toleransinya
c. Toleransi perorangan. Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang
palaing rendah. Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkin
memiliki toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar
d. Lama panjanan. Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal
kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat
e. Keutuhan kulit. Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhu
2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan
menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin
akan meningkatkan spasme arteri
Ada pun efek fisiologi tubuh yang terjadi akibat kompres panas dan dingin menurut
Audery Berman dkk, yaitu sebagai berikut:
1. Kompres panas
a. Vasodilatasi
b. Meningkatkan permeabilitas kapiler
d. Merelaksasikan otot
g. Efek sedatif
2. Kompres dingin
a. Vasokonstriks
d. Merelaksasi otot
f. Merdakan nyeri dengan membuat area menjadi mati rasa, memperlambat aliran
impuls nyeri, dan meningkatkan ambang nyeri
h. Meredakan perdarahan
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Kaji:
1. Kemampuan klien mengenali kapan rasa dapat menyebabkan cedera. Kajia apakah
klien menyadari rasa panas dan dingin serta dapat mebedakan suhu yang terlalu panas
atau terlalu dingin untuk jaringan tubuh
2. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat muda sangat tua,
tidak sadar, atau yang lemah tidak dapat menoleransi panas dengan baik.
b. Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi). Jaringan yang terasa dingin,
berwarna pucat atau kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati rasa
mengindikasikan kerusakan sirkulasi.
c. Tingkat ketidaknyamanan dan rentang pergerakan sendi jika spasme otot atau
nyeri sedang diterapi.
4. Denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting dikaji sebelum
kompres panas atau dingin diberikan pada area tubuh yang luas.
B. Perencanaan
b. Tipe kompres panas atau dingin yang akan digunakan, suhu, dan durasi serta
frekuensi kompres (periksa program dokter jika perlu).
c. Protokol institusi tentang tipe perlengkapan yang digunakan, suhu yang
direkomendasikan, dan durasi kompres (periksa program dokter jika perlu)
C. Pendelegasian
Pemberian kompres panas dan dingin tertentu dapat didelegasikan kepa UAP (mis,
rendam jongkok, mandi air dingin) jika mereka memenuhi kriteria untuk menjalankan tugas
yang didelegasikan. Kan tetapi, pada semua kasus, pengkajian klien dan penentuan bahwa
tindakan tersebut aman untuk dilakukan adalah tanggungjawab perawat. UAP dapat
mengobservasi area yang dikompres selama perawatan sehari-hari dan mereka harus
dilaporkan temuan yang abnormal pada perawat. Temuan yang abnormal harus divalidasi dan
diintervensi oleh perawat
D. Implementasi
1. Perlengkapan
c. Sarung botol
g. Sarung (gunakan bahan yang kedap air jika kemungkionan bagian bawah
bantalan akan menjadi lembab)
i. Bantalan akutermia
j. Air suling
k. Unit pengontrol
l. Sarung
2. Pelaksanaan
1. Jelaskan pada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut
diperluakan, dan bagaiman klien dapat berkerjasama. Diskusikan
bagaimana hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau
terapi selanjutnya
1. Perlengkapan
a) Kompres kasa
Termometer
Jeli minyak
Handuk penyekat
Plastik
Tali
Kantong es
Balutan steril
b) Kemasan basah
• mesin pemanas
• jeli minyak
• handuk
• plastik
• botol air panas
• kantong es
2. Pelaksanaan
1. Jelaskan pada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut
diperluakan, dan bagaiman klien dapat berkerjasama. Diskusikan bagaimana
hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau terapi
selanjutnya.
4. Siapkan klien
a. Peras kompres kasa sehingga larutan tidak menetes dari kmpres kasa
tersebut. Untuk kompres steril, gunakan sarung tangan steril untk memeras
kasa.
b. Tempelkan kasa secara lembut dan bertahap pada area yng di tuju dan jika
dapat di toleransi oleh klien, tempelkan kompres kasa hingga menutupi
area yang di kompres dengan baik, padatkan kasa sampai pas memenuhi
semua permukaan luka. Udara merupakan konduktor panas atau dingin
ysang buruk,dan kasa yang menutupi dengan baik area tubuh yang di
nkompres akan mengeluarkan udara.
c. Pilihan: letakan botol air panas atau bantalan akuatermia atau kantong es
di atas plastik untuk mempertahakan panas atau dingin.
9. Pantau klien
a. Kaji ketidaknyamanan klien dalam interval 5-10 menit. Jika klirn tidak
merasa tidak nyaman, kaji area dan lihat adanya eritema, mati rasa,
maserasi, atau lepuh.
b. Untuk pemberian pada area tubuh yang luas, perhatikan adanya perubahan
denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah.
c. Jika terjadi tak terduga akhiri terapi dan laporkan ke perawat yang
bertugas
10. Angkat kompres kasa atau kemasan pada waktu yang telah ditetapkan
a. Kompres kasa dan kemasan dengan panas atau dingin eksternal dapat
digunakan selama 1-2 jam. Tanpa panas atau dingin eksternal, kompres
kasa dan kemasan perlu diganti setiap beberapa menit
11. Dokumentasikan pemberian kompres kasa atau kemasan dan respon klien
pada catatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik yang
disertai dengan catatan narasi jika perlu
5. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompres/terapi panas dan dingin pada tubuh dapat membentuk keri dan basah. Kompres
panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan
botol air panas, bantal pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas
disposabel. Kompres panas dapat diberikan, melalui kondiksi, dengan cara kompres kasa,
kemasan pemanas, berendam, atau mandi. Kompres dingin kering diberikan untuk mendapat
efek lokal dengan mengginakan kantong es, koloar es, sarung tangan es, dan kemasan
pendingin disposabel. Kompres panas dingin deberikan pada bagian tubuh untuk memberikan
efek lokal; mandi spon hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik.
Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik,
toleransi terhadap panas dan diongin, kontraindikasi merupakan hal yang penting ketika
memberikan kompres panas dan dingin.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurang-
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih
baik dari makalah sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA